Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biologi sel punca merupakan bidang baru yang maju dan sangat pesat
dengan penemuan-penemuan baru yang dilaporkan. Selama bertahun-tahun para
peneliti telah mencari cara untuk menggunakan sel punca untuk menggantikan sel
dan jaringan yang rusak, tetapi hanya baru-baru ini saja diketahui bahwa sel
punca banyak menarik perhatian dari para ilmiah.
Pada makalah ini kami mereview jurnal sel punca yang terkhususnya pada
terapi jantung. Penyakit kardiovaskular adalah semua penyakit yang berhubungan
dengan terganggunya fungsi jantung. Penyakit kardiovaskular dapat digolongkan
menjadi beberapa tipe yang menjadi penyebab utama kematian yaitu; penyakit
jantung koroner, penyakit jantung iskemik, stroke, tekanan darah tinggi, gagal
jantung, gangguan irama jantung, dan penyakit jantung reumatik . Jadi, pada
makalah review jurnal ini, kami akan lebih terkhusus pada manfaat sel punca pada
penyakit jantung iskemik. Penyakit-penyakit seperti ini harus cepat diatasi segera,
karena stress dan depresi yang menjadi faktor penyakit ini akan mengakibatkan
penyakit kardiovaskular menyerang lebih cepat dan, pada pengidap penyakit
kardiovaskular, dapat memperparah penyakit.
Salah satu sel yang bermanfaat untuk terapi pengobatan jantung iskemik
ini adalah Sel Punca. Minat terhadap sel punca juga jelas meningkat dalam
beberapa dekade terakhir ini. Hal ini disebabkan karena potensi sel punca yang
sangat menjanjikan untuk terapi berbagai penyakit sehingga menimbulkan
harapan baru dalam pengobatan berbagai penyakit. Dan penjelasan lebih lanjut
akan dibahas pada bab isi.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan
penulisan adalah sebagai berikut:
a. Apa itu sel punca dan penyakit jantung?
b.Apa saja jenis-jenis sel punca?
c.Apa saja keuntungan dan kerugian dari sel punca?
d.Apa saja aksi dari terapi jantung sel induk?
e.Bagaimana rute dan teknik pengiriman stem cells?

f.Bagaimana cara menggunakan sel punca dalam tubuh?


g.Apa itu rekayasa jaringan?
h. Bagaimana keselamatan kekhawatirannya?
i. Bagaimana uji klinis dari terapi jantung sel punca?
j. Bagaimana pertimbangan etisnya?
k. Apakah jenis sel yang digunakan untuk jantung transplantasi?
l. Apa saja factor-faktor yang menentukan hasil pengobatan stem sel?
m. Bagaimana metode penelitiannya?
n. Bagaimana review hasil penelitiannya?
1.3 Maksud danTujuan
a. Maksud
Mereview kembali isi jurnal tentang aplikasi sel punca pada terapi Jantung
Iskemik serta mengidentifikasi maksud dari jurnal yang kami temukan tentang sel
punca.
b. Tujuan
Mengetahui tentang apa itu sel punca dan penyakit jantung.
Mengetahui apa saja jenis-jenis sel punca tsb.
Mengetahui keuntungan dan kerugian dari sel punca.
Memahami aksi dari terapi jantung sel induk.
Mengetahui rute dan teknik pengiriman stem cell.
Memahami dan mengetahui apa itu rekayasa jaringan.
Mengetahui tentang keselamatan dan kekhawatiran dari sel punca
Mengetahui uji klinis dan terapi jantung dari sel punca.
Mengetahui jenis sel apa yang digunakan untuk jantung transplantasi.

Mengetahui factor-faktor apa yang menentukan hasil pengobatan stem sel.


Mengetahui proses dari pengobatan stem sel.
Mengetahui proses penelitiannya dan review dari hasil penelitian.
Banyak sekali manfaat dari sel punca yang harusnya para ahli kedokteran

ketahui, karena sel punca merupakan invasi baru dalam bidang kedokteran.
Untuk memenuhi tugas biologi sel dan molekuler yang diberikan dosen
kepada kami tentang aplikasi komunikasi sel.

1.4 Manfaat
Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang ilmu pengetahuan kedokteran
terbaru terkhusus pada manfaat sel punca untuk terapi jantung iskemik. Dan berbagai
hal tentang sel punca dan prosesnya serta penelitiannya.

BAB II
SEL PUNCA DAN PENELITIAN
2.1. Pengertian Sel Punca dan Penyakit Jantung
Pengertian penyakit jantung adalah sebuah kondisi di mana jantung
tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal-hal tersebut antara lain
disebabkan karena otot jantung yang lemah (kelainan bawaan sejak lahir) dan atau
adanya celah antara serambi kanan dan serambi kiri, oleh karena tidak
sempurnanya pembentukan lapisan yang memisahkan antara kedua serambi saat
penderita masih di dalam kandungan. Hal ini menyebabkan darah bersih dan
darah kotor tercampur. Pada umumnya penyakit jantung timbul karena pola hidup
yang kurang sehat sehingga memicu timbulnya penyakit ini, selain itu ada juga
beberapa penyakit yang dapat berdampak pada kesehatan jantung pula. Pengertian
penyakit jantung dan serangan jantung adalah berbeda.
Bagaimanapun, penyakit jantung adalah salah satu penyakit yang
berbahaya dan banyak menimbulkan kematian kepada penderitanya. Tak jarang, si
penderita terlambat mengetahui bahwa dia menderita penyakit jantung sehingga
terlambat untuk diatasai. Untuk itu, gejala penyakit jantung perlu diketahui agar
bisa segera dilakukan tindak pengobatan secepatnya.
Penyakit jantung ada bermacam-macam, tetapi pada terapi sel punca
penyakit jantung yang akan ditangani yaitu penyakit jantung iskemik. Penyakit
jantung iskemik (Ischaemic Heart Disease) adalah suatu kondisi kesehatan yang
serius, penyakit jantung tersebut mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa penyakit jantung iskemik mempengaruhi
orang-orang dari setiap jenis kelamin dan ras, dan sering terjadi sebelum
seseorang berumur 20 tahun serta disebabkan oleh sejumlah faktor resiko.
Penyakit jantung iskemik juga dikenal sebagai penyakit arteri koroner.
Penyakit jantung iskemik terjadi ketika ada penyumbatan parsial aliran darah ke
jantung. Jika aliran darah benar-benar diblokir maka infark miokard (serangan

jantung) terjadi. Masalah ini dapat berdampak pada penumpukan plak di arteri
kita. Ini disebut arteriosclerosis yang merupakan pengerasan pembuluh darah. Hal
ini dapat mengakibatkan penggumpalan darah yang dapat menyebabkan serangan
jantung atau stroke. Pengerasan pembuluh darah dan penyumbatan arteri utama
adalah salah satu penyebab utama kematian. Bahkan pada penyakit jantung
sendiri membunuh lebih banyak orang setiap tahunnya.
Sel Punca Di dalam tubuh manusia dan hewan pada umumnya terdapat
dua jenis sel, yaitu sel somatik (tubuh) dan sel seksual (sperma dan sel telur).
Dalam perkembangannya, ada lebih dari 200 jenis sel manusia yang berbeda,
misalnya sel saraf, kulit, darah, ginjal, hati, otot jantung, usus, hingga tulang.
Setiap jenis sel pada tubuh manusia ini dapat dirunut balik dari sel telur yang
difertilisasi oleh sel sperma membentuk morula dan dalam lima hari menjadi
blastokista, yang kemudian membentuk sekumpulan sel punca embrionik.

Selain sel-sel punca embrionik, ada sel-sel punca dewasa yang ditemukan
di jaringan otak, mata, darah, hati, sumsum tulang, otot, dan kulit. Sehingga
definisi sel punca adalah sebuah sel tunggal yang dapat bereplikasi sendiri
menjadi sel serupa atau berdiferensiasi menjadi aneka jenis sel yang sama sekali
berbeda (pluripoten) dalam saat yang bersamaan membentuk sel yang
terspesialisasi.

Sel Punca selalu berada dalam keadaan tidak terdiferensiasi sampai ada
sinyal tertentu yang mengarahkannya berdiferensiasi menjadi sel jenis tertentu
sehingga belum merupakan sel dengan spesialisasi fungsi tetapi dapat
memperbaharui diri dengan pembelahan sel bahkan setelah tidak aktif dalam
waktu yang panjang. Karena sifat-sifatnya inilah maka sel punca diyakini dapat
digunakan untuk meregenasi atau memperbaiki sel-sel di tubuh manusia yang

rusak. Misalnya memperbaiki bagian jaringan jantung yang mati pada pasien
serangan jantung, atau menumbuhkan jaringan otak/ saraf dan pembuluh darah
baru pada pasien stroke sehingga yang tadinya lumpuh dapat berjalan lagi.

Dalam situasi tertentu, sel punca dapat diinduksi untuk menjadi sel dengan
fungsi tertentu seperti sel jaringan maupun sel organ yang mempunyai tugas
tersendiri. Pada sumsum tulang dan darah tali pusar, sel punca secara teratur
membelah dan memperbaiki jaringan yang rusak, meski demikian pada organ lain
seperti pankreas atau hati, pembelahan hanya terjadi dalam kondisi tertentu.
Dari kedua hal tersebut dapat disimpulkan bahwa sel punca memiliki dua
karakteristik penting yaitu sel yang dapat memperbaharui diri dengan pembelahan
sel dan sel yang dapat diinduksi untuk menjadi sel, jaringan, maupun organ yang
lebih spesifik dengan cara diferensiasi.

2.2. Jenis-Jenis sel punca


Sel induk di bagi menjadi 3 , yaitu :
1. Sel induk embrionik
Sel induk embrionik berasal dari embrio pada fase blastosit (5-7 hari setelah
pembuahan) yang di kembangkan di klinik fertilisasi in vitro yang kemudian di
sumbangkan untuk penelitian. Sel ini dapat berkembangbiak tanpa batas waktu,
menjaga sel dalam keadaan pluripoten, dan bisa berkembang menjadi semua
jenis sel. Menurut para ilmuwan, embryonik stem cell mempunyai potensi
yang lebih tinggi dalam bidang medis dalam kemampuannya menjadi organ
tubuh baru.
2. Sel induk dewasa yang dibeda-bedakan
Sel induk dewasa berasal dari sel pada jaringan atau organ dewasa yang
dibedakan. Sel ini memiliki kemampuan memperbaharui diri dan

berdiferensiasi menghasilkan beberapa atau semua jenis sel utama yang khusus
dari sebuah jaringan atau organ. Peran utama sel induk dewasa adalah untuk
memelihara dan memperbaiki jaringan asalnya. Sel induk dewasa dibagi
menjadi dua :

Sel induk hematopoietik (hematopoietic stem cells)


Merupakan sel induk pembentuk darah yaitu membentuk sel darah merah,
sel darah putih, dan keping darah yang sehat. Sumber sel induk
hematopoietik adalah sumsum tulang, darah tepi, dan darah tali
pusar.Pembentukan sel induk hematopietik terjadi pada tahap awal
embriogenesis, yaitu dari mesoderm dan disimpan pada situs-situs spesifik
di dalam embrio.

Sel punca mesenkimal atau mesenchymal stem cells (MSC)


Sel induk mesenkimal dapat ditemukan pada stroma sumsum tulang
belakang, periosteum, lemak, dan kulit. MSC termasuk sel induk
multipontensi yang dapat berdiferensiasi menjadi sel-sel tulang, otot,
ligamen, tendon, dan lemak. Namun ada beberapa bukti yang menyatakan
bahwa sebagian MSC bersifat pluripotensi sehingga tidak hanya dapat
berubah menjadi jaringan mesodermal tetapi juga endodermal.

3. Sel induk pluripoten


Induced Pluripotent Stem Cell atau biasa disebut IPS cells atau IPSCs adalah
jenis dari sel induk pluripoten buatan yang dibuat dari sel non-pluripoten,
biasanya dari sel somatik dewasa, dengan menginduksi paksa ekspresi gen
spesifik sehingga dalam keadaan seperti sel induk embrionik. iPSCs bisa
digunakan sebagai alternatif dari kontroversi penghancuran sel induk
embrionik pada embrio manusia dan sel induk ini bisa menghindari
penolakan oleh sistem kekebalan tubuh manusia.
2.3. Keuntungan dan Kerugian Sel Punca
Keuntungan

1. Sel punca embrionik mempunyai potensi yang lebih tinggi dalam bidang medis
karena kemampuannya yang bisa menjadi organ tubuh, sedangkan sel punca
dewasa hanya bisa berkembang menjadi jaringan saja.
2. Sel punca memainkan peranan yang penting dalam pengobatan Parkinson,
Alzheimer, osteoporosis, kanker, diabetes, penyakit jantung, pengobatan luka
bakar, dll.
3. Sel punca bisa menciptakan sel tubuh atau bahkan organ tubuh yang baru yang
berguna untuk transplantasi.
4. Para ilmuwan dan dokter akan menguji jutaan obat potensial dan obat-obatan,
tanpa menggunakan hewan atau penguji manusia. Hal ini membutuhkan proses
simulasi efek obat pada populasi tertentu dari sel. Dengan begitu akan diketahui
apakah obat ini berguna atau memiliki masalah.
5. Penelitian sel induk juga bermanfaat pada studi tahap perkembangan yang tidak
dapat dipelajari secara langsung dalam embrio manusia, yang kadang-kadang
dihubungkan dengan konsekuensi klinis utama seperti cacat lahir, keguguran,
dan infertilitas. Sebuah pemahaman yang lebih komprehensif perkembangan
normal pada akhirnya akan memungkinkan pencegahan atau pengobatan
pembangunan manusia normal.
6. Keuntungan dari penggunaan sel induk dewasa untuk mengobati penyakit
adalah sel-sel pasien sendiri dapat digunakan untuk mengobati pasien. Resiko
akan cukup berkurang karena tubuh pasien tidak akan menolak sel mereka
sendiri.
Kelebihan
1. Membawa perubahan besar pada terapi konvensional, termasuk pengobatan
pada penyakit kardiovaskuler .
2. Sel mudah didapat dari plasenta untuk autologous atau bahkan alogenik yang
cocok untuk transplantasi.
3. Sel induk memiliki potensi luar biasa untuk berkembang menjadi banyak jenis
sel yang berbeda dalam tubuh selama awal kehidupan dan pertumbuhan. Selain
itu, di banyak jaringan sel induk melayani sebagai semacam perbaikan sistem
internal , membagi dasarnya tanpa batas untuk mengisi sel-sel lain sepanjang
orang atau hewan masih hidup. Untuk sel induk embrionik dapat berkembang

menjadi bermacam-macam jenis sel tubuh, dan kemudian mungkin lebih


fleksibel daripada sel-sel induk dewasa.
4. Sel stroma memiliki efek yang bermanfaat pada jantung yang berdiferensiasi
menjadi kardiomiosit.
5. Diferensiasi sel somatik dewasa telah menyebabkan penemuan baru dari sel
induk yang diinduksi dari sel pluripotent yang mungkin menjadi solusi potensi
embrio pada sel punca.
Kekurangan
1. Seperti halnya teknologi baru lainnya, juga benar-benar tidak diketahui apa
efek jangka panjang seperti interferensi dengan alam bisa terwujud.
2. Ditemukan bahwa sel induk yang digunakan pada pasien penyakit jantung
dapat membuat arteri koroner mereka sempit.
3. Sel induk adalah pra-khusus, misalnya sel induk darah hanya membuat darah
dan sel induk otak hanya membuat sel-sel otak.
4. Mekanisme parakrin mengacu fenomena dimana sel melepaskan sekresi ke
dalam sel yang berdekatan atau sekitar jaringan bukan ke dalam aliran darah
sehingga sel induk dapat mengatur regenerasi dan perbaikan jaringan melalui
5.

mekanisme parakrin.
Kurangnya diferensiasi cardiomyogenic, sel tidak mampu untuk
mengintegrasikan electromechanically dengan miokardium sekitarnya dan

risiko lifethreatening aritmia.


6. Belum ditemukannya metodologi yang tepat untuk memurnikan sel induk
embrional yang akan digunakan dari sel-sel lain yang tidak digunakan di dalam
kelompok sel.
7. Terbentuknya teratoma pada transplantasi sel embrionik.
2.4. Aksi dari terapi jantung sel induk

Diferensiasi :
Proses ini dikendalikan oleh interaksi gen sel dengan kondisi fisik dan kimia
yang ada di luar sel dan biasanya melalui jalur sinyal dan melibatkan protein
yang tertanam di permukaan sel. Sebagai contoh yaitu sel induk hemapoietik
membentuk anakan sel darah.

Transdifferentiation

Proses sel induk dari satu jaringan berdiferensiasi menjadi sel jaringan lain.
Sebagai contohnya yaitu pembentukkan kardiomiosit dari sel induk hemapoietik.

Fusion
Mengacu pada fenomena sel induk bersatu dengan sel somatik dimana sel
hibrida hasilnya lebih dibedakan fenotifnya tapi punya beberapa karakteristik
dari kedua jenis sel.

Efek Parakin
Sel melepaskan sekresi kedalam sel yang berdekatan atau sekitar jaringan bukan
kedalaman darah. Melalui mekanisme parakin , batang sel dapat mengatur
regenerasi dan perbaikan jaringan. Sel yang ditransplantasikan dapat memberikan
efek positif pada populasi sel yaitu merangsang proliferasi dan perbaikan didalam
jaringan asal karena sel tersebut melepaskan sitokin, faktor pertumbuhan, dan
protein sinyal.

2.5. Rute dan Teknik Pengiriman Stem Cell


Tujuan utama dari terapi sel induk jantung adalah untuk transplantasi sel
yang cukup ke dalam miokardium pada tempat cedera untuk memaksimalkan
pemulihan fungsi. Rute administrasi yang ada meliputi intravena, intracoronary,
dan intramyocardial (melalui transepicardial, transendocardial dan injeksi
transvenous).

Rute Intravena
Teknik ini menggunakan cara infus sel yaitu melalui kateter pada pembuluh vena
atau pembuluh balik pusat.

Rute Intrakoroner
Pengiriman selektif sel melalui teknik ini juga dengan infus sel melalui lumen
pusat dan ujung dari balon kateter diposisikan kedalam arteri koroner.

Rute Intramiokardium

Teknik ini menggunakan banyak cara, yang pertama yaitu injeksi


transepikardium. Injeksi transepikardium dilakukan sebagai tambahan untuk
coronary artery bypass graft (CABG). Yang kedua, kateter dengan injeksi
transendokardial bisa berlaku sebagai prosedure tunggal pada masa kateterisasi
jantung.Yang terakhir yaitu injeksi transvena. Teknik ini baru saja diperkenalkan
dimana mekanismenya yaitu pengiriman sel punca melalui injeksi terapi sel
melalui pembuluh vena koroner kedalam miokardium dengan menggunakan
sistem kateter untuk memasukkan suatu ujung USG.

Rute Lain
Selain ketiga teknik utama tersebut, pengiriman sel punca ke dalam tubuh juga
dapat menggunakan teknik kombinasi antara transmiokardium dengan laser
revaskularisasi perkutan untuk mengobati angina refraktori atau kardiomiopati
iskemik.
Ada pula beberapa hal lain yang membantu memfasilitasi proliferasi, mobilisasi
dan sampainya endogen sel punca ke daerah yang dituju yaitu sitokin yang agak
spesifik. Untuk memobilisasi sel punca sumsum tulang belakang, digunakan
Granulocyte colony stimulating factor (G-CSF) pada beberapa uji yaitu
meningkatkan variabel fungsi dari ventrikel kiri.

2.6. Sel Cardiomyoplasty dan Pengiriman gen


Cardiomyoplasty selular, atau sel berbasis perbaikan jantung yaitu sel
yang digunakan untuk memperbaiki atau mengganti sel yang rusak. Ekspresi
produk transgen bermanfaat untuk mengembalikan fungsi normal dari sel-sel,
membantu menanggulangi dampak negatif yang dihasilkan dari endogen yang
abnormal dari ekspresi gen, dan menghambat gen endogen dalam proses penyakit.
Keberhasilan terapi gen bergantung pada efisiensi transfer gen dan ekspresi gen.
Sel membran kardiomiosit yang kurang baik dapat ditembus dengan DNA
plasmid yang telanjang. Jadi, vektor ang berbeda-beda biasanya digunakan untuk
memberikan terapi gen ke jantung.
2.7. Rekayasa jaringan

Rekayasa jaringan merupakan pengembangan dari ilmu kehidupan sebagai


pengganti biologis yang dapat memulihkan, mempertahankan atau meningkatkan
fungsi jaringan maupun organ. Sebagai contohnya, penggantian katup jantung
secara biokompatibel yaitu dengan teknik rekayasa jaringan dan stem sel. Namun
untuk jaringan rekayasa katup jantung belum diketahui jenis sel yang optimal,
kerangka materi yang digunakan, maupun kondisi kultur in vivo yang harus
terpenuhi.
Di masa yang akan datang diharapkan bahwa sel induk embrionik manusia
bisa digunakan untuk merekayasa jaringan pada kardiomiosit sebagai strategi
yang lebih baik pada pengobatan gagal jantung.
2.8. Keselamatan Kekhawatiran

Arrhythmogenesis:
Aritmia ganas pada ventrikel yang terjadi setelah transplantasi sel mioblast
rangka masih belum diketahui sebagai golongan dari sel proaritmik atau bukan.
Proaritmia diduga muncul akibat adanya kekurangan penghubung
elektromekanis antara sel yang ditransplantasi dan kardiomiosit inang.

Onkogenik transformasi:
Pada penggunaan khusus sel induk embrionik dan sel induk pluripoten ada
transformasi dari onkogenik namun tidak ada peningkatan dari frekuensi tumor
yang ditunjukkan pada studi klinik.

Penyemaian multiorgan:
Sel induk disebar secara sistemik sebagai benih ke beberapa organ termasuk
jantung, hati, limpa, dan otak. Namun belum terdapat uji klinis yang relevan.

Diferensiasi sel menyimpang:


Penyimpangan sel induk terjadi ketika sel induk disuntikkan ke dalam garis
keturunan yang tidak diinginkan. Hal ini menyebabkan pembentukan teratoma
dari sel endotel dan terjadinya pengapuran intramiokardial dari sel-sel induk
tulang sumsum yang tidak dipilih serta dari sel induk mesenkimal.

Aterosklerosis dipercepat:

Transplantasi sel induk dapat membentuk atau memperburuk plak


aterosklerotik.

Mikroinfark dan in-stent restenosis:


Penataan sel induk mesenkimal di intracoronary memiliki hubungan dengan
mikroinfark. Sedangkan, tingginya tingkat in-stent restenosis telah diamati
dalam uji klinis menggunakan G-CSF.
2.9. Uji Klinis dari terapi jantung sel punca
Hasil uji dari kontrol plasebo dalam pengaturan infark miokardial akut,
penyakit arteri koroner kronis, dan gagal jantung kronis, sel punca memberikan
harapan dan menjanjikan karena sel punca menunjukkan kelayakan, keamanan,
dan manfaat sederhana pada fungsi ventrikel kiri.

2.10. Pertimbangan etis


Sampai saat ini, terapi dengan menggunakan sel punca untuk berbagai
macam penyakit masih menjadi perdebatan dan memberikan masalah etika yang
baru karena terapi ini menggunakan bahan embrio untuk penelitian, dan
pandangan yang berbeda secara luas di tingkat individu, sosial budaya, agama
dan politik. Perdebatan ini terjadi karena adanya gerakan anti aborsi atau gerakan
prolife dan hal ini juga mengenai hak-hak dan status embrio sebagai awal usia
kehidupan manusia. Gerakan anti aborsi percaya bahwa penelitian sel induk
embrionik melanggar kesucian kehidupan dan dianggap sebagai kasus
pembunuhan. Gereja Katolik tidak mendukung penelitian menggunakan sel induk
embrionik tetapi mereka mendukung penelitian menggunakan sel induk dewasa.
Presiden Barack Obama menghapus pembatasan tertentu pada dana
federal untuk penelitian yang melibatkan garis sel induk embrionik manusia baru,
namun penggunaan pendanaan dilarang untuk menciptakan embrio manusia
untuk tujuan penelitian, maupun untuk penggunaan penelitian dimana embrio
manusia dihancurkan, dibuang, atau sengaja mengalami risiko cedera atau

kematian yang lebih besar daripada yang diperbolehkan untuk penelitian pada
janin yang ada di dalam rahim.
Di Benua Eropa seperti di Negara Austria, Denmark, Perancis, Jerman,
dan Irlandia tidak mengizinkan produksi garis sel induk embrio, akan tetapi di
Negara Finlandia, Yunani, Belanda, Swedia, dan Inggris produksi tersebut
diizinkan.
Untuk menghindari masalah etis, ada alternatif baru untuk metode
pengumpulan sel induk tanpa merusak embrio manusia yaitu dengan
menggunakan somatic cell nuclear transfer (SCNT), penggunaan iPSCs dan
penggunaan sel induk dewasa manusia.
Selain masalah etis, masalah lain yang berhubungan dengan penelitian
dan terapi sel induk yaitu kepemilikan sel induk, kekayaan intelektual, hak paten,
pengumpulan darah di bawah umur (donasi darah tali pusar), dan efek potensi sel
induk dari studi penelitian dan hasil penelitian.
2.11. Jenis Sel Digunakan untuk Jantung Transplantasi
Beberapa jenis sel telah digunakan dalam kedua studi hewan dan pasien
untuk mempromosikan perbaikan miokardium yang rusak. Kedua sumber utama
sel induk yang digunakan: sel induk dewasa dan induk embrio (ES) sel.

ES (Embrionik Stem) Sel


Sel induk embrionik digunakan untuk penelitian bukan untuk klinis aplikasi.
Sel-sel ES berasal dari massa dalam embrio berkembang selama tahap
blastokista. Fitur karakteristik sel ES termasuk sifat mereka, proliferasi dan
memperbarui diri dan kemampuan mereka untuk berdiferensiasi menjadi
berbagai jenis sel, termasuk miosit jantung. Sel ini lebih bisa menerima
rekayasa ex vivo melalui modifikasi DNA. Keprihatinan utama dengan
penggunaannya dalam percobaan manusia meliputi pembentukan teratoma
ketika sel-sel ES yang disuntikkan menjadi hewan immunocompromised. Hal

ini sangat penting karena sel-sel ES saat ini tersedia untuk digunakan pada
manusia akan asal alogenik dan karena itu akan membutuhkan imunosupresi.
Seperti teknik transfer nuklir meningkatkan, mereka akan menyediakan cara
untuk menghasilkan persediaan yang tidak terbatas dari sel ES
histocompatible menggunakan inti sel yang diperoleh langsung dari pasien
penerima dengan penyakit jantung.

Adult Stem Cells


o Bone Marrow-Derived Stem Cells (BMCs )
Beberapa jenis sel induk dapat diisolasi dari sumsum tulang dewasa.
Contoh dari beberapa sub-populasi sel termasuk sel induk
hematopoietic (HSCs), sel endotel progenital (EPCs), sel-sel induk
mesenchymal (MSCs), dan sel progenitor multipoten dewasa (MAPCs).
Keuntungan dari BMCs dewasa yaitu mudah tersedianya aspirasi
sumsum tulang autologus, immunotolerance dan sesuai dengan etika
dan masalah hukum. Beberapa peneliti telah memilih untuk
memberikan tulang sumsum tak terpecah-sel yang diturunkan, suatu
teknik yang memiliki keunggulan meminimalkan manipulasi vivo luas
ex dari sel-sel untuk mengisolasi dan memperluas populasi sel yang
dipilih. Kerugian potensi memberikan campuran sel adalah bahwa
persentase sel yang berguna terapi mungkin kecil. Sebuah strategi
alternatif adalah untuk mengisolasi populasi murni sel yang
mengekspresikan antigen spesifik. Misalnya, nenek moyang endotel
mengekspresikan penanda permukaan sel CD133. Sel-sel ini memiliki
potensi yang lebih besar untuk mempromosikan angiogenesis tetapi
lebih teknis menantang untuk mengisolasi dalam jumlah yang
signifikan. Sel Mesenchymal mewakili populasi langka sel sumsum
tulang yang diturunkan yang tidak mengekspresikan CD34 atau CD133.
Sel mesenchymal dapat berdiferensiasi menjadi tulang, tulang rawan,
adiposit, dan, dalam kondisi budaya tertentu, miosit jantung. Salah satu
keuntungan menggunakan sel mesenchymal adalah bahwa klon dari
sel-sel ini dengan mudah dapat diperluas secara in vitro, menunjukkan

imunogenisitas yang relatif rendah, dan mungkin sangat berguna ketika


autologous sel induk tidak tersedia.
o Adult Skeletal myoblasts (ASMs)
Myoblasts kerangka adalah populasi sel progenitor yang dapat
diisolasi dari biopsi otot rangka dan diperluas in vitro. Myoblasts ini
dapat berdiferensiasi menjadi myotubes dan menunjukkan fenotipe
otot rangka setelah transplantasi, yang mengarah ke perbaikan dalam
ventrikel kiri (LV) sistolik dan fungsi diastolik serta memiliki
ketahanan relatif terhadap kerusakan apoptosis.Namun, miosit
rangka transplantasi tidak elektrik karena tidakmampu untuk
mengintegrasikan electromechanically dengan miokardium
sekitarnya dan dengan demikian dapat menyebabkan perkembangan
aritmia.
o Resident Sel Stem Jantung/Adult cardiac stem (ACS) cells/Cardiac
progenitor cells (CPCs)
Sel ini berada di jantung dewasa dan sel ini mampu berdiferensiasi
menjadi kardiomiosit. Transplantasi sel ini mungkin lebih efektif dari
transplantasi sel induk yang lain, hal ini dikarenakan sel induk
jantung lebih mudah diprogram. Kekurangan dari sel ini yaitu jumlah
selnya sangat terbatas, sulit untuk diidentifikasi dan sulit dalam
perluasan kultur, dan butuh infasif biopsi jantung untuk mengoleksi.
Penyuntikan sel-sel dalam pengaturan infark miokard dapat
mempromosikan pembentukan kardiomiosit dengan perbaikan terkait
dalam fungsi sistolik. Saat ini, sel-sel dalam jumlah yang terbatas
dan membutuhkan pemisahan ex vivo dan ekspansi selama beberapa
minggu.

Sel Induk Lain


Dalam kategori ini terdapat 2 jenis sel yaitu sel janin dan sel darah tali pusar
yang merupakan jenis sel yang primitif. Secara teoritis, sel-sel ini mungkin
memiliki daya plastisitas lebih besar dari sel-sel dewasa, namun
kenyataannya pada bukti klinis sel-sel ini kurang daya plastisitasnya. Sel

darah tali pusar berasal dari plasenta dan dari transplantasi alogenik yang
cocok. Kekurangannya yaitu kemampuannya untuk meningkatkan fungsi dari
ventrikel kiri masih diragukan. Transplantasi kardiomiosit janin manusia (dari
embrio yang diaborsi) telah
berhasil dicobakan menggunakan model tikus yang menderita infark miokard
dengan hasil fungsional yang baik.
2.12. Faktor-faktor yang menentukan hasil pengobatan stem sel:
Ada beberapa faktor yang menentukan tingkat keberhasilan terapi sel
punca, antara lain lamanya penyakit yang diderita, faktor usia, dan ada tidaknya
riwayat penyakit lain.
Makin muda usianya, makin besar peluang kesembuhannya. Namun untuk
sirosis hati, jika ditemukan ada tumor atau kanker terapi sel punca tidak kami
lakukan.
Faktor kualitas sel induk. Cara pengkloningan yang sederhana dan pemasukan
kembali pada tubuh pasien dari stem sel yang diambil dari darah atau
sumsum tulang, pada umumnya tidak ada hasil yang efektif. Stem sel
menggunakan teknologi khusus untuk pengkloningan dan
perkembangbiakan sel.
Cara implan atau pemasukkan stem sel ke tubuh pasien. Penggunaan cara
transarterial intercurent melalui pembuluh arteri hati. Sekarang ini di
Internasional juga ada yang melalui pembuluh darah vena. Tetapi karena
pembuluh arteri hati berfungsi sebagai pemasok nutrisi, sehingga hasil akan
lebih efektif.
Periode pengobatan. Faktor kondisi pasien menentukan periode pengobatan,
tetapi untuk menghemat biaya pengobatan dengan hasil pengobatan yang
tetap terjamin harus dipertimbangkan secara menyeluruh.
2.13. Proses pengobatan stem sel

Pengambilan sumsum tulang dari tubuh pasien

Pemisahan, pemeliharaan dan pengembang biakan sel induk di luar tubuh

Kemudian stem sel dimasukkan ke organ tubh yang hendak dilakukan


intervensi

Stem sel akan bekerja di dalam organ tubuih dan berdiferensiasi menjadi sel
yang baru

2.14. Status Sel Induk dan prospek masa depan


Terapi sel induk untuk penyakit kardiovaskular telah membawa potensi
yang sangat besar untuk terapi pengobatan penyakit jantung iskemik, gagal
jantung dan kardiomiopati. Akan tetapi, penelitian dan terapi sel induk masih
tetap menjadi perbedatan. Oleh karena itu sekarang masih dicarikan alternatif
pendekatan untuk menghindari kerusakan dari embrio manusia, misalnya
pengumpulan sel induk tanpa merusak embrio, menggunakan sel-sel induk
darah tali pusar, dan penerapan penggunaan preferensial jalur sel atau sel induk
dewasa. Dari semuanya, hasil akhir dari penggunaan sel induk yang masih
harus dikaji lebih dalam yaitu dapat atau tidaknya sel induk mengurangi
morbiditas dan mortalitas kardiovaskular.
Sekarang ini, berbagai negara di seluruh dunia seperti Amerika Serikat,
Uni Eropa, Jepang, Australia, dan Cina melakukan penelitian mengenai sel induk
dan mengambil inisiatif masing-masing dengan harapan terapi sel induk dan
pembuatan obat-obatan untuk menyembuhkan penyakit regeneratif akan menjadi
kenyataan.
2.15. Metode Penelitian

Kebudayaan dan Pemeliharaan Sel ES Tikus


ES-D3 murine sel line (CRL-1394) yang berasal dari SV129 tikus diperoleh dari
American Type Culture Collection (ATCC, Manassas, VA). Sel-sel ES yang
electroporated dengan linierisasi pVEcadherin-EGFP-IE plasmid membawa

pVEcadherin-EGFP-5'Int1 penambah dengan gen tahan neomisin untuk pemilihan


klon yang stabil.

Diferensiasi dan Isolasi ESC-ECs


3 10 4 sel dipindahkan ke kolagen IV-dilapisi 6-baik piring (Becton
Dickinson-), dibudidayakan selama 4 hari, dan diurutkan untuk Flk-1 (awal EC
penanda). Flk-1 + sel diletakkan dengan media yang sama ditambah dengan 50 ng
/ mL VEGF (R & D Systems). Setelah lain 4 hari kultur, Flk-1 + sel diwarnai
dengan VE-cadherin antibodi (BD Pharmingen). Selanjutnya, VE-cadherin (akhir
EC marker) dan sel EGFP positif ganda diisolasi menggunakan FACScan
(Becton Dickinson). Sel-sel dipertahankan pada RUPSLB-2 media (Clonetics)
selama 1 sampai 2 bagian pada fibronektin-dilapisi pelat (Invitrogen) untuk
percobaan berikutnya.

Dalam Karakterisasi Vitro ESC-ECs


Antibodi pewarnaan, uji serapan DII-Ac-LDL, uji Matrigel, dan RT-PCR
digunakan untuk mengkonfirmasi fenotip sel endotel dari Flk-1 + / VE-cadherin +
sel dimurnikan. Antibodi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
phycoerythrin (PE) -, Alex-594-, atau allophycocyanin (APC)-conjugated antiCD31, anti-Flk-1, anti-CD34, dan APC-terkonjugasi anti-tikus IgG2a, tikus antitikus VE-cadherin (BD Pharmingen). Sel-sel bernoda dianalisis menggunakan
FACS Vantage (Becton Dickinson-). Sel-sel mati ternoda oleh propidium-iodida
dikeluarkan dari analisis. Isotipe-identik antibodi menjabat sebagai kontrol (BD
Pharmingen). Sekitar 5 10 5 ESCs dan 2 10 5 ESC-ECs digunakan untuk
menjalankan FACS. Sortasi sel dilakukan seperti yang dijelaskan. Untuk uji
serapan, ESC-ECs diinkubasi dengan 10 pg / mL DII-Ac-LDL (Probe Molekuler)
pada 37 C selama 6 jam sebelum deteksi dengan mikroskop fluoresensi seperti
yang dijelaskan. Pembentukan tabung endotel dinilai dengan pembenihan sel
dalam 6-well piring dilapisi dengan Matrigel (BD Pharmingen) dan inkubasi
mereka pada 37 selama 24 jam seperti yang dijelaskan. Untuk RT-PCR analisis,

RNA total diisolasi menggunakan Trizol (Invitrogen) dari dibeda-bedakan ES sel


pada hari 0, dibedakan ES sel pada hari 4 (setelah semacam + Flk), sel-sel ES
dibedakan pada hari 8 (setelah VE-kaderin semacam + / + EGFP ganda), dan
dewasa tikus sel endotel mikrovaskuler (diperoleh dari lavage paru) sebagai
kontrol positif.

Transduksi Sel ES Dengan Gene Fusion Novel Reporter ganda


Untuk melacak sel ditransplantasikan in vivo, sel-sel ES juga ditransduksi pada
multiplisitas infeksi (MOI) dari 10 dengan diri-menonaktifkan vektor lentiviral
membawa promotor mengemudi Fluc ubiquitin dan mRFP. Klon Stabil diisolasi
menggunakan FACS untuk ekspresi mRFP. Setelah itu, aktivitas Fluc dalam
jumlah sel yang berbeda (4 4-1 Oktober 10 6) dikonfirmasi ex vivo
menggunakan Xenogen iVis 200 system (Xenogen) dan in vitro menggunakan
assay enzim seperti yang dijelaskan. Dalam aktivitas enzim Fluc vitro dinyatakan
sebagai relatif cahaya per unit protein mikrogram (RLU / mg). Selanjutnya, tes
beberapa dilakukan untuk menilai efek dari fusi ganda (DF) reporter gen pada
diferensiasi sel ES, proliferasi, dan kelangsungan hidup. Kontrol nontransduced
sel ES dan sel-sel ES dengan DF (ESC-DF) diwarnai untuk fosfatase alkali
(penanda untuk sel terdiferensiasi) menggunakan BCIP (5-bromo-4-kloro-3'indolyphosphate p-toluidin garam) / NBT (nitro- biru klorida tetrazolium)
pewarna (Sigma). Gambar yang diperoleh dengan mikroskop Zeiss Axiovert
(Sutter Co Instrumen). RT-PCR dilakukan membandingkan ekspresi Oct-4 (stem
cell penanda), Fluc (gen pelapor), dan -aktin (rumah tangga gen) dalam sel-sel
ES dan kontrol ESC-DF. Proliferasi sel diukur dengan menghitung sel pada hari
0, 1, 2, dan 3 titik waktu. Akhirnya, uji biru tripan pengecualian digunakan untuk
menilai kelayakan dan sitotoksisitas bawah kondisi yang sama. Enam sampel
dilakukan dan rata-rata.

Hewan Bedah dan ESC-EC Transplantasi

Ligasi arteri kiri anterior descending pertengahan (LAD) dilakukan pada tikus
betina dewasa SV129 oleh seorang ahli bedah yang berpengalaman tunggal
(AYS). Infark miokard dikonfirmasi oleh miokard blansing dan perubahan EKG.
Setelah menunggu selama 10 menit, hewan kemudian disuntikkan
intramyocardially dengan 5.0 10 5 ESC-ECs di peri-infark zona (n = 15), 5,0
10 5 ESCs terdiferensiasi (n = 15), atau PBS sebagai kontrol (n = 15). Dalam
semua kelompok, volume injeksi adalah 25 uL menggunakan jarum suntik 31gauge Hamilton. Protokol penelitian telah disetujui oleh Komite Penelitian Hewan
Stanford.

Bioluminescence Optical Imaging Survival your Ditransplantasikan


Pencitraan bioluminescence jantung dilakukan menggunakan Xenogen iVis 200
sistem. Setelah injeksi intraperitoneal wartawan penyelidikan D-Luciferin (150
mg luciferin / kg), hewan yang dicitrakan selama 1 sampai 10 menit. Tikus yang
sama dipindai selama 4 sampai 8 minggu. Sinyal pencitraan yang diukur dalam
satuan foton maksimum per detik per sentimeter persegi per steridian (foton /
detik / cm 2 / sr) seperti yang dijelaskan.

Ventrikel kiri Analisis Fungsional Dengan Echocardiogram


Echocardiography dilakukan dengan menggunakan Siemens-Acuson Sequioa
sistem C512 dilengkapi dengan frekuensi multi-(8 sampai 14 MHz) 15L8
transduser oleh penyidik (FC) buta untuk penunjukan kelompok. Analisis Mmode gambar dilakukan dengan menggunakan Siemens built-in perangkat lunak.
Ventrikel diameter ujung kiri diastolik (EDD) dan akhir-sistolik diameter (ESD)
diukur dan digunakan untuk menghitung pecahan shortening (FS) dengan rumus
berikut: FS = [EDD-ESD] / EDD.

Pemeriksaan histologis
Hati Explanted dari studi dan kelompok kontrol tertanam menjadi senyawa OCT
(Miles Ilmiah). Bagian beku (5 pM tebal) yang diproses untuk immunostaining.

Untuk mendeteksi kepadatan mikrovaskuler (MVD) di daerah peri-infark, tikus


anti-CD31 (BD Pharmingen) digunakan. Jumlah pembuluh kapiler dihitung oleh
penyidik buta (XX) di 10 daerah yang dipilih secara acak dengan menggunakan
mikroskop cahaya (200 perbesaran). Sampel tambahan yang digunakan untuk
memeriksa apakah transplantasi ESC-EC dibedakan menjadi fungsional garis
keturunan sel pembuluh darah dan lainnya diproses untuk hematoxylin dan eosin
(H & E) dan pewarnaan fluoresensi. Untuk melacak ESC-EC di jantung iskemia,
irisan yang ganda diwarnai dengan anti-antibodi RFP (Chemicon International),
anti-CD31 antibodi, dan DAPI (4, 6-diamidino-2-phenylindole) counterstain
nuklir. Untuk sel ES kelompok dibeda-bedakan transplantasi, teratoma
pembentukan pada 4 minggu juga dievaluasi oleh H & E dan pewarnaan
imunofluoresensi.

Analisis statistik
ANOVA dan mengulangi tindakan ANOVA dengan post-hoc pengujian serta 2tailed uji Student t digunakan. Perbedaan dianggap signifikan pada nilai
probabilitas <0,05. Kecuali ditentukan, data dinyatakan sebagai nilai mean SD.

2.16. Review Hasil Penelitian


Sel induk embrionik memiliki kelebihan yaitu dapat berdiferensiasi
menjadi hampir semua jenis sel, termasuk neuron, kardiomiosit, hepatosit, sel
islet, sel otot rangka, dan sel-sel endotel. Akan tetapi, penggunaan mereka untuk
terapi masih terhambat karena metodologi yang dapat dihandalkan dalam
pemurnian sel-sel yang penting dari populasi sel yang tidak diinginkan masih
kurang. Pendekatan yang digunakan untuk memilih populasi sel yaitu dengan
pendekatan kombinatorial dari kedua penanda sel endotel: early (Flk-1 +) dan late
(VE-cadherin +). Dengan penanda tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa
ekspresi dari sel induk embrional yang berasal dari sel endotel tikus mirip dengan
sel endotel tikus dewasa. Penelitian ESC-ECs dengan Flk-1 + / VE-cadherin + bisa
menyediakan sumber terus-menerus sel endotel untuk pengobatan iskemia
miokard dan penyakit pembuluh darah perifer. Teknik yang digunakan dalam

penelitian yaitu teknik pencitraan molekuler dengan tujuan untuk menghindari


bias sampling dan kesalahan yang mungkin terjadi saat sekelompok hewan
dieutanasia pada waktu yang berbeda. Teknik pencitraan molekular akan
memainkan peran penting dalam memantau lokalisasi dan kelangsungan hidup
sel-sel yang ditransplantasikan (atau rekayasa jaringan) untuk penyakit
kardiovaskular.
Penemuan utama dari penggambaran diferensiasi, kelangsungan hidup,
dan fungsi sel induk embrional yang diturunkan dari sel endotel pada Penyakit
Jantung Iskemik yaitu:
(1) Sel induk embrional dapat dibedakan dari sel endotel yaitu dalam kultur
pada piring IV yang dilapisi kolagen dan dalam medium diferensiasi, sel
induk embrional mengekspresikan diri pada penanda early EC (Flk-1 +) dan
pada penanda late EC (VE-cadherin +) yang didominasi oleh morfologi 2:
cobblestone-seperti koloni endotel dan lurik pada otot polos-seperti sel-sel.
(2) Sel induk embrional yang berasal dari sel endotel (ESC-ECs)
mengekspresikan diri pada penanda endotel yang khas (Flk-1, eNOS, vWF)
dan dapat menyerap DII-ac-LDL serta membentuk tabung endotel pada uji
kultur Matrigel dimana sel ESC-ECs dapat membentuk struktur seperti tali.
(3) Terdapat korelasi kuat (r 2 = 0,98) antara aktivitas Fluc dan jumlah sel ex
vivo menggunakan sistem Xenogen iVis dan terjadi korelasi yang kuat (r 2 =
0,94) pula antara aktivitas Fluc dan jumlah sel in vitro menggunakan tes
enzim luminometer. Kedua kontrol nontransduksi sel ES dan ESC-DF
menunjukkan pola ekspresi yang sama pada perkembangan sel (proliferasi),
kemampuan bertahan hidup sel, dan diferensiasi sel.
(4) Nasib dari sel yang ditransplantasikan dapat dipantau noninvasively pada
hewan coba yang sama hingga 8 minggu dengan menggunakan pencitraan
bioluminescence secara longitudinal. Transplantasi ESC-ECs dapat
meningkatkan fungsi ventrikel kiri. Pada uji imunohistokimia, diperoleh
adanya ESC-ECs pada peri-infark daerah sampai minggu ke-2.
Neovaskularisasi miokard yang dinilai dari kekentalan kapiler ditingkatkan

pada tikus yang menerima transplantasi ESC-EC dibandingkan dengan tikus


yang menerima PBS (P = 0,01).
(5) Pada penelitian untuk membandingkan kinetika kelangsungan hidup sel-sel
ES pada transplantasi sel murine dengan sel ESC-ECs yang menggunakan
tikus dengan LAD infark (n = 15) dilacak kelangsungan hidup mereka
dengan pencitraan bioluminescence. Hasilnya ada donor sel akut yang hilang
dari hari ke-2 sampai hari ke-7 diikuti oleh peningkatan kelangsungan hidup
sel dan proliferasi dari minggu ke-1 sampai minggu ke-4. Akan tetapi,
engraftment dari sel-sel ES mengarah pada pembentukan teratoma ektoderm,
mesoderm, dan endoderm garis keturunan sel dan kematian dini pada hewan
transplantasi.

BAB III
3.1 KESIMPULAN

Pada terapi sel punca, penyakit jantung yang akan ditangani yaitu penyakit
jantung iskemik. Penyakit jantung iskemik (Ischaemic Heart Disease) adalah suatu
kondisi kesehatan yang serius, penyakit jantung tersebut mempengaruhi jutaan
orang di seluruh dunia. Penyakit jantung iskemik juga dikenal sebagai penyakit
arteri koroner. Penyakit jantung iskemik terjadi ketika ada penyumbatan parsial
aliran darah ke jantung. Jika aliran darah benar-benar diblokir maka infark miokard
(serangan jantung) terjadi.
Sel punca sendiri adalah sebuah sel tunggal yang dapat bereplikasi sendiri
menjadi sel serupa atau berdiferensiasi menjadi aneka jenis sel yang sama sekali
berbeda (pluripoten) dalam saat yang bersamaan membentuk sel yang
terspesialisasi.
Kegunaan sel punca adalah untuk meregenasi atau memperbaiki sel-sel
tubuh manusia yang rusak. Hal ini disebabkan karena sifatnya dimana sel ini selalu
berada dalam keadaan tidak terdiferensiasi sampai ada sinyal tertentu yang
mengarahkannya berdiferensiasi menjadi sel jenis tertentu sehingga belum
merupakan sel dengan spesialisasi fungsi tetapi dapat memperbaharui diri dengan
pembelahan sel bahkan setelah tidak aktif dalam waktu yang panjang.
Berbagai keuntungan dan kerugian yang didapat ketika kita menggunakan
sel punca, diantaranya pada pengobatan kardiovaskuler sel punca membawa
perubahan besar pada terapi konvensional, namun di lain sisi juga benar-benar
tidak diketahui apa efek jangka panjang seperti interferensi dengan alam bisa
terwujud.
Tujuan utama dari terapi sel induk jantung adalah untuk transplantasi sel
yang cukup ke dalam miokardium pada tempat cedera untuk memaksimalkan

pemulihan fungsi. Rute administrasi yang ada meliputi intravena, intracoronary,


dan intramyocardial (melalui transepicardial, transendocardial dan injeksi
transvenous).
Di masa yang akan datang diharapkan bahwa sel induk embrionik manusia
bisa digunakan untuk merekayasa jaringan pada kardiomiosit sebagai strategi yang
lebih baik pada pengobatan gagal jantung. Sedangkan solusi yang potensial dari
penggantian katup jantung secara biokompatibel yaitu dengan teknik jaringan dan
stem sel.
Proses pengobatan stem sel dilakukan dengan cara pengambilan sumsum
tulang dari tubuh pasien, lalu dilakukan pemisahan, pemeliharaan dan
pengembang biakan sel induk di luar tubuh, kemudian stem sel dimasukkan ke
organ tubuh yang hendak dilakukan intervensi dan stem sel akan bekerja di
dalam organ tubuh dan berdiferensiasi menjadi sel yang baru.
Berdasarkan uji klinis pada terapi jantung dikemukakan bahwa sel punca
memberikan harapan dan menjanjikan karena sel punca menunjukkan
kelayakan, keamanan, dan manfaat sederhana pada fungsi ventrikel kiri. Dan
terapi sel induk untuk penyakit kardiovaskular telah membawa potensi yang
sangat besar untuk terapi pengobatan penyakit jantung iskemik, gagal jantung
dan kardiomiopati.
Namun jika dilihat dari sisi pertimbangan etis, sampai saat ini, terapi
dengan menggunakan sel punca untuk berbagai macam penyakit masih menjadi
perdebatan dan memberikan masalah etika yang baru karena terapi ini
menggunakan bahan embrio untuk penelitian, dan pandangan yang berbeda
secara luas di tingkat individu, sosial budaya, agama dan politik. Perdebatan ini
terjadi karena adanya gerakan anti aborsi atau gerakan prolife dan hal ini juga
mengenai hak-hak dan status embrio sebagai awal usia kehidupan manusia.
Gerakan anti aborsi percaya bahwa penelitian sel induk embrionik melanggar
kesucian kehidupan dan dianggap sebagai kasus pembunuhan. Di Benua Eropa
seperti di Negara Austria, Denmark, Perancis, Jerman, dan Irlandia tidak
mengizinkan produksi garis sel induk embrio, akan tetapi di Negara Finlandia,
Yunani, Belanda, Swedia, dan Inggris produksi tersebut diizinkan.

Oleh karena itu, sekarang masih dicarikan alternatif pendekatan untuk


menghindari kerusakan dari embrio manusia. Dari semuanya, hasil akhir dari
penggunaan sel induk yang masih harus dikaji lebih dalam yaitu dapat atau
tidaknya sel induk mengurangi morbiditas dan mortalitas kardiovaskular.

3.2 SARAN
1. Pemerintah perlu menunjang penelitian Sel Punca, karena beberapa penelitian
Sel Punca sudah mulai ada dukungan dari RISTEK.
3. Perlu dilakukan pendekatan untuk menghindari kerusakan dari embrio
manusia, misalnya pengumpulan sel induk tanpa merusak embrio,
menggunakan sel-sel induk darah tali pusar, dan penerapan penggunaan
preferensial jalur sel atau sel induk dewasa.
4. Sebagai alternatif, dapat dilakukan metode pengumpulan sel induk tanpa
merusak embrio manusia yaitu dengan menggunakan somatic cell nuclear
transfer (SCNT), penggunaan iPSCs dan penggunaan sel induk dewasa
manusia.
5. Sebaiknya terapi sel punca tidak menggunakan bahan embrio untuk penelitian,
karena hal ini bertentangan dengan gerakan prolife dan melanggar hak hidup
manusia.
6. Untuk operasi transplantasi terutama bedah bypass jantung, pembuluh darah
buatan hendaknya dibuat dengan menggunakan sel punca lemak dari
penyedotan lemak dimana sel punca yang diekstrak dari lemak dibiakkan di
atas membran.

Anda mungkin juga menyukai