Files 489969181283
Files 489969181283
Disusun Oleh :
Nama
: Catur Prianto
N.I.M
: 4160411-025
Jurusan
: Teknik Industri
LEMBAR PERNYATAAN
Catur Prianto
N.I.M
4160411-025
Jurusan
Teknik Industri
Fakultas
Teknik Industri
Judul Skripsi :
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya
buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keaslianya. Apabila ternyata
dikemudian hari penulisan Skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan
terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan
sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas
Mercu Buana.
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak
dipaksakan.
Penulis,
Catur Prianto
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
Nama
: Catur Prianto
NIM
: 4160411-025
Jurusan
: Teknik Industri
Pembimbing,
Mengetahui,
Koordinator Tugas Akhir / Ketua Program Study
ABSTRAK
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
BERDASARKAN METODE PENETAPAN JALUR KRITIS
(CRITICAL PATH METHOD)
Jaringan kerja proyek terdiri dari berbagai jenis aktivitas yang saling berkaitan
antara satu dengan yang lain. Jaringan kerja merupakan alat untuk penjadwalan
sebuah proyek dan juga sebagai alat analisa untuk mengetahui kegiatan proyek
mana saja yang harus mendapat perhatian khusus dikarenakan kegiatan tersebut
termasuk dalam jalur kritis. Penjadwalan merupakan salah satu tahap perencanaan
proyek karena dengan penjadwalan yang bagus diharapkan dalam pelaksanaan
proyek tidak banyak mengalami kendala yang bisa datang dari manusia, mesin,
metode dan uang.
Metode Jalur Kritis atau Critical Path Method (CPM) merupakan suatu metode
penjadwalan proyek yang sudah dikenal dan sering digunakan sebagai sarana
manajemen dalam pelaksanaan proyek. Dengan CPM dapat dihitung waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek dan dengan CPM dapat juga
diketahui kegiatan mana saja yang masuk dalam jalur kritis. Dengan input dari
CPM juga dapat dilakukan analisa percepatan jadwal dengan mempersingkat
beberapa kegiatan baik yang masuk jalur kritis maupun yang tidak masuk dalam
jalur kritis. Percepatan kegiatan proyek pasti akan berpengaruh pada jadwal dan
juga biaya proyek. Perhitungan slope biaya digunakan untuk menghitung titik
proyek dipersingkat.
Dengan melakukan observasi langsung, interview beberapa team proyek yang
terlibat dan juga dengan melakukan studi literatur, didapatkan data-data yang
penulis gunakan sebagai dasar melakukan analisa dan pehitungan.
Berdasarkan data yang didapatkan dan mengacu pada teori tentang CPM serta
perhitungan slope biaya didapatkan hasil bahwa proyek pembangunan gedung
RED Office dapat diselesaikan dalam waktu 190 hari kalender dengan total biaya
sebesar Rp. 2.480.287.710. Dengan dilakukannya percepatan dibeberapa kegiatan
proyek didapatkan waktu pelaksanaan yang lebih baik yaitu selama 155 hari
kalender dengan total biaya Rp. 2.534.384.981. Dengan demikian percepatan
proyek akan berdampak pada kenaikan biaya proyek. Dapat diketahui pula setelah
dilakukan percepatan dibeberapa kegiatan proyek, terdapat perubahan jalur kritis
proyek.
Dengan diketahuinya jalur kritis pada tiap-tiap kegiatan proyek, pada pelaksanaan
tiap kegiatan tersebut dapat diantisipasi dengan membuat perencanaan kerja yang
lebih matang dalam hubungannya dengan manusia, mesin, metode dan uang
sehingga proyek dapat dilaksanakan dengan sesuai dengan jadwal yang ditentukan
dan sesuai dengan biaya yang direncanakan.
ABSTRACT
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
BERDASARKAN METODE PENETAPAN JALUR KRITIS
(CRITICAL PATH METHOD)
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah S.W.T atas segala rahmat dan karuniaNya yang telah dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BERDASARKAN
METODE PENETAPAN JALUR KRITIS (CRITICAL PATH METHOD) sesuai
dengan waktu yang ditargetkan.
Skripsi ini dibuat untuk melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar
Sarjana Strata Satu (S1) di Fakultas Teknologi Industri Universitas Mercu Buana.
Tak lupa dengan selesainya sktripsi ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik secara
moril maupun materiil telah membantu terselesaikannya skripsi ini, khususnya
kepada :
1. Istri tercinta Desy Purwaningrum dan anak tersayang Inez Sakhiwisista
yang selalu memberikan dorongan moril selama penulis kuliah hingga
terselesaikanya skripsi ini.
2. Ibunda Sumarti yang telah mendidik dan membesarkan penulis dengan
segala kesabaran hingga saat ini penulis mengetahui pentingnya peran orang
tua dalam mendidik dan kesuksesan anaknya.
3. Indra Almahdy Ir.MSc. selaku pembimbing skripsi yang telah meluangkan
waktunya untuk selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini
tepat waktu. Penulis juga sangat berterima kasih atas semua saran, komentar,
verifikasi dan informasi yang diberikan selama bimbingan.
4. Ir. Moch. Kholil, ST, MT Koordinator Tugas Akhir / Ketua Program Studi
yang juga selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan studi tepat
waktu.
5. Bapak Edi Mulyono selaku Manajer Proyek RED Office PT. Truba Jaya
Engineering yang telah mengijinkan penulis mengambil data proyek RED
Office sebagai bahan skripsi. Terima kasih juga atas saran, bimbingan dan
informasi yang diberikan selama penulis bersingungan dengan team proyek
RED Office.
6. Seluruh team proyek RED Office khususnya dan seluruh karywan PT. Truba
Jaya Engineering pada umunya yang secara langsung maupun tak langsung
membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Rekan-rekan angkatan V jurusan Teknik Industri yang banyak memberikan
semangat untuk belajar dan menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.
8. Dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Catur Prianto
vi
DAFTAR ISI
....................................................................................
BAB I
..................................................................................... xii
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
BAB II
........................................................................
...............................................................
LANDASAN TEORI
2.1. Landasan Teori Sebagai Dasar
................................................
vii
................................................................... 10
............................................................. 22
.................................................................. 25
.......................................................... 27
.............................................. 28
viii
................................... 29
.............................................................. 33
..................................................................... 41
ix
................................................................... 68
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
BAB I
PENDAHULUAN
pelaksanaan
mempunyai
langkah-langkah
tertentu
sehingga
BAB II
LANDASAN TEORI
memberikan
rujukan-rujukan
yang
diperlukan
untuk
10
merupakan parameter
melebihi anggaran.
Jadwal proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan
tanggal akhir yang telah ditentukan.
Mutu
11
kegiatan-kegiatan
kegiatan
saling
dalam
fungsi-fungsi,
berhubungan
erat
yaitu
berdasarkan
12
13
penelitian
dan
pengembangan
dalam
rangka
14
2.5
Definisi Penjadwalan
Penjadwalan meliputi pengurutan dan pembagian waktu untuk
seluruh kegiatan/pekerjaan yang dilakukan. Pada tahap ini diputuskan
berapa lama tiap kegiatan memerlukan waktu dan menghitung berapa besar
biaya yang harus dikeluarkan.
15
2.6
PERT / CPM
Teknik evaluasi dan usulan program (evaluation and review
technique-PERT) dan metode jalur kritis (critical path method-CPM),
dikembangkan ditahun 1950-an untuk membantu penjadwalan, memonitor
dan mengendalikan pekerjaan besar dan kompleks.
PERT dan CPM keduanya mengikuti lima langkah dasar :
1. Mendefinisikan kegiatan yang dilakukan dan menyiapkan struktur
pekerjaan terperinci (WBS).
2. Membangun hubungan antar kegiatan, memutuskan kegiatan mana yang
harus dilakukan terlebih dahulu dan mana yang harus mengikuti yang
lain.
3. Menggambarkan jaringan kerja yang menghubungkan keseluruhan
kegiatan.
4. Menghitung jalur waktu terpanjang melalui jaringan yang disebut jalur
kritis.
5. Menggunakan jaringan untuk membantu perencanaan, penjadwalan, dan
pengendalian pekerjaan secara menyeluruh.
Langkah ke-5, menentukan jalur kritis, menentukan jalur kegiatan
yang akan menunda kegiatan, kecuali jika dapat diselesaikan tepat waktu,.
Untuk itu mengidentifikasikan kegiatan yang kurang penting dan melakukan
perencanaan ulang, penjadwalan ulang dan pengalokasian tenaga kerja dan
biaya dilakukan.
16
17
8. Jika pekerjaan ingin diselesaikan pada waktu yang lebih singkat, apakah
jalan terbaik untuk mencapai sasaran ini dengan biaya yang seminimal
mungkin ?
pekerjaan
menjadi
kegiatan-kegiatan
menurut
struktur
18
panah
tidak
menunjukkan
lamanya
waktu
penyelesaian pekerjaan
2. Aktivitas-aktivitas apa yang mendahului dan aktivitas apa yang
mengikuti
3. Aktivitas apa yang dapat dilakukan bersama-sama
4. Aktivitas-aktivitas tersebut sudah ditentukan saat mulai dan saat
berakhirnya.
5. Biaya dari aktivitas-aktivitas tersebut.
Ada beberapa pendekatan untuk mendukung manajemen proyek
dalam perencanaan pelaksanaan suatu proyek yang dikaitkan dengan
waktu antara lain :
A. Program Evaluation and Review Technique (PERT)
19
Yang Diperbandingkan
CPM
PERT
PDM
Lamanya
ditentukan
Berdasarkan
Perkiraan
Kejadian
ditangani
(overlap)
Sulit ditangani
Mudah
Kemudahan
secara logika
diterima Sulit
Sangat sulit
Mudah
Cukup
Sulit
Kemudahan
menyiapkan
kerja
Sukar
Sukar
sedang
Sulit
Kemudahan
perhitungan
untuk Sedang
jaringan
3 Sudah
20
A mendahului
1
B,C dapat
dikerjakan
setelah B
selesai
C dapat
C
dikerjakan jika
A
C
A dan B selesai.
B dan C tidak
B
dapat dimulai
hingga A
C
selesai
C dan D tidak
C
dapat dimulai
hingga A dan B
D
C
B
keduanya
selesai
D
C
21
22
kegiatan
yang
kuantitas
atau
volumenya
besar
23
2. Tenaga Kerja
Keterlibatan tenaga kerja sangat menentukan waktu pelaksanaan
tiap kegiatan. Keterlibatan tenaga kerja ini dipengaruhi oleh
faktor-faktor sebagai berikut :
Kualitas pengawasan
Keadaan di lokasi proyek
Jenis pekerjaan
Kualitas tenaga kerja
Jumlah jam kerja per hari.
Tenaga kerja yang terdidik, terampil dan berpengalaman akan
mempunyai
produktivitas
yang
tinggi
sehingga
dapat
yang
tidak
terbatas
jumlahnya
(Unlimited
24
25
2.8
Strukturisasi Biaya
Biaya Proyek
Fixed
Capital
Direct
Cost
Working
Capital
Indirect
Cost
26
Persiapan lahan
Pembebasan tanah
Electrical
27
28
29
3. Biaya
pergantian
pelayanan
profesional
seperti,
arsitek,
Engineering,
sanitary
dan
sebagainya.
Khususnya
pada
30
selesai yang direncanakan untuk tiap kegiatan. Waktu awal dan waktu
selesai dalam hal ini diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Earliest start time (ES) adalah waktu paling awal (tercepat) suatu
kegiatan dapat dimulai.
2. Latest start time (LS) adalah waktu terakhir suatu kegiatan dimulai
sehingga tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan pekerjaan
secara keseluruhan.
3. Earliest finish time (EF) adalah waktu paling awal (tercepat) suatu
kegiatan dapat diselesaikan.
4. Latest finish time (LF) adalah waktu paling lambat suatu kegiatan
dapat diselesaikan tanpa menunda penyelesaian pekerjaan secara
keseluruhan.
ES dan EF ditentukan selama forward pass sedangkan LS dan LF
ditentukan selama backward pass. Dua langkah analisa yang dilakukan
dalam analisa jaringan kerja yaitu forward pass dan backward pass.
2.10.1 Fordward Pass
Fordward pass dilakukan dengan mengidentifikasikan
waktu-waktu awal kegiatan dimulai dan berakhir (ES dan EF)
a) Aturan ES
Sebelum suatu kegiatan dapat dimulai, semua pendahulu
langsung (predecessor) harus diselesaikan.
31
b) Aturan EF
EF adalah jumlah dari waktu mulai terdahulu (ES) dan waktuwaktu kegiatannya (durasi).
EF = ES + durasi kegiatan
32
b) Aturan LS
Waktu mulai terakhir (LS) dari suatu kegiatan adalah perbedaan
waktu selesai akhir (LF) dan durasi kegiatan, yaitu :
LS = LF - Durasi
33
secara keseluruhan.
34
35
36
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
38
Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh melalui catatan dan dokumentasi yang
dimiliki oleh perusahaan.
39
Mulai
Identifikasi Proyek
Identifikasi Masalah
Pengumpulan Data
Penyelesaian Masalah
Selesai
40
Tidak
OK?
Ya
Pelaksanaan dan Penerapan jadwal
41
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
engineering
: Konstruksi
Nama proyek
: Pembuatan Gedung
Pemilik Proyek
Lokasi Proyek
42
No
Kelompok Utama
Uraian Pekerjaan
Preparation Work
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
43
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Excavation work
Soil disposal + soil fill
Sand Filling
Lean concrete
Concrete
Formwork
Re-bar
Mansory Stone
Floor Works
Perancah / steger
External Wall
Brick Wall
Water tight wall
Plester
Smooth finish
Aluminium groove (horizontal)
Aluminium groove (vertical)
Septic Tank
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
44
Structural Works
PEKERJAAN
MECHANICAL &
ELECTRICAL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Column
Formwork
Re-bar
Beam
Floor Deck
WF.300 x 150
WF. 150 x 75 x 5 x 7 mm
Plat penyambung
Bracing 12 mm
Trekstang 10 mm
Batang tarik 16
Plat strip 4x38
Pipa PVC 3"
Klem PVC 3"
Mur baut HTB A325 5/8" x 2"
Mur baut hitam " x 1 1/4"
Atap kaca laminating t. 12 mm ( 6 + 6 )
Hollow 40 x 40 x 2mm
Fisher M 19 mm
Cat zinchromate
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Pekerjaan Listrik
Instalasi penerangan
Pasang Lampu
Pasang Emergency halogen 10 watt
Pasang Emergency TL 10 watt
Pasang power AC
Pasang Saklar seri
Pasang Saklar engkel
Instalasi Stop kontak
Pasang Kabel Tray
Pasang Panel LP2
Arde ( grounding )
Pekerjaan Telephon
Instalasi kabel telepon
Pasang Outlet telepon
Pengadaan telepon standard
1
2
3
45
4
5
6
PEKERJAAN
PLUMBING
1
2
3
4
1
a.
b.
c.
d.
e.
2
a.
b.
c.
d.
e.
f.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
46
16
17
47
48
Manajer Proyek
Edy Mulyono
Koordinator Engineering
Procurement Leader
Construction Leader
Antonius S
Widodo
Wira W
Civil Engineer
Purchasing
PPIC
Yongki TP
Nurulloh
Agung S
Architecture Engineer
Finance Controller
Widiatmoko
Dian Septiani
Hermanto
49
dialokasikan
sesuai
kebutuhan,
sehingga
tidak
menghambat
50
Uraian Pekerjaan
Preparation Work
Pilling Work
Pile Cap PC1 : 16 Nos, PC2 : 3 Nos, PC3 : 4 Noz
Concrete Beam
Mansory Fondation
Floor work
Concrete stair 1st floor : 4unit
Column
Beam
Floor Work 1 st floor & Dack
Atap ( Konstruksi Baja )
Wall
Pekerjaan Mechanical & Electrical
Pekerjaan Plumbing
Floor
Roofing and Ceiling
Sanitary
Door and Window
Canopy & Dinding Batu tempel
Finising
Doors & Windows Accessories
Durasi
(Hari)
7
14
32
40
40
21
35
19
27
24
15
21
20
20
20
18
23
30
18
15
15
51
52
Dari perkiraan waktu dan diagram balok balok diketahui bahwa waktu
penyelesaian proyek adalah sekitar seratur sembilan puluh hari kalender, artinya
tidak sesuai dengan target manajemen PT. Truba Jaya Engineering. Dari diagram
balok tersebut juga tidak diketahui pekerjaan apa saja yang perlu mendapat
perhatian khusus dalam pelaksanaan proyek.
WBS
No.
Squence
101
102
A
B
103
Preparation Work
Pilling Work
Pile Cap PC1 : 16 Nos, PC2 : 3
Nos, PC3 : 4 Noz
104
Concrete Beam
105
Mansory Fondation
106
107
F
G
Floor work
Concrete stair 1st floor : 4unit
Anggaran
Biaya
Durasi
(Hari)
100,592,610
179,878,570
7
14
95,998,370
32
80,653,600
40
9,266,829
40
79,333,790
21
35
53
35,013,054
108
Column
116,574,912
19
109
Beam
258,852,341
27
110
373,649,683
24
111
112
K
L
45,605,033
240,804,174
15
21
113
114
115
116
117
118
M
N
O
P
Q
R
183,206,390
86,690,870
91,934,950
99,175,514
54,108,980
245,699,000
20
20
20
18
23
30
119
120
S
T
36,927,079
31,162,562
18
15
121
35,159,400
15
2,480,287,710
Sumber : PT. Truba Jaya Engineering
54
BAB V
ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
5.1
Jaringan Kerja
Berdasarkan uraian pekerjaan dan estimasi durasi tiap-tiap pekerjaan
dan mengacu pada langkah-langkah pembuatan jadwal menggunakan
metode jalur kritis, sebagai langkah selanjutnya adalah membuat jaringan
kerja. Jaringan kerja dalam perencanaan dan penjadwalan proyek merupakan
salah satu bagian terpenting, karena dengan jaringan kerja kita bisa
mengetahui umur proyek, jalur kritis dan float total. Berikut ini logika
ketergantungan dari proyek RED Office.
Table 5.1 Urutan logika ketergantungan proyek Gedung RED Office
Keterangan
Kegiatan
yang
Mendahului
(3)
(4)
Kegiatan
i
(1)
(2)
Preparation Work
Pilling Work
Concrete Beam
Mansory Fondation
Floor work
55
Column
10
BEAM
10
11
11
12
11
12
13
Wall
12
13
14
13
14
15
PEKERJAAN PLUMBING
13
15
16
Floor
13
16
19
14
19
18
Sanitary
15
18
17
16
17
20
17
20
20
Finising
18
20
20
19
20
Dari table diatas dapat digambarkan jaringan kerja pembuatan gedung RED office
seperti pada gambar 5.1. Dan dari jaringan kerja pada gambar 5.1 akan didapatkan
diagram CPM yang menunjukan penggunaan resources seperti pada gambar 5.2.
56
57
58
5.2
Hitungan Maju
Dalam mengidentifikasi jalur kritis dipakai suatu cara yang disebut
hitungan maju. Dan perlu diingat kembali aturan dalam penyusun jaringan
kerja, yaitu : Kecuali kegiatan awal, maka suatu kegiatan baru dapat
dimulai bila kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan yang mendahuluinya
telah selesai.
Waktu selesai paling awal suatu kegiatan adalah sama dengan waktu
mulai paling awal, ditambah kurun waktu kegiatan yang bersangkutan.
EF=ES + D atau EF (I-j) = ES (ij) + D (ij). Hasil perhitungan maju untuk
proyek ini dapat dilihat pada table 5.2 dan digambarkan pada jaringan kerja
gambar 5.2.
59
60
5.3
Hitungan Mundur
Perhitungan mundur dimaksudkan untuk mengetahui waktu yang
paling akhir kita masih dapat memulai dan mengakhiri masing-masing
kegiatan tanpa menunda kurun waktu penyelesaian proyek secara
keseluruhan, yang telah dihasilkan dari hitungan maju.
Untuk mendapatkan hitungan mundur dipakai aturan kerja yang
menyatakan bahwa waktu mulai paling akhir suatu kegiatan adalah sama
dengan waktu selesai paling akhir dikurangi kurun waktu berlangsungnya
kegiatan yang bersangkutan, atau LS = LF D.
Hasil perhitungan Maju dan perhitungan Mundur untuk proyek ini
dapat dilihat pada table 5.2 dan digambarkan seperti pada gambar 5.4.
61
62
5.4
Durasi
Paling awal
Paling Akhir
(3)
Mulai
(ES)
(4)
Selesai
(EF)
(5)
Mulai
(LS)
(6)
Selesai
(LF)
(7)
14
14
14
14
32
14
46
14
46
40
14
54
14
69
40
14
54
14
69
21
54
75
69
90
35
75
110
90
125
19
46
65
46
65
10
27
46
73
46
89
11
24
65
89
65
89
11
12
15
89
104
89
104
12
13
21
104
125
104
125
13
14
20
125
145
125
154
13
15
20
125
145
125
152
13
16
20
125
145
125
145
14
19
18
145
163
154
172
15
18
23
145
168
152
175
16
17
30
145
175
145
175
17
20
15
175
190
175
190
18
20
15
168
183
175
190
19
20
18
163
181
172
190
(D)
(1)
(2)
Float Total
Pada perencanaan dan penyusunan jadwal proyek, arti penting dari
float total adalah menunjukkan jumlah waktu yang diperkenankan suatu
kegiatan boleh ditunda, tanpa mempengaruhi jadwal penyelesaian proyek
63
secara keseluruhan. Float total dihitung dengan rumus berikut : Float total
suatu kegiatan sama dengan waktu selesai paling akhir dikurangi waktu
selesai paling awal, atau waktu paling akhir dikurangi waktu mulai awal dari
kegiatan tersebut. Atau dengan rumus :
TF = LF EF = LS ES
Table 5.3. Hasil Perhitungan Float Total
Kegiatan
Durasi
Paling Awal
Paling Akhir
Float
Selesai
(EF)
Mulai
(LS)
Selesai
(LF)
Total
Float
(TF)
Float
Bebas
(FF)
Float
Interferen
(IF)
(D)
Mulai
(ES)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
14
14
14
14
32
14
46
14
46
40
14
54
14
69
15
15
40
14
54
14
69
15
15
21
54
75
69
90
15
15
35
75
110
90
125
15
15
19
46
65
46
65
10
27
46
73
46
89
16
16
11
24
65
89
65
89
11
12
15
89
104
89
104
12
13
21
104
125
104
125
13
14
20
125
145
125
154
13
15
20
125
145
125
152
13
16
20
125
145
125
145
14
19
18
145
163
154
172
15
18
23
145
168
152
175
16
17
30
145
175
145
175
17
18
19
20
20
20
15
15
18
175
168
163
190
183
181
175
175
172
190
190
190
0
7
9
0
0
0
0
7
9
64
65
Gambar 5.5. Hasil Perhitungan Paling Awal dan Saat Paling Akhir
66
Table 5.4 menunjukkan tingkat kekritisan suatu kegiatan pada jaringan kerja
Kegiatan
Durasi
Paling awal
Paling Akhir
Float
Selesai
(EF)
(5)
Mulai
(LS)
(6)
Selesai
(LF)
(7)
Total Float
(TF)
(8)
Keterangan
(3)
Mulai
(ES)
(4)
14
Hampir Kritis
14
14
14
Jalur Kritis
32
14
46
14
46
Jalur Kritis
40
14
54
14
69
15
Kurang Kritis
40
14
54
14
69
15
Kurang Kritis
21
54
75
69
90
15
Kurang Kritis
35
75
110
90
125
15
Kurang Kritis
19
46
65
46
65
Jalur Kritis
10
27
46
73
46
89
16
Kurang Kritis
11
24
65
89
65
89
Jalur Kritis
11
12
15
89
104
89
104
Jalur Kritis
12
13
21
104
125
104
125
Jalur Kritis
13
14
20
125
145
125
154
Hampir Kritis
13
15
20
125
145
125
152
Hampir Kritis
(D)
(1)
(2)
(9)
67
13
16
20
125
145
125
145
Jalur Kritis
14
19
18
145
163
154
172
Hampir Kritis
15
18
23
145
168
152
175
Hampir Kritis
16
17
30
145
175
145
175
Jalur Kritis
17
20
15
175
190
175
190
Jalur Kritis
18
20
15
168
183
175
190
Hampir Kritis
19
20
18
163
181
172
190
Hampir Kritis
68
69
70
Dengan rumus tersebut didapatkan hasil perhitungan pada tabel 5.6. dan
dari tabel tersebut diketahui dengan mempersingkat beberapa kegiatan proyek
selama 155 hari kalender biayak langsung proyek akan menjadi Rp.
2.534.384.981. Apabila angka-angka percepatan tersebut dimasukan kedalam
penjadwalan CPM maka akan menghasilkan jalur kritis baru sperti pada gambar
5.6. dan diagram CPM penggunaan resources ditunjukan pada gambar 5.7.
71
72
73
74
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari analisa dan studi yang dilakukan, penulis mengambil beberapa
kesimpulan antara lain :
1. Dengan menggunakan CPM dapat diketahui jangka waktu pelaksanaan
proyek yaitu selama 190 hari kalender dengan jalur kritis terletak pada
pekerjaan pemancangan, pile cap, kolom baja, lantai untuk tingkat 1,
pekerjaan atap, dinding, pekerjaan lantai, pintu dan jendela dan pekerjaan
kanopi dan pemasangan batu tempel.
2. Dengan menggunakan CPM dan perhitungan slope biaya diketahui bahwa
melakukan percepatan jadwal proyek menjadi 155 hari kalender, akan
meningkatkan biaya pelaksanaan proyek menjadi Rp. 2.534.384.981 dari
biaya awal sebesar Rp. 2.480.287.710. Terdapat tambahan biaya sebesar
Rp. 54.097.272.
3. Dengan dilakukanya percepatan, terjadi perubahan jalur kritis yang
awalnya terjadi pada jalur pekerjaan pemancangan, pile cap, kolom baja,
lantai untuk tingkat 1, pekerjaan atap, dinding, pekerjaan lantai, pintu dan
75
6.2 Saran
Beberapa saran terutama ditujukan untuk team proyek gedung RED
Office adalah :
1. Melakukan analisa yang lebih tajam dengan menggunakan metode lain
seperti precedence diagramming, pert atau Gantt Chart.
2. Meningkatkan koordinasi antar bagian yang terkait dalam pelaksanaan
proyek karena dari pengamatan yang dilakukan, beberapa keterlambatan
tidak melakukan catatan-catatan penyebab keterlambatan tersebut dan juga
catatan tentang action plan yang harus dilakukan secara lengkap. Catatan
atau record terhadap sebab keterlamatan, action plan, dan minute of
project
implementation
sangatlah
dibutuhkan
untuk
koreksi
dan
76
DAFTAR PUSTAKA
Alifen, Ratna S.., Setiawan, Ruben S., Sunarto, Andi, 1999. Analisa What If
Sebagai Metode Antisipasi Keterlambatan Durasi Proyek, Jurnal
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Kristen Petra.
Ervianto, Wulfram I.. 2002. Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Gaynor, Alan Kibbe., and Evason, Jane L.. 1992. Project Planning, A Guide for
Practioners. Needham Height, Massachusetts: Allyn and Bacon
Mingus, Nancy. 2002. Project Management dalam 24 Jam. Jakarta: Prenada
Media.
Saifulah. 2007. Proyek Pembuatan Gudang Material Berdasarkan Metode
Penetapan Jalur Kritis (CPM). Jakarta. Universitas Mercu Buana.
Soeharto, Iman. 1995. Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai Operasional).
Jakarta: Penerbit Erlangga.