Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan Laporan Pendahuluan untuk pekerjaan Penyusunan Rencana Pembangunan
dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Salatiga Tahun
2016.
Pada Laporan Pendahuluan ini, merupakan penjabaranpemahaman lingkup pekerjaan yang
tersirat dari Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan setelah kami dapat memahami lingkup pekerjaan
maka kami mencoba mengusulkan dan memaparkan teori yang berkaitan dengan tinjauan
literatur, gambaran umum wilayah studi, pendekatan dan metodologi, beserta rencana kerja.
Kami berharap akan saran dan kritik dari berbagai pihak guna penyempurnaan laporan ini.
Ucapan terima kasih juga kami ucapkan kepada berbagai pihak yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan Laporan Pendahuluan ini, semoga produk ini membawa manfaat bagi kita
semua dan bagi Kota Salatiga pada khususnya.
- Tim Penyusun
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
Daftar Isi
Kata Pengantar....................................................................................................................................................1
Daftar Isi...............................................................................................................................................................2
Daftar Tabel..........................................................................................................................................................4
Daftar Gambar.....................................................................................................................................................6
BAB 1 7
PENDAHULUAN....................................................................................................................................................7
1.1 Latar Belakang...............................................................................................7
1.2 Maksud, Tujuan dan Sasaran..............................................................................8
1.3 Dasar Hukum................................................................................................9
1.4 Lingkup Kegiatan.........................................................................................10
1.4.1
Lingkup Wilayah................................................................................10
1.4.2
Lingkup Kegiatan...............................................................................10
1.5 Sistematika Pelaporan.....................................................................................11
BAB 2 12
2.1 Pengertian RP3KP........................................................................................12
2.2 Landasan, peran dan kedudukan RP3KP.............................................................18
2.2.1
Landasan RP3KP...............................................................................18
2.2.2
Peran RP3KP dalam Perencanaan...........................................................19
2.2.3
Kedudukan RP3KP.............................................................................20
2.3 Kriteria Lokasi Dan Persyaratan Bagi Perumahan Permukiman..................................21
2.3.1
Persyaratan Lingkungan Perumahan dan Permukiman.................................22
2.3.2
Kriteria Pembangunan Rumah, Pembangunan Prasarana Sarana Dan Utilitas Umum
Perumahan, Kawasan Permukiman.........................................................23
2.3.3
Konsep Ruang Neighborhood Unit Untuk Penempatan Fasilitas......................31
2.3.4
Fasilitas Dan Prasarana Lingkungan Perumahan Dan Permukiman...................34
2.4 Sintesa Tinjauan Kebijakan pembangunan perumahan dan permukiman.......................35
BAB 3 39
3.1 Letak Geografis dan Wilayah Administratif...........................................................39
3.2 Kondisi Fisik Dasar.......................................................................................41
3.2.1
Curah Hujan.....................................................................................41
3.2.2
Topografi.........................................................................................41
3.2.3
Jenis Tanah......................................................................................42
3.2.4
Penggunaan Lahan............................................................................42
3.3 KONDISI SOSIAL BUDAYA...............................................................................47
3.3.1
Kondisi Kependudukan.......................................................................47
3.3.2
Kondisi Sarana dan Prasarana...............................................................52
BAB 4 59
4.1 Persiapan...................................................................................................59
2
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
Daftar Tabel
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 4.1
Curah Hujan dan Hari Hujan per Bulan Tahun 2012 2014 (mm) di Kota Salatiga.64
Tabel 4.2
Tabel 4.3 Luas Lahan Sawah menurut Jenis Pengairan/Irigasi per Kecamaran Kota Salatiga
Tahun 2014 (ha)......................................................................................................................... 66
Tabel 4.4 Luas Lahan Kering dan Lahan Lain menurut Penggunannya per Kecamatan Tahun
2014 di Kota Salatiga (ha).......................................................................................................... 66
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 5.2
Tabel 5.3
Tabel 5.4
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
Tabel 5.5
Tabel 5.6
Tabel 6.1 Komposisi Tim dan Penugasan Tenaga Ahli yang Diusulkan dalam Pelaksanaan
Pekerjaan 117
TABEL 6.2 JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN...............................................................118
Tabel 6.3
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
Daftar Gambar
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 4.2
Gambar 4.2
Gambar 4. 4
Gambar 4.5
Gambar 4.7
Gambar 4.8
Gambar 4.8
Gambar 4.9
Gambar 4.10
Gambar 4.11
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
BAB 1
PENDAHULUAN
Bagian ini berisi tentang pendahuluan dari buku ini yang
memuat latar belakang pelaksanaan pekerjaan, tujuan dan
sasaran penyusunan pekerjaan, ruang lingkup wilayah
perencanaan dan ruang lingkup materi penyusunan
pekerjaan
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
Jumlah penduduk yang begitu besar telah melampaui daya dukung dalam menyediakan
fasilitas yang layak bagi penduduknya. Di beberapa tempat menuntut penyediaan
fasilitas yang dapat memberikan pelayanan serta penyebaran fasilitas yang merata
dalam mendukung aktivitas penduduk.
Pertumbuhan perumahan sederhana yang meningkat di beberapa tempat tanpa
perencanaan yang matang.
Menurunnya nilai kualitas perumahan dan permukiman akibat dari daya dukung fasilitas
dan kondisi lingkungan yang tidak memadai.
Terdapat kantong permukiman kumuh di Kota Salatiga yang perlu dilakukan pemugaran,
peremajaan atau pemukiman kembali (Database Permukiman Kumuh Kota Salatiga).
Belum optimalnya dokumen perencanaan secara komprehensif untuk perumahan dan
permukiman.
Agar penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman berjalan optimal, tertib,
terorganisasi dan terencana dengan baik, diperlukan suatu strategi yang dapat
mengakomodasikan berbagai kepentingan, peraturan serta berbagai hal yang perlu diketahui,
dipedomani dan disepakati bersama.
Skenario umum terutama diperlukan untuk mengantisipasi persoalan-persoalan pokok yang saat
ini berkembang di kawasan permukiman perkotaan, bahkan yang diprediksi akan terjadi pada
periode tertentu. Untuk mengoptimalkan capaian pemenuhan kebutuhan perumahan dan
permukiman yang layak bagi warganya, serta memberikan arah yang jelas dalam pencapaian
kebijakan perumahan dan permukiman sebagaimana yang diamanahkan dalam perencanaan
pembangunan dan penataan ruang Kota Salatiga, maka diperlukan strategi pengembangan
yang terarah dan terencana dalam dokuman Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP).
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
Sedangkan tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan kegiatan ini yaitu untuk melakukan
arahan kebijakan pembangunan pengembangan permukiman dan sarana dasar pelayanan
permukiman Kota Salatiga yang terkoordinasi, aman, nyaman, layak huni dan berkelanjutan.
Sasaran yang ingin diwujudkan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah :
1
Undang undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
15 Undang undang No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan tanah bagi Pengembangan untuk
Kepentingan Umum;
16 Undang undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
17 Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991 tentang Sungai;
18 Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan;
19 Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan;
20 Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta Untuk Penataan
Ruang Wilayah;
21 Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah;
22 Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2006 tentang Irigasi;
23 Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
24 Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
25 Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;
26 Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan;
27 Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;
28 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Tanah
bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum;
29 Keputusan Presiden No. 59 Tahun 1989 tentang Kriteria Kawasan Budidaya;
30 Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;
31 Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di
Bidang Pertanahan;
32 Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 4 Tahun 2009 tentang Koordinasi Penataan
Ruang Nasional;
33 Keputusan Presiden No. 4 Tahun 2009 tentang Badan Koordinasi Penataan Ruang
Nasional;
34 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 41/PRT/M2007 tentang Pedoman Kriteria Teknis
Kawasan Budidaya;
35 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kawasan Perkotaan;
36 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 17/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota;
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
37 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyerahan
Prasarana, Sarana, Dan Utilitas Perumahan Dan Permukiman Di Daerah;
38 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2009 tentang Pedoman
Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup dalam Penataan Ruang Wilayah;
39 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
40 Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 12 Tahun 2014 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota;
1. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2010;
2. Peraturan Daerah No. 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Salatiga;
3. Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2013 tentang Bangunan Gedung Kota Salatiga.
Visi, misi, tujuan, kebijakan dan strategi pembangunan dan pengembangan perumahan
dan kawasan permukiman di Kota Salatiga;
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
Indikasi program bidang perumahan dan permukiman dalam jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
BAB 2
Pemahaman
Materi RP3KP
Bab ini berisi tentang dasar-dasar literatur yang terkait
dengan pembangunan perumahan dan permukiman secara
umum sebagai dasar dalam penyusunan RP3KP
Perencanaan, yaitu : perencanaan yang disusun pada tingkat nasional, provinsi, atau
kabupaten yang dimuat dan ditetapkan dalam rencana pembangunan jangka panjang,
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
Pengendalian rumah;
Pengendalian perumahan;
Pengendalian permukiman;
Perencanaan Perumahan;
Perencanaan perumahan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rumah. Perencanaan
perumahan terdiri atas:
1
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
Prasarana, sarana, dan utilitas umum yang telah selesai dibangun oleh setiap
orang harus diserahkan kepada pemerintah kabupaten sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
f.
Pemanfaatan rumah;
Pengendalian Perumahan.
Pengendalian perumahan dimulai dari tahap:perencanaan; pembangunan dan
pemanfaatan. Pengendalian dilakukan oleh pemerintah daerah dalam bentuk perizinan,
penertiban dan penataan.
pembangunan kembali.
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
C. Pemeliharaan dan Perbaikan Rumah serta Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum
Pemeliharaan rumah dan prasarana, sarana, dan utilitas umum dilakukan melalui perawatan
dan pemeriksaan secara berkala oleh pemerintah daerah dan/atau setiap orang. Perbaikan
rumah dan prasarana, sarana, atau utilitas umum dilakukan melalui rehabilitasi atau
pemugaran. Perbaikan rumah wajib dilakukan oleh setiap orang.Perbaikan prasarana,
sarana, dan utilitas umum untuk perumahan dan permukiman wajib dilakukan oleh
pemerintah daerah dan/atau setiap orang. Perbaikan sarana dan utilitas umum untuk
lingkungan hunian wajib dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau setiap
orang. Perbaikan prasarana untuk kawasan permukiman wajib dilakukan oleh Pemerintah,
pemerintah daerah, dan/atau badan hukum.
D. Pencegahan Dan Peningkatan Kualitasterhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman
Kumuh
Pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh dan permukiman
kumuh baru mencakup:
a
Penurunan kualitas rumah, perumahan dan permukiman, serta prasarana, sarana dan
utilitas umum; dan
Pembangunan rumah, perumahan, dan permukiman yang tidak sesuai dengan rencana
tata ruang wilayah.
Peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh didahului dengan
penetapan lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh dengan pola-pola
penanganan:
a
Pemugaran;
Peremajaan; atau
Pemukiman kembali.
E. Penyediaan Tanah
Penyediaan tanah untuk pembangunan rumah, perumahan, dan kawasan permukiman
dapat dilakukan melalui:
a
Pemberian hak atas tanah terhadap tanah yang langsung dikuasai negara;
Pemanfaatan dan pemindahtanganan tanah barang milik negara atau milik daerah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
Kemudahan dan/atau bantuan pembangunan dan perolehan rumah bagi mbr sesuai
dengan standar pelayanan minimal.
Memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang dialami secara langsung
sebagai akibat penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman; dan
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
Menjaga dan memelihara prasarana lingkungan, sarana lingkungan, dan utilitas umum
yang berada di perumahan dan kawasan permukiman; dan
Prinsip dasar RP3KP merupakan satu kesatuan dan atau komplementer dari sistem
perencanaan pembangunan daerah danRTRW. Tujuan RP3KP adalah:
1
Muatan pokok yang akan tertuang dalam rencana lima tahunan tersebut antara lain:
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
Rincian program, lokasi, target, dan sasaran yang akan dicapai oleh masing-masing sektor
terkait.
Lokasi dan kegiatan masing-masing sektor terkait yang mengacu kepada RTRW Kabupaten
yang bersangkutan.
Rincian rencana yang disusun dan dipersiapkan serta akan dilaksanakan oleh masyarakat
secara perorangan atau kelompok, serta badan usaha perumahan dan permukiman lain
dalam kurun waktu yang bersamaan.
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
SUBSTANSI
PERMENPERA TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RP3KP
Usulan
BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian 1
Bagian 2
Bagian 3
Bagian 4
Pengertian
Maksud dan Tujuan
Tujuan RP3KP
Prinsip RP3KP
BAB II
J ENI S RENCANA
1.
2.
3.
RP3KP Provinsi
RP3KP Kabupaten
RP3KP Kota
Substansi Pokok
BAB I I I
TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA
Bagian 1 RP3KP Provinsi
Bagian 2 RP3KP Kabupaten
Bagian 3 RP3KP Kota
BAB I V
KELEMBAGAAN
Bagian 1 Kelembagaan Tahap Penyusunan RP3KP
Bagian 2 Kelembagaan Tahap Pemanfaatan RP3KP
Bagian 3 RP3KP Kota
ElemenPendukung
BAB V
PERAN SERTA MASYARAKAT
BAB VI
PEMBI NAAN
BAB VI I
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
AturanTambahan
BAB VI II
KETENTUAN PERALI HAN
BAB I X
KETENTUAN PENUTUP
Lampiran
BAB I
KEDUDUKAN DAN PERAN RP3KP
Gambar 2.1
2.2
BAB I I
KETENTUAN TEKNI S
BAB II I
MEKANI SME PENYUSUNAN RP3KP
BAB VI
TATA CARA PENYUSUNAN
menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat
kabupaten;
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
menyediakan prasarana dan sarana pembangunan perumahan bagi MBR pada tingkat
kabupaten;
memfasilitasi kerja sama pada tingkat kabupaten antara pemerintah kabupaten dan badan
hukum dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman;
RP3KP merupakan payung atau acuan buku bagi seluruh pelaku dan penyelenggara
(stakeholder/petaruh) pembangunan perumahan dan permukiman dalam menyusun dan
menjabarkan kegiatan masing-masing.
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
kepentingan masyarakat dalam mencukupi kebutuhan mereka akan rumah layak dalam
lingkungan permukiman yang sehat, aman, serasi, produktif dan berkelanjutan.
Dalam konteks penataan ruang wilayah, RP3KP merupakan:
1
Jabaran dan pengisian RTRW dalam bentuk Rencana untuk peruntukan perumahan dan
permukiman, yang selanjutnya akan diacu oleh seluruh sektor terkait.
Berisikan jabaran lebih lanjut dari program pembangunan prasarana dan sarana berskala
wilayah, khususnya dalam suatu kawasan perumahan dan permukiman.
Wahana informasi yang membuat arahan dan rambu-rambu kebijaksanaan, serta rencana
pembangunan perumahan dan permukiman dalam suatu tingkatan wilayah dan kurun waktu
tertentu (provinsi, kabupaten)
Permukiman perkotaan
Permukiman pedesaan
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
PE
RU
PE PE
RU MA
PE RE
PE
MA HA
RE
PE
RE
N
HA NC
NC
RE
NC
AN
da
N Re
NC
AN
UU
AN
AA
n
da RP
R
UU
nst
UU
AN
AA
AA
Se
N
KA
n
RP
UU JM
Se
ra
K
WA
AA
Se
NRP3KP
KA
kto
PE
N
Per
KP
IJ
Ke
Pa
Rencana
1.R
U
U
Se
kto
SK
D
P
me
SA
WA
kto
PE
N
pm
MB
SP
rPs
PJ
Sektoral
M
1.1.R
Provinsi
TR
U
U
kto
rN
n
PD
en
SA
MB
SP
rLainnya
PN
a
AN
AS
2.TR
PJ
W
26/
25/
Se
1/2
PU
rNKab/Kota
Per
PE
(U
l
15/
16/
PN
AN
AS 17/
GU
IA
N
kt
20
01
W
kim
RM
200
PE
U
(U
GU
IA (P
NA
L1:1
or
07
04
09/
N
UKI
4
RM 917/
U
199
P
al
NA
L Ped
N
(P
20
Pa
MA
UKI om
17/
9
:
lai
P
N 26/
07)
Ns
20
MA
an
Pe
20
nna
26/
2.R
do
07)
N Pen
08
yus
yal
20
ma
PJ
2.R RT
n1
08
P
PJ )RW
Pe5
2.R
Pr
)P Kot
Pro
Kab
nyu
ovi
vins
TR
2.R
Pr aupa
s
i
ten
nsi
ovi W
TR
RP
3.R
nsi Pr
W
4D
PJ
3.R ov
(Da
Pr
Pla
PJ in
ov
Ka
P si
m
in
b/
pro
Ka
3.R
si
ses
b/ Ko
3.R
Re
ta
Ko TR
visi
TR
ta W
)
W Ka
Ka b/
b/ Ko
Ko ta
ta
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
L apo r an
PENDAHULU
AN
Gambar 2.2
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
Fisik lingkungan harus mencerminkan pola kehidupan dan budaya masyarakat setempat;
1
Lingkungan permukiman harus didukung oleh fasilitas pelayanan dan utilitas umum yang
sebanding dengan ukuran/luas lingkungan serta jumlah penghuni;
Jalan masuk lingkungan terdapat pemisahan antara lalu lintas kendaraan dan pejalan kaki,
serta sedapat mungkin diteduhi dengan pepohonan;
Sedangkan hal-hal yang tertera dalam pedoman untuk bangunan perumahan, antara lain:
1
Ukuran unit rumah dan pekarangan diperhitungkan atas dasar jumlah anggota keluarga dan
kemungkinan pertambahan jumlah penghuni;
Batas pemilikan rumah/pekarangan harus cukup jelas dibedakan dari daerah publik;
Setiap rumah harus terbuka ke kedua arah agar dapat sirkulasi udara silang dan
pencahayaan silang;
Interior dan eksterior rumah selayaknya mencerminkan nilai-nilai dan tata cara
penghuninya;
Setiap unit rumah memiliki fasilitas mandi cuci sendiri yang memenuhi persyaratan
kesehatan. (Budiharjo, 1991).
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
setiap kawasan fungsional yang tidak produktif layak dikembangkan menjadi kawasan
perumahan dan permukiman.
Untuk itu, berbagai standart teknis pembangunan perumahan dan permukiman yang ada tetap
dapat dijadikan acuan dan pegangan sepanjang tidak bertentangan dengan visi, misi, dan
kebijakan nasional. Secara umum, terdapat dua kriteria yang perlu dijadikan pegangan dalam
menetapkan suatu kawasan agar dapat dikembangkan menjadi kawasan perumahan dan
permukiman.
A Kriteria Umum
a
Pembangunan Rumah
Pembangunan rumah meliputi pembangunan rumah tunggal, rumah deret, dan/atau
rumah susun. Pembangunan rumah dikembangkan berdasarkan tipologi, ekologi,
budaya, dinamika ekonomi pada tiap daerah, serta mempertimbangkan faktor
keselamatan dan keamanan.
1
Yang dimaksud dengan tipologi adalah klasifikasi rumah yang berupa rumah
tapak atau rumah susun berdasarkan bentuk permukaan tanah, tempat rumah
berdiri meliputi rumah di atas tanah keras, rumah di atas tanah lunak, rumah di
garis pantai/pasang surut, rumah di atas air/terapung (menetap), rumah di atas
air/terapung (berpindah-pindah).
Yang dimaksud dengan budaya adalah klasifikasi rumah berdasarkan hasil akal
budi/adat istiadat manusia yang diwujudkan dalam bentuk dan arsitektural dan
kelengkapan ruangan rumah.
Rumah tunggal, rumah deret, dan/atau rumah susun yang masih dalam tahap proses
pembangunan dapat dipasarkan melalui sistem perjanjian pendahuluan jual beli sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang undangan. Perjanjian pendahuluan jual beli
dilakukan setelah memenuhi persyaratan kepastian atas:
1
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
Pembangunan untuk rumah tunggal, rumah deret, dan/atau rumah susun, dapat
dilakukan di atas tanah:
i.
Hak milik;
Hak guna bangunan, baik di atas tanah negara maupun di atas hak pengelolaan;
atau
j.
keterpaduan antara prasarana, sarana, dan utilitas umum dan lingkungan hunian;
dan
I. Kriteria Khusus
Kriteria khusus ini merupakan penjabaran lanjut dari kriteria umum, yang dapat dikaitkan
dengan pengembangan melalui program dan kegiatan khusus, antara lain:
a
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
Tidak berada pada lokasi yang rawan bencana rutin maupun dapat diprediksi
terjadi (longsor, banjir, genangan menetap atau rawan kerusuhan sosial).
Mempunyai sumber air baku yang memadai (kualitas dan kuantitas) atau
terhubungkan dengan layanan jaringan air bersih, pematusan dan sanitasi berskala
kota.
Upaya antisipasi tumbuh dan berkembangnya kota-kota kecil yang berada pada
lokasi geografis dan strategis.
Menurut UU No 1 tahun 2011, lokasi yang sesuai untuk pengembangan dan pembangunan
perumahan minimal harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:
1
Kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah nasional, rencana tata ruang wilayah
provinsi, dan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota;
Kondisi dan kualitas prasarana, sarana, dan utilitas umum yang memenuhi persyaratan dan
tidak membahayakan penghuni;
Sedangkan menurut Bourne (1982) dalam penentuan lokasi perumahan yang diinginkan
penghuni berkaitan dengan kemampuan ekonomi, keuntungan lokasi dan kualitas lingkungan
fisik.
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
Kemampuan biaya, dapat dilihat dari pengeluaran yang diperuntukkan bagi penyediaan
tempat tinggal.
Keuntungan lokasi, dilihat dari faktor aksesibilitas dan jarak dari pusat kota. Aksesibilitas
terutama faktor angkutan umum menyebabkan pergerakan penduduk lebih mudah. Bagi
golongan berpendapatan rendah maka faktor kedekatan jarak dengan pusat kota menjadi
preferensi utama, sedangkan bagi golongan masyarakat menengah ke atas jarak kedekatan
lokasi tidak menjadi permasalahan.
Kualitas lingkungan, setiap hunian dalam suatu perumahan merupakan tempat kita
melepaskan diri dari luar, dari tekanan dan ketegangan dan dari kegiatan rutin. Oleh karena
itu diperlukan suatu hunian yang nyaman dan damai sebagai elemen pendukung terhadap
konsep ini. Dari pengertian ini diturunkan faktor ketersediaan sarana prasarana dan bebas
banjir.
Menurut Chapin dalam perencanaan guna lahan kawasan perumahan, pada prinsipnya lokasi
pembangunan perumahan memiliki beberapa kriteria, antara lain:
1
Kawasan perumahan harus didukung dengan kelengkapan sarana prasarana, utilitas, dan
fasilitas umum bagi penghuni.
Kawasan perumahan perlu dibangun dengan tingkat kepadatan ruang yang direncanakan
sehingga dapat mencegah timbulnya pergerakan yang berlebihan dan mengurangi
kemacetan.
Selain itu dalam memilih lokasi permukiman, juga perlu mempertimbangkan potensi struktural
dan lokasi lahan permukiman (Charter dalam Saidah, 2002). Pertimbangan tersebut ditekankan
pada faktor-faktor sebagai berikut:
1
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
Menurut Drabkin (1997), selain itu juga ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap
pemilihan lokasi secara individu yang berbeda satu sama lain yaitu:
1
Aksesibilitas; Aksesibilitas ini terdiri atas kemudahan transportasi dan jarak ke pusat kota.
Lingkungan; Lingkungan dalam hal ini terdiri atas lingkungan sosial dan fisik seperti
kebisingan, polusi dan lingkungan yang nyaman.
Peluang kerja yang tersedia; Peluang kerja dalam hal ini yaitu kemudahan seseorang dalam
mencari pekerjaan untuk kelangsungan hidupnya.
Tingkat pelayanan; Dalam hal ini lokasi yang dipilih merupakan lokasi yang memiliki
pelayanan yang baik dalam hal sarana dan prasarana dan lain-lain.
Menurut Hidayat dalam Supriyanto (2002), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan
perumahan oleh konsumen, yaitu:
1
Kelompok faktor kenyamanan, terdiri atas tersedianya air bersih yang mencukupi, udara
yang sejuk segar bebas dari pencemaran, ada jaminan keamanan, bebas banjir, jauh dari
sumber bencana alam;
Kelompok faktor internal, terdiri dari; harga rumah yang murah, luas lahan, lebar jalan,
kualitas bangunan;
Kelompok faktor tujuan terdiri dari menikmati rumah, untuk spekulasi, untuk investasi;
Kelompok faktor fasilitas, terdiri dari ada gedung pertemuan, dekat dengan/ada taman,
kolam renang, tempat ibadah dan lapangan tenis;
Kelompok faktor pendidikan terdiri dari dekat TK, SD, SMP, SMA, dan kampus;
Kelompok faktor kesehatan, terdiri dari dekat dengan dokter, puskesmas, rumah sakit;
Kelompok faktor aksesibilitas, terdiri dari tersedia alat transportasi umum, keadaan lalu
lintas yang lancar menuju lokasi perumahan;
Kelompok faktor eksternal, terdiri dari dekat dengan bandar udara, pusat kota, museum,
kebun binatang, tempat kerja, pasar, pantai wisata, dll;
10 Kelompok faktor topografi terdiri dari topografi yang berbukit-bukit dan datar/rata.
Sementara itu, menurut Budihardjo (1998) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
memilih lokasi perumahan dibagi menjadi empat segi antara lain:
1
Bukan daerah banjir, daerah gempa, daerah angin ribut dan daerah rayap
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
Mudah mendapatkan sumber air bersih, listrik, pembuangan air limbah/kotor/hujan dan
lain-lain
Tanah yang secara ekonomis sudah susah untuk dikembangkan secara produktif
Mempertahankan tanah yang berfungsi sebagai reservoir air tanah, penampung air
hujan dan penahan air laut.
7. Segi kesehatan:
a
Lokasi jauh dari lokasi pabrik-pabrik yang dapat mendatangkan polusi misalnya debu
pabrik, buangan sampah-sampah dan limbah pabrik.
Lokasi mudah untuk mendapatkan air minum, listrik, sekolah, puskesmas, dan lain-lain
kebutuhan keluarga.
Menjadi contoh bagi masyarakat sekeliling untuk membangun rumah dan lingkungan
yang sehat
Kemampuan fisik lahan, meliputi kemiringan, erosi, keefektifan tanah dan ada tidaknya
genangan.
Penggunaan lahan yang ada, meliputi ketersediaan lahan, fungsi lahan eksisting dan harga
lahan.
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
Menurut Koppelman dan De Chiarra, 1994 lokasi perumahan seharusnya memiliki sistem jalan
yang sesuai dengan persyaratan sirkulasi dari rencana tata ruang kota. Hal ini memberikan
pencapaian maksimum kepada semua bagian kota dan menjamin koordinasi yang baik dengan
rencana perubahan sirkulasi di kemudian hari.
Persyaratan Dasar Kawasan Perumahan, Persyaratan dasar tersebut meliputi:
1
Ekologi, adalah keterpaduan antara tatanan kegiatan alam yang mewadahinya (DPU, 1987).
Menurut Davidson, 1993 pemilihan lokasi perumahan tersebut seharusnya melalui empat tahap
sebagai berikut:
1
9. Studi Kelayakan:
Melakukan studi kelayakan lokasi alternatif dan mempertimbangkan potensi kawasan dari
segi persamaan ekologi, harga lahan, pekerjaan, kemungkinan untuk memperoleh kredit,
pemasaran dan peluang ekonomi lainnya untuk mata pencarian OTD dari masyarakat
setempat.
10. Susunan dan Rancangan:
Susunan dan rancangan kawasan relokasi harus sesuai dengan spesifikasi dan kebiasaan
budaya. Mengidentifikasi lokasi sekarang terhadap berbagai prasarana fisik dan sosial di
masyarakat yang terkena dampak: bagaimana anggota keluarga, kerabat, terkait satu sama
lain di kawasan sekarang, serta berapa sering dan siapa (jenis kelamin/umur) yang
menggunakan berbagai sarana dan prasarana sosial. Penting memahami pola pemukiman
dan rancangan yang ada supaya dapat menaksir kebutuhan di kawasan pemukiman yang
baru. Masukan masyarakat harus menjadi bagian integral proses rancangan.
11. Pembangunan Lokasi Pemukiman Kembali:
Luas lahan untuk pembangunan rumah harus berdasarkan tempat tinggal sebelumnya dan
kebutuhan di kawasan baru. Pemukim kembali harus diijinkan membangun rumah mereka
sendiri dari pada diberikan rumah yang sudah disediakan. Masyarakat harus diajak
bermusyawarah dalam pembangunan pemukiman kembali.
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
Dalam melakukan studi-studi kelayakan, khususnya dari segi fisik kawasan, dibutuhkan variabelvariabel yang dapat dan akan diukur. Variabel-variabel fisik tersebut adalah antara lain:
1
Kesesuaian lahan;
Kesesuaian lahan menunjuk kepada suatu mutu lahan yang berkenaan dengan imbangan
permintaan dengan penawaran dalam suatu lingkup kepentingan khusus. Kesesuaian lahan
adalah kecocokan suatu jenis lahan tertentu untuk suatu macam penggunaan tertentu,
Dapat juga dikatakan bahwa kesesuaian lahan merupakan spesifikasi kemampuan lahan.
Kemampuan lahan menyiratkan daya dukung, sedangkan kesesuaian lahan menyiratkan
kemanfaatan. Kriteria lahan yang diizinkan untuk pembangunan perumahan ditinjau dari
aspek fisik lingkungan adalah bukan daerah konservasi (BPN Jateng dalam Setiawan,
2002).
Kemiringan lereng datar dan relatif datar (0-2 %, 2-8 %), Kemiringan lereng datar
adalah sangat cocok bagi pembangunan perumahan, karena perencanaannya tidak
sulit dan biaya konstruksinya murah. Kelemahan kemiringan lereng datar adalah
bahaya banjir dan genangan-genangan air. Pola pembangunan yang dapat diterapkan
pada daerah ini adalah dengan membuat sistem jaringan drainase yang baik dan
daerah-daerah resapan air yang cukup.
Kemiringan lereng pada klasifikasi landai (8-15 %), Untuk kawasan permukiman secara
alami, tanpa adanya persyaratan khusus.
Kemiringan lereng pada klasifikasi agak curam (15-25 %), Pembangunan perumahan
pada kawasan ini membutuhkan teknik khusus, dengan mempertimbangkan aliran air
permukaan pada kemiringan lereng agar tidak menimbulkan masalah pada daerah di
bawahnya. Kekurangan daerah ini adalah rawan banjir dan erosi tanah, sehingga
membutuhkan daerah tangkapan air dan penghijauan. Untuk mengatasi permasalahan
pembangunan perumahan ini perencanaan perumahan dilakukan dengan konservasi
mekanik di mana pendirian pembangunan dilakukan dengan mengikuti pola aliran air
permukaan yang ada pada kawasan tersebut serta memperbanyak vegetasi dan
daerah penghijauan yang berfungsi sebagai tempat untuk menangkap aliran air
permukaan juga untuk mengurangi bahaya banjir.
Kemiringan lereng pada klasifikasi curam dan sangat curam (25-45 %, > 45 %),
Kawasan ini tidak sesuai dijadikan kawasan perumahan.
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
beda antara satu daerah dengan daerah yang lainnya. Perbedaan jenis tanah ini
dipengaruhi oleh proses pembentukannya. Sedangkan dari proses pembentukannya sendiri
dipengaruhi oleh faktor-faktor:
a
Sifat dari bahan induk (tekstur, struktur, susunan kimia, dan mineral);
Topografi;
Kelima faktor tersebut tidak dapat bekerja sendiri-sendiri, bahan induknya diolah oleh iklim
dan organisme. Pengolahan ini berlangsung di permukaan bumi pada waktu tertentu.
Dengan melihat perannya tersebut, maka bahan induk dan topografi sering diangap sebagai
faktor pasif, sedangkan iklim dan organisme disebut faktor aktif (Soepardi, 1984).
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
jangkau pejalan kaki; terjadinya kontak langsung individual serta ketersediaan fasilitas
pendukung kebutuhan harian dari pemukim. Sebagai pertimbangan utama dalam merumuskan
unit tersebut adalah kebebasan dalam gangguan transportasi kota, dimana paramater besaran
neighborhood diturunkan dari ukuran efesiensi jarak tempuh pejalan kaki, antara rumah dengan
fasilitas pelayanan.
Menurut Perry, Neigborhood yang ideal akan merangkum seluruh fasilitas publik dan kondisikondisi yang diperlukan oleh rata-rata keluarga bagi kenikmatan dan kewajaran hidup sekitar
rumah mereka. Selanjutnya oleh Perrydefinisi diatas diuraikan dalam enam prinsip dalam
merencanakan neigborhood (Rohe and Gates, 1985:26) :
1
Size (ukuran), pembangunan unit tempat tinggal harus menyiapkan perumahan dengan
ukuran populasi tertentu yang mensyaratkan diperlukannya satu sekolah dasar (elementary
school), dimana area yang diperlukan tergantung pada tingkat kepadatan populasi.
Boundaries (Batas), pada setiap sisi unit lingkungan dibatasi oleh jalan-jalan arteri dengan
kelebaran yang memadai sehingga dapat dipakai sebagai lalu lintas cepat, yang tidak
menembus daerah permukiman tersebut.
Open Space (Ruang terbuka), harus disediakan sistem taman dan ruang kecil yang
direncanakan untuk memenuhi kebutuhan individu yang mendiami lingkungan perumahan
tersebut.
Institution Sites (Area-area institusi), area untuk sekolah dan institusi yang melayani
lingkungan perlu disediakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam lingkungan
terbuat dan hendaknya ditempatkan secara berkelompok disekitar sebuah titik umum atau
titik pusat.
Local Shops (Pertokoan setempat), satu atau lebih pertokoan lokal yang cukup memadai
bagi populasi yang dilayani, hendaknya diletakan diseputar permukiman dan lebih baik lagi
disekitar pertemuan jalur-jalur lalu lintas yang mengikat beberapa lingkungan.
Internal Street System (Sistem jalan internal) setiap unit perlu dilengkapi dengan sistem jalur
khusus, sehingga setiap jalan raya disesuaikan dengan beban lalu-lintas yang mungkin dan
jaringan jalan sebagai suatu keseluruhan dirancang untuk memudahkan sirkulasidi dalam
lingkungan tersebut, dan hendaknya dicegah penggunaan sebagai jalur lalu-lintas cepat.
Dengan konsep neighborhood unit itu, dapat disimpulkan bahwa Perry mempunyai tujuan utama
bagi sebuah lingkungan permukiman yang baik adalah untuk membuat interaksi sosial diantara
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
penghuni lingkungan permukiman, sedangkan penataan fisik lingkungan merupakan cara untuk
mencapai tujuan utama tersebut (Golany:1976:187).
Ada beberapa prinsip atau kaidah dalam penentuan perencanaan pembentukan unit
neighborhood yang lebih baik (Golany, 1984 dalam Ujianto 1994:48), yaitu:
1
Prinsip Social Identity, terjadi ciri khusus serta tumbuhnya identitas sosial kemasyarakatan.
Prinsip Sharing System, terjadinya tukar menukar pelayanan untuk memenuhi berbagai
kebutuhan dari pusat-pusat pelayanan yang adadilingkungannya.
Sedangkan untuk menjamin dapat terlaksananya konsep Neighborhood unit, Clarence Perry
membuat ketetapan untuk terpenuhinya kebutuhan sosio-psikologis pemukim. Syarat-syarat
tersebut(Ida bagus Rabindra, 1996:43-44) adalah :
1
Syarat kedekatan fisik, dirumuskan dengan mengambil patokan besaran efektif komunitas
dengan elemen:
a
Luas wilayah, dimana ukuran luas wilayah komunitas memungkinkan setiap warga
mudah berkomunikasi dengan kelompok primernya karena dekatnya jarak capai
dengan cukup berjalan kaki. Teori ini mengidentifikasi bahwa salah satu esensi dari
konsep neighborhood adalah kebutuhan dasar emosional manusia untuk berhubungan
lebih erat dengan orang-orang disekitarnya, yang disebut sebagai kelompok primer
(Brooms dan Selznick, dalam Suryanto, 1989:53).
Jumlah warga, yaitu ukuran jumlah anggota menghasilkan suatu ukuran kepadatan
yang memungkinkan tingkat ikatan fisik dan sosial komunitas tetap tinggi, dengan tetap
menjaga keseimbangan dengan daya dukung alam.
14. Syarat ikatan sosial, jika fasilitas sosial sebagai ikatan fisik tersebut sesuai dengan
kebutuhan sebagian besar anggota lingkungan, maka ikatan fisik tersebut akan berfungsi
sebagai ikatan sosial, karena kemampuannya untuk merangsang terciptanya kelompok
primer.
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
Neighborhood unit, terbebas dari lalu lintas tembus dan kemungkinan adanya
persimpangan.
Neighborhood unit dibatasi dari lalu lintas kendaraan kecepatan tinggi, atau lalu lintas
eksternal.
Adanya pemisahan yang tegas antara jalur lalu lintas kendaraan danjalur pejalan kaki.
Lalu-lintas dalam lingkungan neighborhood unit umumnya untuk pejalan kaki atau
dengan kendaraan yang berkecepatan rendah khusus bagi penghuni.
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
adalah suatu aktivitas atau materi tersebut satu sama lain mempunyai ikatan, namun secara
sistematis dapat dibagi kedalam dua kelompok utama yaitu fasilitas sosial dan fasilitas fisik.
Fasilitas sosial dapat diartikan sebagai bentuk pelayanan kebutuhan masyarakat yang bersifat
memberi kepuasan sosial, mental, dan spritual; diantaranya adalah fasilitas pendidikan,fasilitas
kesehatan, fasilitas peribadatan, fasilitas kemasyarakatan (civil), fasilitas perbelanjaan, fasilitas
rekreasi dan oleh raga serta tempat pekuburan. Fasilitas fisik adalah bentuk pelayanan
kebutuhan masyarakat yang bersifat fisik yang mencakup utilitas umum (Sujarto;1989:70.171).
Mengenai penggolongan fasilitas pelayanan di Indonesia, secara umum dapat dibagi dalam 3
(tiga)kelompok (Permendagri Nomor 1 Tahun 1987 tentang Penyerahan Prasarana Lingkungan,
Utilitas Umum dan Fasilitas Sosial Perumahan kepada Pemerintah Daerah), yaitu:
1
Prasarana Lingkungan, adalah kelengkapan lingkungan yang meliputi antara lain : jalan,
saluran, pembuangan limbah, serta saluran pembuangan air hujan.
17. Utilitas Umum, adalah bangunan-bangunan yang dibutuhkan dalam sistem pelayanan
lingkungan yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah antara lain: jaringan air bersih,
jaringan listrik, jaringan gas, jaringan telephone, terminal angkutan umum, kebersihan
(sampah), serta pemadam kebakaran.
18. Fasilitas Sosial, adalah fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam lingkungan
permukiman antara lain : fasilitas pendidikan, kesehatan, perbelanjaan, dan niaga,
pemerintahan dan pelayanan umum, rekreasi kebudayaan, olah raga dan lapangan terbuka,
serta pemakaman umum.
Keberhasilan kehadiran suatu fasilitas umum dan sosial dalam lingkungan perumahan, dapat
dilihat dari minat dan kesediaan para penghuni perumahan untuk memanfaatkan fasilitas
tersebut. Bilamana banyak diantara mereka yang mencari fasilitas yang fungsinya sama tetapi
terletak diluar lingkungan permukiman tersebut, dapat disimpulkan bahwa fasilitas yang tersedia
tidak dapat menjawab kebutuhan mereka (Golany 1976:111).
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
Permukiman (RP3KP) sangat diperlukan untuk mengatasi beberapa masalah perumahan dan
kawasan permukiman seperti:
1
Backlog
Pasal 15 UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman huruf e berbunyi
bahwa pemerintah kabupaten/kota memiliki tugas untuk menyusun rencana pembangunan dan
pengembangan perumahan dan kawasan permukiman (RP3KP) di tingkat kabupaten/kota.
Sebagai dasar hukum, UU No 1 Tahun 2011 juga ditunjang oleh UU Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang dan PP Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang, Pasal 97 ayat (1) huruf f tentang program pembangunan sektoral dan Pasal 98.
Penyusunan RP3KP memerlukan pedoman yang tertuang dalam Permenpera No.12 Tahun
2014 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan
dan Kawasan Permukiman.
RP3KP Kota Salatiga merupakan arah kebijakan dan pengembangan bidang perumahan dan
kawasn permukiman:
a Berdasarkan RTRW
b Mendukung program dan kegiatan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
RP3KP diperlukan karena RTRW hanya mengatur penetapan kawasan perumahan kepadatan
rendah, sedang, dan/atau tinggi. Berikut penjabaran kawasan peruntukan perumahan di Kota
Salatiga.
Kawasan
Peruntukan
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
Kelurahan Ledok
d Kelurahan Tegalrejo
e Kelurahan kalicacing
f
Kelurahan Salatiga
Kawasan
Peruntukkan
Kelurahan Mangunsari
Peruntukkan
d Kelurahan Kumpulrejo;
e Kelurahan Noborejo;
f
Kelurahan Randuacir;
g Kelurahan Kecandran;
h Kelurahan Dukuh;
i
Kelurahan Blotongan;
Kelurahan Bugel;
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
Kelurahan Pulutan.
Rencana
pengembangan
kualitas
lingkungan
pengembangan
kualitas
lingkungan
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
mendorong
pembuatan
sumur resapan dan biopori.
Secara spasial, rencana kawasan permukiman Kota Salatiga dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel 2.1
No
1
2
3
4
Kecamatan
Argomulyo
Tingkir
Sidomukti
Sidorejo
Jumlah
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
BAB 3
Gambaran
Umum Wilayah
Bab ini berisi tentang gambaran umum wilayah Kota
Salatiga
Sebelah Utara
Sebelah Timur
Sebelah Selatan : Kecamatan Getasan (Desa Sumogawe, Desa Samirono dan Desa
Jetak) dan Kecamatan Tengaran (Desa Patemon dan Desa Karang
Duren)
Sebelah Barat
Secara administratif Kota Salatiga terbagi menjadi 4 kecamatan dan 22 kelurahan. Luas wilayah
Kota Salatiga tercatat sebesar 5.678,110 hektar atau 56,781 km dan berbatasan langsung
dengan Kabupaten Semarang (berada di tengah-tengah Kabupaten Semarang).
L apo r an
PENDAHULU
AN
Kecamatan Sidorejo
1.624 Ha
1.054 Ha
1.852 Ha
1.145 Ha
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
2012
351
396
128
232
146
13
5
0
0
63
247
449
2030
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
Curah Hujan
2013
369
260
370
488
265
122
123
4
255
149
313
2178
2014
300
188
498
373
266
249
82
38
274
303
2571
2012
14
16
11
8
7
2
1
0
0
5
7
8
79
Hari Hujan
2013
11
9
18
15
10
3
4
1
7
10
11
99
2014
11
8
19
16
9
10
7
2
7
13
102
Sumber: Salatiga Dalam Angka 2015 dan Data Pembangunan Kota Salatiga
3.2.2 Topografi
Sebagian besar wilayah Kota Salatiga memiliki kondisi kelerengan yang relatif datar antara 08%. Sedangkan kelerengan yang cukup curam hanya terdapat pada sedikit wilayah di bagian
selatan kabupaten, yaitu pada Kecamatan Weru yang terdapat daerah dengan kelerengan 815%, dan pada Kecamatan Bulu yang terdapat daerah dengan kelerengan 8-15%, 15-25% dan
25-40%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah di Kota Salatiga memiliki
kelerengan yang relatif datar.
Ditinjau dari topografinya, wilayah Kota Salatiga dibagi menjadi 3 kategori, yaitu :
a.
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
b.
c.
Daerah yang relatif datar, 10% dari luas wilayah yang berada di Kelurahan
Kalicacing, Noborejo, Kalibening dan Blotongan.
b.
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
L apo r an
PENDAHULU
AN
29,671
1.749,375
Lahan
Lainnya
73,644
311,367
707,950
35,535
Sidomukti
61,798
1.053,859
30,193
Sidorejo
380,391
1.187,751
56,576
Jumlah
783,227
4.698,935
195,948
Kecamatan
Lahan Sawah
Argomulyo
Tingkir
Lahan Kering
Jumlah
1.852,69
0
1.054,85
2
1.145,85
0
1.624,71
8
5.678,11
0
Sumber: Salatiga dalam Angka 2015 dan Data Pembangunan Kota Salatiga
Penggunaan lahan sawah terbagi dalam jenis pengairannya, seperti irigasi teknis, irigasi
setengah teknis, irigasi sederhana, dan tadah hujan. Total luas lahan sawah pada irigasi teknis,
irigasi setengah teknis, irigasi sederhana, dan tadah hujan masing-masing adalah sebesar
365,433, 123,534, 133,625, dan 160,636. Berikut rincian luas lahan sawah menurut kecamatan
di Kota Salatiga.
Tabel 3.4
Luas Lahan Sawah menurut Jenis Pengairan/Irigasi per Kecamaran Kota Salatiga Tahun 2014
(ha)
Kecamatan
Argomulyo
Tingkir
Sidomukti
Sidorejo
Jumlah
Irigasi
Teknis
5,790
252,654
28,620
78,369
365,433
Irigasi Setengah
Teknis
3,000
23,625
14,500
82,409
123,534
Irigasi
Sederhana
15,101
26,640
9,479
82,404
133,625
Tadah
Hujan
5,780
8,448
9,199
137,209
160,636
Jumlah
29,671
311,367
61,798
380,391
783,227
Sumber: Salatiga dalam Angka 2015 dan Data Pembangunan Kota Salatiga
Penggunaan lahan kering terdiri dari pekarangan dan tegalan. Pada tahun 2014, luas lahan
kering masing-masing penggunaan/status lahan di Kota Salatiga adalah sebesar 3.103,665 dan
1.595,270. Berikut rincian luas lahan bukan sawah menurut kecamatan di Kota Salatiga.
Tabel 3.5
Luas Lahan Kering dan Lahan Lain menurut Penggunannya per Kecamatan Tahun 2014 di
Kota Salatiga (ha)
L apo r an
PENDAHULU
AN
Kecamatan
Argomulyo
Pekarangan
993,476
Tegalan
755,899
Lainnya
73,644
Tingkir
Sidomukti
529,757
667,504
178,193
386,355
35,535
30,193
Sidorejo
912,929
274,823
56,576
3.103,665
1.595,27
0
195,948
Jumlah
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
Jumlah
1.823,01
9
743,485
1.084,05
2
1.244,32
7
4.894,88
3
Sumber: Salatiga Dalam Angka 2015 dan Data Pembangunan Kota Salatiga
Permukiman Kota Salatiga tersebar di seluruh wilayah. Luas permukiman paling besar terletak di
Kecamatan Argomulyo yaitu sebesar 439,38 Ha. Luas permukiman eksisting di Kota Salatiga
adalah sebagai berikut
Tabel 3.6
Kecamatan
Argomulyo
Tingkir
Sidomukti
Sidorejo
Jumlah
Luas
439,38
359,76
322,17
430,12
1.551,43
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Gambar 4.5
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
Kecamatan
Argomulyo
Tingkir
Sidomukti
Sidorejo
Jumlah
Luas (Km2)
18,526
10,549
11,459
16,247
56,781
Banyaknya
Penduduk
42.776
42.303
41.264
54.850
181.193
Kepadatan
Penduduk
(Jiwa/Km2)
2.309
4.010
3.601
3.376
3.191
Sumber: Salatiga Dalam Angka, 2015 dan Data Pembangunan Kota Salatiga
Tabel di atas menunjukkan kepadatan penduduk pada tiap kecamatan di Kota Salatiga.
Kepadatan paling tinggi berada pada Kecamatan Tingkir yaitu mencapai 4.010 jiwa/km2,
sedangkan kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk terendah adalah 2.309 jiwa/km2
pada Kecamatan Argomulyo.
Sejak tahun 2010 sampai 2014, kepadatan penduduk Kota Salatiga ini mengalami
peningkatan tiap tahunnya. Tentunya peningkatan kepadatan ini berbanding lurus dengan
perkembangan jumlah penduduk yang ada di kabupaten ini. Berikut ini merupakan tabel
kepadatan penduduk pada tiap tahunnya di Kota Salatiga.
L apo r an
PENDAHULU
AN
Tabel 3.8
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
2010
2.302
3.987
3.195
3.079
3.017
2011
2.210
3.811
3.401
3.223
3.038
2012
2.244
3.830
3.422
3.243
3.062
2013
2.274
3.955
3.549
3.328
3.145
2014
2.309
4.010
3.601
3.376
3.191
Kecamatan
Argomulyo
Tingkir
Sidomukti
Sidorejo
Jumlah
2013
2012
2011
2010
Laki-laki
21.045
20.704
20.304
26.559
88.612
87.343
85.299
84.621
84.807
Perempuan
21.731
21.599
20.960
28.291
92.581
91.251
88.575
87.864
86.520
Jumlah
42.776
42.303
41.264
54.850
181.193
178.594
173.874
172.485
171.327
Sex Ratio
96,84
95,86
96,87
93,88
95,71
95,72
96,30
96,31
98,02
Sumber: Salatiga Dalam Angka, 2015 dan Data Pembangunan Kota Salatiga
Perbandingan penduduk menurut jenis kelamin ini pada tahun 2014 di Kota Salatiga
memiliki sex ratio sebesar 95,87 yang menunjukkan bahwa jumlah penduduk antara laki-laki
dan perempuan tidak memiliki selisih yang terlalu jauh. Namun, pada tahun 2014 sendiri
terlihat bahwa di kota ini didominasi oleh penduduk perempuan.
K. Kependudukan Menurut Kelompok Umur
Penduduk berdasarkan kelompok umur ini digunakan untuk melihat jumlah penduduk yang
berada pada usia produktif dan non produktif. Usia produktif sendiri terdiri dari penduduk
mulai usia 15 59 tahun. Untuk usia di bawah 15 tahun merupakan usia belum produktif,
sementara usia di atas 59 tahun merupakan usia yang sudah tidak produktif. Pada Kota
Salatiga sendiri jumlah penduduk yang berada pada usia produktif lebih besar jika
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
dibandingkan dengan usia non produktif. Berikut ini merupakan grafik penduduk menurut
kelompok umur yang ada pada Kota Salatiga pada tahun 2014.
-2105
-1324
-1760
-2790
-4562
-5568
-5772
-6095
-6725
-6971
-7673
-8518
-7573
-6902
-7009
-7265
3212
1770
2134
2866
4706
6070
6483
6676
6880
7162
7934
8543
7649
7006
6808
6682
Laki-laki
Perempuan
Perkiraan mengenai kebutuhan hunian juga dapat dilihat pada jumlah kepala keluarga yang
ada di Kota Salatiga. Jumlah kepada keluarga dan jumlah rumah yang ada akan
menunjukkan seberapa banyak rumah yang telah melayani kepala keluarga. Berikut ini
merupakan tabel jumlah kepala keluarga yang ada di Kota Salatiga.
Tabel 3.10 Jumlah Rumah Tangga Per Kecamatan Tahun 2014
Kecamatan
Argomulyo
Tingkir
Sidomukti
Sidorejo
Jumlah
Banyaknya
Penduduk
42.776
42.303
41.264
54.850
181.196
Jumlah KK
10.917
10.784
10.705
17.419
49.825
Rata-Rata Jumlah
Anggota Per KK
4
4
4
3
4
Sumber: Salatiga Dalam Angka, 2015 dan Data Pembangunan Kota Salatiga
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
SD
Kecamatan
Negeri
22
21
15
24
82
Argomulyo
Tingkir
Sidomukti
Sidorejo
Jumlah
Swasta
3
9
4
9
25
Jumlah
25
30
19
33
107
Sumber: Salatiga dalam Angka, 2015 dan Data Pembangunan Kota Salatiga
Tabel 3.12 Banyaknya SLTP Menurut Status Dan Kecamatan di Kota Salatiga Tahun 2013
No
1
2
3
4
Kecamatan
Argomulyo
Tingkir
Sidomukti
Sidorejo
Jumlah
Jumlah
4
3
5
15
27
Tabel 3.13 Banyaknya Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan Menurut Status dan Kecamatandi Kota
Salatiga Tahun 2014
No
1
2
3
4
Kecamatan
Argomulyo
Tingkir
Sidomukti
Sidorejo
Jumlah
MA
0
0
0
2
2
Sumber: Salatiga dalam Angka, 2015 dan Data Pembangunan Kota Salatiga
SMU
2
0
1
7
10
SMK
0
2
9
8
19
Jumla
2
2
10
17
31
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
Sarana Peribadatan
Banyaknya tempat peribadatan di Kota Salatiga pada tahun 2014 mencapai 604 buah yang
terdiri dari 85,60 persen masjid dan langgar, dan 13,25 persen gereja Kristen dan katholik
dan sisanya berupa pura dan vihara.
Tabel 3.14 Banyaknya Tempat Ibadah Menurut Kecamatandi Kota Salatiga Tahun 2014
No
1
2
3
4
Kecamatan
Masjid
Argomulyo
Tingkir
Sidomukti
Sidorejo
Jumlah
46
47
55
66
214
Musholla/
langgar
68
80
48
107
303
Gereja
22
19
27
12
80
Pura,
Vihara
2
2
2
1
7
Sumber: Salatiga dalam Angka, 2015 dan Data Pembangunan Kota Salatiga
Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada di Kota Salatiga meliputi rumah sakit, puskesmas, puskesmas
pembantu, balai pengobatan, rumah bersalin, bidan praktik, dan apotek. Rumah sakit paling
banyak terdapat di Kecamatan Tingkir dan Sidomukti, yaitu sebanyak 2 unit.
1
2
3
4
Argomulyo
Tingkir
Sidomukti
Sidorejo
Jumlah
1
2
2
1
6
50
213
457
53
773
2
1
2
1
6
6
4
5
8
23
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
Sarana Perdagangan
Seiring dengan era modernisasi, saat ini banyak hadir pusat perbelanjaan modern, dimana
konsumen bisa berbelanja lebih efisien. Walau demikian di Kota Salatiga masih banyak
pasar tradisional sebanyak 14 unit pada tahun 2014.
Apotek
Tempat
Tidur
Unit
BersalinRumah Sakit
Kecamatan
Balai Pengobatan
No
Puskesmas
Rumah Sakit
PembantuPuskesmas
21
27
40
20
108
2
8
11
9
30
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
Persampahan
Peningkatan produksi sampah dari tahun ke tahun akan menimbulkan berbagai masalah.
Produksi sampah pada tahun 2014 di Kota Salatiga mencapai 380 meter kubik. Sekitar 91,2
persen sampah tersebut berhasil diangkut.
Tabel 3.16 Volume Sampah dan Sampah yang Terangkut Tahun 2005-2014 di Kota Salatiga
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Tahun
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Sampah
Terangkut
Volume (m )
(m3)/Tahun
380
346,60
389
350,00
385
360,00
380
350,00
380
350,00
380
350,00
409
326,00
409
326,00
360
294,00
380
346,00
3
Sumber: Salatiga dalam Angka, 2015 dan Data Pembangunan Kota Salatiga
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
BAB 4
Metodologi Kerja
Bab ini berisi tentang metodologi pelaksanaan kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan
Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Salatiga
Penyusunan RP3KP memerlukan pendekatan studi dan pengkajian data. Proses penyusunan studi melalui kajian kebijakan, peraturan dan
pendalaman data dasar di lapangan sebagai salah satu faktor penting sehingga dapat digunakan sebagai dasar penyusunan dalam skenario umum
perencanaan program maupun sebagai lanjutan kebijakan pengambil keputusan dalam penyelenggaraan pembangunan perumahan dan kawasan
permukiman.
1. Tahapan Penyusunan Database Perumahan dan Kawasan Permukiman
2. Tahapan Analisis Hasil Database
3. Tahapan Perumusan Konsepsi PKP
4. Tahapan Perumusan Rencana PKP
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
4.1 PERSIAPAN
Dalam pelaksanaan pekerjaan, tahap persiapan bertujuan menyiapkan tim baik secara substansial maupun administratif, untuk melaksanakan
pekerjaan ini. Serta memenuhi tujuan dan keluaran yang diharapkan. Kegiatan pada tahap persiapan antara lain:
A Penyusunan Rencana Kerja
Tahapan ini meliputi penyempurnaan metodologi agar lebih rinci dan operasional, dan penyempurnaan jadwal kerja untuk melengkapi dan
mensinkronkan antara tugas jadwal rencana kerja dengan tenaga ahli.
L. Desk study
Desk study merupakan kegiatan untuk mendapatkan gambaran awal wilayah studi. Pada tahap ini dikaji data sekunder, seperti: dokumen
RTRW Kota Salatiga, dan peta-peta yang relevan, seperti peta topografi, peta pola ruang, peta geologi, dan peta-peta lain yang relevan dan
tersedia. Peta-peta tersebut digunakan untuk menyiapkan peta dasar untuk kegiatan survey primer. Pada tahap ini, dilakukan pula penyusunan
checklist data, pengumpulan data sekunder, penyusunan daftar pertanyaan, penyusunan desain survey dan surat pengantar/administrasi untuk
di lapangan.
Penyusunan desain survei pada awal kegiatan yang mencakup kebutuhan-kebutuhan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan
RP3KP Kota Salatiga.
Tujuan
Metode
Langkah
:
:
Output
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Durasi
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
1 (satu) minggu *
*) Terhitung sejak minggu pertama sub kegiatan persiapan dan pemantapan rencana kerja
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
pelaksanaan pekerjaan, mengingat bahwa inovasi dan kreativitas harus tetap dipertimbangkan di dalam setiap pelaksanaan pemecahan
masalah di lapangan. Meskipun demikian, fleksibilitas yang dimaksud disini bukan fleksibilitas total, tetapi masih dalam lingkup maksud dan
tujuan disusunnya pedoman pelaksanaan.
O. On the Spot Strategy (Pengamatan langsung di lapangan)
Pendekatan dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan untuk mendapatkan data-data yang empiris seakurat mungkin. Pendekatan
secara langsung tersebut dapat berupa pengamatan visual maupun wawancara dengan nara sumber.
P. Pendekatan Referensif (literature)
Pendekatan melalui sumber-sumber dari referensif/literatur dimaksudkan untuk mendapatkan data yang berupa arahan kebijaksanaan,
pedoman pelaksanaan, informasi yuridis dan lain-lain yang bersifat mendukung terhadap pengamatan di lapangan. Pendekatan referensif
tersebut dapat juga digunakan untuk mendapatkan acuan teori-teori ilmiah yang berdasarkan pemikiran para ahli.
Q. Pendekatan Partisipatif
Pendekatan partisipatif dalam hal penyusunan database sangat diperlukan terutama kaitannya dengan pelibatan tim teknis dalam membantu
mendapatkan data-data perumahan dan kawasan permukiman yang up to date. Dengan pendekatan semacam ini diharapkan akan dapat
menghimpun sumberdaya, merencanakan serta melaksanakan kegiatan dan proyek dalam upaya mengidentifikasi keadaan sosial, ekonomi
dan lingkungan serta permasalahannya.
R. Pendekatan GIS (Geography Information System)
GIS merupakan suatu sistem terorganisir meliputi hardware, software, data geografis, dan personil yang ditujukan untuk pengumpulan,
penyimpanan, pemutakhiran, manipulasi, analisa, dan display dari berbagai bentuk informasi berbasis geografis. Penggunaan GIS
memudahkan dan memadukan antar database informasi perumahan dan permukiman dengan suatu referensi geografis tertentu sehingga
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kondisi suatu wilayah. Lebih lanjut aplikasi GIS ini akan memudahkan dalam proses
inputing, storing, retrieving, exchanging dan updating (pemasukan, penyimpanan, pengambilan kembali, pertukaran dan pemutakhiran) data.
Dengan menggunakan GIS maka akan dimungkinkan beberapa keuntungan diantaranya:
a
Kegiatan penyusunan RP3KP Kota Salatiga akan membangun suatu sistem yang integral dan dapat diakses dengan mudah, yang berisi
informasi perumahan dan permukiman. Software pendukung yang dipakai dalam penyusunan sistem ini adalah ArcGIS.
Berhubung penyusunan database RP3KP merupakan suatu rangkaian kegiatan yang saling terkait, keberadaan database yang baik akan menjadi
bahan masukan untuk menyusun naskah akademis. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya perlu melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut:
1. Menganalisis kondisi perumahan yang ada, termasuk di dalamnya berisi tentang stok perumahan yang ada, luasan dan persebaran kawasan
perumahan, serta layanan prasarana dan sarana.
2. Melakukan inventarisasi dan pencatatan ulang terhadap pembangunan perumahan dan permukiman oleh pengembang dan masyarakat, lahan
peruntukan peruntukan untuk perumahan dan permukiman, serta pembangunan permukiman skala besar.
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
3. Menganalisis pokok permasalahan yang dihadapi, meliputi permasalahan yang penting dan genting, permasalahan yang perlu diantisipasi,
serta daftar masalah lain yang perlu ditangani secara bertahap.
4. Membangun sistem database perumahan dan permukiman yang baik, lengkap, akurat, dan mudah diakses, mutakhir, serta mampu
menampung semua kepentingan.
Terbentuknya sistem database perumahan dan permukiman yang baik dan mutakhir yang bisa di up dating setiap saat.
Data fisik
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
L ap o ran
PENDAHULU
AN
No
B
1
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
L ap o ran
PENDAHULU
AN
No
C
1
Kebutuhan Data
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
L ap o ran
PENDAHULU
AN
No
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
Kebutuhan Data
Urusan yang perlu dipecahkan secara terkoordinasi melalui forum
kota/lokal.
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
Obyek lapangan yang akan dikunjungi adalah lingkungan-lingkungan permukiman yang mempunyai potensi permasalahan perumahan.
T. Survey Wawancara
Metode wawancara digunakan untuk mendapatkan keterangan mengenai permasalahan yang dihadapi di dalam proses penataan lingkungan
permukiman lingkungan permukiman kawasan perbatasan, melalui wawancara terhadap pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Pada
dasarnya, tujuan dari pengumpulan data melalui wawancara ini adalah untuk menunjang metode survey lapangan.
Adapun target-target pihak-pihak yang akan diwawancarai meliputi semua pihak yang terkait dengan proses penyusunan RP3KP Kota Salatiga.
Sebelum melakukan kegiatan survey perlu adanya persiapan-persiapan, yang meliputi persiapan-persiapan sebagai berikut :
a
Penyusunan daftar kebutuhan data yang diperlukan, yang ditujukan baik kepada intansi maupun lembaga serta narasumber yang lain.
Inventarisasi data yang sudah ada, berupa data sekunder, berupa pedoman dan arahan kegiatan serta standar-standar, hasil studi dan
penelitian yang pernah dilakukan. Inventarisasi data ini sangat perlu untuk menyusun strategi pengumpulan data yang dapat digunakan
pada proses-proses penataan lingkungan, khususnya lingkungan nelayan.
Pembuatan kerangka dasar, yang dipergunakan untuk berbagai kegiatan survey, analisis dan rencana serta penyajian dalam laporan.
Selanjutnya, setelah semua peralatan yang dibutuhkan tersedia, lalu dilakukan pelaksanaan survey di lapangan.
Kegiatan pengumpulan data pada pekerjaan RP3KP Kota Salatiga didasarkan pada analisis-analisis yang akan dilakukan. Berikut penjabaran
teknik pengumpulan data pada tiap analisis.
Tabel 4.18
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Analisis
Analisis Implikasi
Kebijakan
Pembangunan dan
Kebijakan
Tata
Ruang
Nasional
dan
Daerah
Provinsi terhadap
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan
dan
Kawasan
Permukiman
Analisis Implikasi
Kebijakan
Pembangunan dan
Kebijakan
Tata
Ruang Daerah Kota
Salatiga terhadap
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan
dan
Kawasan
Permukiman
Analisis
Sistem
Pusat-pusat
Pelayanan
yang
Didasarkan pada
Sebaran
Daerah
Fungsional
Perkotaan
dan
Perdesaan
Analisis
Karakteristik Sosial
Kependudukan
Data
RTRW
Nasional
RTRW Provinsi
RPJM Provinsi
RPJP Kota
Salatiga
RPJM Kota
Salatiga
Sebaran Fasilitas
Pola Migrasi
Jumlah
Metode
Sumber Data
Survey Instansional Bappeda Kota
dan
Literatur
Salatiga dan
(Sekunder)
Provinsi Jawa
Tengah
Dinas Cipta Karya
dan Tata
Ruang Kota
Salatiga
Tahun
2011
2011
Survey Instansional
dan Literatur
(Sekunder)
Survey Lapangan
BPS
Kantor Kecamatan
Kantor Kelurahan
2015
Survey Instansional
dan Literatur
(Sekunder)
BPS
Kantor Kecamatan
2010-2015
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Analisis
Data
Analisis
Karakteristik
Perumahan
Kawasan
Permukiman
dan
Metode
Penduduk dan Survey Lapangan
Proyeksi
Survey wawancara
Penduduk 20
tahun
Struktur
Penduduk
berdasarkan
Mata
Pencaharian,
Usia Produktif,
Tingkat
Pendidikan,
Sex Ratio
Sebaran
Kepadatan
Penduduk dan
proyeksi 20
tahun
Identifikasi
Survei lapangan
permasalahan
(pengamatan)
perumahan dan Survei
kawasan
Instansional
permukiman
Interpretasi
Ketersediaan
Citra
rumah dan
kondisinya
Jumlah
kekurangan
rumah
(backlog) dan
proyeksi
Lokasi
perumahan
Sumber Data
Kantor Kelurahan
Dinas Penduduk
dan Catatan
Sipil
Tahun
BPS
Kantor Kecamatan
Kantor Kelurahan
Dinas Cipta Karya
dan Tata
Ruang Kota
Salatiga
2015
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Analisis
Data
pada Kawasan
Fungsi Lain
Lokasi
Perumahan
Kumuh dan
Permukiman
Kumuh
Lokasi dan
Jumlah Rumah
yang
Memerlukan
Peningkatan
Kualitas
(Rumah Tidak
Layak Huni)
Database
Rumah dan
Perumahan
Analisis
Arah RTRW Kota
Pengembangan
Salatiga
Perumahan
dan RTRW
Kawasan
Kabupaten
Permukiman
di
Semarang
Perkotaan dan/atau
Perdesaan
yang
Berbatasan dalam
Wilayah Kabupaten
terhadap Rencana
Pengembangan
Wilayah
Kabupaten/Kota
secara Keseluruhan
Analisis Kebutuhan Sebaran
Metode
Interpretasi
Citra
Survey
instansional
Sumber Data
Bappeda Kota
Salatiga dan
Kabupaten
Semarang
Dinas Cipta Karya
dan Tata
Ruang Kota
Salatiga dan
Kabupaten
Semarang
Tahun
2011
2015
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Analisis
Data
Prasarana, Sarana,
Prasarana
dan Utilitas Umum
Sebaran Sarana
Sebaran Utilitas
Umum
Analisis
Arah
Pengembangan
Perumahan
dan
Kawasan
Permukiman dan
Dukungan Potensi
Wilayah,
Kemampuan
Penyediaan Rumah
dan
Jaringan
Prasarana
dan
Sarana serta Utilitas
Umum
Analisis Kesesuaian
Terhadap Rencana
Investasi
Prasarana, Sarana
dan
Jaringan
Prasarana, Sarana,
Utilitas Umum
Analisis Besarnya
Permintaan
Masyarakat
terhadap Rumah
Analisis Kebutuhan
Tanah
untuk
Pembangunan
Perumahan
dan
RTRW Kota
Salatiga
RPIJM
Jumlah
Penduduk
Jumlah penduduk
Jumlah rumah
berdasarkan
perhitungan
Metode
(pengamatan)
Survei
Instansional
Interpretasi
Citra
Interpretasi
Citra
Survei
Instansional
Sumber Data
Kantor Kecamatan
Kantor Kelurahan
Tahun
Bappeda
Dinas Cipta Karya
dan Tata
Ruang Kota
Salatiga
2011
Bappeda
Dinas Cipta Karya
dan Tata
Ruang Kota
Salatiga
2011
Survei Instansional
BPS
Kantor Kecamatan
Kantor Kelurahan
2010-2015
Survei Instansional
Bappeda
Dinas Cipta Karya
dan Tata
Ruang Kota
2015
Interpretasi
Citra
Survei
Instansional
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Analisis
Kawasan
Permukiman
dengan
Memperhatikan
Kebijakan Hunian
Berimbang
Analisis
Daya
Dukung dan Daya
Tampung
Lingkungan Hidup
serta
Optimasi
Pemanfaatan
Ruang
Data
kebutuhan rumah
Database rumah
Harga tanah
Data MBR
Metode
Survei Instansional
Bappeda
Dinas Cipta Karya
dan Tata
Ruang Kota
Salatiga
ATR/BPN
2015
Analisis
Kemampuan
Keuangan Daerah
Survei Instansional
DPKAD
BPS
Badan
Penanaman
Modal
2015
Survei Instansional
Bappeda
Dinas Cipta Karya
dan Tata
Ruang Kota
Salatiga
Developer
2015
Analisis Kebutuhan
Kelembagaan
Perumahan
dan
Kawasan
Permukiman
Sumber : Tim Penyusun, 2016
Sumber Data
Salatiga
Tahun
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
:
:
:
:
:
Mengolah dan menyajikan data hasil survey sekunder dan survey primer
Desk study
Data primer dan data sekunder dikolektifkan dan diolah berdasarkan jenis dan variable
Database perumahan dan kawasan permukiman Kota Salatiga
1 (satu) minggu *
*) Terhitung sejak minggu pertama bulan ketiga atau sejak diselesaikannya
sub kegiatan survey
Hasil pengumpulan data ini kemudian diolah kedalam formulasi penyajian data, sehingga menjadi masukan untuk proses analisis. Produk penyajian
data ini merupakan proses seleksi data yang disajikan dalam bentuk tabulasi, diagram, diskripsi, grafik dan peta yang disusun secara sistematis
sehingga mudah dibaca, dimengerti dan siap untuk dianalisis.
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
Format tampilan database dengan software Mocrosoft Excel dan peta geografis dengan software ArcGIS. Database dengan format sajian hard copy
meliputi data umum, data kependudukan, data fisik, data non fisik dan data perumahan dilengkapi dengan tabel, grafik dan peta serta gambar
sebagai pelengkap data tersebut.
Analisis Komparatif
Analisis ini biasanya digunakan untuk membandingkan dua fenomena (perkembangan) yang berbeda. Hasil akhir analisis ini ditentukan
melalui tingkat perbandingan yang dilakukan.
L ap o ran
PENDAHULU
AN
l.
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
Analisis Deskriptif
Analisis ini adalah menggambarkan kondisi / keadaan yang berkembang di masyarakat. Pada umumnya metode ini merupakan uraianuraian /narasi yang harus bisa merepresentasikan keadaan yang sebenarnya tanpa dikurangi atau ditambahi.
4.4.1 Analisis Implikasi Kebijakan Pembangunan dan Kebijakan Tata Ruang Nasional dan Daerah Provinsi terhadap Pembangunan
dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman
Analisis implikasi kebijakan pembangunan dan kebijakan tata ruang nasional dan daerah provinsi terhadap pembangunan dan pengembangan
perumahan dan kawasan permukiman merupakan analisis yang bertujuan untuk mengidentifikasi kebijakan pembangunan dan pengembangan
perumahan dan kawasan permukiman dalam RTRW Nasional dan RTRW Provinsi Jawa Tengah serta RPJM Provinsi Jawa Tengah.
Diharapkan pada analisis ini, dapat diketahui kebijakan pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman di Kota Salatiga
yang sudah diatur dalam RTRW Nasional, RTRW Provinsi Jawa Tengah dan RPJM Provinsi Jawa Tengah. Hal ini dapat digunakan sebagai acuan
penyusunan rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman Kota Salatiga.
Tujuan
Metode
Langkah
:
:
Output
Durasi
Mengidentifikasi kebijakan pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman dalam RTRW Nasional dan RTRW Provinsi Jawa
Tengah serta RPJM Provinsi Jawa Tengah
Desk study dan overlay peta
Peta pola ruang RTRW Nasional dan RTRW Provinsi Jawa Tengah dilihat lokasi kawasan permukiman
Kebijakan pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman dalam RTRW Nasional dan RTRW Provinsi
Kebijakan pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman dalam lingkup nasional dan provinsi
Rencana penetapan zonasi
Peta permukiman prioritas
1 (satu) minggu *
*) Terhitung sejak minggu pertama bulan ketiga atau sejak diselesaikannya
sub kegiatan survey
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
4.4.2 Analisis Implikasi Kebijakan Pembangunan dan Kebijakan Tata Ruang Daerah Kota Salatiga terhadap Pembangunan dan
Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman
Analisis implikasi kebijakan pembangunan dan kebijakan tata ruang daerah Kota Salatiga terhadap pembangunan dan pengembangan perumahan
dan kawasan permukiman merupakan analisis yang bertujuan untuk mengidentifikasi kebijakan dan strategi pembangunan perumahan dan
kawasan permukiman yang sudah diatur dalam RTRW Kota Salatiga dan RPJM Kota Salatiga.
Output dari analisis ini yaitu rencana penetapan zonasi permukiman, permukiman prioritas dan kecenderungan perkembangan perumahan
kawasan permukiman. Hal ini dapat digunakan sebagai acuan penyusunan rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan
permukiman Kota Salatiga.
Tujuan
Metode
Langkah
:
:
Output
Durasi
Mengidentifikasi kebijakan pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman dalam RTRW Kota Salatiga serta RPJM Provinsi
Kota Salatiga
Desk study dan overlay peta
Peta pola ruang RTRW Provinsi Jawa Tengah dilihat lokasi kawasan permukiman
Kebijakan pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman dalam RTRW Kota Salatiga dan RPJM Kota Salatiga
Kebijakan pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman dalam lingkup nasional dan provinsi
Rencana penetapan zonasi
Peta permukiman prioritas
1 (satu) minggu *
*) Terhitung sejak minggu pertama bulan ketiga atau sejak diselesaikannya
sub kegiatan survey
4.4.3 Analisis Sistem Pusat-pusat Pelayanan yang Didasarkan pada Sebaran Daerah Fungsional Perkotaan dan Perdesaan
Analisis sistem pusat-pusat pelayanan di Kota Salatiga dapat dilihat berdasarkan sebaran daerah fungsional perkotaan dan perdesaan. Hal ini
merujuk pada Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 37 Tahun 2010 tentang Klasifikasi Perkotaan dan Perdesaan di Indonesia.
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
Penentuan fungsional perkotaan dan perdesaan dilakukan dengan penilaian/skor. Penentuan nilai/skor untuk menetapkan sebagai wilayah
perkotaan dan perdesaan atas desa/kelurahan atas desa/kelurahan yakni sebagai berikut:
1. Wilayah perkotaan, apabila dari kepadatan penduduk, presentase rumah tangga pertanian dan keberadaan/akses pada fasilitas perkotaan
yang dimiliki mempunyai total nilai/skor 10 (sepuluh) atau lebih
2. Wilayah perdesaan, apabila dari kepadatan penduduk, presentase rumah tangga pertanian dan keberadaan/akses pada fasilitas perkotaan
yang dimiliki mempunyai total nilai/skor di bawah 10 (sepuluh)
Nilai/skor kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian dan keberadaan/akses pad fasilitas perkotaan yang dimiliki ditetapkan sebagai
berikut:
1. Criteria wilayah perkotaan diimplementasikan pada seluruh wilayah administrasi setingkat desa/kelurahan untuk menghasilkan klasifikasi
perkotaan/perdesaan desa/kelurahan seluruh Indonesia
2. Apabila ada pemekaran desa/kelurahan, maka status perkotaan/perdesaan desa/kelurahan baru mengikuti status perkotaan/perdesaan
desa/kelurahan induk.
3. Apabila ada pembentuka desa/kelurahan/UPTbaru, dimana desa/kelurahan baru tidak memiliki desa/kelurahan induk, maka status
perkotaa/perdesaan dari desa/kelurahan baru tersebut harus ditentukan dengan mengimplementasikan kriteria wilayah perkotaan yang sama.
Tujuan
Metode
:
:
Langkah
Output
Mengetahui sistem pusat pelayanan berdasarkan sebaran fungsional perkotaan dan perdesaan
Analisis desa kota berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 37 Tahun 2010 tentang Klasifikasi Perkotaan dan Perdesaan di
Indonesia, overlay peta
Penilaian/skor desa/kelurahan di Kota Salatiga
Overlay peta
Persebaran perkotaan dan perdesaaan di Kota Salatiga
Peta Persebaran perkotaan dan perdesaaan di Kota Salatiga
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Durasi
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
1 (satu) minggu *
*) Terhitung sejak minggu pertama bulan ketiga atau sejak diselesaikannya
sub kegiatan survey
Data
Jumlah Penduduk
Kepadatan Penduduk
Manfaat
Mengetahui tingkat pertumbuhan penduduk
Bahan proyeksi jumlah penduduk tahun 2036
Mengetahui tingkat kebutuhan rumah
Mengetahui tingkat kepadatan penduduk
Sumber Data
BPS dan Monografi Kelurahan
Tahun Data
2010-2015
2010-2015
L ap o ran
PENDAHULU
AN
No
Data
Statistik Pernikahan
Karakteristik Masyarakat
Tentang Pemanfaatan
Ruang Hunian
Pekerjaan dan Pendapatan
Masyarakat
Manfaat
Bahan proyeksi jumlah penduduk tahun 2036
Mengetahui tingkat kebutuhan dan sebaran rumah
Mengetahui Jumlah dan Proyeksi Penduduk Kelompok Usia
Produktif
Mengetahui tingkat kebutuhan rumah
Mengetahui tren angka pernikahan
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
Sumber Data
Tahun Data
2010-2015
BPS
2010-2015
Lapangan
2016
BPS
2010-2015
Proyeksi Penduduk
Proyeksi Penduduk adalah perhitungan (kalkulasi) yang menunjukkan keadaan fertilitas, mortalitas, dan migrasi di masa yang akan datang.
Proyeksi Penduduk menggunakan asumsi-asumsi sehingga jumlah penduduk yang akan datang adalah x, jika fertilitas, mortalitas dan migrasi
berada pada tingkat tertentu. Dalam menghitung proyeksi penduduk, dikenal beberapa model perhitungan, diantaranya Model Pertumbuhan
Penduduk Linear, Pertumbuhan Geometris, Eksponensial dan Cohort Survival Model. Untuk penyusunan RP3KP Kota Salatiga menggunakan
rumus Model Pertumbuhan Geometris yang dapat dilihat sebagai berikut:
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
Model Pertumbuhan Geometris adalah perhitungan pertumbuhan penduduk menggunakan dasar bunga (bunga majemuk). Rumus yang digunakan
adalah:
Pn = Po + (1 + r)n
Dimana:
Pn
Po
:
:
:
Output
Durasi
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
Data
Identifikasi
perumahan
permukiman
Jumlah Bangunan
Struktur Bangunan
Penghuni Rumah
Mengetahui Tingkat Penggunaan Luas Bangunan
Lokasi perumahan pada kawasan Mengetahui sebaran lokasi perumahan yang berada pada
fungsi lain
kawasan fungsi lain
Mengtehui kebutuhan rumah yang membutuhkan peningkatan
Jumlah rumah tidak layak huni
kualitas
6
7
dan
permasalahan
Mengetahui permasalahan perumahan dan kawasan
kawasan
permukiman
Sumber Data
Tahun Data
Kantor Kecamatan/UPT
PU/Lapangan
2016
Kantor Kecamatan/UPT
PU/Lapangan
Kantor Kecamatan/UPT
PU/Lapangan
Kantor Kecamatan/UPT
PU/Lapangan
Lapangan
2016
2016
2016
2016
Bappeda/lapangan
2016
Kantor Kecamatan/UPT
PU/Lapangan
2016
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
Kualitas struktur bangunan terkait dengan kebutuhan minimal keamanan dan keselamatan bangunan, khususnya rumah tinggal. Tingkat
kualitas struktur bangunan dinilai berdasarkan persentase banyaknya bangunan rumah yang tidak memenuhi persyaratan pondasi, dinding,
atap, serta lantai suatu bangunan rumah tinggal yang sehat.
Jumlah bangunan rumahdengan struktur tidak l ayak
x 100
Jumlah keseluruhan bangunan rumah
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
Teknik penilaiannya adalah membandingkan luas bangunan rumah dengan jumlah penghuni rumah.
Jumlah Bangunan Rumah
Jumlah Penghuni Rumah
Tujuan
Metode
Langkah
Output
:
:
:
:
Durasi
mengetahui kondisi perumahan dan permukiman sehingga dapat diketahui tingkat kualitas perumahan dan permukiman di Kota Salatiga
Desk study
Perhitungan berdasarkan database perumahan dan permukiman Kota Salatiga
Karakteristik perumahan dan kawasan permukiman di Kota Salatiga
Peta Persebaran perumahan dan kawasan permukiman di Kota Salatiga
1 (satu) minggu *
*) Terhitung sejak minggu pertama bulan ketiga atau sejak diselesaikannya
Database perumahan dan kawasan permukiman dan Analisis kependudukan
4.4.6 Analisis Arah Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman di Perkotaan dan/atau Perdesaan yang Berbatasan
dalam Wilayah Kabupaten terhadap Rencana Pengembangan Wilayah Kabupaten/Kota secara Keseluruhan
Analisis arah pengembangan perumahan dan kawasan permukiman di perkotaan dan/atau perdesaan yang berbatasan dalam wilayah kabupaten
terhadap rencana pengembangan wilayah kabupaten/kota secara keseluruhan merupakan analisis yang bertujuan untuk melihat arah
pengembangan perumahan dan kawasan permukiman yang berbatasan dengan Kabupaten Semarang. Arahan pengembangan tersebut dapat
dilihat pada RTRW Kota Salatiga dan RTRW Kabupaten Semarang. Selain itu, dilihat dari rencana penetapan zonasi permukiman.
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
Output dari analisis ini yaitu kecenderungan perkembangan perumahan kawasan permukiman. Hal ini dapat digunakan sebagai acuan penyusunan
rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman Kota Salatiga.
Tujuan
Metode
Langkah
:
:
:
Output
Durasi
Melihat arah pengembangan perumahan dan kawasan permukiman yang berbatasan dengan Kabupaten Semarang
Overlay peta
Tinjauan kebijakan RTRW Kota Salatiga dan RTRW Kabupaten Semarang
Overlay peta
kecenderungan perkembangan perumahan kawasan permukiman
acuan penyusunan rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman Kota Salatiga
1 (satu) minggu *
*) Terhitung sejak minggu pertama bulan ketiga atau sejak diselesaikannya
sub kegiatan survey
:
:
Mengetahui kebutuhan prasarana, sarana dan utilitas umum perumahan dan kawasan permukiman
Desk study
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Langkah
Output
Durasi
:
:
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
4.4.8 Analisis Arah Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman dan Dukungan Potensi Wilayah, Kemampuan
Penyediaan Rumah dan Jaringan Prasarana dan Sarana serta Utilitas Umum
Analisis arah perkembangan permukiman merupakan analisis spasial yang mengintegrasikan pertambahan rumah dengan penggunaan lahan.
Metode: kualitatif deskriptif, dengan memperhatikan aspek-aspek yang mempengaruhi arah (kecenderungan) perkembangan permukiman antara
lain:
1. Ketersediaan jaringan jalan dan pola sirkulasi (lalu lintas) regional. Semakin tinggi aksesibilitas (ketersediaan jalan, besarnya arus lalu lintas
dan berada diantara 2 simpul kegiatan) akan semakin mudah suatu kawasan perumahan baru untuk berkembang;
2. Kemudahan dalam penyediaan sarana dan prasarana penunjang permukiman seperti air bersih, drainase (bebas genangan), serta pengelolaan
sampah. Ketersediaan jalan akan memacu kemudahan penyediaan listrik dan telepon. Sehingga kawasan yang telah terakses jaringan PSD
akan lebih cepat berkembang menjadi permukiman baru;
3. Status lahan yang akan memudahkan pengalihfungsian lahan, yang umumnya dari non permukiman menjadi permukiman;
4. Arahan tata ruang wilayah dan kota yang akan mendorong secara administratif (perijinan) dan legalisasi kegiatan pengembangan permukiman.
Pengembangan kegiatan industri, perdagangan dan jasa dan kegiatan pelayanan sosial akan memicu tumbuhnya permukiman di sekitarnya.
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
Kebutuhan Data :
Dengan uraian diatas, maka berikut kebutuhan data untuk analisis kecenderungan dan arah perkembangan permukiman.
Tabel 4.21
No
Data
Manfaat
Sumber Data
Tahun Data
RTRW
2011
Keberadaan Sarana
Prasarana Penunjang
Permukiman (Simpul
Aktivitas)
RTRW
2011
Status Lahan
Kelurahan
2011
Kebijakan Pemerintah
2011
Tujuan
Metode
:
:
Langkah
Output
Durasi
:
:
Mengetahui lokasi-lokasi yang berkembang lebih cepat dalam hal pembangunan perumahan dan permukiman
Desk study
Overlay peta
Analisis kebutuhan rumah dan lahan permukiman Kota Salatiga
Analisis kebijakan rencana zonasi permukiman Kota Salatiga
Analisis overlay peta kebutuhan rumah/lahan, rencana zonasi permukiman dan rencana jaringan jalan dan prasraana sarana dan fasilitas umum
Arahan pengembangan lokasi perumahan dan kawasan permukiman Kota Salatiga
1 (satu) minggu *
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
*) Terhitung sejak minggu ketiga bulan ketiga atau sejak diselesaikannya identifikasi prasarana, sarana dan utilitas umum dan analisis kependudukan
4.4.9 Analisis Kesesuaian Terhadap Rencana Investasi Prasarana, Sarana dan Jaringan Utilitas Regional atau Rencana Induk
Sistem
Analisis kesesuaian terhadap rencana investasi prasarana, sarana dan jaringan utilitas regional atau rencana induk sistem merupakan analisis yang
dilakukan dengan mengidentifikasi kebijakan rencana pembangunan investasi dan masterplan yang berkaitan dengan pembangunan dan
pengembangan perumahan dan kawasan permukiman serta kebutuhan jaringan prasarana, sarana dan utilitas umum.
Analisis ini juga dilakukan dengan membandingkan antara kebutuhan sarana dan prasarana pengembangan perumahan dan permukiman dengan
RPIJM dan rencana induk sistem yang sudah disusun di Kota Salatiga.
Tujuan
Metode
:
:
Langkah
Output
Durasi
:
:
Mengetahui kesesuaian kebutuhan prasarana, sarana dan utilitas umum dengan RPIJM atau rencana induk sistem
Desk study
Overlay peta
Identifikasi prasarana, sarana dan utilitas umum Kota Salatiga
Analisis karakteristik kependudukan
Perhitungan kebutuhan prasarana, sarana dan utilitas umum berdasarkan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No.
534/KPTS/M/2001
Tinjauan RPIJM atau rencana induk sistem
Overlay peta
Sinkronisasi kebutuhan prasarana, sarana dan utilitas umum 20 tahun ke depan dan RPIJM
1 (satu) minggu *
*) Terhitung sejak minggu keempat bulan ketiga atau sejak diselesaikannya identifikasi prasarana, sarana dan utilitas umum dan analisis
kependudukan
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
Data
Manfaat
Sumber Data
Tahun Data
Rata-rata jumlah
keluarga
Lapangan
2016
Persyaratan
Permukiman kumuh
Lapangan
2016
Tingkat hunian=
Semakin tinggi angka perbandingan KK dengan bangunan rumah ini menunjukkan semakin banyak jumlah anggota keluarga, yang pada gilirannya
berpengaruh pada kebutuhan sarana pelayanan yang semakin besar.
A Penghitungan Kebutuhan Rumah Berdasarkan Pertumbuhan Penduduk
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
Merupakan suatu perhitungan kebutuhan rumah yang didasari oleh adanya faktor pertumbuhan jumlah penduduk. Perhitungan ini untuk
mengetahui tambahan rumah rata-rata per tahun yang nantinya dapat dipakai untuk memprediksikan jumlah rumah pada tahun mendatang.
Proses :
a
Menghitung jumlah kepala keluarga (KK) selama kurun waktu 5 tahun terakhir sehingga dapat diketahui jumlah kebutuhan rumah.
Koefisien dasar tingkat hunian ideal atau penurunan yang diinginkan (misal dari 4,5 jiwa/ unit menjadi 4 jiwa/unit). Dalam perhitungan
kebutuhan rumah ini, koefisien hunian ditetapkan sebesar 4 jiwa/unit. (Bambang Panudju, 1999).
Jumlah KK pada tahun n:
Jumlah penduduk
4
o. Dengan asumsi 1 rumah = 1 KK, maka jumlah KK sama dengan jumlah kebutuhan rumah pada tahun tersebut.
p. Lakukan perhitungan yang sama untuk tahun-tahun yang lain, kemudian hitung rata-ratanya.
Kebutuhan rumah rata-rata pertahun:
X 1+ X 2 + X 3 + X 4 + X 5
5
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
Kondisi Prasarana dan sarana Lingkungan meliputi penyediaan air bersih, jamban keluarga/MCK, pengelolaan sampah, sakuran
air/drainase, jalan setapak, jalan lingkungan;
Kerawanan kesehatan;
Kerawanan sosial.
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
r.
Mempunyai penghasilan yang diasumsikan dapat digunakan untuk mengangsur kredit rumah;
Proses Perhitungan
1
Mengitung persentase jumlah keluarga tiap-tiap kelompok keluarga dengan cara membagi jumlah keluarga tiap kelompok dengan
jumlah total keluarga dikalikan 100%. Dengan catatan;
a
Keluarga Prasejahtera masuk dalam kategori Keluarga Miskin dan Rawan Miskin;
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
9) Menghitung segmentasi kebutuhan rumah berdasarkan tingkat penangananya yaitu yang memerlukan pembangunan baru dan yang
perlu peningkatan, tetapi sebelumnya terlebih dahulu menghitung jumlah persentasenya terhadap jumlah kebutuhan rumah total. Perlu
menjadi catatan jumlah kekurangan jumlah rumah/ backlog dan kebutuhan rumah akibat pertumbuhan jumlah penduduk dianggap
sebagai yang memerlukan pembangunan rumah baru. Sedangkan rumah yang tidak layak huni dan jumlah permukiman kumuh
dianggap sebagai jumlah rumah yang memerlukan peningkatan kualitas.
10) Menghitung kebutuhan rumah dengan mengalikan persentase tiap kelompok keluarga dengan jumlah total kebutuhan rumah dari hasil
perhitungan sebelumnya.
11) Menghitung persentase tiap kelompok keluarga
a
Persentase kelompok keluarga miskin dan rawan miskin = (Jumlah keluarga prasejahtera/Jumlah keluarga) x 100%
Persentase kelompok keluarga berpenghasilan rendah = (Jumlah keluarga sejahtera I dan sejahtera II/Jumlah keluarga)x 100%
% jumlah kebutuhan rumah yang memerlukan pembangunan baru = (Jumlah backlog dan jumlah kebutuhan rumah akibat
pertumbuhan penduduk / jumlah kebutuhan rumah total) x 100%
% jumlah kebutuhan rumah yang memerlukan peningkatan kualitas = (Jumlah rumah tidak layak huni dan jumlah rumah yang
berada di lingkungan permukiman kumuh / jumlah kebutuhan rumah total) x 100%
Jumlah kebutuhan rumah untuk kelompok keluarga miskin dan rawan miskin
Untuk pembangunan baru = Jumlah kebutuhan rumah kelompok keluarga miskin dan rawan miskin x % jumlah kebutuhan
rumah yang memerlukan pembangunan baru
Untuk peningkatan kualitas = Jumlah kebutuhan rumah kelompok keluarga miskin dan rawan miskin x % jumlah kebutuhan
rumah yang memerlukan peningkatan kualitas
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
:
:
:
Output
Durasi
:
:
Mengetahui tingkat hunian rumah dan kekurangan rumah (backlog) di Kota Salatiga.
Desk study
Identifikasi persebaran perumahan dan kawasan permukiman Kota Salatiga
Analisis karakteristik kependudukan
Perhitungan kebutuhan rumah
Kebutuhan rumah Kota Salatiga
1 (satu) minggu *
*) Terhitung sejak minggu kedua bulan ketiga atau sejak diselesaikannya identifikasi karakteristik perumahan dan kawasan permukiman dan analisis
kependudukan
4.4.11 Analisis Kebutuhan Tanah untuk Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman dengan Memperhatikan Kebijakan
Hunian Berimbang
Analisis kebutuhan tanah untuk pembangunan perumahan dan kawasan permukiman dengan memperhatikan kebijakan hunian berimbang
merupakan turunan dari analisis besarnya permintaan masyarakat terhadap rumah.
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Tujuan
Metode
Langkah
:
:
:
Output
Durasi
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
Analisis besarnya permintaan masyarakat terhadap rumah dapat dikatakan sebagai input pada analisis kebutuhan tanah. Total kebutuhan rumah
Kota Salatiga kemudian dibagi berdasarkan kelompok keluarga dan kebijakan hunian berimbang sesuai dengan Permenpera No. 7 Tahun 2013.
Dalam permenpera tersebut disebutkan bahwa penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman dengan hunian berimbang harus
memenuhi persyaratan lokasi dan komposisi dan dilaksanakan di perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan permukiman. Berikut
pembagian skala perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan permukiman:
1. Perumahan dengan jumlah rumah sekurang-kurangnya 15 sampai dengan 1.000 rumah;
2. Permukiman dengan jumlah rumah sekurang-kurangnya 1.000 sampai dengan 3.000 rumah;
3. Lingkungan hunian dengan jumlah rumah sekurang-kurangnya 3.000 sampai dengan 10.000 rumah;
4. Kawasan permukiman dengan jumlah rumah lebih dari 10.000 rumah.
Pembangunan hunian berimbang dilaksanakan bersamaan secara proporsional antara rumah mewah, rumah menengah dan rumah sederhana.
Ketentuan proporsi pembangunan hunian berimbang diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Perbandingan antara rumah mewah, rumah menengah dan rumah sederhana adalah 1:2:3
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
2. Pembangunan rumah menengah sekurang-kurangnya 1,5 kali jumlah rumah menengah yang akan dibangun.
3. Pelaku pembangunan perumahan tidak dapat membangun rumah sederhana tetapi dapat membangun rumah susun umum yang jumlahnya
senilai dengan harga kewajiban membangun rumah sederhana.
4. Pelaku pembangunan rumah susun komersial wajib membangun rumah susun umum sekurang-kurangnya 20% dari total luas lantai rumah
susun komersial yang dibangun. Rumah susun komersial dapat terdiri dari rumah susun hunian dan campuran.
4.4.12 Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup serta Optimasi Pemanfaatan Ruang
Analisis daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup merupakan analisis overlay dari berbagai kriteria pengembangan permukiman, baik fisik,
ekonomi, sosial dan kebijakan. Dari berbagai kriteria yang dikembangkan, dalam analisis ini pertimbangan aspek fisik seperti kemiringan lahan,
struktur tanah (geologi), sistem drainase alami, ketersediaan air tanah dan sebagainya, akan menjadi pertimbangan utama.
Metode :
Metode yang digunakan kualitatif deskriptif, dengan memperhatikan aspek-aspek yang terkait yang mengacu pada Petunjuk Pelaksanaan Penilaian
Tingkat Kekumuhan yang dikeluarkan oleh Dirjen Perumahan dan Permukiman Tahun 2002, yakni:
1. Status Legalitas Tanah
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
Status legalitas tanah adalah perbandingan jumlah rumah yang dibangun di atas tanah/lahan yang diperuntukkan bukan sebagai perumahan
dibandingkan dengan yang dibangun pada tanah yang diperuntukkan bagi perumahan, sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR).
2. Status Penguasaan Bangunan
Status penguasaan bangunan adalah status pemilikan dan penggunaan bangunan. Status penguasaan bangunan dapat berupa hak milik, hak
guna, dan hak pakai.
3. Frekuensi Bencana Banjir
Frekuensi bencana banjir adalah banyaknya kejadian banjir pada suatu lingkungan permukiman. Biasanya disebabkan tidak tersedianya atau
kurang terpeliharanya prasarana drainase ataupun tempat pembuangan akhir. Semakin sering terjadi bencana banjir pada suatu lingkungan
permukiman, tingkat kerawanan bencana terhadap penyakit di lingkungan tersebut semakin tinggi.
4. Frekuensi Bencana Tanah Longsor
Frekuensi bencana tanah longsor adalah banyaknya kejadian tanah longsor pada suatu lingkungan permukiman, akibat penempatan bangunan
pada daerah patahan dan longsoran. Semakin sering terjadibencana tanah longsor pada suatu lingkungan permukiman dapat dikatakan
semakin tinggi tingkat kerawanan bagi kelangsungan hidup penduduknya, dan secara fisik membutuhkan penanganan yang cukup mahal.
Kebutuhan Data :
Kebutuhan data untuk analisis kesesuaian lahan permukiman adalah sebagai berikut:
Tabel 4.23
No
1
Data
Fisik Alam Kawasan
Sumber Data
RTRW
Tahun Data
2011
L ap o ran
PENDAHULU
AN
No
Data
Rencana Permukiman
Peta Hidrogeologi
Manfaat
Mengetahui Kesesuaian Lahan Permukiman Terhadap Rencana
RDTR
Mengetahui dan Mengevalusai Keberadaan Rumah atau
Kawasan Permukiman Terhadap Legalitas Tanah
Mengetahui negatif dan positif list untuk kawasan perumahan
dan permukiman
Mengetahui Keberadaan Cadangan Air Tanah
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
Sumber Data
Tahun Data
RDTR
2011
Kelurahan
2016
2016
Bappeda
2016
Tujuan
Metode
Langkah
Output
Durasi
:
:
Mengetahui di mana alokasi kawasan fungsi lindung, kawasan aman untuk permukiman (direkomendasikan) dan kawasan yang kurang diprioritaskan
(ada kendala-kendala yang harus diatasi terlebih dahulu), serta kawasan larangan pengembangan permukiman karena pertimbangan keamanan dan
lain sebagainya
Desk study
Overlay peta
Identifikasi karakteristik fisik alam Kota Salatiga
Perhitungan daya dukung dan daya tampung
Overlay peta
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
diarahkan guna mengatasi permasalahan tidak terjangkaunya harga rumah oleh golongan masyarakat berpenghasilan rendah dan ditujukan guna
menciptakan iklim yang kondusif sehingga masyarakat berpenghasilan rendah dapat menjangkau dan menikmati hasil-hasil pembangunan
perumahan. Analisis ini nantinya diharapkan dapat memberikan jawaban atas permasalahan pembiayaan permukiman di Kota Salatiga. Hal lainnya
yang harus dijawab adalah memasukkan pembiayaan permukiman sektor non-formal ke dalam sistem pembiayaan formal yang didukung
pendapatan, hubungan atau kemitraan yang harmonis antara pemerintah, swasta dan masyarakat.
Tujuan
Metode
Langkah
:
:
:
Output
Durasi
:
:
Untuk mengenali dan menggali sumber-sumber pendanaan potensial yang dapat dijadikan sumber pembiayaan perumahan
Desk study
Identifikasi kemampuan keuangan daerah
Analisis pembiayaan perumahan
Permbiayaan permukiman Kota Salatiga baik sector formal maupun non-formal
1 (satu) minggu *
*) Terhitung sejak minggu kedua bulan ketempat atau sejak diselesaikannya daya dukung dan daya tampung
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
Dengan melakukan analisis kelembagaan ini diharapkan akan tersusun tata laksana penyelenggara pembangunan perumahan yang baik, sehingga
nantinya peran dan kapasitas masyarakat akan semakin meningkat dalam menjawab tantangan dan isu serta permasalahan dalam
penyelenggaraan perumahan dan permukiman yang mengedepankan strategi pemberdayaan masyarakat.
Tujuan
Metode
Langkah
:
:
:
Output
Durasi
:
:
Mengembangkan fungsi dan kapasitas lembaga yang ada dalam mendukung pembangunan perumahan
Desk study
Identifikasi kelembagaan yang berkaitan dengan perumahan dan kawasan permukiman
Analisis kapasitas kelembagaan pengelolaan perumahan dan kawasan permukiman Kota Salatiga
Tersusun tata laksana penyelenggara pembangunan perumahan yang baik Peta Persebaran perkotaan dan perdesaaan di Kota Salatiga
1 (satu) minggu *
*) Terhitung sejak minggu kedua bulan keempat atau sejak diselesaikannya analisis kemampuan daerah
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
Rencana pembangunan dan pengembangan yang mempunyai kedudukan strategis dalam skala prioritas pembangunan daerah
Rencana penyediaan perumahan dan kawasan permukiman untuk mendukung pembangunan kawasan fungsi laun
Rencana penyediaan dan rencana investasi prasarana, sarana dan utilitas umum
Bagian perkotaan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan wilayah dan pusat kegiatan lokasi
Kawasan pariwisata, kawasan industry dan di kawasan lainnya yang mempunyau tingkat pertumbuhan tinggi sebagai pusat kegiatan baru
Perumahan dan kawasan permukiman strategis yang mempunyai potensi sector unggulan
3. Indikasi Program dalam jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang
4. Pengaturan pemanfaatan dan pengendalian pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
BAB 5
Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan
Bab ini berisi tentang program kerja pelaksanaan kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan
Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Salatiga
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
2. Ahli Arsitektur
Ahli Arsitektur disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Arsitektur memiliki sertifikasi keahlian yang dibuktikan
dengan sertifikat keahlian (SKA) Arsitek serta berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan dibidang perencanaan dan/atau perancangan tata
ruang dan permukiman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.
3. Ahli Lingkungan
Ahli Lingkungan disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata 1 (S1) Jurusan Teknik Lingkungan memiliki sertifikasi keahlian yang dibuktikan
dengan sertifikat keahlian (SKA) Ahli Teknik Lingkungan lulusan universitas negeri atau universitas swasta yang telah disamakan
berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan sekurang- kurangnya 3(tiga) tahun.
4. Tenaga Ahli Ekonomi Pembangunan
Ahli Ekonomi Pembangunan disyaratkan seorang Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan Ekonomi Pembangunan berpengalaman dalam
pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya 3(tiga) tahun.
5. Ahli Hukum
Ahli Hukum Pembangunan disyaratkan seorang Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan Ekonomi Pembangunan berpengalaman dalam pelaksanaan
pekerjaan sekurang-kurangnya 3(tiga) tahun
Selain tenaga ahli professional yang mutlak harus dipenuhi sesuai dengan disiplin ilmunya, untuk kelancaran dan ketertiban serta optimalnya
pelaksanan pekerjaan, perlu didukung tenaga pendukung sesuai dengan keahliannya dengan tingkat disiplin ilmu yang dapat melaksanakan tugas
sesuai kedudukannya. Tenaga pendukung yang akan diperlukan dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
1. Sekretaris/ Administrator/ Operator Komputer
L ap o ran
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
Sekretaris /Administrator/OperatorKomputer disyaratkan seorang Sarjana Muda Diploma Dua/Tiga (S0/D2/D3) Jurusan Sekretaris lulusan
universitas negeri atau universitas swasta yang telah disamakan.
2. Drafter
Drafterdisyaratkan seorang Sarjana Muda Diploma Dua/ Tiga (S0/D2/D3) Jurusan Teknik Sipil/ Arsitektur/PWK lulusan universitas negeri atau
universitas swasta yang telah disamakan.
3. Surveyor
Surveyor disyaratkan seorang Sarjana Muda DiplomaDua/Tiga(S0/D2/D3) JurusanTeknik Sipil/Arsitektur/PWK lulusan universitas negeri atau
universitas swasta yang telah disamakan.
Tabel 5.24
No.
Posisi Diusulkan
Ketua Tim
2
3
Ahli Arsitektur
Ahli Lingkungan
Ahli Ekonomi dan Studi
Pembangunan
Ahli Hukum
Surveyor
Drafter
Operator Komputer
Administrasi
4
5
8
9
10
11
Komposisi Tim dan Penugasan Tenaga Ahli yang Diusulkan dalam Pelaksanaan Pekerjaan
Uraian Pekerjaan
a. Bertanggung jawab penuh atas hasil pekerjaan baik dalam ketepatan waktu maupun ketepatan mutu;
b. Melakukan koordinasi terhadap anggota kelompoknya dan memantau anggota kelompoknya;
c. Membimbing, memberikan perintah dan pengarahan pada masing-masing anggota kelompoknya;
d. Mengkoordinir dan ikut dalam seluruh kegiatan pekerjaan Tim Konsultan serta memeriksa pekerjaan yang ditugaskan;
e. Mengadakan hubungan dengan Pemberi Kerja dan Instansi lain yang terkait dan menunjang terhadap kelancaran proyek;
f. Menyusun jadwal waktu kerja aktual para Tenaga Ahli dalam pelaksanaan pekerjaan;
Melakukan kajian di bidang perumahan dan permukiman dalam lingkup wilayah.
Melakukan kajian terhadap penyehatan lingkungan permukiman.
Melakukan kajian studi pembangunan terkait perkembangan perumahan dan permukiman.
Melakukan review naskah perundang-undangan pada rancangan peraturan daerah terkait penetapan RP3KP
Membantu kinerja tim dalam hal kegiatan pengukuran dan survey lapangan
Membantu kinerja tim dalam hal kegiatan penggambaran peta
Membantu kinerja tim dalam hal kegiatan operasionalisasi komputer
Membantu kinerja tim dalam hal kegiatan administrasi dan keuangan proyek
L ap o ran
PENDAHULU
AN
No.
12
Posisi Diusulkan
Sopir
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( R P 3 K P ) Ko t a S a l a t i g a
Uraian Pekerjaan
Membantu kinerja tim dalam hal kegiatan transportasi
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
Bulan I
Bulan II
Bulan V
Bulan III
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
TAHAP PERSIAPAN
Pemahaman KAK/TOR
Mobilisasi Tim dan Penyiapan
Kerangka Kerja
Survei Awal dan Observasi Lapangan
TAHAP PENDAHULUAN
Penggalian
Potensi
dan
Permasalahan
Penyusunan Isu Strategis
Penyusunan Alur Pikir & Metodologi
Kerja
Penyusunan Laporan Penduhuluan
Pengumpulan Laporan Pendahuluan
Pembahasan Laporan Pendahuluan
PENYUSUNAN
DATABASE
PERUMAHAN
DAN
KAWASAN
PERMUKIMAN (PKP)
Penyusunan profil kebijakan dan
program
pembangunan
serta
pengembangan perumahan dan
kawasan permukiman (PKP)
Penyusunan profil kondisi sosialekonomi budaya daerah
Penyusunan profil PKP
Penyusunan
kelembagaan
dan
pembiayaan provinsi/kota/kabupaten
ANALISIS DATABASE PERUMAHAN
DAN KAWASAN PERMUKIMAN
(PKP)
Analisis implikasi kebijakan tata ruang
terhadap pengembangan PKP
Analisis keruangan
Analisis
Kecenderungan
Perkembangan Perumahan dan
Kawasan Permukiman
analisis keuangan dan pendanaan
Analisis permasalahan dan tantangan
pengembangan PKP
Analisis daya dukung dan daya
tampung wilayah
Analisis keruangan
Analisis
Kecenderungan
Perkembangan Perumahan dan
Kawasan Permukiman
Analisis kependudukan
Analisis kebutuhan rumah
Proyeksi kebutuhan pembangunan
dan pengembangan PKP
Analisis keruangan
K
e
t
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
Bulan IV
N
Uraian
o
Bulan I
Bulan II
Bulan V
Bulan III
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Analisis
Kecenderungan
Perkembangan Perumahan dan
Kawasan Permukiman
Analisis kependudukan
Analisis kebutuhan rumah
Analisis keuangan dan pendanaan
Analisis permasalahan dan tantangan
pengembangan PKP
Penyusunan Laporan Antara
Pengumpulan Laporan Antara
Pembahasan Laporan Antara
PERUMUSAN
KONSEPSI
PERUMAHAN
DAN
KAWASAN
PERMUKIMAN (PKP)
Perumusan dasar dasar penetapan
rencana
Perumusan kebijakan PKP
Perumusan strategi pelaksanaan
pembangunan dan pengembangan
PKP
Perumusan
Visi
dan
Misi
pembangunan dan pengembangan
PKP daerah
PERUMUSAN RENCANA PKP
Perumusan rencana pembangunan
dan pengembangan PKP
Perumusan rencana pengembangan
sumberdaya PKP
Perumusan indikasi program
Penyusunan draft Laporan akhir
Pengumpulan draft Laporan akhir
Pembahasan Laporan draft laporan
akhir
PENGUMPULAN LAPORAN AKHIR
Sumber : Tim Penyusun, 2016
K
e
t
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
Posisi Penugasan
Bulan - 1
Bulan - 2
Bulan - 3
Bulan - 4 Bulan - 5 Ket
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
5
Ketua Tim
Ahli Arsitektur
Ahli Teknik
Lingkungan
Ahli Ekonomi
Pembangunan
Ahli Hukum
Surveyor
Administrasi
L apo r an
PENDAHULU
AN
Lampiran
Form Kuesioner
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
KUESIONER
Nama
....................................................................
.
2.
Jabatan
....................................................................
.
3.
Unit Kerja
....................................................................
.
4.
Desa/Kelurahan
....................................................................
.
5.
Kecamatan
....................................................................
.
Jika form yang tersedia kurang, silahkan menggunakan halaman belakang kuesioner ini.
Pertanyaan
Jawaban
Laki-laki
..
Perempuan
..
Total
..
KONDISI RUMAH
No
1
Pertanyaan
Menurut anda, bagaimana dengan
kualitas penutup atap pada rumah
penduduk di desa. (pilih salah satu
dengan melingkari di nomer yang
tertera)
Jawaban
1 sebagian besar (>70%) dalam kondisi
bagus/baik
1. separuh/setengah (40-70%)dalam kondisi
bagus/baik
2. sebagian kecil (<40%)dalam kondisi
bagus/baik
Jika terdapat penutup atap berkualitas tidak
baik atau buruk, sebutkan lokasi di RT dan RW
mana ?
.
L apo r an
PENDAHULU
AN
No
Pertanyaan
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
Jawaban
mana ?
.
1 Permanen
7. Semi Permanen
8. Non Permanen
Jumlah :
..
Jumlah :
..
Jumlah :
..
L apo r an
PENDAHULU
AN
No
6
Pertanyaan
Sebutkan Jenis Kepemilikan pada
rumah di tempat Bapak/ibu. Jenis
kepemilikan rumah misal: HM, HGB,
Letter D. (lingkari nomer di sebelah
kanan. Pilihan dapat lebih dari satu
jenis)
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
Jawaban
1 sebagian besar (>70%) rumah termasuk
katagori rumah adalah HM
12.
separuh (40-70%)rumah termasuk
katagori rumah adalah HM
5 sebagian kecil (<40%)termasuk katagori
rumah adalah HM
2 sebagian besar (>70%) rumah termasuk
katagori HGB
13.
separuh (40-70%)rumah termasuk
katagori HGB
14.
sebagian kecil (<40%)termasuk
katagori HGB
3 sebagian besar (>70%) rumah termasuk
katagori tanah negara/swasta
15.
separuh (40-70%)rumah termasuk
katagori negara/swasta
16.
sebagian kecil (<40%)termasuk
katagori negara/swasta
Jika terdapat rumah tinggal yang berada di
tanah Negara/swasta, sebutkan :
Jumlah
Lokasi di RT dan RW mana ?
L apo r an
PENDAHULU
AN
No
Pertanyaan
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
Jawaban
5 sebagian besar (>70%) rumah termasuk
katagori rumah dengan fungsi tambahan
(dagang, bengkel atau tempat kerja lainnya)
20.
separuh (40-70%)rumah termasuk
katagori rumah dengan fungsi tambahan
(dagang, bengkel atau tempat kerja lainnya)
9 sebagian kecil (<40%)termasuk katagori
rumah dengan fungsi tambahan (dagang,
bengkel atau tempat kerja lainnya)
Jika terdapat fungsi rumah tinggal yang
berfungsi campuran, sebutkan :
Jumlah
Lokasi di RT dan RW mana ?
1 Ya
10
Tidak
PRASARANA UMUM
No
Pertanyaan
10
Jawaban
1 sebagian besar (>70%) dalam kondisi
bagus/baik
21.
separuh (40-70%)dalam kondisi
bagus/baik
22.
sebagian kecil (<40%)dalam kondisi
bagus/baik
Sebutkan lokasi RT dan RW yang masih
dilayani oleh jaringan jalan kondisi buruk atau
masih berupa tanah? ..
11
12
L apo r an
PENDAHULU
AN
No
13
Pertanyaan
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
Jawaban
bagus/baik/sehat/bersih
Sebutkan lokasi RT dan RW yang masih
dilayani oleh air bersih kondisi buruk atau
belum ada ? ..
1 Ya
1. Tidak
Jika ada, sebutkan
:
Jenis
..
Jumlah
..
2. Lokasi (RT/RW)
14
15
16
17
lokasi.
1. Septic tank dan resapan individu dan
terpisah
2. Septic tank dan Resapan dijadikan satu
3. Di buang di sungai/selokan dll
4. Lainnya. Sebutkan ................................
Jumlah
Lokasi (RT/RW)
18
1
2
3
4
Tidak pernah
Terjadi pemadaman listrik se bulan sekali
Terjadi pemadaman listrik 2 bulan sekali
Terjadi pemadaman listrik 3 bulan sekali
L apo r an
PENDAHULU
AN
No
19
Pertanyaan
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
Jawaban
Jumlah:......
Lokasi:..
b. Lapangan olahraga
Jumlah:......
Lokasi:..
c. Taman lingkungan
Jumlah:......
Lokasi:..
2 Tidak Ada
Pertanyaan
Jawaban
1 ................................
29.
................................
30.
................................
1 Lebih dari 75 %
1. Antara 26 74 %
2. Kurang dari 25 %
1 Lebih dari 75 %
3. Antara 26 74 %
4. Kurang dari 25 %
1 Ya
3. Tidak
Keterangan :
1.
2.
3.
4.
Pertanyaan
Apakah di lingkungan anda pernah
terjadi kebakaran dalam 5 tahun
terakhir ini.
Jawaban
1 tidak pernah terjadi kebakaran
31.
pernah terjadi kebakaran 1 kali
32.
pernah terjadi kebakaran 2 kali
33.
pernah terjadi kebakaran 3 kali
34.
pernah terjadi kebakaran lebih dari 4
kali
L apo r an
PENDAHULU
AN
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
No
Pertanyaan
apabila jawaban no, 1 adalah Ya, ratarata berapa rumah yang terkena
kebakaran
1 listrik
1
2
3
4
1 Kerusakan kecil
38.
Kerusakan sedang
39.
Kerusakan parah
40.
Tidak terjadi kerusakan
1
5
6
7
1 Kekeringan/kemarau panjang
41.
sumber mata air berkurang
42.
PAM sering mati
43.
Lainnya,
sebutkan : ...........................................
10
Jawaban
Pertanyaan
Apakah di lingkungan anda terdapat
kawasan kumuh?
Keterangan:
Kepadatan bangunan tinggi
Terbatasnya akses terhadap air bersih,
persampahan, dan sanitasi.
Jawaban
1 Ya
44.
Tidak
L apo r an
PENDAHULU
AN
No
Pertanyaan
Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
( RP 3KP ) Kota Salat iga
Jawaban
1 RT....... RW........
2 RT....... RW ..........
1
3
4
5
1 Ya
2 Tidak
..
1 ......................................................................
...
2 ......................................................................
...
3 ......................................................................
...
Di bawah 10 rumah
Antara 10 s/d 20 rumah
Di atas 21 rumah
Di atas 40 rumah