Lapsus Bedah
Lapsus Bedah
seorang laki-laki 11 tahun dengan fraktur femur 1/3 distal dextra, fraktur costae
multiple dextra & hematothorax.
IDENTITAS PENDERITA
Nama : An.Moch Yusuf
Jenis kelamin : laki laki
Umur : 11 tahun
Alamat : jl.kolonel sugiono gang 3C/24 RT : 13 RW : 04
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
MRS : 14-02-2013 jam 23.00 (ICU)
15-02-2013 jam 02.10 ( DAHLIA)
NO RM : 17.94.05
Nama orang tua : Rohman & sundari
ANAMNESIS
Keluhan Uama : post kecelakaan lalu lintas, nyeri dada sebelah kanan
RPS : pasien datang dengan keluhan nyeri dada sebelah kanan. Akibat benturan
pada saat kecelakaan lalu lintas pukul 20.20. pasien menabrak setir sepeda
motor lain, kemudian terlempar & jatuh dengan posisi badan sebelah kanan &
RPD :
RPK :
Riwayat sosial :
PEMERIKSAAN FISIK
Post OP : tgl
- Keadaan umum :
GCS =
- Vital sign :
RR
HR
TD
Suhu
- BB :
- TB :
- kepala :a/i/c/d
- thorax : cor
Pulmo
-abdomen : asites ( )
Nyeri tekan ( )
Bising usus ( )
-ekstremitas : akral hangat
Oedem
-status lokalis
Look : sweeling ( ), deformitas ( ), laceration ( ), bleeding ( )
Feel : crepitation ( ), distal AVN ( )
Move : ROM
Diagnosis : hematothorax dextra + close fraktur femur 1/3 distal dextra + close
fraktur costae multiple
Pemeriksaan penunjang :
-
Radiologi
Laboratorium
FOLLOW UP
14-2-2013
S : - Sudah tidak sesak
-
Pusing (-)
Mual (-)
Muntah (-)
BAK dengan kateter ( 200 CC jam 06.00 )
BAB (-)
Drain thoracal (-)
O : - TD = 120/70
-
HR = 20
RR = 26
Suhu = 36,5
Reflek pupil = isokor +/+
Status lokali : vulnus apertum 5-6 cm di depan
Tampak swelling pada region femur dextra
Thorax : tampak tidak simetris, perkusi redup did extra
A : - hematothorax dextra
-Close fraktur costae multiple
- Close fraktur femur 1/3 distal dextra
P : R/ Ceftriazone 2x1
R/ ketorolac 3x1
R/ ranitidine 2x1
R/ kalnex 3x500
R/ infuse RL/D5 = 2:1
15-2-2013
S : - keluhan ( -)
-
Mual (-)
Muntah (-)
BAB (-)
BAK kateter
DEFINISI FRAKTUR
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan
yang umumnya disebabkam oleh rudapaksa.
Fraktur dapat di bagi menjadi :
1. Fraktur tertutup ( closed )
Adalah tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar
2. Fraktur terbuka ( open/compound )
Adalah bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar
karena adanya
perlukaan di kulit.
Fraktur terbuka terbagi atas tiga derajat menurut R.Gustillo, yaitu :
Derajat I :
- Luka <1cm
- Kerusakan jaringan lunak sedikit. Tidak ada tanda luka remuk
- Fraktur sederhana, transversal, oblik, atau komunitif ringan
- Kontaminasi minimal
Derajat II :
- Laserasi >1cm
- Kerusakan jaringan lunak, tidak luas, avulsi
- Fraktur kominutif sedang
- Kontaminasi sedang
Derajat III :
- Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas, meliputi struktur kulit, otot
dan neurovascular serta kontaminasi derajat tinggi.
DESKRIPSI FRAKTUR
Untuk menjelaskan keadaan fraktur, hal-hal yang perlu di deskripsikan adalah :
1. Komplit atau tidak komplit
a. Komplit, bila garis patah melalui seluruh pensmpang tulang atau melalui
kedua korteks tulang
b. Fraktur tidak komplit, bila garis patah tidak melalui seluruh penampang
tulang
2. Bentuk garis patah dan hubungannya dengan mekanisme trauma
a. Garis patah melintang : trauma angulasi atau langsung
b. Garis patah oblik : trauma angulasi
c. Garis patah spiral : gtrauma rotasi
d. Fraktur kompresi : trauma aksila-fleksi pada tulang spongiosa
e. Fraktur avulse : trauma tarikan atau traksi otot pada insersinya di tulang
3. Jumlah garis patah
a. Fraktur kominutif : garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan
b. Fraktur segmental : garis patah lebih dari satu tetapi tidak berhubungan.
Bila dua garis patah disebut juga fraktur bifocal
c. Fraktur multiple : garis patah lebih dari satu tetapi pada tulang yang
berlainan tempatnya
4. Bergeser atau tidak bergeser
a. Fraktur undisplaced ( tidak bergeser ), garis patah komplit tetapi kedua
fragmen tidak bergeser, periosteumnya masih utuh
b. Fraktur displaced ( bergeser ), terjadi pergeseran fragmen-fragmen
DEFINISI HEMATOTHORAX
Trauma tumpul .
Penetrasi trauma .
Emfisema .
Tuberkulosis .
PENATALAKSANAAN
Kematian penderita hematothorax dapat disebabkan karena banyaknya darah yang
hilang dan terjadinya kegagalan pernafasan. Kegagalan pernafasan disebabkan
adanya sejumlah besar darah dalam rongga pleura menekan jaringan paru serta
berkurangnya jaringan paru yang melakukan ventilasi.
Maka pengobatan hematothorax sebagai berikut :
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. X-foto thorax 2 arah ( PA/AP dan lateral )
2. Diagnosis fisik
- Bila hematothorax ringan (300 CC) terapi simtomatik, observasi
- Bila hematothorax sedang (300CC) drainase cavum pleura
dengan WSD, dianjurkan untuk melakukan drainase dengan
contineus sunction unit
- Pada hematothorax yang massif ( terdapat perdarahan melalui
drain lebih dari 800 CC segera thorakotomi )
Terapi :
Antibiotic
Analgetik
Water Seal Drainage (WSD) adalah Suatu sistem drainage yang menggunakan
water seal untuk mengalirkan udara atau cairan dari cavum
pleura ( rongga pleura)
TUJUANNYA :
Mengalirkan / drainage udara atau cairan dari rongga pleura untuk
mempertahankan tekanan negative rongga tersebut
Dalam keadaan normal rongga pleura memiliki tekanan negatif dan hanya
terisi sedikit cairan pleura / lubricant
FRAKTUR COSTA
Secara garis besar penyebab fraktur costa dapat dibagi dalam 2 kelompok :
1. Disebabkan trauma.
Trauma tumpul Penyebab trauma tumpul yang sering mengakibatkan adanya fraktur
costa antara lain :Kecelakaan lalulintas, kecelakaan pada pejalan kaki ,jatuh dari
ketinggian, atau jatuh pada dasar yang keras atau akibat perkelahian.
Trauma TembusPenyebab trauma tembus yang sering menimbulkan fraktur costa
adalah luka tusuk dan lukatembak
2. Disebabkan bukan trauma
Yang dapat mengakibatkan fraktur costa adalah terutama akibat gerakan yang
menimbulkan putaran rongga dada secara berlebihan atau oleh karena adanya gerakan
yang berlebihan danstress fraktur, seperti pada gerakan olahraga : Lempar martil, soft
ball, tennis, golf.
1) Fraktur segmental
2) Fraktur simple
3) Fraktur comminutif Menurut letak fraktur dibedakan :