Anda di halaman 1dari 52

BAHAN AJAR

Mata Kuliah
Bobot SKS
Kode Mata Kuliah
Fakultas
Jurusan

: Matematika Dasar I
: 3 SKS
:
: FT-UMSB
: Sipil/Mesin/Elektro
MATERI / SILABUS

I.
I.1..
I.2..
I.3.
I.4.
I.5.
I.6.
I.7.

Sistem Bilangan Real.


Klarifikasi Bilangan Real.
Sifat Aljabar dan Sifat Urutan Bilangan Real
Garis Real dan Selang.
Ketidaksamaan
Nilai Mutlak dan ketidaksamaan
Sistem Kooerdinat Kartesius dan Persamaan Garis Lurus.
Irisan Kerucut.

II.
II.1.
II.2.
II.3.
II.4.
II.5.
II.6.
II.7.
II.8.
II.9.

Fungsi.
Relasi dan Fungsi
Klarifikasi Fungsi
Fungsi-fungsi Khusus.
Fungsi Trigonometri
Operasi Aljabar Fungsi
Fungsi Komposisi ( Fungsi Komposisi )
Pergeseran ( Translasi ) Grafik Fungsi
Fungsi dan Bentuk Implisit
Fungsi Dengan Parameter.

III.
III.1.
III.2.
III.3.
III.4.
III.5.
III.6.
III.7.

Limit Dan Kekontinuitasan Fungsi


Defenisi Limkit pada 1 titik
Limit Sepihak
Sifat-sifat Utama limit.
Kontinuitas Fungsi pada satu titik.
Kontinuitas Fungsi pada Suatu Selang/ Interval
Limit Tak hingga dan Limit di Takhingga
Asimtot Grafik...

IV.
IV.1.
IV.2
IV.3.
IV.4.
IV.5
IV.6.

Turunan
Defenisi Turunan Fungsi pada Satu Titik.
Notasi Libniz Untuk Turunan.
Keterdiferensialan dan kekontinuan.
Aturan Mencari Turunan Fungsi
Turunan Fungsi Implisit.
Turunan Tingkat Tinggi.

V.
V.1.
V.2.
V.3.
V.4.
V.5.
V.6.

Penggunaan Turunan
Nilai Ekstrim Fungsi
Kemonotonan Fungsi
Kecekungan Fungsi dan Titik Balik
Nilai Ekstrim Lokal
Masalah Laju dan Perubahan yang berkaitan
Polinom Taylaor

Refrensi:
1. Purcell, k, J and Dale varberg ( 1996), Kalkulus dan Geometri Analitis Jilid
I, Edisi 5, Terjemahan Drs. I.Nyoman Susila, MSc dan Bana Karta Sasmita,
PhD, Erlangga, Jakarta.
2. Martono, K, Kalkulus dan Ilmu Ukur Analitik , Jilid 1,2,3, Angkasa,
Bandung.
3. Martono, K (1992), Teori, Soal Jawab dan Pembahasan Kalkulus jilid
1,2,3,4, Edisi Ketiga, Institut Teknologi Bandung.
4. Leithold,L. (1996), Kalkulus dan Ilmu Ukur Analitik , jilid 1,2, Edisi 5,
Terjemahan Pantur silaban, Erlangga,Jarkata.

I.

SISTEM BILANGAN REAL


Pertemuan ke 1

I.1. Klarifikasi Bilangan Real.


1.
a.

Himpunan Bil. Asli ( A ).


Anggotanya adalah: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,.........
Bilangan ini dapat di bagi atas tiga kelompok
Bilangan asli dengan 1 faktor, yaitu : angka 1
b. Bilangan Asli dengan dua faktor, yaitu : 2, 3, 5, 7, 11, 13,
17, ....
Ini disebut Bilangan Prima
c. Bilangan Asli dengan tiga faktor, yaitu: 4, 6, 8, 6, 10 yang
dikenal dengan bilangan Komposit.

2.

Himpunan Bil. Cacah. ( C ).


Anggotanya: semua Anggota himp. Bil. Asli + anggota 0
0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, .........

3.

Himpunan Bil. Bulat ( B ).


Keanggotaannya: terdiri dari semua anggota himp. Bil. Cacah +
Negatif anggota Himpunan Bil. Asli.
...-5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5 ...
Bilangan Bulat dapat dibagi dua yaitu:
a. Bilangan Bulat Genap : yaitu bilangan habis dibagi dua.
b. Bilngan Bulat Ganjil : yaitu bilangan yg tidak habis dibagi
dua.

4.

Himpunan Bilangan Rasional (Q)


a
Yaitu bilangan yang dapat ditulis Q = b

5.

b 0 a,b B

Himpunan Bilangan Irrasional ( I ).


a
Yaitu bilangan yang tidak dapat ditulis dalam b misalnya

6.

e = 2,7182...; 3.14.. ; 3 = 1,7320508...


Himpunan Bilangan Real ( ).

Keanggotaannya adalah semua anggota Himpunan Bilangan


Rasional Dan Semua Anggota Himpunan Bilangan Irrasional.

I.2. Sifat Aljabar Dan Sifat Urutan Bilangan Real


Himpunan Bilangan Real ( ) apabila diberlakukan kedua operasi
penjumlahan dan perkalian, maka akan membentuk suatu medan (field)
yang memenuhi sifat-sifat:
1. Sifat Ketutupan.
Jika a,b. , maka a + b dan a.b
2. Sifat Komutatif
Jika a,b. , maka a + b = b +a dan a.b = b.a
3. Sifat Assosiatif
Jika a,b, c. , maka a + ( b + c ) = (a + b ) + c
Dan a.(b.c) = (a.b).c
4. Sifat Distributif
Jika a,b,c. , maka a ( b + c ) = a.b + ac
5. Adanya Elemen Satuan ( Identitas ).
0 adalah elemen identitas terhadap operasi penjumlahan, dan 1
adaah elemen identitas terhadap operasi perkalian.
Misal: ambil a maka a + 0 = a dan a.1 = a a
6. Adanya elemen invers ( balikan ) terhadap penjumlahan dan
perkalian.
a terdapat ( -a ) sehingga a + ( -a ) = 0
-a disebut negatif ( lawan ) dari a
a , a 0 terdapat a -1 sehingga a.a
disebut invers
( balikan ) dari a, dimana a 0

-1

= 1 maka a

-1

Defenisi 1.
1. Jika a,b operasi pengurangan dari a dan b adalah
bilangan real yang dinyatakan oleh a b dibaca a kurang
b dimana
a b = a + (-b).
2. Jika a,b dan b 0 , operasi pembagian a dan b adalah
bilangan real yang dinyatakan oleh a/b atau a : b, dibaca
a bagi b atau
a per b dimana a : b = a.b-1.
Defenisi 2.
1. a lebih kecil b, ditulis a < b
2

b a bilangan positif

a lebih besar dar b, ditulis a > b b a bilangan negatif


3. a lebih kecil atau sama dengan b , ditulis a b b a
positif dan nol
Sifat- sifat urutan bilangan real yaitu:
1. Trikotomi
Jika a,b maka pasti berlaku salah satu dari pernyataan
berikut:
a < b atau a = b atau a > b
2. Ketransitifan
Jika a,b, c a < b dan b < c maka a < c
3. Penambahan
Jika a,b, c
4. Perkalian.

a<b a+c<b+c

Jika a,b, c a < b a.c < bc jhj c positif dan ac > bc


jhj c negatif

I.3. Garis Real dan Selang ( Interval ).


Sistem bilangan real menurut sifat urutannya dapat diurutkan dari
bilangan yang kecil (sebelah kiri ) hingga bilangan yang besar ( disebelah
kanan ).sebagaimana yang di ilustarsikan pada suatu garis datar sbb:
Bilangan negatif

bilangan positif

Titik titik sepanjang suatu garis datar dari ujung yang satu ke ujung
yang lainnya dapat dipandang sebagai titik-titik yang mewakili bilangbilangan real.
Pandang suatu garis datar sebagai berikut:
O

Setiap titik pada garis datar adalah mewakili dari bilangan real.
Sehingga tidak ada titik pada garis datar tersebut tidak dimuati atau
diwakili oleh bilangan real. Sehingga garis datar disebut garis real.
untuk menyatakan sekelompok bilangan real pada sutu garis real
digunakan notasi interval atau selang yang dapat dikelompok sbb:
No Penulisan Himpunan
x | a x b
01
x | a x b
02
x | a x b
03
x | a x b
04
x | x a
05
x | x a
06
x | x b
07

Penulisan Selang
( a,b )
[ a, b ]
[ a, b )
( a, b ]
( -, a ]
(- , a )
[ b, + )

Grafik

x | x b
x | x

08
09

( b, + )
(- , )

Pertemuan ke II
I.4. Ketidaksamaan.
Pada pembahasan sifat urutan kita sudah diperkenalkan dengan
notasi <, >,
, dan dimana ini merupakan yang melatar belakangi dari ketidak
samaan. Didalam menyelesaikan ketidaksamaan kita menentukan nilainilai x sehingga nilai x tersebut dapat memenuhi ketidak samaan tersebut:
Kumpulan dari titik penyelesaian disebut Himpunan Penyelesaian ( HP ).
Untuk itu dapat diperhatikan sbb:
1. Kita dapat sama-sama menjumlahkan bilangan yang sama pada
kedua pihak dari ketidak samaan.
2. Kita dapat sama-sama mengalikan dengan bilangan yang sama
pada kedua pihak dari ketidak saman ( bilangan positif )
3. Kita dapat sama-sama mengalikan dengan bilangan yang sama
(negatif) akan tetapi tanda ketidaksamaan berobah menjadi
berlawanan.
Contoh 1.
Selesaikan ketidaksamaan berikut:
3x + 5 < 5x 9
Jawab:
3x + 5 5 < 5x 9 5

( sama-sama dikurang 5 )

3x < 5x -14
3x 5x < 5x 5x 14

( sama-sama dikurang 5x )

-2x < - 14
1
1
-2x ( - 2 ) < - 14 (- 2 )

1
( sama-sama akan dikali - 2 )

x>7
Jadi HP: x | x 7 = ( 7, + )
Contoh 2.
Selesaikan ketidaksamaan berikut:
-5 3x 2 4
Jawab:
-5 2 3x 2 2 4 2

( sama-sama dikurang 2 )

-7 3x 2
1
1
1
3 x ( ) 2( )
3
3
-7 ( 3 )

1
( sama-sama dikali 3 )

7
2
x
3
- 3

Jadi Hp: {x|

7
2
7 2
x
,
3
3 }= [ 3 3 ]

Contoh 3.
Tentukan HP dari ketidaksamaan berikut:
2 + 3x 5 x 1 16 7 x
Jawab:
Dari

2 + 3x 5 x 1 16 7 x ini dapat dibaca sebagai


2 + 3x 5 x 1 dan 5x +1 16 7 x atau dibaca sebagai
5x + 1 2 + 3x dan 5x + 1 16 -7x

Maka
5x +1-1 2-1 + 3x

dan 5x +1-1 16 1 7x

5x 1 + 3x

5x 15 7x

dan

5x 3x 1 + 3x 3x dan 5x + 7x 15 -7x + 7x
2x 1

12x 15

dan

1
1
2x ( 2 ) 1 ( 2 )
1
x 2

dan

Jadi HP: {x| ( -

dan

1
1
12x ( 12 ) 15 ( 12 )
15
x 12

1
15
2 ] [ 12 , + ) = }

Contoh 4.
Tentukan Hp dari ketidaksamaan berikut:
2x 5
1
x2

Jawab:
Cara 1. Sistem uji
2x 5
1
x2
2x 5
1 11
= x2

2x 5
1 0
x2

( 2 x 5)1 1( x 2)
0
(
x

2
)
1
=
2x 5 x 2
0
x2
=
x 3
0
= x2

x3
0
Andaikan x-3 = 0 pada x = 3 x 2

Andaikan x 2 = 0 pada x = 2

x3
u
x2

++++++++++++++++++
0
Jika x = 4

dan

x=1

(u,) - - - - - (0) + +
2

x3 43 1

()
x2 42 2

x 3 2,5 3 0,5

( )
x 2 2,5 2
0,5

Jika x = 2,5
Jika x = 1

u = tidak terdefinisi

x 3 1 3 2

()
x 2 1 2 1

x3
0
Jadi karena x 2
bernilai negatif dan nol maka Hpnya juga

yang bernilai negatif dan nol juga,


HP: {x| 2 <x 3 }= (2, 3 ]
Cara 2 :
2x 5
1
x2

i. Jika x 2 0 ( bernilai positif dan nol ) maka untuk x > 2


2x 5
.( x 2) 1( x 2)
x2

2x 5 x 2

2x x -2 + 5

x3
jadi HP: {x | x 3 } = (2, 3 ]
dan bila
ii. Jika x 2 < 0 ( bernilai negatif dan nol ) maka untuk x < 2
2x 5
.( x 2) 1( x 2)
x2

2x 5 x 2
2x x -2 + 5

x3
jadi HP: {x | x 2 dan x 3 = }= (- ,2] [3, )=

Contoh 5.
Tentukan HP dari ketidaksamaan berikut:
x 2 + 3x 18 0
jawab:
x 2 + 3x 18 0
(x+6)(x3)0

i. ( x + 6 ) 0 dan ( x -3 ) 0
ii.

( x + 6 ) 0 dan ( x 3 ) 0
ad.i. ( x + 6 ) 0 dan ( x -3 ) 0
x -6 dan x 3
HP; { x | x -6 dan x 3 }= ( ,6] [3,)

iii.

Ad.ii ( x + 6 ) 0 dan ( x 3 ) 0
x -6 dan x 3
HP: { x | x -6 dan x 3 } = [ -6, 3 ]

Soal soal dan latihan: ( Tugas 1)


Tentukan himpunan penyelesaian dari ketidaksamaan berikut dan
gambarkan garis bilangannya:
6.

3
2
x5

7.

1
5
x

3. -6 < 2x + 3 < -1

8.

x5
0
2x 1

4. -2 1 5x 3

9.

1. 2x + 16 < x + 25
2. 10 x + 1 > 8 x + 5

5. 2 + 3x < 5x + 1 < 16

10 .

x 2 + x 12 < 0
4x 2 5x 6 < 0

I.5. Nilai Mutlak dan Ketidaksamaanya.


Definisi:[Nilai Mutlak]
Nilai mutlak dari bilangan Real x ditulis dengan notasi |
x| yang didefenisikan sbb:
x............untuk..x 0

x.........untuk..x 0
|x|=

Ilustrasi contoh

| 2,3 | = 2,3 ; | -3 | = 3

; | -1,2 | = 1,2

; | 5,4 | = 5,4

Kesimpulan : bahwa nilai mutlak dari bilangan real x selalu


positif
Maka dari itu nilai mutlak dapat di ilustrasikan sebagai
jarak. Jadi artinya | -2 | = jarak antara titik -2 dengan titik 0
| 3.5 | = jarak antara titik 3,5 dengan titik 0
Sifat-sifat Nilai mutlak.
Ambil x , y bilangan real maka
i.

|x|0

ii. | x . y | = | x | . | y |

x
| x|
iii. | y | = | y |

iv. | x | 2 = x 2

v. | x | < | y | | x | 2 < | y | 2

vi. | x + y | | x | + | y |

vii. | x y | | x | - | y |

2
viii. | x | = x

Ketidaksamaan nilai mutlak dimana menyelesaikannya sama


dengan menggunakan sifat-sifat nilai mutlak diatas, dan juga mengikuti
theorema berikut:
Theorema:
Jika a suatu bilangan real a > 0 maka
1. | x | < a

2. | x | > a

x < -a atau x > a

-a < x < a

Bukti :
1.

|x|<a

-a < x < a

| x | < a ; a > 0 akan dirunjukkan -a < x < a


Karena x maka dengan dua kasus diatas yaitu:

(i) jika x > 0 | x | = x x < a akan tetapi karena


x > 0 dan
-a < x
sehingga a < x < a
(ii) jika x < 0 maka | x | = -x sehingga x < a atau a
< x akan tetapi karena x < a dan a < 0 maka x < a
sehingga a < x < a.
Contoh1 : Tentukan himpunan penyelesaian dari ketidaksamaan berikut:
|x1|<4
Jawab:
|x1|<4

menurut theorema diatas maka berlaku

|x1|<4

-4 < x 1 < 4
-4 + 1 < x 1 + 1 < 4 + 1
-3 <x<5

Jadi Hp: {x | -3 < x < 5 } = ( -3, 5 )


Contoh 2. Tentukan HP dari
|x1|>|x|
Jawab:
| x 1 | > | x | maka
|x1|2>|x|2
(x1)2>x2
x 2 2x + 1 > x 2
x 2 x 2 -2x + 1 > 0
-2x > -1

1
1
-2x ( - 2 ) > -1 (- 2 )
1
x< 2

1
1
jadi Hp: { x | x < 2 } = ( - , 2 )

Soal-Soal Dan Latihan: ( Tugas 1 )


1. | 3x + 4 | < 8

5.

| 2x 7 | > 3

2. | 2x + 3 | > | 4x 5 |

6.

| 8 3x | | 2x |

5
3. | 2 + x | < 1

7. | x 2 | < 3 | x + 7 |

4. | 3x + 6 | > 5 4x

5
x 1
8. | 2 x 1 | | x 2 |

Pertemuan ke III
I.6. Sistem Koordinat Dan Persamaan Garis Lurus.
Sistem koordinat Cartesius dibangun oleh dua buah garis real yang
saling tegak lurus dimana berpotongan pada titik ( 0,0 ) sbb:

Sb.Y
Kuadran II
(-X,0,Y)

Kuadran I
( X,0,Y)

Sb.X

Kuadran III
(-X,0,-Y)

Kuadran IV
(X,0,-Y)

Jika P adalah suatu titik sembarang pada bidang yang dinyatakan


sebagai pasangan berurutan yang disebut dengan titik koordinat., jika
garis-garis mendatar dan tegak yang melalui titik P masing-masing
memotong sumbu X dan Y di a dan b maka titik koordinat titik P ( a,b ),
dimana a disebut dengan absis adalah satuan untuk X sedangkan b
disebut ordinat adalah satuan untuk Y. Disini ( a,b ) ( b,a ).

Sumbu X dan sumbu Y membagi bidang datar menjadi empat


bagian daerah yang disebut kuadran:
Kuadran pertama
Kuadran kedua
Kuadran ketiga
Kuadran keempat
a.

: { (x,y): | x > 0 , y > 0 }


: { (x,y): | x< 0 , y > 0 }
: { (x,y): | x < 0 , y < 0 }
: { (x,y): | x> 0, y < 0 }

Jarak Antara Dua Titik


Ambil titik P ( x 1 , y1 ) dan titik Q ( x2 , y2 ) pada sistem koordinat
kartesius:

Q (x2 , y2 )

P (x1,y1)

R(x2,y1)

Menurut dalil Phitagoras :


| PQ |2 = | PR | 2 + | QR | 2
= ( x2 x1 ) + ( y1 y2 )
2
2
| PQ | = d (PQ) = ( x 2 x1 ) ( y 2 y1 )

Bentuk terkhir ini disebut dengan rumus jarak antara 2 titik.

Contoh: Tentukan jarak dari titik P (2,1) dan Q (3,4)


Jawab:
2
2
Menurut rumus : d(PQ) = ( x 2 x1 ) ( y 2 y1 )

2
2
= (3 2) (4 1)

2
2
= 1 3

= 10
b.

Persamaan Garis Lurus.


Pandang suatu garis lurus g melalui titik P(x1,y1) dan Q (x2,y2)
Sb.Y
S (x,y)
Q (x2,y2)
P (x1,y1)

R ( x2,y1)

Sb.X

Didefenisikan bahwa kemiringan / tanjakan / gradien garis g adalah


y y1
perubahan..nilai ... y
. 2
x 2 x1 = tg
M = perubahan..nilai ..x

Dari gambar diatas dapat ditentukan bahwa m grs = m PQ dimana

y 2 y1
= x 2 x1
.

M PQ
dan m grs
titik sembarang pada g sehingga
y y1
y y1
. 2
x x1 = x 2 x1

y y1
= x x1

dengan S (x,y) adalah

...................................................................( 1 )

Persamaan 1 disebut persamaan garis lurus melalui dua titik


P(x1,y1) dan Q (x2,y2).
Contoh: Tentukan persamaan garis lurus melalui titik ( -1,1 ) dan ( 2,3 )
adalah:
Jawab:

y y1
x x1
.
y 2 y1 = x 2 x1 =

y 1 x (1)

3 1 2 (1)
y 1 x 1

2
3
y 1

2
( x 1)
3

3y 3 = 2x + 2
2x 3y + 5 = 0
y 2 y1
Jika m = x 2 x1

maka persamaan 1 dapat ditulis menjadi

y y1 = m ( x x1 )..................................................................( 2 )
dan jika garis memotong Sb Y dititik (0,b) dengan kemiringan m
maka persamaan (2) menjadi
y = mx + b .............................................................................. ( 3 )
Dalam bentuk umum persamaan garis lurus sering ditulis dalam
bentuk implisit yaitu:

A
B

Ax + By + C = 0

C.

dengan kemiringan m =

Garis saling Sejajar dan Saling Tegak Lurus.


i.

Garis Saling Sejajar.


Pandang garis L1 : A1x + B1 y + C1 = 0

A1
m1= B1

L2 : A2x + B2y + C2 = 0

A2
m1= B 2

Garis L1 = L2

jhj

ii. Garis Saling Tegak .


Pandang garis L1 : A1x + B1 y + C1 = 0

m1 = m2
A1
m1= B1

A2
L2 : A2x + B2y + C2 = 0
m1= B 2
1
Garis L1 L2
jhj m1 . m2 = -1 atau m1 = m2

(Tugas II) (03-10-2011).


S o a l : 1. Tentukan persamaan garis lurus dan tulis dalam bentuk
Ax + By + C = 0

yang melalui titik

a. (2,3) dan (4,8)

b. ( 2.-3) dan (-2,5)

2. Tentukan persamaan garis lurus melalui (3,-3) yang

a.

Sejajar dengan garis

y = 2x + 5

b.

Tegak lurus terhadap y = 2x + 5

c.

Sejajar dengan garis 2x + 3y 6 = 0

d.

Tegak lurus terhadap 2x + 3y 6 = 0


3.Tentukan nilai k dari 4x + ky = 3
a. Melalui titik (2,1)
b. Sejajar dengan 6x 9y + 10 = 0
c. Tegak lurus terhadap y 2 = 2 (x + 1)
Pertemuan ke IV
1.7.

Irisan Kerucut.
Jika suatu kerucut digandakan lalu dipotong dengan berbagai cara
maka akan menghasilkan permukaan irisan berbentuk : lingkaran;
parabola; eliip dan hyperbola. Berikut ini akan di bahas
a. Lingkaran
Lingkaran yaitu: Kumpulan titik-titik yang jaraknya ke suatu
titik tertentu ( titik pusat ) adalah sama.
Q(x,y)

Misalkan lingkaran berpusat p(0,0)


sembaranga Q (x,y) melalui jarak :
2
2
R = | PQ | = ( x 0) ( y 0)

2
2
R = x y atau

dan

melalui

titik

X2 + y2 = r2 ................................................................. ( 1 )
Persamaan (1) disebut persamaan lingkaran dengan pusat (0,0)
Jika titil pusat digeser sejauh x = a dan y = b maka persamaan
lingkaran dapat ditulis
( x a )2 + ( y b )2 = r2 ................................................ ( 2 )
Persamaan (2) disebut persamaan lingkaran dengan titik pusat
( a,b ) dan jari-jari r.
Bentuk lain penulisan persamaan lingkaran yaitu:
X2 + Y2 + Ax + By + F = 0

........................................... ( 3 )

Persamaan lingkaran dengan titik pusat ( -1/2A, -1/2B) dan jari-

jari

r=

1 2
(A B2 ) F
4

Contoh : Tentukan pusat dan jari-jari lingkaran


x2 + y2 2x + 4y - 4 = 0
jawab:
x2 + y2 2x + 4y - 4 = 0
x2 2x + y2 + 4y - 4 = 0
x2 2x + 1 1 + y2 + 4y + 4 4 - 4 = 0
(x 1)2 - 1 + ( y + 2 )2 4 4 = 0
(x 1)2 + ( y + 2 )2 = 9
Jika dibandingkan dengan persamaan (2) maka Titik pusatnya
adalah ( 1, -2 ) dan jari-jari r = 3
Atau dari
x2 + y2 2x + 4y - 4 = 0
dengan menggunakan persamaan (3) didapat.
P(-1/2A,-1/2B)= ( -1/2(-2), -1/2(4)) = (1,-2)

Dan r =

1
(2) 2 4 2 ) (4)
4
=

54 =

9 =3

Pertemuan ke V
II.

Fungsi

II.1. Relasi Dan Fungsi.


Didalam kehidupan sehari-hari kita selalu mengaitkan suatu
peristiwa dengan peristiwa lainnya atau suatu benda dengan benda
lainnya. Berikut ini diberikan suatu ilustrasi :

gambar 1
A

Anak

ibu

df

rf
Ganbar 2

ibu

anak

Defenisi : [Fungsi]. : Misalkan A dan B adalah himpunan yang tidak


kosong, suatu fungsi adalahaturan padanan yang
memasangkan setiap unsur di A dengan tepat satu
dan hanya satu unsur di B.

f(x)

df

rf

Ditulis dengan notasi : f : A


B , artinya f memetakan setiap
unsur di A ke B.
Daerah asal fungsi ( df ) yaitu semua nilai-nilai x . yang memberikan
nilai yang nyata pada y di B.
Daerah hasil fungsi ( Rf ) yaitu semua nilai-nilai y yang didapat dari
pengambilan nilai x di Df
Secara umum dapat ditulis persamaan fungsi yaitu:
Y=f(x)

dimana x disebut variabel bebas ( bebas sepanjang


df). Dan
Y adalah variabel tak bebas yaitu tergantung pada
pengambilan nilai x.

Contoh.1: Misalkan
F(x) = 3x 5
Jawab:
Agar fungsi f mempunyai nilai yang nyata (real) maka
persamaan dibawah tanda akar harus 0 ( tak negative ).
Jadi
3x 5

3x

3x ( 1/3) 5 ( 1/3)

X 5/3
HP : {x| x 5/3 }
Jadi Df = { x 5/3 } = [ 5/3, + ]
Contoh 2.
Diketahui f(x) = x 22 x 5
Ditanya : Df dan Rf
Jawab : bila f(x) = x 22 x 5

Dapat ditulis menjadi

f(x) = x 22 x +16
f(x) = (x-1)(x-1) 6
f(x) = ( x1)26
disini nilai ( x1)2 0 sehingga nilai terendahnya adalah x1=0 pada x = 1
sehingga f(x) = -6 .
jadi Df = [1, +) dan Rf = [0, + )

II.2. Fungsi Aljabar Dan Fungsi Transendental.


Secara umum fungsi dapat dikelompokkan atas dua bagian yaitu:
Fungsi Aljabar dan Fungsi Transendental.

Fungsi Aljabar.
Fungsi Aljabar dibangun dua fungsi dasar yaitu f(x) = x (disebut
fungsi Identitas) dan f(x) = k dimana k adalah konstanta sembarang.
(disebut fungsi konstan), melalui lima proses aljabar (penjumlahan,
perkalian, pengurangan, pembagian dan penarikan tanda akar).
Fungsi Aljabar memberikan dua jenis fungsi yaitu.
i.

Fungsi Rasional
Fungsi Rasional dapat ditulis dalam bentuk umum yaitu
p( x)

f(x) = q ( x)
dimana p(x) : q(x) adalah berbentuk polinimial (bersuku
banyak) atau
p(x):q(x)= a0 + a1 x +a2 x 2+ a3 x 3 +a 4 x 4+ an x n
ai

i = 1,2,3,4,5,..,n adalah konstanta

Beberapa contoh fungsi rasional yang diketahui, diantaranya:

ii.

1. Fungsi Linear : ax + b ; a > 0


2. Fungsi Kuadrat : ax 2+ bx+ C , a> 0
Fungsi Irrasional
Fungsi Irrasional yaitu fungsi yang terdapat dari penarikan akar.
Contoh:
f(x)=

r 2x 2

(ii). f(x) = x

; df [ 0, 9]

Beberapa sket Grafik dari beberapa fungsi :


1, y = ax + b

B. Fungsi Transendental.
Beberapa diantaranya adalah:
1.

Fungsi trifonometri inversnya


i.

F(x) = Sin x

inversnya

f-1(x) = arc. Sin x

ii.

F(x) = Cos x

,,

f-1(x) = arc.Cosx

iii.

F(x) = tg x

,,

f-1(x) = arc tg x

iv.

F(x) = Ctg x

,,

f-1(x) = arc Ctg x

v.

F(x) = Sec x

,,

f-1(x) = arc Sec x

vi.

F(x) = Csc x

,,

f-1(x) = arc Csc x

2.

3.

Fungsi eksponen Dan inversnya fungsi Logaritma


i.

F(x) = ax ; a>0, a 1

ii.

F(x) = ex ; e = 2,7182..

Fungsi Hiperbolis dan inversnya


i.

inversnya
,,

f-1(x) = alog x
f-1(x) = ln x

II.9. Pergeseran (Translasi) Grafik fungsi.


Grafik suatu fungsi dapat digambarkan dengan cara menggeser grafik fungsi
yang sederhana (fungsi elementer) kekiri, kekanan, keatas atau kebawah, pada jarak
tertentu sesuai dengan yang diinginkan. Berikut diberikan beberapa grafik fungsi
elementer.
Y

f(x)=|x|

f(x)=

x3

f(x)=

f(x)= x 2

1
x

f(x)=

Y
F(x) = sinx

3/2

f(x) = Cosx

3/2

f(x)=

x4

y
3

1
-3

-2

-1

o
o
1

o -1
o

-2

-3

Grafik fungsi y = f(x-a) + b, dapat diperoleh dari grafik fungsi elementer


y=f(x) dengan cara menggeser grafik fungsi elementer tersebut sebesar a satuan kekiri
(jika a<0) atau kekanan a satuan (jika a>0), dan b satuan keatas (jika b>0) dan b
satuan kebawah (jika b<0).
Contoh:

Diketahui : f(x) =
Ditanya

x 24 x + 4

: Sket Grafiknya

Jawab:
Untuk mensket grafik fungsi diatas yaitu sama dengan menggeser grafik
fungsi y =

x 2 sejauh 2 satuan kekanan.

Yaitu didata dari:


f(x) = ( x2)2

Contoh: Diketahui f(x) =

x 24 x +3

Ditanya : Sket garafiknya


x 2 -4x + 3

Jawab: f(x) =
=

x 4 x + 41

f(x)= (x2)21
Berarti kita menggeser grafik f(x) =

sejauh 2 satuan kekanan dan sejauh 1

satuan kebawah.
y
f(x)=

0
-1

Pertemuan Ke VII
III
A.

Limit Dan Kontinuitas

Limit Fungsi.
1. Limit Fungsi Pada Satu Titik.
Pandang suatu ilustarsi berikut:

x2 4
Diketahu suatu fungsi f (x) = x 2 dimana x 2 ( df = 2 )
x
2

1,999
1, 9
1,75
1,50
1,25
1,0
0
-1
-2
.
.
.

x2 4
f(x)= x 2
?

3,999
3,9
3,75
3,50
3,25
3
2
1
0
.
.
.

X
.
.
.
6
5
4
3
2,5
2,1
2,01
2,001

x2 4
f(x)= x 2
.
.
.
8
7
6
5
4,5
4,1
4,01
4,001

Dari tabel diatas terlihat bahwa:

x2 4
X menuju 2 ( x < 2 atau x > 2 ) maka f(x) = x 2 dekat ke 4 , dalam
bahasa matematik ditulis dengan notasi:
x2 4
X 2 f ( x) x 2 4 atau lebih umum ditulis dengan

x2 4
Limit ..
4
x2
x2

Defenisi : [Limit fungsi secara instuisi]

Limit .. f ( x) l
xc
Untuk mengatakan bahwa
berlaku untuk
setiap x menuju c ( x c ) maka f (x) dekat ke l

*** untuk menyelesaikan ilustrasi diatas dalam menentukan nilai limit


fungsi tentu dengan manipulasi aljabar didapat sbb:

Limit ..

x2
Limit ..

x2

x2 4
x2

( x 2)( x 2)
x2

Limit ..( x 2)(1)


x2

= 2+2
=4
Contoh: 1. Tentukan nilai limit berikut

Limit

sin x
x

x 0
Jawab: lihat tabel berikut:
x
sin x
F(x)= x

-1,0
0,841

-0,1
0,998

-0,01
0,999

0
?

0.01
0,999

0,1
0,998

1,0
0,841

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa: jika x menuju 0 maka nilai f(x) dekat ke 1

Limit

sin x
x

0
Sehingga dikatakan x

=1

Contoh 2. hitung.

x 1

Limit

x 1

x 1
Jawab :

Limit

x 1
x 1

x 1
Limit

( x 1)( x 1)
x 1

= x 1
Limit ( x 1)(1)

= x 1

= 1 1
=2

2. Limit sepihak.
Defenisi 1: [ Limit Kiri ]

Limit . f ( x) L
Untuk mengatakan bahwa x c
jika hanya
Jika berlaku untuk setiap x menuju c dari arah kiri ke
kanan ( x < c ) maka f (x) dekat ke L.

Defenisi 2:[Limit Kanan ]


Limit . f ( x) L
Untuk mengatakan bahwa x c
jika hanya
Jika berlaku untuk setiap x menuju c dari arah kanan ke
kiri ( x > c ) maka f (x) dekat ke L.

Akibatnya:
Untuk mengatakan bahwa:
Limit . f ( x) L
xc

Contoh :

| x 1|
f ( x ) = x 1 tentukan

Limit . f ( x ) Limit . f ( x) L
xc
xc

Limit . f ( x)
x 1

Limit . f ( x)
dan x 1

x 1........x 1

Jawab: Ingat | x-1 | = ( x 1)...x 1


Maka f(1) tidak ada nilai f(x)nya

1
0
1
-1
Sb x

Sb.y

Kalau diperhatikan perilaku dari fumngsi diatas adala:


Bila x 1 dari arah kiri, maka nilai f (x) -1

dan bila

X 1 dari arah kanan, maka nilai f ( x ) 1


Jadi dari sini dapat disimpulkan bahwa
Limit . f ( x) 1
x 1
dan

Limit . f ( x)
x 1 = 1

Maka nilai limitnya dari f ( x ) = tidak ada.

3. Theorema Utama Limit.


Misalkan n bilangan bulat positif, dan k konstanta sembarang
serta f dan g adalah fungsi-fungsi yang mempunyai limit di c
Limit .k k
1. x c
Limit .x c

2. x c
Limit .Kx Kc

3. x c
Limit .[ f ( x) .g ( x )] Limit .. f ( x) Limit ..g ( x)
xc
xc
4. x c
Limit .[ f ( x) .g ( x)] Limit .. f ( x) Limit ..g ( x)
xc
xc
5. x c
Limit .[ f ( x)..g ( x)] Limit .. f ( x). Limit ..g ( x)
xc
xc
6. x c

Limit ..
7.

f ( x)
g ( x)

xc

Limit .. f ( x)
xc
Limit ..g ( x)
= xc

Limit . f ( x)

Limit

8.

xc

xc

9.

Limit .[ f ( x)] n
Limit . f ( x)
n
xc
= [x c
]

f(x) asal

Limit . f ( x) 0
xc

Limit . f ( x ) f (c)

10. x c
jika f(x) suatu fungsi berbentuk polinom atau fungsi rasional dengan
syarat persamaan penyebutnya tidak nol pada x=c.

III.3. Limit di Takhingga Dan Limit Tak Hingga.


Pandang ilustrasi fungsi dan perilakunya berikut ini:

( x 1) 2
2
F( x ) = x 1

f ( x ) terdefinisi pada setiap bilangan Real.

Dari grafik dapat dilihat bahwa nilai f( x ) dapat dibuat sedekat mungkin ke 1,
asalkan dapat diambil nilai x yang x cukup besar kekanan atau kekiri, untuk

pernyataan ini diperkenalkan suatu + dan - dimana notasi ini bukan menyatakan
suatu bilangan, tetapi adalah menyatakan bahwa x menjadi semakin besar tnpa batas
menuju + dan x menjadi semakin kecil tanpa batas untuk
Jadi : x + maka f ( x ) 1
Dan x - maka f ( x ) 1

Secara singkat dan lebih umum ditulis

Limit .. f ( x) 1
x

dan

Limit .. f ( x) 1
x

Konsep ini disebut limit di tak hingga.

Dalam bentuk umum ditulis:

Limit .. f ( x) L
x

dan

Limit .. f ( x) L
x

Defenisi :
Misalkan f terdefinisi pada [ a, ) untuk suatu bilangan a dikatakan bahwa
Limit .. f ( x) L
x

bila untuk setiap > 0 terdapat bilangan M yang


berpadanan sehingga x > M | f(x) l | <
Defenisi :
Misalkan f terdefinisi pada (- , a ) ) untuk suatu bilangan a dikatakan bahwa
Limit .. f ( x) L
x

bila untuk setiap > 0 terdapat bilangan M yang


berpadanan sehingga x < M | f(x) l | <
Contoh : Buktikan

x 2 2x 1 1

2
2x 2 1
x

Limit .

III.6. Asimtot-asimtot Grafik.


1. Garis x = c disebut asimtot vertikal ( tegak ) dari grafik y = f(x), jika satu
dari pernyataan berikut dipenuhi:

Limit .. f ( x)

(i)

xc

(iii)

Limit .. f ( x )
xc

( ii )

dan

Limit .. f ( x )
xc

Limit .. f ( x )
xc

IV. Turunan Fungsi.

Anda mungkin juga menyukai