Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
Gagal jantung dapat disebabkan oleh banyak hal, Secara
epidemiologi cukup penting untuk mengetahui penyebab dari gagal
jantung, di negara berkembang penyakit arteri koroner dan hipertensi
merupakan penyebab terbanyak sedangkan di negara berkembang yang
menjadi penyebab terbanyak adalah penyakit jantung katup dan penyakit
jantung akibat malnutrisi. Pada beberapa keadaan sangat sulit untuk
menentukan penyebab dari gagal jantung. Terutama pada keadaan yang
terjadi bersamaan pada penderita.
Penyakit jantung koroner pada Framingham Study dikatakan
sebagai penyebab gagal jantung pada 46% laki-laki dan 27% pada wanita.
Faktor risiko koroner seperti diabetes dan merokok juga merupakan faktor
yang dapat berpengaruh pada perkembangan dari gagal jantung. Selain
itu, berat badan serta tingginya rasio kolesterol total dengan kolesterol
HDL juga dikatakan sebagai faktor risiko independen perkembangan gagal
jantung. Hipertensi telah dibuktikan meningkatkan risiko terjadinya gagal
jantung pada beberapa penelitian. Hipertensi dapat menyebabkan gagal
jantung melalui beberapa mekanisme, termasuk hipertrofi ventrikel kiri.
Hipertensi ventrikel kiri dikaitkan dengan disfungsi ventrikel kiri sistolik dan
diastolik dan meningkatkan risiko terjadinya infark miokard, serta
memudahkan untuk terjadinya aritmia baik itu aritmia atrial maupun aritmia

ventrikel. Ekokardiografi yang menunjukkan hipertrofi ventrikel kiri


berhubungan kuat dengan perkembangan gagal jantung.
Studi Framingham melaporkan rata-rata angka ketahanan hidup
pasien CHF hanya sebesar 1,7 tahun pada pria dan 3,2 tahun pada
wanita. Dan hanya setengah dari semua pasien dapat bertahan lebih dari
5 tahun. Kematian

mendadak (sudden death) adalah komplikasi yang

paling ditakuti. Sekitar 1/3 pasien CHF dapat mengalami komplikasi


tersebut. Sudden death terjadi karena adanya perubahan struktural pada
ventrikel kiri yang selanjutnya dapat mengakibatkan aritmia (16).
Gagal jantung merupakan tahap akhir dari seluruh penyakit jantung
dan merupakan penyebab meningkatnya morbiditas dan mortalitas.
Kejadian gagal jantung semakin tahun semakin mengalami peningkatan,
gagal jantung susah dikenali secara klinis, karena beragamnya keadaan
klinis serta hanya sedikit tanda-tanda klinis pada tahap awal penyakit.
Perkembangan terkini memungkinkan untuk mengenali gagal jantung
secara dini serta pengobatan yang dapat memperbaiki gejala klinis dari
gagal jantung. Sehingga hal tersebut dapat memperlambat progresifitas
penyakit yang tentu saja akan meningkatkan kelangsungan hidup pasien.
Ketika jantung tidak mampu lagi memompa seluruh darah yang
diterima, maka akan terjadi peningkatan volume darah yang abnormal dan
cairan interstial jantung. Dimana keadaan tersebut menyebabkan akan
terkumpul cairan di paru-paru dan bagian tubuh lainnya seperti perut, kaki,

tumit dan mata kaki. Keadaan inilah yang dikenal dengan gejala gagal
jantung kongestif (2,12).
Istilah gagal jantung termasuk kongesti ke paru dengan gagal
jantung kiri, edema perifer dengan gagal jantung kanan. Gagal jantung
kongestif terdiri atas tingkatan mulai ringan, sedang, berat dan sangat
berat. Tingkatannya

ditentukan berdasarkan kondisi

dan

aktivitas

individual penderita. Pada kasus gagal jantung kongestif yang sangat


berat, penderita akan mengalami keadaan sesak atau susah bernapas
dan kelelahan (2,12).

Anda mungkin juga menyukai