3.1
METODE PENELITIAN
ukur, bola hisap, sendok bahan, spatula, rak tabung reaksi, mortar alu, gunting,
erlenmeyer
250
mL,
slow
juicer,
timbangan
digital,
desikator,
oven,
Metode Penelitian
Metode eksperimen. Menurut Jaedun (2011), penelitian eksperimen
adalah penelitian yang dilakukan terhadap variable yang data-datanya belum ada
sehingga perlu dilakukan proses manipulasi melalui pemberian perlakukan
tertentu terhadap subjek penelitian yang kemudian diamati atau diukur
dampaknya.penelitian eksperimen juga merupakan penelitian yang dilakukan
secara sengaja dengan cara memberikan perlakuan tertentu terhadap subyek
penelitian guna membangkitkan suatu kejadian atau keadaan yang akan diteliti
bagaimana akibatnya.
Perlakuan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perbedaan
dalam pemberian ekstrak Sargassum dengan metode ekstrak yang berbeda
pada tikus yang telah menderita diabetes militus. Penelitian utama disini
dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh perbedaan ekstrak
Sargassum sp dengan metode ekstrak yang berbeda terhadap penurunan kadar
diabetes militus. Selain itu juga pada penelitian ini, akan didapatkan pada dosis
dari setiap metode ekstraksi tersebut mana yang lebih efektif untuk menurunkan
diabetes militus.
3.3
Rancangan Penelitian
Variabel adalah gejala, suatu fakta ataupun data yang sifatnya berubah-
berubah dan tidak tetap. Variabel dibagi menjadi dua yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas (Independent variable) merupakan variabel yang
dilihat pengaruhnya terhadap variable terikat (dependent variable), sedangkan
variabel terikat adalah dampak dari variabel bebas. Variabel terikat ini yang
menjadi tujuan penelitian dan sumber masalah.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah 12 perlakuan pada tikus dan
lama waktu pengamatan. Sedangkan variable terikat pada penelitian ini adalah
profil lipid/kolesterol pada tikus diabetes militus.
Ada dua macam variabel dalam penelitian, yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang diselidiki pengaruhnya,
sedangkan variabel terikat adalah variabel yang diperkirakan akan timbul sebagai
pengaruh dari variabel bebas (Surakhmad,1994).
Rancangan penelitian yang digunakan untuk parameter mikrobiologi
feses dan kadar glukosa darah adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) karena
hanya memiliki 1 faktor yaitu perlakuan yang berbeda pada tikus uji (A, B, C, D,
E, F, dan G). Dalam penelitian ini digunakan lima kelompok ulangan (n=5) untuk
tiap perlakuan. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
i
ij
=
=
=
=
Perlakuan
A
A1
B
B1
B2
Ulangan
Kombinasi
Perlakuan
A1B1
A1B2
A1B1.1
A1B2.1
A1B1.2
A1B2.2
A1B1.3
A1B2.3
A1B1.4
A1B2.4
A1B1.5
A1B2.5
A1B1.6
A1B2.6
A2
A3
A4
B3
B4
B1
B2
B3
B4
B1
B2
B3
B4
B1
B2
B3
B4
A1B3
A1B4
A2B1
A2B2
A2B3
A2B4
A3B1
A3B2
A3B3
A3B4
A4B1
A4B2
A4B3
A4B4
A1B3.1
A1B4.1
A2B1.1
A2B2.1
A2B3.1
A2B4.1
A3B1.1
A3B2.1
A3B3.1
A3B4.1
A4B1.1
A4B2.1
A4B3.1
A4B4.1
A1B3.2
A1B4.2
A2B1.2
A2B2.2
A2B3.2
A2B4.2
A3B1.2
A3B2.2
A3B3.2
A3B4.2
A4B1.2
A4B2.2
A4B3.2
A4B4.2
A1B3.3
A1B4.3
A2B1.3
A2B2.3
A2B3.3
A2B4.3
A3B1.3
A3B2.3
A3B3.3
A3B4.3
A4B1.3
A4B2.3
A4B3.3
A4B4.3
A1B3.4
A1B4.4
A2B1.4
A2B2.4
A2B3.4
A2B4.4
A3B1.4
A3B2.4
A3B3.4
A3B4.4
A4B1.4
A4B2.4
A4B3.4
A4B4.4
A1B3.5
A1B4.5
A2B1.5
A2B2.5
A2B3.5
A2B4.5
A3B1.5
A3B2.5
A3B3.5
A3B4.5
A4B1.5
A4B2.5
A4B3.5
A4B4.5
A1B3.6
A1B4.6
A2B1.6
A2B2.6
A2B3.6
A2B4.6
A3B1.6
A3B2.6
A3B3.6
A3B4.6
A4B1.6
A4B2.6
A4B3.6
A4B4.6
Prosedur Penelitian
Uji
Filtrat
Residu
B. Enkapsulasi
Maltodekstrin dan gum arab (9:1)
Enkapsulat
Uji Florotanin
Keterangan = *
- Spry dryer Lab Plant SD-05
- Mulut pipa 1,5 mm
- Ruang semprot utama 500 mm x 2015 mm
- Kecepatan aliran udara 73 m3/jam
- Tekanan udara kompresor 0,06 Mpa
- Kecepatan aliran feed 15 g/menit
- Suhu luar dan dalam ruangan (1102oC dan 842oC)
- Kekentalan bahan suspensi 20%
Residu
Uji
Rumput laut
(Sargassum
Pembersihan
dan coklat
pencucian
dengan Sp)
air tawar
Pengeringan dibawah sinar matahari
Dipotong dan digiling menjadi ukuran kecil menggunakan disk mill
50 g Sargassum Sp
Pengisian dalam labu
Ekstraksi dengan MAE pada daya 450 W selama 8 menit
PenambahanDisentrifuge
pelarut etanol 60% 400 ml
Filtrat
Destilasi
Residu
Ekstrak Sargassum Sp
Enkapsulasi Sargassum Sp
Uji Florotanin
Spry drying
3.4.2
penempatan tikus wistar jantan sebanyak 60 ekor dengan berat 200 g dan usia
2-3 bulan kedalam individual cages dengan masa adaptasi 7 hari untuk
mengkondisikan semua tikus sebelum diberikan perlakuan (Miftahul, 2015).
Tikus coba setiap hari diberi pakan dan minum tanpa batas (ad libitum). Tikus
coba dibagi kedalam 7 perlakuan, pada tiap perlakuannya terdapat 5 ekor tikus
coba. 7 perlakuan ini meliputi :
A = kontrol negatif + aquades
B = kontrol negatif + ekstrak 200 mg/kg BB
C = kontrol positif + aquades
D = kontrol positif + OHO
E = kontrol positif + ekstrak 200 mg/kg BB
F = kontrol positif + ekstrak 400 mg/kg BB
G = kontrol positif + ekstrak 600 mg/kg BB
Preparasi diabetogenik STZ dilakukan dengan melarutkan STZ kedalam
larutan buffer sitrat pH 4,5 mengacu pada penelitian terdahulu (Erwin et al.,
2013). Penggunaan buffer sitrat pH 4,5 bertujuan untuk mempertahankan pH
asam (rongga perut). Buffer sitrat pH4,5 terbuat dari campuran 26,75 mL larutan
asam sitrat dan 23,25 mL larutan natrium sitrat yang dilarutkan dalam 50 mL
akuades. Sebelum tikus coba diinduksi dengan diabetogenik, tikus coba
dipuasakan selama 8 jam bertujuan agar STZ dapat bereaksi maksimal dalam
tubuh. Perlakuan A dan B diinduksi dengan larutan buffer sitrat sebanyak 0,2 mL,
sedangkan perlakuan C hingga G diinduksi dengan diabetogenik STZ dosis 40
mg/kgBB yang telah dilarutkan dalam buffer sitrat. Dosis yang diberikan untuk
DM tipe 2 secara intraperitoneal adalah lebih dari 40 mg/kgBB (Szkudelski,
2001). Sebelum dilakukan penginduksian STZ, tikus coba di beri pakan dengan
campuran lemak babi untuk meningkatkan kadar kolesterol tikus. Penginduksian
buffer sitrat dan STZ dilakukan di daerah intraperitonial di bawah rongga perut.
Hasil dari penginduksian diabetogenik dapat dilihat setelah 7 hari dengan
melakukan pengukuran kadar glukosa darah. Tikus coba yang dinyatakan positif
diabetes harus memiliki kadar glukosa darah sesaat 200 mg/dL (Kustarini et al.,
2012), sedangkan tikus coba yang memiliki kadar glukosa darah 200 mg/dL
tidak digunakan. Tikus coba yang telah dilakukan pemodelan ini dilakukan
treatment sesuai perlakuan tikus coba.Pemodelan tikus coba pada berbagai
perlakuan dapat dilihat pada Gambar .
Tikus Wistar jantan berat badan 200 g
Aklimatisasi selama 7 hari
Tikus perlakuan kontrol
negatif (A dan B)
Tikus
hiperkolestrol
Tikus nonhiperkolestrol
Tikus DM (kadar
glukosa darah
sesaat 200
mg/dL)
Tikus tidak DM
(kadar glukosa
darah sesaat <
200 mg/dL)
3.4.3
A yaitu kontrol negatif atau dalam kondisi normal (tidak DM) dan hanya diberi
Tikus wistar
jantan berat
badan 200 g
perlakuan A
Tikus wistar
jantan berat
badan 200 g
perlakuan B
Tikus wistar
jantan berat
badan 200g
perlakuan C
Tikus wistar
jantan berat
badan 200
g perlakuan
D
Penyondea
n ekstrak
Sargassum
sp 200
mg/kg BB
pada pagi
hari setiap
hari selama
28 hari
Penyondean Gliklazid
pada pagi
hari setiap
hari selama
28 hari
Penyondean
ekstrak
Sargassum sp
berturut-turut
200 mg/kg BB
sekali pada pagi
hari, 400 mg/kg
BB dua kali
sehari pada pagi
dan sore, dan
600 mg/kg BB
tiga kali sehari
pada pgi, siang,
dan sore
dilakukan setiap
hari selama 28