Anda di halaman 1dari 7

APLIKASI COOLER DI INDUSTRI

Heat Exchanger merupakan suatu peralatan, dimana terjadi perpindahan


panas dari suatu fluida yang temperaturnya tinggi mengalir ke fluida yang
temperaturnya lebih rendah. Berdasarkan kontaknya, maka Heat Exchanger
dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu:
1)

Direct Contact Heat Exchanger


Fluida yang panas berhubungan langsung dengan fluida dingin dalam
suatu bejana atau ruangan tertentu. Contoh: Cooling Tower.

2)

Indirect Contact Heat Exchanger


Fluida panas tidak berhubungan langsung dengan fluida dingin, tetapi
transfer panas melalui media perantara (wall). Salah satu contoh yang bisa
diambil yakni Cooler.
Salah satu alat penukar panas yang sering digunakan antara lain yaitu

Cooler. Cooler adalah suatu alat penukar panas yang digunakan untuk
menurunkan temperature fluida panas tanpa mengalami perubahan fase dengan
media pendingin cooling water. Dimana suhu penurunan maksimum yang dapat
dicapai hanya samapai suhu kamar. Dengan semakin majunya perkembangan
teknologi saat ini, media pendingin menggunakan udara dengan bantuan kipas
(fan).Di pabrik semen, cooler merupakan bagian dari sistem kiln yang terletak di
bagian ujung discharge rotary kiln. Cooler memiliki beberapa fungsi antara lain:
1) Mendinginkan clinker yang keluar kiln dari temperatur 1200oC menjadi <
200oC keluar cooler system, dengan cara mengalirkan udara dari cooling
fan secara proporsional.
2) Pendinginan clinker secara quenching atau secepat mungkin untuk
mendapatkan kualitas clinker yang terbaik (clinker mudah pecah).
3) Heat recuperation dengan memanfaatkan udara panas hasil pendinginan
clinker yang keluar dari kiln dan diperoleh dua jenis udara yaitu udara
secondary untuk pembakaran main burner dan udara tertiary untuk
pembakaran di calciner.
Jenis cooler yang sering digunakan pada industri semen biasanya yaitu
grate

cooler. Cooler jenis ini lebih banyak dikembangkan oleh pembuat pabrik semen,
karena terbukti sangat efektif. Alasannya yaitu, untuk pendinginan clinker dan
menghasilkan udara secondary dan tertiary yang cukup tinggi. Sehingga bisa
membantu proses udara pembakaran didalam kiln maupun di precalciner system.
Temperatur udara secondary yang dihasilkan 9501100oC dan temperatur clinker
yang keluar cooler < 100oC. Pemakaian power untuk cooling fan jenis grate
cooler ini antara 3-6 kwh/ton clinker.
Grate cooler terdiri dari baris row grate plate tetap dan row plate bergerak
dengan panjang stroke sekitar 1115 cm. Penggeraknya menggunakan motor
drive atau hydraulic drive, kecepatan maksimal 24 stroke/menit. Dimensi grate
cooler tergantung dari kapasitas produksi dari clinker misalkan untuk kapasitas
4600, panjang 36m, dan lebar 3,6m. Untuk kapasitas 8000, panjang 36m, dan
lebar 4,8m.
Grate cooler dilengkapi dengan clinker crusher untuk menghancurkan
clinker ukuran besar menjadi ukuran < 30mm. Clinker crusher dipasang antara
Grate 2 dan Grate 3, tetapi ada yang dipasang di outlet Grate 3. Perbedaannya
clinker crusher yang dipasang di outlet Grate 3 memiliki temperatur clinker nya
yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang dipasang ditengah antara Grate 2 &
3.
Dalam Proses pembuatan semen, klinker yang sudah diproses dari awal
sampai dipanaskan pada rotary kiln dengan temperatur 1800 C Selanjutnya akan
diturunkan dari suhu 1450 C sampai klinker bersuhu 90100 C untuk selanjutnya
akan dipecahkan oleh hammer crusher. Untuk keperluan pendinginan klinker
digunakan alat yang disebut grate cooler. Pada grate cooler proses pendinginan
klinker dilakukan dengan mengalirkan udara dari fan yang berjumlah kurang lebih
14 buah yang selanjutnya dihembuskan pada plat yang bergerak mengantarkan
klinker menuju ke hammer crusher untuk proses selanjutnya.
Udara panas hasil pendinginan klinker akan masuk kembali ke kiln
sebagai udara kedua (sekunder) , kemudian ke ILC dan SLC (calciner) melalui
saluran tersier (tertiery duct) sebagai udara tersier. Aliran udara panas tersebut

terjadi oleh karena adanya 2 fan pengisap, yang selanjutnya akan dimanfaatkan
pada proses lain. Udara panas pada bagian ujung grate cooler akan dikeluarkan
oleh cooler vent
fan melewati cyclone dengan efisiensi tinggi yang memungkinkan debu debu
pada
udara tersebut dapat dipisahkan. Sehingga aman untuk dilepaskan ke udara bebas
dan tidak menimbulkan polusi.

Gambar 1. Prinsip Kerja Grate Cooler pada Industri Semen


(Sumber: Anggi, 2015)

Prinsip kerja dari grate cooler adalah Klinker yang keluar dari kiln jatuh di
atas grate plate bagian depan (mulden plate) membentuk suatu tumpukan (bed)
dengan ketebalan tertentu. Udara pendinginan klinker ditiup dengan sejumlah fan
dari bawah plate menembus kisi-kisi grate plate dan bed klinker di atas grate
plate. Sehingga terjadi kontak antara udara pendingin dengan klinker panas,
dengan adanya kontak tersebut maka terjadi pepindahan panas (efek pendinginan
klinker). Sisa udara pendinginan masuk ke dalam kiln sebagai udara bakar (udara
sekunder) dan udara pendingin masuk ke dalam calsiner (udara tersier) dan
selebihnya dihisap oleh fan sebagai udara buang setelah terlebih dahulu melalui
alat penangkap debu

Grate plate dipasang dengan susunan baris selang-seling antara baris yang
statis dan baris yang bergerak maju mundur, dengan adanya gerakan tersebut
klinker bergerak terdorong ke belakang dan seterusnya menuju ke clinker crusher
selanjutnya ke chan conveyer. Grate plate digerakkan dengan hydraulic drive.
Klinker yang berukuran halus akan turun ke bawah menembus kisi-kisi grate
plate dan ditampung di dalam hopper yang dilengkapi dengan flap damper dan
sensor level. Flap damper akan membuka secara automatis apabila hopper penuh
dan klinker jatuh diterima drag chain menuju chain conveyer.
Untuk menjaga ketebalan material di atas grate cooler (grate plate)
konstan di pasang satu buah fan pendingin khusus jika tekanan fan naik secara
automatis grate plate akan bergerak lebih cepat demikian pula sebaliknya. Untuk
material yang berukuran besar masuk pada breaker/ crusher untuk dipecah dan
hasilnya akan keluar bercampur dengan material dari grate plate cooler menuju
alat transport.
Great cooler mempunyai beberapa fungsi diantaranya adalah yang
pertama Proses Quenching yaitu proses pendinginan klinker yang mendadak, efek
pendinginan yang timbul karena adanya hembusan dari beberapa cooling air fan
yang langsung kontak dengan klinker outlet kiln. Efek pendinginan yang terjadi
akan mengakibatkan klinker turun temperaturnya secara drastis yaitu dari 1350oC
menjadi

90 oC.

Sasaran yang dikehendaki dari quenching adalah untuk

memperoleh klinker yang berbentuk granular/bulat dan rapuh, sehingga


memudahkan pada proses penggilingan selanjutnya. Disamping itu berpengaruh
terhadap mutu semen yang dihasilkan.
Kedua merupakan Menaikan temperatur udara bakar. Udara bakar ini
berasal dari udara sisa pendinginan klinker. Sebagian udara yang masih
mempunyai temperatur tinggi akan ditarik IDF masuk ke kiln dan kalsiner dan
sebagian lagi yang temperaturnya rendah akan dikeluarkan melewati saluran udara
buang menuju ESP (EP grate cooler). Sasaran yang dikehendaki dengan naiknya
temperatur udara bakar yaitu untuk efisiensi pemakaian bahan bakar pada proses
pembakaran di kiln dan kalsiner. Yang ketiga adalah sebagai Alat transport. Untuk

mengeluarkan material dari kiln menuju alat transportnya untuk kemudian di


simpan pada silo klinker.
Sedangkan di industri Oil and Gas (migas) cooler berfungsi sebagai alat
pendingin yang dipakai untuk mendinginkan cairan panas dan cairan dingin
dimana terjadi perpindahan panas dari fluida panas ke fluida dingin tanpa
perubahan suhu, dengan menggunakan air sebagai media pendingin dimana air
tersebut dialirkan melalui tube yang ada didalamnya. Di kilang Cepu digunakan 2
jenis cooler, yaitu Shell and tube cooler dan box cooler. Pada shell and tube
cooler, liquid panas melalui pipa, dan air sebagai media pendinginnya adalah air
yang mengalir melalui shell,jenis alirannya adalah counter current. Box cooler
dipakai karena perawatannya mudah, pada box cooler terdapat coil sebagai tempat
mengalirnya fluida panas,sedangkan media pendinginya adalah air. Air akan
mengisi box cooler sampai penuh, sehingga coil akan tercelup seluruhnya dan air
keluar secara over flow.
Dalam indutri migas terutama pada unit pengolahan minyak bumi, cooler
digunakan untuk mendinginkan fraksi-fraksi minyak bumi yang telah diolah. Pada
dasarnya fraksi minyak bumi yang telah diolah terutama pada kolom destilasi
memiliki panas yang cukup tinggi, sehingga panasnya perlu diturunkan sebelum
dimasukkan ke dalam tanki penyimpanan karena umumnya setiap jenis tanki
memiliki karakteristik khusus dalam hal penyimpanan fluida.
Contohnya, pada industri migas di daerah Cepu, naftha dari hasil kolom
bawah fraksionisai masuk kedalam cooler pada suhu 122 . Di cooler terjadi
kontak secara tidak langsung dengan air pendingin yang bersuhu 26

yang

berasal dari cooling tower. Perpindahan panas yang terjadi adalah secara
konduksi. Naftha yang keluar dari cooler suhunya menjadi 60

sedangkan

suhu pada air adalah 32 .


Alat pendingin pada industri migas ini sering mengalami masalah,
permasalahan yang sering muncul biasanya disebabkan oleh sumber bahan baku
air pendingin tersebut. Berikut beberapa masalah yang disebabkan oleh air

pendingin yaitu, seperti korosi, kerusakan yang disebabkan oleh korosi pada
sistem pendingin ialah terjadinya penyumbatan pada pipa, adanya kontaminasi
terhadap fraksi yang diinginkan akibat dari kebocoran karena korosi dan
menurunnya proses perpindahan panas.
Berikutnya adalah terjadinya Scale, ialah munculnya lapisan padat berupa
materi anorganik yang terbentuk karena adanya pengendapan. Penyebab dari
adanya pengendapan ini yaitu terhambatnya proses pengaliran dalam pipa dan
menghambat perpindahan panas yang terjadi. Kemudian masalah yang sering
terjadi pada alat pendingin adalah fouling, yaitu adanya akumulasi material solid
atau pembentukan lapisan deposit pada permukaan pipa seperti lapisan kristal dan
lapisan sedimen yang tentunya dapat menghambat proses perpindahan panas.
Masalah yang disebabkan air pendingin Selanjutnya adalah adanya biological
contamination, masalah ini disebabkan oleh pertumbuhan mikroba yang tidak
terkontrol yang dapat menyebabkan pembentukan deposit padat. Mikroba dapat
masuk kedalam alat cooler melalui makeup water atau bisa juga lewat udara.
DAFTAR PUSTAKA

Anggi. 2015. Grate Cooler Industri Semen. (Online): http://www.slideshare.net


/ggteyss/anggi-46978494. (Diakses pada 18 September 2016).
Hidayat. Cooler atau Alat Pendingin Pada Industri Migas. (Online): http://www.
prosesindustri.com/2015/01/cooler-atau-alat-pendingin-pada.html. (Diakses
pada 18 September 2016).
Lachigua.

2009.

Grate

https://lachigau.wordpress.

Cooler

Pabrik

Semen.

(Online).

com/2009/02/24/grate-cooler-pabrik-semen/.

(Diakses pada 18 September 2016).


Wela. 2013. Grate Cooler. (Online): http://welaengineer.wordpress.com/gratecool er/. (Diakses pada 18 September 2016).

Anda mungkin juga menyukai