Anda di halaman 1dari 2

MEKANISME KERJA

Ketamin adalah suatu obat penghilang sakit kuat pada konsentrasi plasma subanesthesi, dan
efek anesthesi dan analgesia mungkin ditengahi oleh mekanisme yang berbeda. Yang secara
rinci, analgesia mungkin dalam kaitan dengan suatu interaksi antara ketamin dan reseptor
opioid di dalam sistem saraf pusat. Ketamin mempunyai berbagai efek pada SSP termasuk
menghambat refleks polisinaptik pada medula spinalis dan neurotransmitter eksitasi di
beberapa area tertentu pada otak. Sedangkan beberapa tempat lainnya tereksitasi. Secara
fungsional menimbulkan efek disosiatif pada thalamus. Hal ini secara klinis disebut dengan
anesthesia disosiatif sehingga pasien tampak sadar (mata terbuka, mampu menelan, otot
kaku) namun tidak dapat memproses ataupun memberikan respons terhadap input sensoris.
Secara biomolekuler ketamin merupakan antagonis dari reseptor NMDA dan mulai diteliti
hubungannya dengan reseptor opioid.
Teori reseptor opioid
Ketamin dilaporkan berinteraksi dengan mu(), delta()dan kappa(k )reseptor dari
opioid. Interaksi dengan reseptor opioid ini pada berbagai studi menduga bahwa ketamin
sebagai antagonist pada reseptor dan agonist pada k reseptor.
N-Methyl-D-Aspartate adalah suatu asam amino yang bekerja sebagai reseptor
dan merupakan subgrup dari reseptor opioid. Ketamin bekerja sebagai suatu antagonist
reseptor untuk memblok spinal nociceptive refleks .
Toleransi silang antara ketamin dan opioids suatu reseptor umum untuk induksi
analgesia ketamin. Suatu reseptor opioid teori akan lebih lanjut

didukung oleh

pembalikan efek ketamin dengan naloxone. Sampai saat ini, pembahasan efek naloxone
atau respon ketamin belum selesai .
Bermacam-Macam Teori Reseptor
Dalam klinik dilaporkan ketamin tidak hanya digunakan dalam general anestesi
tetapi juga regional anestesi. Neuronal system mungkin melibatkan kerja antinociceptive
dari ketamin, blokade reseptor norepinephrine dan serotonin merupakan kerja ketamin
sebagai analgesia. Dari berbagai data menduga bahwa aksi antinociceptive dari ketamin
mungkin menghambat jalur monoaminergic pain. Ketamin juga saling berhubungan
dengan reseptor cholinergic muscarinic dalam sistem saraf pusat, yang berpusat pada

kerja anticholinesterase agen seperti physostigmine mungkin menjelaskan anesthesia dari


ketamin.

DAFTAR PUSTAKA
1

Mangku Gde, Wiryana Made. Buku ajar ilmu anestesia dan reanimasi. Indeks.

Jakarta; 2010, hal. 42-6.


Gan, S, Farmakologi dan Terapi, edisi 3, Bagian Farmakologi FK UI, Jakarta,

1987, hal 134-8.


Latief SA, Suryadi KA, Dachlan MR. Anestesi Regional. Petunjuk Praktis
Anestesiologi. Edisi Kedua. Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2007; 3 ; 29-47.

Anda mungkin juga menyukai