kontinuitas kerangkal. Kolaborasi antara dokter umum dan perawat komunitas yang
terlatih serta anggota tim lain seperti relawan mahasiswa keperawatan dan pasien itu
sendiri diharapkan mampu mengelola kondisi kesehatan masyarakat khususnya dalam
mengonntrol tekanan darah. Perawat menyediakan kunjungan rumah bagi masyarakat.
Setelah kunjungan rumah, perawat komunitas yang terlatih dan relawan mahasiswa
keperawatan dalam menangani pasien melalui telepon diharapkan cara tersebut mampu
meningkatkan efek dari intervensi tersebut.
f. Parameter/Instrument
Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan wawancara. Dan
instrument yang digunakan adalah telepon, spigmomanometer dan obat anti-hipertensi.
g. Analisa Statistik
Analisa statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji chi-square,t-tes
independen,Wilcoxon signed-rank testi, dan Mann-Whitney U-test.
3. Hasil/diskusi
Dari 73 responden yang direkrut dan telah dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok
studi dan kontrol didapatkan hasil bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik
antara karakteristik dan kesehatan pasien dalam manajemen hipertensi baik yang dilakukan
oleh dokter umum maupun perawat.
4. Kesimpulan
Model manajemen hipertensi yang dilakukan perawat terbukti mampu melatih pasien dalam
hal kepatuhan perawatan diri pasien yang lebih besar, kepuasan pasien, dan hasil dalam
beberapa domain dari kualitas hidup dari model manajemen hipertensi yang dipimpin oleh
dokter. Perawat komunitas terilatih mampu memainkan peran kunci dalam manajemen
hipertensi di tingkat masyarakat dan berkontribusi terhadap peningkatan kesehatan pasien.
5. Level Of Evidence
Level dari penelitian ini adalah 1B.