Anda di halaman 1dari 35

Asuhan Keperawatan pada Nn.

T dengan DHF
Di Ruang Placida Paviliun
Tanggal masuk

: 03-05-2016 pkl 17.01

Tanggal pengkajian

: 04-05-2016 pkl 15.00

No register

: 099496

Sumber pengkajian

: Pasien

I. PENGKAJIAN
I.1 Biodata
Nama
: Nn. T
Usia
: 23 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Pendidikan
: SMA
Alamat
: JL.Seruni IV No 03 Sukabumi Mayangan Probolinggo
Pekerjaan
: Pelajar
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Status marital
: Belum kawin
Diagnosa medis
: DHF
I.2 Keluhan Utama
: Pasien mengatakan demam
I.3 Riwayat Alergi
: Tidak ada
I.4 Riwayat Penyakit Sekarang
Pada tanggal 29-4-2016 malam pasien mengeluh demam disertai dengan mual dan oleh
keluarga pasien dibelikan obat penurun panas di apotik (paracetamol). Karena demam
tidak kunjung turun, pada tanggal 03-05-2016 pasien oleh keluarga dibawa kepraktekan
dr.H setelah dr.H memeriksa dan demamnya sudah 5 hari akhirnya pasien diperiksakan
laboratorium DL dengan hasil leukosit: 3.700, trombosit 60.000, sehingga pasien
disarankan untuk segera dibawa ke UGD RS Panti Waluya Sawahan, keluarga setuju
akhirnya pasien dibawa ke UGD RS Panti Waluya Sawahan jam 17.01 WIB dengan
membawa surat pengantar dari dr.H. Pada pemeriksaan didapatkan hasil tensi: 100/70
mmHg, nadi: 94x/menit, suhu: 38,40C, RR: 18x/menit, mual , nyeri dirasakan pada ulu
hati seperti di tusuk-tusuk. Pasien dipasang infus Asering 20 tetes/menit. sehingga
pasien diopnamekan dan dirawat di Ruang Placida Paviliun. Setelah pasien di ruang
Placida Paviliun perawat menghubungi dr.H, dan mendapat terapi tambahan Actaxon
2x1gr, Widahes 1x1fls, Proxotec 1x1. Pada saat pengkajian tanggal 4-05-2016 jam
14

14.30 WIB pasien mengeluh demam, pasien mengatakan nyeri ulu hati seperti ditusuktusuk dan memberat ketika mual dengan skala nyeri 5.
II. Riwayat Penyakit Terdahulu
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya, maupun penyakit
berat lainnya, dan pasien juga tidak pernah opname.
III.

Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga lain yang mempunyai penyakit keturunan
seperti hipertensi dan DM atau penyakit menular seperti TBC atau hepatitis.

IV.Data Psikososial
IV.1
Konsep diri
IV.1.1 Gambar diri

: pasien mengatakan puas dengan kondisi fisik tubuhnya

saat ini dan tidak merasa malu dengan kondisi sakitnya.


IV.1.2 Harga diri
: pasien mengatakan karena sakit yang dialaminya ia
menjadi tidak bisa kuliah dan menjadi bergantung pada keluarganya.
IV.1.3 Identitas diri
: pasien mengatakan ia adalah anak pertama dari dua
bersaudara.
IV.1.4 Peran diri

: pasien mengatakan ia adalah anak tertua dan menjadi

contoh untuk adiknya.


IV.1.5 Ideal diri
: pasien mengatakan ingin dapat segera sembuh sehingga
bisa kuliah dan beraktivitas seperti semula.
IV.2
Hubungan sosial
Hubungan pasien dengan keluarga baik.Pasien selalu ditemani ibunya selama sakit.
IV.3
Spiritual
Pasien penganut agama Islam. Sebelum sakit pasien mengatakan melaksanakan Sholat 5
waktu. Selama MRS pasien tidak bisa melakukan Sholat 5 waktu, namun tetap berdoa
di tempat tidur.
IV.4
Kecemasan
Pasien mengatakan tidak merasa terlalu cemas dengan penyakitnya karena dia sering
melihat orang di sekitarnya yang terkena demam berdarah dapat segera sembuh.
IV.5
Kehilangan (Kubbler-Ross)
IV.5.1 Denial : pasien dapat menerima kondisi sakitnya saat ini
IV.5.2 Anger : pasien dapat menerima kondisi sakitnya dan menjalani pengobatan
dengan penuh kesabaran
IV.5.3 Bargaining
: pasien selalu menjalankan pengobatnya sesuai instruksi dokter
IV.5.4 Depression
: pasien terbuka dengan tim perawatan tentang penyakitnya

15

IV.5.5 Acceptance

: pasien mengatakan dapat menerima keadaan sakitnya saat ini dan

berharap agar bisa segera sembuh sehingga dapat kuliah seperti semula.
V. Pola Fungsi Kesehatan
V.1 Pola nutrisi
V.1.1 Di rumah
Sebelum sakit pasien mengatakan biasa makan 2-3x/hari dengan komposisi menu
nasi, sayur, dan lauk. Pasien selalu menghabiskan seluruh porsi makannya. Pasien
minum sekitar 1000-1200 cc/24 jam dengan komposisi air putih, teh, dan susu.
Semenjak sakit tanggal 29-4-2016 pasien hanya dapat menghabiskan sampai
dari porsi makannya karena pasien merasa mual setiap kali makan
BB sebelum sakit: 48 kg
BB setelah sakit: 48 kg
V.1.2 Di rumah sakit
Makan berapa kali dalam sehari
: 3x/hari
Minum berapa kali dalam sehari
: 800-1000 cc/hari
Jenis makanan
: bubur
Jenis minuman
: air putih, teh, susu, sari kacang hijau
Masalah yang mempengaruhi masukan makanan
: mual dan nyeri pada ulu hati
Keterangan
: pasien hanya dapat menghabiskan dari
porsi makannya, karena pasien mengatakan mual setiap kali makan.
V.2 Pola Eliminasi
V.2.1 Di rumah
BAB
: 1x/hari, warna kuning kecoklatan, konsistensi lunak
BAK
: 3-4x/hari, warna kuning jernih, tidak ada hematuri
V.2.2 Di rumah sakit
BAB
: sejak MRS sampai pengkajian pasien sudah BAB 1x
BAK
: sejak MRS sampai pengkajian pasien sudah BAK 3x, warna
kuning, tidak ada hematuri
Keterangan : BAK dilakukan di tempat tidur menggunakan pispot dengan
bantuan keluarga
V.3 Pola Kebersihan Diri
V.3.1 Di rumah
Mandi
: 2x/hari
Gosok gigi
: 2x/hari
Keramas
: 3x/minggu
Gunting kuku : 2x/minggu
Keterangan : pasien melakukan kebersihanya secara mandiri
V.3.2 Di rumah sakit
Mandi
: sejak MRS sampai pengkajian pasien sudah diseka 1x perhari
16

Gosok gigi
Keramas
Gunting kuku
Keterangan

: 2x/hari
: selama dirumah sakit sampai pengkajian pasien belum keramas
: selama sakit pasien tidak potong kuku
: pasien melakukan kebutuhan dasarnya dengan bantuan keluarga

dan perawat

V.4 Pola Aktivitas


V.4.1 Di rumah
Pasien mengatakan kegiatannya sehari-hari adalah kuliah dari pagi sampai siang
hari. Setelah itu pasien beristirahat di rumah dan mengerjakan tugas kuliah.
V.4.2 Di rumah sakit
Pasien bedrest dan melakukan ADLnya di tempat tidur dengan bantuan keluarga.
V.5 Pola Istirahat Tidur
V.5.1 Di rumah
Tidur siang
: pasien sehari-hari tidak pernah tidur siang
Tidur malam : 7 jam, mulai pukul 22.00-05.00
Masalah tidur : tidak ada
V.5.2 Di rumah sakit
Sejak MRS sampai pengkajian pasien tidur 6 jam mulai pukul 23.00-05.00. Tidak
ada masalah tidur.
VI.

Pemeriksaan Fisik
VI.1
Keadaan Umum
: Lemah, pasien tampak kesakitan
Kesadaran
: Compos Mentis
GCS
: 456
TTV
Suhu
: 38,20C
RR
: 18x/menit
Nadi
: 90x/menit
TD
: 100/70 mmHg
VI.2
Kulit dan Kuku
VI.2.1 Inspeksi
Kulit : warna kulit kuning, tidak sianosis, tidak ada luka,tidak ada ptekhie,
tampak produksi keringat berlebih.
Kuku : warna dasar kuku merah muda.
6.2.2 Palpasi
Kulit : turgor kulit baik, produksi keringat berlebih.
Kuku : CRT <2 detik.
VI.3

Kepala
17

VI.3.1 Inspeksi
VI.3.2 Palpasi
VI.4
Mata
VI.4.1 Inspeksi

: bentuk simetris, warna rambut hitam, penyebaran merata.


: tidak ada massa.
: bentuk simetris, konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), pupil

isokor, tidak ada luka, tidak ada perdarahan.


VI.4.2 Palpasi
: tidak ada nyeri retro-orbital.
VI.5
Hidung
VI.5.1 Inspeksi
epitaksis.
VI.5.2 Palpasi

: bentuk simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada


: tidak ada nyeri tekan.

VI.6
Telinga
VI.6.1 Inspeksi
VI.6.2 Palpasi

: bentuk simetris, tidak ada cerumen, tidak ada perdarahan.


: tidak ada nyeri tekan.

VI.7
Mulut
VI.7.1 Inspeksi

: bentuk simetris, mukosa bibir lembab, warna merah muda, tidak

ada gusi berdarah.


VI.7.2 Palpasi
: tidak ada nyeri tekan.
VI.8
Leher
VI.8.1 Inspeksi
VI.8.2 Palpasi

: tidak ada lesi,tidak ada luka.


: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran vena

jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.


VI.9
Thorax
VI.9.1 Inspeksi
: bentuk simetris, tidak ada retraksi dada.
VI.9.2 Palpasi
: tidak ada massa.
VI.9.3 Perkusi
: sonor pada seluruh lapang dada.
VI.9.4 Auskultasi : tidak ada ronkhi, tidak ada wheezing.
VI.10 Jantung
VI.10.1
Inspeksi
: ictus cordis terlihat di ICS V midclavicularis sinistra.
VI.10.2
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V midclavicularis sinistra.
VI.10.3
Perkusi
: terdengar pekak pada ICS II-V line sinistra.
VI.10.4
Auskultasi
: bunyi jantung I dan II normal, tidak terdengar bunyi
jantung tambahan.
VI.11 Abdomen
VI.11.1
Inspeksi
: tidak ada pembesaran abdomen, tidak ada ascites.
VI.11.2
Palpasi : terdapat nyeri tekan pada epigastrium.
VI.11.3
Perkusi
: suara tympani pada seluruh kuadran.
VI.11.4
Auskultasi
: bising usus 20x/menit.
18

VI.12 Ekstremitas
VI.12.1
Ekstremitas atas
Kekuatan otot 5/5, oedem -/-, tidak ada luka, akral teraba panas, terpasang
infuse Asering 20 tetes/menit pada tangan kiri.
VI.12.2
Ekstremitas bawah
Kekuatan otot 5/5, oedem -/-, tidak ada luka, akral teraba panas.

VII.

Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium tanggal 3-05-2016
Pemeriksaan
Jumlah leukosit
Jumlah eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
Jumlah trombosit
Limfosit
Monosit

Hasil

Satuan
3

3,70
4,53
12,4
36,1
60
6,4
15,3

10 /L
106/L
g/dL
%
103/L
%
%

Nilai Rujukan
4.0-11.0
4.50-5.50
13.0-17.0
40.0-50.0
150-400
20-40
2-8

2) Pemeriksaan laboratorium tanggal 4-05-2016


Pemeriksaan
Jumlah leukosit
Jumlah eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
Jumlah trombosit
Limfosit
Monosit
Anti dengue IgG
Anti dengue IgM

Hasil
3,70
4,53
11,51
32,2
58
6,4
15,3
positif
Positif

Satuan
103/L
106/L
g/dL
%
103/L
%
%

Nilai Rujukan
4.0-11.0
4.50-5.50
13.0-17.0
40.0-50.0
150-400
20-40
2-8

19

VIII.

Terapi
Nama dan Dosis Obat
Actaxon
2x1 gr

Cara Pemberian
Injeksi IV

Widahes

Injeksi IV

Prazotec

1x500 ml
1x30 mg

Per oral

Untuk
infeksi
Sebagai

Fungsi
menanggulangi
terapi

dan

pencegahan hipovolemia
Sebagai terapi jangka
pendek ulkus duodenum,
ulkus

lambung

jinak,

refluks esophagus,

ANALISA DATA
20

Nama : Nn. T

No Reg

: 099496

Usia

Dx medis

: DHF

: 23 tahun

Tgl
4/5/16
15.00

Data

Etiologi

Ds:
-

WIB

Pada

saat

pengkajian

tanggal 4-05-2016 jam


14.30

WIB

pasien

mengeluh demam
-

Terpasang infuse Asering


20

tetes/menit

pada

tangan kiri.
- Hasil laborat tgl 3-5-16
leukosit : 3,700
HB : 12,4
Trombosit : 60
Hematrokit : 32,0
- hasil laborat tgl 4-5-2016
leukosit : 2,800
HB : 11,51
Trombosit : 58
Hematrokit : 32,0
- Anti dengue IgG : positif
- Anti dengue IgM :
positif
- TTV
Suhu: 38,20 C
RR: 18x/menit
Nadi: 90x/menit
TD: 100/70 mmHg
- Akral teraba panas (+)

WIB

Keperawatan
Hipertermi

darah (viremia)

Merangsang monosit,
makrofag, sel endotel

Do:

4/5/16
15.00

Virus dengue masuk ke tubuh

Virus beredar dalam sirkulasi

Masalah

Ds:
-

pasien mengatakan nyeri


ulu hati seperti ditusuktusuk

dan

memberat

mengeluarkan pirogen sitokin

Menstimulasi pusat
termoregulasi(hipotalamus)

Peningkatan suhu tubuh

Infeksi virus dengue

Peningkatan HCL

Mual

Nyeri

21

ketika mual dengan skala


nyeri 5.

Nyeri

Do:
-

Pasien tampak kesakitan


K/U lemah
Nyeri
tekan
pada
epigastrium

4/5/16
15.00

Ds:
Pasien merasa mual setiap

Peningkatan suhu tubuh

WIB

kali makan.
Do:
- K/U lemah
- terpasang infuse Asering

Merangsang pusat muntah di

20

tetes/menit

pada

tangan kiri.
- hasil laborat tgl 3-5-16
leukosit : 3,700
HB : 12,4
Trombosit : 60
Hematrokit : 32,0
- hasil laborat tgl 4-5-2016
leukosit : 2,800
HB : 11,51
Trombosit : 58
Hematrokit : 32,0
- Anti dengue IgG : positif
- Anti dengue IgM :
positif
- Porsi
makan
yang
-

Mual

medula

Peningkatan HCl

Mual

dihabiskan porsi
TTV
Suhu: 38,20 C
RR: 18x/menit
Nadi: 90x/menit
TD: 100/70 mmHg

22

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama : Nn. T

No Reg

: 099496

Usia

Dx medis

: DHF

: 23 tahun

No
1

Tanggal
4/5/16

Diagnosa Keperawatan
Hipertermi b.d viremia

4/5/16

Nyeri b.d penekanan intra abdomen

4/5/16

Mual b.d peningkatan HCl

23

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Nama : Nn. T

No Reg

: 099496

Usia

Dx medis

: DHF

: 23 tahun

Tgl/Jam

No

4/5/16

Dx
1

Tujuan dan Kriteria Hasil

Intervensi

Rasional

Tupan:

Mandiri:
Mandiri:
1. Berikan kompres hangat
1. Vasodilatasi dapat meningkatkan
Setelah dilakukan asuhan
2. Anjurkan
pasien
memakai
penguapan yang mempercepat
keperawatan selama 3x24
pakaian dari bahan yang tipis atau
penurunan suhu tubuh
jam, suhu tubuh kembali
menyerap keringat
2. Pakaian
tipis
membantu
dalam batas normal
penguapan tubuh

15.00
WIB

Monitoring:
Tupen:
1. Ukur suhu pasien
2. Monitor nadi dan RR
Setelah dilakukan asuhan
3. Monitor leukosit, trombosit, Hb,
keperawatan selama 1x24
dan hematokrit
jam proses viremia teratasi
Pendidikan kesehatan:
1. Jelaskan tanda-tanda hipertermia
Kriteria hasil:
seperti
kulit
kemerahan,
- Suhu tubuh dalam batas
kelemahan, sakit kepala, dan
0
0
normal (36,5 C-37,5 C)
nafsu makan menurun
- N: 60-100x/menit
2. Ajarkan
pentingnya
- RR: 12-18x/menit
- Produksi keringat tidak
mempertahankan masukan cairan
-

berlebih
Akral hangat atau normal

yang adekuat untuk mencegah


dehidrasi

Monitoring:
TTV dan hasil laborat merupakan
acuan untuk mengetahui keadaan
umum pasien

Pendidikan kesehatan:
1. Membantu

meningkatkan

kesadaran bila panas muncul


sehingga

keluarga dan pasien

dapat melakukan tindakan yang


diperlukan
24

3. Berikan

penjelasan

penyebab

tentang 2. Peningkatan suhu tubuh dapat

demam

atau

peningkatan suhu tubuh


4. Berikan penjelasan pada pasien

mengakibatkan penguapan tubuh


meningkat

sehingga

perlu

diimbangi dengan asupan cairan

atau keluarga tentang hal-hal


yang

dapat

dilakukan

yang banyak
untuk 3. Pemahaman yang benar akan

mengatasi demam
mengurangi kecemasan
5. Jelaskan pentingnya tirah baring 4. Peran serta pasien dan keluarga
bagi pasien

diperlukan

untuk

demam
5. Membantu

mengatasi

meminimalkan

penguapan tubuh
Kolaborasi:
1. Berikan

antipiretik

sesuai Kolaborasi:
Pemberian cairan dan obat-obat

instruksi
2. Berikan infuse

penurun panas sangat penting bagi


pasien dengan suhu tinggi supaya
dapat menurunkan suhu tubuh dan
menjaga keseimbangan cairan

4/5/16

Tupan:
Mandiri:
Setelah dilakukan asuhan 1. Evaluasi

keluhan

nyeri

Mandiri:
atau 1. Mengetahui nyeri yang dialami

keperawatan selama 3x24

ketidaknyamanan,

perhatikan

pasien sebagai indikasi kebutuhan

jam nyeri teradaptasi atau

lokasi dan karakteristik termasuk

untuk intervensi dan juga tanda-

hilang

intensitas

tanda

(skala

0-10).

perkembangan/resolusi
25

Pertahankan petunjuk nyeri non


Tupen:

verbal (perubahan pada tanda

komplikasi
2. Membantu

menurunkan

nyeri

pasien
vital dan emosi atau perilaku)
3. Komunikasi terapeutik akan
2. Berikan
alternatif
tindakan
keperawatan selama 1x24
membuat pasien semakin terbuka
kenyamanan untuk mengurangi
jam proses inflamasi
dalam
menyampaikan
faktor presipitasi nyeri, contoh:
teratasi
pengalaman nyeri
lingkungan
tenang,
posisi
Setelah dilakukan asuhan

Kriteria hasil:
nyaman, kompres hangat atau Monitoring:
- Skala nyeri menurun 0-3
1. Nyeri dapat meningkatkan TTV
dingin
- Ekspresi wajah tenang
2. Membantu menentukan rencana
3. Gunakan teknik komunikasi
- Ungkapan verbal pasien
tindakan dan manajemen nyeri
terapeutik untuk mengetahui
bahwa nyeri berkurang
3. Nyeri dapat termanifestasi pada
pengalaman nyeri pasien
atau hilang
reaksi non verbal
- Pasien mampu mengatasi
Pendidikan kesehatan:
nyeri dengan beberapa Monitoring:
1. Dapat memindahkan konsentrasi
1. Monitor
tanda-tanda
vital
teknik non farmakologi
pasien ke hal yang lain
- Tekanan
darah:
100(tekanan darah, nadi, RR, suhu)
2. Monitor kualitas nyeri pasien
130/70-80 mmHg
3. Observasi reaksi non verbal dan
- N: 60-100x/menit
- RR: 12-18x/menit
ketidaknyamanan
- Suhu: 36,50C-37,50C
Pendidikan kesehatan:
Kolaborasi:
1. Ajarkan teknik distraksi dan 1. Mengatasi
nyeri
secara
relaksasi (latihan napas dalam,
mendengarkan music)
Kolaborasi:
1. Berikan
analgetik

farmakologis

untuk
26

4/5/16

Tupan:

mengurangi nyeri
Mandiri:

Mandiri:

Setelah dilakukan asuhan 1. Pindahkan segera benda-benda 1. Bau dapat memicu rasa mual
2. Aroma makanan yang terlalu
keperawatan selama 3x24
yang menimbulkan bau
2. Tawarkan makanan hangat atau
tajam dapat memicu rasa mual
jam, rasa mual yang
makanan lainnya dengan sedikit
dialami pasien berkurang
aroma
atau hilang
Monitoring:
1. Mengetahui kebutuhan yang
Monitoring:
Tupen:
diperlukan oleh pasien sehingga
1. Pantau gejala subyektif mual
Setelah dilakukan asuhan
memudahkan untuk intervensi
pada pasien
keperawatan selama 1x24
selanjutnya
2. Pantau adanya penurunan atau
2. Berat badan merupakan salah satu
jam
produksi
HCl
peningkatan BB pada pasien
indikator pemenuhan nutrisi
berkurang hingga normal 3. Pantau adanya kulit kering
berhasil dan juga untuk mengkaji
dengan depigmentasi
4. Pantau tingkat energy, malaise,
pemasukan
makanan
yang
Kriteria hasil:
keletihan, dan kelemahan
adekuat (termasuk absorbsi dan
- Pasien mengatakan mual
5. Pantau asupan kalori makanan
utilisasinya)
berkurang atau hilang
6. Pantau
intake
dan
output
3. Merupakan salah satu tanda
- Nafsu makan meningkat
makanan dan cairan
- Keengganan
terhadap
kurangnya nutrisi
7. Pantau status hidrasi (misal
4. Membantu menentukan status
makanan (-)
membrane mukosa lembab, turgor
- Membrane
mukosa
nutrisi pasien
kulit)
5. Membantu mengetahui status
lembab
- Nutrisi adekuat, habis 1
nutrisi pasien
6. Membantu
mengetahui
porsi makan
27

Pasien

mampu

keberhasilan

mengidentifikasi tindakan

tindakan

dan

rencana selanjutnya
7. Kurangnya intake cairan dapat

yang dapat menurunkan

diketahui melalui status hidrasi

mual
Pendidikan kesehatan:
1. Ajarkan pasien untuk melatih
napas

dalam

untuk

menekan

Pendidikan kesehatan:
1. Napas

dalam dapat

menekan

reflex muntah
reflex muntah
2. Makanan dalam porsi kecil tapi
2. Ajarkan pasien untuk makan
sering
memudahkan
organ
sedikit tapi sering
3. Ajarkan untuk membatasi minum
pencernaan dalam metabolism
3. Mengurangi rasa penuh pada
satu jam sebelum, satu jam
perut yang dapat memperparah
setelah, dan selama makan
rasa mual
Kolaborasi:

Kolaborasi:

1. Berikan antiemetic sesuai indikasi 1. Pemberian obat anti mual dapat


dokter
2. Berikan terapi IV sesuai indikasi
dokter

mengurangi rasa mual sehingga


kebutuhan

nutrisis

pasien

tercukupi
2. Membantu memenuhi kebutuhan
cairan pasien

28

IMPLEMENTASI
Nama : Nn. T

No Reg

: 099496

Usia

Dx medis

: DHF

: 23 tahun

Tanggal/waktu
4/5/16
Jam 16.00

No Dx
1

Implementasi

TTD

Mandiri:
1. Memberikan kompres hangat
2. Menganjurkan pasien memakai pakaian dari bahan yang tipis atau menyerap keringat
Monitoring:
1. Mengukur suhu pasien
2. Memonitor nadi dan RR
3. Memonitor leukosit, trombosit, Hb, dan hematokrit
Pendidikan kesehatan:
1. Menjelaskan tanda-tanda hipertermia seperti kulit kemerahan, kelemahan, sakit kepala,
dan nafsu makan menurun
2. Mengajarkan pentingnya mempertahankan masukan cairan yang adekuat untuk
mencegah dehidrasi
3. Memberikan penjelasan tentang penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh
4. Memberikan penjelasan pada pasien atau keluarga tentang hal-hal yang dapat
dilakukan untuk mengatasi demam
5. Menjelaskan pentingnya tirah baring bagi pasien
Kolaborasi:
29

4/5/16

Jam 16.00

1. Memberikan antibiotik sesuai instruksi: Actaxone 2x1gr


2. Mempertahankan pemberian infuse Asering 20 tetes/menit
Mandiri:
1. Mengevaluasi keluhan nyeri atau ketidaknyamanan, memperhatikan lokasi dan
karakteristik termasuk intensitas (skala 0-10). Memperhatikan petunjuk nyeri non
verbal (perubahan pada tanda vital dan emosi atau perilaku)
2. Memberikan alternatif tindakan kenyamanan untuk mengurangi faktor presipitasi
nyeri: mengatur lingkungan tenang, memberikan posisi nyaman
3. Menggunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
pasien
Monitoring:
1. Memonitor tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, RR, suhu)
2. Memonitor kualitas nyeri pasien
3. Mengobservasi reaksi non verbal dan ketidaknyamanan
Pendidikan kesehatan:
1. Mengajarkan teknik distraksi dan relaksasi (latihan napas dalam, mendengarkan
musik)

4/5/16
Jam 16.00

Mandiri:
1. Memindahkan segera benda-benda yang menimbulkan bau
2. Menawarkan makanan hangat atau makanan lainnya dengan sedikit aroma
Monitoring:
1. Memantau gejala subyektif mual pada pasien
2. Memantau adanya penurunan BB pada pasien
3. Memantau adanya kulit kering dengan depigmentasi
30

4.
5.
6.
7.

Memantau tingkat energy, malaise, keletihan, dan kelemahan


Memantau asupan kalori makanan
Memantau intake dan output makanan dan cairan
Memantau status hidrasi (membrane mukosa, turgor kulit)

Pendidikan kesehatan:
1. Mengajarkan pasien untuk melatih napas dalam untuk menekan reflex muntah
2. Mengajarkan pasien untuk makan sedikit tapi sering
3. Mengajarkan untuk membatasi minum satu jam sebelum, satu jam setelah, dan selama
makan
Kolaborasi:
1. Memberikan antiemetic sesuai indikasi dokter: Prozotec 1x30mg
2. Mempertahankn terapi IV sesuai indikasi dokter: Widahes 1x500ml/hari Asering 20
tetes/menit
EVALUASI
Nama : Nn. T

No Reg

: 099496

Usia

Dx medis

: DHF

: 23 tahun

Tanggal/waktu
4/5/16
Jam 17.00

No Dx
1

Evaluasi
S: Pasien mengatakan badannya masih terasa demam
O: K/U cukup

TTD

TTV:
Suhu: 37,90 C
RR: 18x/menit
Nadi: 88x/menit
TD: 100/70 mmHg
31

Akral teraba panas


Hasil lab tgl 4/5/2016:
Leukosit: 2,800
Trombosit: 58
Hb: 11,51
Hematokrit: 32,0
A: Hipertermi teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
-

Mandiri no 1,2
Monitoring no 1,2,3
Pendidikan kesehatan no 2,4,5
Kolaborasi no 1,2

I:
Mandiri:
1. Berikan kompres hangat
2. Anjurkan pasien memakai pakaian dari bahan yang tipis atau menyerap keringat
Monitoring:
1. Ukur suhu pasien
2. Monitor nadi dan RR
3. Monitor leukosit, trombosit, Hb, dan hematokrit
Pendidikan kesehatan:
1. Mengajarkan pentingnya mempertahankan masukan cairan yang adekuat untuk
mencegah dehidrasi
4. Memberikan penjelasan pada pasien atau keluarga tentang hal-hal yang dapat
dilakukan untuk mengatasi demam
32

5. Menjelaskan pentingnya tirah baring bagi pasien

Kolaborasi:
1. Memberikan antipiretik sesuai instruksi:
2. Mempertahankan pemberian infuse Asering 20 tetes/menit
4/5/16
Jam 17.00

S: Pasien mengatakan masih nyeri ulu hati, skala nyeri 4.


O: Pasien tampak kesakitan
K/U lemah
TTV
Suhu: 37,90 C
RR: 18x/menit
Nadi: 88x/menit
TD: 100/70 mmHg
A: Nyeri teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
-

Mandiri no 1,2,3
Monitoring no 1,2,3
Pendidikan kesehatan no 1
Kolaborasi no 1

I:
Mandiri:
1. Mengevaluasi keluhan nyeri atau ketidaknyamanan, memperhatikan lokasi dan
karakteristik termasuk intensitas (skala 0-10). Memperhatikan petunjuk nyeri non
33

verbal (perubahan pada tanda vital dan emosi atau perilaku)


2. Memberikan alternatif tindakan kenyamanan untuk mengurangi faktor presipitasi
nyeri: mengatur lingkungan tenang, memberikan posisi nyaman
3. Menggunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
pasien
Monitoring:
1. Memonitor tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, RR, suhu)
2. Memonitor kualitas nyeri pasien
3. Mengobservasi reaksi non verbal dan ketidaknyamanan
Pendidikan kesehatan:
1. Mengajarkan teknik distraksi dan relaksasi (latihan napas dalam, mendengarkan
musik)
4/5/16
Jam 17.00

S: pasien mengatakan masih mual


O: K/U lemah
Porsi makan yang dihabiskan porsi
Mukosa bibir lembab
Turgor kulit baik
TTV
Suhu: 37,90 C
RR: 18x/menit
Nadi: 88x/menit
TD: 100/70 mmHg
A: Mual teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
34

Mandiri no 2
Monitoring no 1,3,5,6,7
Pendidikan kesehatan no 1,2,3
Kolaborasi no 1,2

I:
Mandiri:
1. Menawarkan makanan hangat atau makanan lainnya dengan sedikit aroma
Monitoring:
1.
3.
5.
6.
7.

Memantau gejala subyektif mual pada pasien


Memantau adanya kulit kering dengan depigmentasi
Memantau asupan kalori makanan
Memantau intake dan output makanan dan cairan
Memantau status hidrasi (membrane mukosa, turgor kulit)

Pendidikan kesehatan:
1. Mengajarkan pasien untuk melatih napas dalam untuk menekan reflex muntah
2. Mengajarkan pasien untuk makan sedikit tapi sering
3. Mengajarkan untuk membatasi minum satu jam sebelum, satu jam setelah, dan
selama makan
Kolaborasi:
1. Memberikan antiemetic sesuai indikasi dokter: prozotec 1x30mg
2. Mempertahankan terapi IV sesuai indikasi dokter: Asering 20 tetes/menit

35

EVALUASI
Nama : Nn. T

No Reg

: 099496

Usia

Dx medis

: DHF

: 23 tahun

Tanggal/waktu
5/5/16
Jam 17.00

No Dx
1

Evaluasi
S: Pasien mengatakan demamnya sudah berkurang
O: K/U cukup

TTD

TTV:
Suhu: 37,60 C
RR: 18x/menit
Nadi: 90x/menit
TD: 110/70 mmHg
Akral teraba hangat
36

Produksi keringat berkurang


Hasil lab tgl 5-5-2016:
Leukosit: 4,26
Trombosit: 46
Hb: 11,2
Hematokrit: 34,9
A: Hipertermi teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
-

Mandiri no 2
Monitoring no 1,2,3
Pendidikan kesehatan no 2,4,5
Kolaborasi no 1,2

I:
Mandiri:
1. Anjurkan pasien memakai pakaian dari bahan yang tipis atau menyerap keringat
Monitoring:
1. Ukur suhu pasien
2. Monitor nadi dan RR
3. Monitor leukosit, trombosit, Hb, dan hematokrit
Pendidikan kesehatan:
2. Mengajarkan pentingnya mempertahankan masukan cairan yang adekuat untuk
mencegah dehidrasi
4. Memberikan penjelasan pada pasien atau keluarga tentang hal-hal yang dapat
dilakukan untuk mengatasi demam
5. Menjelaskan pentingnya tirah baring bagi pasien
37

Kolaborasi:
1. Memberikan antipiretik sesuai instruksi: injeksi Axtazone 2x1gr
2. Mempertahankan pemberian infus Asering 20 tetes/menit
Widahes 1x500ml
5/5/16
Jam 17.00

S: Pasien mengatakan masih nyeri pada ulu hati, skala nyeri 3.


O: Pasien tampak lebih tenang
K/U lemah
TTV
Suhu: 37,60 C
RR: 18x/menit
Nadi: 90x/menit
TD: 110/70 mmHg
A: Nyeri teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
-

Monitoring no 1,2,3
Mandiri no 1,2,3
Pendidikan kesehatan no 1
Kolaborasi no 1

I:
Mandiri:
1. Mengevaluasi keluhan nyeri atau ketidaknyamanan, memperhatikan lokasi dan
karakteristik termasuk intensitas (skala 0-10). Memperhatikan petunjuk nyeri non
verbal (perubahan pada tanda vital dan emosi atau perilaku)
2. Memberikan alternatif tindakan kenyamanan untuk mengurangi faktor presipitasi
38

nyeri: mengatur lingkungan tenang, memberikan posisi nyaman


3. Menggunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
pasien
Monitoring:
1. Memonitor tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, RR, suhu)
2. Memonitor kualitas nyeri pasien
3. Mengobservasi reaksi non verbal dan ketidaknyamanan
Pendidikan kesehatan:
1. Mengajarkan teknik distraksi dan relaksasi (latihan napas dalam, mendengarkan
musik)

5/5/16
Jam 17.00

S: pasien mengatakan masih mual


O: K/U lemah
Porsi makan yang dihabiskan porsi
Mukosa bibir lembab
Turgor kulit baik
TTV
Suhu: 36,90 C
RR: 18x/menit
Nadi: 90x/menit
TD: 110/70 mmHg
A: Mual teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
-

Mandiri no 2
39

Monitoring no 1,3,5,6,7
Pendidikan kesehatan no 1,2,3
Kolaborasi no 1,2

I:
Mandiri:
1. Menawarkan makanan hangat atau makanan lainnya dengan sedikit aroma
Monitoring:
1.
3.
5.
6.
7.

Memantau gejala subyektif mual pada pasien


Memantau adanya kulit kering dengan depigmentasi
Memantau asupan kalori makanan
Memantau intake dan output makanan dan cairan
Memantau status hidrasi (membrane mukosa, turgor kulit)

Pendidikan kesehatan:
1. Mengajarkan pasien untuk melatih napas dalam untuk menekan reflex muntah
2. Mengajarkan pasien untuk makan sedikit tapi sering
3. Mengajarkan untuk membatasi minum satu jam sebelum, satu jam setelah, dan
selama makan
Kolaborasi:
1. Memberikan antiemetic sesuai indikasi dokter: Prozotec 1x30mg
2. Mempertahankan terapi IV sesuai indikasi dokter: Widahes 1x500ml/Hari
Asering 20tts/i

40

EVALUASI
Nama : Nn. T

No Reg

: 099496

Usia

Dx medis

: DHF

: 23 tahun

Tanggal/waktu
6/5/16
Jam 17.00

No Dx
1

Evaluasi
S: Pasien mengatakan badannya sudah tidak demam
O: K/U cukup

TTD

TTV:
Suhu: 36,90 C
RR: 16x/menit
Nadi: 86x/menit
TD: 110/70 mmHg
Akral teraba hangat
Hasil lab tgl 6-5-2016:
Leukosit: 3,80
Trombosit: 49
Hb: 11,4
Hematokrit: 35,9
A: Hipertermi teratasi
P: Pertahankan intervensi
-

Mandiri no 2
Monitoring no 1,2,3
Pendidikan kesehatan no 2,4,5
Kolaborasi no 1,2

I:
Mandiri:
41

1. Anjurkan pasien memakai pakaian dari bahan yang tipis atau menyerap keringat
Monitoring:
1. Ukur suhu pasien
2. Monitor nadi dan RR
3. Monitor leukosit, trombosit, Hb, dan hematokrit
Pendidikan kesehatan:
2. Mengajarkan pentingnya mempertahankan masukan cairan yang adekuat untuk
mencegah dehidrasi
4. Memberikan penjelasan pada pasien atau keluarga tentang hal-hal yang dapat
dilakukan untuk mengatasi demam
5. Menjelaskan pentingnya tirah baring bagi pasien
Kolaborasi:
1. Mempertahankan pemberian infus Asering 20 tetes/menit
6/5/16
Jam 17.00

S: Pasien mengatakan nyeri ulu hati berkurang, skala nyeri 2.


O: Pasien tampak lebih tenang
K/U lemah
TTV
Suhu: 37,50 C
RR: 16x/menit
Nadi: 86x/menit
TD: 110/70 mmHg
A: Nyeri teratasi
P: pertahankan intervensi
-

Monitoring no 1,2,3
Mandiri no 1,2,3
42

Pendidikan kesehatan no 1
Kolaborasi no 1

I:
Mandiri:
1. Mengevaluasi keluhan nyeri atau ketidaknyamanan, memperhatikan lokasi dan
karakteristik termasuk intensitas (skala 0-10). Memperhatikan petunjuk nyeri non
verbal (perubahan pada tanda vital dan emosi atau perilaku)
2. Memberikan alternatif tindakan kenyamanan untuk mengurangi faktor presipitasi
nyeri: mengatur lingkungan tenang, memberikan posisi nyaman
3. Menggunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
pasien
Monitoring:
1. Memonitor tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, RR, suhu)
2. Memonitor kualitas nyeri pasien
3. Mengobservasi reaksi non verbal dan ketidaknyamanan
Pendidikan kesehatan:
1. Mengajarkan teknik distraksi dan relaksasi (latihan napas dalam, mendengarkan
6/5/16
Jam 17.00

musik)
S: pasien mengatakan mual berkurang
O: K/U lemah
Porsi makan yang dihabiskan 1/2 porsi
Mukosa bibir lembab
Turgor kulit baik
TTV
Suhu: 36,90 C
43

RR: 16x/menit
Nadi: 86x/menit
TD: 110/70 mmHg
A: Mual teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
-

Mandiri no 2
Monitoring no 1,3,5,6,7
Pendidikan kesehatan no 1,2,3
Kolaborasi no 1,2

I:
Mandiri:
1. Menawarkan makanan hangat atau makanan lainnya dengan sedikit aroma
Monitoring:
1.
3.
5.
6.
7.

Memantau gejala subyektif mual pada pasien


Memantau adanya kulit kering dengan depigmentasi
Memantau asupan kalori makanan
Memantau intake dan output makanan dan cairan
Memantau status hidrasi (membrane mukosa, turgor kulit)

Pendidikan kesehatan:
1. Mengajarkan pasien untuk melatih napas dalam untuk menekan reflex muntah
2. Mengajarkan pasien untuk makan sedikit tapi sering
3. Mengajarkan untuk membatasi minum satu jam sebelum, satu jam setelah, dan
selama makan

44

Kolaborasi:
1. Memberikan antiemetic sesuai indikasi dokter: prazotec 1x30mg
2. Mempertahankan terapi IV sesuai indikasi dokter: Asering 20 tetes/menit

45

SATUAN ACARA PENYULUHAN


(SAP)
1.
2.
3.
4.
5.

Materi/Bahasan
: DHF
Sasaran
: Keluarga dan pasien
Media
: Leaflet
Metode
: Ceramah, Tanya jawab
Uraian
5.1 Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan peserta mampu memahami tentang DHF
5.2 Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan peserta mampu:
5.2.1 Menjelaskan pengertian DHF
5.2.2 Menyebutkan gejala DHF
5.2.3 Menyebutkan pencegahan DHF
6. Materi Penyuluhan
: Terlampir
7. Sumber
: Promosi Kesehatan Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang
8. Langkah-langkah Penyuluhan
8.1 Persiapan
8.1.1 Persiapan materi
8.1.2 Membuat sistematika penyuluhan
8.1.3 Persiapan alat bantu
8.1.4 Persiapan peserta
8.1.5 Mempersiapkan tempat untuk penyuluhan

8.2 Pelaksanaan
No
1 Pembukaan

Kegiatan

Salam pembuka
Perkenalan
Kontrak waktu penyuluhan
Penyajian materi

Menyampaikan pengertian DHF


Menyebutkan gejala dari DHF
Menyebutkan pencegahan DHF

Waktu
Respon
3 mnt - Peserta memperhatikan

10 mnt- Peserta mengikuti


penyuluhan dengan tertib
- Peserta memperhatikan

46

Tanya jawab
Memberikan kesempatan pada peserta

5 mnt - Peserta aktif bertanya


- Penjelasan dari setiap
pertanyaan

untuk menanyakan hal-hal yang


belum dimengerti
Menjawab pertanyaan-pertanyaan
4

yang diajukan peserta penyuluhan


Evaluasi

5 mnt - Peserta aktif menjawab

Menanyakan kembali pada peserta

materi-materi yang telah disampaikan


Penutup
2 mnt - Peserta menunjukkan
Mengakhiri pertemuan

kepuasan

Dengue Haemorrhagic Fever


(DHF)
6.1 Definisi DHF
DHF adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh arbovirus (virus dengue) dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegipty
6.2 Gejala DHF
6.2.1 Panas badan mendadak tinggi selama 2-7 hari disertai kurang nafsu makan, nyeri pada
persendian, serta sakit kepala.
6.2.2 Terjadi perdarahan berupa:
1) Bintik merah pada kulit, atau
2) Mimisan, atau
3) Gusi berdarah, atau
4) Muntah darah dan berak darah
6.2.3 Nyeri perut terutama di daerah ulu hati
47

6.2.4

Jika keadaan bertambah parah bisa menyebabkan syok/renjatan yang ditandai:


1) Lemah
2) Kulit dingin
3) Gelisah (segera bawa ke dokter bila anda menjumpai gejala ini)
4) Tidak sadar

6.3 Pencegahan
Lakukan 4M plus seminggu sekali untuk pencegahan:
6.3.1 Menguras
Menguras wadah air seperti bak mandi, tempayan, ember, vas bunga agar telur dan
6.3.2
6.3.3

jentik nyamuk mati.


Menutup
Menutup rapat semua wadah air agar nyamuk Aedes tidak dapat masuk dan bertelur.
Mengubur
Mengubur dan memusnahkan semua barang bekas yang dapat menampung air hujan
seperti ban bekas, kaleng bekas, pecahan botol agar tidak menjadi sarang dan tempat
bertelur nyamuk Aedes.

6.3.4
6.3.5

Memantau
Semua wadah air yang dapat menjadi tempat nyamuk Aedes berkembang biak.
Plus
Jangan menggantung baju, jangan memelihara ikan, hindari gigitan nyamuk,
membubuhkan abate ketendon bak air.

48

Anda mungkin juga menyukai