Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui

pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh
penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku hidup sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata, serta memiliki derajat kesehatan setinggi-tingginya di seluruh wilayah
Republik Indonesia, yang dirumuskan dalam Indonesia Sehat 2010 . (1)
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan bukan hanya tanggung jawab
pemerintah saja, namun tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat
maupun swasta. Seiring dengan meningkatnya pendidikan masyarakat diikuti
dengan pemahaman masyarakat terhadap kesehatan, maka masyarakat semakin
kritis pula terhadap mutu dan penyelenggaraan kesehatan yang diberikan. (1)
Tantangan untuk memenuhi kebutuhan pasien, peningkatan derajat
kesehatan masyarakat, peningkatan utilitas pelayanan dan persaingan yang
semakin ketat diantara organisasi pelayanan kesehatan, mendorong kesadaran
mereka untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen, sehingga
diharapkan kepuasan pasien akan terpenuhi dan tujuan organisasi pelayanan
kesehatan juga dapat tercapai. (Irine Diana Sari, 2008 : iii)
Rumah sakit merupakan salah satu institusi yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan baik dari rujukan puskesmas maupun rumah sakit lainnya,

dimana rumah sakit berfungsi sebagai fasilitas pemberian pelayanan kesehatan


baik secara perorangan, kelompok maupun masyarakat yang mengalami gangguan
kesehatan bio, psiko,sosial, maupun spritual yang diberikan secara asuhan rawat
inap dan juga rawat jalan. (1)
Rumah sakit juga merupakan konsentrasi segala jenis ahli kesehatan dan
kedokteran. Demikian pula rumah sakit adalah tempat konsentrasi segala
peralatan dan perangkat kesehatan dan kedokteran, karena itu diharapkan rumah
sakit dapat menjalankan peran yang wajar dalam pembangunan kesehatan bagi
masyarakat.(2)
Trauma kepala merupakan salah satu penyebab utama kematian pada kasuskasus kecelakaan lalu lintas. Di Inggris misalnya, setiap tahun sekitar 100.000
kunjungan pasien ke rumah sakit berkaitan dengan trauma kepala yang 20% di
antaranya terpaksa memerlukan rawat inap. Meskipun dalam kenyataannya
sebagian besar trauma kepala bersifat ringan dan tidak memerlukan perawatan
khusus, pada kelompok trauma kepala berat tidak jarang berakhir dengan
kematian atau kecacatan.
Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.M.Zein Painan insidensi cedera kepala di
instalasi gawat darurat (IGD) dalam triwulan I tahun 2010 cukup tinggi yaitu
menempati urutan ke 1 dari seluruh kunjungan ke IGD. Di rawat inap Bedah
kasus cedera kepala bahkan menempati urutan ke 1 dari 10 besar penyakit di
Rumah Sakit Umum Daerah Dr.M.Zein Painan. Dari seluruh kasus cedera kepala
tersebut sekitar 16,6% terpaksa harus dirujuk ke rumah sakit rujukan yang lebih
tinggi. Dari seluruh kasus cedera kepala, angka kematian mencapai 2,5% pada

Triwulan I tahun 2010. Perubahan paradigma pelayanan kesehatan menuju


Clinical governance mengisyaratkan bahwa setiap rumah sakit di samping harus
lebih akuntabel dan berorientasi pada pasien juga perlu senantiasa mengupayakan
peningkatan mutu dan profesionalisme secara berkesinambungan.
Dalam konteks clinical governance maka penanganan pasien dengan
cedera kepala selain harus mempertimbangkan ketepatan waktu serta akurasi
penegakan diagnosis juga harus diikuti dengan penatalaksanaan yang akurat dan
didasarkan pada bukti-bukti ilmiah yang valid. Salah satu komponen utama
clinical gover - Implementasi Clinical Governance Implementasi Clinical
Governancenance yang relevan untuk diterapkan dalam penatalaksanaan cedera
kepala adalah menajemen risiko klinik. Melalui manajemen risiko klinik ini
morbiditas dan mortalitas penderita cedera kepala diharapkan dapat diminimalkan
sehingga tercapai outcome pelayanan klinik yang baik. Penelitian ini bertujuan
untuk

mengembangkan

konsep

manajemen

risiko

klinik

dalam

upaya

meminimalkan risiko akibat penatalaksanaan medik pada penderita cedera kepala


di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.M.Zein Painan.
Persiapan penderita berlangsung dari fase pra rumah sakit hingga ke fase
rumah sakit. Pada fase pra rumah sakit, titik berat diberikan pada penjagaan
saluran nafas, kontrol pendarahan dan syok, immobilisasi penderita, dan segera ke
rumah sakit terdekat dengan fasilitas yang memadai. Persiapan pada fase rumah
sakit mencakup persiapan sumber daya manusia, sarana, dan prasarana yang
diperlukan untuk resusitasi.

Pelayanan

gawat

darurat

bertujuan

menyelamatkan

kehidupan

penderita,sering dimanfaatkan hanya untuk memperoleh pelayanan pertolongan


pertama dan bahkan pelayanan rawat jalan. Pelayanan gawat darurat terdiri dari;
falsafah dan tujuan, administrasi dan pengelolaan, staf dan pimpinan, fasilitas dan
peralatan, kebijakan dan prosedur, pengembangan staf dan program pendidikan,
evaluasi dan pengendalian mutu.
Usaha kesehatan merupakan sesuatu yang harus dilakukan pada organisasi
kesehatan seperti rumah sakit, usaha ini mengarah kepada pemenuhan kebutuhan
dan keinginan pasien dan bukan mengarah kepada komersialisasi pelayanan
semata. Rumah sakit menawarkan jasa yang salah satu sifatnya tidak tampak
sehingga peran sumber daya, fasilitas dan tenaga kerja sangat penting karena
mereka dianggap sebagai produk tampaknya yang diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan pasien dan masyarakat. (Irine Diana Sari, 2008 : 4)
Dari survey awal yang peneliti lakukan melalui wawancara kendala yang
masih dirasa oleh pihak rumah sakit dalam penanganan pasien cidera kepala
adalah keterbatasan tenaga terlatih serta masih dirasa kurangnya sarana yang
menunjang penanganan pasien cedera kepala.
Hal ini yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
hubungan manajemen Rumah Sakit terhadap tingkat keselamatan pasien cedera
kepala di RSUD M.Zein Painan tahun 2010.

B. Penetapan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari
penelitian ini adalah : hubungan manajemen Rumah Sakit terhadap tingkat
keselamatan pasien cedera kepala di RSUD M.Zein Painan tahun 2010.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan manajemen Rumah Sakit terhadap tingkat
keselamatan pasien cedera kepala di RSUD M.Zein Painan tahun 2010
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui gambaran manajemen rumah sakit dalam penanganan pasien cedera
kepala.
b. Diketahui gambaran tingkat keselamatan pasien cedera kepala di RSUD M.Zein
Painan tahun 2010
c. Diketahui hubungan manajemen Rumah Sakit terhadap tingkat keselamatan
pasien cedera kepala di RSUD M.Zein Painan tahun 2010

D.
a.

Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan bahan
pertimbangan bagi pimpinan RSUD Dr.M.Zein dalam perumusan kebijakan
dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan.

b.

Meningkatkan kemampuan peneliti dalam menganalisis suatu


permasalahan melalui suatu penelitian

c.

Merupakan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan ilmu


pengetahuan yang diperoleh di Program Studi Ilmu Keperawatan ( PSIK )
Fakultas Kedokteran UNAND Padang.

Anda mungkin juga menyukai