PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumor ovarium merupakan salah satu neoplasma yang dijumpai pada sistem
genitalia wanita. Tumor ovarium dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu tumor
jinak, borderline, dan tumor ganas.1
Statistik terbaru saat ini, seperti angka kejadian tahun 2015 The American
Cancer Society memperkirakan bahwa pada tahun 2016, sekitar 22.280 kasus baru
kanker ovarium terdiagnosis dan 14.240 wanita meninggal dari kanker ovarium di
Amerika Serikat. The Surveillance Epidemiology and End Results (SIER)
melaporkan bahwa pada tahun 2012 di Amerika Serikat sekitar 192.446 perempuan
masih hidup telah didiagnosis dengan kanker ovarium (termasuk mereka yang telah
sembuh dari penyakit).1
Kanker ovarium menyumbang sekitar tiga persen dari kanker pada wanita.
Dari 8 kanker yang paling umum di kalangan wanita, kanker ovarium merupakan
penyebab kelima kematian terkait kanker di kalangan perempuan, dan paling
mematikan dari kanker ginekologi. Angka kematian sedikit lebih tinggi untuk
wanita Kaukasia dibandingkan perempuan Afrika-Amerika. Kanker ovarium yang
tertinggi pada wanita berusia 55-64 tahun. Usia rata-rata di mana perempuan yang
didiagnosis adalah 63 tahun.1
Di Inggris di 2011-2013, rata-rata setiap tahun lebih dari setengah (53%)
dari kasus didiagnosis pada wanita berusia 65 dan lebih. Tingkat insiden usiaspesifik meningkat tajam dari sekitar usia 35-39, mencapai puncaknya pada mereka
yang berusia 80-84, dan kemudian turun tajam.2
Angka kejadian kanker ovarium di Indonesia berdasarkan data Badan
Registrasi Kanker pada tahun 2006 mencapai 5,99%, sedangkan di Rumah Sakit
Umum Pusat (RSUP) Sanglah, pada tahun 2005 diperoleh angka kejadian kanker
Page 1
ovarium sebesar 35% dari seluruh kanker ginekologis di RSUP Sanglah dengan
angka harapan hidup selama lima tahunnya hanya sebesar 15%.3
Menurut FIGO (Federasi Obstetri dan Ginekologi Sedunia) angka kematia
mencapai 11,1 %; 25,1%; 58,5%; dan 82,1% masing-masing untuk stadium I, II, III
dan IV. Diperkiran sekitar 70% pasien datang dengan diagnosis kanker ovarium
pada stadium III atau IV.1
Usia rata-rata kematian akibat kanker ovarium adalah 70 tahun. Tingkat
kelangsungan hidup kanker ovarium jauh lebih rendah daripada kanker lain pada
perempuan. Wanita didiagnosis pada tahap awal-sebelum kanker telah menyebarmemiliki tingkat kelangsungan hidup lima tahun jauh lebih tinggi daripada mereka
yang didiagnosis pada tahap berikutnya. Sekitar 15 persen pasien kanker ovarium
yang didiagnosis dini dengan penyakit stadium awal. 1
Setelah secara umum melihat dan mengetahui epidemiologi kanker
ovarium, dimana belum ada penelitian serupa di Kupang sehingga penulis tertarik
untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai karakteristik pasien tumor ovarium di
RSUD Prof. dr. WZ. Johannes Kupang tahun 2014-2016.
1.2 Perumusan Masalah
Bagaimana karakteristik pasien dengan tumor ovarium RSUD Prof. dr.
WZ. Johannes Kupang tahun 2014-2016?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum
Mengetahui karakteristik pasien dengan tumor ovarium RSUD Prof. dr.
WZ. Johannes Kupang tahun 2014-2016.
1.3.2
Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik pasien tumor ovarium berdasarkan usia di
RSUD Prof. dr. WZ. Johannes Kupang tahun 2014-2016.
Page 2
Page 3
Page 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Batasan dan Uraian Umum
Kanker ovarium dalah proses keganasan primer yang terjadi pada organ
ovarium. Pada wanita umur kurang dari 20 tahun terbanyak ditemukan jenis tumor
sel germinal sedangkan pada usia yang lebih tua tumor jenis sel epitelial sering
didapatkan. Mayoritas kanker ovarium adalah jenis epitel yang berasal dari epitel
ovarium. Kelompok lainnya adalah non epitelial yang termsuk diantaranya sel
tumor germinal, sel tumor granulosa, dan tumor sex cord stormal. Faktor herediter
berkaitan dengan 5-10% kanker ovarium yang berkaitan dengan kanker payudara,
kanker usus dan ovarium.
2.2 Epidemiologi Tumor Ovarium
Tumor ovarium diperkirakan 30% dari seluruh kanker pada sistem
genitalia wanita. Kirakira 80% tumor jinak lebih sering dijumpai pada usia 2045tahun, tumor borderline dijumpai pada usia yang lebih tua, dan tumor ganas
umumnya antara usia 45tahun dan 65tahun.1 Peningkatan insidensi kanker
ovarium erat hubungannya dengan semakin meningkatnya usia, jumlah paritas
dan penggunaan oral kontrasepsi pada negara berkembang.1,2 Angka kejadian
tumor ovarium lebih rendah bila dibandingkan dengan tumor servik dan uterus
namun kanker ovarium memiliki mortalitas tertinggi di antara tumor ganas
ginekologik. Pada umumnya kanker ovarium ditemukan pada stadium lanjut, dan
sebagian besar tumor sudah menyebar ke organ lain. Yang menyebabkan tumor ini
Page 5
demikian
berbahaya
bukan
frekwensinya
tetapi
letalitasnya
karena
Page 6
Klinis
Penunjang
: -
USG
abdominal
dan vagina/rectal
(dianjurkan
tidak ada tumor pada permukaan luar, tidak terdapat sel kanker pada
cairan asites atau pada bilasan peritoneum.
Page 8
b. I B
tidak terdapat tumor pada permukaan luar, tidak terdapat sel kanker
pada cairan asites atau bilasan peritoneum
c. I C
fallopi. Tidak ada sel kanker di cairan asites atau bilasan peritoneum.
b. II B
b. III B
Page 9
2.6. Terapi
1. Pembedahan Laparatomi
Potong beku dilakukan atas indikasi kecurigaan keganasan. Hasil potong
beku menjadi pertimbangan untuk tindakan selanjutnya selama operasi
berlangsung.
1. Pada usia muda, potong beku masih diperlakukan untuk pertimbangan
konservasi fertilitas.
2. Dari hasil potong beku ada beberapa kemungkinan hasil:
a. Tumor ovarium jinak (benign)
b. Tumor ovarium borderline
c. Tumor ovarium ganas (maligna)
d. Keganasan ovarium belum dapat dipastikan untuk kepastian diagnosis
menunggu hasil pemeriksaan parafin.
3. Jika hasil potong beku adalah borderline hanya dilakukan pengangkatan massa
tumor ovarium, hasil potong beku tumor ovarium ganas, maka tindak
selanjutnya:
a. Surgical staging pada stadium awal;
Complete surgical staging
Page 10
kemoterapi
pada
kanker
ovarium
diberikan
b.
c.
d.
e.
f.
g.
dan
Oxaloplatin/Carboplatin
ditambahkan
dg-
Bevacizumab
Page 11
Page 12
Grad
Tingkat Aktivitas
e
Aktivitas penuh, dapat melakukan akitivitas tanpa
0
1
pertolongan.
Aktivitas terbatas, dapat melakukan pekerjaan ringan.
Dapat mengurus diri sendiri, tetapi tidak menyelesaikan
2
pekerjaan, 50% di tempat tidur.
Dapat mengurus diri sendiri secara terbatas, lebih 50%
berada di tempat tidur
Tidak berdaya secara penuh, tidak dapat mengurus diri
4
sendiri, total ditempat tidur.
3. Laboratorium darah tepi (Hb 10g%, leukosit 3000/mm 3, trombosit
100.000/mm3), fungsi hati (SGOT-SGPT sampai 2x nilai normal) dan ginjal
(Ureum < 50 mg/dL, Kreatinin 0,60-1,20 mg/dL, CCT > 68mL/menit).
(tergantung regimen dan dapat dilakukan penyesuaian dosis pada gangguan
ginjal dan hepar).
4. Pasien kanker ovarium diketahui tidak mengidap penyakit berat lainnya
(penyakit kardiovaskuler yang tidak terkontrol, diabetes melitus yang tidak
terkontrol,
gangguan
psikologis
berat,
peptic
ulcer
aktif)
atau
imunodefisiensi/HIV.
3. Kemoterapi Neoadjuvan
Page 13
Kemoterapi
neoadjuvan
adalah
pemberian
kemoterapi
sebelum
Page 14
Page 15
10. Luaran
Hidup tanpa tumor, hidup dengan tumor, meninggal.
Page 16
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Konsep
Page 17
Paritas
Jumlah
anak yang
pernah
didapatkan
pasien
Kategori
Skala data
- <16 tahun
Interval
- 16-45 tahun
- >45 tahun
- Nulipara : Nominal
belum memiliki
anak
- Multipara :
sudah memiliki
anak
Page 18
seluruh pasien dengan tumor ovarium yang menjalani pengobatan di RSUD W.Z.
Johannes sejak Januari 2015 Agustus 2016.
3.5.2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah seluruh pasien dengan tumor ovarium
yang menjalani pengobatan di RSUD W.Z. Johannes sejak Januari 2015 Agustus
2016. Teknik sampling yang akan digunakan pada penelitian ini adalah total
sampling.
3.6. Kriteria Inklusi dan Drop Out
3.6.1. Kriteria Inklusi
a. Pasien dengan tumor ovarium yang menjalani perawatan di RSUD W.Z.
Johannes sejak Januri 2015 sampai Agustus 2016
3.6.2. Kriteria Drop Out
a. Pasien yang rekam medisnya tidak ditemukan sampai penelitian ini berakhir.
3.9. Alur Penelitian dan Cara Kerja
3.9.1. Alur penelitian
Page 19
kuesioner yang sudah diisi lalu diteliti apakah seluruh item sudah diisi lengkap,
jelas, dan relevan antara jawaban dan pertanyaan.
3.10.2. Coding
Pemberian kode (sandi) pada variabel dan data yang telah terkumpul
melalui lembar kuesioner. Merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka/bilangan.
Data untuk
setiap variabel
diberi
kode angka
dengan
Page 21
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
tenaga dokter
Page 22
Page 23
Page 24
kanker ovarium namun etiologi pasritas dengan kanker ovarium belum begitu
jelas. Beberapa hipotesis mengungkapkan bahwa tingginya paritas justru
menjadi faktor protektif terhadap kanker ovarium, salah satunya adalah adalah
hipotesis incessant ovulation yang menyebutkan bahwa pada saat terjadinya
ovulasi akan terjadi kerusakan pada epitel ovarium. Untuk proses perbaikan
kerusakan ini diperlukan waktu tertentu. Apabila kerusakan epitel ini terjadi
berkali-kali terutama jika sebelum penyembuhan sempurna tercapai, atau
dengan kata lain masa istirahat sel tidak adekuat,maka proses perbaikan
tersebut akan mengalami gangguan sehingga dapat terjadi transformasi
menjadi sel-sel neoplastik. Hal ini dapat menjelaskan bahwa wanita yang
memiliki paritas 2 kali akan menurunkan risiko terkena kanker ovarium.
Hasil dari penelitian yang dilakukan di RSUP Sudirohusodo Makassar
pada tahun 2011 dengan jumlah sampel 204 pasien tentang faktor resiko
kanker ovarium menunjukan bahwa paritas bukan merupakan faktor resiko
terjadinya kanker ovarium.
Hasil penelitian yang dilakukan di RSUD dr. Zainal Abidin Banda Aceh
yang dilakukan pada pasien yang dirawat di ruang kebidanan dan ruang rawat
kemoterapi menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
paritas dengan stadium kanker ovarium.
Berdasarkan data Cancer Research UK salah satu faktor resiko penyebab
kanker ovarium adalah ovulasi karena ovulasi mengubah struktur ovarium
yang mungkin dapat menyebabkan berkembangnya kanker, sehingga memiliki
anak yang banyak dan menyusui menurunkan angka kejadian kanker ovarium.
Andrew E. Green dkk (2016), mengatakan bahwa paritas merupakan salah
satu faktor resiko penting terjadinya keganasan ovarium, kejadian epithelial
ovarian cancer meningkat pada wanita yang tidak pernah melahirkan dengan
menarche yang cepat dan lambat menopause. Wanita yang telah hamil dan
melahirkan menurunkan faktor resiko kanker ovarium sebanyak 50%.
Page 25