MODUL BAGIAN
1.
2.
Pendahuluan
Well Completion (Penyelesaian Sumur)
Bab I. Tipe Komplesi Sumur
Bab II. Peralatan Sumur Bawah Permukaan
Bab III. Well Completion Utk Sumur2 Pengangkatn Buatan (Artificial Lift)
Perencanaan Workover (Kerja Ulang Sumur)
Bab I. Kehilangan Produksi
Bab II. Servicing Sumur
Bab III. Jenis-Jenis Workover Dan Well Completion
Bab IV. Peralatan Workover
PENDAHULUAN
Suatu sumur dibor dengan tujuan untuk memproduksi minyak atau gas seoptimal mungkin pada
suatu kurun waktu tertentu. Tentu saja sumur harus dilengkapi dengan peralatan - peralatan untuk
memproduksi gas / minyak sedemikian rupa dengan pertimbangan ekonomis yang sudah dipelajari
sebelumnya, dimana pertimbangan ekonomis ini dibuat berdasarkan fakta fakta yang mempengaruhinya
seperti jumlah cadangan minyak / gas, jumlah lapisan lapisan produktif, tingkat kesulitan pengeboran,
kemungkinan kemungkinan pengangkatan buatan dan sebagainya.
Oleh karena itu akan kita lihat sistem penyelesaian sumur (komplesi) yang berbeda-beda dari
suatu daerah lokasi yang satu ke yang lainnya, dari suatu perusahaan minyak ke perusahaan minyak lainnya,
dari yang beroperasi di darat dan yang beroperasi di lepas pantai dan sebagainya. Hal yang sama berlaku
juga untuk peralatan bawah sumurnya.
Contoh - Contoh bagaimana pertimbangan diatas mempengaruhi sistem komplesi suatu sumur sbb:
Untuk Sumur-Sumur Dilepas Pantai biasanya akan terlalu mahal apabila dipakai rig untuk perawatan
atau kerja ulang sumur. Maka dibuat suatu sistem komplesi dimana perawatan atau kerja ulang sumur
yang bisa dilakukan hanya dengan Wire Line Unit atau Snubbing Unit yang biayanya lebih murah
daripada rig dan juga lebih cepat karena mungkin tidak harus mencabut peralatan peralatan bawah
sumurnya.
Untuk Sumur-Sumur yang mempunyai lapisan produktif yang banyak, mungkin akan lebih baik
dipakai Sistem Komplesi Zona Banyak (Multiple Completion), agar dpt diproduksi 2 atau lebih zona zona produksi sekaligus dr satu sumur saja.
Untuk Sumur-Sumur Di Darat, karena Rig Service bisa lebih murah maka dibuat sistem komplesi yang
sederhana dan murah saja sehingga apabila diperlukan perawatan atau kerja ulang pencabutan alat-alat
bawah sumur juga tidak apa-apa karena biayanya murah.
Pertimbangan Reservoir Lainnya Antara Lain: Besarnya aliran produksi yang diinginkan untuk
menentukan ukuran diameter pipa selubung (casing) dan tubing.
Dari contoh contoh itu juga terlihat bagimana eratnya kaitan antara Sistem Komplesi Sumur dengan
pengerjaan pengerjaan berikutnya pada sumur itu untuk mempertahankan produksinya.
Perlu dibedakan antara apa yang disebut Perawatan Sumur (Well Service) dan Kerja Ulang (Work Over).
Perawatan sumur biasanya dimaksudkan untuk pengerjaan pengerjaan rutin sumur untuk mempertahankan
produksinya atau memperbaikinya tanpa harus mengubah zona produksinya, seperti Stimulasi sumur
(Perangsangan), sedangkan Kerja Ulang (Work Over) merupakan pekerjaan yang juga mempertahankan atau
memperbaiki/menambah produksi tetapi dengan cara-cara mengubah atau mengolah zona produksi atau
mengganti zona produksi.
Page 2 of 6 WORKOVER
5. Karena Open Hole Logging Tidak Bisa Diulang Maka Diperlukan Analysa Dan Interpretasi IloggingYang
Teliti Sebelum Pipa Selubung Dipasang. Jika Diperlukan Pada Saat Kerja Ulang Nanti Memperdalam
Sumur Hanya Bisa Dengan Diameter Yang Kurang Dari Lubang Sebelumnya.
Tidak Dapat Mengisolasi Zona Zona Produksi Yang Satu Terhadap Yang Lainnya
Sulit Mencegah Dan Mengontrol Gas Atau Air Yang Tidak Diharapkan Akibat Coning Atau Fingering
Sulit Melakukan Pemilihan Zona Yang Akan Di Stimulate (Dirangsang)
Kesulitan Dalam Menentukan Kedalaman Ujung Pipa Selubung Produksi Karena Pipa Selubung Harus
Dipasang Sebelum Logging Dilakukan Pada Interval Lapisan Produksi
5. Diperlukan Pembersihan Lubang (Clean - Up) Jika Formasi Lapisan Mudah Lepas Lepas (Not
Consolidated) Atau Batuannya Rapuh.
6. Batuan Harus Betul Betul Consolidated (Tidak Rapuh)
Komplesi Perforasi
Keuntungan Sistem Komplesi Perforasi:
1. Interval Interval Produktif Bisa Di Isolasi Satu Sama Lainnya Secara Efektif, Karena Itu Produksi Air
Atau Gas Yg Tdk diharapkan Dpt Mudah Dikontrol / Dicegah Dengan Cara Pemilihan Interval Perforasi
Yg Tepat. Demikian Juga thdp Pemilihan Produksi Yg Akan Dirangsang (Stimulate)
2. Bisa Untuk Pemasangan Komplesi Ganda Atau Banyak
3. Cocok Untuk Teknik Penanggulangan Pasir Seperti Internal, Gravel Pack, Sand Consolidation
4. Memungkinkan Utk Penentuan Kedalaman Pipa Selubung Scr Lebih Teliti Krn Pemasangan Dilakukan
Sesudah Logging Seluruh Interval Productive
5. Bisa Menghemat Biaya Pemasangan Pipa Selubung Produksi, Apabila Tidak Jadi Dipasang Karena
Sumur Harus Di Abandon Setelah Melihat Hasil Logging Yg Menunjukkan Sumur Tidak Ekonomis
Utk Diproduksi.
Page 3 of 6 WORKOVER
d. Pipa Selubung Produksi Tidak Terlindung Dari Effect Tekanan Pada Saat Produksi Atau Pada Saat Operasi
Khusus. Hal Ini Akan Mengakibatkan Pipa Selubung Akan Rusak, Baik Rusak Kedalam Atau Keluar
(Collapse Atau Burst).
Kerugian:
a. Down Hole Safety Valve Menjadi Tidak Berguna
b. Korosi Pd Pipa Selubung Produksi Dpt tjd Kontak Dgn Fluida Yg Diproduksi
c. Untuk Sumur Dengan Gas Oil Ratio Yang Tinggi, Aliran Akan Sulit Stabil, Dan Akan Terjadi Apa
Yang Disebut Heading.
a. Safety (Keamanan)
- Packer Menyumbat Annulus, Downhole Safety Valve Dpt Mengamankan Tubing.
- Terdapat Pembatas Ganda Antara Reservoir Dan Permukaan.
b. Karena Aliran Produksi Melalui Tubing, Maka Tubing Casing Annulus Di Isi Fluida, Karena Itu Casing
Tercegah Dari Efek Korosi Dan Tekanan.
c. Dengan Adanya Packer Disertai Pemilihan Ukuran Diameter Tubing Yg Tepat, Akan Menghasilkan Aliran
Yg Stabil. (Mencegah Gas Masuk Annulus Yg Bisa Menyebabkan Heading).
d. Fluid Diannulus Bisa Digunakan Sebagai Killing Fluid.
e. Jika Diameter Tubing Cukup Besar, Zona Zona Lapisan Dapat Mudah Diperforasi Atau Reperforasi
Melalui Tubing (Walaupun Dalam Keadaan Under Balance)
f. Cocok Untuk Penggunaan System Pengangkatan Buatan.
Page 4 of 6 WORKOVER
Keamanan. Dengan Adanya Packer Downhole Safety Valve bisa dipasang sesuai dengan peraturan yang
berlaku untuk sumur lepas pantai atau dibeberapa tempat disumur darat
b. Tdk Bisa Dibuatkan Sembur Buatan Scr Bersama-Sama Dari Kedua Zona.
c. Kedua Zona Perlu Dimatikan Apabila Dilakukan Kerja Ulang Pd Zona Atas
Keuntungan :
Kerugian :
Kerugian:
a. Casing Terbuka Terhadap Tekanan Dan Fluida Reservisor, dan Akan Lebih Cepat Rusak Karena Korosi.
a. Karena Masing-Masing Zona Diproduksi Melalui Tubing Yang Berbeda, Maka Monitoring Produksi
Dari Masing-Masing Zona Akan Lebih Effectif.
b. Masing-Masing Zona Bisa Di Gas Lift (Dengan Memakai Pipa Kecil-Concentric Tubing atau Annulus
Gas Lift).
c. Conventional atau Electric Wireline, atau Concentric Tubing dapat dengan mudah diturunkan kedalam
tubing.
d. Downhole Safety Valve Dapat Dipasang Pada Masing-Masing Tubing.
a.
Page 5 of 6 WORKOVER
b.
Secara Statistik, Bertambahnya Pemasangan Packer Dan Peralatan Sirkulasi Akan Menambah
Kebocoran Pada Packer Atau Peralatan Sirkulasi Tersebut Sehingga Akan Menambah Seringnya
Pekerjaan Kerja Ulang.Production Logging Hanya Terbatas Dilakukan Pada Zona Paling Bawah.
No Go Landing Nipples : Dirancang Dengan Inside Diameter Berbentuk Tirus Sebagai Dudukan Dari
Locking Mandrel, Plug, Dan Lain Sebagainya. Alat ini juga digunakan sebagai Dudukan Wire Line
Pressure Gauges Untuk Survey Tekanan Dasar Sumur.
Selective Landing Niple : merupakan Nipple Nipple Dengan Diameter yang lebih kecil daripada OD
Tubing Drift. Peralatan ini dirangkaikan pada Rangkaian Tubing dan Berfungsi Sebagai Dudukan Dari
Wireline Locking Mandrels. Nipple smacam ini dipasang pd rangkaian diatas No Go Landing Nipples.
MODULE 2 BAB II
PERALATAN PRODUKSI BAWAH SUMUR
Flow Coupling : merupakan Joint Berdimensi Khusus dengan ID Tubing dan OD Collar terbuat dari
bahan yang telah mengalami Uji Panas. Flow Coupling dirangkaikan dan diletakkan Diatas Selective
Nipple atau No Go Landing Nipple pada rangkaian tubing dimana Alat Pengendali Aliran (Flow
Control) akan dipasang. Flow Coupling diperlukan untuk mencegah Turbulensi Ditubing, karena
apabila fluida membawa partikel yang Abrasive, maka hal tersebut akan menyebabkan erosi terhadap
dinding tubing.
Production Packers
Weight Set Packers : Disekatkan dengan jalan membuka slipnya dari posisi tertutup sewaktu masuk
lubang dan memberikan Beban Rangakaian Tubing Pada Packer.
Untuk melepaskan packer ini, dilakukan dengan cara memutar rangkaian tubing berlawanan arah dari
sewaktu menyekatkan packer, lalu memberikan tarikan sambil terus diputar hingga packer terlepas.
Blasts Joints: biasanya dipasang pada rangkaian tubing berhadapan dengan lubang perforasi dan
mencakup keseluruhan daerah perforasi. Peralatan ini dugunakan untuk menambah ketahanan dari
rangkaian tubing terhadap semprotan yang datang dari formasi produktif.
Tension Set Packer : Dipasang dengan cara melepas atau membuka slip supaya menggigit dinding
casing, untuk kemudian memberikan gaya tarikan dengan cara mengangkat rangkaian tubing secara
perlahan lahan. Slip yang menggigit dinding casing agar menjaga sewaktu memberikan tarikan pada
rangkaian tubing, packers tidak akan bergerak keatas.
Tarikan selanjutnya akan mengembangkan karet menyekat yang akan menyekat / memisah annulus
diatas packers dan dibawah packers. Untuk melepas packer digunakan cara yang sederhana yaitu
dengan cara menggendorkan rangkaian tubing.
Safety Joints : joint khusus yang ditempatkan pada salah satu Rangkaian Tubing Sumur Dual
Completion. Peralatan ini tempatnya dibawah setiap packer. Bagian Atas Dari Rangkaian yang
digunakan untuk mendudukkan dan melepaskan packer dapat ditinggalkan Bila Packer Terjepit
sewaktu mencabut packer.
Tension and Kompression Packer : Packer yang menggunakan slip yang kedudukannnya berlawanan
ini, bekerja dengan cara memutar rangkaian searah jarum jam.
Sewaktu menyekat, Slip Slip Dan Karet Packers secara mekanis akan bekerja. Untuk melepas packer
jenis ini digunakan cara yang sama seperti sewaktu menyekatkan packer ini
Down Hole Safety Valve : Merupakan peralatan keselamatan bawah permukaan yang terutama sekali
digunakan untuk Sumur Sumur Lepas Pantai. Peralatan tersebut dirangkaikan pada rangkaian tubing
dibawah Mud Line dan peralatan ini dikendalikan secara Hidrolis Dari Permukaan.
Hydraulic Set Packers : Disekatkan Dengan Cara Menurunkan Tekanan Hydraulic Untuk Menekan
Penyekat (Cover = Tutup) dibalik slip. Begitu disekat, Packers Terkunci oleh tekanan yang
terperangkap disekitarnya atau pengunci mekanis. Umumnya, peralatan pengunci mekanis digunakan.
Packers tersebut dapat dilepas dengan mengangkat tubing disertai dengan memutarnya searah jarum
jam.
Tubing Permanent Packer : Alat ini dapat disekatkan dengan berbagai cara, yaitu: Dengan bantuan
Electric Wireline, Drillpipe Ataupun Tubing. Slip slip yang saling berlawanan terletak diatas dan
dibawah dari karet (packing) untuk menahan packer pada kedudukan nya yang benar. Setelah posisi
terpasang packer ini tak akan bergeser dari kedudukannnya
Wire Line Permanent Packer : bentuk packer yang bekerja dengan bantuan Tubing Dan Wire Line
Peralatan Sirkulasi
Sliding Sleeves : sleeve yang dapat digerakkan ke atas maupun dibawah untuk membuka atau menutup
bagian untuk aliran.
Side Door Choke : Menutup Lubang Atau Pintu Sirkulasi, tetapi tidak untuk aliran ke atas tubing.
Separation Tool : Menutup Lubang / Pintu Sirkulasi ke atas tubing tetapi dpt mengalirkan fluida
masuk ke / dr Annulus antara Tubing Dan Casing.
Page 6 of 6 WORKOVER
Mesin Penggerak : Berasal dari Mesin Gas (langsung dari Casing Annulus), Diesel, Motor Bakar Dan
Listrik. Penggerak utama ini disesuaikan dengan tempat dan tersedianya sumber tenaga tersebut.
Dalam hal ini mesin hanya digunakan untuk mendapatkan energi langsung.
Peralatan Dipermukaan : Peralatan ini Meneruskan Energi dari Mesin Kebagian Peralatan Bawah
Permukaan. Untuk melakukan hal ini, maka gerakan turun naik pada Sucker Rod, dan Kecepatan
Putaran (RPM).
Mesin harus dikurangi, supaya sesuai dgn kec pompa tertentu dgn menggunakan Gear Reducer.
Antara Sucker Rod dengan Peralatan Permukaan dihubungkan oleh Polished yang bergerak turun
naik melalui Stuffing Box. Bagian atas Polished Rod diikat pada Carrier Bar, yang dihubungkan
dengan Horsehead melalui Wireline Hanger yang fleksible. Disain diatas diperlukan agar Polished
Rod tetap dapat bergerak Naik Turun Secara Vertical ada Tanpa Gesekan yang besar dalam Stuffing
Box.
Walking Beam disangga oleh Sampson Post didekat titik beratnya. Gerakan mesin yang diberikan
oleh Crank diteruskan ke Walking Beam melalui Pitman. Panjang langkah Polished Rod
(PRSL=Polished Rod Stroke Lenght) ditentukan oleh jarak dr Pitman Bearing Ke Crank Shaff (As).
Hal lain yang penting adalah Merancang Counter Balance. Semua gerak menaikkan fluida keatas
dilakukan oleh gerakan keatas dengan berat fluida dan rod ditanggung oleh Unit Pompa
Dipermukaan.
Pada saat kebawah tidak ada beban, tetapi rod malah bergerak Dipercepat Kebawah. Bila beban
keatas dan kebawah ini tidak di Imbangi, maka unit pompa akan mudah rusak dan kesetimbangan
bagian pada mesin tidak ada, yaitu besar-kecil-besar dan seterusnya.
Untuk ini dipasang Counter Balance agar terjadi distribusi merata pada pembebanan. Efek Counter
Balance tergantung dari Beratnya, Posisinya, dan Geometri alat-alatnya.
API mempunyai standardisasi mengenai jenis peralatan pompa dipermukaan:
C
160
D 173
64
(1)
(2)
(3)
(4)
(1) : A = Air Balanced,
B = Beam Counter Balanced,
C = Conventional
M = Plark II.
(2) : 160= Peak Torque rating, dalam ribuan In Lb.
(3) : 173= Polished Rod Rating, dalam ratusan lb.
(4) : 64 =Panjang Langkah (Stroke) Max, In (biasanya dpt di atur 54 In dan 48 In, tergantung pabrik
Peralatan Dibawah Permukaan : Gambar disamping memperlihatkan runtutan dari gerakan keatas dan
kebawah pompa. Pada Gerak Plunger kebawah, Standing Valve Tertutup, Travelling Valve Terbuka,
fluida bergerak masuk dari Barrel ke Plunger.
Pada gerakan keatas Standing Valve Terbuka karena Penghisapan, dan Travelling Valve Tertutup
akibat Beban Fluida di atasnya. Working Barrel digunakan untuk tempat Naik Turunnya Plunger dan
sebagai Tempat Pengumpul Cairan.
Sucker Rod