Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH HIDROTERAPI RENDAM KAKI MENGGUNAKAN AIR HANGAT

TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI


DI DESA NYATNYONO KECAMsATAN UNGARAN BARAT
KABUPATEN SEMARANG
Zainatun Zahrah*), Faridah Aini**), Yunita Galih Yudanari**)
*) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
**) Staf Pengajar Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran

ABSTRAK
Latar Belakang: Hipertensi bertanggung jawab terhadap tingginya biaya pengobatan
dikarenakan alasan tingginya angka kunjungan ke dokter, perawatan di rumah sakit dan/atau
penggunaan obat jangka panjang sehingga diperlukan tindakan untuk menurunkan angka
kejadian hipertensi yang salah satunya dengan hidroterapi rendam kaki menggunakan air
hangat, ini terjadi secara konduksi dimana terjadi perpindahan panas/hangat dari air hangat ke
seluruh tubuh yang akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah yang akan mempengaruhi
tekanan arteri baroreseptor yang akan mempengaruhi tekanan sistole dan diastolenya sehingga
TD akan menurun. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh terapi rendam kaki
menggunakan air hangat terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa
Nyatyono, Kec. Ungaran Barat, Kab. Semarang
Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi experiment design dengan
rancangan pre test-post test control group design, dengan populasi sebanyak 273 orang.
Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan sampel sebanyak 36
orang yang dibagi menjadi kelompok intervensi dan kontrol. Instrument pengambilan data
dengan pemeriksaan tekanan darah menggunakan sphygmomanometer jenis digital dan
memberikan terapi rendam kaki menggunakan air hangat selama 30 menit. Setelah terkumpul
data dianalisa dengan uji t test independent dan dependent
Hasil: hasil uji statistik dengan =0,05 didapatkan niali t hitung untuk TD sistole -3,944, dan
diastole -2,722 dengan p-value 0,00 (p-value < ). Ini artinya ada penurunan yang signifikan
terhadap tekanan darah setelah di berikan Hydrotherapi rendam kaki menggunakan air hangat.
Kesimpulan: ada pengaruh terapi rendam kaki menggunakan air hangat terhadap penurunan
tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Nyatyono.
Saran: Diharapkan hidroterapi rendam kaki menggunakan air hanagt bisa dijadikan
alternative intervensi untuk penatalaksanaan hipertensi pada penderita hipertensi.
Kata Kunci: Hipertensi, tekanan darah, hydrotherapy, rendam kaki, air hangat

Pengaruh Hidroterapi Rendam Kaki Menggunakan Air Hangat terhadap Penurunan Tekanan Darah
pada Penderita Hipertensi di Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang

ABSTRACT
Background: Hypertension is a condition where the systolic blood pressure greater than 140
mmHg and diastolic blood pressure over 90 mmHg. The incidence of hypertension is
increasing so that the necessary measures to reduce the incidence of hypertension. One of the
non-pharmacologic therapies are offered to lower high blood pressure is by remedial massage
therapy. The purpose of this study is to analyze the influence of giving effect therapy remedial
massage toward decrease blood pressure with hypertension in the village nyatnyono
semarang.
This study used a quasy-experiment research design with pre-test-post-test control
group design, with the population of 273 people. Purposive sampling method was used to get
the samples of 36 people, divided into intervention and control groups. Instrument data
retrieval by checking blood pressure using a sphygmomanometer type digital. After that the
collected data were analyzed by t test independent and dependent.
Objectives: to determine the effect of therapeutic foot soak with warm water to the reduction
of blood pressure in patients with hypertension in the village Nyatyono.
Methods: The research method using quasi- experimental design with pre draft test - posttest
control group design . Engineering samples using purposive sampling as many as 36 people
were divided into intervention and control groups . Instrument data retrieval TD examination
using digital sphygmomanometer. Data analysis using t test independent and dependent.
Results: Statistical test results obtained with = 0.05 t value of p -value of -3,944 TD
systole -2,722 with p-value of 0.00 ( p - value <) . This means that there is a decrease in
blood pressure after a given Hydrotherapi soak your feet in warm water.
Conclusion: there is an influence therapeutic foot soak with warm water to the reduction of
blood pressure in patients with hypertension in the village Nyatyono.
Suggestion: Expected hydrotherapy foot bath using water hanagt can be alternative
interventions for the management of hypertension in patients with hypertension .
Keywords: hypertension , blood pressure , hydrotherapy , soak feet , warm water

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai
peningkatan kronik pada tekanan darah,
dimana tekanan sistoliknya di atas 140
mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90
mmHg. Menurut WHO batas normal
tekanan darah adalah 120-140 mmHg
tekanan sistolik dan 80-90 mmHg tekanan
diastolik. Seseorang dinyatakan mengidap
hipertensi bila tekanan darahnya > 140/90
mmHg (Corwin, 2008).
Hipertensi
merupakan
penyebab
kematian nomor 3 setelah stroke dan
tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% dari
populasi kematian pada semua umur di
Indonesia. Jumlah penderita hipertensi

diseluruh dunia mencapai 993 juta jiwa


pada tahun 2013, sebanyak 643 juta jiwa
berada di negara yang sedang berkembang
termasuk Indonesia. Pada tahun 2013
jumlah penderita hipertensi di Indonesia
diperkirakan 16,2 juta orang dewasa dan
lansia, tetapi hanya 4% yang merupakan
hipertensi terkontrol (Depkes, 2014).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan
Kota Semarang, Jawa Tengah, kasus
tertinggi penyakit tidak menular tahun
2011 adalah kelompok penyakit jantung
dan pembuluh darah. Jumlah kasus
penyakit jantung dan pembuluh darah dari
total 1.409.857 kasus yang dilaporkan
sebesar 62,43% (880.193 kasus) adalah
penyakit jantung dan pembuluh darah.
Kasus tertinggi pada kelompok penyakit

Pengaruh Hidroterapi Rendam Kaki Menggunakan Air Hangat terhadap Penurunan Tekanan Darah
pada Penderita Hipertensi di Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang

jantung dan pembuluh darah adalah


penyakit
hipertensi
esensial,
yaitu
sebanyak 634.860 kasus (72,13%) (Dinkes,
2014).
Pengobatan
tradisional
atau
komplementer alternatif telah menjadi
salah satu rencana strategis Kementrian
Kesehatan tahun 2010-2014 Keputusan
Menteri Kesehatan No.HK/03.01/160/2010
dengan harapan meningkatnya pembinaan
dan
pengawasan
upaya
kesehatan
tradisional atau komplementer alternatif.
Selain itu, di dalam SK Menkes
No.HK.02.02/MENKES/148/2010 tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat
disebutkan dalam pasal 8 ayat 3 (c) bahwa
terapi komplementer merupakan bagian
dari praktik keperawatan (Kepmenkes,
2014). Terapi komplementer ini bersifat
terapi pengobatan alamiah diantaranya
adalah dengan terapi herbal, terapi nutrisi,
relaksasi progresif, meditasi, terapi tawa,
akupuntur,
akupresur,
aromaterapi,
refleksiologi dan hidroterapi (Sudoyo,
2006).
Terapi rendam kaki dengan air hangat
dapat terjadi secara konduksi dimana
terjadi perpindahan panas/hangat dari air
hangat ke dalam tubuh karena ada banyak
titik akupuntur di telapak kaki yaitu ada
enam meridian. Kerja air hangat pada
dasarnya adalah meningkatkan aktivitas
(sel) dengan metode pengaliran energi
melalui konveksi (pengaliran lewat
medium cair). Metode perendaman kaki
dengan air hangat memberikan efek
fisiologis terhadap beberapa bagian tubuh
organ manusia seperti jantung. Tekanan
hidrostatik air terhadap tubuh mendorong
aliran darah dari kaki menuju ke rongga
dada dan darah akan berakumulasi di
pembuluh darah besar jantung. Air hangat
akan mendorong pembesaran pembuluh
darah dan meningkatkan denyut jantung
efek ini berlangsung cepat setelah terapi
air rendam air hangat diberikan. Prinsip
kerja terapi ini ju akan menyebabkan
pelebaran pembuluh darah dan penurunan
ketegngan
otot
sehingga
dapat
memperlancar peredaran pembuluh darah

yang akan mempengaruhi tekanan arteri


oleh baroreseptor pada sinus kortikus dan
arkus aorta yang akan menyampaikan
impuls yang dibawa serabut saraf yang
membawa isyarat dari semua bagian tubuh
untuk menginformasikan kepada otak
prihal tekanan darah, volume darah dan
kebutuhan khusus semua organ ke pusat
saraf simpatis ke medulla sehingga akan
merangsang tekanan
sistolik
yaitu
regangan otot ventrikel akan merangsang
ventrikel untuk berkontraksi. Keadaan
dimana kontraksi ventrikel mulai terjadi
sehingga dengan adanya pelebaran
pembuluh darah, aliran darah akan lancar
sehingga akan mudan mendorong darah
masuk ke jantung sehingga menurunkan
tekanan sistoliknya. Pada tekanan diastolik
keadaan relaksasi ventrikular isovolemik
saat ventrikel turun drastis, aliran darah
lancar dengan adanya pelebaran pembuluh
darah sehingga menurunkan tekanan
diastoliknya (Perry & Potter, 2007).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan
di Desa Nyatyono, Kec. Ungaran Barat,
Kab. Semarang pada tanggal 22 maret
2016 setelah didapatkan data tentang
jumlah penderita hipertensi dari Desa
Nyatyono, yang diperoleh dari hasil
wawancara dengan Kader Kesehatan dan
Bidan Desa, mengatakan bahwa dari
42.724 jumlah penduduk di Wilayah Desa
Nyatyono, terdapat 468 orang yang
menderita tekanan darah tinggi atau
hipertensi. Menurut kader kesehatan yang
ada di Desa Nyatyono, upaya yang
dilakukakan dalam mengatasi tekanan
darah adalah melakukan sosialisasi tentang
makanan yang harus dikonsumsi dan yang
harus
dihindarkan
dan
melakukan
pengobatan dengan obat-obatan herbal.
Masalah Penelitian
Adakah pengaruh terapi rendam kaki
menggunakan
air
hangat
terhadap
penurunan tekanan darah pada penderita
hipertensi di Desa Nyatyono, Kec.
Ungaran Barat, Kab. Semarang

Pengaruh Hidroterapi Rendam Kaki Menggunakan Air Hangat terhadap Penurunan Tekanan Darah
pada Penderita Hipertensi di Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang

Manfaat Penelitian
Diharapkan penderita hipertensi dapat
menerapkan
dengan
benar
terapi
nonfarmakologi dengan menggunakan
terapi rendam kaki menggunakan air
hangat
untuk
menjaga
kesehatan
masyarakat terutama untuk mengontrol
tekanan darahnya.
Hasil penelitian diharapkan dapat
membantu tenaga kesehatan khususnya
perawat komunitas untuk lebih yakin
dalam menggunakan terapi rendam kaki
menggunakan air hangat sebagai alternatif
pengobatan bagi penderita hipertensi, atau
sebagai penatalaksanaan hipertensi di
masyarakat.

METODOLOGI PENELITIAN

Pengukuran tekanan darah diukur dengan


menggunakan sphygmomanometer jenis
digital dan lembar observasi tabel
checklist.
Uji validitas dan reliabilitas untuk
Sphygmomanometer dilakukan dengan
kalibrasi. Kalibrasi dilakukan dengan
membandingkan suatu standar yang
terhubung dengan standar nasional
maupun internasional dan bahan-bahan
acuan tersertifikasi.
HASIL PENELITIAN
Analisis Univariat
Tabel 1
Gambaran tekanan darah pada penderita
hipertensi pre post intervensi yang diberikan
hydrotherapy rendam kaki menggunakan air
hangat di Desa Nyatyono, Kec. Ungaran Barat,
Kab. Semarang
Variabel

Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan kuantitatif, metode yang
digunakan adalah quasy experiment design
atau eksperimen semu. Rancangan desain
ini pre test-post test control group design.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua
orang yang mengalami hipertensi di Desa
Nyatyono Kec. Ungaran Barat Kab.
Semarang
sejumlah
273
orang
(berdasarkan hasil catatan administrasi
Puskesmas Lerep, Kec. Ungaran Barat,
Kab. Semarang).
Tehnik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan purposive
sampling, dimana sampel dalam penelitian
ini adalah semua orang penderita
hipertensi dewasa awal sampai dewasa
akhir baik laki-laki atau perempuan.
Jumlah sampel yang digunakan pada
penelitian ini yaitu kelompok intervensi
dengan sebanyak 18 responden dan
kelompok kontrol sebanyak 18 responden.
Penelitian ini dilakukan di Desa
Nyatyono, Kec. Ungaran Barat, Kab.
Semarang, pada bulan Agustus 2016.
Intervensi yang dilakukan pada penelitian
ini adalah hidroterapi rendam kaki
menggunakan air hangat selama 30 menit
yang di lakukan pada bagian bawah lutut
sampai mata kaki selama 3 hari.

Mean

SD

MinMax

95 % CI
Lower Upper

Pre
Sistolik
Diastolik
Post
Sistolik
Diastolik

138.94
90,00

7,408 126-152 136,26


4,928 84-97
87,86

142,63
92,14

133,28
85,44

7,103 122-145 129,75


4,090 80-92
83,41

136,81
87,48

Tabel 2
Gambaran tekanan darah penderita hipertensi
pre post kontrol tanpa diberikan perlakuan di
Desa Nyatyono, Kec. Ungaran Barat, Kab.
Semarang
Variabel
Pre
Sistolik
Diastolik
Post
Sistolik
Diastolik

Mean

SD

MinMax

95% CI
Lower Upper

139,44
89,72

6,474 128-148 136,26


3,611 82-95 87,86

142,63
92,14

138,44
89,00

6,271 125-148 129,75


4,229 80-97 83,41

136,81
87,48

Tabel 3
Perbedaan tekanan darah pada penderita
hipertensi pre post kontrol dan intervensi
dengan diberikan hydrotherapy rendam kaki
menggunakan air hangat di Desa Nyatyono,
Kec. Ungaran Barat, Kab. Semarang
Tekanan darah
Kelompok intervensi
Sistole Sebelum
Sesudah
Diastole Sebelum
Sesudah

Mean

18
18
18
18

138,94
133,28
90,00
85,44

SD

p
value

7,408 4,715 0.001


7,103
4,298 8,032 0.001
4,090

Pengaruh Hidroterapi Rendam Kaki Menggunakan Air Hangat terhadap Penurunan Tekanan Darah
pada Penderita Hipertensi di Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang

Kelompok kontrol
sistole Sebelum
Sesudah

18
18

139,44
138,44

6,474 1,638 0.120


6,271

Diastole Sebelum
Sesudah

18
18

89,72
89,00

3,611 1,416 0.175


4,229

Tabel 4
Pengaruh terapi rendam kaki menggunakan air
hangat terhadap penurunan tekanan darah
pada penderita hipertensi di Desa Nyatyono,
Kec. Ungaran Barat, Kab. Semarang
TD

Klmpk

Mean

SD

Sistolik

Kontrol
Intervensi

18 1,89
18 5,83

Mean
t
p
diff.
value
1,997 -3,944 -4,344 0,001
3,294

Diastolik

Kontrol
Intervensi

18 1,83
18 4,56

1,295 -2,722 -4,226 0,001


2,406

PEMBAHASAN
Dilihat dari rata-rata tekanan darah
sebelum diberikan hydrotherapy rendam
kaki menggunakan air hangat pada
kelompok intervensi dan pada pre
kelompok kontrol tanpa adanya perlakukan
menghasilkan rata-rata tekanan darah
sistolik dan diastolik yang cukup tinggi,
dapat diartikan bahwa pada responden baik
kelompok intervensi maupun kelompok
kontrol yang tinggal di Desa Nyatyono,
Kec. Ungaran Barat, Kab.Semarang
mengalami hipertensi.
Berdasarkan jenis kelamin juga
diketahui bahwa semua responden dalam
penelitian ini adalah berumur antara 30-45
tahun.
Hal tersebut menurut asumsi
peneliti merupakan salah satu faktor
penyebab tingginya tekanan darah pada
responden pre intervensi dan kontrol dalam
penelitian ini.
Berdasarkan hasil penelitian dan
observasi atau pengamatan peneliti saat
dilakukan pengukuran tekanan darah dan
pemberian hydrotherapi rendam air hangat
pada responden kelompok intervensi dan
kelompok kontrol, peneliti mendapatkan
data bahwa semua responden laki-laki
dalam penelitian ini adalah seorang
perokok. Selain itu sebagian besar
responden baik yang laki-laki maupun

perempuan banyak yang mengkonsumsi


kopi khususnya pada pagi atau sore hari
sepulang dari bekerja. Hal tersebut
merupakan salah satu faktor penyebab
tingginya tekanan darah pada kelompok
kontrol maupun intervensi sebelum
diberikan hydrotherapy rendam kaki
dengan air hangat pada penelitian ini.
Hipertensi menjadi masalah karena
sering ditemukan dan menjadi faktor
utama stroke, payah jantung, dan
penyakit jantung koroner. Apabila
penyakit ini tidak terkontrol, akan
menyerang
target
organ dan dapat
menyebabkan serangan jantung, stroke,
gangguan ginjal, serta kebutaan. Dari
beberapa penelitian dilaporkan bahwa
penyakit hipertensi yang tidak terkontrol
dapat menyebabkan peluang 7 kali lebih
besar terkena stroke, 6 kali lebih besar
terkena congestive heart failure, dan 3 kali
lebih besar terkena
serangan jantung
(Rahajeng, 2009). Pengobatan hipertensi
selama ini menggunakan pengobatan
farmakologis yang dalam penggunaannya
menimbulkan beberapa efek samping
seperti gangguan tidur, sakit kepala, batuk,
hiperkalemia, gangguan kardiovaskular,
dan lain-lain. Hal inilah yang mendasari
pemilihan
terapi
alternatif
dalam
pengobatan hipertensi. Dalam lingkup
keperawatan dikembangkan pula terapi
non farmakologis sebagai tindakan mandiri
perawat seperti massage, meditasi,
akupuntur, terapi herbal dan hydrotherapy.
Hidroterapi mengurangi rasa sakit
dengan merangsang produksi endorphin,
yang merupakan zat kimia saraf yang
memiliki sifat analgesik. Terapi ini juga
membantu meningkatkan sirkulasi darah
dengan memperlebar pembuluh darah
sehingga lebih banyak oksigen dipasok ke
jaringan yang mengalami pembengkakan.
Perbaikan
sirkulasi
darah
juga
memperlancar sirkulasi getah bening
sehingga membersihkan tubuh dari racun.
Oleh karena itu, orang-orang yang
menderita berbagai penyakit seperti
rematik, radang sendi, linu panggul, sakit

Pengaruh Hidroterapi Rendam Kaki Menggunakan Air Hangat terhadap Penurunan Tekanan Darah
pada Penderita Hipertensi di Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang

punggung, insomnia, kelelahan, stress,


sirkulasi darah yang buruk (hipertensi),
nyeri otot, kram, kaku, terapi air
(hidroterapi) bisa digunakan untuk
meringankan masalah tersebut. Berbagai
jenis hidroterapi, metode yang umum
digunakan dalam hidroterapi yaitu mandi
rendam, sitzbath, pijat air, membungkus
dengan kain basah, kompres, merendam
kaki (Chaiton, 2012).
Penanganan secara non-farmakologis
khususnya hidroterapi rendam hangat
merupakan salah satu jenis terapi alamiah
yang bertujuan untuk meningkatkan
sirkulasi darah, mengurangi edema,
meningkatkan relaksasi otot, menyehatkan
jantung,
mengendorkan
otot-otot,
menghilangkan stres,
meringankan
kekakuan otot, nyeri otot, meringankan
rasa sakit, meningkatkan permeabilitas
kapiler, memberikan kehangatan pada
tubuh sehingga sangat bermanfaat untuk
terapi penurunan tekanan darah pada
hipertensi. Prinsip kerja dari hidroterapi
rendam hangat ini yaitu dengan
menggunakan air hangat yang bersuhu
sekitar 40,50-430C secara konduksi dimana
terjadi perpindahan panas dari air hangat
ke tubuh sehingga akan menyebabkan
pelebaran pembuluh darah dan dapat
menurunkan ketegangan otot. Hidroterapi
rendam hangat ini dilakukan dikolam air
hangat, dilakukan 1 kali. Hidroterapi
rendam hangat ini sangat mudah dilakukan
oleh semua orang, tidak membutuhkan
biaya yang mahal dan tidak memiliki efek
samping yang berbahaya (Perry & Potter,
2006).
Sedangkan pada post kelompok
kontrol tanpa perlakuan hasil analisis
didapatkan rata-rata tekanan darah sistolik
adalah 138,44 mmHg dengan standar
deviasi 6,271, tekanan darah sistolik
terendah 125 mmHg dan tertinggi 148
mmHg. Sedangkan rata-rata tekanan darah
diastolik post kelompok kontrol tanpa
adanya perlakuan adalah 89,00 mmHg
dengan standar deviasi 4,229, tekanan
darah diastolik terendah 80 mmHg dan
tertinggi 97 mmHg. Hal tersebut

menunjukkan tidak adanya penurunan


yang berarti pada responden post
kelompok kontrol tanpa adanya perlakuan.
Tidak adanya perlakuan baik secara
farmakologis maupun non farmaklogis
merupakan salah satu penyebab tidak
adanya penurunan tekanan darah pada
responden post kelompok kontrol dalam
penelitian ini.
Hasil analisis data untuk tekanan darah
sistolik menggunakan uji t test dependent
didapatkan nilai t = 4,715 dan p value =
0,001 ( < 0,05), dan untuk tekanan darah
diastolik menggunakan uji t test dependen
didapatkan nilai t = 8,032 dan p value =
0,001 ( = 0,05), ini menunjukkan bahwa
ada perbedaan yang signifikan tekanan
darah pada penderita hipertensi sebelum
dan sesudah diberikan hydrotherapy
rendam kaki menggunakan air hangat pada
kelompok intervensi di Desa Nyatyono,
Kec. Ungaran Barat, Kab. Semarang.
Menurut Destia, Umi & Priyanto
(2014), prinsip kerja terapi rendam kaki air
hangat secara konduksi dimana terjadi
perpindahan panas/hangat dari air hangat
ke dalam tubuh akan menyebabkan
pelebaran pembuluh darah dan penurunan
ketegangan
otot
sehingga
dapat
melancarkan peredaran darah yang akan
mempengaruhi tekanan arteri oleh
baroreseptor pada sinus kortikus dan arkus
aorta yang akan menyampaikan impuls
yang dibawa serabut saraf yang membawa
isyarat dari semua bagian tubuh untuk
menginformasikan kepada otak perihal
tekanan darah, volume darah dan
kebutuhan khusus semua organ ke pusat
saraf simpatis ke medulla sehingga akan
merangsang tekanan
sistolik
yaitu
regangan otot ventrikel akan merangsang
ventrikel untuk segera berkontraksi. Pada
awal kontraksi, katup aorta dan katup
semilunar belum terbuka. Untuk membuka
katup aorta, tekanan di dalam ventrikel
harus melebihi tekanan katup aorta.
Keadaan dimana kontraksi ventrikel mulai
terjadi sehingga dengan adanya pelebaran
pembuluh darah, aliran darah akan lancar
sehingga akan mudah mendorong darah

Pengaruh Hidroterapi Rendam Kaki Menggunakan Air Hangat terhadap Penurunan Tekanan Darah
pada Penderita Hipertensi di Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang

masuk kejantung sehingga menurunkan


tekanan sistoliknya. Pada tekanan diastolik
keadaan releksasi ventrikular isovolemik
saat ventrikel berelaksasi, tekanan di
dalam ventrikel turun drastis, aliran darah
lancar dengan adanya pelebaran pembuluh
darah sehingga akan menurunkan tekanan
diastolik (Perry & Potter, (2006).
Berdasarkan uji t test independent,
didapatkan nilai t hitung untuk TD sistole
sebesar -3,944 dengan p-value sebesar
0,001, sedangkan t hitung untuk TD
diastole sebesar 2,722 dengan p-value
0,001. Oleh karena kedua nilai t negatif
sehingga hal tersebut dapat disimpulkan
bahwa ada penurunan tekanan darah
setelah diberikan hydrotherapy rendam
kaki menggunakan air hangat dengan nilai
p-value tersebut lebih kecil dari (0,05),
maka dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh signifikan terhadap tekanan
darah pada penderita hipertensi yang
diberikan hydrotherapy rendam kaki
menggunakan air hangat di Desa
Nyatyono, Kec. Ungaran Barat, Kab.
Semarang.
Manfaat/efek hangat adalah efek fisik
panas/hangat dapat menyebabkan zat cair,
padat, dan gas mengalami pemuaian ke
segala arah dan dapat meningkatkan reaksi
kimia. Pada jaringan akan terjadi
metabolisme seiring dengan peningkatan
pertukaran antara zat kimia tubuh
dengan cairan tubuh. Efek biologis panas
/hangat dapat
menyebabkan
dilatasi
pembuluh darah yang mengakibatkan
peningkatan sirkulasi
darah.
Secara
fisiologis respon tubuh terhadap panas
yaitu menyebabkan pelebaran pembuluh
darah, menurunkan kekentalan darah,
menurunkan
ketegangan
otot,
meningkatkan metabolisme jaringan dan
meningkatkan
permeabilitas
kapiler.
Respon dari hangat inilah
yang
dipergunakan untuk keperluan terapi pada
berbagai kondisi dan keadaan dalam
tubuh. Prinsip kerja hidroterapi rendam
hangat dengan mempergunakan kolam air
hangat yaitu secara konduksi dimana

terjadi perpindahan panas/hangat dari air


hangat ke dalam tubuh akan menyebabkan
pelebaran pembuluh darah dan penurunan
ketegangan
otot
sehingga
dapat
melancarkan peredaran darah yang akan
mempengaruhi tekanan arteri oleh
baroreseptor pada sinus kortikus dan arkus
aorta yang akan menyampaikan impuls
yang dibawa serabut saraf yang membawa
isyarat dari semua bagian tubuh untuk
menginformasikan kepada otak perihal
tekanan
darah, volume darah
dan
kebutuhan khusus semua organ ke pusat
saraf simpatis ke medulla sehingga akan
merangsang
tekanan
sistolik yaitu
regangan otot ventrikel akan merangsang
ventrikel untuk segera berkontraksi.
Pada awal kontraksi, katup aorta dan
katup semilunar belum terbuka. Untuk
membuka katup aorta, tekanan di dalam
ventrikel harus melebihi tekanan katup
aorta (Abbot, K.D, 2007)
KESIMPULAN
Ada pengaruh signifikan terhadap
tekanan darah pada penderita hipertensi
yang diberikan hydrotherapy rendam kaki
menggunakan air hangat di Desa
Nyatyono, Kec. Ungaran Barat, Kab.
Semarang dengan penurunan sistolik 3,944 dan diastolik -2,722 dengan nilai pvalue 0,001.(=0,05)
SARAN
Bagi masyarakat, penelitian ini dapat
menjadi bahan informasi bagi masyarakat
yang menderita hipertensi tentang terapi
nonfarmakologi
rendam
kaki
menggunakan air hangat dan manfaatnya
untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
Diharapkan penderita hipertensi dapat
menerapkan terapi nonfarmakologi dengan
menggunakan air hangat untuk menjaga
dan mengontrol tekanan darahnya.
Diharapkan juga hasil penelitian dapat
membantu tenaga kesehatan khususnya
perawat komunitas untuk lebih yakin
dalam menggunakan terapi rendam kaki

Pengaruh Hidroterapi Rendam Kaki Menggunakan Air Hangat terhadap Penurunan Tekanan Darah
pada Penderita Hipertensi di Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang

menggunakan air hangat sebagai alternatif


pengobatan bagi penderita hipertensi, atau
sebagai penatalaksanaan hipertensi di
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Abbot,.KD (2007). Hipertensi Sekunder.
Medical Review
21 (3): 71-79.
Available
from:
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurna
l/213087179.pdf (diakses 17 Juni
2016)
Corwin, (2008). Hypertension: Massage
Indication
or
Contraindication.
Dibuka pada tanggal 04 Maret 2013
dari
http://www.integrativehealthcare.org/mt/archives/2007/01/H
ypertension .html.
Dinkes (Dinas Kesehatan). (2011). Profil
kesehatan provinsi Jawa Tengah
tahun 2011. Diakses: 30 April 2016,
dari
http://www.dinkesjatengprov.go.id/dok
umen/profil/profil2011/BAB%20IVI%202011.pdf..
Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi
penelitian kesehatan. Cetakan ke-3.
Jakarta: PT. Rineka Cipta
Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan
metodologi
penelitian
ilmu
keperawatan, pedoman skripsi, tesis,

dan
instrumen
keperawatan. Edisi
Salemba Medika..

2.

penelitian
Jakarta:

Potter, P. A & Perry, A. G. (2005). Buku


ajar
fundamental
keperawatan
konsep, proses, dan praktik. Alih
Bahasa: Renata Komalasari. Edisi 4
Jakarta: EGC.
proses penyakit. Alih Bahasa: brahmu
pendit.. (et al) Edisi 6. Jakarta: EGC.
Smeltzer, S. C & Bare, B. G. (2002). Buku
ajar keperawatan medikal-bedah
brunner & suddarth. Alih bahasa:
Agung Waluyo. Edisi 8. Cetakan 1.
Volume 2. Jakarta: EGC.
Sudoyo, A. W., dkk. (2007). Buku ajar
ilmu penyakit dalam. Edisi IV. Jilid 1.
Cetakan ke-2. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
(FKUI).
Sugiyono.
(2008).
Statistik
Non
Parametris
Untuk
Penelitian.
Bandung : CV Alfabeta .
Yusuf, I., (2008). Hipertensi Sekunder.
Medical Review
21 (3): 71-79.
Available
from:
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurna
l/213087179.pdf (diakses 17 Juni
2016)

Pengaruh Hidroterapi Rendam Kaki Menggunakan Air Hangat terhadap Penurunan Tekanan Darah
pada Penderita Hipertensi di Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

Artikel dengan judul Pengaruh Hidroterapi Rendam Kaki Menggunakan Air Hangat
terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Desa Nyatnyono
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang yang disusun oleh :
Nama

: Zainatun Zahrah

NIM

: 010112a116

Program Studi : Keperawatan


Telah dikonsulkan dan disetujui untuk dipublikasikan oleh pembimbing utama skripsi
Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran.

Ungaran, Agustus 2016


Pembimbing Utama

Faridah Aini, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.KMB


NIDN. 0629037605

Pengaruh Hidroterapi Rendam Kaki Menggunakan Air Hangat terhadap Penurunan Tekanan Darah
pada Penderita Hipertensi di Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang

ARTIKEL

PENGARUH HIDROTERAPI RENDAM KAKI MENGGUNAKAN AIR HANGAT


TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA
HIPERTENSI DI DESA NYATNYONO KECAMATAN
UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG

Oleh:
ZAINATUN ZAHRAH
NIM. 010112a116

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO
UNGARAN
2016

10

Pengaruh Hidroterapi Rendam Kaki Menggunakan Air Hangat terhadap Penurunan Tekanan Darah
pada Penderita Hipertensi di Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang

Anda mungkin juga menyukai