Anda di halaman 1dari 8

Laporan Pendahuluan DHF

by askep33 Published June 25, 2016 Updated June 25, 2016


Laporan Pendahuluan DHF

Laporan Pendahuluan DHF


Kali ini admin ingin membahas mengenai Laporan Pendahuluan DHF ( Dengue
Haemoragic Fever ) , ada yang tau atau pernah membuat mengenai LP DHF ?
baikalah,sebelum kita berbicara terlalu jauh mengenai Laporan Pendahuluan DHF untuk
itu sebagai permulaan kita akan membahas mengenai apa Pengertian DHF .
A. Definisi DHF
Dengue Haemoragic Fever ( DHF ) merupakan suatu infeksi akut yg disebabkan oleh adanya
arbovirus (arthropodbom virus) & ditularkan melalui gigitan dari nyamuk Aedes (Aedes
albopictus & Aedes aegypti) (ngastiyah, 2005). DHF ( Dengue Haemoragic Fever ) Suatu
penyakit infeksi yg umumnya disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis yaitu
demam, nyeri otot & juga adanya nyeri sendi yang disertai dengan adanya lekopenia, ruam,
trombositopenia, limfadenopati, & diastesis haemoragic (Suhendro, dkk, 2007). Demam
berdarah dengue merupakan suatu penyakit demam akut yang umumnya di sebabkan oleh 4
type serotipe virus dengue & ditandai dengan adanya 4 gejala klinis utama yakni demam yg
tinggi, manifestasi sebuah perdarahan, hepatomegali, dan beberapa tanda kegagalan sirkulasi
hingga timbulnya sebuah renjatan ( sindrom renjatan dengue) sebagai akibat dari adanya
suatu kebocoran plasma yg dapat menyebabkan sebuah kematian.(Abdul Rohim,dkk,2002)
B.

Etiologi

1. Virus dengue

DHF disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk dalam golongan genus flavivirus,
keluarga flaviviridae. Flavivirus ialah suatu virus dengan diameter sekitar 30 mm yg terdiri
dari asam aribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul mencapai 4 x 106. Terdapat 4
type serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4 ygkeseluruhannya dapat
menyebabkan terjadinya demam dengue. Ke 4 type serotipe ini bisa ditemukan di Indonesia
dengan DEN-3 merupakan serotipe terbanyak ditemukan (Suhendro, 2007).
Virus Dengue merupakan family flaviviridae dengan 4 serotipe ( DEN 1, 2, 3, 4 ). Yang
terdiri dari genom RNA stranded yg dikelilingi oleh nukleokapsid. Virus Dengue memerlukan
adanya asam nukleat untuk bereplikasi, sehingga akan mengganggu pada proses sintesis
protein sel pejamu.
2. Vektor
Virus dengue dengan serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yakni nyamuk
aedes aegypti, aedes polynesiensis, nyamuk aedes albopictus, dan beberapa spesies lain yg
merupakan sebuah vektor yg kurang berperan berperan. Infeksi yang di timbulkan dari salah
satu serotipe akan memunculkan adanya antibodi seumur hidup pada serotipe yg
bersangkutan namun tidak ada perlindungan terhadap serotipe dari jenis yg lainnya (Arief
Mansjoer & Suprohaita; 2000).
3. Host
Apabila seseorang mendapatkan sebuah infeksi dengue untuk pertama kalinya maka ia akan
mendapatkan suatu imunisasi yg spesifik namun tidak sempurna, sehingga ia masih mungkin
untuk bisa terinfeksi kembali pada virus dengue yg sama typenya atauupun virus dengue dari
type lainnya. Dengue Haemoragic Fever (DHF) dapat saja terjadi jika seseorang yg pernah
memperoleh infeksi virus dengue type tertentu mendapatkan infeksi ulangan untuk kedua
kalinya atau bisa lebih. Misalnya terjadi pada bayi yg mendapat infeksi virus dengue untuk
pertama kalinya apabila ia telah mendapatkan sebuah imunitas terhadap dengue dari ibunya
melalui tali plasenta. (Soedarto, 1990 ; 38).
C. Klasifikasi
Klasifikasikan DHF menurut derajat penyakitnya dibagi menjadi 4 golongan, yakni :
1. Derajat I
Adanya demam disertai dengan gejala klinis lain, tanpa adanya perdarahan spontan. biasanya
mengalami panas sekitar 2-7 hari, Uji tourniquet hasilnya ialah positif, trombositipenia, &
hemokonsentrasi.
2.

Derajat II

Sama dengan derajat I, ditambah dengan adanya beberapa gejala perdarahan spontan seperti
adanya petekie, hematemesis, ekimosis, perdarahan gusi, melena, dan ditemukan pula adanya
perdarahan pada kulit.
3. Derajat III

Ditandai oleh adanya gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah & cepat
(>120x/mnt) tekanan nadi sempit , tekanan darah mengalami penurunan.
4. Derajat IV
Nadi tidak teraba sama sekali, tekanan darah juga tidak teratur, anggota gerak/akral teraba
dingin, berkeringat & kulit tampak pucat/biru.
D. Manifestasi Klinis
1.

Demam

Demam biasanya terjadi dengan cara yang mendadak berlangsung dalam waktu 2 7 hari
kemudian kembali turun menuju suhu yg normal atau bisa lebih rendah. Diikuti dengan
berlangsung demam, beberapa gejala klinik yang tidak spesifik dapat muncul misalnya
anoreksia, adanya nyeri punggung , nyeri tulang dan pula nyeri persediaan, nyeri kepala serta
rasa lemah juga dapat menyertainya.
2. Perdarahan
Perdarahan umumnya dapat terjadi pada hari ke 2 disaat demam & umumnya terjadi pada
kulit & dapat di dukung dengan hasil uji tocniquet yg positif mudah terjadi adanya
perdarahan pada vena, purpura dan petekia.
3. Hepatomegali
Ketika demam pertama kalinya muncul biasanya hati sudah bisa teraba, meski pada anak yg
kurang gizi hati juga sudah diraba. apabila terjadi peningkatan dari hepatomegali & hati telah
teraba kenyal harus di perhatikan kemungkinan akan adanya tejadi sebuah renjatan pada
penderita.
4. Renjatan (Syok)
Syok umumnya dapat terjadi pada hari ke 3, dimulai dengan beberapa tanda kegagalan
sirkulasi yakni kulit terasa lembab, merasa dingin pada ujung hidung, jari tangan, jari kaki
serta adanya sianosis disekitar mulut. Apabila syok terjadi ketika masa demam maka biasanya
akan menunjukan prognosis yang amat buruk.
E. Patofisiologi
Virus dengue bisa masuk kedalam tubuh melalui gigitan dari nyamuk aedes aegypti lalu
kemudian bereaksi dengan antibodi di dalam tubuh & terbentuklah adanya kompleks virusantibody, dalam sirkulasi akan dapat mengaktivasi system komplemen (Suriadi & Yuliani,
2001). Akibat adanya aktivasi C3 & C5 akan dilepasnya C3a & C5a,dua peptida yg berdaya
buat melepaskan sebuah histamine & suatu merupakan mediator yg kuat sebagai factor yg
menyebabkan meningkatnya permeabilitas dari dinding pembuluh darah & menghilangkan
plasma melalui endotel dinding tersebut. Reaksi tubuh merupakan sebuah reaksi yg biasa
terlihat pada infeksi oleh virus. Reaksi yg amat sangat berbeda akan terlihat, apabila
seseorang mendapatkan infeksi berulang dengan type virus dengue yg lainnya. Dan DHF
dapat terjadi apabila seorang yg telah terinfeksi pertama kali, mendapat infeksi berulang dari

virus dengue lainnya. Re-infeksi ini bisa menyebabkan adanya suatu reaksi anamnestik
antibody, sehingga menimbulkan adanya konsentrasi yg kompleks antigen-antibodi
(kompleks
virus-antibodi)
yg
tinggi
.
Hal pertama yg akan terjadi jika virus masuk ke dalam tubuh ialah viremia yg menyebabkan
penderita mengalami demam, adanya sakit kepala, merasa mual, nyeri otot, dan merasa
pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau terdapat bintik-bintik merah pada kulit (petekie),
adanya hyperemia tenggorokan dan kelainan yg mungkin saja muncul pada system
retikuloendotelial seperti adanya pembesaran pada kelenjar-kelenjar getah bening, hati &
limpa. Ruam pada DHF disebabkan lantara adanya kongesti pembuluh darah dibawah kulit
bisa
pembesaran
hati
(Hepatomegali)
dan
juga
pembesaran
limpa
(Splenomegali).Peningkatan permeabilitas dinding kapiler membuat berkurangnya volume
plasma, sehingga terjadi hipotensi, dan hipoproteinemia, dan hemokonsentrasi, serta efusi
juga adanya renjatan (syok).
Pathway

Pathway DHF
F. Komplikasi
Ada beberapa komplikasi dari penyakit demam berdarah diantaranya :
1.

Perdarahan yang luas.

2. Mengalami shock atau renjatan.

3. Mengalami effuse pleura


4. Mengalami penurunan tingkat kesadaran.
G. Pemeriksaan penunjang
1.

Darah

a. Trombosit mengalami penurunan.


b. HB akan meningkat lebih 20 %
c. HT juga meningkat lebih 20 %
d. Leukosit mengalami penurunan pada hari ke 2 dan ke 3
e. Protein darah sangat rendah
f. Ureum PH bisa saja mengalami peningkatan
g. NA dan CL cukup rendah
2. Serology : HI ( hemaglutination inhibition test ).
a. Rontgen thorax : adanya Efusi pleura.
b. Uji test tourniket dengan hasil (+)
H. Penatalaksanaan
1. Menganjurkan tirah baring
2. Memberikan makanan lunak .
3.
Pemberian
terapi
cairan
melalui
infus.
Pemberian cairan intra vena ( biasanya diberikan ringer lactat, nacl ) ringer lactate merupakan
cairan intra vena yg paling sering digunakan , mengandung Na + 130 mEq/liter , K+ 4
mEq/liter, korekter basa 28 mEq/liter , Cl 109 mEq/liter dan Ca = 3 mEq/liter.
4. Pemberian terapi obat-obatan : antibiotic, antipiretik,

5. pemberian Anti konvulsi jika terjadi kejang


6. Memonitor tanda-tanda vital ( T,S,N,RR).
7. Memonitor adanya tanda-tanda renjatan
8. Memonitor apabila ada tanda-tanda perdarahan lebih lanjut
9. Melaksanakan pemeriksaan HB,HT, dan Trombosit setiap hari.
I.

Pengkajian Keperawatan

1. Wawancara
a.

Biodata

Meliputi identitas pasien dan identitas keluarga.


b.

Riwayat kesehatan

1)

Riwayat kesehatan saat ini.

Biasanya klien mengeluh demam, lemah, mengeluh sakit kepala, terjadi anemia, nyeri pada
ulu hati dan nyeri otot.
2) Riwayat kesehatan keluarga.
Apakah pada anggota keluarga yg mengalami penyakit yg sama seperti di derita oleh klien.
3)

Riwayat kesehatan dahulu

Apakah sebelumnya klien pernah mengalami riwayat penyakit yg sama.


2. Pemeriksaan Fisik
a.

Keadaan umum

Kesadaran : bisa saja Composmentis, samnolen, atau koma (tergantung dari derajat penyakit
DHF)
TTV : Biasanya terjadinya penurunan dalam pemeriksaan tanda-tanda vital
b.

Kepala

1) Wajah : mengalami kemerahan (flushig), pada hidung terjadi epistaksis


2) Mulut : adanya perdarahan pada gusi, mukosa bibirtampak kering & kadang-kadang lidah
tampak kotor dan adanya hiperemia pada tenggorokan

3) Leher : Tidak ada masalah pada leher


c. Paru : Pernafasan dangkal, ketika dilakukan perkusi biasanya dapat ditemukan bunyi
redup lantaran adanya efusi fleura
d.

Jantung : Dapat terjadi anemia karena kekurangan cairan

e. Abdomen : adanya nyeri ulu hati, ketika dilakukan palpasi dapat ditemukan adanya
pembesaran hepar & limpa
f.

Ekstremitas : Biasanya di temukan nyeri sendi

g.

Kulit : Ditemukan adanya ptekie, purpura, ekimosis, dan hyperemia serta hematoma.

Anda mungkin juga menyukai