Anda di halaman 1dari 1

2.

Penyakit Batu Buli-Buli


Batu buli-buli atau vesikolitiasis sering terjadi pada pasien yang menderita gangguan
miksi atay terdapat benda asing di buli-buli. Gangguan miksi terjadi pada pasienpasien
hiperplasia prostat, striktura uretra, divertikel buli-buli,atau buli-buli neurogenik. Kateter
yang terpasang pada buli-buli dalam waktu yang lama, adanya benda asing lain yang secara
tidak sengaja dimasukkan ke dalam buli-buli sering kali menjadi inti untuk terbentuknya batu
buli-buli. Selain itu batu buli-buli dapat berasal dari batu ginjal atau batu ureter yang turun ke
buli-buli. Di negara-negara berkembang masih sering dijumpai batu endemik pada buli-buli
yang banyak dijumpai pada anak-anak yang menderita kurang gizi atau yang sering
menderita degindrasi atau diare.
Gejala khas batu buli-buli adalah berupa gejala iritasi antara lain: nyeri
kencing/disuria hingga stranguri ,perasaan tidak enak sewaktu kencing dan kencing tiba-tiba
terhenti kemudian menjadi lancar kembali dengan perubahan penis, skrotum, perineum,
pinggang, sampai kaki. Pada anak seringkali mengeluh adanya enuresis nokturna, disamping
sering menarik-narik penisnya (pada anak laki-laki) atau mengosok-gosok vulva (pada anak
perempuan).
Seringkali komposisi batu buli-buli terdiri atas asam urat atau struvit ( jika
penyebabanya adalah infeksi ),sehingga tidak jarang pada foto polos abdomen tidak tampak
sebaagai bayangan opak pada kavum pelvis. Dalam hal ini pemeriksaan IVU pada fase
sistogram memberikan gambaran sebagai bayangan negatif. USG dapat mendeteksi batu
radiousen pada buli-buli.
Batu buli-buli dapat dipecahkan dengan litotripsi atpun jika terlalu besar memerlukan
pembedahan trbuka (vesikolitotomi). Hal yang tidak kalah pentingnya adalah melakukan
koreksi terhadap penyebab timbulnya statis urine.

Anda mungkin juga menyukai