Anda di halaman 1dari 15

KARAKTERISTIK SEDIMEN

DI PERAIRAN SUNGAI CARANG KOTA REBAH


KOTA TANJUNGPINANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Arief Budiman Daulay


Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, buddy_arief@yahoo.com

Arief Pratomo
Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, sea_a_reef@hotmail.com

Donny Apdillah
Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, DonnyApdillah@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sedimen yang berada di Sungai
Carang Kota Rebah Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau dengan melihat dari jenis fraksi
sedimen, sedimen terakumulasi, kecepatan pengendapan, jarak dan waktu deposisi sedimen.
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 14 Desember 2013 - 4 Januari 2014 dengan 3 kali
pengamatan sedimen terakumulasi selama kurun waktu 21 hari menggunakan sediment trap dan
pengambilan sampel sedimen permukaan di 3 titik tiap stasiun pengamatan. Metode yang
digunakan adalah metode survey. Pengukuran parameter kualitas perairan secara in situ dan
sampel sedimen permukaan dianalisis menggunakan metode pengayakan basah di laboratorium.
Berdasarkan hasil analisis, diperoleh bahwa perairan Sungai Carang memiliki 2 tipe
sedimen yaitu pasir dan pasir berlumpur dengan rata-rata kategori penyusunnya adalah pasir
berukuran sedang. Rata-rata laju sedimen terakumulasi Sungai Carang adalah 0,0285 ml/cm2/hari.
Kecepatan pengendapan sedimen Sungai Carang rata-rata 0,54 m/s dengan jarak pengendapan 3,03
m selama 8,91 s pada saat pasang dan 3,1 m selama 8,76 s pada saat surut. Pengaruh kecepatan
aliran arus terhadap ukuran fraksi sedimen (Mz) hasil korelasi dan regresi memiliki hubungan yang
kuat dan negatif dengan nilai koefisien determinasi 0,445-0,466. Gambaran pengaruh kondisi
kecepatan arus terhadap ukuran fraksi sedimen (Mz) Sungai Carang berada dalam kondisi
mekanisme transport as bedload artinya sedimen sedang bergerak secara menggelinding atau
melompat. Hasil korelasi dan regresi ukuran fraksi (Mz) terhadap akumulasi sedimen
menunjukkan nilai yang rendah dan positif dengan koefisien determinasi sebesar 0,1206.

Kata Kunci : Sedimen, Sedimen Terakumulasi, Ukuran Fraksi, Sungai Carang

THE CHARACTERISTICS OF SEDIMENT


IN CARANG RIVER WATERS KOTA REBAH
TANJUNGPINANG CITY RIAU ARCHIPELAGO PROVINCE

Arief Budiman Daulay


Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, buddy_arief@yahoo.com

Arief Pratomo
Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH

Donny Apdillah
Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH

ABSTRACT
This study aims to investigate the characteristics of the sediment in the Carang River Kota
Rebah Tanjungpinang City Riau Archipelago Province by looking at the fraction of the sediment
type , sediment accumulates , the deposition speed , distance and time of sediment deposition . The
study was conducted on December 14, 2013 - January 4 2014 at 3 times the observations of
sediment accumulated over a period of 21 days using sediment trap and surface sediment sampling
at 3 points each observation station . The method used was a survey method. Measurement of
water quality parameters in situ and surface sediment samples were analyzed using a wet sieving
method in the laboratory .
Based on the analysis , found that the waters of the Carang River has two types of sediment
is sand and silty sand with an average constituent category is a medium-sized sand . Average rate
of sediment accumulated Carang River is 0.0285 ml/cm2/hari . Carang River sedimentation
velocity average of 0.54 m / s at a distance of 3.03 m during deposition at high tide 8,91 s and 3,1
m for 8,76 s at low tide . Effect of flow velocity of the stream on the size of sediment fraction (Mz)
result of correlation and regression has a strong and negative relationship with the value of the
coefficient of determination from 0.445 to 0.466 . Illustrates the effect of flow velocity conditions
on the size of the sediment fraction (Mz) Carang River in a state mechanism of sediment transport
as bedload means being engaged in rolling or jumping . Results of correlation and regression size
of the accumulated sediment fraction (Mz) showed a low value and positive with a coefficient of
determination of 0.1206 .

Keyword : Sediment, Sediment Accumulated, Fraction Size, Carang River

Pada perairan sedimen terdiri dari 3 jenis

PENDAHULUAN

yaitu pasir, lumpur dan tanah liat.

Kota Rebah adalah kawasan yang

Sedimen

merupakan lokasi peninggalan Kerajaan

tersebut

pada

awalnya

Riau yang sekarang menjadi salah satu

mendapat proses erosi dari daratan sekitar

tempat wisata yaitu wisata mangrove yang

sungai Carang kemudian ditranportasi oleh

ada di Kota Tanjungpinang. Sebagaimana

air hujan, masuk ke wilayah perairan dan

kondisi yang ada di kawasan ibu kota, di

terdeposisi di dasar perairan sungai Carang.

sekitar perairan sungai Carang terdapat

Selain itu, kondisi pengendapan di sungai

banyak aktivitas manusia seperti adanya

Carang juga mendapat pengaruh oseanografi

pemukiman penduduk, industri, pembukaan

dari arus, pasang surut dan densitas yang

lahan, penambangan, kegiatan pelabuhan

secara simultan akan menyebabkan abrasi

serta lalu lintas kapal.

disepanjang aliran sungai serta kedalaman


yang mempengaruhi kecepatan pengendapan

Dampak yang diperoleh dari aktivitas


di

atas

dapat

mempengaruhi

sedimen yang terjadi di sungai Carang.

kondisi

parameter fisika, kimia dan biologi perairan


Tujuan Penelitian

Sungai Carang. Adanya pencemaran di


sungai Carang yang membuat keruh dan

Tujuan Penelitian ini yaitu untuk

berubahnya warna air sungai Carang yang

mengetahui karakteristik sedimen dengan

diduga

melihat

akibat

aktivitas

penambangan

dari

fraksi

sedimen,

sedimen

terakumulasi, kecepatan pengendapan, jarak

(Lentera Kepri,2013).
Kekeruhan yang terjadi merupakan

dan waktu deposisi sedimen serta parameter

akibat dari masuknya material-material yang

fisika perairan yang dapat mengambarkan

tersuspensi kemudian akan mengendap di

kondisi lingkungan pengendapan di perairan

dasar perairan sungai Carang. Hal ini disebut

sungai

sedimentasi yaitu sebuah proses dimana

Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau.

masuknya material dari daratan ke wilayah

Carang

Kota

Rebah

Kota

Manfaat Penelitian

perairan yang mengendap atau dibawa terus

Manfaat penelitian ini diharapkan

ke arah laut. Proses ini dapat menyebabkan

dapat memberikan gambaran karakteristik

terjadinya pendangkalan dan perubahan

sedimen sungai Carang, kondisi lingkungan

terhadap jenis endapan sedimen khususnya

pengendapan yang ditinjau dari parameter

yang terjadi di sungai Carang ini.

fisika

Sedimen merupakan material yang berasal

dan

sebagai

acuan

pengelolaan

perairan sehingga dapat diambil langkah-

dari perombakan batuan di daratan yang

langkah untuk menangani masalah-masalah

terjadi pada periode tertentu kemudian


dibawa oleh media air atau udara kemudian
mengendap akibat proses gravitasi bumi.

lingkungan

khususnya

sedimentasi

di

perairan

untuk
Kota

masalah
Rebah

Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau.

Pengaruh

TINJAUAN PUSTAKA
Sedimen

didefinisikan

material-material

yang

mempengaruhi

sebagai

berasal

sedimentasi.

dari

gaya

pasang

peristiwa
Wilayah

abrasi

yang

surut
dan

mengalami

perombakan batuan yang lebih tua atau

peristiwa pasang surut harian ganda atau

material

proses

pasut surut tipe campuran condong ke ganda

weathering batuan dan ditransportasikan

memiliki pengaruh yang berbeda dengan

oleh air, udara dan es, atau material yang

wilayah yang hanya mengalami pasang surut

diendapkan oleh proses-proses yang terjadi

harian

secara alami seperti precitipasi secara kimia

memiliki pasang surut tipe harian ganda dan

atau sekresi oleh organisme, kemudian

campuran condong ke ganda mengalami

membentuk suatu lapisan pada permukaan

proses transportasi sedimen yang lebih

bumi Rifardi (2008).

dinamis jika dibandingkan dengan pasang

yang

berasal

dari

tunggal,

dimana

wilayah

yang

surut harian tunggal.

Arus pada sungai dan daerah

Suhu, salinitas dan densitas perairan

perairan yang semi tertutup lebih dominan di


surut.

mempengaruhi kecepatan tenggelam partikel

Karakteristik arus perairan mempengaruhi

sedimen (Lewis and McConchie dalam

nilai sorting, dimana secara umum ada dua

Rifardi,2012) dan densitas suatu perairan

kelompok utama sorting sedimen.

ditentukan oleh suhu dan salinitas perairan

timbulkan

oleh

faktor

pasang

tersebut

Thruman dalam Tampubolon (2010)

(Millero

dan

Sohn

dalam

menyatakan bahwa pergerakan sedimen

Rifardi,2012). Perbedaan proses sedimentasi

dipengaruhi oleh kecepatan arus dan ukuran

antara satu tempat dengan lainnya di

butiran sedimen. Semakin besar ukuran

perairan disebabkan oleh karakteristik fisika

butiran sedimen tersebut maka kecepatan

dan

arus yang dibutuhkan juga akan semakin

Hubungan

besar untuk mengangkut partikel sedimen

pengendapan yaitu partikel dengan ukuran

tersebut.

yang sama dideposisi lebih cepat pada suhu


Arus juga merupakan kekuatan

yang

perairan

disusun

antara

suhu

yang
dengan

berbeda.
proses

(Rifardi 2008).

menyebabkan

karakteristik sedimen berbeda sehingga pada


dasar

perairan

rendah dibandingkan dengan suhu tinggi

yang menentukan arah dan sebaran sedimen.


Kekuatan ini juga

kimia

oleh

METODE PENELITIAN

berbagai

Penelitian ini dilaksanakan bulan

kelompok populasi sedimen. Secara umum

Desember 2013 sampai dengan Januari

partikel berukuran kasar akan diendapkan

2014. Pengambilan sampel dan pengukuran

pada lokasi yang tidak jauh dari sumbernya,

kualitas perairan sedimen dilakukan di

sebaliknya jika halus akan lebih jauh dari

Perairan Sungai Carang Kota Rebah Kota

sumbernya (Rifardi, 2008).

Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau.


Analisis sampel sedimen permukaan dasar

dan

akumulasi

sedimen

Laboratorium

FIKP

dilakukan

di

Alat dan Bahan


alat

dan

Alat Tulis

21

Kotak
Steroform

UMRAH

Tanjungpinang.

Adapun

20

bahan

Mencatat hasil
pengukuran
Penyimpan sampel
sedimen

Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam penelitian

yang

digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat

No

Nama Bahan

Larutan H2O2
3-5%

Aquades 500 ml

Fungsi

Tissue

Mengambil sedimen di
dasar perairan
Untuk menentukan titik
koordinat stasiun
Untuk melihat laju
sedimen terakumulasi
Mengukur kecepatan
arus
Mengukur kekeruhan
perairan
Melihat arah arus
Mengukur suhu
perairan
Mengukur tingkat
kecerahan perairan

Gelas Plastik

Kantong Plastik

Alumunium Foil

Kertas Label

pada tabel berikut ini.

Fungsi
Memisahkan butiran
partikel antar
sedimen
Pengencer Larutan
H2O2
Untuk Membersihkan
Wadah sampel
sedimen terakumulasi
Wadah sampel
sedimen dasar
Wadah sampel
sedimen yang
dikeringkan
Penanda wadah
sampel

Tabel 1. Alat yang digunakan dalam penelitian


No

Nama Alat

Eckman grab

GPS

Sediment Trap

Current
Drouge

Turbidimeter

Compas

Thermometer

Secchi Disk

9
10
11
12
13
14
15

Handrefrakto
Meter
Tongkat Kayu
Berskala
Tali
Timbangan
Analitik
Oven
Pengering
Pipet Tetes 25
ml
Tabung Ukur
1000 ml

16

Labu Elmeyer

17

Stik

18

Stop Watch

19

Ayakan
Bertingkat

Metode Penelitian
Metode

yang

digunakan

pada

penelitian ini ialah metode survei, yakni


perairan

sungai

Carang

Kota

Rebah

Mengukur Salinitas air

dijadikan

Mengukur kedalaman
perairan
Pengikat sediment trap
dan kantong sampel
sedimen
Menimbang berat
sampel sedimen
Untuk mengeringkan
sampel
Untuk Menganalisis
lumpur
Untuk Menganalisis
lumpur
Wadah Pengencer
Larutan H2O2
Untuk Mengaduk
Mengukur kecepatan
arus dan analisis
lumpur
Mengayak Sampel
Sedimen

pengambilan sampel sedimen. Sampel dan

lokasi

pengamatan

dan

data yang dikumpulkan adalah data primer


yang diperoleh langsung dari lapangan,
kemudian dianalisis

di laboratorium FIKP

Umrah. Data yang diperoleh diolah dan


dibahas secara deskriptif.
Sampel sedimen permukaan dasar
perairan dianalisis untuk memperoleh data
ukuran butir sedimen, data ini untuk
menentukan parameter statistik sedimen.
Hasil

analisis

ukuran

butir

tersebut

digunakan untuk menentukan kelas ukuran


masing-masing
berdasarkan

sub-populasi
skala

Wentworth

sedimen
(dalam

Rifardi, 2008). Hasil analisis ukuran butir


juga digunakan untuk menentukan tipe
sedimen

di

daerah

studi

berdasarkan

Shepard triangle (Shepard dalam Rifardi,


2008).
Proses sedimentasi dibahas secara
deskriptif

dan

dibandingkan

kecenderungan
dengan

sebaran

055'
57.61" U

10429'
44.64" T

karakteristik

lingkungan perairan insitu dan analisis


laboratorium. Sedangkan hubungan sedimen
terakumulasi
sedimen

dan

terhadap
diameter

diameter
fraksi

fraksi

Pengukuran Parameter Perairan

sedimen

Parameter lingkungan perairan diukur

terhadap kecepatan arus diketahui dengan


menggunakan

analisis

regresi

dekat daerah
ekowisata
mangrove
Ke arah hulu
sungai, daerah
penangkapan
oleh nelayan,
kondisi
mangrove
yang masih
baik, adanya
tambang
bauksit yang
masih aktif

pada

linear

bulan

Desember

2013

meliputi

kecepatan dan arah arus, salinitas, suhu,

sederhana melalui Ms Excel dan SPSS

kedalaman, dan kekeruhan. Pengukuran ini

(Statistical Package For Social Science)

dilakukan dua kali yaitu pada saat pasang

versi 17.

dan surut kecuali parameter kecerahan yang


diukur hanya pada saat siang hari

Penentuan Stasiun Penelitian

di

masing-masing stasiun. Tujuannya untuk

Stasiun pengamatan dan pengambilan

menggambarkan kondisi perairan pada saat

sample pada penelitian ini terdiri dari 3

penelitian dilaksanakan. Parameter pasang

stasiun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

surut akan menggunakan tabel pasang surut

pada tabel di bawah ini.

yang di keluarkan oleh Dishidros AL bulan

Tabel 3. Posisi Garis Lintang dan Garis Bujur

Desember Tahun 2013.

St

Sampling Sedimen Permukaan Dasar


Pengambilan
sampel
sedimen

Garis
Lintang

055'
40.44" U

055'
49.03" U

Garis
Bujur

10429'
8.36" T

10429'
28.59" T

Karakteristik
Stasiun
Ke arah muara
sungai, dekat
dengan
pelabuhan
kapal, banyak
terdapat
pemukiman
penduduk
Bagian tengah
sungai, dekat
dengan
jembatan,
terdapat dok
kapal, daerah
penimbunan,

permukaan di 3 stasiun sampling dengan


tiap-tiap stasiun memiliki tiga titik sampling,
2 titik dipinggir sungai dan 1 titik di bagian
tengah sungai ditiap-tiap stasiun. Sisi kiri
sungai dari arah muara merupakan titik a
stasiun, tengah titik b dan sisi kanan titik c.
Sampling

menggunakan

Eckman

grab

sampler dilakukan dengan cara menurunkan


alat ini secara perlahan dari atas sampan

agar posisi grab tetap berdiri sewaktu

perairan akan di cek 7 hari sekali diambil

sampai pada permukaan dasar perairan.

sedimen

Sampel yang telah disimpan akan di


analisis

dengan

saringan

yang

terakumulasi

di

dalam

Sediment trap selama periode 21 hari.

bertingkat

Sediment

trap

diletakkan

dengan

menggunakan metode pengayakan basah

membentuk pola S tidak beraturan pada

(Rifardi, 2008). Setelah itu akan diperoleh

sungai dengan kedalaman yang bervariasi.

persentase

Menurut Rifardi (2008) istilah yang sering

tiap

fraksi

sedimen

dan

menentukan tipe fraksi tiap titik stasiun

digunakan

dengan menggunakan Segitiga Sheppard.

(volume) sedimen yang mengendap per

Hasil dari metode pengayakan dan

sedimen.

Persentase

ukuran

Akumulasi sedimen diukur dengan

(fraksi)

ukuran

menghitung volume per satuan luas area per

sedimen

waktu dengan perhitungan sebagai berikut:

tersebut diplotkan dalam kertas grafik


probabilitas,
metode

dengan

grafik

jumlah

istilah akumulasi sedimen.

dihitung dengan cara menentukan persentase


kelas

menjelaskan

satuan luas area per waktu, disebut dengan

metode pipet digabungkan, sehingga dapat

masing-masing

untuk

Laju Volume Akumulasi

menggunakan

didapatkan

Keterangan;

parameter

statistika sedimen dengan rumus sebagai

Laju Volume Akumulasi = (ml/cm2/hari)

berikut:

V= Volume Sedimen (ml)

a. Diameter rata-rata (Mz) = 16 + 50 + 84


3

L= Luas Penampang Sediment-trap (cm2)

b. Sorting (1)

T= Waktu Pemasangan Sediment-trap (hari)

= 84 - 16 + 95 - 5
4

6,6

HASIL DAN PEMBAHASAN


Parameter Fisika Perairan

c. Skewness (Sk1)
= (84 + 16 -250) + (95 + 5 - 250)
2(84- 16)
2(95 5)

pada kisaran 28-29 oc dengan salinitas 28-30

d . Kurtosis (KG) KG =

ppt. Hasil pengukuran kekeruhan perairan

Suhu perairan sungai Carang berada

95 + 5
2,44(75+25

Sungai Carang dihasilkan keadaan yang


mencolok di tiap-tiap stasiunnya. Kekeruhan

Sampling Sedimen Terakumulasi


sedimen

di stasiun 1 umumnya dalam kondisi baku

terakumulasi dilakukan pada 3 stasiun

mutu 3,37 4,56 NTU (Kepmen LH No.51

sampling. Masing-masing stasiun sampling

Tahun 2004), sedangkan stasiun 2, mencatat

dipasangkan

dimana

kekeruhan yang cukup tinggi pada titik 3

masing-masing Sedimen trap terdiri dari 3

yaitu 9,38 NTU. Begitu pula dengan stasiun

tabung

keseluruhan

3 dengan nilai berturut-turut pada tiap

Sediment trap pada 3 stasiun yaitu 24 buah.

titiknya yaitu 7,50 dan 7,96 NTU serta

Sediment trap yang di letakkan pada dasar

perbedaan yang signifikan pada titik 3 yaitu

Pengambilan

sampel

Sediment

perangkap.

Jumlah

trap

terdapat

Sungai Carang (Timur 980) dikarenakan

penambangan yang masih aktif sehingga

kecepatan arus Sungai Carang lebih besar

pengaruhnya

pada saat surut daripada saat pasang. Arus

39,02

NTU.

Di

stasiun

sangat

dominan

bagi

kekeruhan sungai, selain itu pada titik 3

yang

memiliki topografi sungai yang landai dan

mempengaruhi sebaran sedimen tersuspensi

tidak terlalu dalam yang membuat partikel

atau yang lebih halus.

dasar mudah terangkat dan mengendap

lebih

ke

arah

permukaan akan

Hasil pengukuran persentase berat

kembali.

fraksi

Tinggi pasut pada kurun waktu

sedimen

yang

dilakukan

dilaboratorium dapat dilihat pada tabel

pelaksanaan penelitian berkisar antara 0,6

dibawah ini.

1,8 m dengan rata-rata 1,34 , dengan tipe

Tabel 4. Persentase Berat Fraksi Sedimen

pasang surutnya campuran condong ke

a
b

Kerikil
(%)
7,01
13,52

Pasir
(%)
91,75
86,29

Lumpur
(%)
1,22075
0,17

0,43

74,89

24,67

6,99
13,15
23,6
2,22
12,99
4,39
0,12

84,31
86,78
76,29
97,7
86,92
89,21
99,01

8,69
0,06
0,09
0,06
0,07
6,38
0,86

2,93

74,65

22,41

Rata-rata
2,48
Rata-rata
7,49
Total
Sumber: Data Primer

87,62

9,88

Pasir

86,28

6,21

Pasir

St

harian tunggal.
Dari hasil perhitungan kedalaman

aktual Sungai Carang terendah pada saat

Rata-rata
a
b
2
c
Rata-rata
a
b
3
c

surut pengukuran yaitu 116 cm dengan MSL


141 dan pada saat pasang 541 cm dengan
MSL 526 yang terdapat pada alur sungai.
Kecepatan

arus

perairan

Titik

Sungai

Carang cukup cepat dengan kisaran 11,93


17,86 cm/dtk. Kecepatan arus lebih besar
pada saat surut dibandingkan pada saat
pasang. Kecerahan perairan sungai Carang
berkisar antara 48-149,5 cm. Kecerahan

Sebaran

paling rendah di peroleh pada stasiun 3 titik

ketiga

fraksi

sedimen

permukaan pada lokasi penelitian Perairan

1 dan 3 dimana diduga adannya pengaruh

sungai Carang didominasi oleh fraksi pasir

tambang bauksit sehingga perairan daerah

dengan persentase 74,65 97,7 %. Hal ini

tersebut menjadi keruh.

di karenakan proses geologi yang ada serta


aktivitas daratan yang membuat sedimen

Sebaran Fraksi Sedimen

pasir masuk keperairan.

Pada daerah semi tertutup seperti

Pengendapan pasir yang terjadi di

sungai Carang, sebaran sedimen bergantung

sungai Carang bergantung pada media

kepada pola arus dasar sungai dibandingkan

angkut, dimana bila kecepatan berkurang,

pola arus permukaan. Sebaran sedimen dan


pola arus dasar akan membentuk morfologi

media tersebut tidak mampu mengangkut

perairan

sedimen ini sehingga terjadi pengendapan.

dasar.

Kecenderungan

sebaran

Kondisi arus yang lemah sewaktu-waktu

sedimen yang mengendap lebih ke arah hulu

Tipe
Sedimen
Pasir
Pasir
Pasir
Berlumpur

Pasir
Pasir
Pasir
Pasir
Pasir
Pasir
Pasir
Pasir
Berlumpur

akan mengendapkan pasir ke dasar sungai

Jika dibandingkan perbedaan jarak

Carang, sebaliknya sedimen yang lebih halus

dan

yang masih bisa terangkut oleh kondisi arus

terdapat perbedaan yang jelas, hal ini

yang lemah tetap akan terbawa ke arah laut.

disebabkan oleh perbedaan ukuran butir

Karakteristik sungai juga mempengaruhi

partikel, bentuk bathimetri (kedalaman) rata-

jenis sedimen tersebut. Kondisi sungai yang

rata, dan pola arus. Hasil Perhitungannya

berbeda-beda

dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

akan

membentuk

jenis

sedimen yang berbeda pula.

waktu

pengendapan

antar

stasiun

Tabel 5. Kecepatan, Jarak dan Waktu


Pengendapan

Kecepatan,

Jarak

dan

Waktu
St

Pengendapan
Menurut
umumnya

Rifardi

sedimentasi

(2008),

pada

ditentukan

oleh

sedimen tersebut, terlihat perbedaan jarak


waktu

deposisi

sedimen

yang

disebabkan oleh berbedanya kecepatan arus.


Arah pengendapan Sungai Carang saat
pasang berdasarkan hasil pengukuran arah
arus yaitu 980 ke arah Timur ( ke hulu
sungai) saat Pasang dan 2730 ke arah Barat
saat Surut (ke muara sungai).
Parameter

Pasang
Jarak
Waktu
(m)
(s)

Surut
Jarak
Waktu
(m)
(s)

1,63
4,73
2,84
3,06
1,83
5,32
1,6
2,91
1,75
4,53
3,16
3,14

2,96
4,56
17,03
8,18
1,57
5,6
1,91
3,02
8,49
17,24
20,87
15,53

1,59
4,67
3,03
3,09
1,82
5,26
1,59
2,89
1,78
4,87
3,36
3,33

2,87
4,5
17,03
8,13
1,56
5,51
1,88
2,98
8,37
16,92
20,3
15,19

3,03

8,91

3,1

8,76

perairan

Pengaruh lain yaitu dari besar butir.

sedimentasi

Sedimen yang lebih besar ukuran butirnya

diantaranya suhu dan salinitas (Rifardi,

akan lebih cepat mengendap dengan jarak

2008). Hasil pengukuran secara in-situ, suhu

yang tidak terlalu jauh dari sumber erosinya,

dan salinitas perairan lokasi penelitian akan

demikian juga sebaliknya. Viskositas yang

menentukan

merupakan

berperan

perairan

penting

nilai

lingkungan

Kec.
Pengen
dapan
(m/s)
0,53
1,02
0,09
0,54
1,15
0,93
0,82
0,96
0,16
0,21
0,06
0,14

a
b
c
Rata-rata
a
2
b
c
Rata-rata
a
3
b
c
Rata-rata
Rata-rata
0,54
total
Sumber: Data Primer
1

kekuatan arus yang membawa partikel

dan

Titik

dalam

densitas.

mempengaruhi

Densitas

kekentalan

air

akan

kecepatan

mempengaruhi kecepatan endap. Viskositas

tenggelam partikel sedimen (Rifardi, 2008).

umumnya dipengaruhi oleh suhu, semakin

Kecepatan tenggelam partikel akan semakin

tinggi suhu maka semakin rendah nilai

lambat jika suhu dan densitas meningkat.

viskositas, pada kedalaman yang sama, besar

Stasiun yang memiliki suhu lebih tinggi saat

butir sama, dengan suhu berbeda, sedimen

pengukuran

akan lebih cepat mengendap pada suhu yang

akan

memiliki

kondisi

pengendapan yang lebih rendah daripada

lebih rendah (Rifardi,2008).

stasiun yang memiliki suhu yang lebih


rendah.

Statistika Sedimen Sungai Carang

sungai sehingga mengambarkan adanya

Tabel 6. Diameter (Mz) Fraksi Sedimen

ketidakstabilan

St

Titik

Mz
()
1,2533
0,78
2,5033
1,5122
0,71
0,8533
0,9433
0,8533
2,0933
1,9067
2,7267
2,2422

arus.

Nilai

skewness positif pada titik c memiliki makna

Kategori*

a
b
1
c
Rata-rata
a
b
2
c
Rata-rata
a
b
3
c
Rata-rata
Rata-rata
1,5359
Total
Sumber: Data Primer

kecepatan

Medium Sand
Coarse Sand
Fine Sand
Medium Sand
Coarse Sand
Coarse Sand
Coarse Sand
Coarse Sand
Fine Sand
Medium Sand
Fine Sand
Fine Sand

butir sedimen lebih condong ke arah halus

Medium Sand

condong

dengan bentuk kurva platykurtic atau datar.


Stasiun 2 semua titik nya memiliki
tipe sedimen pasir dengan penyusun nya
adalah pasir kasar atau coarse sand (0,7
1,3 ). Pada titik a dan b sedimen daerah ini
terpilah dengan
skewness

buruk

negatif.
ke

dengan

Ukuran

arah

butir

perbedaan-perbedaan

sedimennya

kasar

yang

nilai

dengan

mencolok.

Substrat dasar perairan stasiun 2 cukup


Stasiun 1 memiliki 2 tipe sedimen

keras, hal ini dilihat pada saat pemasangan

dengan 3 kategori penyusunnya. Pada titik a

sediment

tersusun oleh medium sand (1,2533 )

daerah terbuka dan daerah penimbunan.

sorting yang berkategori poorly sorted


tersebut

Namun pada titik c sampling, sedimen lebih

sedimen

terpilah sedang dengan perbedaan besar

terpilah buruk, perbedaan antara ukuran

butir

sedimen lainnya cukup mencolok. Kondisi

titik

ini

mencolok.

Nilai

terbuka pada titik c ini, kondisi mangrove

arah muara dan arah sungai. Nilai skewness


pada

tidak

butir halus. Walaupun terdapat daerah

adanya arus yang tidak stabil antara arus dari

negatif

yang

skewnessnya pun lebih condong ke arah

yang lebih dekat dengan muara menandakan

yang

sulit

pada bagian pinggir titik a yang merupakan

pasir juga. Kedua titik ini memiliki nilai

daerah

cukup

yang lebih kasar juga diakibatkan abrasi

adalah coarse sand (0,78 ) dengan tipe

pada

yang

menancapkan tiang penegaknya. Sedimen

dengan tipe pasir. Pada titik b sampling

artinya

trap

yang masih baik juga membawa pengaruh

juga

sedimen yang masuk dari darat ke sungai,

mengambarkan adanya kelebihan-kelebihan

sehingga lebih condong kepada yang halus.

partikel-partikel yang lebih kasar dengan

Kondisi stasiun dengan sedimen yang

tipe kurva mesokurtic dan platykurtic. Titik

terpilah buruk dengan dugaan kondisi

c memiliki partikel yang lebih halus atau

kekuatan arus yang berubah-ubah, pada satu

fine sand (2,5033 ) dengan tipe sedimen

saat kuat, dan pada waktu yang lain akan

pasir berlumpur. Kondisi pada daerah ini

lemah. Tipe kurva titik a adalah mesokurtic,

terpilah sangat buruk, dengan besaran butir

titik b memiliki tipe kurva platykurtic atau

masing-masingnya yang sangat mencolok.

datar sedang titk c memiliki tipe kurva

Pada daerah ini mendapat dampak kekuatan

lancip atau leptokurtic.

arus dari arah muara, sungai serta cabang

10

Sedimen stasiun 3 yang terdapat ke

kearah butiran kasar. Tipe kurva titik a dan c

arah hulu sungai memiliki sebaran yang

adalah mesokurtic sedangkan titik b lebih

lebih halus (1,01 - 1,99 ) , pada dua titik

kearah kurva datar atau platykurtic.

a dan c memiliki sebaran sedimen fine sand

Sedimen Terakumulasi

dengan tipe pasir dan pasir berlumpur.

Umumnya

sedimen

yang

Sebaran sedimen terpilah dengan buruk,

terperangkap merupakan sedimen-sedimen

adanya perbedaan besar butir sedimen antara

halus sebab sedimen dalam ukuran yang

masing-masingnya. Untuk titik b yang

lebih kecil akan mudah terdistribusi oleh

terdapat di antara 2 titik ini lebih berkategori

arus dalam bentuk suspensi sedangkan yang

medium sand atau pasir dengan ukuran

lebih besar akan mengendap di dasar.

sedang dengan terpilah buruk pula. Kondisi

Perbedaan curah hujan tiap waktu

titik a dan c memiliki topografi yang lebih

juga akan mempengaruhi jumlah sedimen

landai, memungkinkan endapan lebih halus

terakumulasi sebab adanya aliran air yang

mengendap pada keadaan kondisi arus yang

deras dari daratan akan menyebabkan erosi

lemah sehingga diperoleh endapan pasir

dan membawa sedimen-sedimen tersebut

halus pada kedua titik ini. Ketidakstabilan

tersuspensi keperairan. Kecepatan arus juga

kecepatan arus pada stasiun

terlihat dari

mempengaruhi akumulasi sedimen yang

sedimen yang terpilah buruk. Selain itu juga

terjadi, kondisi kecepatan arus yang kuat

stasiun ini terletak lebih jauh dari muara.

akan mengurangi jumlah akumulasi karena

Pada titik c butiran halus lebih didominansi

sedimen tidak memiliki kesempatan waktu

oleh tanah berwarna kuning yang diduga

untuk mengendap dan akan terbawa jauh

akibat penambangan. Kondisi tanah yang

dari sumbernya.

terexploitasi di darat akan tererosi masuk


keperairan kemudian terbawa arus saat

Tabel 7. Hasil Perhitungan Sedimen


Terakumulasi

pasang ke hulu sungai. Titik b lebih terbuka


kearah penambangan sehingga

material

berukuran lebih besar akan mudah masuk

St

Titik

keperairan, pada titik c lebih tertutup oleh


mangrove di bagian pinggirnya, sehingga

Kecepatan
Akumulasi
Rata-rata
(ml/cm2/Hari)

0,0187

II

0,0179

III

0,0211

IV

0,0177

0,0285

kasar

VI

0,0135

(Rifardi,2008). Nilai skewness titik a lebih

VII

0,0131

condong

VIII

0,0313

material sedimen dari darat dengan ukuran


lebih besar masih tertahan, dan ukuran lebih
halus akan masuk keperairan. Penambangan
1

mensuplai sebaran sedimen poorly sorted


atau

sedimen

kepada

yang

terpilah

butiran

lebih

halus,

Rata-rata

sedangkan titik b dan c lebih condong

11

0,0202

0,0132

dan VI; stasiun 2 titik I, III dan IV).

II

0,0143

Keadaan laju akumulasi yang lebih tinggi

III

0,0171

pada stasiun 1 dan 2 terdapat pada daerah

IV

0,0348

pemasangan

0,021

penimbunan (stasiun 2 titik VII dan VIII),

VI

0,0226

VII

0,0215

VIII

0,0295

dengan

kondisi

daerah

daerah yang masih mendapat pengaruh


bauksit, serta daerah pada cabang sungai
(stasiun 1 titik VIII).

Rata-rata

0,0217

0,0141

II

0,0154

mengakibatkan

III

0,0971

kekeruhan akibat suspensi dan pengendapan

IV

0,0884

yang

0,0709

Akumulasi akan terus meningkat apabila

VI

0,0185

kondisi vegetasi di pinggir hulu sungai tidak

VII

0,0146

VIII

0,03

Rata-rata
Sumber: Data Primer

Akumulasi sedimen perairan akan


pada

berdampak

pada

tingginya

nilai

pendangkalan.

dijaga padahal vegetasi pada pinggir sungai


diperlukan untuk mengurangi dampak erosi

0,0436

dari darat serta abrasi oleh arus pada pinggir

Dari hasil perhitungan sedimen yang

sungai.

terperangkap sedimen tertinggi terakumulasi


perharinya diperoleh pada stasiun 3 titik III

Hubungan

(0,0971 ml/cm /hari) dan terendah pada

Kecepatan

Arus

dengan

Diameter Fraksi Sedimen (Mz) Terhadap

stasiun 1 titik VII (0,0131 ml/cm /hari).

Sedimentasi di Perairan Sungai Carang

Berdasarkan rata-rata, laju sedimen

Hasil pengamatan terhadap kecepatan

akumulasi tertinggi perharinya terjadi pada

arus baik pasang maupun saat surut dan

stasiun 3 khususnya pada titik pemasangan

ukuran butir sedimen sungai Carang pada

III, IV dan V, hal ini diduga karena aktivitas

diagram

penambangan

besar

sedimen berada dalam kondisi mekanisme

sedimen fraksinya diperoleh dari aktivitas

transport as bedload artinya sedimen pada

penambangan. Hal ini dapat dilihat dari

kecepatan arus tersebut bergerak secara

warna sedimen yang terdapat di dalam

menggelinding atau melompat. Mekanisme

tabung perangkap. Stasiun 1 dan 2 memiliki

ini terjadi pada sedimen dengan ukuran

laju akumulasi rata-rata yang hampir sama.

sedang atau lebih besar (pasir, kerikil,

bauksit.

Sebagian

Titik yang memiliki laju akumulasi

Hjulstrom

menjelaskan

bahwa

kerakal).

yang lebih rendah condong terletak pada

Hasil regresi linear yang diperoleh

daerah yang masih memiliki vegetasi yang

juga menunjukkan bahwa hubungan ukuran

baik di pinggir sungai seperti sediment trap

fraksi sedimen (Mz) dengan kecepatan arus

pada ekowisata mangrove (stasiun 1 titik V

baik pasang dan surut terhadap sedimentasi

12

selama penelitian adalah kuat dan negatif

Hubungan

(hubungan sedimen fraksi sedimen (Mz) dan

dengan Diameter Fraksi Sedimen

kecepatan arus tidak searah). Jika nilai

Terhadap Sedimentasi di Perairan Sungai

kecepatan arus lebih besar maka nilai Mz

Carang

semakin kecil begitu pula sebaliknya.

lokasi pengambilan sampel tiap stasiunnya.

dengan pola sebaran dan pengendapannya.

0,1

nilai

Laju Akumulasi
(ml/cm2/Hari)

berdasarkan

koefisien determinasi 0,445-0,466 yang


berarti pengaruh kecepatan arus terhadap
ukuran fraksi sedimen adalah 44,5% - 46,6%
(R2x100%), sedangkan sisanya berasal dari

0,08
0,06 y = 0,0116x + 0,0176
R = 0,1206
0,04
0,02
0

faktor-faktor lain seperti suhu, salinitas,

densitas dan kedalaman.

Ukuran Fraksi (Mz)

(Mz)

dari sediment trap yang paling dekat dengan

terhadap fraksi sedimen yaitu berkaitan

tersebut

Terakumulasi

Nilai sedimen terakumulasi diambil

Besarnya pengaruh kecepatan arus

Pengaruh

Sedimen

1
2
3
Fraksi Sedimen (Mz)

3
Gambar
3.
Hubungan
Sedimen
Terakumulasi dengan Diameter Fraksi
Sedimen (Mz)

2
1

y = -0,3274x + 6,8458
R = 0,4455

Berdasarkan uji korelasi sederhana

0
0

20

besar fraksi sedimen terhadap sedimen

Kec. Arus (Surut) cm/s

terakumulasi yaitu positif dan rendah dengan

10

nilai R= 0,347. Hasil positif menjelaskan


semakin tinggi nilai Mz maka semakin tinggi

Ukuran Fraksi (Mz)

Gambar 1. Hubungan Kecepatan Arus


Surut dengan Diameter Fraksi
Sedimen(Mz)

pula sedimen terakumulasinya. Sedimen


terakumulasi

3
2,5
2
1,5
y1 = -0,5065x + 8,7327
R = 0,4656
0,5
0
0
10
20
Kec. Arus (Pasang) cm/s

merupakan

sedimen

yang

berukuran kecil yang tersuspensi pada badan


air yang kemudian akan mengendap. Hasil
regresi linear diperoleh nilai koefisien
determinasi sebesar 0,1206 artinya pengaruh
besar ukuran fraksi sedimen terhadap laju
akumulasi yang terjadi di sungai Carang
sebasar

12,06%,

sedangkan

sisanya

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti


Gambar 2. Hubungan Kecepatan Arus
Pasang dengan Diameter Fraksi
Sedimen(Mz)

kecepatan arus, suhu, salinitas, kecerahan


dan kekeruhan.

13

Sedimen terakumulasi sungai Carang

KESIMPULAN DAN SARAN

berkisar antara 0,0131-0,0971 ml/cm2/hari.

Kesimpulan
Sungai Carang memiliki tipe sedimen

Sedimen terakumulasi tertinggi diperoleh

pasir dengan kategori penyusun sedimennya

pada stasiun 3, akumulasi yang diduga

adalah Fine Sand (Stasiun 1 titik c, stasiun 3

terjadi akibat aktivitas penambangan. Hasil

titik a dan c), Medium Sand (stasiun 1 titik

uji

a, stasiun 3 titik b) dan Coarse Sand (Stasiun

menunjukkan

1 titik b, stasiun 2 titik a,b dan c) dengan

terakumulasi dan mean size menghasilkan

nilai Mz berkisar antara 0,71 2,72 .

nilai yang rendah dengan pengaruh sebesar

Sedimen di Sungai Carang rata-rata terpilah

12,06%. Nilai tersebut bernilai positif,

buruk dan condong ke arah butiran kasar,

artinya semakin besar nilai mean size maka

hal

semakin tinggi nilai akumulasi sedimen

ini

dikarenakan

adanya

aktivitas

statistik

yang

dilakukan

hubungan

untuk
sedimen

yang terjadi.

penambangan bauksit pada daratan sekitar


sungai dan kecepatan arus yang berubah-

Saran

ubah tiap waktunya.


Hasil

uji

statistik

menunjukkan

besar

ukuran

partikel

Penelitian tentang

sedimen pada

dan

Sungai Carang ini terbatas pada konsep-

kecepatan arus memiliki hubungan yang

konsep analisis ukuran fraksi serta pola

kuat

dengan pengaruh sebesar 44,5% -

sebarannya yang dapat menggambarkan

46,6%. Hasil uji statistik juga menunjukkan

karakteristik sedimen di perairan tersebut.

hubungan yang negatif antara besar ukuran

Keterkaitan

pertikel dengan kecepatan arus, artinya

terhadap tangkapan bahan organik dapat

semakin

menjadi kajian lebih lanjut untuk penelitian

hubungan

tinggi

kecepatan

arus,

maka

besaran

di

pula sebaliknya.

sedimentasi yang dilakukan pada penelitian


ini

ini.

belum

Gambaran

sedimen

semakin kecil pula nilai mean size begitu

Rata-rata kecepatan endap sedimen

daerah

ukuran

menentukan

kecepatan

kecepatan

sungai Carang berkisar antara 0,06 1,15

sedimentasi absolut dan relatif dan sumber

m/s dengan rata-rata kecepatan pengendapan

asal sedimen, hal ini pun dapat menjadi

sungai Carang sebesar 0,54 m/s. Jarak dan

penelitian lanjutan. Sehubungan dengan hal

waktu pengendapan masing-masing titik

di atas data yang diperoleh dapat menjadi

berbeda akibat kedalaman rata-rata serta

data

kecepatan arus yang ada. Besaran partikel

Sehingga

yang berbeda juga akan mempengaruhi jarak

informasi kepada berbagai pihak terkait

dan waktu endap. Jarak pengendapan sungai

mengenai

Carang berkisar antara 1,59-5,32 m dengan

perairan Sungai Carang ini.

waktu 1,56-20,87 s ke arah timur (980) saat


pasang dan ke arah barat (2730) saat surut.

14

yang

lebih

lengkap

diharapkan

sedimentasi

bisa

yang

dan akurat.
memberikan

terjadi

di

Putra, K.G.D. 2009. Petunjuk Teknis


Pemantauan Kualitas Air. Bali:
Udayana University Press

DAFTAR PUSTAKA
Alaerts, G dan S. S. Santika. 1987. Metode
Pengukuran Kualitas Air. Usaha
Nasional. Surabaya.

Rifardi. 2008. Tekstur Sedimen-Sampling


dan Analisis. Pekanbaru: UNRI Press

Aliasar. (2013, 7 Juni). Limbah Bauksit


Cemari Sungai BLH Tutup Mata.
Info Kepri [Online]. 1 halaman.
Tersedia: www.kepri.info. [23
Oktober 2013]

Rifardi. 2008. Ukuran Butir Sedimen


Perairan Pantai Dumai Selat Rupat
Bagian Timur Sumatra. Jurnal Ilmu
Lingkungan. 1978-5283, 2, (2), 1221.

Dahuri, R. 1996. Aplikasi Teknologi Sistem


Informasi Geografis (SIG) untuk
Perencanaan dan Pengelolaan Tata
Ruang Wilayah Pesisir. Bogor:
PPLH

Rifardi. 2012. Ekologi Sedimen Laut


Modern Edisi Revisi. Pekanbaru:
UNRI Press
Siswanto, A.D. 2011. Kajian Sebaran
Sedimen Substrat Permukaan Dasar
di Perairan Kabupaten Bengkalan.
Jurnal Ilmu Kelautan. 0216-0188, 8,
(1), 1-8.

Dinas Hidro-Oseanografi AL, 2014. Daftar


Tabel Pasang Surut. Kepulauan
Indonesia. Jakarta
Hadi, A. 2005. Prinsip Pengelolaan
Pengambilan Sampel Lingkungan.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Syahrul Purnawan dkk. 2012. Studi Besaran


Ukuran Sedimen Berdasarkan
Ukuran Butir Perairan Gigieng
Provinsi Aceh. Jurnal Ilmu
Kelautan. 2089-7790, 1, (1), 31-36.

Hutabarat, S. dan S.M. Evans. 1986.


Pengantar Oseanografi. Jakarta:
Djambatan.

Tampubolon, S. 2010. Sedimen di Muara


Aek Tolang Pandan Sumatra Utara.
Skripsi Ilmu Kelautan UNRI
Pekanbaru: tidak diterbitkan

Junaidi. 2010. Laju Sedimentasi di Pantai


Slopeng Kecamatan Dasuk
Kabupaten Sumenep. Skripsi Ilmu
Kelautan Universitas Trunojoyo

Wibisono, M. S. 2005. Pengantar Ilmu


Kelautan.
Jakarta:
Gramedia
Widiasarana Indonesia.

Priyatno, D. 2010. Paham Analisis Statistik


Data dengan SPSS. Yogyakarta:
MediaKOm. 128 hal.
Puspitasari, N. 2012. Keanekaragaman
Makrozoobenthos Di Perairan Desa
Malang Rapat Kecamatan Gunung
Kijang Kabupaten Bintan Provinsi
Kepulauan Riau. Skripsi Universitas
Maritim
Raja
Ali
Haji.
Tanjungpinang.
Putra, H.R. 2012. Karakteristik Sedimen di
Perairan Teluk Kabung Kota Padang
Provinsi Sumatra Utara. Skripsi Ilmu
Kelautan UNRI Pekanbaru: tidak
Diterbitkan

15

Anda mungkin juga menyukai