Proposal Novsecae
Proposal Novsecae
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) adalah upaya peningkatan kepedulian dan
peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP),
pengaturan
kelahiran,
pembinaan
ketahanan
keluarga,
peningkatan
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka perumusan masalah
dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini adalah: Apakah ada
Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Akseptor KB Suntik dengan
Kepatuhan Kunjungan Ulang Penyuntikan di BPM Tio Pardede Musi Rawas
Tahun 2014?.
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum
Untuk
mengetahui
Hubungan
Tingkat
Pendidikan
dan
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kepatuhan kunjungan ulang
penyuntikan Akseptor KB Suntik di BPM Tio Pardede Musi Rawas
Tahun 2014.
2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi tingkat pendidikan Akseptor
KB Suntik di BPM Tio Pardede Musi Rawas Tahun 2014.
3. Untuk mengetahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan
Akseptor KB Suntik di BPM Tio Pardede Musi Rawas Tahun 2014
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1
penelitian
yang
dilaksanakan
dapat
menambah
Bagi Pengguna
1. Bagi Akademi Kebidanan Nusantara Indonesia Lubuklinggau
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
kepustakaan dan referensi dalam memberikan informasi
dan
Nusantara
Indonesia Lubuklinggau.
2.
melakukan
Bagi masyarakat
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk
meningkatkan
kesadaran
masyarakat
khususnya
Akseptor
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian KB Suntik
Kontrasepsi suntik adalah suatu upaya untuk mencegah kehamilan
dengan cara menyuntikan cairan hormon secara intramuskuler dalam di
daerah gluteus maksimus atau deltoid (Mansjoer, 2007). Menurut
Saifuddin (2006), kontrasepsi suntik merupakan salah satu metode
hormonal, yang penggunaanya merupakan suatu tindakan invasif
(menembus kulit), maka penyuntikan harus hati-hati dengan teknik
aseptik untuk mencegah infeksi. Jenis kontrasepsi suntik, terdiri 2 bagian
yaitu suntikan kombinasi dan suntikan progestin.
2.1.2
Macam-Macam KB Suntik
Menurut Saifudin (2006), kontrasepsi suntik terdiri dari 2 jenis
yaitu suntikan kombinasi dan suntikan progestin.
1.
Suntikan Kombinasi
A. Pengertian
Jenis
suntikan
kombinasi
adalah
25
mg
depo
Usia Reproduksi
2)
3)
4)
D. Kontra Indikasi
Yang tidak boleh menggunakan suntikan kombinasi, yaitu :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Keganasan payudara
7)
E. Keuntungan
Keuntungan
suntikan
kombinasi
diantaranya
tidak
Efek Samping
Efek samping suntikan kombinasi menurut Saifuddin (2007)
adalah:
1)
Terjadi perubahan
10
3)
4)
2.
Depo
Medroxyprogesteron
Asetat
(Depoprovera),
11
Primer
Kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi sentakan
LH (LH surge).
12
2)
Sekunder
a.
b.
c.
d.
e.
Menghambat
peristaltik
menyulitkan konsepsi.
tuba
falopii,,
sehingga
13
3.
progestin
yang
mekanisme
kerjanya
bertujuan
Mencegah ovulasi.
2)
Mengentalkan
lendir
serviks
sehingga
menurunkan
4)
5)
14
0,3
kehamilan
per
100
perempuan-tahun,
asal
akan
dipercepat
dengan
akibat
masa
efektif
15
16
2.2
1)
Gangguan haid
2)
Sakit kepala
3)
4)
Kepadatan tulang
5)
6)
7)
8)
Perubahan mood
9)
Depresi
10)
17
setiap 12 minggu. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol
yang dibasahi etil isopropil alcohol 60-90%. Sedangkan Suntikan kombinasi
diberikan setiap bulan dengan suntikan intramuskular. Klien diminta datang
setiap 4 minggu. Suntikan ulang dapat diberikan 7 hari lebih awal, dengan
kemungkinan terjadi gangguan perdarahan. Dapat juga diberikan setelah 7 hari
dan jadwal yang telah ditentukan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil.
Tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau
menggunakan metode kontrasepsi yang lain untuk 7 hari saja.
2.3
waktu kelahiran.
Jenis-jenis Akseptor Keluarga Berencana
Jenis Akseptor KB menurut BKKBN (2008), adalah :
1. Akseptor aktif adalah akseptor yang ada pada saat ini menggunakan
salah satu cara/ alat kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan
2.
cara
18
4.
5.
6.
Pengertian kepatuhan
Kaplan dalam Syakira (2009) menjelaskan bahwa kepatuhan
adalah derajat dimana pasien mengikuti anjuran klinis dari dokter yang
mengobatinya. Kepatuhan adalah perilaku pasien sesuai dengan ketentuan
yang diberikan oleh profesional kesehatan. Kepatuhan dimulai dengan
individu mematuhi anjuran atau instruksi petugas tanpa kerelaan untuk
melakukan tindakan dan sering kali karena ingin menghindari hukuman
atau sangsi jika tidak patuh. Kepatuhan merupakan tindakan yang
berkaitan dengan perilaku seseorang.
2.4.2
19
Suddart and Bruner dalam Syakira (2009), menjelaskan faktorfaktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan antara lain:
1. Faktor demografi seperti: usia, jenis kelamin, suku bangsa, status
sosial ekonomi dan pendidikan
2. Faktor psikososial seperti: intelegensia, pengetahuan sikap terhadap
tenaga kesehatan, penerimaan atau penyangkalan terhadap penyakit,
keyakinan agama dan budaya.
2.4.3
petugas
kesehatan
sangat
diperlukan
untuk
Dukungan sosial
Dukungan sosial yang dimaksud adalah keluarga. Petugas
kesehatan dapat meyakinkan keluarga pasien untuk menunjang
peningkatan
dikurangi.
kesehatan
pasien
sehingga
ketidakpatuhan
dapat
20
3.
Perilaku sehat
Modifikasi perilaku sehat sangat diperlukan untuk menyadari
pentingnya kesehatan.
4.
Pemberian informasi
Memberikan informasi yang akurat kepada orang yang
bersangkutan.
2.4.4
menjadi
lebih
baik dibandingkan
yang mempunyai
21
2.5
manusia
terhadap
suatu
obyek
tertentu.
22
akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh tingkat
pengetahuan (Notoatmojo, 2010).
Menurut Notoatmojo (2010) pengetahuan dicakup dalam domain
kognitif mempunyai 6 tingkat yakni :
1.
dipelajari
sebelumnya.
Tahu
merupakan
tingkatan
3.
4.
komponen-komponen tetapi
23
5.
6.
subyek
Nursalam
(2008),
mengukur
pengetahuan
dapat
2.6
1.
2.
3.
24
2.6.1
Pendidikan Dasar
Merupakan jenjang pendidikan yang melandasi
jenjang pendidikan
Pendidikan Menengah
Merupakan lanjutan pendidikan dasar meliputi Sekolah Menengah Atas
(SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah
Kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang sederajat.
2.6.3
Pendidikan Tinggi
merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang terdiri atas pendidikan
akademik, pendidikan vokasi dan pendidikan profesi (Depkes RI, 2008).
pendidikan yang tinggi maka pengalaman akan bertambah luas dan
semakin
tua
umur
seseorang
pengalaman
akan
bertambah
(Notoatmodjo, 2010).
2.7
25
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS
3.1
Kerangka Kosep
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan
antara konsep-konsep yang ingin diamati atau di ukur melalui penelitian yang
akan dilakukan (Notoatmodjo, 2010). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu
tingkat pendidikan dan pengetahuan akseptor KB suntik, Tingkat pendidikan
26
Variabel Bebas
Variabel Terikat
26
Tingkat Pendidikan
Kepatuhan Kunjungan
Ulang Penyuntikan
Pengetahuan Akseptor
KB Suntik
27
3.2
Definisi Operasional
3.2.1 Variabel Dependen
1.
: Lihat Hasil
C. Alat Ukur
: Kartu Akseptor KB
D. Hasil Ukur
: Dikategorikan menjadi:
1)
2)
E. Skala Ukur
3.2.2 Variabel Independen
1. Tingkat pendidikan
A.
Pengertian
: Nominal
28
: Wawancara
C. Alat Ukur
D. Hasil Ukur
2.
: Ordinal
29
5) Manfaat
6) Efek samping dan penatalaksanaan
7) Kepatuhan
8) Informasi pada klien
B. Cara Ukur
: Wawancara
C. Alat Ukur
: Kuesioner
D. Hasil Ukur
3.3
: Ordinal
Hipotesis Penelitian
3.3.1 Ada hubungan tingkat pendidikan akseptor KB suntik dengan kepatuhan
kunjungan ulang penyuntikan di BPM Tio Pardede Musi Rawas Tahun
2014.
30
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1
Jenis Penelitian
Jenis penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional
yaitu peneliti melakukan observasi atau pengukuran terhadap variabel bebas
(tingkat pendidikan dan pengetahuan akseptor KB suntik) serta variabel terikat
31
4.2
Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah akseptor kontrasepsi
suntik 1 bulanan dan 3 bulanan yang melakukan penyuntikan ulang
pada bulan Januari sampai Desember Tahun 2014 yaitu seluruh ibu
yang akan melakukan penyuntikan ulang di BPM Tio Pardede Musi
Rawas yaitu berjumlah 560 Akseptor.
4.2.2
Sampel Penelitian
31
Sampel dalam penelitian ini merupakan bagian dari populasi
aktual yaitu akseptor kontrasepsi suntik yang melakukan penyuntikan
ulang di BPM Tio Pardede Musi Rawas pada bulan Januari sampai
Desember Tahun 2014.
Untuk menentukan jumlah besar sampel pada penelitian ini
dihitung mrnggunakan rumus Notoatmodjo (2010):
32
n =
1 + N (d2)
Keterangan :
n
: besar sampel
: besar populasi
560
(1 + 560 x 0,0025)
= 560
1+ 1.4
= 560
= 233
2.4
Jadi jumlah sampel penelitian adalah 233akseptor kontrasepsi suntik.
4.3
Instrumen
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah
33
Nomor
1-3
4-6
7-10
11-13
14-16
17-19
20-22
23-24
25
Total
Jumlah
3
3
4
3
3
3
3
2
1
25
Kartu Akseptor KB
Mengetahui kepatuhan jadwal penyuntikan ulang kontrasepsi suntik
dengan cara melihat tanggal kunjungan akseptor sesuai dengan
waktu yang tertulis pada kartu akseptor KB.
4.4
34
4.5.1
Pengolahan Data
Setelah data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah
pengolahan data. Pengolahan data dilakukan secara manual. Tujuan
pengolahan data adalah menyederhanakan seluruh data yang
terkumpul dan menyajikan dalam susunan yang lebih baik dan lebih
rapi. Cara pengolahan data meliputi :
1.
Editing
Memeriksa data yang terkumpul tentang kelengkapan isian,
sehingga bila ternyata ada yang belum lengkap bisa diulang
kesumber yang bersangkutan.
2.
Scoring
Pemberian nilai berupa angka pada jawaban pertanyaan untuk
memperoleh data kuantitatif.
3.
Koding
Pemberian kode-kode tertentu pada masing-masing jawaban
menurut macamnya untuk memudahkan dalam tahap pengolahan
data.
4.
Entry
35
Tabulating
Pengelompokan data sesuai dengan tujuan penelitian kemudian
dimasukan dalam table yang telah disiapkan.
36
x
2
fo fh 2
fh
Keterangan:
x2
= chi square.
fo
37
fh
frekuensi
yang
diharapkan
dalam
sampel
sebagai
DAFTAR PUSTAKA
38
39
40
LAMPIRAN