Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PEMENUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Disusun Oleh :
MUHAMMAD ASNUL HUSNI
015.01.3205

Program Studi S-1 Keperawatan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Mataram
2017

BAB I
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons
terhadap stresor fisiologis dan lingkungan. Cairan tubuh adalah larutan yang
terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia
yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika
berada dalam larutan. Keseimbangan cairan dan elktrolit berarti adanya distribusi
yang normal dari air tubuh total dan elektrolit kedalam seluruh bagian tubuh.
B. Masalah-Masalah Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
1. Hipovolemik
Hipovolemik adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan
ekstraseluler (CES) dan dapat terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal,
gastrointestinal, pendarahan sehingga menimbulkan syok hipovolemik.
Mekanismenya adalah peningkatan rangsangan saraf simpatis (peningkatan
frekuensi jantunng, kontraksi jantung dan tekanan vaskuler), rasa haus,
pelepasan hormone ADH dan adosteron.
Gejala : pusing, lemah, letih, anoreksia, mual, muntah, rasa haus, gangguan
mental, konstipasi dan oliguri, penurunan TD, HR meningkat, suhu
meningkat, turgor kulit menurun, lidah terasa kering dan kasar, mukosa mulut
kering.
Tanda-tanda : penurunan berat badan dengan akut, mata cekung,
pengosongan vena jugularis. Pada bayi dan anak adanya penurunan jumlah air
mata. Pada pasien syok tampak pucat, HR cepat dan halus. Hipotensi dan
oliguri.
2. Hipervolemia
Hipervolemi adalah penambahan atau kelebihan volume CES dapat terjadi

pada saat :

Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air


Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan eksresi natrium dan air
Kelebihan pemberian cairan
Perpindahan cairan interstitial ke plasma

Gejala : sesak napas, peningkatan dan penurunan tekanan darah, nadi kuat,
asites, edema, adanya ronchi, kulit lembap, distensi vena leher, dan irama
gallop.
C. Etiologi
1. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant
dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan
dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan
cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.
2. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban
udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit
melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas dilingkungan yang
panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5L/hari.
3. Diet
Diet seseorang berpengaruh terhadap intakecairan dan elektrolit. Ketika
intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak
sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal
keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini
akan menyebabkan edema.

4. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan
glikogen otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air
sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.

5. Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh misalnya :
a. Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui
IWL.
b. Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses Pasien
dengan penurunan tingkat kesadaran.
c. Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan
pemenuhan

intake

cairan

karena

kehilangan

memenuhinya secara mandiri.

D. Nursing Pathway
Gagal ginjal
iklim, diet,
stress, gas
penyakit
Umur,
Gangguan
pertukaran
Gangguan
fekal
tertentu,eliminasi
pembedahan
Batu ginjal
Gangguan proses berfikir (konfusi

atau bingung)
Gangguan integritas kulit
Gangguan penglihatan

kemampuan

untuk

Penurunan tekanan darah


Penurunan denyut nadi
Penurunan volume nadi
Penurunan turgor kulit
Penurunan pengeluaran

Kekurangan Volume Cairan

Adanya suara saat nafas


Gangguan elektrolit
Penurunan hematokrit
Penurunan hemoglobin
Perubahan tekanan darah
Edema
Asupan melebihi haluaran
Distensi vena jugularis

Kelebihan Volume Cairan

E. Pengkajian Keperawatan
1. Riwayat Keperawatan
a. Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral, parentral).
b. Tanda umum masalah elektrolit.
c. Tanda kekurangan dan kelebihan cairan.
d. Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan dan
elektrolit.
e. Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat mengganggu status cairan.
f. Status perkembangan seperti usia dan situasi sosial.
g. Faktor psikologis seperti perilaku emosional yang mengganggu
pengobatan.
2. Pengukuran klinik
a. Berat badan
Kehilangan/bertambahnya berat badan menunjukkan adanya masalah
keseimbangan cairan :
2 % : ringan
5 % : sedang

10 % : berat
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama
b. Keadaan umum
Pengukuran tanda vital seperti suhu, tekanan darah, nadi, dan pernapasan.
Tingkat kesadaran.
c. Pengukuran pemasukan cairan
Cairan oral : NGT dan oral.
Cairan parenteral termasuk obat-obatan IV.
Makanan yang cenderung mengandung air.
Irigasi kateter atau NGT.
d. Pengukuran pengeluaran cairan
Urine : volume, kejernihan/ kepekatan.
Feses : jumlah dan konsistensi.
Muntah.
Tube drainage.
IWL.
e. Ukur keseimbangan cairan dengan akurat: normalnya sekitar 200 CC.
Menentukan keseimbangan cairan tubuh klien dengan rumus:
3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan dan elektrolit difokuskan pada :
a. Integumen : Keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan otot,
tetani, dan sensasi rasa.
b. Kardiovaskuler: Distensi vena jugularis, tekanan darah, hemoglobin, dan
bunyi jantung.
c. Mata: Cekung, air mata kering.
d. Neurologi : Refleks, gangguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran.
e. Gastrointestinal: Keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntahmuntah, dan bising usus.
F. Diagnosa Keperawatan

1. Kekurangan volume cairan


Definisi: Penurunan cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intraseluler. Ini
mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa perubahan pada
natrium.
Batasan Karakteristik:

Perubahan dalam status mental


Penurunan tekanan darah
Penurunan denyut nadi
Penurunan volume nadi
Penurunan turgor kulit
Penurunan pengeluaran urin
Menurunnya pengisian vena
Membrane mucus kering
Kulitnya kering
Mempertinggi hematokrit (persentase volume eritrosit dalam darah secara
keseluruhan
Peningkatan suhu tubuh
Peningkatan rata-rata denyut nadi
Peningkatan konsentrasi urine
Kehilangan berat badansecara tiba-tiba
Dahaga
Kelemahan

Faktor yang berhubungan:

Kehilangan cairan aktif


Peningkatan hematokrit
Peningkatan suhu tubuh
Peningkatan frekuensi nadi
Peningkatan konsentrasi urine
Penurunan berat badan tiba-tiba (kecuali pada ruang ketiga)
Haus
Kelemahan

2. Kelebihan volume cairan


Definisi: Peningkatan retensi cairan isotonik
Batasan Karakteristik:

Ada suara saat bernapas

Perubahan elektrolit
Gangguan elektrolit
Anasarka
Ansietas
Azotemia
Perubahan tekanan darah
Perubahan status mental
Perubahan pola pernapasan
Penurunan hematocrit
Penurunan hemoglobin
Dispnea
Edema
Peningkatan tekanan vena sentral
Asupan melebihi haluaran
Distensi vena jugularis
Oliguria
Ortopnea
Efusi pleura
Refleks heparojugular positif
Perubahan tekanan arteri pulmonal
Kongesti pulmonal
Gelisah
Bunyi jantung S3
Penambahan berat badan dalam waktu singkat

Faktor yang berhubungan:

Gangguan mekanisme regulasi


Kelebihan asupan cairan
Kelabihan asupan natrium
Asupan melebihi keluaran
Distensi vena jugularis
Oliguria
Efusi pleura
Reflex hepatojugular positif
Perubahan tekanan arteri pulmonal
Kongesti pulmonal
Gelisah
Perubahan berat badan jenis urine
Bunyi jantung S3

Penambahan berat badan dalam waktu sangat singkat

G. Rencana Keperawatan
N

Diagnosa

Tujuan dan Kriteria Hasil

o
1.

Keperawatan
Kekurangan

Tujuan :

volume

Menyeimbangkan

cairan

volume cairan sesuai


dengan kebutuhan tubuh
Kriteria Hasil:
a. Terjdi peningkatan
asupan cairan min.
2000ml/hari (kecuali
terjadi
kontraindikasi).
b. Menjelaskan perlunya meningkatkan
asupan cairan pada
saat stress/cuaca
panas.
c. Mempertahankan

Intervensi Keperawatan
a. Kaji cairan yang
disukai klien dalam
batas diet.
b. Rencanakan target
pemberian asupan
cairan untuk setiap sif,
mis : siang 1000 ml,
sore 800 ml dan malam
200 ml.
c. Kaji pemahaman klien
tentang alasan
mempertahankan
hidrasi yg adekuat
d. Catat asupan dan
haluaran.
e. Pantau asupan per oral,

Rasional
a.Membuat klien
lebih kooperatif
b.Mempermudah
untuk
pemantauan
kondisi klien
c.Pemahaman
tentang alasan
tersebut
membantu klien
dalam
mengatasi
gangguan
d.Untuk
mengontrol

asupan klien.
min. 1500 ml/ 24 jam.
e.Untuk
f. Pantau haluaran cairan
berat jenis urine
mengetahui
1000-1500ml /24jam.
dalam batas normal
perkembangan
d. Tidak menunjukan
Pantau berat jenis
status kesehatan
tanda-tanda dehidrasi.
urine.
klien.
f. Untuk
mengetahui
pengeluaran
yang
dikeluarkan

2.

Kelebihan

Tujuan:

volume

Kebutuhan cairan klien

kebiasaan yang

cairan

dapat terpenuhi sesuai

mendorong terjadinya

dengan kebutuhan tubuh


klien.
Kriteria hasil:
a. Klien akan
menyebutkan factor
penyebab dan metode
pencegahan edema.
b. Klien memperlihatkan
penurunan edema

a. Kaji asupan diet dan

retensi cairan.
b. Anjurkan klien untuk
menurunkan konsumsi

a.Untuk
mengontrol
asupan klien.
b.Konsumsi garam
yang berlebihan
meningktkan

garam.
tekanan darah.
c. Anjurkan klien untuk: c.Makanan yg
1) Menghindari
menggunakan
makanan gurih,
penyedap rasa
makanan kaleng dan
dan pengawet.
makanan beku.
d.Na+ mengikat air,
2) Mengkonsumsi
jadi tubuh akan
makanan tanpa
lebih merasa
garam dan
lebih cepat
menambahkan
haus.
bumbu aroma.
e.Venostasis dapat
3) Meggunakan cuka
mengakibatkan
pengganti garam utk
terhambatnya
penyedap rasa sop,
aliran darah.
rebusan dll.
f. Guna
d. Kaji adanya tanda
memperlancar
venostasis dan
sirkulasi.
bendungan vena pada g.Perlukaan pada
bagian tubuh yang
mengantung.
e. Untuk drainase limfatik
yang tidak adekuat.
f. Tinggikan ekstremitas
dengan menggunakan
bantal, imobilitas,
bidai/ balutan yang

daerah yang
sakit
menyebabkan
kurang
lancarnya
sirkulasi
peredaran darah
di daerah tsb.

kuat, serta

h.Semua kegiataan

berdiri/duduk dalam
waktu yang lama.
g. Jangan memberikan
suntikan/infuse pada

tersebut
memperparah
keadaan klien
i. Untuk

lengan yang sakit.


h. Tingatkan klien untuk
menghindari detergen

mepercepat
perbaikan
jaringan tubuh.

yang keras, membawa


beban berat, memegang
rokok, mencabut
kutikula/ bintil kuku,
menyentuh kompor
gas, memgenakan
perhiasan atau jam
tangan.
i. Lindungi kulit yang
edema dari cidera.

DAFTAR PUSTAKA
Kozier, Barbara. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik. Jakarta : EGC
Carpenito-Moyet, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.
Jakarta:EGC
Potter&Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan volume.2 Konsep Proses
dan Praktik Edisi 4.Jakarta : EGC
Tarwoto&Wartonah.2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
Herdman, Heather T. 2015.Diagnosis Keperawatan NANDA: Definisi dan Klasifikasi

2015-2017 .Jakarta : EGC.


Nanda International (2009). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. 20092011. Jakarta :Penerbit buku kedokteran EGC .

Anda mungkin juga menyukai