Etiologi
1. Virus dengue
DHF disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk dalam golongan genus flavivirus,
keluarga flaviviridae. Flavivirus ialah suatu virus dengan diameter sekitar 30 mm yg terdiri
dari asam aribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul mencapai 4 x 106. Terdapat 4
type serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4 ygkeseluruhannya dapat
menyebabkan terjadinya demam dengue. Ke 4 type serotipe ini bisa ditemukan di Indonesia
dengan DEN-3 merupakan serotipe terbanyak ditemukan (Suhendro, 2007).
Virus Dengue merupakan family flaviviridae dengan 4 serotipe ( DEN 1, 2, 3, 4 ). Yang
terdiri dari genom RNA stranded yg dikelilingi oleh nukleokapsid. Virus Dengue memerlukan
adanya asam nukleat untuk bereplikasi, sehingga akan mengganggu pada proses sintesis
protein sel pejamu.
2. Vektor
Virus dengue dengan serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yakni nyamuk
aedes aegypti, aedes polynesiensis, nyamuk aedes albopictus, dan beberapa spesies lain yg
merupakan sebuah vektor yg kurang berperan berperan. Infeksi yang di timbulkan dari salah
satu serotipe akan memunculkan adanya antibodi seumur hidup pada serotipe yg
bersangkutan namun tidak ada perlindungan terhadap serotipe dari jenis yg lainnya (Arief
Mansjoer & Suprohaita; 2000).
3. Host
Apabila seseorang mendapatkan sebuah infeksi dengue untuk pertama kalinya maka ia akan
mendapatkan suatu imunisasi yg spesifik namun tidak sempurna, sehingga ia masih mungkin
untuk bisa terinfeksi kembali pada virus dengue yg sama typenya atauupun virus dengue dari
type lainnya. Dengue Haemoragic Fever (DHF) dapat saja terjadi jika seseorang yg pernah
memperoleh infeksi virus dengue type tertentu mendapatkan infeksi ulangan untuk kedua
kalinya atau bisa lebih. Misalnya terjadi pada bayi yg mendapat infeksi virus dengue untuk
pertama kalinya apabila ia telah mendapatkan sebuah imunitas terhadap dengue dari ibunya
melalui tali plasenta. (Soedarto, 1990 ; 38).
C. Klasifikasi
Klasifikasikan DHF menurut derajat penyakitnya dibagi menjadi 4 golongan, yakni :
1. Derajat I
Adanya demam disertai dengan gejala klinis lain, tanpa adanya perdarahan spontan. biasanya
mengalami panas sekitar 2-7 hari, Uji tourniquet hasilnya ialah positif, trombositipenia, &
hemokonsentrasi.
2.
Derajat II
Sama dengan derajat I, ditambah dengan adanya beberapa gejala perdarahan spontan seperti
adanya petekie, hematemesis, ekimosis, perdarahan gusi, melena, dan ditemukan pula adanya
perdarahan pada kulit.
3. Derajat III
Ditandai oleh adanya gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah & cepat
(>120x/mnt) tekanan nadi sempit , tekanan darah mengalami penurunan.
4. Derajat IV
Nadi tidak teraba sama sekali, tekanan darah juga tidak teratur, anggota gerak/akral teraba
dingin, berkeringat & kulit tampak pucat/biru.
D. Manifestasi Klinis
1.
Demam
Demam biasanya terjadi dengan cara yang mendadak berlangsung dalam waktu 2 7 hari
kemudian kembali turun menuju suhu yg normal atau bisa lebih rendah. Diikuti dengan
berlangsung demam, beberapa gejala klinik yang tidak spesifik dapat muncul misalnya
anoreksia, adanya nyeri punggung , nyeri tulang dan pula nyeri persediaan, nyeri kepala serta
rasa lemah juga dapat menyertainya.
2. Perdarahan
Perdarahan umumnya dapat terjadi pada hari ke 2 disaat demam & umumnya terjadi pada
kulit & dapat di dukung dengan hasil uji tocniquet yg positif mudah terjadi adanya
perdarahan pada vena, purpura dan petekia.
3. Hepatomegali
Ketika demam pertama kalinya muncul biasanya hati sudah bisa teraba, meski pada anak yg
kurang gizi hati juga sudah diraba. apabila terjadi peningkatan dari hepatomegali & hati telah
teraba kenyal harus di perhatikan kemungkinan akan adanya tejadi sebuah renjatan pada
penderita.
4. Renjatan (Syok)
Syok umumnya dapat terjadi pada hari ke 3, dimulai dengan beberapa tanda kegagalan
sirkulasi yakni kulit terasa lembab, merasa dingin pada ujung hidung, jari tangan, jari kaki
serta adanya sianosis disekitar mulut. Apabila syok terjadi ketika masa demam maka biasanya
akan menunjukan prognosis yang amat buruk.
E. Patofisiologi
Virus dengue bisa masuk kedalam tubuh melalui gigitan dari nyamuk aedes aegypti lalu
kemudian bereaksi dengan antibodi di dalam tubuh & terbentuklah adanya kompleks virusantibody, dalam sirkulasi akan dapat mengaktivasi system komplemen (Suriadi & Yuliani,
2001). Akibat adanya aktivasi C3 & C5 akan dilepasnya C3a & C5a,dua peptida yg berdaya
buat melepaskan sebuah histamine & suatu merupakan mediator yg kuat sebagai factor yg
menyebabkan meningkatnya permeabilitas dari dinding pembuluh darah & menghilangkan
plasma melalui endotel dinding tersebut. Reaksi tubuh merupakan sebuah reaksi yg biasa
terlihat pada infeksi oleh virus. Reaksi yg amat sangat berbeda akan terlihat, apabila
seseorang mendapatkan infeksi berulang dengan type virus dengue yg lainnya. Dan DHF
dapat terjadi apabila seorang yg telah terinfeksi pertama kali, mendapat infeksi berulang dari
virus dengue lainnya. Re-infeksi ini bisa menyebabkan adanya suatu reaksi anamnestik
antibody, sehingga menimbulkan adanya konsentrasi yg kompleks antigen-antibodi
(kompleks
virus-antibodi)
yg
tinggi
.
Hal pertama yg akan terjadi jika virus masuk ke dalam tubuh ialah viremia yg menyebabkan
penderita mengalami demam, adanya sakit kepala, merasa mual, nyeri otot, dan merasa
pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau terdapat bintik-bintik merah pada kulit (petekie),
adanya hyperemia tenggorokan dan kelainan yg mungkin saja muncul pada system
retikuloendotelial seperti adanya pembesaran pada kelenjar-kelenjar getah bening, hati &
limpa. Ruam pada DHF disebabkan lantara adanya kongesti pembuluh darah dibawah kulit
bisa
pembesaran
hati
(Hepatomegali)
dan
juga
pembesaran
limpa
(Splenomegali).Peningkatan permeabilitas dinding kapiler membuat berkurangnya volume
plasma, sehingga terjadi hipotensi, dan hipoproteinemia, dan hemokonsentrasi, serta efusi
juga adanya renjatan (syok).
Pathway
Pathway DHF
F. Komplikasi
Ada beberapa komplikasi dari penyakit demam berdarah diantaranya :
1.
Darah
Pengkajian Keperawatan
1. Wawancara
a.
Biodata
Riwayat kesehatan
1)
Biasanya klien mengeluh demam, lemah, mengeluh sakit kepala, terjadi anemia, nyeri pada
ulu hati dan nyeri otot.
2) Riwayat kesehatan keluarga.
Apakah pada anggota keluarga yg mengalami penyakit yg sama seperti di derita oleh klien.
3)
Keadaan umum
Kesadaran : bisa saja Composmentis, samnolen, atau koma (tergantung dari derajat penyakit
DHF)
TTV : Biasanya terjadinya penurunan dalam pemeriksaan tanda-tanda vital
b.
Kepala
e. Abdomen : adanya nyeri ulu hati, ketika dilakukan palpasi dapat ditemukan adanya
pembesaran hepar & limpa
f.
g.
Kulit : Ditemukan adanya ptekie, purpura, ekimosis, dan hyperemia serta hematoma.