01 GDL Siswonurha 1265 1 Siswo - PDF
01 GDL Siswonurha 1265 1 Siswo - PDF
Disusun Oleh :
SISWO NURHASIM
NIM. S11036
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat rahmat dan hidayah Nya. Penulis mampu menyelesakan skripsi
dengan judul Pengetahuan Perawat Tentang Response Time Dalam Penanganan
Gawat Darurat Di Ruang Triage. Skripsi ini disusun sebagai salah satu
persyaratan dalam menempuh Progam Studi Ilmu Keperawatan STIKes Kusuma
Husada Surakarta. Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapat bimbingan,
dukungan, arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyadari tanpa
adanya bimbingan, dukungan dan arahan maka tidak sempurnya skripsi ini. Untuk
itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada
1.
Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2.
Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Ketua Program Studi S-1
Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Wahyu Rima Agustin, S.Kep,. Ns, M.Kep, selaku Pembimbing Utama yang
telah memberikan bimbingan serta arahan selama proses pembuatan skripsi.
4. Maria Wisnu Kanita, S.Kep., Ns selaku Pembimbing Pendamping yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama proses pembuatan skripsi.
5. Aria Nurahman Hendra Kusuma, M.Kep., selaku pengganti Pembimbing
Pendamping yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama proses
pembuatan skripsi.
6.
iv
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
ii
SURAT PERNYATAAN.................................................................................
iii
iv
vi
viii
ix
ABSTRAK .......................................................................................................
xi
25
26
27
vi
29
3.1
29
3.2
30
3.3
30
3.4
31
3.5
36
3.6
38
3.7
39
41
4.1
41
4.2
42
4.3
Hasil Penelitian................................................................................
43
51
5.1
5.2
51
61
6.1
Kesimpulan ......................................................................................
61
6.2
Saran ................................................................................................
62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel
Judul Tabel
Halaman
2.1
12
2.2
Keaslian Penelitian
27
viii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar
Judul Gambar
Halaman
2.1
25
2.1
26
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran
Keterangan
Surat BAPPEDA
Pedoman Wawancara
10
11
12
Analisa Tematik
13
Data Demografi
14
Lembar Observasi
15
SOP IGD
16
Jadwal Penelitian
17
Lembar Konsultasi
18
Dokumentasi
Siswo Nurhasim
PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG RESPONSE TIME DALAM
PENANGANAN GAWAT DARURAT DI RUANG TRIAGE RSUD
KARANGANYAR.
ABSTRAK
Triage adalah suatu proses penggolongan pasien berdasarkan tipe dan
tingkat kegawatan kondisinya. Triage juga diartikan sebagai suatu tindakan
pengelompokkan penderita berdasarkan pada beratnya cidera yang di prioritaskan
ada tidaknya gangguan Airway (A), Breathing (B), dan Circulation (C) dengan
mempertimbangkan sarana, sumber daya manusia, dan probabilitas hidup
penderita, response time (kecepatan) yaitu suatu kemampuan untuk pelayanan
yang cepat (responsif). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana
pengetahuan perawat tentang response time dalam penanganan gawat darurat di
ruang triage RSUD Karanganyar.
Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan menggunakan
pendekatan deskriptif fenomenology, teknik analisa yang digunakan pada
penelitian ini adalah menggunakan metode collaizi. Teknik pengambilan sampel
dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, dengan kriteria
informan perawat dengan kriteria bekerja di Rumah Sakit minimal selama 3
tahun, pendidikan minimal D3 keperawatan, sudah mendapat pelatihan BTCLS,
bersedia menjadi informan. Sampel dihentikan setelah data tersaturasi dengan
jumlah 4 Informan.
Kesimpulan berdasarkan analisis tematik dihasilkan tema berdasarkan
tujuan khusus pengetahuan perawat tentang Triage didapatkan tema 1)
Pengelompokan berdasarkan kegawatannya 2) Pembagian Triage. Tujuan khusus
pengetahuan Response time perawat terhadap pasien gawat darurat didapatkan
tema 1) Pengertian Response time 2) Waktu tanggap menurut prioritas warna 3)
Waktu tanggap menurut prioritas kegawatan 4) Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan.
Kesimpulan dari penelitian ini pengetahuan perawat tentang response time
dalam penanganan gawat darurat di ruang triage sudah sesuai dengan standar IGD
RSUD Karanganyar.
Kata kunci
: Pengetahuan perawat, Response time, Triage
Daftar pustaka : 20 (1998-2014)
xi
Keywords
References
xii
BAB I
PENDAHULUAN
penanganan
kasus-kasus
kegawatan.
Triage
adalah
suatu
proses
penyakit
jantung.
Mekanisme
response
time,
disamping
triage
adalah
penggolongan
pasien
berdasarkan
tingkat
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengetahuan perawat tentang response
time dalam penanganan gawat darurat di ruang triage RSUD
Karanganyar.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengetahuan perawat tentang triage.
2. Untuk mengetahui pengetahuan response time perawat
terhadap pasien gawat darurat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
agar
pasien
ditangani
berdasarkan
urutan
adalah
suatu
proses
penggolongan
pasien
mungkin
setelah
pasien
datang
begitu
tanda
Brooker,
(2008).
sistem
prioritas,
Dalam
prinsip
prioritas
triage
adalah
adalah
suatu
proses
penggolongan
pasien
10
11
12
Waktu perawatan
Presentase tindakan
Langsung
10 menit
30 menit
60 menit
120 menit
100
80
75
70
70
yang
dapat
langsung
dinilai.
Informasi
13
adalah
bahwa
perawatan
apapun
dapat
atau
14
akhir,
bisa memungkinkan
sumber
daya
untuk
mengangkut
15
tentang
penilaian
yang
sudah
dibuat,
menyiapkan
(mengurus)
apa
yang
diperlukan
16
gawat
darurat/emergency
response
time
rate
(WHO,1998).
2.1.3
Azrul
(1997)
yang
dimaksud
gawat
darurat
17
18
Trauma
and
Cardiac
Life
Support)
yaitu
pelatihan
2.1.4 Perawat
1. Pengertian Perawat
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat
baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. (Menteri kesehatan, 2001).
Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan
keperawatan yang memenuhi syarat serta berwenang di negeri
bersangkutan
untuk
memberikan
pelayanan
keperawatan
yang
19
2. Peran Perawat
Peran Perawat merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh
orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem,
dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi
perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan.
Peran perawat menurut Konsorsium Ilmu Kesehatan (1989):
a. Pemberi asuhan keperawatan
Memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia
yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan
dengan
menggunakan
proses
keperawatan,
dari
yang
klien
dalam
meningkatkan
tingkat
20
d. Koordinator
Mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi
pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian
pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan
kebutuhan klien.
e. Kolaborator
Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim
kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan
lain-lain berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan
yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam
penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
f. Konsultan
Tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan
atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan
pelayanan keperawatan yang diberikan.
g. Peneliti
Mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yang
sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian
pelayanan keperawatan.
21
2.1.5
Pengetahuan
1. Pengertian
Menurut
Notoatmodjo
(2003),
pengetahuan
penginderaan
terhadap
objek
tertentu.
bersifat
formal
ataupun
informal.
Pengetahuan
22
Subjek:
menyebutkan,
menguraikan,
diartikan
untuk
objek
sebagai
menjelaskan
yang
diketahui,
suatu
secara
benar
dan
dapat
menjelaskan,
menyimpulkan,
menyebutkan
meramalkan
contoh,
dan
sebagainya
sebagai
kemampuan
diartikan
23
kata
menggambarkan,
kerja,
membedakan,
seperti
dapat
memisahkan,
24
pengetahuan
adalah sebagai
berikut :
a. Tingkat pendidikan
Pendidikan
memberikan
merupakan
pengetahuan
upaya
sehingga
untuk
terjadi
yang
mendapatkan
informasi
laku
manusia
atau
kelompok
25
Peran Perawat:
a. Pemberi asuhan keperawatan
b. Advokat klien
c. Edukator
d. Koordinator
e. Kolaborator
f. Konsultan
g. Peneliti/pembaharuan
Faktor
yang
pengetahuan:
Pendidikan
Pengalaman
Informasi
Budaya
Response Time
mempengaruhi
a. Pendidikan
b. Pengalaman
c.: yang
Informasi
tidak d
d. Budaya
: yang tidak diteliti.
: yang diteliti.
Gambar 2.1
Kerangka Teori Pengetahuan (Notoatmojo, 2003).
Response time (Purwadinata, 2001).
26
Pengetahuan perawat
Gambar 2.2
Fokus penelitian
27
2.
Nama
Peneliti
Wa Ode Nur
Isnah
Sabriyati,
Andi Asadul
Islam,
Syafruddin
Gaus.
Yanty
Gurning,
Darwin
Karim,
Misrawati.
Judul Penelitian
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan ketepatan
Waktu tanggap
penanganan
kasus
pada
response time I
di instalasi gawat
darurat
bedah
dan
non-bedah
rsup dr. Wahidin
sudirohusodo
Hubungan
tingkat
pengetahuan dan
sikap
petugas
kesehatan
igd
terhadap
tindakan triage
berdasarkan
prioritas
Metode
Penelitian
Penelitian
ini
dilakukan
dinstalasi
Gawat Darurat
Bedah dan NonBedah
Dr.
Wahidin
Sudirohusodo
pada bulan Mei
2012
dengan
menggunakan
desain
cross
sectional study
(Dempsey,
2002).
Penelitian
ini
menggunakan
desain
deskriptif
korelatif, yaitu
untuk
mengetahui
hubungan
tingkat
pengetahuan
dan
sikap
petugas
kesehatan IGD
terhadap
tindakan triage
berdasarkan
Hasil
Penelitian
Waktu tanggap
penanganan
kasus IGD bedah
yang
tepat
sebanyak 67,9%
dan tidak tepat
32,1%.
Waktu
tanggap
penanganan
kasus IGD NonBedah yang tepat
sebanyak 82,1%
dan tidak tepat
17,9%.
Tidak
terdapat
hubungan yang
bermakna antara
pola penempatan
staf
dengan
ketepatan waktu
tanggap
penanganan
kasus di IGD
Bedah (p = 0,67)
dan Non-Bedah
(p = 0,062).
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa
ada
hubungan yang
bermakna
antara tingkat
pengetahuan
petugas
kesehatan IGD
terhadap
tindakan triage
berdasarkan
prioritas dengan
P value <
(0,036 < 0,05)
dan
ada
28
prioritas.
Sampel
penelitian
berjumlah
32
orang
yang
terdiri dari 8
orang
dokter
dan 24 orang
perawat di IGD
Rumah
Sakit
Eka
Hospital
dengan
menggunakan
teknik
total
sampling.
Table 2.2
Keaslian Penelitian.
hubungan
antara
sikap
petugas
kesehatan IGD
terhadap
tindakan triage
berdasarkan
prioritas dengan
P value <
(0,006 < 0,05).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
yang
fenomenology
diteliti
juga
(Van
dinilai
Manen,
dapat
2007).
menjelaskan
Pendekatan
fokus
deskriptif
permasalahan
29
30
3.1
3.2
31
3.3
Instrumen
Instrumen dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu :
a. Instrument inti
Peneliti dalam penelitian ini merupakan instrument/ alat dalam
penelitian, karena peneliti sebagai perencana, penafsir data
pengevaluasi hasil penelitian. Peneliti harus paham metode
penelitian, penguasaan teori wawancara terhadap bidang yang akan
diteliti, dan peneliti siap untuk memasuki obyek penelitian, baik
secara akademik maupun logistiknya.
b. Instrumen penunjang
Alat bantu dalam pengumpulan data yang digunakan yaitu:
1) Lembar alat pengumpul data (meliputi nama, umur,
alamat, pendidikan) untuk mencatat identitas informan,
alat tulis (buku dan bolpoin) untuk menulis hasil
wawancara antara peneliti dan informan.
2) Lembar pedoman wawancara sebagai pedoman dalam
mengajukan pertanyaan kepada informan, pertanyaan yang
diajukan pada informan diantaranya tentang pemahaman
tentang triage dan response time.
3) Alat perekam suara (voice recorder) untuk merekam
wawancara antara peneliti dan informan yang berupa
handphone karena hasil rekaman terdengar jelas.
32
digunakan
untuk
mendokumentasikan
hasil
33
adalah
teknik
pengumpulan
data
yang
dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatanpencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran (Fatoni
2006). Menurut Sutopo (2006) observasi dibagi menjadi dua
yaitu tak berperan dan observasi berperan. Observasi berperan
meliputi observasi berperan aktif, dan observasi berperan penuh
(Sutopo, 2006).
Pada penelitian ini pengolahan data termasuk kedalam
observasi tak berperan, peneliti sama sekali kehadirannya dalam
melakukan observasi tidak mengetahui oleh subjek yang diamati.
Disini peneliti benar-benar tidak melakukan peran sama sekali
sehingga apapun yang dilakukan peneliti sebagai pengamat tidak
akan mempengaruhi segalanya yang terjadi pada sasaran yang
diamati (Sutopo, 2006).
Observasi pada penelitian ini langsung dilakukan untuk
mengamati proses response time yang dilakukan perawat di
Ruang triage RSUD Karanganyar. Pada hal ini yang perlu
diamati adalah lama response time yang dilakukan perawat pada
pasien gawat darurat di Ruang triage, setelah itu didapatkan data
34
35
itu
wawancara
secara
mendalam
dan
pertanyaan
terbuka
menggunakan
bantuan
(Open-ended
pertanyaan
36
3. Tahap Terminasi
Penulis menulis laporan, mendokumentasikan
hasilnya. Dalam penulisan laporan, peneliti harus mampu
menuliskan setiap frasa, kata dan kalimat serta pengertian
secara tepat sehingga dapat mendeskripsikan data dan
hasil analisa yang telah diambil. Penulis mencatat
kembali jika ada data tambahan, peneliti memberikan
reward kepada informan, peneliti menyatakan bahwa
penelitiannya sudah selesai kepada informan.
3.4
Analisa data
Analisa Data merupakan proses pengumpulan data, mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dari peneliti dan menulis catatan singkat sepanjang
penelitian (Creswell, 2013). Teknik analisa yang dapat digunakan pada
penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Collaizi (Creswell,
2013). Alasan metode ini didasarkan dengan filosofi Husserl, yaitu suatu
penampakan fenomena informan, sehingga sangat cocok untuk memahami
arti dari suatu makna fenomena pengetahuan perawat tentang response time
dalam penanganan gawat darurat di ruang triage.
Adapun langkah-langkah analisa sebagai berikut :
1.
37
3.
4.
kunci
yang
sesuai
pernyataan
penelitian,
selanjutnya
38
5.
6.
7.
3.5
Keabsahan Data
Dalam pengujian keabsahan data, metode yang digunakan pada penelitiam
ini meliputi :
1.
Pengujian Transferability
Merupakan validitas eksternal, menunjukkan derajad ketepatan
atau dapat diterapkan hasil penelitian ke populasi di mana sampel
tersebut diambil. Peneliti dalam membuat laporan harus memberikan
uraian yang rinci, jelas sistematis dan dapat dipercaya (Rosbon, 2011).
2.
Pengujian Dependebility
Peneliti melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian.
Dimana pembimbing memantau aktivitas peneliti dalam melakukan
39
menentukan
analisis
data,
Pengujian Konfirmability
Penelitian ini telah disepakati oleh orang banyak. Dimana hasil
penelitiannya diuji dan dikaitkan dengan proses yang dilakukan
peneliti. Dalam penelitian jangan sampai prosesnya tidak ada,tetapi
hasilnya ada. Peneliti harus mendapatkan persetujuan dari informan dan
menyertakan surat-surat yang sudah diperolehnya (Creswell, 2013).
3.6
40
dan hasil rekaman diberi kode informan tanpa nama (hak anonymity),
untuk selanjutnya disimpan di dalam file khusus. Hal ini dilakukan
peneliti untuk menghormati prinsip privacy dan dignity.
2.
3.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
41
42
Informan 1
Ny. D berjenis kelamin perempuan usia 37 tahun, pendidikan terakhir
yaitu S1 Keperawatan. Pengalaman kerja selama 14 tahun di ruang IGD. Ny.
D sudah menjadi pegawai tetap di IGD RSUD Karanganyar, sudah pernah
mengikuti pelatihan kegawatdaruratan.
4.2.2
Informan 2
Tn. Y berjenis kelamin laki-laki usia 33 tahun, pendidikan terakhir
yaitu S1 Keperawatan. Pengalaman kerja selama 3 tahun di ruang IGD. Tn. Y
sudah menjadi pegawai tetap di IGD RSUD Karanganyar, sudah pernah
mengikuti pelatihan kegawatdaruratan.
43
4.2.3
Informan 3
Tn. A berjenis kelamin laki-laki usia 35 tahun, pendidikan terakhir
yaitu S1 Keperawatan. Pengalaman kerja selama 5 tahun di ruang IGD. Tn. Y
sudah menjadi pegawai tetap di IGD RSUD Karanganyar, sudah pernah
mengikuti pelatihan kegawatdaruratan.
4.2.4
Informan 4
Tn. W berjenis kelamin laki-laki usia 28 tahun, pendidikan terakhir
yaitu S1 Keperawatan. Pengalaman kerja selama 4 tahun di ruang IGD. Tn. Y
sudah menjadi pegawai tetap di IGD RSUD Karanganyar, sudah pernah
mengikuti pelatihan kegawatdaruratan.
44
45
mengungkapkan bahwa triage itu ada tiga yaitu di lokasi kejadian kecelakaan,
dipos medis dan di lokasi bencana. Informan 4 mengungkapkan bahwa triage
ada tiga yaitu di IGD, ditempat terjadi bencana dan di medan pertempuran.
Emergency, Urgent, Nonurgent (I1)
Informan 1 mengungkapkan bahwa pembagian triage itu berdasarkan prioritas
yaitu Emergency, Urgent, Nonurgent..
Merah, kuning, hijau, hitam (I1)
Merah, kuning, hijau, hitam (I2)
Hitam, merah, kuning, hijau (I3)
setahu saya itu ada merah, kuning, hijau, hitam (I4)
Informan 1, 2. 3, dan 4 juga mengatakan pembagian triage berdasarkan warna
prioritas.
sesuai kondisi pasien kita harus memprioritaskan A, B, C nya dulu
(I1)
dimana teorinya pasien yang sudah mengalami suatu kegawatan
itu kan tergantung dari jenis-jenis kondisi pasien (12)
Informan 1 dan 2 mengatakan pembagian triage berdasarkan kondisi pasien.
Informan 1 mengatakan bahwa pasien yang harus diprioritaskan adalah A, B,
C nya dahulu. Informan 2 mengatakan bahwa pasien yang diprioritaskan
tergantung dari jenis kondisi pasien tersebut.
prinsipnya itu harus segera ditangani pasien yang gawat dahulu
(I4)
46
47
48
49
50
BAB V
PEMBAHASAN
dapat disimpulkan
51
52
53
dan
juga
ungkapan
Pusponegoro,
(2010)
bahwa
54
55
56
kuning gawat tetapi tidak darurat dan memiliki waktu tunggu 5-10 menit.
Hal ini sesuai dengan prioritas triage menurut Mosby, (2008) yang
menyatakan bahwa: prioritas kedua / delayed (KUNING) korban
membutuhkan pertolongan dan pengawasan ketat tetapi perawatan dapat
ditunda sementara selama 10 menit.
Informan 3 menyebutkan bahwa warna hijau tidak begitu prioritas
dilakukan triage dan bisa menunggu, informan 4 menyebutkan bahwa
warna hijau tidak gawat dan tidak darurat jika dilakukan penundaan
penanganan selama 1 jam pun tidak apa-apa. Hal ini sesuai dengan
prioritas triage menurut Mosby, (2008) yang menyatakan bahwa: prioritas
ke tiga / minimal (HIJAU) korban yang masih mampu berjalan, pemberian
pengobatan dapat ditunda selama 60 menit dan atau tidak memerlukan
pengobatan. Berbeda dengan pernyataan informan 2 menyebutkan warna
hijau bisa santai dan tidak sesuai teori.
Informan 2 menyebutkan bahwa warna hitam pasien sudah
meninggal, informan 3 menyebutkan bahwa warna hitam bisa menunggu
dan nilai triage hitam nol, dan untuk informan 4 menyebutkan bahwa
warna hitam itu adalah pasien yang sudah meninggal dan penangananya
terakhir sendiri. Hal ini sesuai dengan prioritas triage menurut Mosby,
(2008) yang menyatakan bahwa: prioritas keempat / nol / expectant
(HITAM) kemungkinan untuk hidup sangat kecil, luka sangat parah.
Hanya perlu terapi suportif.
57
58
interpersonal
dan
diharapkan
mampu
melaksanakan
asuhan
59
BAB VI
PENUTUP
Bagian ini merupakan bagian akhir dari laporan hasil penelitian yang
menjelaskan kesimpulan dan saran. Simpulan yang dibuat berdasarkan kategori
yang ada dan tema-tema yang telah ditemukan dalam penelitian tentang
engetahuan perawat tentang triage dan
perawat
terhadap pasien gawat darurat. Saran pada bab ini dibuat bagi rumah sakit,
institusi pendidikan, peneliti lain, peneliti dan perawat.
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Tujuan khusus pengetahuan perawat tentang triage didapatkan tema
1) Pengelompokan berdasarkan kegawatannya
2) Pembagian triage
6.1.2 Tujuan khusus yang kedua pengetahuan response time perawat terhadap
pasien gawat darurat didapatkan tema
1) Pengertian response time
2) Waktu tanggap menurut prioritas warna
3) Waktu tanggap menurut prioritas kegawatan
4) Faktor yang mempengaruhi pengetahuan.
Kesimpulan dari penelitian ini pengetahuan perawat tentang response time dalam
penanganan gawat darurat di ruang triage sudah sesuai dengan standar IGD
RSUD Karanganyar.
60
61
6.2 Saran
6.2.1 Rumah Sakit
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan
bagi perawat terhadap response time dalam penanganan gawat darurat di
ruang triage.
6.2.2
Institusi pendidikan
Penelitian
ini
diharapkan
dapat
menambah
pengetahuan,
DAFTAR PUSTAKA
Australasian College for Emergency Medicine: The Australian Triage Scale.
http://www.acem.org.au/open/documents/triage.htm. Diunduh 17
Desember 2014.
Bagus B (2007) Pengetahuan dan Ketrampilan Perawat dalam hubungan
Kepuasan Pasien dalamPelayanan Rawat Inap di Magelang.
Brooker. C (Editor). (2009). Ensiklopedia Keperawatan (Churchill Livingstones
Creswell, J. W. (1998). Qualitative Inguiry and Research Design: Choosing
Among Five Traditions. Thousand Oaks.s. California: SAGE Publication,
Inc.
Creswell, J. W. (2013). Qualitative Inquiry & research design: Choosing among
five approaches. Thousand Oaks: sage publication Ltd
Departement Kesehatan RI. (2006). Sistem penanggulangan gawat darurat
(SPGD). Jakarta: Departement Kesehatan.
Departement Kesehatan RI. (2009). Petunjuk teknis penggunaan DAK bidang
kesehatan. Jakarta: Departement Kesehatan.
Department of Emergency Medicine. 2005. Triage Course Manual. Edisi ke-3.
Singapore General Hospital: Tidak dipublikasikan.
Gibson , J.L, Ivansevich, dan Donely. (2007) Organization, terjemahan. Edisi
kelima. Cetakan Delapan. Erlangga. Jakarta.
Kartikawati, N. Dewi. 2013. Buku Ajar Dasar-dasar Keperawatan Gawat
Darurat. Salemba Medika: jakarta.
Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia.(2009). Standar Instalasi Gawat
Darurat (IGD) Rumah Sakit. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik
Indonesia.
Notoatmodjo. S (2002) Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi . Jakarta
PT Rineka Cipta.
Notoatmodjo. S (2003) Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. PT Rineka
Cipta.
Nursalam 2009, konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu kesehatan,
Salemba Medika, Jakarta.
Oman, Chathleen Jane, Koziol M & linda J.S (2008) Panduan Belajar
Keperawatan Emergensi. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
PERMENKES RI NO. 1239. (2001). Tentang Registrasi dan Praktek perawat.
Pusponegoro Aryono D. dr. Sp.B(K)-BD (2010) kasus trauma adalah
silent disaster Penerbit : Bandung.
Smeltzer, S.C.V., Bare, B.G., Keperawatan Medikal Bedah Bruner Suddarth, Alih
Bahasa : Monica Ester, EGC; Jakarta. 2002.
Van Manen, M. (2007). Researching lived experience: human scince for action
sensitive pedagogy. London, DN. Althouse.
Wilde, E. T, 2009. Do Emergency Medikal System Response Times Matter for
Health Outcomes?. Colombia University : New York.
Zimmermann & Heer. 2006. Triage Nursing Secret. Philadelphia: Elsevier
Mosby.