Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Definisi Homeostasis sendiri adalah Kemampuan untuk beradaptasi

dengan atau terhadap lingkungan internal atau eksternal yang senantiasa


berubah sebagai suatu kunci keberhasilan, bertahan dan tetap hidup, atau suatu
keadaan seimbang yang sifatnya dinamis. (Dubois, 1965). atau Sebagaimana
diketahui, jumlah cairan tubuh kita sekitar 70% dari berat badan. Kehilangan
cairan yang cukup banyak, dalam waktu singkat dapat menganggu homeostasis
yang selanjutnya akan mengganggu proses olah daya (Metabolisme) dengan
akibat terganggunya penampilan fisik/prestasi olahraganya. Untuk itu perlu
diketahui bagaimana kejadian serta bagaimana cara mengatasi bahaya kekurangan
garam dan cairan tersebut.(soemowerdojo, 2012:260)
Manusia dibangun oleh berjuta juta sel yang membentuk jaringan, organ,
dan sistem. Aktivitas semua bagian tubuh manusia dikoordinasikan oleh system
syaraf dan hormon. Jika manusia ingin memecahkan masalah makanan,
perlindungan, dan reproduksi, system saraf bertindak sebagai koordinasi.
Koordinasi system sayaraf berbeda dengan koordinasi hormon karena saraf lebih
cepat menanggapi perubahan perubahan diluar maupun dalam. Hal ini kebalikan
dengan system hormon, yang diketahui hanya berhubungan dengan perubahan
dalam tubuh.

1.2

Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.

Apakah yang dimaksud dengan Sistem saraf.


Struktur Saraf.
Sel-sel pada sistem saraf
Contoh macam Homeostasis saraf

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi Sistem saraf
Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan
bersambungan serta terdiri terutama dari jaringan saraf. Dalam mekanisme system
saraf, lingkungan internal dan stimulus eksternal dipantau dan diatur. Kemampuan
khusus seperti iritabilitas, atau sensitivitas terhadap stimulus, dan konduktivitas,
atau kemampuan untuk mentransmisisuatu respons terhadap stimulasi, diatur oleh
sistem saraf dalam tiga cara utama : Input sensorik. Sistem saraf menerima sensasi
atau stimulus melalui reseptor, yang terletak di tubuh baik eksternal (reseptor
somatic) maupun internal (reseptor viseral). Antivitasintegratif. Reseptor
mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang menjalar disepanjang saraf
sampai ke otak dan medulla spinalis, yang kemudian akan menginterpretasi dan
mengintegrasi stimulus, sehingga respon terhadap informasi bisa terjadi.Output
motorik. Input dari otak dan medulla spinalis memperoleh respon yang sesuai dari
otot dan kelenjar tubuh , yang disebut sebagai efektor.
2.2 Struktur Saraf Pusat dan saraf tepi.

Organisasi Struktural Sistem Saraf

a. Sistem saraf pusat (SSP). Terdiri dari otak dan medulla spinalis yang dilindungi
tulang kranium dan kanal vertebral.
b. Sistem saraf perifer meliputi seluruh jaringan saraf lain dalam tubuh. Sistem ini
terdiri dari saraf cranial dan saraf spinal yang menghubungkan otak dan medulla
spinalis dengan reseptor dan efektor. Secara fungsional sistem saraf perifer terbagi
menjadi sistem aferen dan sistem eferen.
1. Saraf aferen (sensorik) mentransmisi informasi dari reseptor sensorik ke SSP
2. Saraf eferen (motorik) mentransmisi informasi dari SSP ke otot dan kelenjar.
Sistem eferen dari sistem saraf perifer memiliki dua sub divisi :
Divisi somatic (volunter) berkaitan dengan perubahan_ lingkungan eksternal dan
pembentukan respons motorik volunteer pada otot rangka.
Divisi otonom (involunter) mengendalikan seluruh respon involunter pada otot
polos, Otot jantung dan kelenjar dengan cara mentransmisi impuls saraf melalui
dua jalur
o Saraf simpatis berasal dari area toraks dan lumbal pada medulla spinalis
o Saraf parasimpatis berasal dari area otak dan sacral pada medulla spinalis.
o Sebagian besar organ internal di bawah kendali otonom memiliki inervasi
simpatis dan parasimpatis.

2.3 Sel sel pada sistem saraf

A. Pengertian Neuron
adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri dari badan sel dan perpanjangan
sitoplasma.
a) Badan sel atau perikarion, suatu neuron mengendalikan metabolisme
keseluruhan neuron. Bagian ini tersusun dari komponen berikut : Satu nucleus
tunggal, nucleolus yang menanjol dan organel lain seperti konpleks golgi dan
mitochondria, tetapi nucleus ini tidak memiliki sentriol dan tidak dapat
bereplikasi. Badan nissi, terdiri dari reticulum endoplasma kasar dan ribosomribosom bebas serta berperan dalam sintesis protein. Neurofibril yaitu
neurofilamen dan neurotubulus yang dapat dilihat melalui mikroskop cahaya jika
diberi pewarnaan dengan perak.
b) Dendrit adalah perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek
serta berfungsi untuk menghantar impuls ke sel tubuh.
c) Akson adalah suatu prosesus tunggal, yang lebih tipis dan lebih panjang dari
dendrite. Bagian ini menghantar impuls menjauhi badan sel ke neuron lain, ke sel
lain (sel otot atau kelenjar) atau ke badan sel neuron yang menjadi asal akson.
B. Klasifikasi Neuron
a) Fungsi.
Neuron diklasifikasi secara fungsional berdasarkan arah transmisi impulsnya.
Neuron sensorik (aferen) menghantarkan impuls listrik dari reseptor pada kulit,
organ indera atau suatu organ internal ke SSP. Neuron motorik menyampaikan
impuls dari SSP ke efektor. Interneuron (neuron yang berhubungan) ditemukan
seluruhnya dalam SSP. Neuron ini menghubungkan neuron sensorik dan motoric
atau menyampaikan informasi ke interneuron lain.
b) Struktur.
Neuron diklasifikasi secara structural berdasarkan jumlah prosesusnya.3
Neuron unipolar memiliki satu akson dan dua denderit atau lebih. Sebagian besar
neuron motorik, yang ditemukan dalam otak dan medulla spinalis, masuk dlam
golongan ini. Neuron bipolar memiliki satu_ akson dan satu dendrite. Neuron ini
ditemukan pada organ indera, seperti amta, telinga dan hidung. Neuron unipolar

kelihatannya memiliki sebuah prosesus tunggal, tetapi neuron ini sebenarnya


bipolar.
C. Sel Neuroglia.
Biasanya disebut glia, sel neuroglial adalah sel penunjang tambahan pada SSP
yang berfungsi sebagai jaringan ikat.
a) Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah prosesus
panjang,sebagian besar melekat pada dinding kapilar darah melalui pedikel atau
kaki vascular.
b) Oligodendrosit menyerupai astrosit, tetapi badan selnya kecil dan
jumlahprosesusnya lebih sedikit dan lebih pendek.
c) Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah, dan dipercaya
memiliki peran fagositik.
d) Sel ependimal membentuk membran spitelial yang melapisi rongga serebral
dan ronggal medulla spinalis.
D. Kelompok Neuron
a) Nukleus adalah kumpulan badan sel neuron yang terletak di dalam SSP.
b) Ganglion adalah kumpulan badan sel neuron yang terletak di bagian luar SSP
dalam saraf perifer. c) Saraf adalah kumpulan

2.4 Contoh macam Homeostasis system saraf (GERAK REFLEKS)


Mungkin secara tidak sengaja Anda pernah menginjak suatu benda tajam.
Apa yang akan terjadi? Secara cepat, Anda akan menarik kaki anda ke atas. Proses
tersebut dinamakan gerak reflleks. Gerak refleks merupakan salah satu mekanisme
dalam system saraf.
Peristiwa ketika kaki anda menginjak benda tajam merupakan contoh
penyampaian informasi dari lingkungan menuju tubuh. Contoh lainnya adalah
ketika anda sedang berjalan, kemudian ada suara yang memanggil, Anda akan
menoleh dan mencari sumber datang nya suara. Informasi dari lingkungan,
misalnya suara, akan diterima oleh reseptor tubuh atau indra dan akan diolah
untuk menghasilkan suatu gerakan atau aktivitas. Hal itu merupakan gambaran
dari mekanisme kerja system saraf.
Sistem saraf memiliki tiga fungsi yang saling berhubungan, yaitu input
sensoris, integrasi, dan output motoris. Input sensoris merupakan penghantar
impuls atau sinyal dari reseptor, misalnya mata, Integrasi merupakan proses
pengolahan impuls atau sinyal untuk menghasilkan respons. Adapun Output
motoris adalah penghantar impuls dari pusat pengolahan (otak) ke sel sel efektor,
missal sel sel otot yang akan menghasilkan respons tubuh.

Gerak Refleks
Gerak refleks adalah gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang
paling sederhana. Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen neuron sensor,

interneuron, dan neuron motor,yang mngalirkan impuls saraf untuk tipe


reflek tertentu.Gerak refleks yang paling sederhana hanya memerlukan dua
tipe sel saraf yaitu neuron sensor dan neuron motor.
Gerak refleks disebabkan oleh rangsangan tertentu yang biasanya
mengejutkan dan menyakitkan. Misalnya bila kaki menginjak paku,secara
otomatis kita akan menarik kaki dan akan berteriak. Refleks juga terjadi
ketika kita membaui makanan enak , dengan keluarnya air liur tanpa disadari.
Berikut skema gerak refleks:
Gerak refleks terjadi apabila rangsangan yang diterima oleh saraf
sensori

langsung

disampaikan

oleh

neuron

perantara

(neuron

penghubung).Hal ini berbeda sekali dengan mekanisme gerak biasa.


Gerak biasa rangsangan akan diterima oleh saraf sensorik dan
kemudian disampaikan langsung ke otak. Dari otak kemudian dikeluarkan
perintah ke saraf motori sehingga terjadilah gerakan. Artinya pada gerak
biasa gerakan itu diketahui atu dikontrol oleh otak. Sehingga oleh sebab itu
gerak biasa adalah gerak yang didasari.
Baik disadari maupun tidak,tubuh kita selalu melakukan gerak.
Bahkan seseorang yang tidak memiliki kesempurnaan pun akan tetap
melakukan gerak. Saat kita tersenyum,mengedipkan mata atau bernapas
sesungguhnya telah terjadi gerak yang disebabkanoleh kontrasi otot.
Gerak terjadi begitu saja. Gerak terjadi melalui mekanisme rumit
dan melibatkan banyak bagian tubuh.Terdapat banyak komponen
komponen tubuh yang terlibat dalam grak iniBaik itu disadari maupun tidak
disadari.
Gerak adalah suatu tanggapan tehadap rangsangan baik itu dari
dalam tubuh maupun dari luar tubuh. Gerak merupakan pola koordinasi
yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf.
Dan dalam melakukan gerak tubuh kita melakukan banyak
koordinasi dengan perangkat tubuh yang lain. Hal ini menunjukkan suatu
kerja sama yang siergis.
Kita dapat bayangkan diri kita berada dalam sebuah lorong yang
gelap Semua indera kita pun akan siap siaga.Telinga pasti akan mendengar
segala sesuatu sehalus apa pun. Kemudian kita menabrak sesuatu, dalam

keadaan seperti itu diri kita pasti refleks melompat bahkan akan
menjerit.Denyut jantung akan cepat dan secara refeks kita pun berlari.
Begitulah salah satu contoh gerak refleks yang terjadi pada diri kita.
Seluruh mekanisme gerak yang terjadi di tubuh kita tak lepas dari
peranan system saraf. Sistem saraf ini tersusun atas jaringan saraf yang di
dalamnya terdapat sel-sel saraf atau neuron. Meskipun system saraf tersusun
dengan sangat kompleks,tetapi sebenarnya hanya tersusun atas 2 jenis
sel,yaitu sel saraf dan sel neuroglia.
Adapun berdasarkan fungsinya system saraf itu sendiri dapat
dibedakan atas tiga jenis :
a. Sel saraf sensorik
Sel saraf sensorik adalah sel yang membawa impuls berupa
rangsangan dari reseptor (penerima rangsangan), ke system saraf pusat
(otak dan sumsum tulang belakang).SEl saraf sensorik disebut juga
dengan sel saraf indera,karena berhubungan dengan alat indra.
b. Sel saraf Motorik
Sel saraf motorik berfungsi membawa impuls berupa tanggapan dari
susunan saraf pusat (otak atau sumsum tulang belakang) menuju kelenjar
tubuh. Sel saraf motorik disebut juga dengan sel saraf penggerak,karena
berhubungan erat dengan otot sebagai alat gerak.
c.

Sel saraf penguhubung


Sel saraf penguhubung disebut juga dengan sel saraf konektor,hal ini
disebabkan karena fungsinya meneruskan rangsangan dari sel saraf
sensorik ke sel saraf motorik.

Namun pada hakikatnya sebenarnya system saraf

terbagi menjadi dua

kelompok besar :
1. Sistem saraf sadar
Adalah system saraf yang mengatu tau mengkoordinasikan semua
kegiatan yang dapat diatur menurut kemauan kita. Contohnya :
melempar bola,berjalan,berfikir,menulis,berbicara dan lain-lain.
Saraf sadar pun terbagi menjadi dua :
a.Saraf pusat terdiri dari :

- Otak
Merupakan pusat kesadaran,yang letaknya di rongga tengkorak.
- Sumsum tulang belakang
Sumsum

tulang

belakang

berfungsi

menghantarkan

impuls

(rangsangan) dari dan ke otak,serta mengkoordinasikan gerak


refleks. Letaknya pada ruas-ruas tulang belakang,yakni dari ruas
ruas tulag leher hingga ke ruas-ruas tulang pinggang yang kedua.
Dan dalam sumsum ini terdapat simpul simpul gerak refleks.
b. Saraf Tepi
Sistem saraf tepi terdiri dari sarfa-saraf yang berada di luar
system saraf pusat (otak dan sumsum ulang belakang). Artinya system
saraf tepi merupakan saraf yang menyebar pada seluruh bagian tubuh
yang melayani organ-organ tubh tertentu,sepeti kulit, persendian, otot,
kelenjar ,saluran darah dan lain-lain.
2. Susunan saraf tak sadar.
- Susunan saraf simpatis
- Susunan saraf parasimpatis
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak
yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar
melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak
untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa
tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus
dilaksanakan oleh efektor.
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara
otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi
dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa
disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin,
atau batuk. Dimana gerak refleks ini merupakan gerak yang dihasilkan oleh
jalur saraf yang paling sederhana. Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen dari
neuron sensorik ,interneuron, dan neuron motorik, yang mengalirkan impuls
saraf untuk tipe refleks tertentu. Gerak refleks yang paling sederhanahanya

memerlukandua tipe sel saraf, yaitu neuron sensorik dan neuron motorik.
Gerak refleks bekerja bukanlah dibawah kesadaran dan kemauan seseorang.
Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas,
yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh
saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi)
tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk
disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut
lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf
penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau
mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila
set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya
refleks pada lutut.
3. Mekanisme gerak refleks dalam tubuh
Mekanisme gerak refleks merupakan suatu gerakan yang terjadi
secara tiba-tiba diluar kesadaran kita. Refleks fleksor, penarikan kembali
tangan secara refleks dari rangsangan yang berbahaya, merupakan suatu
reaksi perlindungan. Refleks ekstersor (polisinaps), rangsangan dari
reseptor perifer yang mulai dari fleksi pada anggota badan dan juga
berkaitan dengan ekstensi anggota badan. Gerak refleks merupakan bagian
dari mekanisme pertahanan pada tubuh dan terjadi jauh lebih cepat dari
gerak sadar. Misalnya, menutup mata pada saat terkena debu.
Untuk terjadinya gerak refleks maka dibutuhkan struktur sebagai
berikut : organ sensorik yang menerima inspuls misalnya kulit. Serabut
saraf sensorik yang menghantarkan inpuls tersebut menuju sel-sel
ganglion radiks posterior dan selanjutnya serabut sel-sel akan meneruskan
impuls-impuls menuju subtansi pada kornu posterior medula spinalis.
Sumsum tulang belakang menghubungkan antara impuls menuju kornu
medula spinalis. Sel saraf motorik menerima impuls dan menghantar
impuls-impuls ini melalui serabut motorik. Organ motorik melaksanakan
gerakan karena dirangsang oleh impuls saraf motorik.
Kegiatan sistem saraf pusat ditampilkan dalam bentuk kegiatan
refleks. Dengan kegiatan refleks dimungkinkan terjadinya hubungan kerja

10

yang baik dan tepat antara berbagai organ yang terdapat dalam tubuh
manusia dan hubungan dengan keadaan sekelilingnya. Refleks adalah
respons yang tidak berubah terhadap perangsangan yang terjadi diluar
kehendak. Rangsangan ini merupakan reaksi organisme terhadap
perubahan lingkungan baik di dalam maupun di luar organisme yang
melibatkan sistem saraf pusat dalam memberikan jembatan (respons)
terhadap rangsangan. Refleks dapat berupa peningkatan maupun
penurunan kegiatan, misalnya kontraksi atau relaksasi otot, kontraksi atau
dilatasi pembuluh darah. Dengan adanya kegiatan refleks, tubuh mampu
mengadakan reaksi yang cepat terhadap berbagai perubahan diluar
maupun didalam tubuh disertai adaptasi terhadap perubahan tersebut.
Dengan demikian seberapa besar peran sistem saraf pusat dapat mengatur
kehidupan organisme.
4. Lengkung Refleks
Proses yang terjadi pada refleks melalui jalan tertentu di sebut
lengkung refleks. Komponen-komponen yang dilalui refleks :
a. Reseptor rangsangan sensoris yang peka terhadap suatu rangsangan
misalnya kulit
b. Neuron aferen (sensoris) yang dapat menghantarkan impuls menuju
kesusunan saraf (medula spinalis-batang otak)
c. Pusat saraf (pusat sinaps) tempat integrasi masukya sensoris dan
dianalisis kembali ke neuron aferen.
d. Neuron aferen (motorik) menghantarkan impuls ke perifer
e. Alat efektor merupakan tempat terjadinya reaksi yang diwakili oleh
suatu serat otot atau kelenjar.
Reseptor adalah suatu struktur khusus yang peka terhadap suatu
bentuk energi tertentu dan dapat mengubah bentuk energi menjadi aksiaksi potensial listrik atau impuls-impuls saraf. Efektor, pencabangan akhir
serat-serat eferon (motorik) di dalam otot serat lintang, otot polos, dan
kelenjar (alat efektor)
5. Waktu refleks
Penghantaran kegiatan sejak pemberian rangsangan pada reseptor
sampai timbul jawaban di efektor, atau masa pemberian rangsangan
hingga timbul jawaban. Waktu refleks ini ditentukan oleh perlambatan
pusat yang dialami terutama bila melalui sinaps, gangguan pada masing-

11

masing bagian lengkung refleks dapat mempengaruhi waktu refleks.


Sering terjadi refleks terus berlangsung meskipun rangsangan sudah
lama dihentikan. Hal ini di sebut lama refleks atau aksi ikutan refleks. Hal
ini terjadi karena adanya susunan hubungan neuron berupa rantai tertutup
atau rantai terbuka impuls yang berputar-putar antarneuron tersebut,
meskipun rangsangan sudah dihentikan serat aferen terus mendapat
rangsangan dari interneuron sehingga menyebabkan jawaban refleks akan
tetap terjadi.
.
Atau Contoh pada gambar dibawah berikut :

Gerak Refleks
Sebelumnya telah diterangkan bahwa apabila kaki Anda menginjak benda tajam,
maka Anda akan segera mengangkat kaki Anda. Peristiwa tersebut merupakan
gerak refleks. Bagaimanakah mekanisme gerak refleks? Gerak refleks merupakan
respons neuron motoris, neuron sensoris, neuron intermediet efektor, dan organorgan sensoris secara bersamaan.Respons tersebut berlangsung secara cepat.
Ketika lutut dipukul, reseptor akan mendeteksi adanya perubahan pada tendon.
Kemudian, neuron sensoris akan meneruskan informasi tersebut ke sistem saraf
pusat (sumsum tulang belakang) dan neuron intermediet (interneuron). Dari
sumsum tulang belakang, impuls akan diteruskan melalui neuron motoris ke
efektor berupa satu sel otot (quadriceps). Respons quadriceps akan membuat kaki
terangkat. Pada saat yang bersamaan, neuron motoris lainnya merespons impuls
dari interneuron. Akibatnya, otot paha bawah (otot fleksi) akan terhambat
sehingga relaksasi dan tidak menahan gerak dari otot paha atas (quadriceps).

12

BAB III
PENUTUP

13

3.1

Kesimpulan
1. Sistem saraf merupakan salah satu komponen penting dalam peran
Homeostasis. Bahwa gerak reflek disebabkan karena pengaruh ransangan
yang datang dari luar tubuh dimana jalannya tidak sampai ke otak.
2. Pada umunya gerak refleks berlangsung terhadap stimulus dari luar dan
berlangsung dengan cepat atau tiba-tiba. Gerakan terjadi juga diluar
kesadaran kita (tidak didasarkan kemauan).
3. Seperti yang telah dijelaskan pada bab teori diatas,jalan dari gerak reflek
ini adalah mulai dari stimulus diterima reseptor, kemudian impuls tersebut
dibawa oleh saraf sensorik menuju sum-sum tulang belakang, kemudian
impuls dilanjutkan oleh saraf motorik, kemudian diterima oleh efektor
maka terjadilah respon/tanggapan.
4. Reseptor sensoris digunakan untuk mengetahui keadaan tubuh dan
keadaan lingkungan, misalnya kulit memberitahu setiap benda tersentuh
kulit, mata memberikan gambaran visual tentang lingkungan.

14

DAFTAR RUJUKAN
Syaifuddin,AMK. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EC.
Sumber: Biology Concepts & Connections, 2006
Prof, H.Y.S Santosa Giriwijoyo & Sidik D.Z. 2012. Ilmu Faal Olahraga(fisiologi
olahraga). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sumber: Anatomi Fisiologi Sistem saraf Manusia.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai