Anda di halaman 1dari 2

BAB XI

PENUTUP
11.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa data dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat
ditarik kesimpulan mengenai perlindungan Pantai Sei Raja Kabupaten Sukamara sebagai
berikut :
1. Pantai Sei Raja telah dan sedang terjadi abrasi yang menyebabkan kemunduran garis
pantai yang berakibat semakin hilangnya garis pantai dan lahan milik warga.
2. Berdasarkan pengolahan data didapatkan hasil sebagai berikut :
a. Berdasarkan gambar windrose dari analisa data angin selama 23 tahun diketahui
angin dominan berasal dari arah Selatan dengan prosentase kejadian 29,19 %.
b. Nilai gelombang signifikan (H33) dan periode ulang signifikan (T33) dengan
periode ulang 50 tahun adalah :
Tinggi gelombang signifikan (T33)
= 1,68 m
Periode gelombang signifikan (H33) = 6,65 dtk
Tinggi gelombang pecah (Hb)
= 1,45 m
c. Hasil pengolahan data pasang surut air laut dengan metode admiralty diperoleh :
Mean High Water Spring (HHWL) : +153 cm
Mean High Water Level (MHWL) : +115 cm
Mean Sea Level(MSL )
: +96 cm
Mean Low Water Level (MLWL) : +77 cm
Lowest Water Spring (LLWL )
: +39 cm
3. Dari simulasi program SMS V.10 didapatkan pergerakan arus saat pasang dan surut
cukup kuat di sepanjang Pantai Sei Raja.
4. Dari simulasi program GENESIS menunjukan pada 10 tahun yang akan datang Pantai
Sei Raja akan terjadi abrasi yang sangat parah jika tidak segera dilakukan penanganan
segera.
5. Upaya perlindungan yang telah terabrasi akan sangat efektif dan efisien bila
memadukan dua metode yaitu hard structure

(pembangunan bangunan pelinung

pantai) dan soft structure (reboisasi vegetasi cemara pantai dan perlindungan
ekosistem pantai). Adapun alternatif-alternatif perlindungan pantai sebagai berikut :
a. Alternatif yang dipilih dalam bentuk metode hard structure untuk perlindungan
Pantai Sei Raja, Kabupaten Sukamara adalah kombinasi struktur jetty dan groin
ditambah dengan breakwater dan revetment. Revetment direncanakan untuk
melindungi garis pantai yang bisa mengalami abrasi. Total pemasangan revetment
dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian Barat sepanjang 522 m dan bagian Timur
361

sepanjang 651 m. Untuk bangunan jetty dibuat mirip dengan jetty eksisting
dengan panjang 150 m dan untuk bangunan groin dibuat sepanjang 75 m yang
ditempatkan pada sisi Barat Pantai Sei Raja. Sedangkan untuk breakwater akan
dibuat dengan panjang 200 m.
b. Alternatif perlindungan Pantai Sei Raja dalam metode soft structure yaitu dengan
menumbuh kembangkan vegetasi cemara pantai yang sudah ada pada kawasan
Pantai Sei Raja yang memiliki manfaat untuk menghalau gelombang laut
langsung mengenai garis pantai serta menjaga ekosistem pantai.
11.2 SARAN
Saran mengenai Penanganan abrasi Pantai Sei Raja Kabupaten Sukamara adalah
sebagai berikut :
1. Perlu dilakukan penaatan ulang lokasi wisata Pantai Sei Raja demi menunjang
kegiatan sosial ekonomi masyarakat sekitar.
2. Pelaksanaan pekerjaan pelindung pantai metode hard structure harus memperhatikan
kondisi lingkungan karena lokasi tersebut dekat dengan pemukiman warga Desa Sei
Raja.
3. Dalam pemasangan breakwater sebaiknya dilakukan pada waktu dimana kondisi
angin dan gelombang besar tidak terjadi, karena hal tersebut dapat menyulitkan proses
konstruksi.
4. Perlu kajian ulang yang lebih mendalam untuk mengetahui perubahan garis pantai
akibat pembangunan jetty, groin, revetment, dan breakwater dalam satu satuan wilayah
pantai (coastal sel)
5. Perencanaan bangunan pelindung Pantai Sei Raja pada Tugas Akhir ini, belum
memperhatikan penurunan bangunan akbiat pengaruh land subsidence (penurunan
muka tanah di suatu wilayah, diantaranya dapat disebabkan akibat pengambilan air
tanah yang berlebihan, penurunan karena konsolidasi alamiah dari lapisan tanah,
penurunan karena gaya-gaya tektonik, serta penurunan karena beban bangunanbangunan di atas wilayah tersebut). Untuk itu agar tercapai umur rencana bangunan
yang diharapkan maka perlu dilakukan pengecekan dan kajian secara berkala serta
rehabilitasi apabila terjadi penurunan pada bangunan.

362

Anda mungkin juga menyukai