Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
FUSI NUKLIR
1. Sumber Energi Nuklir
Pengkonversian massa ke energi dari energi kimia ke dalam suatu reaksi
kimia tertentu adalah terlalu kecil untuk dapat dideteksi. Namun pada reaksi
nuklir, energi yang dikeluarkan per reaksi adalah cukup besar sehingga
pengkonversian massa tersebut secara aktual dapat dideteksi.
Konsekuensinya, adalah memungkinkan untuk menghitung berapa besar
energi yang dikeluarkan per reaksi dari kesetimbangan massa reaktan dan
produknya tanpa perlu berdasar pada hasil-hasil perhitungan eksperimental
tentang energi yang dikeluarkan.
Dalam setiap reaksi konversi energi, jumlah massa dan energi haruslah tetap
sekaligus juga momentum. Hukum ini hanya sekedar berlaku pada setiap
proses konversi energi, ia juga khususnya sangat berguna dalam menghitung
jumlah energi total yang dikeluarkan begitu pula distribusi energi diantara
produk-produk reaksi nuklir.
Nomor atom Z adalah sama dengan jumlah proton (ion bermuatan posistif)
yang terdapat di dalam inti atom. Di dalam suatu inti atom yang tidak
mengalami ionisasi, nomor atomnya juga sama dengan jumlah elektron (ion
bermuatan negatif) yang mengorbit pada inti. Semua atom mempunyai nomor
atom yang sama adalah anggota dari unsur kimia yang sama dan atom-atom
ini pada dasarnya mempunyai sifat kimia yang sama.
Inti sebuah atom terdiri dari proton dan neutron dimana neutron adalah
partikel yang bermuatan netral dengan massa yang kira-kira sama dengan
massa proton. Kedua proton dan neutron tersebut dinamakan nukleon dan
jumlah total neuklon dalam suatu atom tertentu disebut jumlah massa atomik
A.
Atom-atom dengan nomor atom yang sama Z adalah anggota dari suatu
unsur kimia yang sama. Bila atom-atom ini mempunyai jumlah massa atomik
A yang berbeda mereka disebut sebagai isotop-isotop unsur tersebut. Isotopisotop itu berbeda hanya dalam jumlah neutron yang terdapat di dalam inti.
Atom-atom ini menunjukkan sifat-sifat kimia yang pada dasarnya bersamaan,
tetapi sifat-sifat nuklirnya sangat berbeda.
Dalam praktek adalah biasa menandai suatu atom tertentu dengan simbol
kimianya didahului dengan superskrip yang berupa jumlah massa atomiknya
dan juga didahului oleh suatu subskrip yang menunjukkan nomor atomnya.
Jadi, 11 H menyatakan sebuah atom hidrogen atau inti dengan satu proton,
235
satu nukleon dan tak ada neutron; 92 U sebaliknya, menyatakan sebuah
atom uranium atau inti dengan 92 proton, 235 nukleon dan 143 neutron.
238
Isotop uranium lainnya yang umum adalah 92 U , ia mempunyai 92 proton,
238 nukleon, dan 146 neutron.
Energi Fusi
Dasar Konversi Energi
108
Massa sebuah inti atom adalah lebih kecil dari massa partikel atau nukleon
invidual yang membentuknya. Perbedaan massa ini yang disebut sebagai
kekurangan massa (mass defect), adalah yang menahan kebersamaan inti
dan mencegah gaya coulomb muatan positif (proton) di dalam inti
memisahkannya. Kekurangan massa ini, sebenarnya adalah perekat massa
negatif. Untuk memecah
inti menjadi nukleon-nukleon individualnya,
sejumlah energi minimum yang setara dengan kekurangan massa itu harus
ditambahkan ke dalam inti. Kekurangan massa dari suatu inti tertentu dapat
dihitung sebagai berikut :
Kekurangan massa Zm p ( A Z ) m n massa nuklir
(1)
dimana m p dan m n adalah massa proton dan neutron. Tetapi sangat sulit
menghitung massa nuklir secara langsung, tetapi massa-massa atomik
(massa nuklir di tambah massa elektron yang mengorbit) dapat dihitung
secara tepat. Konsekuensinya, kekurangan massa biasanya dihitung dengan
persamaan :
Kekurangan massa Zm H ( A Z ) mn massa atomik
(2)
dimana m H adalah massa atom hidrogen ringan (11H ) .
Massa atom adalah sangat kecil dan biasanya dinyatakan dalam satuansatuan yang disebut satuan massa atomik atau amu (atomic mass unit),
dimana satu satuan massa ini kira-kira sama dengan massa sebuah proton
atau sebuah neutron. Satu amu sama dengan kebalikan bilangan Avogadro
dalam gram, atau 1,66 x 10 -24 gram. Energi yang setara dengan satu amu
adalah 931 MeV. Massa yang digunakan dalam hal ini, massa atomik yag
telah dinormalisasi.
Massa atomik isotop hidrogen 1 adalah 1,007825 amu dan massa sebuah
neutron adalah 1,008665 amu. Dengan menggunakan harga ini, persamaan
2 menjadi :
Kekurangan massa 1,007825Z 1,008665( A Z ) massaa atomik
(3)
Bila jumlah massa atomik meningkat, maka kekuranggan massa juga
meningkat karena akan ada partikel yang lebih banyak di dalam inti. Energi
yang setara dengan kekurangan massa ini disebut energi pengikatan total
(total binding energy), dan energi ini dalam juta elektronvolt, dapat dihitung
dari hubungan :
Energi pengika tan total 931( kekurangan massa )
(4)
Energi pengikatan total adalah jumlah energi absolut yang diperlukan untuk
memecahkan sebuah inti menjadi komponen-komponen individual atau
nukleonnya.
Energi Fusi
Dasar Konversi Energi
109
Gambar 1. Variasi energi pengikatan per nukleon dengan massa atomik (Dari
Steam/Its Generation and Use, 1972)
Energi pengikatan rata-rata per nukleon secara teoritis adalah energi
minimum yang diperlukan untuk mengeluarkan proton atau neutron rata-rata
dari sebuah inti. Pada proses fisi, fusi dan peluluhan radioaktif , jumlah total
nukleon (jumlah dari jumlah massa atomik) dan muatan total (jumlah nomor
atom) adalah tetap, begitu juga jumlah massa energi dan momentumnya.
Jadi sebenarnya, tidak ada partikel yang dikonversi menjadi energi dalam
reaksi ini; hanya kelebihan energi pengikatlah yang dikeluarkan. Energi ini
Energi Fusi
Dasar Konversi Energi
110
Contoh :
Hitunglah energi pengikatan rata-rata per nukleon untuk isotop-isotop
berikut :
59
a). Hidrogen berat, 12 H , b). isotop nikel, 28 Ni
Penyelesaian :
a). Untuk hidrogen-2, massa atomik adalah 2,0141 amu (dari tabel)
Kekurangan massa = 1,007825(1) + 1,008665(2-1) 2,0141 = 0,00239
amu
E. pengikatan total = 931(kekurangan massa) = 931(0,00239) = 2,225
MeV
E. Pengikatan rata-rata per nukleon = Energi pengikatan total / A
= 2,225/2 = 1,1125 MeV.
b). Untuk nikel-59, massa atomik adalah 58,9342 amu (dari tabel)
Kekurangan massa = 1,007825(28) + 1,008665(59-28) 58,9342
= 0,55352 amu
E. pengikatan total = 931(0,55352) = 515,33 MeV
E. Pengikatan rata-rata per nukleon = 515,33/59 = 8,734 MeV.
2. Fusi Nuklir
Proses fusi pada dasarnya adalah sebuah antitesis dari proses fisi. Dalam
proses fisi, inti bermassa berat membelah menjadi inti bermassa ringan,
sambil melepaskan kelebihan energi pengikatan. Pada reaksi fusi, inti
bermassa ringan bergabung dalam rangka melepaskan kelebihan energi
pengikatan. Reaksi fusi adalah reaksi umum yang meminyaki matahari dan
telah dipakai di bumi untuk melepaskan energi dalam jumlah besar di dalam
termonuklir atau bom hidrogen. Hanya saja, masalah teknis yang berkaitan
dengan pelepasan terkendali dari energi yang diperoleh dari reaksi fusi
sampai kini belum terpecahkan, meskipun banyak sekali upaya penelitian
yang telah dilakukan dalam hal teknologi ini.
Lima reaksi fusi yang sangat mungkin terjadi beserta dengan energi
penyalaan dan temperatur penyalaannya, diberikan di bawah ini :
Energi Fusi
Dasar Konversi Energi
111
Akan dapat dilihat bahwa reaksi-reaksi itu yang menghasilkan partikel alfa
( 24 He) biasanya melepaskan energi besar sekali. Penggabungan dua
neutron dan dua proton, yang terjadi para partikel alfa, menghasilkan
konfigurasi yang sangat stabil dengan nilai energi pengikatan yang sangat
tinggi per nukleon. Saat ini, beberapa ahli fisika telah memajukan suatu
reaksi nuklir yang lain sebagai suatu sumber energi nuklir yang kelihatannya
memungkinkan. Reaksi ini disebut reaksi fisi termonuklir dan melibatkan
suatu reaksi antara isotop-isotop hidrogen-1 dan boron-11. Reaksi tersebut
ditunjukkan di bawah ini :
1
1
Reaksi ini mempunyai beberapa hal yang menarik. Pertama, boron adalah
satu dari antara beberapa unsur yang lebih umum, yang terdapat di kulit bumi
dan 80 persen atom boron adalah boron-11. Boron juga ternyata lebih muda
diisolasi dibanding dengan isotop hidrogen-berat. Yang kedua dan terpenting,
produk reaksi ini adalah tiga partikel alfa dan partikel-partikel ini tidak bersifat
radioaktif. Reaksi ini hanya menghasilkan energi dan helium dan kadangkadang disebut reaksi super bersih.
Reaksi ini dinamakan reaksi fisi karena inti senyawa terangsang, carbon-12*,
pecah menjadi tiga bagian yang sama. Reaksi ini masih tetap merupakan
reaksi termonuklir karena reaktan adalah inti yang bermuatan positif.
Kenyataannya, dikarenakan oleh muatan yang tinggi dan perbedaan massa
yang besar, energi ambang untuk reaksi ini jauh lebih tinggi dari energi
ambang reaksi-reaksi fusi lainnya. Konsekuensinya, hanya sedikit kerja
eksperimental yang akan dilakukan untuk reaksi khusus ini hingga diperoleh
sistem fusi yang lain.
Keuntungan dan kerugian fusi. Reaksi fusi menawarkan beberapa
keuntungan dibandingkan dengan reaksi fisi dalam hal konversi energi
Energi Fusi
Dasar Konversi Energi
112
113
Energi Fusi
Dasar Konversi Energi
114
Energi Fusi
Dasar Konversi Energi
115
Energi Fusi
Dasar Konversi Energi
116