Anda di halaman 1dari 5

Tugas

PERENCANAAN DESA
Gambaran Umum dan Pembangunan Desa

OLEH :
SUYANDI B
F1I114095

JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016

Desa Kading, adalah alah satu desa yang terletak di wilayah Provinsi
Sulawesi Selatan, Kabupaten Bone, Kecamatan Salomekko. Desa ini memiliki
luas 11,64 KM2 dan memiliki tipologi dataran rendah. Desa Kading berbatasan
dengan desa Mappotoba, Kecamatan Salomekko sebelah Utara, sebelah Selatan
berbatasan dengan desa Tarasu, Kecamatan Kajuara, sebelah Timur berbatasan
dengan Teluk Bone dan sebelah Barat berbatasan dengan desa Lappabose,
Kecamatan Kajuara.
Desa Kading merupakan Wilayah yang mayoritas penduduknya bekerja
sebagai petani dan nelayan. Desa ini merupakan salah satu dari 17 (tujuh belas)
Desa dan 1 (Satu) kelurahan yang ada di Kecamatan Awangpone Kabupaten
Bone. Terdiri dari 3 (Tiga) dusun yaitu Dusun I Bulu, Dusun II Tajjuru dan Dusun
III Limpoe dan 11 RT (Rukun Tetangga) dengan jumlah penduduk sekitar 427 KK
(Kepala Keluarga) dan berjumlah sekitar 1.835 jiwa.
Sebelum tahun 1800, Desa Kading berada di bawah kepemimpinan Arung, yang
lambat laung berubah status menjadi Mado. Seiring perjalanan waktu, istilah
Mado ini berubah menjadi Desa sejak Tahun 1957 dan dijabat oleh pelaksana
tugas Kepala Desa hingga tahun 1966. Dari tahun 1966 hingga 2016, Desa Kading
dipimpin setidaknya 4 kepala desa yaitu H.A.Laesa A.Musa, A.Amin A.Musa,
A.Margono A.Musa, dan A.Tuti Suryani,S.Pd sampai sekarang.
Dulunya, wilayah Desa Kading sangatlah Luas dengan beberapa wilayah
Dusun yaitu Dusun Bulu, Tajjuru, Limpoe, Larappi. Namun ditahun 1994
dibawah kepemimpinan A.Margono, dilakukan pemekaran wilayah, dimana
Dusun Larappi menjadi Desa Cakkebone (Saat ini) dengan mengambil sebahagian
Wilayah Dusun Maroanging Desa Mallari. Saat ini, Luas wilayah Desa Kading
sekitar 771 Ha, terdiri dari lahan pertanian/perkebunan, perikanan, perniagaan dan
pemukiman penduduk. Daerah ini merupakan golongan daerah dataran rendah
yang beberapa wilayahnya berbatasan dengan sungai. DiSebelah timur berbatasan
dengan Desa Mallari, sebelah utara berbatasan dengan teluk bone, sebelah barat
berbatasan dengan Desa Cakke Bone dan sebelah selatan berbatasan dengan
Kelurahan Maccope.

Melihat Sejarah dan kondisi serta Potensi di Desa Kading saat ini, dibawah
Kepemimpinan A.Tuti Suryani, S.Pd melalui pendekatan pertisipatif yang
melibatkan masyarakat dan pihak pihak berkompeten lainnya didesa, melahirkan
suatu Visi Terciptanya Kedaulatan Ekonomi Desa Kading Menuju Desa
Kreatif,Mandiri dan Sejahtera. Untuk mewujudkan Visi Desa kading, melalui
program jangka menengah Pemerintah Desa Kading melakukan Misi pendekatan
partisipatif dengan mempertimbangkan potensi dan kebutuhan didesa. Adapun
misi tersebut bertujuan untuk Meningkatkan Kulitas Sumber Daya manusia,
Meningkatkan Kwalitas Kelembagaan, Meningkatkan Pelayanan Masyarakat.
Meningkatkan Sarana dan Prasarana Agama, Olahraga, Pertanian, Perkebunan dan
peternakan, Pengembangan Ekonomi Masyarakat serta program dan kegiatan
indikatif. Dengan penerapan nilai-nilai kebersamaan, keterbukaan, jujur, adil,
demokrasi, professional dan dapat di pertanggung jawabkan, menjadi landasan
pelaksanaan roda pemerintahan di Desa Kading bersama seluruh warga. Hal
tersebut dijadikan pedoman dalam pelaksanaan Visi dan Misi, dalam upaya
menjadikan masyarakat di desa sejahtera.
Tujuan Pembangunan Desa sebagaimana dituangkan didalam UU Desa
adalah meningkatkan kesejahteraan hidup manusia serta penanggulangan
kemiskinan melalui penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan
sarana dan prasarana Desa, pengembangan potensi ekonomi lokal dan
pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan yang
dilaksanakan dengan mengedepankan semangat kebersamaan, kekeluargaan dan
kegotongroyongan guna mewujudkan pengarusutamaan perdamaian dan keadilan
sosial. Didalam pasal 78; Pasal 79; mensyaratkan keharusan bagi Pemerintah
Desa untuk melaksanakan Perencanaan Pembangunan Desa dalam rangka
menyusun visi bersama membangun desa antara Masyarakat dan Pemerintahan
Desa yang diselelaraskan dengan rencana pembangunan Kabupaten/Kota yang
dituangkan dalam Dokumen Jangka menengah (RPJMDesa) dan Rencana Kerja
Pemerintah Desa (RKP Desa) yang ditetapkan dengan Peraturan Desa. Ketentuan
pasal 80; pasal 81 dan Pasal 82 UU Desa mengharuskan Perencanaan
Pembangunan Desa mengikutsertakan masyarakat dan Pelaksanaan Pembangunan

harus melibatkan seluruh masyarakat desa dengan semangat gotong royong dan
menjamin peran serta masyarakat Desa dalam pemantauan dan pengawasan
pembangunan.
Pelibatan seluruh lapisan masyarakat dalam Pembangunan adalah wujud
pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial , namun dalam kenyataannya
hingga saat ini masih banyak warga masyarakat yang belum dapat diakses
maupun mengakses pembangunan Desa pada berbagai tahapan, mereka ini adalah
kelompok masyarakat yang rentan dan terpinggirkan diantaranya adalah anakanak, perempuan, warga lanjut usia, dan tentu saja warga berkebutuhan khusus
(difabel) sehingga dampaknya pembangunan desa sama sekali tidak dirasakan
manfaatnya oleh kelompok-kelompok masyarakat tersebut. Dalam menyusun
perencanaan pembangunan desa yang harus diperhatikan adalah harus bertolak
dari kondisi existing desa tersebut. Esensi dari pembangunan desa adalah
bagaimana desa dapat membangun/ memanfaatkan/ mengeksploitasi dengan
tepat (optimal, efektif dan efisien) segala potensi dan sumber daya yang dimiliki
desa untuk memberikan rasa aman, nyaman, tertib serta dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat desa.
Pembangunan desa berkaitan erat dengan permasalahan sosial, ekonomi,
politik, ketertiban, pertahanan dan keamanan dalam negeri. Dimana masyarakat
dinilai masih perlu diberdayakan dalam berbagai aspek kehidupan dan
pembangunan. Oleh karena itu, perlu perhatian dan bantuan negara (dalam hal ini
pemerintah)

dan

masyarakat

umumnya

untuk

menstimulans

percepatan

pembangunan desa di berbagai aspek kehidupan masyarakat. Bantuan masyarakat


dapat berasal dari masyarakat dalam negeri maupun masyarakat internasional.
Meskipun

demikian,

bantuan

internasional

melalui

organisasi-organisasi

internasional bukanlah yang utama, tetapi lebih bersifat bantuan pelengkap.


Semua bentuk bantuan, baik yang bersumber dari pemerintah, swasta (dalam
bentuk Corporate Social Responsibility, hibah dan sebagainya), maupun
organisasi-organisasi non-pemerintah (Lembaga Sosial Masyarakat) dalam negeri
maupun internasional adalah merupakan stimulus pembangunan di daerah

pedesaan.

Semestinya

yang

dikedepankan

adalah

kemampuan

swadaya

masyarakat desa itu sendiri.


Berbicara tentang pembangunan desa, selama ini sebagian diantara kita
terlalu terpaku pada pembangunan berskala besar (atau proyek pembangunan) di
wilayah pedesaan. Padahal pembangunan desa yang sesungguhnya tidaklah
terbatas pada pembangunan berskalaproyek saja, akan tetapi pembangunan
dalam lingkup atau cakupan yang lebih luas. Pembangunan yang berlangsung di
desa dapat saja berupa berbagai proses pembangunan yang dilakukan di wilayah
desa dengan menggunakan sebagian atau seluruh sumber daya (biaya, material,
sumber daya manusia) bersumber dari pemerintah (pusat atau daerah), selain itu
dapat pula berupa sebagian atau seluruh sumber daya pembangunan bersumber
dari desa.

Anda mungkin juga menyukai