Batu buli-buli atau vesikolitiasis sering terjadi pada pasien yang menderita gangguan miksi atay terdapat benda asing di buli-buli. Gangguan miksi terjadi pada pasienpasien hiperplasia prostat, striktura uretra, divertikel buli-buli,atau buli-buli neurogenik. Kateter yang terpasang pada buli-buli dalam waktu yang lama, adanya benda asing lain yang secara tidak sengaja dimasukkan ke dalam buli-buli sering kali menjadi inti untuk terbentuknya batu buli-buli. Selain itu batu buli-buli dapat berasal dari batu ginjal atau batu ureter yang turun ke buli-buli. Di negara-negara berkembang masih sering dijumpai batu endemik pada buli-buli yang banyak dijumpai pada anak-anak yang menderita kurang gizi atau yang sering menderita degindrasi atau diare. Gejala khas batu buli-buli adalah berupa gejala iritasi antara lain: nyeri kencing/disuria hingga stranguri ,perasaan tidak enak sewaktu kencing dan kencing tiba-tiba terhenti kemudian menjadi lancar kembali dengan perubahan penis, skrotum, perineum, pinggang, sampai kaki. Pada anak seringkali mengeluh adanya enuresis nokturna, disamping sering menarik-narik penisnya (pada anak laki-laki) atau mengosok-gosok vulva (pada anak perempuan). Seringkali komposisi batu buli-buli terdiri atas asam urat atau struvit ( jika penyebabanya adalah infeksi ),sehingga tidak jarang pada foto polos abdomen tidak tampak sebaagai bayangan opak pada kavum pelvis. Dalam hal ini pemeriksaan IVU pada fase sistogram memberikan gambaran sebagai bayangan negatif. USG dapat mendeteksi batu radiousen pada buli-buli. Batu buli-buli dapat dipecahkan dengan litotripsi atpun jika terlalu besar memerlukan pembedahan trbuka (vesikolitotomi). Hal yang tidak kalah pentingnya adalah melakukan koreksi terhadap penyebab timbulnya statis urine.