PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Definisi Homeostasis sendiri adalah Kemampuan untuk beradaptasi
1.2
Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Sistem saraf
Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan
bersambungan serta terdiri terutama dari jaringan saraf. Dalam mekanisme system
saraf, lingkungan internal dan stimulus eksternal dipantau dan diatur. Kemampuan
khusus seperti iritabilitas, atau sensitivitas terhadap stimulus, dan konduktivitas,
atau kemampuan untuk mentransmisisuatu respons terhadap stimulasi, diatur oleh
sistem saraf dalam tiga cara utama : Input sensorik. Sistem saraf menerima sensasi
atau stimulus melalui reseptor, yang terletak di tubuh baik eksternal (reseptor
somatic) maupun internal (reseptor viseral). Antivitasintegratif. Reseptor
mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang menjalar disepanjang saraf
sampai ke otak dan medulla spinalis, yang kemudian akan menginterpretasi dan
mengintegrasi stimulus, sehingga respon terhadap informasi bisa terjadi.Output
motorik. Input dari otak dan medulla spinalis memperoleh respon yang sesuai dari
otot dan kelenjar tubuh , yang disebut sebagai efektor.
2.2 Struktur Saraf Pusat dan saraf tepi.
a. Sistem saraf pusat (SSP). Terdiri dari otak dan medulla spinalis yang dilindungi
tulang kranium dan kanal vertebral.
b. Sistem saraf perifer meliputi seluruh jaringan saraf lain dalam tubuh. Sistem ini
terdiri dari saraf cranial dan saraf spinal yang menghubungkan otak dan medulla
spinalis dengan reseptor dan efektor. Secara fungsional sistem saraf perifer terbagi
menjadi sistem aferen dan sistem eferen.
1. Saraf aferen (sensorik) mentransmisi informasi dari reseptor sensorik ke SSP
2. Saraf eferen (motorik) mentransmisi informasi dari SSP ke otot dan kelenjar.
Sistem eferen dari sistem saraf perifer memiliki dua sub divisi :
Divisi somatic (volunter) berkaitan dengan perubahan_ lingkungan eksternal dan
pembentukan respons motorik volunteer pada otot rangka.
Divisi otonom (involunter) mengendalikan seluruh respon involunter pada otot
polos, Otot jantung dan kelenjar dengan cara mentransmisi impuls saraf melalui
dua jalur
o Saraf simpatis berasal dari area toraks dan lumbal pada medulla spinalis
o Saraf parasimpatis berasal dari area otak dan sacral pada medulla spinalis.
o Sebagian besar organ internal di bawah kendali otonom memiliki inervasi
simpatis dan parasimpatis.
A. Pengertian Neuron
adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri dari badan sel dan perpanjangan
sitoplasma.
a) Badan sel atau perikarion, suatu neuron mengendalikan metabolisme
keseluruhan neuron. Bagian ini tersusun dari komponen berikut : Satu nucleus
tunggal, nucleolus yang menanjol dan organel lain seperti konpleks golgi dan
mitochondria, tetapi nucleus ini tidak memiliki sentriol dan tidak dapat
bereplikasi. Badan nissi, terdiri dari reticulum endoplasma kasar dan ribosomribosom bebas serta berperan dalam sintesis protein. Neurofibril yaitu
neurofilamen dan neurotubulus yang dapat dilihat melalui mikroskop cahaya jika
diberi pewarnaan dengan perak.
b) Dendrit adalah perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek
serta berfungsi untuk menghantar impuls ke sel tubuh.
c) Akson adalah suatu prosesus tunggal, yang lebih tipis dan lebih panjang dari
dendrite. Bagian ini menghantar impuls menjauhi badan sel ke neuron lain, ke sel
lain (sel otot atau kelenjar) atau ke badan sel neuron yang menjadi asal akson.
B. Klasifikasi Neuron
a) Fungsi.
Neuron diklasifikasi secara fungsional berdasarkan arah transmisi impulsnya.
Neuron sensorik (aferen) menghantarkan impuls listrik dari reseptor pada kulit,
organ indera atau suatu organ internal ke SSP. Neuron motorik menyampaikan
impuls dari SSP ke efektor. Interneuron (neuron yang berhubungan) ditemukan
seluruhnya dalam SSP. Neuron ini menghubungkan neuron sensorik dan motoric
atau menyampaikan informasi ke interneuron lain.
b) Struktur.
Neuron diklasifikasi secara structural berdasarkan jumlah prosesusnya.3
Neuron unipolar memiliki satu akson dan dua denderit atau lebih. Sebagian besar
neuron motorik, yang ditemukan dalam otak dan medulla spinalis, masuk dlam
golongan ini. Neuron bipolar memiliki satu_ akson dan satu dendrite. Neuron ini
ditemukan pada organ indera, seperti amta, telinga dan hidung. Neuron unipolar
Gerak Refleks
Gerak refleks adalah gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang
paling sederhana. Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen neuron sensor,
langsung
disampaikan
oleh
neuron
perantara
(neuron
keadaan seperti itu diri kita pasti refleks melompat bahkan akan
menjerit.Denyut jantung akan cepat dan secara refeks kita pun berlari.
Begitulah salah satu contoh gerak refleks yang terjadi pada diri kita.
Seluruh mekanisme gerak yang terjadi di tubuh kita tak lepas dari
peranan system saraf. Sistem saraf ini tersusun atas jaringan saraf yang di
dalamnya terdapat sel-sel saraf atau neuron. Meskipun system saraf tersusun
dengan sangat kompleks,tetapi sebenarnya hanya tersusun atas 2 jenis
sel,yaitu sel saraf dan sel neuroglia.
Adapun berdasarkan fungsinya system saraf itu sendiri dapat
dibedakan atas tiga jenis :
a. Sel saraf sensorik
Sel saraf sensorik adalah sel yang membawa impuls berupa
rangsangan dari reseptor (penerima rangsangan), ke system saraf pusat
(otak dan sumsum tulang belakang).SEl saraf sensorik disebut juga
dengan sel saraf indera,karena berhubungan dengan alat indra.
b. Sel saraf Motorik
Sel saraf motorik berfungsi membawa impuls berupa tanggapan dari
susunan saraf pusat (otak atau sumsum tulang belakang) menuju kelenjar
tubuh. Sel saraf motorik disebut juga dengan sel saraf penggerak,karena
berhubungan erat dengan otot sebagai alat gerak.
c.
kelompok besar :
1. Sistem saraf sadar
Adalah system saraf yang mengatu tau mengkoordinasikan semua
kegiatan yang dapat diatur menurut kemauan kita. Contohnya :
melempar bola,berjalan,berfikir,menulis,berbicara dan lain-lain.
Saraf sadar pun terbagi menjadi dua :
a.Saraf pusat terdiri dari :
- Otak
Merupakan pusat kesadaran,yang letaknya di rongga tengkorak.
- Sumsum tulang belakang
Sumsum
tulang
belakang
berfungsi
menghantarkan
impuls
memerlukandua tipe sel saraf, yaitu neuron sensorik dan neuron motorik.
Gerak refleks bekerja bukanlah dibawah kesadaran dan kemauan seseorang.
Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas,
yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh
saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi)
tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk
disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut
lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf
penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau
mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila
set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya
refleks pada lutut.
3. Mekanisme gerak refleks dalam tubuh
Mekanisme gerak refleks merupakan suatu gerakan yang terjadi
secara tiba-tiba diluar kesadaran kita. Refleks fleksor, penarikan kembali
tangan secara refleks dari rangsangan yang berbahaya, merupakan suatu
reaksi perlindungan. Refleks ekstersor (polisinaps), rangsangan dari
reseptor perifer yang mulai dari fleksi pada anggota badan dan juga
berkaitan dengan ekstensi anggota badan. Gerak refleks merupakan bagian
dari mekanisme pertahanan pada tubuh dan terjadi jauh lebih cepat dari
gerak sadar. Misalnya, menutup mata pada saat terkena debu.
Untuk terjadinya gerak refleks maka dibutuhkan struktur sebagai
berikut : organ sensorik yang menerima inspuls misalnya kulit. Serabut
saraf sensorik yang menghantarkan inpuls tersebut menuju sel-sel
ganglion radiks posterior dan selanjutnya serabut sel-sel akan meneruskan
impuls-impuls menuju subtansi pada kornu posterior medula spinalis.
Sumsum tulang belakang menghubungkan antara impuls menuju kornu
medula spinalis. Sel saraf motorik menerima impuls dan menghantar
impuls-impuls ini melalui serabut motorik. Organ motorik melaksanakan
gerakan karena dirangsang oleh impuls saraf motorik.
Kegiatan sistem saraf pusat ditampilkan dalam bentuk kegiatan
refleks. Dengan kegiatan refleks dimungkinkan terjadinya hubungan kerja
10
yang baik dan tepat antara berbagai organ yang terdapat dalam tubuh
manusia dan hubungan dengan keadaan sekelilingnya. Refleks adalah
respons yang tidak berubah terhadap perangsangan yang terjadi diluar
kehendak. Rangsangan ini merupakan reaksi organisme terhadap
perubahan lingkungan baik di dalam maupun di luar organisme yang
melibatkan sistem saraf pusat dalam memberikan jembatan (respons)
terhadap rangsangan. Refleks dapat berupa peningkatan maupun
penurunan kegiatan, misalnya kontraksi atau relaksasi otot, kontraksi atau
dilatasi pembuluh darah. Dengan adanya kegiatan refleks, tubuh mampu
mengadakan reaksi yang cepat terhadap berbagai perubahan diluar
maupun didalam tubuh disertai adaptasi terhadap perubahan tersebut.
Dengan demikian seberapa besar peran sistem saraf pusat dapat mengatur
kehidupan organisme.
4. Lengkung Refleks
Proses yang terjadi pada refleks melalui jalan tertentu di sebut
lengkung refleks. Komponen-komponen yang dilalui refleks :
a. Reseptor rangsangan sensoris yang peka terhadap suatu rangsangan
misalnya kulit
b. Neuron aferen (sensoris) yang dapat menghantarkan impuls menuju
kesusunan saraf (medula spinalis-batang otak)
c. Pusat saraf (pusat sinaps) tempat integrasi masukya sensoris dan
dianalisis kembali ke neuron aferen.
d. Neuron aferen (motorik) menghantarkan impuls ke perifer
e. Alat efektor merupakan tempat terjadinya reaksi yang diwakili oleh
suatu serat otot atau kelenjar.
Reseptor adalah suatu struktur khusus yang peka terhadap suatu
bentuk energi tertentu dan dapat mengubah bentuk energi menjadi aksiaksi potensial listrik atau impuls-impuls saraf. Efektor, pencabangan akhir
serat-serat eferon (motorik) di dalam otot serat lintang, otot polos, dan
kelenjar (alat efektor)
5. Waktu refleks
Penghantaran kegiatan sejak pemberian rangsangan pada reseptor
sampai timbul jawaban di efektor, atau masa pemberian rangsangan
hingga timbul jawaban. Waktu refleks ini ditentukan oleh perlambatan
pusat yang dialami terutama bila melalui sinaps, gangguan pada masing-
11
Gerak Refleks
Sebelumnya telah diterangkan bahwa apabila kaki Anda menginjak benda tajam,
maka Anda akan segera mengangkat kaki Anda. Peristiwa tersebut merupakan
gerak refleks. Bagaimanakah mekanisme gerak refleks? Gerak refleks merupakan
respons neuron motoris, neuron sensoris, neuron intermediet efektor, dan organorgan sensoris secara bersamaan.Respons tersebut berlangsung secara cepat.
Ketika lutut dipukul, reseptor akan mendeteksi adanya perubahan pada tendon.
Kemudian, neuron sensoris akan meneruskan informasi tersebut ke sistem saraf
pusat (sumsum tulang belakang) dan neuron intermediet (interneuron). Dari
sumsum tulang belakang, impuls akan diteruskan melalui neuron motoris ke
efektor berupa satu sel otot (quadriceps). Respons quadriceps akan membuat kaki
terangkat. Pada saat yang bersamaan, neuron motoris lainnya merespons impuls
dari interneuron. Akibatnya, otot paha bawah (otot fleksi) akan terhambat
sehingga relaksasi dan tidak menahan gerak dari otot paha atas (quadriceps).
12
BAB III
PENUTUP
13
3.1
Kesimpulan
1. Sistem saraf merupakan salah satu komponen penting dalam peran
Homeostasis. Bahwa gerak reflek disebabkan karena pengaruh ransangan
yang datang dari luar tubuh dimana jalannya tidak sampai ke otak.
2. Pada umunya gerak refleks berlangsung terhadap stimulus dari luar dan
berlangsung dengan cepat atau tiba-tiba. Gerakan terjadi juga diluar
kesadaran kita (tidak didasarkan kemauan).
3. Seperti yang telah dijelaskan pada bab teori diatas,jalan dari gerak reflek
ini adalah mulai dari stimulus diterima reseptor, kemudian impuls tersebut
dibawa oleh saraf sensorik menuju sum-sum tulang belakang, kemudian
impuls dilanjutkan oleh saraf motorik, kemudian diterima oleh efektor
maka terjadilah respon/tanggapan.
4. Reseptor sensoris digunakan untuk mengetahui keadaan tubuh dan
keadaan lingkungan, misalnya kulit memberitahu setiap benda tersentuh
kulit, mata memberikan gambaran visual tentang lingkungan.
14
DAFTAR RUJUKAN
Syaifuddin,AMK. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EC.
Sumber: Biology Concepts & Connections, 2006
Prof, H.Y.S Santosa Giriwijoyo & Sidik D.Z. 2012. Ilmu Faal Olahraga(fisiologi
olahraga). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sumber: Anatomi Fisiologi Sistem saraf Manusia.pdf
15