1; Dalam pasal 33 tercantum dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua,
untuk semua di bawah pimpinan atau penilikan anggauta-anggauta masyarakat.
Kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan bukan kemakmuran orang-seorang.
Sebab itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan. Bangun perusahaan yang sesuai dengan itu ialah koperasi.
2; Perekonomian berdasar atas demokrasi ekonomi, kemakmuran bagi segala orang.
Sebab itu cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai
hidup orang banyak harus dikuasai Negara. Kalau tidak, tampuk produksi jatuh ke
tangan orang seorang yang berkuasa dan rakyat yang banyak ditindasnya. Hanya
perusahaan yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak boleh di tangan orang
seorang.
3; Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung dalam bumi adalah pokok-pokok
kemakmuran rakyat. Sebab itu harus dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Gagasan demokrasi ekonomi di Indonesia dipelopori oleh tokoh-tokoh pergerakan nasional,
bermula dari kritik terhadap gagasan demokrasi yang diterapkan negara-negara barat.
1; Sukarno: sosio-demokrasi sebagai demokrasi masyarakat, yakni demokrasi sejati yang
tidak hanya mencari keberesan politik tapi juga keberesan ekonomi. Sosio-demokrasi
dengan kata lain adalah demokrasi politik dan demokrasi ekonomi. Demokrasi tanpa
kedaulatan rakyat di bidang ekonomi sama saja dengan kedaulatan individu
(individualisme).
2; Hatta: di samping demokrasi politik harus pula berlaku demokrasi ekonomi. Kalau
tidak, manusia belum merdeka dan persamaan serta persaudaraan belum ada.
Demokrasi kita adalah demokrasi sosial.
Gagasan demokrasi mengalami perkembangan di dalam penerapannya.
1; TAP MPRS Nomor II Tahun 1960 tentang Garis-garis Besar Pola Pembangunan
Nasional Semesta Berencana Tahapan Pertama: gagasan demokrasi mengemuka
dalam kebijakan ekonomi terpimpin.
2; TAP MPRS Nomor XXIII Tahun 1966 tentang Pembaharuan Landasan Kebijaksanaan
Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan: Ekonomi terpimpin dianggap menganut
etatisme dan demokrasi ekonomi bukan lah etatisme. Swasta lebih diberi peran.
3; TAP MPR Nomor II Tahun 1993 tentang GBHN Tahun 1993: Berbeda dengan TAP
MPRS Nomor XXIII Tahun 1996, TAP MPR ini menghilangkan ketentuan terkait hak
atas jaminan sosial bagi fakir miskin dan anak-anak terlantar, sekaligus
mencantumkan poin penguasaan negara atas bumi, air dan kekayaan alam.
4; TAP MPR Nomor XVI Tahun 1998 tentang Politik Ekonomi Dalam Rangka
Demokrasi Ekonomi: demokrasi ekonomi dilekatkan dengan perekonomian berbasis
eisiensi nasional.
5; Pasal 33 ayat (4) UUD Negara RI Tahun 1945: Perekonomian nasional
diselenggarakan berdasar atas asas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,
1; Bagaimana penerapan gagasan demokrasi ekonomi dalam peraturan perundangundangan pada masa sebelum dan setelah perubahan UUD 1945?
2; Perubahan apakah yang terjadi pada gagasan demokrasi ekonomi dalam UUD 1945
setelah perubahan?
Tujuan Penelitian
Keaslian Penelitian
Nasional
FUNGSI KONSTITUSI
Fungsi pembatasan kekuasaan menjadi fungsi pokok dari konstitusi.
Selanjutnya terdapat pula fungsi-fungsi sebagai berikut:
1;
2;
3;
4;
5;
6;
7;
8;