Anda di halaman 1dari 81

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA

REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : SK-161/MBU/2012
TENTANG
PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA
NOMOR KEP-17/MBU/2010 TENTANG RENCANA STRATEGIS
KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA
PERIODE 2010-2014
MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a.

bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik


Negara Nomor KEP-17/MBU/2010 telah ditetapkan Rencana
Strategis Kementerian Badan Usaha Milik Negara Periode
20102014;

b.

bahwa dalam rangka mempertajam dan meningkatkan


akuntabilitas Rencana Strategis Kementerian BUMN Periode
20102014, perlu melakukan beberapa perubahan;

c.

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


pada huruf a dan b di atas, perlu menetapkan Keputusan
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara tentang Perubahan
Rencana Strategis Kementerian Badan Usaha Milik Negara
Periode 20102014;

Mengingat

1.

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha


Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2003 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4297);

2.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem


Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

ii

3.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana


Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

4.

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian


Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4916);

5.

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2003 tentang


Pelimpahan Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Menteri
Keuangan pada Perusahaan Perseroan (PERSERO), Perusahaan
Umum (PERUM) dan Perusahaan Jawatan (PERJAN) Kepada
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4305);

6.

Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun
20102014;

7.

Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,


Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan
Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;

8.

Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun 2011;

9.

Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan


Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra-KL) 20102014;

10. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara


Nomor PER-05/MBU/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Badan Usaha Milik Negara;

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA


REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN:

Menetapkan

PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA


MILIK NEGARA NOMOR KEP-17/MBU/2010 TENTANG
RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK
NEGARA PERIODE 20102014.

PERTAMA

Menetapkan Perubahan Rencana Strategis Kementerian


BUMN periode 20102014 sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Keputusan ini.

KEDUA

Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan, Rencana Kerja dan


Anggaran serta Penetapan Kinerja di lingkungan Kementerian
BUMN wajib mengacu pada Rencana Strategis sebagaimana
dimaksud pada diktum PERTAMA.

KETIGA

a. Rencana Strategis sebagaimana dimaksud pada Diktum


PERTAMA dapat dilakukan perubahan kembali apabila
diperlukan;
b. Perubahan Rencana Strategis ditetapkan dengan
keputusan Sekretaris Kementerian BUMN.

KEEMPAT

Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan


ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan di
dalamnya akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth.:
1. Presiden Republik Indonesia;
2. Wakil Presiden Republik Indonesia;
3. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan;
4. Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi;
5. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
6. Menteri Keuangan;
7. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional;
8. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi;
9. Para Pejabat Eselon I dan Eselon II di lingkungan
Kementerian Badan Usaha Milik Negara;
RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

iii

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA


REPUBLIK INDONESIA
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 09 April 2012
MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA,

TTD

DAHLAN ISKAN

Salinan sesuai dengan aslinya


Plt. Kepala Biro Hukum,

HAMBRA
NIP 19681010 199603 1 001

iv

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

daftar isi
Salinan Keputusan Menteri Negara BUMN Republik Indonesia
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel

i
v
vi
vii

Bab I
Pendahuluan
A. Kondisi Umum
B. Potensi dan Permasalahan

1
1
18

Bab II
Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis
A. Visi
B. Misi
C. Tujuan
D. Sasaran Strategis

31
32
32
32
33

Bab III
Arah Kebijakan Dan Strategi
A. Arah Kebijakan Nasional
B. Arah Kebijakan Kementerian BUMN
C. Program dan Kegiatan Utama

35
35
38
41

Bab IV
Penutup

43

Lampiran I
Target Pembangunan untuk Tahun 20122014

45

Lampiran II
Kebutuhan Pendanaan Pembangunan Tahun 20122014

69

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

Daftar Gambar
Gambar 1.
Posisi Keberadaan BUMN Dikaitkan Dengan Landasan Hukum
Pengelolaan Serta Landasan Operasional Pembinaan BUMN
Gambar 2.
Peta Strategi Kementerian BUMN

vi

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

Daftar Tabel
Tabel 1

Perkembangan Jumlah BUMN dan Kepemilikan Negara Minoritas Pada


Badan Usaha Tahun 20052011

Tabel 2

Perkembangan Kinerja BUMN Tahun 20052010 (Rp Milyar)

Tabel 3

Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Perkebunan


Tahun 20052010 (Rp Milyar)

Tabel 4

Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Kehutanan


Tahun 20052010 (Rp Milyar)

Tabel 5

Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Perikanan


Tahun 20052010 (Rp Milyar)

Tabel 6

Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Pertanian


Tahun 20052010 (Rp Milyar)

Tabel 7

Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Pupuk


Tahun 20052010 (Rp Milyar)

Tabel 8

Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Jasa Lainnya


Tahun 20052010 (Rp Milyar)

Tabel 9

Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Pertambangan


Tahun 20052010 (Rp Milyar)

Tabel 10 Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Semen



Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Tabel 11 Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Baja dan Konstruksi Baja

Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Tabel 12 Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Dok dan Perkapalan

Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Tabel 13 Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Energi

Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Tabel 14 Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Industri Berbasis Teknologi
Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Tabel 15 Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Industri Pertahanan

Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Tabel 16 Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Industri Telekomunikasi

Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Tabel 17 Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Aneka Industri

Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Tabel 18 Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Kertas

Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Tabel 19 Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Percetakan dan Penerbitan
Tahun 20052010 (Rp Milyar)

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

vii

Tabel 20 Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Industri Farmasi



Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Tabel 21 Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Industri Sandang

Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Tabel 22 Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Angkutan Darat

Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Tabel 23 Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Konstruksi

Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Tabel 24 Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Penunjang Konstruksi

Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Tabel 25 Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Konsultan Konstruksi

Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Tabel 26 Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Kawasan Industri

Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Tabel 27 Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Pelayaran

Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Tabel 28 Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Penerbangan

Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Tabel 29 Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Kebandarudaraan

Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Tabel 30 Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Pelabuhan

Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Tabel 31 Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Logistik

Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Tabel 32 Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Pengerukan

Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Tabel 33 Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Asuransi

Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Tabel 34 Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Perbankan

Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Tabel 35 Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Jasa Pembiayaan

Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Tabel 36 Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Pariwisata

Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Tabel 37 Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Perdagangan

Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Tabel 38 Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Jasa Penilai

Tahun 20052010 (Rp Milyar)

viii

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

1
A.

PENDAHULUAN

KONDISI UMUM

Dasar keberadaan Badan Usaha Milik (BUMN) adalah Pasal 33 ayat 2 UndangUndang Dasar (UUD) Tahun 1945 yang menyatakan bahwa Cabang-cabang
produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh Negara. Dalam melaksanakan tugas konstitusional tersebut, Negara
melakukan penguasaan atas seluruh kekuatan ekonomi melalui regulasi sektoral
yang merupakan kewenangan Menteri Teknis dan kepemilikan Negara pada unitunit usaha milik negara yang menjadi kewenangan Menteri Negara BUMN. Sebagai
turunan dari UUD Tahun 1945 tersebut, kebijakan pembinaan BUMN dituangkan
dalam Undang-Undang (UU) Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik
Negara. Selain itu, dalam pengelolaan usahanya, BUMN juga tunduk pada UU Nomor
40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, protokol pasar modal (paket UU Pasar
Modal dan peraturan pelaksanaannya khusus bagi BUMN yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia), paket UU Keuangan Negara dan Paket UU Pemeriksaan dan Pengawasan.
Dalam rangka pembinaan dan pengelolaan BUMN, terdapat pembagian kewenangan
antara Menteri Keuangan dengan Menteri BUMN. Kewenangan Menteri Keuangan
dalam kedudukannya sebagai pengelola kekayaan Negara terkait dengan urusan
permodalan/kepemilikan. Sedangkan kewenangan Menteri BUMN terkait dengan
urusan operasional/manajerial yang dalam hal ini dilakukan dalam kedudukannya
selaku Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Persero dan selaku pemilik
modal pada Perusahaan Umum (Perum), berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor: 41 Tahun 2003 tentang Pelimpahan Kedudukan, Tugas, dan Kewenangan
Menteri Keuangan Pada Perusahaan Perseroan (Persero), Perusahaan Umum (Perum)
dan Perusahaan Jawatan (Perjan) Kepada Menteri Negara Badan Usaha Milik
Negara Secara skema, posisi keberadaan BUMN, dikaitkan dengan landasan hukum
pengelolaan, serta landasan operasional pembinaan BUMN tahun 20102014 terlihat
pada Gambar 1.

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

UUD 1945
PASAL 33

BUMN
UU NO.19 THN 2003

TUJUAN BUMN (Pasal 2 UU No. 19 Tahun 2003)


1. Perekonomian Nasional dan Penerimaan Negara
2. Mengejar Keuntungan
3. Menyelenggarakan Kemanfaatan Umum
4. Keperintisan Usaha
5. Pengembangan UMKM

Visi dan Misi Presiden

Prioritas Pembangunan
Nasional

RENCANA STRATEGIS
KEMENTERIAN BUMN:
Visi dan Misi
Tujuan dan Sasaran
Arah Kebijakan dan Strategi
Program dan Kegiatan

LANDASAN OPERASIONAL
1. UU BUMN (UU 19 Thn 2003)
2. UU PT (UU 40 Thn 2007)
3. Paket UU Keuangan Negara
4. UU Pasar Modal (UU 8 Thn 1995
5. UU Pemeriksaan & Pengawasan
6. Regulasi Sektoral
7. PP 41 Thn 2003

Peraturan dan Mekanisme


Pembinaan BUMN

Kinerja BUMN
Peran BUMN dalam Pembangunan Nasional

KESEJAHTERAAN
RAKYAT

Gambar 1.
Posisi Keberadaan BUMN dikaitkan dengan Landasan Hukum Pengelolaan,
serta Landasan Operasional Pembinaan BUMN

Maksud dan Tujuan Pendirian BUMN sebagaimana disebutkan dalam Pasal 2 UndangUndang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, maksud dan
tujuan pendirian BUMN adalah untuk:
1. memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada
umumnya dan penerimaan negara pada khususnya;
2. mengejar keuntungan;
3. menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau
jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang
banyak;
4. menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh
sektor swasta dan koperasi;
5. turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan
ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat.

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

Sampai dengan Januari 2012, terdapat 141 BUMN yang terdiri dari 14 BUMN
berbentuk Perum, 109 BUMN berbentuk Persero, dan 18 BUMN yang merupakan
Persero Terbuka. Selain itu, Negara juga mempunyai kepemilikan saham minoritas
pada 15 badan usaha. Adapun perkembangan jumlah BUMN dan kepemilikan Negara
minoritas tahun 20052011 sebagaimana tersebut pada Tabel 1.
Tabel 1
Perkembangan Jumlah BUMN dan Kepemilikan Negara Minoritas
pada Badan Usaha Tahun 20052011
Uraian

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

Perum

13

13

14

14

14

14

14

Persero

114

114

111

113

112

111

109

Persero Tbk
Total
Minoritas

12

12

14

14

15

17

18

139

139

139

141

141

142

141

21

21

21

21

19

15

15

Secara agregat, kinerja BUMN tahun 20052010 adalah sebagaimana Tabel 2.


Tabel 2
Perkembangan Kinerja BUMN Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Uraian
Total Aset

2005

2006

2007

2008

2009

2010

1,300,078

1,451,557

1,743,017

1,970,890

2,241,388

2,505,463

Total Ekuitas

366,094

413,479

472,649

502,114

565,811

601,798

Total Penjualan

643,971

732,399

825,997

1,085,903

950,975

1,077,709

26,845

51,352

55,779

53,254

87,198

101,233

Total Laba Bersih

Secara garis besar, kinerja BUMN sampai dengan tahun 2010 per sektor usaha
dijelaskan sebagai berikut:
(1) Sektor Usaha Perkebunan
BUMN Sektor Perkebunan terdiri dari 14 PT Perkebunan Nusantara (PTPN I s.d. XIV)
dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). Kinerja keuangan BUMN Sektor Usaha
Perkebunan tahun 20052010 dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3
Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Perkebunan Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Uraian

2005

2006

2007

2008

2009

2010

Total Aset

21,686

23,910

29,067

34,646

37,673

43,965

7,289

7,682

9,991

11,584

13,162

15,804

20,709

21,393

27,956

33,274

33,085

40,563

1,237

997

2,477

2,933

2,012

3,328

Total Ekuitas
Total Penjualan
Total Laba Bersih

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

(2) Sektor Usaha Kehutanan


BUMN Sektor Kehutanan terdiri atas 6 (enam) BUMN yaitu PT Inhutani I s.d. V dan
Perum Perhutani. Secara agregat, kinerja keuangan BUMN Sektor Usaha Kehutanan
tahun 20052010 terlihat dalam Tabel 4.
Tabel 4
Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Kehutanan Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Uraian

2005

2006

2007

2008

2009

2010

Total Aset

2,652.40

2,746.19

2,712.45

2,681.09

2,611.68

2,979.38

Total Ekuitas

2,054.60

2,055.38

1,934.81

1,904.73

1,765.05

2,077.91

Total Penjualan

1,587.49

1,814.03

2,352.60

2,603.84

2,685.55

3,040.67

41.10

45.04

37.49

118.13

171.29

287.76

Total Laba Bersih

(3) Sektor Usaha Perikanan


Terdapat 2 (dua) BUMN yang bergerak di sektor usaha perikanan yaitu Perum
Prasarana Perikanan Samudra (PPS) dan PT Perikanan Nusantara. Secara agregat,
pokok-pokok kinerja keuangan BUMN Sektor Usaha Perikanan terlihat sebagaimana
dalam Tabel 5.
Tabel 5
Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Perikanan Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Uraian

2005

Total Aset

102

148

197

197

206

203

83

(77)

(16)

(26)

(20)

(31)

Total Ekuitas

2006

2007

2008

2009

2010

Total Penjualan

72

103

98

123

158

187

Total Laba Bersih

(1)

(16)

(12)

(2)

(4) Sektor Usaha Pertanian


Terdapat 2 (dua) BUMN yang bergerak di Sektor Usaha Pertanian yaitu PT Pertani dan
PT Sang Hyang Seri. Secara agregat, pokok-pokok kinerja keuangan BUMN Sektor
Usaha Pertanian terlihat sebagaimana dalam Tabel 6.
Tabel 6
Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Pertanian Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Uraian
Total Aset
Total Ekuitas
Total Penjualan
Total Laba Bersih

2005

2006

2007

2008

2009

2010

467

661

979

1,828

1,704

3,070

100

201

215

240

281

343

1,276

1,316

1,708

2,711

3,501

5,063

(1)

(4)

30

46

67

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

(5) Sektor Usaha Pupuk


BUMN Sektor Usaha Pupuk terdiri dari 2 (dua) BUMN Pupuk yaitu PT Pupuk Sriwidjaja
dan PT Asean Aceh Fertilizer (AAF). PT Pupuk Sriwidjaja merupakan BUMN holding
dari beberapa perusahaan pupuk sedangkan AAF sedang dalam proses likuidasi
sehingga tidak beroperasi. Secara agregat, pokok-pokok kinerja keuangan BUMN
Sektor Usaha Pupuk terlihat sebagaimana dalam Tabel 7.
Tabel 7
Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Pupuk Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Uraian
Total Aset
Total Ekuitas
Total Penjualan
Total Laba Bersih

2005

2006

2007

2008

2009

2010

19,873

20,561

22,789

31,035

34,417

33,622

8,222

8,781

10,357

11,977

14,197

15,643

15,689

15,471

22,219

36,037

34,210

32,676

849

863

1,585

2,113

2,558

2,108

(6) Sektor Usaha Jasa Lainnya


Terdapat 3 (tiga) BUMN yang bergerak di Sektor Usaha Jasa Lainnya yaitu Perum
Jasa Tirta I, Perum Jasa Tirta II, dan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Secara
agregat, pokok-pokok kinerja keuangan dari tahun 20052010 BUMN Sektor Usaha
Percetakan dan Penerbitan terlihat sebagaimana dalam Tabel 8.
Tabel 8
Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Jasa Lainnya Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Uraian

2005

2006

2007

2008

2009

2010

Total Aset

1,357.31

1,624.04

1,237.32

2,880.27

3,926.92

7,557.32

Total Ekuitas

1,073.07

1,156.76

1,096.19

2,651.76

3,791.40

3,644.41

Total Penjualan

904.67

636.92

481.54

599.14

681.58

6,823.23

Total Laba Bersih

397.67

242.09

100.41

135.25

192.25

354.92

(7) Sektor Usaha Pertambangan


BUMN Sektor Usaha Pertambangan terdiri dari 4 (empat) BUMN Sektor Usaha
Pertambangan yaitu PT Aneka Tambang, PT Pertamina, PT Sarana Karya, dan
PT Timah. Secara agregat, kinerja keuangan BUMN Sektor Usaha Pertambangan
tahun 20052010 dapat dilihat pada Tabel 9.

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

Tabel 9
Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Pertambangan Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Uraian
Total Aset
Total Ekuitas
Total Penjualan
Total Laba Bersih

2005

2006

2007

2008

2009

2010

191,621

213,123

281,681

297,499

317,201

284,727

77,834

100,403

123,206

145,240

153,730

117,856

322,615

365,297

406,439

570,539

387,948

455,102

8,778

22,921

23,785

22,315

17,119

19,403

(8) Sektor Semen


BUMN Sektor Usaha Semen terdiri dari 3 (tiga) BUMN Sektor Usaha Semen yaitu
PTSemen Baturaja, PT Semen Gresik, dan PT Semen Kupang. Secara agregat, kinerja
keuangan BUMN Sektor Usaha Semen dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10
Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Semen Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Uraian

2005

2006

2007

2008

2009

2010

Total Aset

7,909

8,124

9,132

11,350

13,653

16,969

Total Ekuitas

4,607

5,652

6,799

8,365

10,568

12,452

Total Penjualan

7,974

9,253

10,189

13,004

15,205

15,233

Total Laba Bersih

1,021

1,322

1,809

2,660

3,505

3,828

Catatan: Laporan Keuangan PT Semen Kupang hanya tahun 2010.

(9) Sektor Usaha Baja dan Konstruksi Baja


BUMN Sektor Usaha Baja dan Industri Baja terdiri dari 3 (tiga) BUMN yaitu PT Krakatau
Steel, PT Barata Indonesia, dan PT Boma Bisma Indra. Secara agregat, kinerja BUMN
Sektor Usaha Baja dan Konstruksi Baja dari tahun 2005-2010 terlihat dalam Tabel 11.
Tabel 11
Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Baja dan Konstruksi Baja Tahun 20052010
(Rp Milyar)
Uraian
Total Aset
Total Ekuitas
Total Penjualan
Total Laba (Rugi) Bersih

2005

2006

2007

2008

11,067.08

10,633.93

11,538.82

15,822.85

5,141.88

4,763.02

5,086.70

5,435.45

11,854.82

12,318.71

15,090.16

21,065.90

276.83

(151.40)

286.33

443.27

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

2009

2010

13,291.50 18,227.03
5,789.87

9,256.81

17,371.88 15,497.10
482.62

1,055.07

(10) Sektor Usaha Dok dan Perkapalan


Terdapat 4 (empat) BUMN yang bergerak di Sektor Usaha Dok dan Perkapalan yaitu
PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (DKB), PT Dok dan Perkapalan Surabaya (DPS),
PT Industri Kapal Indonesia, dan PT PAL Indonesia. Secara agregat, perkembangan
kinerja BUMN Sektor Usaha Dok dan Perkapalan tahun 20052010 terlihat dalam
Tabel 12.
Tabel 12
Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Dok dan Perkapalan Tahun 20052010
(Rp Milyar)
Uraian

2005

Total Aset
Total Ekuitas

2006

2007

2008

2009

2010

990.19

3,942.04

4,510.57

4,726.63

4,582.62

5,008.42

(1,876.96)

(738.76)

(1,246.87)

(1,299.33)

(1,312.19)

(1,426.47)

1,544.77

1,526.88

1,653.34

1,940.97

1,463.27

1,348.43

(64.63)

(164.83)

(497.90)

(53.77)

(101.70)

(167.86)

Total Penjualan
Total (Rugi) Bersih

(11) Sektor Usaha Energi


BUMN Sektor Usaha Energi terdiri dari 4 (empat) perusahaan yaitu PT Energy
Management Indonesia (EMI), PT Perusahaan Gas Negara (PGN), PT Perusahaan Listrik
Negara (PLN), PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA). Secara agregat, kinerja
keuangan BUMN Sektor Usaha Energi adalah sebagaimana Tabel 13.
Tabel 13
Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Energi Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Uraian

2005

2006

2007

2008

2009

2010

Total Aset

236,274.75 266,162.04 297,932.76 322,403.81 370,492.59 410,412.72

Total Ekuitas

146,018.34 147,724.41 145,169.21 138,102.01 158,640.07 169,831.42

Total Penjualan

84,992.99 114,920.85 126,997.26 184,234.74 172,214.91 130,681.74

Total Laba (Rugi) Bersih

(3,589.28)

451.79

(3,752.22)

(9,964.22)

19,309.42

18,335.83

(12) Sektor Usaha Industri Berbasis Teknologi


Terdapat 5 (lima) BUMN yang bergerak di Sektor Usaha Industri Berbasis Teknologi
yaitu PT Batan Teknologi, PT Dirgantara Indonesia, PT Industri Kereta Api, PTIndustri
Telekomunikasi Indonesia (INTI), dan PT LEN Industri. Secara agregat, kinerja
keuangan BUMN Sektor Usaha Industri Berbasis Teknologi tahun 20052010 adalah
sebagaimana Tabel 14.

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

Tabel 14
Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Industri Berbasis Teknologi Tahun 20052010
(Rp Milyar)
Uraian
Total Aset
Total Ekuitas
Total Penjualan
Total Laba (Rugi) Bersih

2005

2006

2007

2008

2009

2010

4,083.97

4,026.45

3,826.64

3,902.74

3,812.35

4,902.31

604.10

668.43

806.93

659.78

270.67

281.57

1,769.47

2,168.34

2,125.13

2,069.56

3,821.60

2.719.15

(2.64)

64.31

1.36

(78.88)

(109.47)

(63.63)

(13) Sektor Usaha Industri Pertahanan


BUMN Sektor Usaha Industri Pertahanan terdiri dari 2 (dua) perusahaan yaitu
PT Dahana dan PT Pindad. Secara agregat, kinerja keuangan BUMN Sektor Usaha
Industri Pertahanan tahun 20052010 adalah sebagaimana Tabel 15.
Tabel 15
Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Industri Pertahanan Tahun 20052010
(Rp Milyar)
Uraian

2005

2006

2007

2008

2009

2010

Total Aset

848.53

873.54

975.35

1,400.11

1,523.23

1,728.84

Total Ekuitas

276.51

298.85

329.91

390.34

504.34

581.70

Total Penjualan

627.66

712.78

811.80

1,031.63

1,631.57

1,596.11

40.54

29.13

37.00

60.87

120.67

93.67

Total Laba Bersih

(14) Sektor Usaha Telekomunikasi


BUMN yang bergerak di sektor usaha telekomunikasi terdiri dari 3 (tiga) BUMN yaitu
Perum Produksi Film Negara (PFN), PT Telekomunikasi Indonesia, dan Perum LKBN
Antara. Secara agregat, kinerja keuangan BUMN Sektor Usaha Telekomunikasi tahun
20052010 sebagaimana Tabel 16.
Tabel 16
Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Telekomunikasi Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Uraian

2005

2006

2007

2008

2009

2010

Total Aset

62,204

75,168

82,091

91,355

97,925

99,861

Total Ekuitas

23,324

28,097

33,774

34,340

38,600

44,467

Total Penjualan

41,812

51,298

59,446

64,274

67,814

68,765

7,991

11,003

12,854

10,674

11,344

11,544

Total Laba Bersih

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

(15) Sektor Usaha Aneka Industri


BUMN Sektor Aneka Industri meliputi 3 (tiga) BUMN yaitu PT Garam, PT PT Industri
Gelas (IGLAS), dan PT Industri Soda Indonesia (ISI). Gambaran umum kinerja BUMN
Aneka Industri 20052010 terlihat pada Tabel 17.
Tabel 17
Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Aneka Industri Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Uraian

2005

2006

2007

2008

2009

2010

Total Aset

737.23

705.31

545.65

513.94

537.67

578.22

Total Ekuitas

193.20

130.96

180.84

88.73

84.36

25.26

Total Penjualan

442.05

372.87

286.96

217.57

298.59

279.28

Total Laba (Rugi) Bersih

(44.64)

(69.68)

(37.11)

(77.90)

6.34

(64.75)

(16) Sektor Usaha Kertas


Terdapat 2 (dua) BUMN yang bergerak di bidang Industri Kertas yaitu PTY Kertas
Kraft Aceh dan PT Kertas Leces. Secara agregat pokok-pokok kinerja keuangan
BUMN Sektor Usaha Kertas tahun 20052010 terlihat sebagaimana dalam Tabel 18.
Tabel 18
Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Kertas Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Uraian

2005

2006

2007

2008

2009

2010

Total Aset

1,587.79

1,467.17

1,744.26

1,630.20

1,602.58

1,516.37

Total Ekuitas

(213.63)

(413.89)

(192.46)

(403.94)

(613.55)

(771.81)

Total Penjualan
Total Laba (Rugi) Bersih

761.60

318.38

912.07

908.52

812.48

346.23

(147.93)

(249.70)

(175.93)

(197.69)

(209.61)

(149.51)

(17) Sektor Usaha Percetakan dan Penerbitan


BUMN Sektor Usaha Percetakan dan Penerbitan terdiri dari 4 (empat) BUMN yaitu
Perum Percetakan Negara Indonesia (PNRI), Perum Percetakan Uang RI (Peruri),
PT Balai Pustaka, dan PT Pradnya Paramita. Secara agregat, pokok-pokok kinerja
keuangan dari tahun 2005 sampai dengan 2010 BUMN Sektor Usaha Percetakan dan
Penerbitan terlihat sebagaimana dalam Tabel 19.

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

Tabel 19
Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Percetakan dan Penerbitan Tahun 20052010
(Rp Milyar)
Uraian

2005

2006

2007

2008

2009

2010

Total Aset

1,377

1,664

2,118

2,192

2,116

2,832

Total Ekuitas
Total Penjualan
Total Laba Bersih

561

656

809

912

985

1,144

1,057

1,399

1,570

1,638

1,827

2,027

37

126

223

173

173

216

(18) Sektor Usaha Industri Farmasi


BUMN Sektor Usaha Farmasi meliputi 3 (tiga) BUMN yang 2 (dua) di antaranya
berbentuk Persero Terbuka yang bergerak di bidang farmasi dan obat-obatan
(PTKimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk) serta 1 (satu) BUMN yang bergerak di
bidang produk biologi yang sahamnya dimiliki 100% oleh Negara RI (PT Bio Farma).
Secara agregat, kinerja keuangan BUMN Sektor Usaha Farmasi tahun 20052010
adalah sebagaimana ditampilkan dalam Tabel 20.
Tabel 20
Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Farmasi Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Uraian

2005

2006

2007

2008

2009

2010

Total Aset

2,240.05

2,548.07

3,147.97

3,342.45

3,545.96

3,962.22

Total Ekuitas

1,556.99

1,665.88

1,828.23

2,017.96

2,289.36

2,644.85

Total Penjualan

2,934.17

3,832.05

4,384.24

4,989.10

5,162.11

5,442.01

117.77

145.21

180.03

198.81

282.31

396.94

Total Laba Bersih

(19) Sektor Usaha Industri Sandang


Terdapat 2 (dua) BUMN yang bergerak di Sektor Usaha Industri Sandang) yaitu
PTIndustri Sandang Nusantara (ISN) dan PT Cambrics Primissima. Pokok-pokok kinerja
BUMN Sektor Usaha Industri Sandang tahun 20052010 terlihat pada Tabel 21.
Tabel 21
Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Industri Sandang Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Uraian

10

2005

2006

2007

2008

2009

2010

Total Aset

300.60

256.73

232.66

360.29

324.21

318.31

Total Ekuitas

(48.64)

(95.15)

(133.58)

(43.56)

(160.63)

(319.71)

Total Penjualan

250.32

261.51

270.70

223.65

161.27

185.79

Total Laba (Rugi) Bersih

(31.23)

(45.11)

(34.91)

(80.31)

(111.83)

(159.08)

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

(20) Sektor Usaha Angkutan Darat


Terdapat 3 (tiga) BUMN Sektor Usaha Angkutan Darat, yaitu PT Kereta Api Indonesia,
Perum DAMRI, dan Perum PPD. Pokok-pokok kinerja keuangan BUMN Sektor Usaha
Angkutan Darat tahun 20052010 dapat dilihat dalam Tabel 22.
Tabel 22
Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Angkutan Darat Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Uraian

2005

2006

2007

2008

2009

2010

Total Aset

4,529.11

5,883.33

6,943.17

6,250.93

6,098.22

6,138.85

Total Ekuitas

3,066.22

3,219.36

3,751.41

3,580.31

3,921.81

4,020.78

Total Penjualan

2,985.07

3,963.12

3,857.39

4,934.15

5,359.76

5,873.64

(19.84)

(15.60)

10.72

(96.40)

197.19

219.86

Total Laba (Rugi) Bersih

(21) Sektor Usaha Konstruksi


BUMN Sektor Usaha Jasa Konstruksi terdiri dari 8 BUMN yang 3 (tiga) di antaranya
adalah BUMN Terbuka yaitu PT Adhi Karya, PT Wijaya Karya, PT Pembangunan
Perumahan, Perum Pembangunan Perumahan Nasional (PERUMNAS), PT Istaka Karya,
PT Hutama, PT Nindya Karya, dan PT Brantas Abipraya. Secara agregat, pokok-pokok
kinerja keuangan BUMN Sektor Usaha Konstruksi sebagaimana Tabel 23.
Tabel 23
Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Konstruksi Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Uraian
Total Aset
Total Ekuitas
Total Penjualan
Total Laba Bersih

2005

2006

2007

2008

2009

2010

10,029.91

11,498.97

15,194.44

18,881.24

22,068.94

24,150.41

1,671.26

1,771.59

2,790.23

3,162.19

3,976.28

5,264.39

10,978.94

13,357.76

16,899.08

22,046.71

25,010.53

21,666.97

244.42

263.32

301.27

458.68

716.94

853.92

(22) Sektor Usaha Penunjang Konstruksi


BUMN Sektor Usaha Penunjang Konstruksi terdiri dari 2 BUMN yaitu PT Amarta Karya
dan PT Jasa Marga. Secara agregat, kinerja BUMN Sektor Usaha Penunjang Konstruksi
tahun 20052010 terlihat dalam Tabel 24.

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

11

Tabel 24
Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Penunjang Konstruksi Tahun 20052010
(Rp Milyar)
Uraian

2005

2006

2007

2008

2009

2010

Total Aset

9,823

10,334

13,928

14,710

16,288

19,069

Total Ekuitas

1,999

2,393

5,976

6,573

7,186

7,746

Total Penjualan

2,012

2,363

2,707

3,420

3,867

4,573

307

454

272

708

994

1,197

Total Laba Bersih

(23) Sektor Usaha Konsultan Konstruksi


BUMN Sektor Usaha Konsultan Konstruksi terdiri dari 5 BUMN yaitu PT Bina Karya,
PT Indah Karya, PT Indra Karya, PT Virama Karya, PT Yodya Karya. Secara agregat,
kinerja BUMN Sektor Usaha Konsultan Konstruksi tahun 20052010 sebagaimana
terlihat dalam Tabel 25.
Tabel 25
Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Konsultan Konstruksi Tahun 20052010
(Rp Milyar)
Uraian
Total Aset
Total Ekuitas
Total Penjualan
Total Laba Bersih

2005

2006

2007

2008

2009

2010

175

184

221

242

258

272

37

32

35

34

44

53

190

230

311

312

343

308

10

(24) Sektor Usaha Kawasan Industri


BUMN Kawasan Industri terdiri dari 5 (lima) BUMN Kawasan Industri yaitu PT Kawasan
Berikat Nusantara (KBN), PT Kawasan Industri Makassar (KIMA), PT Kawasan Industri
Medan (KIM), PT Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW), PT Pengembangan Daerah
Industri (PDI) Pulau Batam. Gambaran umum kinerja agregat BUMN Sektor Usaha
Kawasan Industri tahun 20052010, terlihat pada Tabel 26.
Tabel 26
Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Kawasan Industri Tahun 20052010
(Rp Milyar)
Uraian

2005

2006

2007

2008

2009

Total Aset

595.90

638.60

697.12

702.67

781.07

1,056.93

Total Ekuitas

479.83

501.60

528.04

565.53

625.11

853.95

Total Penjualan

213.84

273.44

348.42

342.61

334.48

382.76

25.80

42.14

38.27

49.12

66.31

70.81

Total Laba Bersih

12

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

2010

(25) Sektor Usaha Pelayaran


BUMN Sektor Usaha Pelayaran terdiri dari 4 (empat) BUMN yaitu PT Pelayaran
Nasional Indonesia (PELNI), PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP), PT
Djakarta Lloyd, dan PT Pelayaran Bahtera Adhiguna. Pada Agustus 2011, PTPelayaran
Bahtera Adhiguna diakuisisi oleh PT PLN sehingga bukan berstatus sebagai BUMN
lagi. Secara agregat, pokok-pokok kinerja keuangan BUMN Sektor Usaha Pelayaran
tahun 20052010 dapat dilihat dalam Tabel 27.
Tabel 27
Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Pelayaran Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Uraian

2005

Total Aset

7.479

7.595

7.569

8.749

8.746

7.497

Total Ekuitas

5.852

5.782

5.510

6.370

6.484

6.422

Total Penjualan

2.437

3.022

3.188

3.885

3.353

2.942

(81)

(130)

(274)

(151)

(83)

(125)

Total Laba Bersih

2006

2007

2008

2009

2010

(26) Sektor Usaha Penerbangan


BUMN Sektor Usaha Pelayaran terdiri dari 2 (dua) BUMN yaitu PT Garuda Indonesia
Airways (GIA) dan PT Merpati Nusantara Airlines (MNA). Secara agregat, pokokpokok kinerja keuangan BUMN Sektor Usaha Penerbangan tahun 20052010 dapat
dilihat dalam Tabel 28.
Tabel 28
Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Penerbangan Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Uraian

2005

2006

2007

2008

2009

2010

Total Aset

10,083

10,656

12,961

16,216

15,807

15,573

Total Ekuitas

(4,694)

(3,738)

(2,468)

(476)

1,619

1,439

Total Penjualan

14,038

13,887

15,940

21,684

19,713

21,318

(871)

427

(6)

334

1,035

412

Total Laba Bersih

(27) Sektor Usaha Kebandarudaraan


BUMN Sektor Usaha Kebandarudaraan terdiri dari 2 (dua) BUMN yaitu PT Angkasa
Pura I (AP I) dan PT Angkasa Pura II (AP II). Secara agregat, pokok-pokok kinerja
keuangan BUMN Sektor Usaha Kebandarudaraan tahun 20052010 dapat dilihat
dalam Tabel 29.

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

13

Tabel 29
Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Kebandarudaraan Tahun 20052010
(Rp Milyar)
Uraian
Total Aset

2005

2006

2007

2008

2009

2010

10,116.33

10,687.90

13,816.42

15,484.07

16,856.46

18,346.55

Total Ekuitas

9,378.21

9,952.61

12,871.08

14,363.71

15,419.64

14,658.15

Total Penjualan

2,925.22

3,180.34

3,607.16

4,137.93

4,800.73

5,340.50

752.69

720.89

825.55

1,221.05

1,404.01

1,479.32

Total Laba Bersih

(28) Sektor Usaha Pelabuhan


BUMN Sektor Pelabuhan terdiri dari 4 (empat) BUMN yaitu PT Pelabuhan Indonesia I,
II, III, dan IV. Secara agregat, perkembangan kinerja BUMN Sektor Usaha Pelabuhan
sebagaimana terlihat dalam Tabel 30.
Tabel 30
Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Pelabuhan Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Uraian

2005

2006

2007

2008

2009

2010

Total Aset

9.497

10.243

11.829

13.585

14.739

16.308

Total Ekuitas

6.778

7.654

8.779

10.070

10.989

12.322

Total Penjualan

4.204

4.539

5.240

6.260

6.673

7.750

Total Laba Bersih

1.216

1.034

1.585

1.889

1.814

2.206

(29) Sektor Usaha Logistik


Terdapat 4 (empat) BUMN yang bergerak di Sektor Usaha Logistik yaitu Perum
BULOG, PT Bhanda Ghara Reksa (BGR), PT Pos Indonesia, PT Varuna Tirta Prakasya
(VTP). Pada tahun Secara agregat, kinerja BUMN Sektor Usaha Logistik sebagaimana
terlihat dalam Tabel 31.
Tabel 31
Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Logistik Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Uraian
Total Aset
Total Ekuitas
Total Penjualan
Total Laba Bersih

14

2005

2006

2007

2008

2009

2010

17,642

16,060

20,072

21,760

19,795

19,709

6,596

5,954

5,873

5,736

4,391

5,347

10,288

10,087

12,757

20,299

21,577

23,915

(521)

(634)

(362)

36

(575)

962

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

(30) Sektor Usaha Pengerukan


Terdapat 1 (satu) BUMN yang bergerak di Sektor Usaha Pengerukan yaitu
PT Pengerukan Indonesia (Rukindo). Kinerja BUMN Sektor Usaha Pengerukan
sebagaimana terlihat dalam Tabel 32.
Tabel 32
Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Pengerukan Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Uraian

2005

2006

2007

2008

2009

2010

Total Aset

406

395

414

407

485

515

Total Ekuitas

219

165

146

161

286

290

Total Penjualan

123

97

127

134

209

183

Total Laba Bersih

(52)

(54)

(19)

39

11

(31) Sektor Usaha Asuransi


Terdapat 10 (sepuluh) BUMN yang bergerak di sektor usaha asuransi yaitu PT Asuransi
ABRI (Asabri), PT Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI), PT Asuransi Jasa Indonesia
(JASINDO), PT Asuransi Jasa Raharja, PT Asuransi Jiwasraya, PT Asuransi Kesehatan
Indonesia (ASKES), PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja Indonesia (JAMSOSTEK),
PT Reasuransi Umum Indonesia (RUI), PT Taspen, dan PT Asuransi Kredit Indonesia
(ASKRINDO). Secara agregat, pokok-pokok kinerja keuangan BUMN Sektor Usaha
Asuransi dapat dijelaskan sebagaimana Tabel 33.
Tabel 33
Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Asuransi Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Uraian
Total Aset
Total Ekuitas
Total Penjualan
Total Laba Bersih

2005
69,561.96

2006

2007

2008

2009

2010

86,219.34 105,450.02 133,828.03 176,135.18 218,248.13

6,690.29

9,719.30

12,026.61

12,327.44

19,945.03

26,325.37

15,815.55

21,341.42

25,212.02

33,021.12

41,763.75

49,820.57

1,728.02

2,318.96

2,606.97

3,291.74

5,505.52

5,590.55

(32) Sektor Usaha Perbankan


Sampai dengan tahun 2008, terdapat 5 Bank Persero (Bank BUMN) yaitu Bank Mandiri,
Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Bank Tabungan Negara dan Bank
Ekspor Indonesia. Namun pada tahun 2009, Bank Ekspor Indonesia berubah bentuk
badan hukumnya menjadi Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia berdasarkan UU
Nomor 2 Tahun 2009, sehingga per akhir Desember 2011 terdapat 4 bank BUMN yang
seluruhnya telah listed. Adapun kinerja Bank BUMN tahun 2005 - 2010 pada umumnya
meningkat yang antara lain disebabkan Bank BUMN telah berhasil dalam melakukan
restrukturisasi, baik yang bersifat operasional maupun restrukturisasi finansial.
Peningkatan kinerja tersebut antara lain tercermin dari semakin meningkatkannya
pencapaian pendapatan dan laba bersih Perseroan. Gambaran mengenai data
keuangan pokok BUMN Perbankan tersaji dalam Tabel 34.
RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

15

Tabel 34
Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Perbankan Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Uraian

2005

2006

2007

2008

2009

2010

563,054

624,234

753,147

862,440

997,508

1,171,026

Total Ekuitas

49,944

59,774

72,854

74,645

86,903

117,783

Total Penjualan

61,603

73,889

76,830

89,110

106,605

126,819

6,263

8,969

10,763

13,166

17,438

25,708

Total Aset

Total Laba Bersih

(33) Sektor Usaha Jasa Pembiayaan


Terdapat 6 (enam) BUMN yang bergerak di Sektor Usaha Jasa Pembiayaan yaitu
Perum Pegadaian, PT Danareksa, PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI), PT PANN Multi
Finance, PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dan PT Jaminan Kredit Indonesia
(JAMKRINDO). Secara agregat, pokok-pokok kinerja keuangan BUMN Sektor Usaha
Jasa Pembiayaan dapat dijelaskan sebagaimana Tabel 35.
Tabel 35
Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Jasa Pembiayaan Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Uraian
Total Aset
Total Ekuitas
Total Penjualan
Total Laba Bersih

2005

2006

2007

2008

2009

2010

10,923.51

12,465.46

16,091.91

19,686.55

26,430.09

32,934.26

595.93

1,122.15

2,260.69

2,934.64

4,038.55

3,692.57

2,016.54

2,757.54

3,357.75

3,978.41

5,327.39

7,275.17

143.59

558.14

681.97

880.68

1,057.91

1,736.13

(34) Sektor Usaha Pariwisata


BUMN Sektor Usaha Pariwisata terdiri dari 3 (tiga) BUMN yaitu PT Bali Tourism &
Development Corporation (BTDC), PT Hotel Indonesia Natour (HIN) dan PT TWC
Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko. Secara agregat, pokok-pokok kinerja
keuangan BUMN Sektor Usaha Pariwisata tahun 2005-2010 dapat dilihat dalam Tabel
36.
Tabel 36
Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Pariwisata Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Uraian

2005

2006

2007

2008

2009

2010

Total Aset

528

519

574

618

1,213

1,676

Total Ekuitas

332

303

339

380

980

1,043

Total Penjualan

274

255

304

381

443

478

32

(15)

50

54

67

79

Total Laba Bersih

16

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

(35) Sektor Usaha Perdagangan


Terdapat 3 (tiga) BUMN yang bergerak di Sektor Usaha Perdagangan yaitu
PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, PT PP Berdikari, dan PT Sarinah. Secara
agregat, kinerja BUMN Sektor Usaha Perdagangan sebagaimana terlihat dalam Tabel
37.
Tabel 37
Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Perdagangan Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Uraian

2005

2006

2007

2008

2009

2010

Total Aset

1,138

1,331

1,472

1,388

1,448

1,924

Total Ekuitas

(284)

(283)

(249)

(220)

(190)

(154)

Total Penjualan

1,206

1,324

1,753

1,902

1,798

3,071

38

31

30

63

Total Laba Bersih

(36) Sektor Usaha Jasa Penilai


Terdapat 4 (empat) BUMN yang bergerak di Sektor Usaha Jasa Penilai yaitu PT Biro
Klasifikasi Indonesia (BKI), PT Sucofindo, PT Survai Udara Penas, dan PT Surveyor
Indonesia. Secara agregat, pokok-pokok kinerja keuangan BUMN Sektor Usaha Jasa
Penilai tahun 20052010 sebagaimana Tabel 38.
Tabel 38
Kinerja Keuangan BUMN Sektor Usaha Jasa Penilai Tahun 20052010 (Rp Milyar)
Uraian

2005

2006

2007

2008

2009

2010

Total Aset

937.03

979.01

1,099.82

1,183.61

1,320.71

1,400.00

Total Ekuitas

621.97

649.19

711.21

740.47

828.00

925.45

1,093.64

1,273.46

1,617.07

1,750.90

1,843.56

1,959.33

52.65

47.01

82.37

57.44

103.40

117.61

Total Penjualan
Total Laba Bersih

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

17

B. POTENSI DAN PERMASALAHAN


1. Potensi Kementerian BUMN
Potensi Kementerian BUMN secara umum terdiri dari beberapa hal, yaitu: (1)
Sumber Daya Manusia, (2) Sarana dan Prasarana, (3) Tata Laksana Kerja, dan (4)
Anggaran.
a. Sumber Daya Manusia

Jumlah SDM Kementerian BUMN sebanyak 326 orang yang sebagian besar
berasal dari Kementerian Keuangan. Sesuai Peraturan Menteri Negara BUMN
Nomor PER-05/MBU/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
BUMN, jumlah jabatan Kementerian BUMN sebagai berikut:
Jabatan Struktural Eselon I : 11 Jabatan
Jabatan Struktural Eselon II : 20 Jabatan
Jabatan Struktural Eselon III : 46 Jabatan
Jabatan Struktural Eselon IV : 97 Jabatan
Hasil evaluasi terhadap beban kerja SDM Kementerian BUMN tahun 2007
menunjukkan bahwa rata-rata beban kerja SDM Kementerian BUMN baru
mencapai 65%. Angka tersebut menunjukkan bahwa masih terdapat celah
yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai kinerja pegawai Kementerian
BUMN yang lebih baik.
Ditambah lagi, dengan terbitnya Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor
KEPKEP-236/MBU/2011 tentang Pendelegasian Sebagian Kewenangan dan/
atau Pemberian Kuasa Menteri Negara BUMN sebagai Wakil Pemerintah
selaku Pemegang Saham/RUPS pada Perusahaan Perseroan (Persero) dan
Perseroan Terbatas serta Pemilik Modal pada Perusahaan Umum (Perum)
kepada Direksi, Dewan Komisaris/Dewan Pengawas dan Pejabat Eselon I di
Lingkungan Kementerian BUMN, banyak beban kerja di Kementerian BUMN
yang beralih kepada Direksi maupun Dewan Komisaris/Dewan Pengawas
BUMN, sehingga secara otomatis akan mengurangi beban kerja pegawai
Kementerian BUMN.
b. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana kerja yang memadai dan kondusif adalah salah
satu syarat yang mutlak diperlukan agar suatu institusi/lembaga dapat
menghasilkan kinerja yang optimal. Hal ini sangat disadari oleh Kementerian
BUMN sehingga sejak akhir tahun 2007, Kementerian BUMN telah memiliki
gedung kantor sendiri di Jalan Medan Merdeka Selatan Nomor 13, Jakarta
Pusat yang terdiri dari 22 lantai dengan luas bangunan 29.011 m2 dan luas
tanah 39.015 m2 yang dibeli dari PT Garuda Indonesia (Persero). Proses

18

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

pembayarannya dilakukan secara bertahap dari tahun 20062009. Namun,


karena usia gedung yang sudah lebih dari 20 tahun dan belum pernah
dilakukan peremajaan, maka diperlukan alokasi dana tambahan untuk
melakukan peremajaan gedung.
c. Tata Laksana Kerja

Metode dan tata laksana kerja yang telah distandardisasi dan dijalankan
sangat berpengaruh terhadap kualitas output yang dihasilkan oleh
organisasi. Semakin terstruktur metode kerja yang dimiliki oleh suatu
instansi akan semakin efektif dan efisiensi kerja pegawai.

Kementerian BUMN melalui standard operating procedure (SOP) dan


office automation (OA) telah menetapkan prosedur-prosedur kerja yang
harus ditempuh oleh pegawai dalam setiap aktivitas yang terkait dengan
pelaksanaan tugas dan fungsinya. Implementasi yang menyeluruh terhadap
SOP dan OA tersebut diyakini akan mampu meningkatkan kinerja pegawai
dan organisasi secara keseluruhan.

d. Anggaran

Agar dapat melaksanakan seluruh program kerja yang telah ditetapkan,
anggaran yang cukup menjadi suatu keharusan sehingga setiap kegiatan
yang direncanakan dapat terlaksana. Pada awal keberadaan Kementerian
BUMN sampai dengan tahun 2003, anggaran yang diperoleh Kementerian
BUMN untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi relatif masih sangat
kecil berkisar Rp.50 Milyar. Seiring dengan semakin kompleksnya kegiatan
dan semakin banyaknya target-target yang hendak dicapai, anggaran
Kementerian BUMN telah mengalami kenaikan secara bertahap sehingga
pada tahun 2011 total anggaran yang diterima mencapai sebesar Rp.144
Milyar. Ketersediaan anggaran ini digunakan untuk mendukung setiap
kebijakan pembinaan BUMN oleh Kementerian BUMN.
Tabel 1
Perkembangan Anggaran Kementerian BUMN Tahun 20052011 (Rupiah)
Tahun






2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011

Pagu

Realisasi

75,430,901,000
211,939,209,000
351,319,162,000
186,933,221,000
176,378,744,000
166,203,110,000
144,341,195,000

35,084,842,240
155,053,362,110
261,846,403,691
148,300,549,275
129,043,963,130
92,873,958,826
112,572,597,733

% Realisasi
46.51%
73.16%
74.53%
79.33%
73.16%
55.88%
77.99%

Catatan: Dalam pagu anggaran tahun 2006-2009 terdapat alokasi anggaran untuk
pembelian gedung kantor Kementerian BUMN.

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

19

2. Potensi BUMN Tahun 2011


a. Potensi Umum BUMN

Sesuai dengan Pasal 33 UUD 1945, BUMN merupakan salah satu penggerak
utama perekonomian nasional. Dengan berbagai kondisi yang melekat
padanya, BUMN memiliki potensi yang sangat besar untuk berkembang
yang sampai dengan saat ini belum termanfaatkan secara optimal. Potensipotensi tersebut antara lain: (a) keberadaan BUMN di hampir semua
sektor usaha, (b) kepemilikan aset yang besar, (c) brand image BUMN, (d)
pengalaman usaha BUMN, dan (e) profesionalisme SDM.
1) Keberadaan BUMN

Jika melihat pada BUMN yang ada saat ini, kita akan mengetahui
bahwa BUMN adalah sebuah entitas yang memiliki potensi untuk dapat
berkembang menjadi sebuah entitas bisnis yang besar dan kuat. Hampir
di semua lini bisnis dan sektor usaha yang ada di Indonesia, terdapat
BUMN yang menjalankan usahanya. Bahkan di beberapa sektor usaha,
BUMN adalah penguasa pasar (market leader) sehingga memiliki peran
yang sangat signifikan baik bagi stabilitas sektor bisnis maupun ekonomi
secara umum. Jumlah BUMN yang mencapai 141 dan tersebar hampir
di semua sektor usaha tidak hanya membuat BUMN sangat berpotensi
untuk berkontribusi yang signifikan kepada masyarakat dan negara
secara umum, tetapi juga memiliki potensi yang besar untuk menjalin
sinergi yang saling menguntungkan di antara sesama BUMN sehingga
akan memberikan percepatan dalam pencapaian kinerja perusahaan.
2) Kepemilikan Aset

Saat ini, total aset BUMN tercatat mencapai lebih dari Rp. 2.500 Triliun
(nilai buku). Sebuah nilai yang sangat besar yang apabila mampu
dimanfaatkan secara maksimal maka akan memicu pertumbuhan
sektor riil dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan (sustainability
growth). Namun, dari total aset BUMN tersebut, belum seluruhnya
dimanfaatkan secara optimal guna menghasilkan pendapatan bagi
perusahaan. Aset yang belum didayagunakan tersebut menjadi potensi
tersendiri bagi BUMN dalam upayanya untuk terus memperbaiki
kinerja agar dapat memberikan kontribusi yang lebih besar kepada
kesejahteraan rakyat. Melalui kerja sama usaha dengan swasta maupun
BUMN, aset-aset yang masih idle tersebut akan menjadi salah satu kunci
dalam upaya untuk mewujudkan BUMN yang sehat, berkinerja baik,
dan berdaya saing tinggi.

20

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

3) Brand Image BUMN



Tidak dapat dipungkiri bahwa perjalanan sejarah telah membuat
BUMN memiliki brand image yang sangat kuat khususnya di dalam
negeri. Dengan usaha-usaha yang dijalankan di sektor perintisan
membuat nama BUMN dikenal luas di seluruh nusantara. Pos Indonesia,
Bank BRI, Pegadaian, PLN, dan Pertamina adala BUMN-BUMN yang
sudah sangat melekat di benak seluruh rakyat Indonesia. Bukan hanya
karena menguasai hajat hidup orang banyak tetapi merupakan bagian
dari sejarah perkembangan bangsa Indonesia. Brand image yang
sangat kuat ini merupakan salah satu competitive advantage yang
dimiliki oleh BUMN untuk bersaing dengan perusahaan swasta lain.
Competitive advantage ini harus dapat dioptimalkan sehingga bisa
mendukung upaya penciptaan BUMN yang sehat, berkinerja baik dan
berdaya saing tinggi sehingga mampu memberikan kontribusi yang
optimal bagi perekonomian nasional. Brand image BUMN semakin
membaik yang tergambar dari semakin meningkatnya jumlah BUMN
yang mendapatkan penghargaan di tingkat nasional, regional, dan
internasional.
4) Pengalaman Usaha (Corporate Experience) BUMN

Jika dilihat secara seksama, hampir seluruh BUMN lahir pada awal
kemerdekaan Indonesia bahkan ada beberapa BUMN yang merupakan
hasil nasionalisasi perusahaan-perusahaan belanda. Dengan usia yang
sudah sedemikian lama, BUMN seharusnya memiliki pengalaman
yang jauh lebih banyak daripada perusahaan-perusahaan swasta
lain yang belum begitu lama berdiri. Pengalaman adalah salah satu
nilai tambah yang sangat penting bagi perusahaan terutama untuk
menghadapi persaingan usaha yang semakin kompetitif. Pemahaman
yang mendalam tentang nature of business menjadi salah satu kunci
agar suatu perusahaan mampu berkembang dan bisa menjawab setiap
tantangan zaman. Namun patut diperhatikan juga bahwa, pengalaman
usaha BUMN tersebut harus selalu diiringi dengan inovasi dan
kreativitas usaha sehingga BUMN akan tetap mendapat kepercayaan
dari masyarakat.
5) Profesionalisme SDM

Sebagaimana diketahui bahwa salah satu sumber SDM yang berkualitas
terdapat di BUMN. Perbaikan sistem remunerasi yang semakin
berkeadilan dan berbasis kinerja semakin mendorong peningkatan
profesionalisme SDM BUMN. Ketatnya pengawasan dalam pengelolaan
BUMN juga semakin mendorong peningkatan integritas SDM BUMN.
Mekanisme penetapan pengurus BUMN yang semakin transparan
RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

21

dan mengutamakan nilai-nilai profesionalisme dan integritas semakin


mendorong persaingan SDM BUMN untuk meningkatkan kapasitas
dan kemampuan serta semakin prudent dalam setiap pengambilan
keputusan.
3. Permasalahan
a. Tantangan Internal

Tantangan internal yang dihadapi Kementerian BUMN yaitu terkait dengan
mekanisme pengambilan keputusan Menteri BUMN yang belum sepenuhnya
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas. Selain itu juga terkait dengan masih belum sinkronnya proses
birokrasi Kementerian BUMN sebagai lembaga pemerintah dengan proses
pembinaan BUMN. Hal tersebut tergambar dari tantangan internal berupa:
1) Kapasitas dan Kewenangan

Sesuai PP Nomor 41 Tahun 2003 tentang Pelimpahan Kedudukan, Tugas,
dan Kewenangan Menteri Keuangan pada Persero, Perum, dan Perjan
kepada Menteri Negara BUMN, tidak semua kedudukan, tugas, dan
kewenangan Menteri Keuangan dilimpahkan kepada Menteri BUMN.
Beberapa hal yang tidak dilimpahkan kepada Menteri BUMN adalah:
a) Penatausahaan setiap penyertaan modal Negara berikut
perubahannya ke dalam Persero dan Perum, serta kegiatan
penatausahaan kekayaan Negara yang dimanfaatkan oleh Perjan;
b) Pengusulan setiap penyertaan modal Negara ke dalam Persero
dan Perum yang dananya berasal dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara, serta pemanfaatan kekayaan Negara dalam Perjan;
c) Pendirian Persero, Perum, atau Perjan dan perubahan bentuk
hukum Perjan.
d) Dengan adanya pengecualian tersebut, Menteri Keuangan masih
merupakan ultimate shareholder bagi BUMN yang dapat membuat
business process yang seharusnya dapat berjalan lebih cepat justru
memakan waktu yang lebih lama dan kurang efektif, khususnya
dalam rangka pelaksanaan program restrukturisasi (rightsizing)
BUMN sebagaimana diamanatkan dalam Inpres Nomor 5 Tahun
2008.
2) Reformasi Birokrasi

Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara PAN Nomor PER/15/M.
PAN/7/208 tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi yang kemudian
disempurnakan dengan Peraturan Menteri Negara PAN dan RB Nomor
20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 20102014

22

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

serta Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design


Reformasi Birokrasi 2010-2025, seluruh instansi/lembaga Pemerintah
diwajibkan untuk melaksankan reformasi birokrasi guna menciptakan
tata kelola pemerintahan yang bersih (good governance). Terkait
dengan hal tersebut, Kementerian BUMN pada dasarnya telah mulai
melaksanakannya sejak tahun 2007 yang dimulai dengan analisis
jabatan dan analisis beban kerja setiap jabatan di Kementerian BUMN.
Selanjutnya, untuk menindaklanjuti ketentuan dalam peraturan
tersebut, maka pada tahun 2009 secara khusus telah dibentuk Tim
Reformasi Birokrasi Kementerian Negara BUMN dan beberapa tim lain
guna mendukung pelaksanaan reformasi birokrasi di Kementerian
BUMN. Reformasi Birokrasi yang dilakukan telah menghasilkan
beberapa output antara lain Standard Operating Procedure aktivitas
Kementerian BUMN, kode etik, dan manajemen SDM. Khusus mengenai
organisasi, Kementerian BUMN merencanakan akan melakukan
perampingan dalam rangka meningkatkan efisiensi kerja sehingga
dapat mempercepat business process. Selain itu, hal tersebut juga
disesuaikan dengan rencana rightsizing BUMN yang diarahkan pada
perampingan jumlah BUMN untuk mendapatkan jumlah BUMN yang
paling ideal dan optimal.
3) Tata Laksana Kerja Kementerian BUMN

Hasil analisa beban kerja Kementerian BUMN yang dilakukan pada
tahun 2007, diperoleh hasil rata-rata pemakaian jam kerja sebesar
60,14% dari jam kerja standar. Hal ini berarti bahwa SDM yang dimiliki
oleh Kementerian BUMN belum diberdayakan secara optimal. Kondisi
ini merupakan faktor yang perlu mendapat perhatian dari internal
Kementerian BUMN. Aspek lain yang perlu diperbaiki di Kementerian
BUMN antara lain meliputi konsolidasi internal untuk mengoptimalkan
rencana kerja dan anggaran, serta pembuatan dan penyempurnaan
Standard Operating Procedure (SOP) yang mengatur tatalaksana
pekerjaan (alur kerja) di Kementerian BUMN.
4) Sarana dan Prasarana

Saat ini Kementerian BUMN sedang mempersiapkan sistem informasi
sebagai salah satu pendukung percepatan bisnis proses dan administrasi.
Terdapat lima portal yang dapat digunakan yaitu (1) portal publik
sebagai sarana penyampaian informasi dari Kementerian BUMN
kepada publik; (2) Executive Information System (EIS) sebagai bagian
dari decision support system para pimpinan di Kementerian BUMN; (3)
Office Automation (OA) yang digunakan oleh internal Kementerian
BUMN untuk mengurangi konsumsi waktu dalam penyelenggaraan
RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

23

kegiatan rutin administratif; (4) portal Aset sebagai basis data dalam
rangka upaya identifikasi dan optimalisasi aktiva tetap yang dimiliki
oleh BUMN; dan (5) portal Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai basis
data potensi SDM yang dimiliki oleh BUMN serta dapat dipergunakan
untuk keperluan penjaringan calon Direksi BUMN.
5) Fleksibilitas Pengelolaan Dana APBN

Alokasi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kementerian BUMN
yang disediakan dari APBN saat ini hanya digunakan untuk membiayai
kegiatan-kegiatan operasional Kementerian BUMN dalam rangka
pelaksanaan tugas pembinaan BUMN. Alokasi kebutuhan dana APBN
yang dapat digunakan untuk pelaksanaan restrukturisasi BUMN saat ini
hanya dapat dilakukan melalui mekanisme penambahan Penyertaan
Modal Negara (PMN). Kebijakan PMN pun dibatasi hanya diberikan
kepada BUMN yang melakukan kegiatan yang berhubungan langsung
dengan kebijakan pemerintah seperti halnya KUR. Sementara itu,
selama ini BUMN telah memberikan sumbangan kontribusi kepada
APBN melalui dividen yang dalam kurun waktu lima tahun terakhir terus
menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Di masa mendatang
Kementerian BUMN seharusnya dapat memanfaatkan sebagian
setoran dividen BUMN untuk digunakan sebagai dana restrukturisasi
(pembentukan BUMN Fund). Optimalisasi sumber daya yang dimiliki
tersebut akan diarahkan untuk penciptaan efisiensi dan efektivitas
dalam pelaksanaan tugas pembinaan BUMN.
b. Tantangan Eksternal

Setidaknya terdapat beberapa faktor yang berpengaruh dalam melaksanakan
pembinaan dan pengawasan BUMN:
1) Ketidakharmonisan Peraturan Perundang-Undangan

Dalam menjalankan kegiatan usahanya, BUMN selain tunduk pada UU
BUMN, juga harus mengikuti UU Perseroan Terbatas, paket UU bidang
Keuangan Negara, paket UU bidang Pemeriksaan dan Pengawasan, serta
peraturan perundang-undangan sektoral yang dalam pelaksanaannya
terdapat beberapa peraturan perundang-undangan yang terkait dengan
kegiatan operasional BUMN saling berbenturan dengan peraturan
lainnya. Hal ini dapat menyebabkan adanya perbedaan penafsiran yang
akan berpengaruh terhadap kepastian hukum di bidang pengurusan,
pengawasan dan pembinaan BUMN.

24

Di samping itu, gencarnya desentralisasi dan otonomi daerah membawa


euforia yang berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

terhadap kegiatan usaha BUMN di daerah. Persepsi Pemerintah Daerah


yang masih menganggap BUMN sebagai institusi publik memunculkan
kebijakan-kebijakan yang justru sering menghambat BUMN untuk
beroperasi sebagaimana layaknya korporasi.

Tantangan lainnya yang perlu mendapatkan perhatian adalah


Kementerian BUMN tidak lagi merupakan Kementerian yang
memonopoli pembinaan BUMN, mengingat adanya badan lain
yang menyerupai BUMN yang tidak di bawah pembinaan BUMN.
Badan tersebut berupa Badan Layanan Umum (BLU), Badan Hukum
Milik Negara (BHMN), dan Badan Usaha Milik Negara lain yang baru
dibentuk. Keberadaan badan-badan ini merupakan faktor pemicu bagi
Kementerian BUMN untuk berprestasi lebih baik lagi.

Upaya pembinaan dan pengawasan BUMN juga tidak dapat dilepaskan


dari isu deregulasi sektoral. Beberapa BUMN yang selama ini menikmati
fasilitas perlindungan usaha dari pemerintah harus mulai berbenah
dan meningkatkan kapasitasnya dalam menghadapi persaingan usaha.
Ke depan, diperlukan adanya harmonisasi kebijakan baik dengan para
pengambil kebijakan pada tataran pusat (nasional) maupun dengan
pemerintah daerah.
a) Perkembangan Ekonomi Makro

Sebagai entitas yang bergerak di dunia usaha, perkembangan
BUMN sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi baik nasional,
regional dan global.
(1) Fiskal

Kinerja BUMN dipengaruhi oleh risiko fiskal. Beberapa hal
yang mempengaruhi risiko fiskal bagi BUMN dividen BUMN,
privatisasi BUMN, dan pungutan pajak ekspor dan retribusi
daerah. Dividen merupakan bagian dari laba bersih BUMN
yang diberikan kepada pemegang saham. Untuk saham milik
Negara, dana hasil dividen seluruhnya disetorkan secara
langsung ke Kas Negara. Besar kecilnya prosentase rasio
atas laba bersih berpengaruh juga terhadap besar kecilnya
arus kas perusahaan dan penguatan modal BUMN di dalam
meningkatkan kinerja.

Privatisasi BUMN adalah dengan melepas sebagian saham ke


publik (Initial Public Offering/IPO) melalui pasar modal. Pada
masa lalu, langkah BUMN untuk mendapatkan dana murah
RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

25

di pasar modal dipergunakan untuk menutup defisit APBN,


sehingga BUMN yang melakukan IPO, tidak mendapatkan
dana murah. Mengingat tidak ada dana segar yang masuk
ke perusahaan, maka hal ini berpengaruh terhadap kinerja
BUMN. Oleh karena itu, privatisasi BUMN di masa mendatang,
diharapkan sebagian besar atau seluruh hasil privatisasi
dipergunakan untuk penguatan dan peningkatan modal kerja
perusahaan.

Terkait, pungutan pajak ekspor dan retribusi daerah, banyak


pungutan yang terjadi dibebankan kepada perusahaan/
BUMN, seperti pajak hasil perkebunan seperti Pajak Ekspor
(PE) untuk sawit dan juga berbagai pungutan retribusi daerah
yang menjadi beban bagi perusahaan/BUMN dan berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan.

(2) Moneter

Sebagai salah satu pelaku ekonomi, BUMN sangat dipengaruhi
oleh kondisi moneter dalam negeri, terutama kestabilan nilai
tukar rupiah. Pengaruh tersebut akan semain besar bagi BUMN
yang banyak melakukan transaksi mata uang asing. Untuk
meminimalisasi pengaruh dari fluktuasi nilai tukar rupiah,
BUMN dituntut untuk mengoptimalkan penggunaan produk
dalam negeri, dan menjaga agar tidak berlebihan dalam
melakukan transaksi yang melibatkan mata uang asing.
(3) Harga Komoditas

Salah satu faktor yang berpengaruh pada pencapaian kinerja
keuangan BUMN adalah harga komoditas yang dihasilkan.
Kecenderungan harga komoditas yang semakin membaik,
harus mampu dimanfaatkan oleh BUMN untuk meningkatkan
laba perusahaan. Namun di sisi lain apabila terjadi penurunan
harga komoditas secara umum, BUMN harus mampu merespons
dengan baik untuk meminimalisasi penurunan laba. Perubahan
harga komoditas yang sangat sensitif terhadap kinerja BUMN
adalah minyak bumi, tambang, CPO, gas dan gula. Bagi BUMN
penghasil komoditas yang dibutuhkan oleh masyarakat luas,
seperti gula dan minyak goreng, selain mengejar keuntungan,
BUMN tersebut juga harus mampu menjadi instrumen negara
untuk menjaga kestabilan harga di tingkat konsumen akhir.

26

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

(4) Perekonomian Dunia



Mengingat bahwa perekonomian Indonesia merupakan bagian
dari ekonomi dunia, maka setiap perkembangan ekonomi
dunia bepengaruh pada kinerja BUMN. Meskipun masih
dibayang-bayangi resesi ekonomi yang melanda Amerika dan
Eropa terutama terkait kondisi ekonomi Yunani dan harga
minyak yang cenderung naik, kondisi ekonomi Asia masih
menunjukan perkembangan yang positif yang ditopang oleh
pertumbuhan ekonomi Cina dan India. Perbaikan ekonomi
global terutama Asia harus dapat dimanfaatkan oleh BUMN
untuk meningkatkan kinerjanya guna semakin mendorong
pertumbuhan ekonomi nasional.
b) Penegakan Hukum

Aset BUMN merupakan kekayaan negara yang telah dipisahkan
dan telah menjadi aset korporasi. Oleh karena itu, pengelolaan
aset BUMN tunduk kepada UU No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN,
UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan UU No.
9 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, serta UU sektoral lain. Oleh
beberapa pihak, sesuai UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara, aset BUMN ditafsirkan sebagai aset negara, sehingga bila
terjadi kerugian korporasi BUMN maka beberapa pihak tersebut
sering mengartikan sebagai kerugian negara.

Perlunya kejelasan dan kepastian hukum atas definisi aset BUMN


tersebut, yang secara nyata aset BUMN merupakan aset korporasi
dan tidak tunduk pada UU Keuangan Negara. Oleh karena itu,
kepastian hukum atas aset BUMN ini dapat menjadi pintu bagi
penegakan hukum yang baik di BUMN serta memberi kepastian bagi
aktivitas manajemen BUMN di dalam perannya mengembangkan
aset BUMN agar lebih produktif lagi.

c) Persaingan Usaha

Salah satu pertimbangan agar usaha bisnis BUMN dapat berjalan
dengan baik dan meningkat adalah mengevaluasi pesaing/
kompetitor secara sehat. Analisis ini penting dilakukan agar langkah
usaha dapat dijalankan dengan lebih terukur dan berhasil. Apabila
beberapa BUMN akan dilakukan restrukturisasi dalam arti merger
atau penggabungan usaha, maka perlu mempertimbangkan secara
seksama dampak dari sisi analisis persaingan usaha. Walaupun
program merger dari sisi economic of sales dan leverage sangat
menguntungkan BUMN, namun dari sisi persaingan usaha, langkah
RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

27

ini dapat membatasi atau mengurangi kemampuan BUMN. Oleh


karena itu, faktor persaingan usaha yang sehat menjadi faktor
kunci bagi BUMN agar lebih efisien di dalam ikut berkompetisi
dan menjadi salah satu pertimbangan program merger atau
penggabungan usaha agar merger ini dapat dilaksanakan sesuai
target yang diharapkan.
d) Pelaksanaan Otonomi Daerah

Meskipun telah mulai diterapkan sejak tahun 1999, namun masih
banyak persepsi yang keliru dari pemerintah daerah terhadap
konsep otonomi daerah yang diharapkan. Sebagian pemerintah
daerah masih menuntut penerimaan yang lebih dari BUMN
sehingga menimbulkan terbitnya regulasi tambahan tentang pajak
dan retribusi yang harus dibayar oleh BUMN. Selain itu juga muncul
keinginan dari pemerintah daerah untuk turut serta mendapatkan
hak atas pembagian laba BUMN serta keinginan untuk turut serta
mengelola BUMN yang berada di wilayahnya.

Pemahaman yang keliru tersebut telah memberikan beban


tambahan bagi BUMN dalam menjalankan usahanya di daerah
sehingga BUMN tidak dapat bergerak secara leluasa dalam
mengembangkan usaha di daerah. Selain itu, pemahaman tersebut
juga telah mendorong masyarakat dan pemerintah daerah menjadi
lebih defensif terkait dengan hak pengelolaan atas lahan milik
BUMN, sehingga terdapat beberapa BUMN yang mengalami
kesulitan untuk melakukan perpanjangan HGU dan HPL di beberapa
lahan milik BUMN. Hal yang sama juga berlaku pada perpanjangan
kuasa pertambangan.

e) Tuntutan Tata Kelola yang Baik (Good Governance)



Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor: PER-15/M.PAN/7/2008 tentang Pedoman Umum
Reformasi Birokrasi, Peraturan Menteri Negara PAN dan RB Nomor
20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 20102014
serta Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand
Design Reformasi Birokrasi 20102025, setiap instansi Pemerintah
diwajibkan untuk melaksanakan program Reformasi Birokrasi
yang menitikberatkan pada penatakelolaan birokrasi yang efektif
dan efisien. Kementerian BUMN sebagai salah satu instansi
pemerintah wajib memenuhi ketentuan tersebut. Menjadikan
organisasi Kementerian BUMN yang efektif dan efesien yang
akan meningkatkan kualitas pembinaan kepada BUMN. Terdapat

28

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

sebagian BUMN yang belum menerapkan mekanisme pengelolaan


perusahaan yang baik.

Dengan demikian, salah satu tugas dan fungsi Kementerian BUMN


adalah memastikan pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance (GCG) di BUMN sesuai dengan Peraturan Menteri
Negara BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan
Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance)
pada BUMN. Hal ini perlu dilakukan untuk menjawab tuntutan
masyarakat luas terkait terealisasinya prinsip-prinsip GCG yaitu
keterbukaan, akuntabilitas, pertanggungjawaban, serta kewajaran.

Kementerian BUMN memiliki komitmen yang kuat untuk terus


memacu implementasi GCG pada BUMN secara berkesinambungan.
Penatakelolaan perusahaan yang baik akan mengurangi asimetri
informasi antara pengurus perusahaan dengan pihak luar, dan
tentunya akan menciptakan kepercayaan publik secara lebih luas
yang pada akhirnya meningkatkan keberhasilan usaha.

Setelah reformasi birokrasi dan tata kelola yang baik pada BUMN
dapat diterapkan, maka tantangan berikutnya adalah peningkatan
profesionalisme dan integritas pengurus BUMN. Tantangan yang
harus dihadapi adalah memantapkan mekanisme seleksi pengurus
BUMN (Direksi dan Dewan Komisaris) dan pengukuran kinerja pada
pengurus BUMN melalui penerapan Key Performance Indicators
(KPI). Selanjutnya untuk meningkatkan motivasi pengurus BUMN
yang professional, dibutuhkan penyesuaian sistem remunerasi
yang dapat menciptakan suatu sistem penghasilan yang seimbang
dengan tanggungjawab yang diberikan serta menyesuaikan
dengan sistem penghasilan di sektor usaha sejenis.

Oleh karena itu, penetapan penghasilan dilakukan dengan


memperhatikan faktor pencapaian target (KPI), tingkat kesehatan,
kemampuan keuangan, tingkat inflasi, perbandingan dengan
sektor usaha sejenis, dan faktor lain yang relevan.

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

29

30

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

VISI, MISI, TUJUAN DAN


SASARAN STRATEGIS

Berdasarkan kondisi umum, potensi, permasalahan dan tantangan yang dihadapi ke


depan sebagaimana telah dijelaskan pada Bab I, maka Kementerian BUMN sesuai
dengan tugas dan fungsinya diharuskan dapat mendorong BUMN untuk mencapai
maksud dan tujuan pendirian BUMN sebagaimana disebutkan dalam UU No. 19
Tahun 2003 tentang BUMN. Untuk itu, Kementerian BUMN menetapkan visi dan misi
yang akan dicapai melalui pencapaian tujuan dan sasaran strategis serta pelaksanaan
program dan kegiatan. Peta Strategi Kementerian BUMN 2010-2014 dapat terlihat
sebagaimana Gambar 2.

PEMBINA BUMN YANG


PROFESIONAL UNTUK
MENINGKATKAN NILAI BUMN

STAKEHOLDER
PERSPECTIVE

SS 1 Peningkatan
kontribusi BUMN terhadap
ekonomi nasional

SS 2
Peningkatan Nilai BUMN

SS 3 Peningkatan
kepuasan BUMN atas
kebijakan KBUMN

SS 4 Peningkatan
transparansi, akuntabilitas
dan independensi
pengelolaan BUMN

SS 5 Peningkatan
belanja modal BUMN

SS 6 Peningkatan
efisiensi dan efektivitas
pengelolaan BUMN

INTERNAL
PROCESS
PERSPECTIVE

SS 7 Pelaksanaan
riset/kajian bisnis
korporasi

SS 8 Terwujudnya
proses bisnis KBUMN
yang efektif

SS 9 Terlaksananya
prinsip-prinsip
pengelolaan organisasi
yang baik dan benar

SS 10 Terlaksananya
penyusunan dari
harmonisasi peraturan
perundang-undangan

LEARNING
AND GROWTH
PERSPECTIVE

SS 11 Peningkatan
kinerja SDM

SS 12 Penyediaan
sarana dan prasarana
kerja yang memadai

SS 13
Pengembangan
sistem informasi yang
modern

SS 14
Terlaksananya
reformasi birokrasi

FINANCIAL
PERSPECTIVE

SS 15 Penyediaan
anggaran berbasis kinerja

SS 16 Terwujudnya
akuntabilitas pengelolaan
keuangan

Gambar 2. Peta Strategi Kementerian BUMN

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

31

A. VISI
Sejalan dengan Visi dan Misi Presiden dalam masa pemerintahan Kabinet Indonesia
Bersatu II, posisi keberadaan BUMN sesuai dengan amanat pasal 33 ayat 2 UUD 1945,
serta maksud dan tujuan pendirian BUMN berdasarkan UU Nomor 19 tahun 2003,
maka Kementerian BUMN menetapkan Visi sebagai berikut: Menjadi Pembina
BUMN yang Profesional untuk meningkatkan nilai BUMN.
B. MISI
Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, Kementerian BUMN menetapkan misi
sebagai berikut:
1. Mewujudkan organisasi modern sesuai dengan tata kelola pemerintahan yang
baik
2. Meningkatkan daya saing BUMN di tingkat nasional, regional, dan internasional
3. Meningkatkan kontribusi BUMN kepada ekonomi nasional.
C. TUJUAN
1. Mewujudkan Kementerian BUMN yang Profesional

Dalam merealisasikan visi dan misi Kementerian BUMN, BUMN tentunya akan
menghadapi berbagai tantangan yang tidak mudah untuk dihadapi. Untuk itu,
diperlukan adanya Kementerian BUMN yang akan melakukan proses koordinasi,
harmonisasi dan pengawasan dalam pengurusan BUMN secara efektif dan efisien
sehingga BUMN dapat memperoleh hasil yang lebih baik. Untuk mendukung hal
tersebut, Kementerian BUMN haruslah diperkuat dengan standar yang tinggi
dalam pelaksanaan tugasnya melalui pemahaman yang komprehensif atas
BUMN, serta adaptif dan inovatif dalam menghadapi perubahan lingkungan.
2. Mewujudkan Peran dan Kontribusi BUMN yang Optimal kepada Ekonomi
Nasional

32

Sesuai dengan Pasal 2 UU Nomor 19 Tahun 2003, maksud dan tujuan pendirian
BUMN adalah:
a. memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada
umumnya dan penerimaan negara pada khususnya
b. mengejar keuntungan
c. menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/
atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup
orang banyak
d. menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan
oleh sektor swasta dan koperasi
e. turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha
golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat.

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

Oleh karena itu, setiap kebijakan pembinaan BUMN diarahkan untuk mendukung
pencapaian maksud dan tujuan pendirian BUMN yaitu optimalisasi kontribusi
BUMN kepada perekonomian nasional.
D. SASARAN STRATEGIS
1. Perspektif Stakeholders
No

SS

IKU

SS1

Peningkatan kontribusi BUMN


terhadap ekonomi nasional

Jumlah pajak BUMN


Jumlah dividen BUMN
Persentase penyaluran dana
Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan
Jumlah mitra binaan

SS2

Peningkatan nilai BUMN

Pertumbuhan aset BUMN


Pertumbuhan ekuitas BUMN
Jumlah privatisasi BUMN

SS3

Peningkatan kepuasan BUMN atas


kebijakan Kementerian BUMN

Nilai indeks kepuasan BUMN

SS4

Peningkatan transparansi,
akuntabilitas, dan independensi
pengelolaan BUMN

Nilai rata-rata GCG BUMN

SS5

Peningkatan belanja modal BUMN

Jumlah belanja modal

SS6

Peningkatan efisiensi dan


efektivitas pengelolaan BUMN

Rata-rata RoA BUMN


Rata-rata RoE BUMN

2. Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Business Process)


No

SS

IKU

SS7

Pelaksanaan riset/kajian

Jumlah riset/kajian

SS8

Terwujudnya proses bisnis KBUMN


yang efektif

Persentase pelaksanaan
RUPS tepat waktu
Persentase penetapan
Direksi BUMN tepat waktu
Persentase penetapan
Dewan Komisaris/Dewan
Pengawas BUMN tepat
waktu
Persentase ketersediaan
kontrak kinerja Direksi
BUMN
Persentase ketersediaan
kontrak kinerja Dewan
Komisaris/Pengawas BUMN

SS9

Terlaksananya prinsip-prinsip
pengelolaan organisasi yang baik
dan benar

Skor SAKIP

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

33

No
SS10

SS
:

Terlaksananya penyusunan dan


harmonisasi peraturan perundangundangan

IKU
Jumlah rancangan peraturan
perundang-undangan di
bidang pembinaan BUMN yang
disusun/direvisi/dicabut

3. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth)


No

SS

IKU

SS11

Peningkatan kinerja SDM

Rata-rata pencapaian target IKU


Indeks kepuasan pegawai

SS12

Penyediaan sarana dan prasarana


kerja yang memadai

Persentase pencapaian Service


Level Agreement Index (SLAI)
sarana dan prasarana kerja

SS13

Pengembangan sistem informasi


yang modern

Persentase pencapaian Service


Level Agreement Index (SLAI)
sistem informasi

SS14

Terlaksananya reformasi birokrasi

Persentase pelaksanaan reformasi


birokrasi

4. Perspektif Keuangan (Financial)


No

34

SS

IKU

SS15

Penyediaan anggaran berbasis


kinerja

Persentase penyerapan anggaran

SS16

Terwujudnya akuntabilitas
pengelolaan keuangan

Tingkat Opini BPK

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

ARAH KEBIJAKAN DAN


STRATEGI

Sebagai instrumen negara, pengelolaan dan operasionalisasi BUMN tidak dapat


dipisahkan dari arah kebijakan pembangunan nasional yang ditetapkan oleh
Pemerintah pada periode 20102014.
A. ARAH KEBIJAKAN NASIONAL
Arah kebijakan nasional Kementerian BUMN ditujukan untuk mendukung pencapaian
program prioritas nasional tahun 20102014. Beberapa program prioritas nasional
yang terkait dengan tugas dan fungsi Kementerian BUMN antara lain:
1. Bidang Ekonomi

Dari 11 program prioritas pembangunan nasional yang ditetapkan, terdapat


9 (sembilan) program prioritas yang terkait dengan Kementerian BUMN dan
BUMN, yaitu:
a. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola

Arah kebijakan nasional di bidang reformasi birokrasi dan tata kelola yang
terkait dengan tugas dan fungsi Kementerian BUMN adalah penyempurnaan
pengelolaan PNS yang meliputi sistem rekruitmen, pendidikan, penempatan,
promosi dan mutasi PNS, serta percepatan harmonisasi dan sinkronisasi
peraturan perundangan, khususnya peraturan yang berkaitan dengan
pengelolaan BUMN.
b. Kesehatan

Arah kebijakan nasional di bidang kesehatan yang terkait dengan tugas dan
fungsi Kementerian BUMN adalah penerapan asuransi kesehatan nasional
untuk seluruh keluarga miskin dengan cakupan 100% pada tahun 2011 dan
diperluas secara bertahap untuk keluarga Indonesia lainnya antara 2012
2014.
c. Penanggulangan Kemiskinan

Arah kebijakan nasional di bidang penanggulangan kemiskinan yang
terkait dengan tugas dan fungsi Kementerian BUMN adalah mendukung
distribusi Bantuan Langsung Tunai (BLT) serta pelaksanaan penyempurnaan
mekanisme penyaluran KUR mulai 2010 dan perluasan cakupan KUR mulai
2012.

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

35

d. Ketahanan Pangan

Arah kebijakan nasional di bidang ketahanan pangan yang terkait dengan
tugas dan fungsi Kementerian BUMN adalah:
1) Penataan regulasi untuk menjamin kepastian hukum atas lahan
pertanian, pengembangan areal pertanian baru seluas 2 juta hektar,
penertiban serta optimalisasi penggunaan lahan terlantar.
2) Peningkatan upaya penelitian dan pengembangan bidang pertanian
yang mampu menciptakan benih unggul dan hasil peneilitian lainnya
menuju kualitas dan produktivitas hasil pertanian nasional yang tinggi.
3) Dorongan untuk investasi pangan, pertanian, serta sistem subsidi yang
menjamin ketersediaan benih varietas unggul yang teruji, pupuk,
teknologi dan sarana pasca panen yang sesuai secara tepat waktu, tepat
jumlah, dan terjangkau.
4) Pengambilan langkah-langkah kongkrit terkait adaptasi dan antisipasi
sistem pangan dan pertanian terhadap perubahan iklim.
e. Infrastruktur

Arah kebijakan nasional di bidang infrastruktur yang terkait dengan tugas
dan fungsi Kementerian BUMN adalah:
1) Pembangunan jaringan prasarana dan penyediaan sarana transportasi
antar-moda dan antar-pulau yang terintegrasi sesuai dengan Sistem
Transportasi Nasional dan Cetak Biru Transportasi Multimoda dan
penurunan tingkat kecelakaan transportasi sehingga pada 2014 lebih
kecil dari 50% keadaan saat ini.
2) Pembangunan 685.000 Rumah Sederhana Sehat Bersubsidi, 180
Rusunami dan 650 twin block berikut fasilitas pendukung kawasan
permukiman yang dapat menampung 836.000 keluarga yang kurang
mampu pada 2012.
3) Penyelesaian pembangunan angkutan kereta listrik (MRT dan Monorail)
Jakarta selambat-lambatnya 2014.
f. Iklim Investasi dan Iklim Usaha

Arah kebijakan nasional di bidang iklim investasi dan iklim usaha yang terkait
dengan tugas dan fungsi Kementerian BUMN adalah pengembangan dan
penetapan Sistem Logistik Nasional yang menjamin kelancaran arus barang
dan mengurangi biaya transaksi/ekonomi biaya tinggi, serta beroperasinya
secara penuh National Single Window (NSW) untuk impor dan ekspor.
g. Energi

Arah kebijakan nasional di bidang energi yang terkait dengan tugas dan
fungsi Kementerian BUMN adalah:

36

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

1) Transformasi dan konsolidasi BUMN bidang energi dimulai dari PLN


dan Pertamina yang selesai selambat-lambatnya 2010 dan diikuti oleh
BUMN lainnya.
2) Peningkatan kapasitas pembangkit listrik sebesar rata-rata 3.000 MW
per tahun mulai 2010 dengan rasio elektrifikasi yang mencakup 62%
pada 2010 dan 80% pada 2014; dan produksi minyak bumi sebesar lebih
dari 1,2 juta barrel per hari mulai 2014.
3) Peningkatan pemanfaatan energi terbarukan termasuk energi
alternatif geothermal sehingga mencapai 2.000 MW pada 2012 dan
5.000 MW pada 2014 dan dimulainya produksi coal bed methane untuk
membangkitkan listrik pada 2011 disertai pemanfaatan potensi tenaga
surya, microhydro, dan nuklir secara bertahap.
4) Revitalisasi industri pengolah hasil ikutan/turunan minyak bumi dan gas
sebagai bahan baku industri tekstil, pupuk dan industri hilir lainnya.
5) Perluasan program konversi minyak tanah ke gas sehingga mencakup
42 juta Kepala Keluarga pada 2010; penggunaan gas alam sebagai
bahan bakar angkutan umum perkotaan di Palembang, Surabaya, dan
Denpasar.
h. Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana

Arah kebijakan nasional di bidang lingkungan hidup dan pengelolaan
bencana yang terkait dengan tugas dan fungsi Kementerian BUMN adalah
dalam hal perubahan iklim dan pengendalian kerusakan lingkungan.
i.

Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi


Arah kebijakan nasional di bidang kebudayaan, kreativitas, dan inovasi
teknologi yang terkait dengan tugas dan fungsi Kementerian BUMN adalah
peningkatan keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif yang
mencakup pengelolaan sumber daya maritim menuju ketahanan energi,
pangan, dan antisipasi perubahan iklim.

2. Bidang Politik, Hukum dan Keamanan



Arah kebijakan nasional di bidang politik, hukum dan keamanan yang terkait
dengan tugas dan fungsi Kementerian BUMN adalah peningkatan kapasitas
SDM aparatur pemerintah dan pemberdayaan industri strategi pertahanan.
3. Bidang Kesejahteraan Rakyat

Arah kebijakan nasional di bidang kesejahteraan rakyat yang terkait dengan tugas
dan fungsi Kementerian BUMN adalah melakukan konsolidasi akses transportasi
manca negara dan dalam negeri, terutama ke 10 tujuan pariwisata Indonesia
dan mendorong perbaikan dan peningkatan kualitas jaringan prasarana dan
sarana pendukung pariwisata.
RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

37

B. ARAH KEBIJAKAN KEMENTERIAN BUMN


Arah kebijakan yang dirumuskan oleh Kementerian BUMN terdiri dari: (1) arah
kebijakan terhadap Kementerian BUMN dan (2) arah kebijakan terhadap pembinaan
BUMN.
1. Arah Kebijakan dan Strategi Terhadap Kementerian BUMN

Arah kebijakan terhadap Kementerian BUMN sebagai institusi pembina BUMN


adalah Reformasi Birokrasi. Kementerian BUMN sebagai unsur pelaksana
pemerintah yang bertugas dalam melaksanakan fungsi pengawasan dan
pembinaan kepada Badan Usaha Milik Negara memiliki tanggung jawab yang besar
dalam melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tersebut.
Oleh karena itu, institusi Kementerian BUMN harus didukung oleh perangkat
dan sumber daya yang memadai, salah satunya adalah sumber daya manusia
yang kompeten, berintegritas, serta berdedikasi tinggi dalam mewujudkan
rencana dan program kerja serta mampu mengemban amanat UndangUndang tersebut. Untuk mendukung proses reformasi birokrasi, diperlukan
adanya dukungan dari infrastruktur teknologi informasi. Perkembangan
teknologi informasi yang pesat dewasa ini telah membawa perubahan dalam
pengelolaan administrasi negara maupun dunia usaha. Revolusi tersebut jika
tidak dimanfaatkan akan menjadi ancaman bagi setiap organisasi, namun
sebaliknya dengan pemanfaatan yang optimal akan membawa manfaat yang
besar bagi organisasi. Persiapan pelaksanaan reformasi birokrasi di Kementerian
BUMN sedang dalam proses finalisasi segala persyaratan sebagaimana yang
berlaku di Kementerian/Lembaga yang telah melaksanakan reformasi birokrasi,
bahkan hampir semua pejabat struktural sudah mengikuti fit and proper test
oleh lembaga independen. Langkah-langkah yang memerlukan perhatian dalam
finalisasi reformasi birokrasi, antara lain:
a. Mempercepat penyelesaian seluruh dokumen persyaratan reformasi
birokrasi.
b. Melakukan komunikasi dan koordinasi intensif dengan Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan Menteri
Keuangan untuk mempercepat proses pelaksanaan.
c. Mempersiapkan mekanisme rekruitmen pegawai Kementerian BUMN
yang baru untuk menutupi kekurangan SDM keahlian tertentu.
d. Mempercepat proses penetapan status pegawai Kementerian BUMN
sebagai pegawai tetap Kementerian karena sampai saat ini status pegawai
masih status dipekerjakan dari berbagai Kementerian/Lembaga lain.
e. Menyiapkan perangkat pelaksana penilaian Key Performance Indicators
(KPI) pegawai.

38

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

Sedangkan strategi yang akan dilaksanakan, terdiri dari:


a. Meningkatkan kompetensi dan kinerja SDM Kementerian BUMN.
b. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas Kementerian BUMN.
c. Meningkatkan implementasi Good Corporate Governance Kementerian
BUMN.
2. Arah Kebijakan dan Strategi Terhadap Pembinaan BUMN

Arah kebijakan utama terkait dengan pembinaan BUMN adalah rightsizing,


restrukturisasi, revitalisasi dan profitisasi BUMN secara bertahap dan
berkesinambungan.

Rightsizing adalah kebijakan untuk melakukan restrukturisasi BUMN menuju


jumlah yang ideal berdasarkan 2 prinsip utama yaitu (i) perlu tidaknya
kepemilikan Negara mayoritas dipertahankan pada BUMN tertentu dan (ii) jenis
tindakan yang akan dilakukan. Salah satu faktor utama yang melatarbelakangi
kebijakan ini adalah kondisi kinerja BUMN saat ini yang 90% didominasi hanya
oleh 25 BUMN saja.

Kriteria yang digunakan untuk menentukan perlu tidaknya kepemilikan Negara


mayoritas pada BUMN, antara lain:






Amanat pendirian oleh peraturan perundang-undangan


Mengemban tugas Public Service Obligation
Terkait erat dengan pertahanan dan keamanan Negara
Melakukan konservasi alam/budaya
Berbasis sumber daya alam
Padat karya
Penting bagi stabilitas ekonomi/keuangan Negara

Kebijakan rightsizing dilaksanakan melalui 5 jenis tindakan, yaitu:


a. Stand alone
b. Merjer/konsolidasi
c. Holding
d. Divestasi
e. Likuidasi

Skenario pelaksanaan rightsizing BUMN tahun 20122014 adalah rightsizing


antara lain Sektor Perkebunan, Kehutanan, Farmasi, Aneka Industri, Percetakan,
Pengerukan, dan Konstruksi sehingga jumlah BUMN pada akhir tahun 2012
menjadi 114 BUMN. Pada tahun 2013, akan dilakukan rightsizing antara
lain pada Sektor Pertanian, Energi, Percetakan, Angkutan Darat, Konsultan
Konstruksi, Logistik, dan Jasa Penilai sehingga jumlah BUMN akan menjadi
104 BUMN. Selanjutnya, pada tahun 2014, akan dilakukan rightsizing antara

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

39

lain pada Sektor Jasa Lainnya, Kertas, Dok dan Perkapalan, Industri Berbasis
Teknologi, Angkutan Darat, dan Asuransi, sehingga jumlah BUMN pada akhir
tahun 2014 diperkirakan akan menjadi 91 BUMN.

Kebijakan rightsizing secara lengkap dan menyeluruh dituangkan dalam Master


Plan 20102014 yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana
Strategis Kementerian BUMN ini.

Selain rightsizing, restrukturisasi, revitalisasi dan profitisasi BUMN, arah kebijakan


lain yang diambil adalah:
a. Memantapkan proses seleksi pengurus BUMN secara profesional, transparan
dan obyektif
b. Penetapan peraturan pelaksanaan UU BUMN dan harmonisasi peraturan
perundang-undangan lainnya sesuai dengan UU Perseroan Terbatas dan/
atau Capital Market Protocol
c. Penerapan Good Governance dan Good Corporate Governance
d. Peningkatan kinerja dan daya saing dan keberlanjutan usaha BUMN
e. Peningkatan kualitas pelaksanaan pelayanan umum
f. Peningkatan peran BUMN dalam mendorong pelaksanaan prioritas
pembangunan nasional
g. Privatisasi BUMN untuk meningkatkan daya saing dan nilai perusahaan
Sedangkan strategi yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
a. Penerapan sistem informasi manajemen Kementerian BUMN
b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas talent management untuk pimpinan/
direksi BUMN
c. Meningkatkan kualitas sistem monitoring dan pengendalian BUMN
d. Meningkatkan upaya peningkatan nilai BUMN melalui upaya creating
value strategy
e. Meningkatkan implementasi GCG dan sistem manajemen kinerja di BUMN
f. Meningkatkan kualitas dan kuantitas kebijakan investasi BUMN
g. Meningkatkan peran BUMN dalam keperintisan usaha dan pengembangan
UMKM
h. Meningkatkan kualitas dividen yang diterima Pemerintah dengan
mempertimbangkan besaran investasi BUMN dalam mendukung
pertumbuhan usaha BUMN
i. Meningkatkan kontribusi BUMN dalam mendukung pembangunan nasional.
j. Meningkatkan kepuasan pelanggan dan pangsa pasar BUMN dalam setiap
sektor industri atau jasa yang dimasuki
k. Meningkatkan daya saing BUMN di pasar domestik dan internasional
l. Meningkatkan efisiensi BUMN

40

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

m. Meningkatkan total pendapatan BUMN


n. Meningkatkan nilai dan kekayaan BUMN

Untuk mencapai jumlah BUMN yang ideal yang dapat memaksimalkan nilai BUMN
dan memberikan manfaat optimal bagi Negara, akan dilakukan restrukturisasi/
rightsizing BUMN.

C. PROGRAM DAN KEGIATAN UTAMA


Dalam rangka menjalankan kegiatan usahanya, berbagai upaya dilaksanakan
guna mengatasi tekanan dan tuntutan agar maksud dan tujuan pendirian BUMN
sebagaimana tersebut dalam UU BUMN dapat tercapai. Upaya pokok yang dilakukan
Kementerian BUMN sebagai instansi yang mendapatkan tugas untuk melakukan
pembinaan BUMN, pada dasarnya terbagi dalam 2 (dua) Program yaitu:
1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Lainnya
Kementerian BUMN

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya


Kementerian BUMN dijabarkan dalam 4 (empat) kegiatan utama, yaitu:
(1) Peningkatan Kualitas Perencanaan, SDM, dan Pengelolaan Keuangan; (2)
Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan, Peraturan Hukum dan Bantuan
Hukum; (3) Peningkatan Sarana dan Prasarana Kerja, Pelayanan Administrasi
dan Humas; (4) Pengawasan dan Pemeriksaan Akuntabilitas Kementerian BUMN.

2. Program Pembinaan BUMN


Program ini dilaksanakan dalam rangka melaksanakan fungsi Kementerian


BUMN dalam pembinaan BUMN yang terdiri dari:
a. perumusan dan penetapan kebijakan di bidang pembinaan badan usaha
milik negara;
b. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan
badan usaha milik negara;
c. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian BUMN; dan
d. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian BUMN.

Beberapa kegiatan utama yang dilaksanakan dalam program ini, antara lain:
(1) restrukturisasi dan profitisasi BUMN; (2) restrukturisasi dan pengembangan
usaha; (3) pendayagunaan aset dan sinergi; (4) pembinaan kemitraan dan bina
lingkungan; (5) riset dan sistem informasi.

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

41

42

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

PENUTUP

Rencana Strategis Kementerian BUMN 20122014 ini akan menjadi pedoman bagi
Kementerian BUMN dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah di
bidang pembinaan BUMN. Dengan adanya pedoman ini, diharapkan pelaksanaan
pembinaan BUMN akan lebih terintegrasi dan terarah sehingga dapat memberikan
dampak yang nyata dan signifikan dalam usaha-usaha untuk menciptakan BUMN
yang sehat, berkinerja baik dan memiliki daya saing yang tinggi serta mampu
memberikan kontribusi yang optimal bagi bangsa dan Negara Indonesia.
Perubahan lingkungan yang sangat dinamis baik internal maupun eksternal menuntut
Kementerian BUMN untuk responsif dan akomodatif terhadap setiap perubahan
yang dapat berpengaruh terhadap kelangsungan proses pembinaan BUMN.
Perubahan tersebut harus dapat diolah sedemikian rupa sehingga dampak negatif
yang ditimbulkan dapat diminimalisasi dan jika bisa, perubahan-perubahan tersebut
harus bisa dimanfaatkan guna memperkuat sistem pembinaan BUMN yang selama
ini sudah dijalankan. Berbagai kebijakan dan program yang telah direncanakan
hanya akan menjadi catatan belaka tanpa diiringi dengan usaha terbaik dari seluruh
elemen Kementerian BUMN sesuai dengan tugas dan kewenangannya masingmasing. Dukungan, kerja sama, dan komunikasi yang baik dari seluruh pihak baik
internal maupun eksternal akan sangat mendukung tercapainya tujuan bersama.

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

43

44

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

LAMPIRAN 1
TARGET PEMBANGUNAN
TAHUN 20122014
KEMENTERIAN
BADAN USAHA MILIK NEGARA

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

45

46

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

47

PROGRAM

(2)

PROGRAM DUKUNGAN
MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN
TUGAS TEKNIS LAINNYA
KEMENTERIAN BUMN

No.

(1)

Persentase Pelaksanaan Reformasi


Birokrasi
Jumlah rancangan peraturan perundangundangan di bidang pembinaan BUMN
yang disusun/direvisi/dicabut
Skor SAKIP

Persentase penyerapan anggaran


Tingkat Opini BPK
Nilai indeks kepuasan BUMN

Terlaksananya reformasi birokrasi


Terlaksananya penyusunan dan
harmonisasi peraturan perundangundangan
Terlaksananya prinsip-prinsip
pengelolaan organisasi yang baik
dan benar
Penyediaan anggaran berbasis
kinerja
Terwujudnya akuntabilitas
pengelolaan keuangan
Peningkatan kepuasan BUMN atas
kebijakan Kementerian BUMN

Poin

Opini

Poin

Peraturan

Poin

Indeks kepuasan pegawai


Persentase pencapaian Service Level
Agreement Index (SLAI) sarana dan
prasarana kerja

(5)

SATUAN

Rata-rata pencapaian target IKU

(4)

INDIKATOR

Penyediaan sarana dan prasarana


kerja yang memadai

Peningkatan kinerja SDM

(3)

OUTCOME

TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 20122014


KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

75

WTP

80

55

20

40

100

70

80

(6)

2012

78

WTP

85

60

15

60

100

75

85

(7)

2013

TAHUN

80

WTP

90

65

15

75

100

80

90

(8)

2014

Kementerian Badan
Usaha Milik Negara

(9)

UNIT ORGANISASI
PELAKSANA

48

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

(2)

PROGRAM PEMBINAAN BUMN

(1)

PROGRAM

No.

%
%
%
%

Persentase penetapan Direksi tepat waktu


Persentase penetapan Dewan Komisaris/
Dewan Pengawas tepat waktu
Persentase ketersediaan kontrak kinerja
Direksi BUMN
Persentase ketersediaan kontrak kinerja
Dewan Komisaris/Dewan Pengawas BUMN

%
%

Rata-rata RoA BUMN


Rata-rata RoE BUMN

Peningkatan efisiensi dan efektivitas


pengelolaan BUMN

RpTriliun

Jumlah belanja modal

Peningkatan belanja modal BUMN

Kategori

Nilai rata-rata GCG BUMN

BUMN

Jumlah privatisasi BUMN

Unit

Jumlah mitra binaan

Persentase pertumbuhan ekuitas BUMN

Persentase penyaluran dana Program Bina


Lingkungan

Persentase pertumbuhan aset BUMN

RpTriliun

Jumlah dividen BUMN


Persentase penyaluran dana Program
Kemitraan

RpTriliun

Jumlah pajak BUMN

Peningkatan transparansi,
akuntabilitas, dan independensi

Peningkatan nilai BUMN

Peningkatan kontribusi BUMN


terhadap ekonomi nasional

Persentase pelaksanaan RUPS tepat waktu

Terwujudnya proses bisnis


Kementerian BUMN yang efektif

Persentase pencapaian Service Level


Agreement Index (SLAI) sistem informasi

Pengembangan sistem informasi


yang modern

Riset

(5)

SATUAN

Jumlah riset/kajian

(4)

INDIKATOR

Pelaksanaan riset/kajian

(3)

OUTCOME

17.40

4.25

225

Baik

10

10

800,000

60

80

30.8

125

100

100

100

100

100

50

20

(6)

2012

17.50

4.40

240

Baik

10

10

850,000

60

80

31.0

135

100

100

100

100

100

60

25

(7)

2013

TAHUN

17.60

4.50

255

Baik

10

10

900,000

60

80

32.0

145

100

100

100

100

100

70

30

(8)

2014

Kementerian Badan
Usaha Milik Negara

(9)

UNIT ORGANISASI
PELAKSANA

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

49

(2)

(3)

OUTPUT

Kegiatan Peningkatan Kualitas


Perencanaan, Pengelolaan SDM dan
Pengelolaan Keuangan

Dokumen perencanaan,
tata laksana, pengelolaan
keuangan, pembinaan SDM
dan pelaporan

%
%

%
%
%

%
%

Persentase unit kerja eselon II menyusun dan


menyampaikan dokumen perencanaan tahunan
(RKA)
Persentase unit kerja eselon I dan II memiliki
dokumen penetapan kinerja (PK)
Persentase unit kerja eselon I dan II yang menyusun
LAKIP
Persentase unit kerja eselon II yang menyusun
laporan monitoring pelaksanaan rencana
pembangunan
Pedoman manajemen SDM berbasis kompetensi
yang disusun
Persentase competency gap (deviasi antara kriteria
dan syarat jabatan dengan kompetensi pemegang
jabatan)
Persentase penyelesaian urusan kepegawaian tepat
waktu (kenaikan pangkat, gaji berkala, pensiun,
dll)
Persentase pelaksanaan sosialisasi, diseminasi,
bimbingan teknis, dan pendampingan penyusunan
dokumen perencanaan
Persentase pelaksanaan sosialisasi, diseminasi,
bimbingan teknis dan pendampingan pelaksanaan
anggaran

(5)

SATUAN

Persentase unit kerja eselon I dan II menyusun


dokumen perencanaan strategis (Renstra)

(4)

INDIKATOR

PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS LAINNYA KEMENTERIAN BUMN

(1)

PROGRAM

No.

Unit Eselon I: Sekretariat Kementerian BUMN

TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 20122014


KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

100

100

100

20

25

100

100

100

100

100

(6)

2012

100

100

100

18

50

100

100

100

100

100

(7)

2013

TAHUN

100

100

100

15

100

100

100

100

100

100

(8)

2014

Biro Perencanaan dan


SDM

(9)

UNIT ORGANISASI
PELAKSANA

50

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

PROGRAM

(2)

No.

(1)

(3)

OUTPUT

Peningkatan kepuasan BUMN


atas kebijakan Kementerian
BUMN

Persentase pelaksanaan
reformasi birokrasi di bidang
peraturan perundangundangan, organisasi dan tata
laksana, SDM dan keuangan

Unit Eselon I: Sekretariat Kementerian BUMN

%
Poin
%

Persentase dokumen keuangan yang diselesaikan


tepat waktu
Skor SAKIP
Persentase pelaksanaan sosialisasi, diseminasi,
bimbingan teknis, dan pendampingan penyusunan
LAKIP

Poin

Persentase pelaksanaan sosialisasi, diseminasi,


bimbingan teknis dan pendampingan penyusunan
SOP
Nilai Indeks kepuasan BUMN

Persentase pelaksanaan reformasi birokrasi bidang


ketatalaksanaan, akuntabilitas kinerja, dan SDM

Buah

Rata-rata penyerapan anggaran unit kerja eselon II

Jumlah draft SOP yang disusun dan/atau direvisi

(5)
%

(4)

SATUAN

Persentase usulan revisi anggaran yang diselesaikan


tepat waktu

INDIKATOR

TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 20122014


KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

75

100

40

100

55

100

80

100

(6)

2012

78

100

60

100

60

100

85

100

(7)

2013

TAHUN

80

100

75

100

65

100

90

100

(8)

2014

(9)

UNIT ORGANISASI
PELAKSANA

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

51

Kegiatan Penyusunan Peraturan


Perundang-Undangan, Pelayanan
dan Bantuan Hukum

Pengawasan dan Pemeriksaan


Akuntabilitas Kementerian BUMN

Kajian Kebijakan Pimpinan

Peningkatan Sarana dan


Prasarana Kerja Pelayanan
Administrasi dan Humas

(2)

(1)

PROGRAM

No.
(3)

OUTPUT

Kajian Kebijakan

Terwujudnya akuntabilitas
pengelolaan keuangan

Dokumen peraturan
perundang-undangan,
pelayanan dan bantuan
hukum

Dokumen pelaksanaan
pelayanan umum terkait
dengan pengelolaan
perlengkapan dan tata
usaha, urusan dalam dan
pengadaan barang/jasa,
hubungan masyarakat dan
keprotokoleran

Unit Eselon I: Sekretariat Kementerian BUMN

%
%
%
%
%

Persentase penerapan manajemen arsip berbasis


TIK
Persentase penerapan manajemen perpustakaan
berbasis TIK
Persentase penyelesaian kegiatan tata usaha
pimpinan
Persentase pelaksanaan pengadaan barang/jasa
Persentase penyelesaian kegiatan kehumasan dan
keprotokoleran/persidangan

Kegiatan

Pelaksanaan sosialisasi peraturan perundangundangan kepada pejabat dan pegawai


Kementerian BUMN dan BUMN

Laporan
Laporan

Laporan monitoring dan evaluasi pelaksanaan


inpres no 5 tahun 2004
Monitoring penyerapan anggaran

Kajian

Laporan

Laporan evaluasi LAKIP

Jumlah kajian kebijakan pimpinan

Laporan

Laporan monitoring dan evaluasi temuan Laporan


Hasil Pemeriksaan

LHP

Pelayanan dan bantuan hukum yang diberikan

Jumlah LHP yang disampaikan kepada Menteri


Negara BUMN

Kajian

Jumlah Kajian peraturan perundang-undangan


terkait BUMN untuk mendukung pelaksanaan
tugas dan fungsi Kementerian BUMN

Peraturan

Persentase pencapaian SLAI sarana dan prasarana

Jumlah rancangan Peraturan perundang-undangan


di bidang pembinaan BUMN yang disusun/direvisi/
dicabut

(5)

SATUAN

Indeks kepuasan pegawai terhadap pelayanan


umum

(4)

INDIKATOR

100

20

100

100

100

50

50

100

100

(6)

2012

100

15

100

100

100

100

100

100

100

(7)

2013

TAHUN

100

15

100

100

100

100

100

100

100

(8)

2014

Staf Ahli dan


Staf Khusus

Inspektorat

Biro Hukum

Biro Umum dan Humas

(9)

UNIT ORGANISASI
PELAKSANA

52

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

PROGRAM PEMBINAAN BUMN

(2)

(1)

PROGRAM

No.

%
%

Rata-rata RoA BUMN Bidang Usaha


Industri Primer I
Rata-rata RoE BUMN Bidang Usaha
Industri Primer I

Peningkatan efisiensi dan efektivitas


pengelolaan BUMN

Rpjuta

Jumlah belanja modal BUMN Bidang


Usaha Industri Primer I

Peningkatan belanja modal BUMN

Kategori

Persentase pertumbuhan ekuitas BUMN


Bidang Usaha Industri Primer I
Nilai skor rata-rata GCG BUMN Bidang
Usaha Industri Primer I

Persentase pertumbuhan aset BUMN


Bidang Usaha Industri Primer I

Peningkatan transparansi,
akuntabilitas, dan independensi

Peningkatan nilai BUMN

RPJuta

Kontrak

Jumlah kontrak kinerja Dewan Komisaris/


Dewan Pengawas BUMN Bidang Usaha
Industri Primer I

Jumlah dividen BUMN Bidang Usaha


Industri Primer I

Kontrak

Jumlah kontrak kinerja Direksi BUMN


Bidang Usaha Industri Primer I

RPJuta

BUMN

Jumlah penetapan Dewan Komisaris/


Dewan Pengawas BUMN Bidang Usaha
Industri Primer I tepat waktu

Jumlah pajak BUMN Bidang Usaha


Industri Primer I

BUMN

Jumlah penetapan Direksi BUMN Bidang


Usaha Industri Primer I tepat waktu

Peningkatan kontribusi BUMN


terhadap ekonomi nasional

BUMN

Jumlah pelaksanaan RUPS BUMN Bidang


Usaha Industri Primer I tepat waktu

Kajian

(5)

SATUAN

Terwujudnya proses bisnis


Kementerian BUMN yang efektif

(4)

INDIKATOR

Jumlah riset/kajian di Bidang Usaha


Industri Primer I

(3)

OUTCOME

Pelaksanaan riset/kajian

Unit Eselon I: Deputi Bidang Usaha Industri Primer

TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 20122014


KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

Baik

24.00%

12.50%

1,789,069

5,861,000

(7)

2013

Baik

21.00%

15.00%

1,967,975

6,857,000

(8)

2014

16.62%

7.29%

16.49%

7.87%

17.82%

9.33%

17,373,186 20,847,823 25,017,388

Baik

10.19%

10.06%

1,626,426

4,817,000

11

(6)

2012

TAHUN

Asdep Bidang Usaha


Industri Primer I

(9)

UNIT ORGANISASI
PELAKSANA

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

53

PROGRAM PEMBINAAN BUMN

(2)

(1)

PROGRAM

No.

%
%

Rata-rata RoA BUMN Bidang Usaha


Industri Primer II
Rata-rata RoE BUMN Bidang Usaha
Industri Primer II

Peningkatan efisiensi dan efektivitas


pengelolaan BUMN

jumlah
(Rpjuta)

Jumlah belanja modal BUMN Bidang


Usaha Industri Primer II

Peningkatan belanja modal BUMN

Kategori

Persentase pertumbuhan ekuitas BUMN


Bidang Usaha Industri Primer II
Nilai skor rata-rata GCG BUMN Bidang
Usaha Industri Primer II

RpJuta

Jumlah dividen BUMN Bidang Usaha


Industri Primer II
Persentase pertumbuhan aset BUMN
Bidang Usaha Industri Primer II

RpJuta

Jumlah pajak BUMN Bidang Usaha


Industri Primer II

Peningkatan transparansi,
akuntabilitas, dan independensi

Peningkatan nilai BUMN

Peningkatan kontribusi BUMN


terhadap ekonomi nasional

Kontrak

Jumlah kontrak kinerja Dewan Komisaris/


Dewan Pengawas BUMN Bidang Usaha
Industri Primer II

BUMN

Jumlah penetapan Dewan Komisaris/


Dewan Pengawas BUMN Bidang Usaha
Industri Primer II tepat waktu
Kontrak

BUMN

Jumlah penetapan Direksi BUMN Bidang


Usaha Industri Primer II tepat waktu

Jumlah kontrak kinerja Direksi BUMN


Bidang Usaha Industri Primer II

BUMN

Jumlah pelaksanaan RUPS BUMN Bidang


Usaha Industri Primer II tepat waktu

Kajian

(5)

SATUAN

Terwujudnya proses bisnis


Kementerian BUMN yang efektif

(4)

INDIKATOR

Jumlah riset/kajian di Bidang Usaha


Industri Primer II

(3)

OUTCOME

Pelaksanaan riset/kajian

Unit Eselon I: Deputi Bidang Usaha Industri Primer

TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 20122014


KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

(7)

2013

(8)

2014

16.7%

9.8%

957,890

Baik

22%

12%

12,213.00

18.2%

11.2%

1,181,844

Baik

21%

15%

13,434.30

18.3%

12.0%

1,232,809

Baik

21%

14%

14,777.73

772,557.50 849,813.25 934,794.58

12

12

12

(6)

2012

TAHUN

Asdep Bidang Usaha


Industri Primer II

(9)

UNIT ORGANISASI
PELAKSANA

54

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014


%
%

Rata-rata RoA BUMN Bidang Usaha


Industri Primer III
Rata-rata RoE BUMN Bidang Usaha
Industri Primer III

Peningkatan efisiensi dan efektivitas


pengelolaan BUMN

(Rp. Juta)

Jumlah belanja modal BUMN Bidang


Usaha Industri Primer III

Peningkatan belanja modal BUMN

Kategori

Persentase pertumbuhan ekuitas BUMN


Bidang Usaha Industri Primer III
Nilai skor rata-rata GCG BUMN Bidang
Usaha Industri Primer III

Persentase pertumbuhan aset BUMN


Bidang Usaha Industri Primer III

Peningkatan transparansi,
akuntabilitas, dan independensi

Peningkatan nilai BUMN

Rp. Juta

Kontrak
(KPI)

Jumlah kontrak kinerja Dewan Komisaris/


Dewan Pengawas BUMN Bidang Usaha
Industri Primer III

Jumlah dividen BUMN Bidang Usaha


Industri Primer III

Kontrak
(KPI)

Jumlah kontrak kinerja Direksi BUMN


Bidang Usaha Industri Primer III

Rp. Juta

BUMN

Jumlah penetapan Dewan Komisaris/


Dewan Pengawas BUMN Bidang Usaha
Industri Primer III tepat waktu

Jumlah pajak BUMN Bidang Usaha


Industri Primer III

BUMN

Jumlah penetapan Direksi BUMN Bidang


Usaha Industri Primer III tepat waktu

Peningkatan kontribusi BUMN


terhadap ekonomi nasional

BUMN

Jumlah pelaksanaan RUPS BUMN Bidang


Usaha Industri Primer III tepat waktu

Terwujudnya proses bisnis


Kementerian BUMN yang efektif

Kajian

(5)

SATUAN

Jumlah riset/kajian di Bidang Usaha


Industri Primer III

(4)

INDIKATOR

Pelaksanaan riset/kajian

(3)

OUTCOME

Baik

(7.72)

(24.29)

2,194,659

3,117,682

(7)

2013

21.59

12.35

26.93

18.77

12,005,743 12,917,922

Baik

18.96

12.99

1,989,581

4,096,799

13

13

10

14

(6)

2012

TAHUN

21.39

12.83

9,966,165

Baik

11.43

29.44

2,646,379

2,696,052

(8)

2014

Catatan: Tahun 2013: Asumsi Holding Perkebunan sudah selesai di tahun 2012 (PTPN III sebagai Holding) serta PT Sarana Karya sudah diakuisisi oleh PT Wijaya Karya

PROGRAM PEMBINAAN BUMN

(2)

(1)

PROGRAM

No.

Unit Eselon I: Deputi Bidang Usaha Industri Primer

TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 20122014


KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

Asdep Bidang Usaha


Industri Primer III

(9)

UNIT ORGANISASI
PELAKSANA

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

55

PROGRAM PEMBINAAN BUMN

(2)

(1)

PROGRAM

No.

SATUAN

%
%

Rata-rata RoA BUMN Bidang Usaha Industri


Strategis dan Manufaktur I
Rata-rata RoE BUMN Bidang Usaha Industri
Strategis dan Manufaktur I

Peningkatan efisiensi dan


efektivitas pengelolaan
BUMN

Rp. Juta

Jumlah belanja modal BUMN Bidang Usaha


Industri Strategis dan Manufaktur I

Peningkatan belanja modal


BUMN

Kategori

Persentase pertumbuhan ekuitas BUMN Bidang


Usaha Industri Strategis dan Manufaktur I
Nilai skor rata-rata GCG BUMN Bidang Usaha
Industri Strategis dan Manufaktur I

Rp. Juta

Jumlah dividen BUMN Bidang Usaha Industri


Strategis dan Manufaktur I
Persentase pertumbuhan aset BUMN Bidang
Usaha Industri Strategis dan Manufaktur I

Rp. Juta

Jumlah pajak BUMN Bidang Usaha Industri


Strategis dan Manufaktur I

Peningkatan transparansi,
akuntabilitas, dan independensi

Peningkatan nilai BUMN

Peningkatan kontribusi
BUMN terhadap ekonomi
nasional

Kontrak

BUMN

Jumlah penetapan Dewan Komisaris/Dewan


Pengawas BUMN Bidang Usaha Industri Strategis
dan Manufaktur I tepat waktu

Jumlah kontrak kinerja Dewan Komisaris/Dewan


Pengawas BUMN Bidang Usaha Industri Strategis
dan Manufaktur I

BUMN

Jumlah penetapan Direksi BUMN Bidang Usaha


Industri Strategis dan Manufaktur I tepat waktu

Kontrak

BUMN

Jumlah pelaksanaan RUPS BUMN Bidang Usaha


Industri Strategis dan Manufaktur I tepat waktu

Terwujudnya proses bisnis


Kementerian BUMN yang
efektif

Jumlah kontrak kinerja Direksi BUMN Bidang


Usaha Industri Strategis dan Manufaktur I

Kajian

Jumlah riset/kajian di Bidang Usaha Industri


Strategis dan Manufaktur I

(4)

INDIKATOR

Pelaksanaan riset/kajian

(3)

OUTCOME

Unit Eselon I: Deputi Bidang Usaha Industri Strategis dan Manufaktur

TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 20122014


KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

(6)

2013

(7)

2014

Baik

1.50%

1.50%

2,500,000

Baik

2.00%

2.00%

2,600,000

13.00%

4.00%

15.00%

5.00%

17.00%

6.00%

12,000,000 12,500,000 13,000,000

Cukup

1.00%

1.00%

2,400,000

12,000,000 12,500,000 13,000,000

10

(5)

2012

TAHUN

Asdep Bidang Usaha


Industri Strategis dan
Manufaktur I

(8)

UNIT ORGANISASI
PELAKSANA

56

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

PROGRAM PEMBINAAN BUMN

(2)

(1)

PROGRAM

No.

SATUAN

%
%

Rata-rata RoA BUMN Bidang Usaha Industri


Strategis dan Manufaktur II
Rata-rata RoE BUMN Bidang Usaha Industri
Strategis dan Manufaktur II

Peningkatan efisiensi dan


efektivitas pengelolaan
BUMN

Rp. Juta

Jumlah belanja modal BUMN Bidang Usaha


Industri Strategis dan Manufaktur II

Peningkatan belanja modal


BUMN

Kategori

Persentase pertumbuhan ekuitas BUMN Bidang


Usaha Industri Strategis dan Manufaktur II
Nilai skor rata-rata GCG BUMN Bidang Usaha
Industri Strategis dan Manufaktur II

Persentase pertumbuhan aset BUMN Bidang


Usaha Industri Strategis dan Manufaktur II

Peningkatan transparansi,
akuntabilitas, dan independensi

Peningkatan nilai BUMN

Rp. Juta

Kontrak

Jumlah kontrak kinerja Dewan Komisaris/Dewan


Pengawas BUMN Bidang Usaha Industri Strategis
dan Manufaktur II

Jumlah dividen BUMN Bidang Usaha Industri


Strategis dan Manufaktur II

Kontrak

Jumlah kontrak kinerja Direksi BUMN Bidang


Usaha Industri Strategis dan Manufaktur II

Rp. Juta

BUMN

Jumlah penetapan Dewan Komisaris/Dewan


Pengawas BUMN Bidang Usaha Industri Strategis
dan Manufaktur II tepat waktu

Jumlah pajak BUMN Bidang Usaha Industri


Strategis dan Manufaktur II

BUMN

Jumlah penetapan Direksi BUMN Bidang Usaha


Industri Strategis dan Manufaktur II tepat waktu

Peningkatan kontribusi
BUMN terhadap ekonomi
nasional

BUMN

Jumlah pelaksanaan RUPS BUMN Bidang Usaha


Industri Strategis dan Manufaktur II tepat waktu

Terwujudnya proses bisnis


Kementerian BUMN yang
efektif

Kajian

Jumlah riset/kajian di Bidang Usaha Industri


Strategis dan Manufaktur II

(4)

INDIKATOR

Pelaksanaan riset/kajian

(3)

OUTCOME

Unit Eselon I: Deputi Bidang Usaha Industri Strategis dan Manufaktur

TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 20122014


KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

(6)

2013

(7)

2014

Baik

4.50%

5.50%

8,400,000

Baik

5.00%

6.00%

8,820,000

7.00%

5.00%

7.50%

5.50%

8.00%

6.00%

25,000,000 27,500,000 30,000,000

Baik

4.00%

5.00%

8,000,000

50,000,000 55,000,000 60,000,000

10

10

11

(5)

2012

TAHUN

Asdep Bidang Usaha


Industri Strategis dan
Manufaktur II

(8)

UNIT ORGANISASI
PELAKSANA

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

57

PROGRAM PEMBINAAN BUMN

(2)

(1)

PROGRAM

No.

SATUAN

%
%

Rata-rata RoA BUMN Bidang Usaha Industri


Strategis dan Manufaktur III
Rata-rata RoE BUMN Bidang Usaha Industri
Strategis dan Manufaktur III

Peningkatan efisiensi dan


efektivitas pengelolaan
BUMN

Rp. Juta

Pertumbuhan belanja modal BUMN Bidang Usaha


Industri Strategis dan Manufaktur III

Peningkatan belanja modal


BUMN

Kategori

Persentase pertumbuhan ekuitas BUMN Bidang


Usaha Industri Strategis dan Manufaktur III
Nilai skor rata-rata GCG BUMN Bidang Usaha
Industri Strategis dan Manufaktur III

Rp. Juta

Jumlah dividen BUMN Bidang Usaha Industri


Strategis dan Manufaktur III
Persentase pertumbuhan aset BUMN Bidang Usaha
Industri Strategis dan Manufaktur III

Rp. Juta

Jumlah pajak BUMN Bidang Usaha Industri


Strategis dan Manufaktur III

Peningkatan transparansi,
akuntabilitas, dan independensi

Peningkatan nilai BUMN

Peningkatan kontribusi
BUMN terhadap ekonomi
nasional

Kontrak

Jumlah kontrak kinerja Dewan Komisaris/Dewan


Pengawas BUMN Bidang Usaha Industri Strategis
dan Manufaktur III

BUMN

Jumlah penetapan Dewan Komisaris/Dewan


Pengawas BUMN Bidang Usaha Industri Strategis
dan Manufaktur III tepat waktu
Kontrak

BUMN

Jumlah penetapan Direksi BUMN Bidang Usaha


Industri Strategis dan Manufaktur III tepat waktu

Jumlah kontrak kinerja Direksi BUMN Bidang Usaha


Industri Strategis dan Manufaktur III

BUMN

Jumlah pelaksanaan RUPS BUMN Bidang Usaha


Industri Strategis dan Manufaktur III tepat waktu

Terwujudnya proses bisnis


Kementerian BUMN yang
efektif

Kajian

Jumlah riset/kajian di Bidang Usaha Industri


Strategis dan Manufaktur III

(4)

INDIKATOR

Pelaksanaan riset/kajian

(3)

OUTCOME

Unit Eselon I: Deputi Bidang Usaha Industri Strategis dan Manufaktur

TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 20122014


KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

12.12

5.66

16,500

Cukup

8.67

13.4

1,450,000

6,540,000

13

(5)

2012

13.88

6.48

9,200

Baik

31.86

12.2

1,725,000

8,000,000

12

(6)

2013

TAHUN

17.08

7.17

4,900

Baik

15.32

16.4

2,250,000

10,400,000

11

(7)

2014

Asdep Bidang Usaha


Industri Strategis dan
Manufaktur III

(8)

UNIT ORGANISASI
PELAKSANA

58

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

PROGRAM PEMBINAAN BUMN

(2)

(1)

PROGRAM

No.

%
%

Rata-rata RoA BUMN Bidang Usaha Infrastruktur


dan Logistik I
Rata-rata RoE BUMN Bidang Usaha Infrastruktur
dan Logistik I

Peningkatan efisiensi dan


efektivitas pengelolaan
BUMN

Jumlah

Jumlah belanja modal BUMN Bidang Usaha


Infrastruktur dan Logistik I

Peningkatan belanja modal


BUMN

Kategori

Persentase pertumbuhan ekuitas BUMN Bidang


Usaha Infrastruktur dan Logistik I
Nilai skor rata-rata GCG BUMN Bidang Usaha
Infrastruktur dan Logistik I

Persentase pertumbuhan aset BUMN Bidang Usaha


Infrastruktur dan Logistik I

Peningkatan transparansi,
akuntabilitas, dan independensi

Peningkatan nilai BUMN

Rp. Juta

Kontrak

Jumlah kontrak kinerja Dewan Komisaris/Dewan


Pengawas BUMN Bidang Usaha Infrastruktur dan
Logistik I

Jumlah dividen BUMN Bidang Usaha Infrastruktur


dan Logistik I

Kontrak

Jumlah kontrak kinerja Direksi BUMN Bidang Usaha


Infrastruktur dan Logistik I

Rp. Juta

BUMN

Penetapan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas


BUMN Bidang Usaha Infrastruktur dan Logistik I
tepat waktu

Jumlah pajak BUMN Bidang Usaha Infrastruktur


dan Logistik I

BUMN

Penetapan Direksi BUMN Bidang Usaha


Infrastruktur dan Logistik I tepat waktu

Peningkatan kontribusi
BUMN terhadap ekonomi
nasional

BUMN

Jumlah pelaksanaan RUPS BUMN Bidang Usaha


Infrastruktur dan Logistik I tepat waktu

Terwujudnya proses bisnis


Kementerian BUMN yang
efektif

Kajian

(5)

SATUAN

Jumlah riset/kajian di Bidang Usaha Infrastruktur


dan Logistik I

(4)

INDIKATOR

Pelaksanaan riset/kajian

(3)

OUTPUT

Unit Eselon I: Deputi Bidang Usaha Infrastruktur dan Logistik

TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 20122014


KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

13.8

4.8

Rp15.429
milyar

75

17.80%

21.10%

4,389,735

2,752,360

(6)

2012

14.4

5.4

Rp18.564
milyar

78

19.10%

24.50%

3,777,754

2,994,840

(7)

2013

TAHUN

15.1

6.0

Rp18.153
milyar

80

21.40%

27.90%

3,251,090

3,275,750

(8)

2014

Asdep Bidang Usaha


Infrastruktur dan
Logistik I

(9)

UNIT ORGANISASI
PELAKSANA

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

59

PROGRAM PEMBINAAN BUMN

(2)

(1)

PROGRAM

No.

SATUAN

%
%

Rata-rata RoA BUMN Bidang Usaha Infrastruktur


dan Logistik II
Rata-rata RoE BUMN Bidang Usaha Infrastruktur
dan Logistik II

Peningkatan efisiensi dan


efektivitas pengelolaan
BUMN

Jumlah

Jumlah belanja modal BUMN Bidang Usaha


Infrastruktur dan Logistik II

Peningkatan belanja modal


BUMN

Kategori

Persentase pertumbuhan ekuitas BUMN Bidang


Usaha Infrastruktur dan Logistik II
Nilai skor rata-rata GCG BUMN Bidang Usaha
Infrastruktur dan Logistik II

Rp. Juta

Jumlah dividen BUMN Bidang Usaha Infrastruktur


dan Logistik II
Persentase pertumbuhan aset BUMN Bidang Usaha
Infrastruktur dan Logistik II

Rp. Juta

Jumlah pajak BUMN Bidang Usaha Infrastruktur


dan Logistik II

Peningkatan transparansi,
akuntabilitas, dan independensi

Peningkatan nilai BUMN

Peningkatan kontribusi
BUMN terhadap ekonomi
nasional

Kontrak

Jumlah kontrak kinerja Dewan Komisaris/Dewan


Pengawas BUMN Bidang Usaha Infrastruktur dan
Logistik II

BUMN

Penetapan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas


BUMN Bidang Usaha Infrastruktur dan Logistik II
tepat waktu
Kontrak

BUMN

Penetapan Direksi BUMN Bidang Usaha


Infrastruktur dan Logistik II tepat waktu

Jumlah kontrak kinerja Direksi BUMN Bidang Usaha


Infrastruktur dan Logistik II

BUMN

Jumlah pelaksanaan RUPS BUMN Bidang Usaha


Infrastruktur dan Logistik II tepat waktu

Terwujudnya proses bisnis


Kementerian BUMN yang
efektif

Kajian

Jumlah riset/kajian di Bidang Usaha Infrastruktur


dan Logistik II

(4)

INDIKATOR

Pelaksanaan riset/kajian

(3)

OUTPUT

Unit Eselon I: Deputi Bidang Usaha Infrastruktur dan Logistik

TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 20122014


KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

15.0

6.9

Rp 15.429
milyar

80

26

33

867

2,740,850

11

11

11

(5)

2012

17.0

7.5

Rp 8.564
milyar

84

15

15

661

3,675,495

11

11

11

(6)

2013

TAHUN

18.5

8.4

Rp 8.153
milyar

87

15

16

700

3,950,567

11

11

11

(7)

2014

Asdep Bidang Usaha


Infrastruktur dan
Logistik II

(8)

UNIT ORGANISASI
PELAKSANA

60

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

PROGRAM PEMBINAAN BUMN

(2)

(1)

PROGRAM

No.

%
%

Rata-rata RoA BUMN Bidang Usaha Infrastruktur


dan Logistik III
Rata-rata RoE BUMN Bidang Usaha Infrastruktur
dan Logistik III

Peningkatan efisiensi dan


efektivitas pengelolaan
BUMN

Jumlah
(Rp. Juta)

Jumlah belanja modal BUMN Bidang Usaha


Infrastruktur dan Logistik III

Peningkatan belanja modal


BUMN

Kategori

Persentase pertumbuhan ekuitas BUMN Bidang


Usaha Infrastruktur dan Logistik III
Nilai skor rata-rata GCG BUMN Bidang Usaha
Infrastruktur dan Logistik III

Persentase pertumbuhan aset BUMN Bidang Usaha


Infrastruktur dan Logistik III

Peningkatan transparansi,
akuntabilitas, dan independensi

Peningkatan nilai BUMN

Rp. Juta

Kontrak

Jumlah kontrak kinerja Dewan Komisaris/Dewan


Pengawas BUMN Bidang Usaha Infrastruktur dan
Logistik III

Jumlah dividen BUMN Bidang Usaha Infrastruktur


dan Logistik III

Kontrak

Jumlah kontrak kinerja Direksi BUMN Bidang Usaha


Infrastruktur dan Logistik III

Rp. Juta

BUMN

Penetapan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas


BUMN Bidang Usaha Infrastruktur dan Logistik III
tepat waktu

Jumlah pajak BUMN Bidang Usaha Infrastruktur


dan Logistik III

BUMN

Penetapan Direksi BUMN Bidang Usaha


Infrastruktur dan Logistik III tepat waktu

Peningkatan kontribusi
BUMN terhadap ekonomi
nasional

BUMN

Jumlah pelaksanaan RUPS BUMN Bidang Usaha


Infrastruktur dan Logistik III tepat waktu

Terwujudnya proses bisnis


Kementerian BUMN yang
efektif

Kajian

(5)

SATUAN

Jumlah riset/kajian di Bidang Usaha Infrastruktur


dan Logistik III

(4)

INDIKATOR

Pelaksanaan riset/kajian

(3)

OUTCOME

Unit Eselon I: Deputi Bidang Usaha Infrastruktur dan Logistik

TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 20122014


KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

15.80%

4.8%

2,683,926

76

10.00%

10.00%

465,951

5,044,162

19

19

12

23

(6)

2012

16.00%

5.0%

2,952,319

77

12.00%

15.00%

512,546

5,548,578

19

19

23

(7)

2013

TAHUN

16.70%

5.2%

3,247,550

78

15.00%

20.00%

563,801

6,103,436

19

19

10

23

(8)

2014

Asdep Bidang Usaha


Infrastruktur dan
Logistik III

(9)

UNIT ORGANISASI
PELAKSANA

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

61

PROGRAM PEMBINAAN BUMN

(2)

(1)

PROGRAM

No.

Unit Eselon I: Deputi Bidang Usaha Jasa

%
%

Rata-rata RoA BUMN Bidang Usaha Jasa I


Rata-rata RoE BUMN Bidang Usaha Jasa I

Peningkatan efisiensi dan


efektivitas pengelolaan BUMN

Rp. Juta

Jumlah belanja modal BUMN Bidang Usaha Jasa I

Peningkatan belanja modal


BUMN

Kategori

Persentase pertumbuhan ekuitas BUMN Bidang


Usaha Jasa I
Nilai skor rata-rata GCG BUMN Bidang Usaha Jasa I

Persentase pertumbuhan aset BUMN Bidang Usaha


Jasa I

Peningkatan transparansi,
akuntabilitas, dan
independensi

Peningkatan nilai BUMN

Rp. Juta

Kontrak

Jumlah kontrak kinerja Dewan Komisaris/Dewan


Pengawas BUMN Bidang Usaha Jasa I

Jumlah dividen BUMN Bidang Usaha Jasa I

Kontrak

Jumlah kontrak kinerja Direksi BUMN Bidang


Usaha Jasa I

Rp. Juta

BUMN

Penetapan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas


BUMN Bidang Usaha Jasa I tepat waktu

Jumlah pajak BUMN Bidang Usaha Jasa I

BUMN

Penetapan Direksi BUMN Bidang Usaha Jasa I


tepat waktu

Peningkatan kontribusi BUMN


terhadap ekonomi nasional

BUMN

Jumlah pelaksanaan RUPS BUMN Bidang Usaha


Jasa I tepat waktu

Terwujudnya proses bisnis


Kementerian BUMN yang
efektif

Kajian

(5)

SATUAN

Jumlah riset/kajian di Bidang Usaha Jasa I

(4)

INDIKATOR

Pelaksanaan riset/kajian

(3)

OUTCOME

TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 20122014


KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

100%

100%

(7)

2013

100%

100%

(8)

2014

18.9%

3.0%

4,469,927.4

85.00

16.41%

16.7%

4,910,201.5

19.8%

3.1%

5,351,611.8

85.63

14.13%

16.3%

6,540,529.9

21.6%

3.3%

6,407,295.9

88.50

14.14%

16.3%

8,925,675.9

11,159,510.0 13,532,732.0 16,738,659.1

100%

100%

(6)

2012

TAHUN

ROE = EAT/E

ROA = EBT/TA

Asdep Bidang Usaha


Jasa I

(9)

UNIT ORGANISASI
PELAKSANA

62

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

PROGRAM PEMBINAAN BUMN

(2)

(1)

PROGRAM

No.

Unit Eselon I: Deputi Bidang Usaha Jasa

%
%

Rata-rata RoA BUMN Bidang Usaha Jasa II


Rata-rata RoE BUMN Bidang Usaha Jasa II

Peningkatan efisiensi dan


efektivitas pengelolaan BUMN

Rp. Juta

Jumlah belanja modal BUMN Bidang Usaha Jasa II

Peningkatan belanja modal


BUMN

Kategori

Persentase pertumbuhan ekuitas BUMN Bidang


Usaha Jasa II
Nilai skor rata-rata GCG BUMN Bidang Usaha Jasa II

Persentase pertumbuhan aset BUMN Bidang Usaha


Jasa II

Peningkatan transparansi,
akuntabilitas, dan
independensi

Peningkatan nilai BUMN

Rp. Juta

Kontrak

Jumlah kontrak kinerja Dewan Komisaris/Dewan


Pengawas BUMN Bidang Usaha Jasa II

Jumlah dividen BUMN Bidang Usaha Jasa II

Kontrak

Jumlah kontrak kinerja Direksi BUMN Bidang Usaha


Jasa II

Rp. Juta

BUMN

Penetapan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas


BUMN Bidang Usaha Jasa II tepat waktu

Jumlah pajak BUMN Bidang Usaha Jasa II

BUMN

Penetapan Direksi BUMN Bidang Usaha Jasa II tepat


waktu

Peningkatan kontribusi BUMN


terhadap ekonomi nasional

BUMN

Jumlah pelaksanaan RUPS BUMN Bidang Usaha


Jasa II tepat waktu

Terwujudnya proses bisnis


Kementerian BUMN yang
efektif

Kajian

(5)

SATUAN

Jumlah riset/kajian di Bidang Usaha

(4)

INDIKATOR

Pelaksanaan riset/kajian

(3)

OUTCOME

TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 20122014


KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

23.62

3.62

2,690,516

69.08

88

25.11

401,553

877,036

11

11

16

(6)

2012

15
5
1
11
11

16
3
5
11
11

22.46

3.65

2,861,185

69.45

28

20.77

458,317

22.89

3.70

3,630,178

70.47

21

21.49

527,805

1,141,115

990,047

(8)

2014

(7)

2013

TAHUN

Asdep Bidang Usaha


Jasa II

(9)

UNIT ORGANISASI
PELAKSANA

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

63

PROGRAM PEMBINAAN BUMN

(2)

(1)

PROGRAM

No.

Unit Eselon I: Deputi Bidang Usaha Jasa

%
%

Rata-rata RoA BUMN Bidang Usaha Jasa III


Rata-rata RoE BUMN Bidang Usaha Jasa III

Peningkatan efisiensi dan


efektivitas pengelolaan BUMN

Rp. Juta

Jumlah belanja modal BUMN Bidang Usaha Jasa III

Peningkatan belanja modal


BUMN

Kategori

Persentase pertumbuhan ekuitas BUMN Bidang


Usaha Jasa III
Nilai skor rata-rata GCG BUMN Bidang Usaha
Jasa III

Persentase pertumbuhan aset BUMN Bidang Usaha


Jasa III

Peningkatan transparansi,
akuntabilitas, dan
independensi

Peningkatan nilai BUMN

Rp. Juta

Kontrak

Jumlah kontrak kinerja Dewan Komisaris/Dewan


Pengawas BUMN Bidang Usaha Jasa III

Jumlah dividen BUMN Bidang Usaha Jasa III

Kontrak

Jumlah kontrak kinerja Direksi BUMN Bidang Usaha


Jasa III

Rp. Juta

BUMN

Penetapan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas


BUMN Bidang Usaha Jasa III tepat waktu

Jumlah pajak BUMN Bidang Usaha Jasa III

BUMN

Penetapan Direksi BUMN Bidang Usaha Jasa III


tepat waktu

Peningkatan kontribusi BUMN


terhadap ekonomi nasional

BUMN

Jumlah pelaksanaan RUPS BUMN Bidang Usaha


Jasa III tepat waktu

Terwujudnya proses bisnis


Kementerian BUMN yang
efektif

Kajian

(5)

SATUAN

Jumlah riset/kajian di Bidang Usaha Jasa III

(4)

INDIKATOR

Pelaksanaan riset/kajian

(3)

OUTCOME

TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 20122014


KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

25.23%

8.32%

1,349,075.0

Baik

13.81%

18.10%

792,598

2,174,229

11

11

10

10

11

(6)

2012

Baik

19.02%

14.32%

1,114,997

3,060,585

11

11

11

11

11

(8)

2014

25.66%

9.63%

22.15%

12.38%

876,966.0 1,096,352.0

Baik

7.74%

14.31%

942,087

2,587,970

11

11

11

11

11

(7)

2013

TAHUN

Asdep Bidang Usaha


Jasa III

(9)

UNIT ORGANISASI
PELAKSANA

64

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

Kegiatan Restrukturisasi dan


Pengembangan Usaha

(2)

PROGRAM PEMBINAAN BUMN

(1)

PROGRAM

No.

Dokumen pelaksanaan
restrukturisasi dan privatisasi
BUMN

(3)

OUTPUT

Unit Eselon I: Deputi Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis BUMN

Kajian
BUMN
Laporan
BUMN

Jumlah Rightsizing BUMN


Kajian kelayakan PMN pada PMN
Privatisasi BUMN sesuai dengan Program Tahunan

(5)

SATUAN

Kajian tentang Rightsizing BUMN

(4)

INDIKATOR

TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 20122014


KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

114

(6)

2012

104

(7)

2013

TAHUN

91

(8)

2014

Asdep Restrukturisasi
dan Pengembangan
Usaha

(9)

UNIT ORGANISASI
PELAKSANA

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

65

PROGRAM PEMBINAAN BUMN

Kegiatan Pendayagunaan Aset


dan Sinergi

(2)

(1)

PROGRAM

No.

Dokumen pendayagunaan
aset dan sinergi BUMN

(3)

OUTPUT

Unit Eselon I: Deputi Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis BUMN

Penyerapan dana PSO oleh BUMN

Laporan

Surat
Keputusan

Penyelesaian utang RDI/SLA


Jumlah monitoring dan evaluasi pelaksanaan
pendayagunaan aset BUMN

PP

Kajian

Pemetaan aset BUMN


Penyelesaian status BPYBDS

Surat

(5)

SATUAN

Persetujuan pendayagunaan aset dan sinergi BUMN

(4)

INDIKATOR

TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 20122014


KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

100

15

45

(6)

2012

100

10

11

30

(7)

2013

TAHUN

100

10

10

30

(8)

2014

Asdep Pendayagunaan
Aset dan Sinergi

(9)

UNIT ORGANISASI
PELAKSANA

66

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

PROGRAM PEMBINAAN BUMN

Kegiatan Pembinaan Kemitraan


dan Bina Lingkungan

(2)

(1)

PROGRAM

No.

Dokumen pelaksanaan
Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan

(3)

OUTPUT

Unit Eselon I: Deputi Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis BUMN

%
%
%
unit

Penyaluran dana Program Kemitraan


Penyaluran dana Program Bina Lingkungan
Jumlah Mitra binaan

(5)

SATUAN

BUMN yang menerapkan sistem akuntansi PKBL

(4)

INDIKATOR

TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 20122014


KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

800.000

60%

80%

100%

(6)

2012

850.000

60%

80%

100%

(7)

2013

TAHUN

900.000

60%

80%

100%

(8)

2014

Asdep Pembinaan
Kemitraan dan Bina
Lingkungan

(9)

UNIT ORGANISASI
PELAKSANA

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

67

Kegiatan Riset dan Sistem


Informasi

SATUAN

Tersedianya data BUMN pada portal EIS


Persentase usulan penghapusbukuan aset yang
ditindaklanjuti

Dokumen persetujuan
penghapusbukuan dan
pemindahtanganan aktiva
tetap BUMN

Persentase

Persentase pelaksanaan Service Level Agreement


Index (SLAI) sistem informasi

Dokumen integrasi antara SI


KBUMN dengan SI BUMN

Persentase

Tersusunnya Panduan IT BUMN

Persentase

Persentase

Persentase

Master Plan

Tersusunnya Master Plan Teknologi Informasi


Kementerian BUMN

Tersusunnya produk hukum yang mengatur


pemisahan tanggung jawab pengisian konten
dengan aplikasi Sistem Informasi

Dokumen

Ketersediaan Standar pelayanan sistem informasi


(Service Level Agreement)

Dokumen automatisasi
proses bisnis di KBUMN

Persentase

Persentase ketersediaan data dan penyajian


informasi

Dokumen penyusunan dan


pelaksanaan pedoman Sistem
Informasi

Riset/Kajian

(4)

INDIKATOR

Jumlah riset/kajian

(3)

OUTPUT

Dokumen riset dan penyajian


informasi

*) Pelaksanaan ditargetkan di tahun yang bersangkutan

PROGRAM PEMBINAAN BUMN

(2)

(1)

PROGRAM

No.

Unit Eselon I: Deputi Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis BUMN

TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 20122014


KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

100%

75%

100%*

50%

100%*

100%*

100%*

100%

(5)

2012

100%

85%

100%

60%

100%

100%

100%

100%

(6)

2013

TAHUN

100%

90%

100%

70%

100%

100%

100%

100%

(7)

2014

Asdep Riset dan


Informasi

(8)

UNIT ORGANISASI
PELAKSANA

68

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

LAMPIRAN 2
KEBUTUHAN PENDANAAN
PEMBANGUNAN
TAHUN 20122014
KEMENTERIAN
BADAN USAHA MILIK NEGARA

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

69

70

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

71

231,975
221,581
142,683

Total

93,443
5,401
3,828
3,605
4,342
3,464
4,434
3,740
5,173
4,538
3,981
3,320
5,032
7,500
15,241
4,684
15,161
86,681
5,129
4,636
4,450
4,354
3,149
3,167
3,117
3,233
3,026
4,212
4,060
4,193
7,200
14,824
4,170
13,761
64,436
3,010
3,010
3,010
2,969
2,624
7,917
2,833
1,197
1,513
3,010
2,867
3,010
6,526
5,951
2,640
12,348

PROGRAM PEMBINAAN BUMN


Profitisasi dan Restrukturisasi BUMN Sektor Industri Primer I
Profitisasi dan Restrukturisasi BUMN Sektor Industri Primer II
Profitisasi dan Restrukturisasi BUMN Sektor Industri Primer III
Profitisasi dan Restrukturisasi BUMN Sektor Industri Strategis dan Manufaktur I
Profitisasi dan Restrukturisasi BUMN Sektor Industri Strategis dan Manufaktur II
Profitisasi dan Restrukturisasi BUMN Sektor Industri Strategis dan Manufaktur III
Profitisasi dan Restrukturisasi BUMN Sektor Infrastruktur dan Logistik I
Profitisasi dan Restrukturisasi BUMN Sektor Infrastruktur dan Logistik II
Profitisasi dan Restrukturisasi BUMN Sektor Infrastruktur dan Logistik III
Profitisasi dan Restrukturisasi BUMN Sektor Jasa I
Profitisasi dan Restrukturisasi BUMN Sektor Jasa II
Profitisasi dan Restrukturisasi BUMN Sektor Jasa III
Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha
Pendayagunaan Aset dan Sinergi
Pembinaan Kemitraan dan Bina Lingkungan
Riset dan Informasi

(5)
138,532
17,445
9,120
100,569
3,269
8,129

(4)
134,900
15,859
7,280
102,536
2,972
6,253

(3)

2014

78,247
14,417
4,729
52,931
1,360
4,810

(2)

2013

TAHUN

PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEMENTERIAN BUMN
Peningkatan Kualitas Perencanaan, SDM, dan Pengelolaan Keuangan
Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan, Peraturan Hukum dan Bantuan Hukum
Peningkatan Sarana dan Prasarana Kerja, Pelayanan Administrasi dan Humas
Pengawasan dan Pemeriksaan Akuntabilitas Kementerian BUMN
Penelaahan Kebijakan Pimpinan

(1)

BASELINE 2012

PROGRAM

No.

TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 20122014 KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA
Rp Juta

72

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BUMN 20122014

Anda mungkin juga menyukai