Anda di halaman 1dari 7

Borang Portofolio

Topik: Hemoroid Interna Grade III


Tanggal (kasus): 10 Agustus 2016

Presenter: dr. Mita Yunita Matatula

Tanggal presentasi: Februari 2017

Pendamping: dr. Iznih R Maricar

Tempat presentasi: Ruang Pertemuan RSUD Tulehu


Obyektif presentasi:
Keilmuan

Keterampilan

Penyegaran

TinjauanPustaka

Diagnostik

Manajemen

Masalah

Istimewa

Bayi

Neonatus

Anak

Remaja

Dewasa

Lansia

Bumil

Deskripsi : Laki laki 69 tahun dengan keluhan benjolan di anus, keluar darah merah segar menetes setelah BAB disertai nyeri,
benjolan tidak bisa masuk dengan sendirinya sejak 1 minggu yang lalu kecuali dengan bantuan tangan, pasien sering
mengejan.
Tujuan : mengetahui diagnosis dan tatalaksana pasien dengan hemoroid
Bahan bahasan:

Tinjauan Pustaka

Cara membahas:

Diskusi

Riset
Presentasi dan diskusi

Kasus

Audit
Email

Pos

Data pasien:

Nama: Tn. M S

Nomor Registrasi: -

Nama klinik: Ruang Bedah

Telp: -

Terdaftar sejak: 10 Agustus 2016

Data utama untuk bahan diskusi:


1. Diagnosis/GambaranKlinis:
Pasien datang dengan keluhan keluar benjolan dari dalam anus yang tidak dapat dimasukkan kembali. Benjolan terasa sakit dan tidak
nyaman saat jalan maupun duduk. Pasien juga mengeluh ketika BAB terasa nyeri dan panas disekitar anus, kadang keluar darah merah
segar menetes di akhir BAB, dan tidak berlendir. Keluhan ini dirasakan sejak kurang lebih 1 bulan.
2. Riwayat Penyakit Sebelumnya
Pasien menyangkal adanya riwayat darah tinggi, kencing manis, asma maupun alergi.
3. Riwayat Pengobatan:
Pasien belum pernah berobat sebelumnya.
Daftar Pustaka
1. Brown, John Stuart, 1995, Buku Ajar dan Atlas Bedah Minor, Penerbit: Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal.184-189.
2. Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,1994,Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Binarupa Aksara, Jakarta,hal.
266-271.
3. Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999,Kumpulan Kuliah Patologi, Jakarta, hal.263-279.
4. Dudley, Hugh A.F, 1992, Ilmu Bedah Gawat Darurat, Edisi 11, GadjahMada University Press, Yogyakarta, hal.506-508.
5. David C, Sabiston, 1994, Buku Ajar Bedah, Bagian 2, Penerbit BukuKedokteran EGC, Jakarta, hal.56-59.

Hasil Pembelajaran
1. Diagnosis hemoroid interna grade III melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik
2. Penentuan terapi hemoroid interna grade III
3. Edukasi mengenai tatalaksana penyakit hemoroid interna grade III
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio:
1. Subjektif:
Pasien laki-laki umur 69 tahun, ada benjolan dari dalam anus yang disertai keluar darah berwarna merah segar, menetes di akhir
BAB sejak kurang lebih 1 bulan yang lalu. Keluarnya benjolan tersebut bertahap dari kecil sampai besar yang dapat keluar masuk
dengan sendirinya. Sejak kurang lebih 1 minggu ini, benjolan tidak dapat masuk dengan sendirinya, Kebiasaan pasien saat BAB
sering mengedan dan dalam seminggu buang air besarnya tidak rutin setiap hari. Pasien tidak begitu suka dengan sayuran dan tiap
kali makan jarang dengan sayur. Pasien mengaku bahwa dulunya dia sering makan yang pedas.
2. Objektif:
Vital Sign:
TD : 130/80 mmHg

Nadi : 89x/menit

T : 36,5C

RR : 20x/menit

KU : Cukup, tampak sakit ringan


Kesadaran : compos mentis

Status generalis : dbn

Status lokalis : Regio anorectal:

GCS : E4-V5-M6

Inspeksi : Tampak benjolan diameter 3 cm, warna tidak kemerahan, hematom perianal (-), abses (-).

Palpasi : Konsistensi teraba kenyal, batas tegas, nyeri tekan (-), benjolan dapat dimasukkan.

Rectal Toucher : Tonus sphingter ani cukup, mukosa rectum licin, terdapat massa, konsistensi kenyal, dengan diameter 3 cm,
tidak ada nyeri tekan dan pada sarung tangan darah (-), lendir (-), feses (-)

3. Assesment (Penalaran Klinis):


Diagnosis hemoroid interna grade 3 ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Secara umum gejala hemoroid
timbul ketika hemoroid tersebut menjadi besar, inflamasi, trombosis, atau bahkan prolaps. Dari hasil analisis pasien jarang
mengonsumsi serat yang berpotensi menyebabkan konsistensi feses keras dan mengharuskan untuk mengejan ketika BAB. Hal ini
mengakibatkan peregangan muskulus sphincter ani terjadi berulang kali, dan semakin lama penderita mengejan maka akan
membuat peregangannya bertambah buruk dan terjadi prolaps jaringan rectum melalui kanalis analis. Pada hemoroid interna terjadi
nyeri, merupakan tanda adanya radang. Perdarahan terjadi saat pasien mengejan dan berhenti bila pasien berhenti mengejan,
sedangkan perdarahan karena sebab lain tidak mengikuti pola ini. Darah yang keluar adalah darah segar yang tidak bercampur
dengan feses (hematoshezia). Perdarahan kadang menetes tapi dapat juga mengalir deras. Sebab utama perdarahan adalah trauma
feses yang keras. Diagnosis diperkuat dengan pemeriksaan status lokalis di regio anal terlihat benjolan diameter 3 cm,
warna merah kecoklatan dan pada rectal toucher terdapat massa di mukosa rectum konsistensi kenyal dengan
diameter kurang lebih 3 cm pada arah jam 3 tidak ada nyeri tekan, mobile, tidak menghilang saat
penekanan dan pada sarung tangan didapatkan darah. Pada kasus hemoroid dengan perdarahan aktif perlu ditinjau
kadar Hb darah karena dapat terjadi anemia.
4. Plan
Terapi farmakologi:
-

Infus RL : D5 = 2:1

Injeksi Transamin 3x1 amp

Injeksi vitamin K 3x1 amp

Anda mungkin juga menyukai