Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia adalah situasi atau keadaan jumlah RBC dan atau konsentrasi hemoglobin
berada dibawah normal. Anemia aplastik adalah kegagalan sumsum tulang baik secara
fisiologis maupun anatomis yang mengarah kepada penurunan atau tidak adanya unsur
pembentukan darah dalam sumsum tulang.
Penyakit anemia aplastik tidak terjadi begitu saja, ada beberapa penyebab serta
faktor risiko anemia aplastik, anemia aplastic dapat di deteksi secara dini di laboratorium
dengan beberapa prosedur. Anemia aplastic dapat menjadi berbahaya apabila tidak
ditangani dengan benar. Makalah ini akan membahas beberapa hal tentang anemia
aplastik
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu anemia aplastik?
2. Apa penyebab anemia aplastik?
3. Apa saja pemeriksaan laboratorium untuk deteksi anemia aplastik?
4. Bagaimana morfologi darah pada penderita anemia aplastik?
5. Bagaimana gejala klinis penyakit anemia aplastik?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu anemia aplastik.
2. Mengetahui penyebab penyakit anemia aplastik.
3. Memahami pemeriksaan laboratorium untuk deteksi anemia aplastik.
4. Mengetahui morfologi darah tepidan sumsum tulang pada penderita anemia aplastik.
5. Memahami gejala klinis pada penyakit anemia aplastik.

1 | Anemia Aplastik

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Anemia aplastik merupakan suatu kelainan dari sindrom klinik yang diantaranya
ditandai oleh defisiensi sel darah merah, neutrophils, monosit dan platelet. . (Isyanto,
Maria Abdulsalam : 2005)
Anemia aplastik merupakan hasil dari kegagalan produksi sel darah pada sumsum
tulang belakang. Anemia aplastik juga merupakan anemia yang disertai oleh pansitopenia
pada darah tepi yang disebabkan oleh kelainan primer pada sumsum tulang dalam bentuk
aplasia atau hipoplasia. Karena sumsum tulang pada sebagian besar kasus bersifat
hipoplastik, bukan aplastik total, maka anemia ini disebut juga sebagai anemia
hipoplastik. Kelainan ini ditandai oleh sumsum hiposelular dan berbagai variasi tingkat
anemia, granulositopenia, dan trombositopenia. (Isyanto, Maria Abdulsalam : 2005)

2 | Anemia Aplastik

Anemia aplastik (aplastic anemia) adalah suatu kondisi yang terjadi ketika tubuh
menurun atau berhenti memproduksi cukup sel darah baru. Anemia aplastic adalah suatu
kegagalan anatomi dan fisiologi dari sumsum tulang yang mengarah pada suatu
penurunan nyata atau tidak adanya unsur pembentukan darah dalam sumsum tulang. Hal
ini khas dengan penurunan produksi eritrosit akibat pergantian dari produksi eitrosit
dalam sumsum tulang oleh jaringan lemak hiposeluler, juga dapat mempengaruhi
megakaryosit yang mengarah kepada neutropenia.
Anemia aplastik adalah gangguan akibat kegagalan sumsum tulang yang
menyebabkan berkurangnya unsur sumsum untuk membentuk sel darah. Anemia aplastic
diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu anemia aplastic didapat dan anemia aplastic
bawaan.
B. Penyebab
Anemia aplastik terjadi ketika sumsum tulang mengalami kerusakan sehingga
memperlambat produksi sel darah baru. Sumsum tulang adalah material seperti spons
berwarna merah yang menghasilkan sel induk (stem cell) yang kemudian berubah
menjadi sel-sel lain. Stem cell sumsum juga memproduksi sel darah merah, sel darah
putih, dan trombosit. Pada anemia aplastik, sumsum tulang mengalami aplastik atau
hipoplasia. Hal ini berarti sumsung tulang kosong (aplastik) atau mengandung amat
sedikit sel darah. Faktor-faktor yang bisa membuat sumsum tulang tidak berfungsi
optimal sehingga mempengaruhi produksi sel darah diantaranya keturunan dan didapat.
Anemia aplastik didapat dapat disebabkan dari beberapa hal yaitu :
Radiasi dan kemoterapi
Radiasi dan kemoterapi digunakan untuk membunuh sel kanker. Hanya saja,
prosedur ini juga dapat merusak sel-sel sehat, termasuk sel-sel induk dalam
sumsum tulang. Anemia aplastik bisa terjadi karena efek samping sementara

dari perawatan ini.


Paparan bahan kimia beracun
Paparan bahan kimia beracun, seperti yang digunakan dalam pestisida dan
insektisida dapat menyebabkan anemia aplastik. Paparan benzena bahan
kimia yang terdapat dalam bensin juga dikaitkan dengan anemia aplastik.
Jenis anemia ini sering berangsur hilang seiring berkurangnya paparan pada

bahan kimia yang memicu penyakit.


Penggunaan obat-obatan tertentu

3 | Anemia Aplastik

Beberapa obat, seperti yang digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis


dan beberapa antibiotik, dapat menyebabkan anemia aplastik.

Infeksi virus
Infeksi virus yang mempengaruhi sumsum tulang mungkin memainkan peran
dalam perkembangan anemia aplastik. Virus yang dikaitkan dengan
perkembangan

anemia

aplastik

termasuk

hepatitis,

Epstein-Barr,

cytomegalovirus, Parvovirus B19, dan HIV.


Kehamilan
Anemia aplastik yang terjadi pada kehamilan mungkin terkait dengan masalah
autoimun atau sistem kekebalan tubuh yang menyerang sumsum tulang
selama kehamilan.

Pengobatan untuk anemia aplastik akan meliputi pemberian obat, transfusi darah,
atau transplantasi sel induk.

C. Pemeriksaan Laboratorium

1. Hitung sel darah lengkap disertai diferensial anemia makrositik, penurunan


granulosit, monosit dan limfosit.
2. Jumlah trombosit menurun, jarang di temukan thrombosis yang berkelompok dan
kadang ditemukan giant platelets.
3. Jumlah retikulosit menurun.
4. Hb menurun.
5. Jenis anemia normositik normokrom.
6. Aspirasi dan biopsy sumsum tulang hiposeluler.
7. Elektroforesis hemoglobin-kadar hemoglobin menurun.

4 | Anemia Aplastik

8. Titer antigen sel darah merah meningkat.


9. Kadar folat dan B12 serum normal atau meningkat.
10. Led meningkat, terutama pada jam pertama meningkat 89%.

D. Morfologi darah

1. Penemuan pada darah tepi


Pasien dengan anemia aplastik memiliki tingkat pansitopenia yang beragam. Anemia
diasosiasikan dengan indeks retikulosit yang rendah. Jumlah retikulosit biasanya kurang
dari satu persen atau bahkan mungkin nol. Makrositosis mungkin dihasilkan dari tingkat
eritropoietin yang tinggi, merangsang sedikit sisa sel eritroblas untuk berkembang dengan
cepat, atau dari klon sel eritroid yang tidak normal. Eritrosit normokrom normositer, tidak
ada kelainan morfologi.
Jumlah total leukosit dinyatakan rendah, jumlah sel berbeda menyatakan sebuah
tanda pengurangan dalam neutrofil. Platelet juga mengalami pengurangan, tetapi
fungsinya masih normal, tidak jumpai adanya kelompok trombosit dan dapat dijumpai
adanya giant trombosit. Pada anemia ini juga dijumpai kadar Hb <7 g/dl. Penemuan
lainnya yaitu besi serum normal atau meningkat, Total Iron Binding Capacity (TIBC)
normal, HbF meningkat.

2. Penemuan pada Sumsum Tulang


Sumsum tulang biasanya mempunyai tipikal mengandung spicule dengan ruang
lemak kosong, dan sedikit sel hematopoetik. Limfosit, plasma sel, makrofag, dan sel
induk mungkin mencolok, tetapi ini mungkin merupakan refleksi dari kekurangan sel lain
5 | Anemia Aplastik

dari pada meningkatnya elemen ini. Anemia aplastik berat sudah didefinisikan oleh
International Aplastic Anemia Study Group sebagai sumsum tulang kurang dari 25 persen
sel, atau kurang dari 50 persen sel dengan kurang dari 30 persen sel hematopoetik, dan
anemia dengan indeks koreksi retikulosit kurang dari 1 persen. Pengembangan in vitro
menunjukkan,

kumpulan

granulosit

monosit

atau

Colony

Forming

Unit-

Granulocyte/Macrophage (CFU-GM) dan eritroid atau Burst Forming Unit-Erythroid


(BFU-E) dengan pengujian kadar logam menyatakan tanda pengurangan dalam sel
primitif.

3.

Gambar 1. Spesimen sumsum tulang

dengan
biopsy dari
pasien
anemiadan
aplastic
Penemuan
pada
Plasma
Urin

Gambar 2. Spesimen sumsum tulang


dengan biopsy dari pasien normal

Serum memiliki tingkat faktor pertumbuhan hemapoetik yang tinggi, yang meliputi
erythropoietin, thrombopoietin, dan faktor myeloid colony stimulating. Serum besi juga
memiiki nilai yang tinggi, dan jarak ruang Fe diperpanjang, dengan dikuranginya
penggabungan dalam peredaran sel darah merah.

E. Gejala klinis

Permulaan dari suatu anemia aplastik sangat tersembunyi dan berbahaya, yang
disertai dengan penurunan sel darah merah secara berangsur sehingga menimbulkan
kepucatan, rasa lemah dan letih, atau dapat lebih hebat dengan disertai panas badan
namun pasien merasa kedinginan, dan faringitis atau infeksi lain yang ditimbulkan dari
neutropenia. Sesak napas, denyut jantung cepat atau tidak teratur dan sering infeksi atau
infeksi berkepanjangan.

6 | Anemia Aplastik

Selain itu pasien sering memar (eccymoses), bintik merah (petechiae) yang
biasanya muncul pada daerah superficial tertentu, pendarahan pada gusi dengan bengkak
pada gigi, dan pendarahan pada hidung (epitaxis). Menstruasi berat atau menorrhagia
sering terjadi pada perempuan usia subur. Pendarahan organ dalam jarang dijumpai, tetapi
pendarahan dapat bersifat fatal.

7 | Anemia Aplastik

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anemia aplastik (aplastic anemia) adalah suatu kondisi yang terjadi ketika tubuh
menurun atau berhenti memproduksi cukup sel darah baru. Anemia aplastic adalah suatu
kegagalan anatomi dan fisiologi dari sumsum tulang yang mengarah pada suatu
penurunan nyata atau tidak adanya unsur pembentukan darah dalam sumsum tulang.
Anemia aplastik dibagi menjadi dua jenis yaitu bawaan dan didapat. Untuk
deteksi anemia aplastik dapat dilakukan beberapa uji laboratorium diantantaranya test
Hb, Ht, hitung jumlah sel darah, Pemeriksaan laju Endap Darah dan masih banyak lagi.

DAFTAR PUSTAKA

8 | Anemia Aplastik

Bakta IM. Anemia Karena Kegagalan Sumsum Tulang. In: Hematologi Klinik Ringkas.
Cetakan I. Jakarta: EGC;2006. p. 97-112.
Laksmi, Ni Made Dharma,dkk. 2008. Anemia Aplastik. Denpasar : Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana
Isyanto, Maria Abdulsalam. 2005. Masalah pada Tata Laksana Anemia Aplastik Didapat.
Sari Pediatri, Vol. 7, No. 1, Juni 2005: 26-33

9 | Anemia Aplastik

Anda mungkin juga menyukai