PENDAHULUAN
1.1. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa mampu menghitung beban kerja fisik
dan mental yang ditimbulkan oleh sebuah pekerjaan.
1.2. Landasan Teori
Dalam suatu kerja fisik, tubuh manusia akan mengalami perubahan konsumsi oksigen,
denyut jantung, temperatur tubuh, konsentrasi asam laktat dalam darah, peredaran udara
dalam paru-paru, komposisi kimia dalam darah dan air seni, dan tingkat penguapan.
Kerja fisik mengakibatkan pengeluaran energi yang berhubungan erat dengan konsumsi
energi. Selain konsumsi energi, kecepatan denyut jantung juga berhubungan dengan aktivitas
tubuh lainnya, seperti tekanan darah, aliran darah, komposisi kimia dalam darah, temperatur
tubuh, tingkat penguapan, dan jumlah udara yang dikeluarkan oleh paru-paru.
Denyut jantung merupakan peubah yang penting, baik dalam penelitian lapangan maupun
dalam penelitian laboratorium. Astrand dan Christensen menyatakan bahwa terdapat
hubungan langsung antara kecepatan denyut jantung dengan pengeluaran (konsumsi) energi.
Jadi, detak jantung per menit dapat digunakan untuk menentukan konsumsi energi yang
diperlukan untuk menyelesaikan aktivitas pekerjaan tertentu.
Dalam penentuan konsumsi energi, umumnya digunakan parameter indeks kenaikan
bilangan kecepatan denyut jantung. Indeks ini merupakan perbedaan antara kecepatan denyut
jantung pada waktu kerja tertentu dengan kecepatan kerja jantung pada saat istirahat.
Sebelum menentukan besarnya konsumsi energi, kecepatan denyut jantung tersebut
dikonversikan terlebih dahulu dalam besaran energy expenditure, yaitu besarnya energi yang
dibutuhkan untuk melakukan suatu aktivitas.
Hubungan antara energy expenditure dengan kecepatan denyut jantung, dinyatakan
dengan persamaan berikut:
4 2
Y = 1,80411 0,0229038 x + 4,717111. 10 x
dimana:
Y : Pengeluaran energi (energy expenditure) (kilokalori per menit)
x
Setelah kecepatan denyut jantung disertakan dalam bentuk energi, maka konsumsi energi
dapat dihitung dengan persamaan:
KE = Y t Y i
dengan:
KE : Konsumsi energi untuk suatu kegiatan kerja tertentu (kkl/menit)
Yt : Pengeluaran energi pada saat waktu kerja tertentu (kkl/menit)
Yi : Pengeluaran energi pada saat awal (kkl/menit)
Dengan demikian, konsumsi energi pada waktu kerja tertentu merupakan selisih antara
pengeluaran energi pada waktu kerja dengan pengeluaran energi pada saat awal, yaitu pada
saat pekerja belum melakukan aktivitas fisik (istirahat).
Tabel 7.1 menunjukkan klasifikasi beban kerja fisik ditinjau dari denyut jantung dan energy
expenditure.
Tabel 7.1 Klasifikasi beban kerja fisik dan reaksi fisiologis
Tingkat Beban
Kerja Fisik
Unduly Heavy
Very Heavy
Heavy
Moderate
Light
Very Light
Denyut Jantung
Energi Expenditure
Konsumsi Oksigen
Kkal/menit Kkal.8 jam
(beat/menit)
(liter/menit)
> 75
> 12.5
> 6000
> 2.5
150 175
10 12.5
4800 6000
2 2.5
125 150
7.5 10
3600 4800
1.5 2
100 125
5 7.5
2400 3600
1 1.5
60 100
2.5 5
1200 2400
0.5 1
< 60
< 2.5
< 1200
< 0.5
(Sumber: Physiology in Industry, Lucien Brouha)
BAB II
ISI
2.1. Rekapitulasi Data Praktikum: Data Denyut Jantung Praktikan (Per Menit)
Di dalam praktikum ini, terdapat 5 orang praktikan:
Praktikan 1: Syola
Praktikan 2: Elgie
Praktikan 3: Eric
Praktikan 4: Wasingten
Praktikan 5: Jeremia
Untuk mengetahui beban kerja fisik pekerjaan material handling, para praktikan diminta
untuk berlari sebagai simulasi pekerjaan material handling. Berikut ini adalah rekapitulasi
data praktikum berupa tabel yang menunjukkan denyut jantung masing-masing praktikan
sebelum dan sesudah bekerja (berlari).
a. Denyut Jantung Praktikan Sebelum Berlari
Menit
ke-
1
102
65
56
55
55
56
55
5
132
104
90
83
79
77
71
Menit ke- 0
2
Denyut Jantung
(per menit)
( Xi )
72
75
96
68
66
Energy
Expenditure
(kkal/menit)
( Yi )
2.60039
2.73970
3.95263
2.42784
2.34723
Menit ke- 0
2
Denyut Jantung
(per menit)
( Xt )
102
138
162
132
132
Energy
Expenditure
(kkal/menit)
( Yt )
4.37560
7.62665
10.47328
6.99990
6.99990
Menit ke- 5
2
Denyut Jantung
(per menit)
( Xt )
65
84
142
90
104
Energy
Expenditure
(kkal/menit)
( Yt )
2.30834
3.20858
8.06335
3.56363
4.52414
Menit ke- 10
2
3
Denyut Jantung
(per menit)
( Xt )
56
89
142
88
90
Energy
Expenditure
(kkal/menit)
( Yt )
2.00078
3.50210
8.06335
3.44151
3.56363
Menit ke- 15
2
3
Denyut Jantung
(per menit)
( Xt )
55
79
140
83
83
Energy
Expenditure
(kkal/menit)
( Yt )
1.97133
2.93866
7.84312
3.15271
3.15271
Menit ke- 20
2
3
Denyut Jantung
(per menit)
( Xt )
55
67
140
79
79
Energy
Expenditure
(kkal/menit)
( Yt )
1.97133
2.38707
7.84312
2.93866
2.93866
Menit ke- 25
2
3
Denyut Jantung
(per menit)
( Xt )
56
67
127
79
77
Energy
Expenditure
(kkal/menit)
( Yt )
2.00078
2.38707
6.50356
2.93866
2.83729
1
Denyut Jantung
(per menit)
( Xt )
Energy
Expenditure
(kkal/menit)
( Yt )
Menit ke- 30
2
3
55
62
143
75
71
1.97133
2.19733
8.17489
2.73970
2.55584
KE = Yt - Yi
3
0
5
10
15
20
25
30
1.77522
-0.29204
-0.59960
-0.62906
-0.62906
-0.59960
-0.62906
4.88695
0.46888
0.76240
0.19896
-0.35263
-0.35263
-0.54237
6.52065
4.11072
4.11072
3.89048
3.89048
2.55092
4.22225
4.57206
1.13578
1.01366
0.72487
0.51082
0.51082
0.31186
4.65267
2.17691
1.21640
0.80548
0.59143
0.49006
0.20860
bahwa tingkat beban kerja fisik Eric adalah very heavy dengan denyut jantung
pada menit ke-0 sebesar 162/menit.
4.) Wasingten ( X 4 )
Dari data yang telah diperoleh, denyut jantung Wasingten sebelum berlari
adalah 68/menit, setelah berlari denyut jantung Wasingten mengalami
kenaikan menjadi 132/menit. Wasingten mengalami kenaikan denyut jantung
sebesar 64/menit dengan energy expenditure sebesar 6.9999 kkal/menit,
sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat beban kerja fisik Wasingten adalah
heavy dengan denyut jantung pada menit ke-0 sebesar 132/menit.
5.) Jeremia ( X 5 )
Dari data yang telah diperoleh, denyut jantung Jeremia sebelum berlari adalah
66/menit, setelah berlari denyut jantung Jeremia mengalami kenaikan menjadi
132/menit. Jeremia mengalami kenaikan denyut jantung sebesar 66/menit
dengan energy expenditure sebesar 6.9999 kkal/menit, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tingkat beban kerja fisik Jeremia adalah heavy dengan
denyut jantung pada menit ke-0 sebesar 132/menit.
Dari hasil analisis yang dilakukan, operator material handling yang mampu
menanggung beban kerja tanpa kelelahan yang berarti adalah Syola. Hal ini
dilihat dari tingkat beban kerja fisik Syola pada level moderate, sedangkan 4
praktikan lainnya berada pada level heavy dan very heavy. Selain itu, dilihat dari
energy expenditure yang dikeluarkan oleh setiap calon operator, Syola memiliki
energy expenditure terendah, yaitu 4.37560 kkal/menit, dari energy expenditure
yang dikeluarkan, Syola memiliki tingkat beban kerja fisik pada level light,
sedangkan calon operator lainnya berada pada tingkat moderate dan very heavy.
Walaupun Syola adalah wanita, hal ini dapat terjadi karena kemampuan regenerasi
tubuh alami yang sangat cepat dari Syola, sehingga Syola dapat dengan cepat
pulih dari kelelahan setelah berlari.
3.00000
2.00000
Syola
Elgie
Eric
Wasingten
Jeremia
1.00000
0.00000
-1.00000
Menit ke-
10
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
2.1.
Kesimpulan
Dari hasil analisis data energy expenditure dan tingkat konsumsi energi (KE), maka
dapat disimpulkan bahwa praktikan yang memiliki beban kerja fisik paling rendah adalah
Syola. Ia memiliki beban kerja fisik yang tergolong dalam level moderate, dan menunjukkan
konsumsi energi paling rendah dibandingkan keempat praktikan lainnya (konsumsi energi
setelah beristirahat selama 30 menit sebesar -0.62906 kkal/menit). Selain itu, Syola juga
menunjukkan kondisi pemulihan tubuh yang cukup cepat. Hal ini dapat dilihat pada Diagram
5 di atas. Diagram 5 di atas menunjukkan bahwa kondisi fisik Syola telah kembali stabil pada
menit ke-10 setelah bekerja, sementara praktikan lain umumnya baru menunjukkan kondisi
yang mulai kembali stabil di menit ke-20 setelah bekerja (berlari).
Sementara itu, Eric merupakan praktikan dengan tingkat beban kerja fisik yang
tergolong very heavy, dan memiliki tingkat konsumsi energi yang paling besar dibandingkan
keempat praktikan lainnya (konsumsi energi setelah beristirahat selama 30 menit sebesar
4.22225 kkal/menit).
Berikut ini adalah urutan saran perekrutan operator material handling berdasarkan
tingkat pemulihan fisik operator dari yang tercepat: Syola Elgie Wasingten Jeremia
Eric. (Elgie, Wasingten, dan Jeremia sebenarnya menunjukkan tingkat pemulihan yang relatif
sama, yaitu mereka semua mengalami kondisi yang mulai kembali stabil di menit ke-20
setelah bekerja). Urutan saran perekrutan berdasarkan tingkat konsumsi energi dari yang
terkecil: Syola Elgie Wasingten Jeremia Eric.
2.2.
Saran
Di dalam praktikum kali ini, mungkin saja terjadi kesalahan pengukuran denyut jantung
yang diakibatkan karena kurangnya ketelitian praktikan. Oleh sebab itu, sebaiknya
pengukuran denyut jantung dibantu dengan alat pengukur denyut jantung ataupun dilakukan
oleh yang ahli. Selain itu, untuk mendapatkan data yang lebih valid seharusnya digunakan
alat treadmill sehingga masing-masing individu memiliki kecepatan dan durasi lari yang
sama. Dan dalam proses pengukuran denyut jantung setelah berlari, setiap praktikan harus
dipastikan berada dalam kondisi beristirahat dan tidak melakukan aktivitas lain, sehingga
tidak terjadi peningkatan denyut jantung.
Laporan Praktikum PTI II Perhitungan Beban Kerja Fisik dan Mental
11
12