HEARING LOSS
KARANGANYAR
Oleh :
Chendy Endriansa G99151012
Pembimbing :
dr. Anton Christanto, M.Kes, Sp.THT-KL
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG TENGGOROKAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
BOYOLALI
2016
a. Telinga
-
Penurunan pendengaran
b. Hidung
-
Hidung tersumbat
c. Tenggorok
-
Nyeri tenggorok
Batuk
Suara serak
Amandel (tonsilitis)
d. Kepala-leher
Pusing berputar
Sesak
Benjolan di leher
Gangguan keseimbangan
Gambar
2.
Membran
Timpani
Bagian-bagiannya :
-
Bagian atas atau Pars Flaksid (membran shrapnell), terdiri dari 2 lapisan :
luar
bagian
yang
disebut
dengan
atik.
2) Telinga Tengah
3) Telinga dalam
Telinga dalam terdiri dari labirin osea, yaitu sebuah rangkaian
rongga pada tulang pelipis yang dilapisi periosteum yang berisi
cairan perilimfe & labirin membranasea, yang terletak lebih dalam
dan memiliki cairan endolimfe.
b. Histologi Telinga
1) Telinga Luar
a) Aurikula
Suatu lempeng tulang rawan elastik yang kuning dengan
ketebalan 0,5 1 mm, diliputi oleh perikondrium yang banyak
mengandung serat-serat elastis.
Seluruh permukaannya diliputi kulit tipis dengan lapisan
subkutis yang sangat tipis (hipodermis) pada permukaan
anterolateral.
Ditemukan rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat,
yang umumnya kurang berkembang. Dalam lapisan subkutis dan
menempel pada perikondrium terdapat beberapa lembar otot
lurik.
b) Liang telinga luar (Meatus akustikus eksternus)
Membentang dari aurikula sampai membran timpani. Pada
potongan melintang, saluran ini bentuknya oval dan liang
telinganya tetap terbuka karena dindingnya kaku. Sepertiga
bagian luar mempunyai dinding tulang rawan elastis yang
meneruskan diri menjadi tulang rawan aurikula, dan duapertiga
bagian dalam berdinding tulang.
Saluran ini dilapisi kulit tipis tanpa jaringan subkutis.
Lapisan-lapisan demis yang lebih dalam bersatu dengan
perikondrium atau periosteum.
Pada
bagian
luar
banyak
ditemukan
rambut
yang
rongga
timpani
dengan
nasofaring,
yang
terdiri
dari
bagian-bagian
yang
saling
anterior,
sakulus
yang
bentuknya
hampir
sferis,
ini
bergabung
membentuk
duktus
10
terdapat
ligamentum
penebalan
spiralis.
periosteum
Membran
yang
vestibularis
disebut
(Reissner),
11
12
Nada murni (pure tone), hanya satu frekuensi, misalnya dari garpu
tala, piano.
Autofoni
Tinitus
Vertigo
Hipertensi
b. Pemeriksaan Fisik
13
Tanda vital
Tragus pain
Hidung
Cavum oris
Faring
Sinus
Limfonodi
Leher
c. Pemeriksaan Penunjang
-
Audiometri
PTA
BERA
14
GANGGUAN PENDENGARAN
YA
Sejak Kecil
Delay Speech
Mendad
Terdapat salah satuTerdapat
di bawah
ini: satu di bawah ini:
salah
Nyer
YA
Infekasi intrauterinOtitis
: TORCH
media berulang atau menetap disertai efusi telinga tengah minimal 3 bulan
BBL < 1500 gr
Autofoni
Tinitus
Vertigo
TIDAK
DIDAPAT
Usia 65 th
YA
Otoskopi no
Anamnesis :
Anamnesis:
Anamnesis:
Pemeriksaan :
Pemeriksaan :
Otoskopik normal
Otoskopik normal
Weber
lateralisasi
ke telinga Kesan
yg lebih
sehat, Schwabach m
Rinne +, Weber lateralisasi ke telinga ygRinne
lebih +,
sehat,
Schwabach
memendek.
: TS
PTA : TS nada tinggi, bilateral simetris PTA : TS nada tinggi, bilateral simetris
Speech
Speech audiometry : gg. Diskriminasi wicara
+ audiometry : gg. Diskriminasi wicara +
15
PREBISKUSIS
NIHL
NYERI
PF :
Perfor
Anamnesis :
Anamnesis
4. Diagnosis banding hearing
loss :
Memb
Anamnesis
Anamnesis :
Nyeri
telinga Nyeri
hebat pada
telinga
Kelainan telinga
yanghebat
dapatpada
menyebabkan
tuli konduktif,
atau
tuli
Rasa penuh
TuliPF
konduktif,
disebabkan oleh kelainan
terdapat di
luar atau
:
PF yang
:
PFtelinga
:
telinga
konduktif
ialah
atresia
liang
NT tengah.
tragus Telinga luar menyebabkan
Lesituli
vesikuler
diPenumpukan/
wajah
dan sekitar
telinga epide
deskuamasi
KGBsumbatan
membesar
NT otitis
Paresis
ototsirkumskripta,
wajah (bisa ada/tidak)
telinga,
olehdengan
serumen,
eksterna
osteoma
telinga
sempit,oleh
hiperemis,
liangLiang
telinga,
sumbatan
serumen,udem,
otitis furunkel.
eksterna sirkumskripta,
osteoma liang telinga. Kelainan telinga tengah ialah tuba katar/ sumbatan
tuba
eustachius,
otitis
media,
otosklerosis,
timpanosklerosis,
KERATOSIS
16
drainase.
Secara
lokal
dapat
diberikan
19
Merupakan
golongan
sefalosporin
1%
untuk
dewasa)
dan
pemberian
antibiotika.
2) Pada stadium hiperemis diberikan antibiotik (terapi
awal diberikan golongan penisilin atau ampisilin
agar didapatkan konsentrasi yang adekuat di dalam
darah sehingga tidak terjadi mastoiditis yang
terselubung
gangguan
pendengaran
dan
analgetik
dan
sebaiknya
dilakukan
miringotomi.
3) Pada stadium supuratif diberikan antibiotika dan
miringotomi.
4) Pada stadium perforasi diberikan obat cuci telinga
(H2O2 3% selama 3-5 hari) dan antibiotik adekuat
biasanya dalam 7-10 hari perforasi dapat menutup
kembali.
20
B. Tuli Sensorineural
Tuli sensorineural tidak dapat diperbaiki dengan terapi medis atau
bedah tetapi dapat distabilkan. Tuli sensorineural umumnya diperlakukan
dengan menyediakan alat bantu dengar (amplifikasi) khusus. Volume
suara akan ditingkatkan melalui amplifikasi, tetapi suara akan tetap
teredam. Saat ini, alat bantu digital yang di program sudah tersedia,
dimana dapat diatur untuk menghadapi keadaan yang sulit untuk
mendengarkan.
21
22
23
b. Analgetik
-
d. Kortikosteroid
-
24
DAFTAR PUSTAKA
Arif M., Kuspuji T., Rakhmi S., Wahyu I.W., Wiwik S. 2001. Kapita Selekta
Kedokteran. Jilid 1. Edisi ketiga. Jakarta : Media Aesculapius.
Arief MT. 2004. Histologi Umum Kedokteran.Surakarta: CSGF.
Efiaty A.S., Nurbaiti I., Jenny B., Ratna D.R. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tengggorokan Kepala & Leher. Edisi keenam. Jakarta :
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Guyton AC dan Hall JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9.
Jakarta:EGC
Kepmenkes.
2014.
Formularium
nasional.
available
from:
https://www.scribd.com/doc/250910683/2014-KEPMENKES-NO-159FORMULARIUM-NASIONAL-pdf. Diunduh 23 Maret 2015.
25