Anda di halaman 1dari 4

MODEL MATEMATIKA Economic Production Quantity (EPQ)

DENGAN PENUNDAAN WAKTU PEMBAYARAN


(Studi Kasus Pada CV. Berkah Bumi Mandiri, Kediri)
Anisa Fitria Kurniawati, Marsudi
Jurusan Matematika, F.MIPA, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia
Email: anisafitria30@ymail.com
Abstrak. Pengendalian persediaan merupakan suatu kebijakan untuk menunjang kelancaran dalam sistem produksi atau
kegiatan bisnis yang dilakukan perusahaan. Permasalahan dalam pengendalian persediaan adalah bagaimana menentukan
kuantitas dan waktu produksi yang optimal dengan total biaya produksi yang minimal. Dalam penelitian ini membahas model
EPQ dengan penundaan waktu pembayaran. Model ini mengasumsikan harga pembelian dan harga penjualan yang berbeda
selain itu model ini dibuat untuk mengetahui proses produksi disamping adanya penundaan pembayaran yang dilakukan oleh
konsumen. Fungsi biaya pada model ini terbukti cekung ke atas dan didapatkan solusi optimal. Untuk menginterpretasikan
solusi dari model ini, diberikan perhitungan dari data perusahaan CV. Berkah Bumi Mandiri. Hasil perhitungan didapatkan
waktu produksi tercepat adalah 0,091 bulan atau 2.818 hari. Kuantitas produksi terendah sebesar 10.222 kg dengan total
biaya produksi tertinggi yaitu Rp 60.727.358,79 pada bulan Maret. Waktu produksi terlama adalah 0,146 bulan atau 4.247
hari. Kuantitas produksi tertinggi sebesar 15.310 kg dengan total biaya produksi terendah yaitu Rp 36.057.840,17 pada bulan
Februari. Dari hasil perhitungan dapat dikatakan, jika semakin lama waktu produksi maka semakin kecil total biaya
produksinya dan dapat menghasilkan kuantitas produksi yang tinggi. Sebaliknya jika semakin cepat waktu produksi maka
semakin besar total biaya produksinya dan hanya dapat menghasilkan kuantitas produksi yang rendah.
Kata Kunci: EPQ, penundaan pembayaran, total biaya produksi.

1. PENDAHULUAN
Model Economic Production Quantity yang selanjutnya disebut dengan EPQ adalah model yang
mengasumsikan penambahan persediaan secara bertahap di dalam waktu produksi. Untuk melakukan
pengisian kembali ke konsumen harus disertai pembayaran. Dalam hal ini pemasok menawarkan
penundaan pembayaran untuk menarik banyak konsumen. Pada masalah persediaan, kebijakan dari
pemasok ini mendapat perhatian yang lebih dari banyak peneliti. Diantaranya, Chung dan Huang
(2003) membentuk model persediaan single-item dengan memperbolehkan penundaan waktu
pembayaran. Waktu untuk melakukan pembayaran tunai sangatlah penting, hal ini disebabkan jika
semakin cepat tersedianya uang maka lebih cepat pula uang tersebut dapat digunakan untuk keperluan
berharga lainnya.
Dalam penelitian ini membahas model matematika EPQ untuk penundaan waktu pembayaran
dengan mengasumsikan harga jual dan harga pembelian yang tidak sama, model ini dikemukakan oleh
Lai, dkk (2007) yang akan dijadikan rujukan utama dalam penelitian ini. Sementara itu, penundaan
waktu pembayaran pada model Chung dan Huang (2003) mengasumsikan harga jual dan harga
pembeliannya yang sama. Tujuan dari pembentukan model pada penelitian ini yaitu mengetahui model
matematika EPQ dengan penundaan waktu pembayaran dan penerapannya pada CV. Berkah Bumi
Mandiri. CV. Berkah Bumi Mandiri ini merupakan sebuah industri yang bergerak pada pengolahan
ketela pohon yang diolah menjadi berbagai jenis tepung. Pada sistem penjualan diberikan sejumlah
kebijakan dalam pembayaran salah satunya penundaan pembayaran.
2. METODOLOGI
Untuk memperoleh model matematika EPQ dengan penundaan waktu pembayaran langkah
( ) terhadap agar diperoleh waktu produksi ( ) yang
pertama yaitu menurunkan fungsi
( )) dan kuantitas produksi( )
optimal. Selanjutnya menentukan total biaya produksi (
yang optimal. Setelah itu menghitung contoh numerik dan interpretasi model matematika EPQ
dengan penundaan waktu pembayaran di CV. Berkah Bumi Mandiri. Sebagai alat bantu untuk
perhitungan akan digunakan sofware Microsoft Office Excel 2007.

3. ASUMSI DAN NOTASI


Batasan-batasan masalah yang menjadi asumsi dasar dalam artikel ini yaitu sebagai berikut.
1. Jumlah permintaan per satuan waktu ( ) dan jumlah produksi tiap satuan waktu ( ) diketahui dan
konstan dimana
.
2. Selama tanggungan tidak diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan, maka hasil pendapatan
dari penjualan akan disimpan dalam bunga yang ditanggung.
3. Satuan waktu yang digunakan adalah per bulan.
4. Data yang digunakan hanya data penjualan tepung tapioka.
5. Tidak ada kerusakan barang dan tidak terjadi Shortages.
Notasi-notasi yang digunakan pada penelitian ini antara lain:
=
=
=
=
=
=

biaya produksi
biaya simpan/unit/satuan waktu
waktu penambahan atau produksi
biaya pesan tiap hasil produksi
harga pembelian barang per satuan berat
lama waktu penundaan pembayaran

=
=
=
=
=

bunga yang diterima


bunga yang ditanggung
harga penjualan barang per satuan berat
permintaan pada satu waktu perencanaan
tingkat pertambahan persediaan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada model Economic Order Quantity (EOQ) tradisional yang dikemukakan oleh Goyal (1985)
mengasumsikan konsumen harus membayar sejumlah barang yang telah dipesan sesegera mungkin
setelah barang diterima, namun pada kenyataannya pemasok menawarkan kepada konsumen
penundaan waktu pembayaran. Biasanya pemasok menetapkan batas waktu penundaan pembayaran
untuk melunasi semua tanggungan konsumen, diluar waktu yang telah ditetapkan dikenakan sejumlah
bunga. Model Goyal (1985) ini menjadi acuan dari pembentukan model penundaan waktu pembayaran
yang efisien dalam sistem produksi. Asumsi-asumsi yang telah ditetapkan pada pembentukan model
ini yaitu harga penjualan ( ) lebih dari harga pembelian ( ), bunga yang dikenakan ( ) lebih dari
sama dengan bunga yang diterima ( ), jika pembayaran dilakukan setelah waktu yang telah
ditentukan maka konsumen harus melunasi tanggungan beserta bunganya. Tetapi jika pembayaran
dilakukan sebelum waktu yang telah ditentukan maka konsumen hanya melunasi tanggungannya tanpa
harus membayar bunga yang ditanggungkan.
4.1 Model Matematika EPQ dengan Penundaan Waktu Pembayaran
Model EPQ dengan penundaan waktu pembayaran dapat dibentuk dengan mengikuti asumsiasumsi yang telah ditetapkan. Total biaya produksi persatuan waktu adalah jumlah dari biaya
pemesanan dan biaya penyimpanan dikurangi bunga yang ditanggung dan bunga yang diterima.
Secara matematis dapat ditulis:
( )
( )

( )

(1)

( )

dimana,
(

( )
(

( )

( )

)
)

(
(

)
))

Untuk mendapatkan nilai yang optimal dari persamaan (1), maka harus menurunkan persamaan
tersebut terhadap , sehingga didapatkan hasil sebagai berikut.
( )

(2)

205

( )

( )

(3)
(4)

Solusi optimal didapatkan ketika turunan pertama dari persamaan (2), (3), dan (4) bernilai nol.
Oleh karena itu, didapatkan waktu produksi optimal sebagai berikut.
(

)
)

(
(

)
)

( )

Pada teorema kecekungan, jika


maka bersifat cekung ke atas. Oleh karena itu
( ) bernilai minimal.
persamaan (1) harus diturunkan sampai orde kedua untuk membuktikan
( )

( )

( )

(
Untuk mendapatkan total biaya produksi (
teorema berikut.
Teorema 1. Jika
, maka
dan
( )
Teorema 2. Jika
a.
, maka
b.
, maka

dan
dan
dan

,
(
(

)
)

(
(

)) yang optimal harus mengikuti teorema(

)
)

Teorema 3. Jika
,
a.
dan
, maka
dan
( )
( )
b.
dan
, maka
dan
( )
( )
c.
dan
, maka
dan
( )
( )
Setelah mendapatkan satu waktu produksi yang optimal, maka kuantitas produksi
optimalnya ( ) diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

4.2 Studi Kasus


Dalam penerapan pada penelitian ini ditetapkan asumsi bahwa bunga yang dikenakan ( )
merupakan bunga yang muncul akibat penimbunan barang digudang dan bunga yang diterima ( )
merupakan bunga yang muncul akibat penundaan waktu pembayaran sehingga harga pembelian
barang berubah-ubah. Selain itu bunga yang dikenakan ( ) dan bunga yang diterima ( ) tidak
ditetapkan secara langsung.
Untuk mendapatkan gambaran dari solusi model EPQ dengan penundaan waktu pembayaran
maka model tersebut diinterpretasi secara numerik dengan studi kasus pada CV. Berkah Bumi
Mandiri. Dalam interpretasi numerik ini, satuan waktu yang digunakan adalah tiap bulan, sedangkan
jumlah unit hasil produksi adalah tiap kg. Untuk perhitungannya digunakan bantuan software
Microsoft Office Excel 2007 .
Penerapan dari model EPQ dengan penundaan waktu pembayaran pada CV. Berkah Bumi
Mandiri ini ternyata didapatkan hasil yaitu konsumen membayar sebelum batas waktu penundaan
pembayaran sehingga model yang digunakan pada penerapannya hanya model ketiga yaitu
( )

))

206

Tabel 1. Data Produksi


Bulan

A
(Rp)

D
(Kg)

P
(Kg)

c
(Rp)

s
(Rp)

h
(Rp)

M
(bulan)

Ik
(%)

Ie
(%)

Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember

3000000
3000000
3000000
3000000
3000000
3000000
3000000
3000000
3000000
3000000
3000000
3000000

119005
104546
112464
114804
113410
117450
114309
119934
115122
114992
116735
117350

127893
110239
128866
128761
127351
129874
128396
129850
129998
129863
129230
129432

4200
4200
4200
4200
4200
4200
4200
4200
4200
4200
4200
4200

4700
4700
4700
4700
4700
4700
4700
4700
4700
4700
4700
4700

50000
50000
50000
50000
50000
50000
50000
50000
50000
50000
50000
50000

0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5

0,03
0,03
0,03
0,03
0,03
0,03
0,03
0,03
0,03
0,03
0,03
0,03

0,02
0,02
0,02
0,02
0,02
0,02
0,02
0,02
0,02
0,02
0,02
0,02

Tabel 2. Waktu, Total Biaya, dan Kuantitas Produksi Optimal


Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember

T*
(bulan)
0,119
0,146
0,091
0,097
0,098
0,102
0,097
0,113
0,095
0,095
0,102
0,104

T*
(hari)
3,685
4,247
2,818
2,921
3,022
3,070
3,007
3,506
2,840
2,935
3,064
3,212

TVC(T*)
(Rp)
44886620,07
36057840,17
60727358,79
56232049,31
56219958,28
53104849,64
56489441,35
47422239,43
57969383,66
57961602,81
53266355,26
52384829,39

Q*
(Kg)
14.145
15.310
10.222
11.177
11.055
12.021
11.087
13.562
10.898
10.888
11.921
12.161

Dapat dilihat pada Tabel 2. waktu produksi tercepat dalam kasus di CV. Berkah Bumi Mandiri
ini adalah 0,091 bulan atau 2,818 hari. Kuantitas produksi terendah sebesar 10.222 kg dengan total
biaya produksi tertinggi yaitu Rp 60.727.358,79 pada bulan Maret. Waktu produksi terlama adalah
0,146 bulan atau 4,247 hari. Kuantitas produksi tertinggi sebesar 15.310 kg dengan total biaya
produksi terendah yaitu Rp 36.057.840,17 pada bulan Februari.
5. KESIMPULAN
Model EPQ dengan penundaan waktu pembayaran ini dibentuk untuk menyelesaikan masalah
produksi dengan adanya penundaan pembayaran yang dilakukan oleh konsumen sehingga perusahaan
tidak mengalami kerugian. Berdasarkan ilustrasi pada CV. Berkah Bumi Mandiri dari model ini dapat
disimpulkan bahwa semakin lama waktu atau waktu produksi maka semakin kecil total biaya
produksinya selain itu dapat menghasilkan kuantitas atau jumlah produksi yang tinggi, sebaliknya
semakin cepat waktu atau waktu produksi maka semakin besar total biaya produksinya selain itu
hanya dapat menghasilkan kuantitas atau jumlah produksi yang rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Chung, K.J. and Huang, Y.F, (2003), The Optimal Cycle Time For EPQ Inventory Model Under
Permissible Delay In Payments, International Journal Production Economic, 84, hal. 307-318.
Goyal, S.K, (1985), Economic Order Quantity Under Conditions of Permissible Delay in Payment, J.
Opl Res. Soc,36(4), hal. 335-338.
Lai, C.S., Huang, Y.F. and Huang, H.F, (2007), Extended The EPQ Inventory Model Under
Permissible Delay In Payments, Journal of Engineering and Applied Sciences, 2 (1), hal. 149156.

207

Anda mungkin juga menyukai