Anda di halaman 1dari 2

AMM, JANGAN LUPA DAKWAH

Hal yang sering terlupakan ortom muhammadiyah adalah juga sebagai gerakan
dakwah. Titik lemah ini sudah berlansung lama, hingga akhirnya dakwah seakan hanya
menajadi identitas persyarikatan. Bukan identitas ortomnya. Dakwah hanya sebagai misi
muhammadiyah, sememtara ortomnya lebih sibuk pada program internalnya, bahkan
terlampau jauh keranah lain.
Karena kesadaran ini kurang, yang terjadi kemudian adalah IPM gagap menjawab
mengenai maraknya tawuran di sekolah. IMM tak mampu menjawab mengenai hilangnya
beberapa mahasiswa yang diduga terlibat ISIS. Pemuda muhammadiyah dan NA hilang kata
untuk menjawab markanyanya tindakan amoral di tingkat pemuda. Ketidakmampuan
menjawab mereka ini disebabkan karena tidak ada refrensi program yang mereka miliki.
Akibatnya memandang segala keresahan dan kerusuhan tersebut bukan bagian dari dirinya.
Bukan tanggungjawabnya. Ironis
Identitas sebagai organisasi dakwah tidak menjadi fokus gerakan. Dalam bahasa
taufan putra revolusi korompot ketua umum DPP IMM,gerakan dakwah yang diharapkan
oleh muhammadiyah belum maksimal dijalankan AMM. Padahal, dengan konsep GJDJ
AMM memiliki keleluasaan bergerak di bidang garapnya masing-masing. Misalnya IMM
bergerak dikampus sasarannya adalah mahasiswa, begitupun AMM yang lain. Karena pada
dasarnya kehadiran AMM
adalah untuk memudahkan dan memasifkan dakwah
muhammadiyah di areanya masing-masing.
Sebenarnya, imbuh taufan dalam muktamar IMM di surakarta beberapa tahun lalu
telah memutuskan tentang perlunya peneguhan kembali identitas IMM sebagai kader
organisasi dakwah. sayangnya, keputusan itu belum maksimal dan direalisasikan, kata
taufan. Memang sudah saatnya untuk mengerakkan gerakan ortom itu berbasis masjid.
Menurut dahnil anzar simanjuntak, ketua umum pimpinan pusat pemuda
muhammadiyah, sebarbya bidang garp itu dapat mengunakan banyak cara, salah satunya
adalah dakwah media oneline. Itulah sebabnya pimmpinan pusat muhammadiya mengunakan
semaksimal mungkin media sosial sebagai sasaran dakwah pemudah muhammdiyah, untuk
menyampaikan pesan dakwah kepada kelompok muda indonesia dan dunia. Bila tidak,
dakwah kita pasti tertinggal dibandingkan dengan kelompok agama lain.
Selain itu dahnil anzar simanjuntak, anak muda sekarang tidak butuh caramah atau
kata berbusa-busa. teman sebaya butuh teladan yang menginspirasi berbuat lebih baik.
Keteladanan itu bisa sangat mungkin muncul level perkaderan formal. Dan di situlah nilainilai dakwah dapat ditanamkan. Nilai-nilai dakwah terbut, menurut muhammad Khoirul
Huda, ketua umum PP IPM, dapat disamaikan dan dipuput melalui ortom muhammadiyah
sebagai pelatihan, perkaderan. Kajian-kajian keislaman, dan lain-lain. ini penting karena,
ortom adalah pintu gerbang kaderisasi di Muhammadiyah.
Meskimpun juga disadari bahwa upaya itu tantangannya sangat besar. Di mana
menurut diyah puspitarini, ketua umum PP NA, kondisi anak muda sangat labil, apalagi
degan makin hedonis dan konsumerisnya anak muda sekarnag. Maka, menurut diyah, ortom
sangat penting artinya untuk melakukan dakwah dikalangan mereka sendiri. Lebih dari itu,
dakwah teman sebaya ini akan lebiih mudah di lakukan oleh teman yang berad di lingkup
sekolah., meskipun tidak menutup kemungkinan juga dilakukan oleh teman sepermainan,
kata diyah.

Sebagaimana disampaikan oleh M afnan Zamhari PBr, ketua umu pimpnan pusat
tapak suci, bahwa meskipun tidak secara lansung mendakwakan islam, tetapi mesti selalu
membawa misi mengajak menjaga diri dan terus berprilaku naik, di mana itu bersesuaian
dengan kurikulum ke islaman dan ke Muhammadiyahan. Katanya.
Maka yang penting di lakukan adalah mengemas program yang dimiliki ortom untuk
selalu berbasi dakwah. Smeua tindak laku dalam kegiatan ortom adalah untuk pengkaderan
dan dakwah. Fenomena banykanya siswa dan mahasiswa yang terlibat tawuran, narkoba,
tindakan asusila, bahkan bergabung dalam ke dalam ISIS, misalnya, perlu memperoleh
perhatian.
Tentu saja, jika konten perkaderan ortom yang membasiskan diri pada dakwah, maka
kegelisahan atau kegalauan, bahkan kekhawatiran terhadap hal-hal diatas akan mudah
terjawab. Ortom tidak lagi gagap menjawab dan menyediakan alternatif terhadap persoalanpersoalan tersebut.
Jika model perkaderan yang berbasi dakwah tersebut di lakukan, muhammadiyah dan
ortom tidak takut lagi terhada aliran islam yang di anggap menyimpang ke dalam lingkup
sekolah atau kampus. Tidak khawatir lagi kadernya akan terseret pada paham radikal. Dan
seterunya. Ortom adalah tulang punggun persyarikatan. Ia adalah pelansung dan
penyempurna Muhammadiyah dan amal usahanya. Maka, misi dakwah harus selalu dibawa
dalam setiap program dan kegiatannya. Agar keberlansungan persyarikatan tidak sulit dalam
menghadapi fenomena-fenomena tersebut di atas.
Dan menurut moch bazzar Marzuqie, sekretaris umum Kwartir Pusat HW, orotom
perlu di beri kepercayaan untuk melaksanakan misi dakwah tersebut. Ortom jauh memiliki
keleluasaan dan keluwesan dalam menginisiasi program dan kegiatan dakwah. asala yang
muda diberi kepercayaan dan tempat di organisasi, dakwah teman sebaya itu akan
berjalan.tegas Bazzar.
Dengan kata lain, keterkaitan program, kegiatan dan ortom yang diberi kepercayaan
sangat kuat. Bahkan, penting dilakukan singkronisasi program antar ortom, agar tidak terjadi
tumpah tindih program dakwah untuk teman sebaya. Agar masing-masing dalam memperkuat
kalangannya masing-masing yang semuanya mengerucut pada misi dakwah Muhammadiyah.
(Suara Muhammadiyah 14-29 MUHARRAM 1438 H)

Anda mungkin juga menyukai