(PARAGRAF)
Dosen:
MUTIARA, SIKOM
Kelompok:
Siti Hardeayani
Febrian Putra Pratama
Faiz Wicaksono
Eka Windi
Merlin
(16815608)
(12815590)
(12815416)
(12815146)
(14815142)
C. FUNGSI PARAGRAF
Paragraph memiliki memiliki fungsinya yaitu
Memfokuskan pikiran utama dalam satu-kesatuan
Menghubungkan satu pikiran dengan pikiran yang lain secara koheren
Memudahkan pengertian setiap ide
Mengarahkan pembaca untuk memahami karya tulis secara totalitas
D. STRUKTUR PARAGRAF
Paragraf terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau
kalimat pendukung. Kalimat topik merupakan kalimat terpenting yang berisi ide
pokok alinea. Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung berfungsi untuk
menjelaskan atau mendukung ide utama.
1. Ciri kalimat topik :
Mengandung permasalahan yang potensial untuk diuraikan lebih lanjut
Mengandung kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri
Mempunyai arti yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain
Dapat dibentuk tanpa kata sambung atau transisi
2. Ciri kalimat pendukung :
Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri
Arti kalimatnya baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu
alinea
Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa
E. SYARAT-SYARAT PARAGRAF
a. Kesatuan
Tiap alenia hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi
alenia adalah mengembangkan gagasan pokok atau topik tersebut. Oleh karena itu,
dalam pengembangannya tidak boleh ada unsur-unsur yang sama sekali tidak
berhubungan dengan topik atau gagasan tersebut. Alenia dianggap mempunyai
kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam alenia itu tidak telepas dari topiknya atau
selalu relevan dengan topik.
b. Koherensi
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah alenia ialah koherensi atau
kepaduan, yakni adanya hubungan yang harmonis, yang memperlihatkan kesatuan
kebersamaan antara satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam sebuah
alenia. Alenia yang memiliki koherensi akan sangat memudahkan pembaca
mengikuti alur pembahasan yang disuguhkan.
F. MACAM-MACAM PARAGRAF BERDASARKAN ISINYA
Eksposisi
Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi
informasi.
Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak
pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir
mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap
daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
Argumentasi
Bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta
konsep sebagai alasan/ bukti.
Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya.
Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi
pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun
sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini
dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di
perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya
diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebihlebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua
mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di
mana-mana.
Deskripsi
Berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah
melihat, merasa atau mendengar hal tersebut.
Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji
gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu
sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya
bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang
misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir
berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat sesuatu.
Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama
manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di
antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat
dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai
kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan
sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan
bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
Narasi
Karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga
membentuk alur cerita. Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.
Contoh:
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati
bekal
dari
rumah.
Sesekali
kepalanya
menengadah
ke
langit-langit
Contoh :
Jacques Cousteau lahir pada tanggal 11 Juni 1910 di St. Andre de Cubzac,
Prancis. Sejak usia 4-5 tahun, ia sudah jatuh cinta pada air. Cousteau pandai
berenang dan menyelam gara-gar waktu berusia 10 tahun dikirim kesekolah
musim panas di Danau harvey, AS. Oarng tuanya ketika itu tinggal di sana.
Seorang gurunya agak sentimaen kepadanya. Boetz sering menghukumnya
membersihkan dasar danau yang penuh ranting dan pohon kering. Kalau tidak
dibersihkan, anak-anak yang terjun bisa celaka. Inilah asal mulanya ia semakain
pandai berenang dan menyelam.
2. Paragraf penghubung
Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada
pembaca. Secara fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada paragraf pembuka.
Ada beberapa pola penyusunan kalimat-kalimat yang menjadi sebuah paragraf isi
yang dapat dijadikan pedoman, yaitu :
a. Pola Urutan Waktu
Dalam pola urutan waktu, penulis mengungkapkan gagasan-gagasannya secara
kronologis.
Contoh :
Secara Eksplisit
Maharani Puspita Sari tidak hnaya berfikir. Ia lantas mendiskusikan
dengan guru atau teman-temannya. Selanjutnya, ia pun mengadakan
penelitian masalah kondisi tanah di sekitar jalan tol. Akhirnya, remaja
putri itu tercatat sebagai peseta lomba Karya Ilmu Pengetahuan Remaja
1982. dan siswa kelas II IPA SMA Regina Pacis (Bogor) itu tercatat
sebagai pemanang harapan.
Secara Implisit
Ketukan tangan kecil di daun pintu sebuah rumah di pulau Mandangin, di
malam
buta
pertengahan
Februari
yang
lalu
membangunkan
beli. Menjual hasilnya yang berlebihan dan membeli alat-alat, serta bahanbahan yang diperlukan untuk produksi. Bahkan dalam keadaan subsistence,
petani yang maju tadi berpikir seperti pengusaha, sebagai businessmen,
danselalu bertindak secara itu.
d. Pola Urutan Tempat
Dalam pola urutan tempat, penulis mengungkapkan gagasannya mulai
dari suatu tempat ketempat lainnya, misalnya dari atas ke bawah, dari dalam
ke luar, dari kiri ke kanan, dan sebagainya. Urutan demikian dapat
dikombinasikan dengan urutan berdasarkan tingkat pentingnya suatu tempat,
dari tempat yang terpenting ke tempat yang penting sampai tempat yang
kurang penting.
Contoh :
Sebelum perahu bertolak ketengah laut, Suhardi disibukkan oleh tugas
membenahi semua perlengkapan. Kalau tempat yang dituju sudah dicapai,
dan jaring telah ditebarkan, anak laki-laki sembilan tahun ini meloncat ke air
bersama sepotong bambu sepanjang tiga meter sebagai pelampung. Dia
harus mencebur ke air waktu malam hari sekali pun. Tugasnya saat ini adalah
membetulkan payang (jaring), atau menjaganya jangan tersangkut didalam
air. Untuk itu, dia mengapung di laut selama satu setengah atau dua jam. Dan
kembali ke perahu berbarengan dengan naiknya jaring.
e. Pola Urutan Klimaks
Pola urutan klimaks ini hampir sama dengan pola urutan tingkat.
Hanya saja, dalam pola urutan klimaks ini terkandung adanya intensitas yang
semakin menaik, sedangkan dalam pola urutan tingkat tidak begitu ditonjolkan
jadi, dalam pola urutan klimaks, penulis mengungkapkan gagasannya dengan
urutan yang setiap kali semakin meningkat intensitasnya, dan berakhir pada
gagasan yang paling intens.
Contoh :
Dalam film terlihat seekor kera yang semula lincah akhirnya lumpuh, dan
buta setelah dicekoki obat mencret Entro Vioform, 6 butir setiap hari selama 2
minggu. Hadirin menarik nafas. Tetapi suasana menekan perasaan justru
air yang asinnya persis seperti air laut. Air itu tak dapat diminum, ataupun
digunakan untuk menanak nasi.
i. Pola Urutan Tanya - Jawab
Dalam
pola
urutan
tanya-
jawab
ini,
penulis
mula-mula
penelitian bahasa, dan sastra. Dan untuk lebih dapat mewujudkan harapan ini,
segera kritik, dan saran para pemakai buku ini akan dimanfaatkan.
H. MACAM-MACAM
PARAGRAF
BERDASARKAN
LETAK
KALIMAT
UTAMA
1. Paragraf deduktif
Paragraf deduktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal paragraf
dan dimulai dengan pernyataan umum yang disusun dengan uraian atau penjelasan
khusus.
Contoh :
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya, sudah diputuskan
bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu.
Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya untuk membuka usaha baru.
2. Paragraf induktif
Paragraf induktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di akhir paragraf
dan diawali dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan
pernyataan umum.
Contoh :
Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan
budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak
lancer. Informasi tersendat-sendat. Memang bahasa merupakan alat komunikasi
yang penting, efektif dan efisien.
3. Paragraf campuran
Paragraf campuran ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal dan
akhir paragraph. Kalimat utama yang terletak diakhir merupakan kalimat yang
bersifat penegasan kembali.
Contoh :
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi.
Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana
komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern.
Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini
tanpa adanya sarana komunikasi.
I. DAFTAR PUSTAKA
1. Wahyu R.N, Tri. 2006. Bahasa Indonesia. Jakarta. Universitas Gunadarma
2. Rahardi, Kunjana. 2010. Teknik-teknik Pengembangan Paragraf Karya Tulis
Ilmiah. Graha Media.
3. Wiyanto, Asul. 2006. Terampil Menulis Paragraf. Grasindo.
4. Budiharso, Teguh. 2009. Panduan Lengkap Penulisan Karya Ilmiah. Angkasa.