Anda di halaman 1dari 37

PARAGRAF

PARAGRAF
1.Pengertian
2.Bentuk
bentuk lekuk
bentuk lurus
3.Syarat Pembentukan Paragraf
3.1Kesatuan
3.2Koherensi
3.3 Pengembangan
4.Letak Kalimat Topik
4.1 di awal paragraf
4.2 di akhir paragraf
4.3 di awal dan di akhir paragraf
4.4 Tersirat dlm.keseluruhan paragraf

PENGERTIAN PARAGRAF
Paragraf adalah bagian dari suatu karangan atau tuturan yang terdiri atas sejumlah
kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan ide pokok sebagai
pengendaliannya.

BENTUK PARAGRAF
2.1 Bentuk Lekuk
Membicarakan suatu bahasa yang hidup, tidak dapat dipisahkan dari pembicaraan mengenai
eksistensi manusia sebagai penutur. Seiring dengan perjalanan waktu, manusia sebagai bagian
dari masyarakat mengalami perkembangan dalam hidupnya. Perkembangan itu pun berpengaruh
terhadap bahasa yang mereka gunakan.
2.2 Bentuk Lurus (Block)
Slang merupakan variasi bahasa yang sangat unik dan menarik. Slang mengandung kreativitas,
spesifikasi, dan kehangatan interaksi berbahasa. Bahasa variasi slang, yang berasal dari istilah
bahasa Inggris slank, pada umumnya digunakan oleh kelompok penutur remaja. Para remaja
mengreasikan kata-kata bahasa Indonesia dengan bentuk baru melalui pola pembentukan tertentu
dan makna yang juga baru. Dalam perkembangannya, bahasa slang menjadi identitas tersendiri
bagi kalangan remaja. Bahasa slang yang mereka tuturkan mencerminkan karakter kalangan
remaja yang ekspresif, kreatif, dan bebas.
3. SYARAT PEMBENTUKAN PARAGRAF
3.1 Syarat Kesatuan
Sebuah paragraf hanya mengandung satu ide pokok atau tema. Ide pokok ini dengan tegas
dinyatakan melalui kalimat topik. Kehadiran kalimat penjelas, sebagai pengembangan tema,
harus selalu mendukung kalimat utama. Oleh karena itu, dalam pengembangannya tidak boleh
terdapat unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan tema (tidak boleh memunculkan ide
pokok baru). Jadi, sebuah paragraf hanya boleh mengandung satu gagasan pokok.
Contoh
Masyarakat bahasa menggunakan bahasa sebagai media komunikasi dalam beragam situasi
dan kondisi. Setiap bidang kehidupan akan menunjukkan adanya ragam pemakaian bahasa
tertentu yang berbeda dari ragam pemakaian bahasa di bidang lain. Terdapat banyak bidang
kehidupan manusia, misalnya, ada manusia yang berkecimpung di bidang pertanian karena

bermata pencaharian sebagai petani, manusia yang bergelut dalam bidang akademis terkait
statusnya sebagai mahasiswa, dan lain sebagainya.
ide pokok:
bahasa sebagai media
komunikasi.
ide penjelas:
a.ragam pemakaian bahasa.
b. terdapat banyak bidang
kehidupan manusia.
3.2 Syarat Koherensi
Koherensi atau kepaduan dititikberatkan pada hubungan antarkalimat.
Oleh karena itu, paragraf bukanlah kumpulan kalimat yang masing-masing berdiri
sendiri, melainkan dibangun oleh kalimat-kalimat yang memiliki hubungan
timbal-balik. Dalam membangun hubungan timbal-balik ini perlu diperhatikan
unsur kebahasaan yang digambarkan dengan (a) repetisi atau pengulangan,
(b) kata ganti, dan (c) kata transisi atau ungkapan penghubung.
Contoh
Guyub tutur Kodi dan Wewewa telah mewarisi berbagai etimon dari bahasa Proto-Austronesia
dan kemudian sepakat mendayagunakannya untuk merujuk pada konsep-konsep luhur mengenai
kehidupan mereka. Dalam hal itu, etimon-etimon yang berkaitan dengan alam lingkungan, yang
disebut dengan ekoetimon, menempati prioritas tinggi dalam kehidupan lingkungan bahasa
Kodi-Wewewa. Hal itu tidaklah mengherankan, mengingat masyarakat Kodi-Wewewa begitu
erat kaitan kehidupan mereka dengan alam lingkungan, baik satuan-satuan lingkungan ragawi

maupun indrawi. Terlebih lagi, kepercayaan mereka, yaitu kepercayaan Marapu (arwah
leluhur), mengajarkan penganutnya untuk selalu bekerja keras menghasilkan yang terbaik dari
alam lingkungan dan membaktikannya kepada leluhur sebagai rasa syukur (Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Propinsi Nusa Tenggara Timur, 2004: 17) .
repetisi: etimon, Kodi-Wewewa
kata ganti: mereka
kata transisi/ungkapan penghubung: hal itu, terlebih lagi
3.3 Syarat Pengembangan
Ide pokok sebuah paragraf akan jelas apabila diperinci dengan ide-ide penjelas. Jika
tidak demikian, paragraf itu hanya akan dibangun oleh satu buah kalimat. Hal itu tentu tidak
sesuai dengan pengertian paragraf. Oleh karena itu, kalimat topik harus didukung oleh
sejumlah kalimat penjelas.
Ada sepuluh cara pengembangan paragraf, yaitu:
3.3.1 Urutan Waktu yang Logis (Kronologis)
Dalam hal ini, sebuah paragraf disusun berdasarkan urutan
waktu yang logis atau kronologis, yang menggambarkan urutan
terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan.
3.3.2 Urutan Ruang
Urutan ruang (spasial) ini lebih menonjolkan tempat suatu peristiwa berlangsung. Pengembangan paragraf seperti ini membawa pembaca dari satu titik ke
titik berikutnya yang berdekatan dalam satu ruang. Oleh karena itu, sebaiknya
pengembangan paragraf dilakukan dengan memberikan keterangan mengenai

keadaan tempat di sekitar, batas-batasnya, atas-bawah, di samping, di depan,


di belakang, di sudut, dan sebagainya.
3.3.3 Urutan Umum ke Khusus
Pada model pengembangan ini, kalimat topik biasanya diletakkan di awal paragraf. Dalam hal
ini, kalimat topik pada awal paragraf masih bersifat umum, kemudian kalimat kedua, ketiga, dan
seterusnya berfungsi menjelaskan ide pokok tadi sehingga lebih bersifat khusus. Pengembangan
paragraf seperti ini mengikuti urutan deduktif-induktif.
3.3.4 Urutan Khusus ke Umum
Pengembangan paragraf dengan urutan khusus ke umum, yakni menempatkan kalimat topik
padabagian akhir. Di sini, kalimat pertama, kedua, dan seterusnya mengungkapkan ciri-ciri
khusus sebuah permasalahan. Selanjutnya, pada bagian akhir paragraf, disajikan kalimat yang
memuat ciri permasalahan tadi secara umum, seklaigus merupakan simpulan uraian sebelumnya.
Pengembangan
paragraf semacam ini disebut mngikuti pola induktif-deduktif.
3.3.5 Urutan Pertanyaan-Jawaban
Ide pokok dalam paragraf yang dikembangkan dengan model ini disajikan dalam bentuk
pertanyaan. Kemudian, kalimat berikutnya berfungsi menjawab pertanyaan tadi, sehingga
paragraf tersebut tetap merupakan satu kesatuan yang utuh.
3.3.6 Urutan Sebab-Akibat
Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berbentuk sebab-akibat. Pengembangan paragraf
yang megikuti urutan sebab-akibat biasanya diawali oleh beberapa kalimat yang mengungkapkan
sejumlah alternatif sebagai sebab. Selanjutnya, pada akhir paragraf disajikan kalimat yang
mengungkapkan akibat.

3.3.7 Urutan Akibat-Sebab


Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat juga berbentuk akibat-sebab. Dalam hal ini,
akibat berfungsi sebagai ide pokok dan untuk memahami akibat ini dikemukakan sejumlah
penyebab sebagai perinciannya. Pengembangan paragraf seperti ini lebih mneekankan
penonjolan akibat, baru kemudian menelusuri sebab-sebabnya.
3.3.8 Urutan Pernyataan-Alasan, Contoh, dan Ilustrasi
Paragraf semacam ini diawali dengan ide pokok yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan.
Dalam hal ini, untuk memperjelas ide pokok tersebut, maka perlu ditambahkan beberapa kalimat
sebagai alasannya. Selain itu, ide pokok dapat juga dilengkapi dengan menunjuk contoh ataupun
ilustrasi sehingga gagasannya semakin jelas. Di samping itu, penyajian contoh yang memadai
dapat membantu pemahaman pembaca.
3.3.9 Urutan Paling Dikenal-Kurang Dikenal
Untuk menambah kejelasan suatu paparan, penyajian ide dalam bentuk paragraf dapat dilakukan
dengan memperkenalkan sesuatu yang sudah dikenal umum terlebih dahulu. Cara seperti ini
dapat mengunggah minat pembaca untuk mengikuti alur pikiran penulis. Kemudian, perlahanlahan pembaca digiring ke persolaan yang sebenarnya, yang dianggap kurang dikenal atau lebih
sulit. Secara tidak sadar pembaca akan dapat menangkap ide penulis dengan sempurna.
3.3.10 Urutan Definisi
Dalam hal ini, sebuah paragraf diawali dengan penyajian sebuah definisi tentang persoalan yang
diungkapkan. Lebih lanjut, definisi tadi dijelaskan dengan jalan memberikan uraian
selengkapnya.
4. LETAK KALIMAT TOPIK
4.1 Kalimat Topik di Awal Paragraf
Paragraf ini diawali dengan mengungkapkan ide pokok sehingga kalimat pertama
merupakan kalimat topik. Kemudian, kalimat-kalimat berikutna berfungsi mnejelaskan ide
pokok. Paragraf ini bersifat deduktif, yakni dari hal umum menuju ke hal khusus.

Contoh
. Syair adat diungkapkan lewat bahasa sehari-hari. Dalam hal ini, leksikon-leksikon yang
digunakan dalam sebuah syair adat merupakan benda-benda (baik ragawi maupun niragawi)
yang begitu dekat dengan keseharian orang Kodi-Wewewa. Namun, meskipun disusun atas
pilihan leksikon yang akrab dengan keseharian masyarakat, tetap dibutuhkan pemahaman yang
mendalam untuk dapat menemukan nilai ideologinya. Bahasa dalam syair adat disusun dengan
pemaknaan konotasi yang sangat tinggi (yang tidak dapat diterjemahkan secara lurus-lurus saja),
berbeda dengan pemaknaan bahasa pergaulan yang bersifat denotatif.
Penganut Marapu di guyub tutur BK-BW percaya bahwa arwah nenek moyang masih
tetap hidup dan menyertai kehidupan keluarga yang ditinggalkannya. Sehubungan dengan
itu, perlakuan terhadap orang yang sudah meninggal sangat istimewa. Di antaranya, pelaksanaan
upacara besar dengan pesta adatnya yang memakan biaya besar serta penyertaan bekal kubur
untuk si meninggal. Bekal kubur itu berupa uang, perhiasan emas, dan kain tenun bernilai tinggi
bertujuan untuk menjamin kesejahteraan arwah di perjalanan kehidupannya di dunia lain.
4.2 Kalimat Topik di Akhir Paragraf
Sebuah paragraf yang menempatkan kalimat topik pada bagian akhir, biasanya dimulai dengan
mengemukakan ciri-ciri khusus terlebih dahulu. Rangkaian kalimat pada awal paragraf
merupakan penjelasan ide pokok. Selanjutnya, kalimat terakhir yang merupakan kalimat topik
adalah simpulan dari penjelasan tadi. Pola ini bersifat induktif, yakni dari hal yang khusus
menuju hal yang umum.
Contoh
Secara leksikal, *watu batu dipahami oleh masyarakat dunia sebagai sebuah benda tak
bernyawa yang tersusun atas mineral-mineral. Namun, konsep watu dalam ideologi masyarakat
Kodi dan Wewewa tidak terbatas sampai di sana. Guyub tutur BK-BW menempatkan batu
sebagai simbol pemujaan terhadap arwah leluhur, yang disebut dengan Marapu.
4.3 Kalimat Topik di Awal dan Akhir Paragraf
Kalimat topik dapat pula diletakkan pada bagian awal dan akhir paragraf.

Hal ini berdasarkan asumsi bahwa seandainya ide pokok sudah diketahui pembaca,maka ada
kecenderungan untuk mengikuti semua rangkaian kalimat berikutnya. Dalam hal ini, penulis
merasa perlu untuk menekankan kembali ide pokok tersebut di akhir paragraf, yakni dengan
menuangkannya ke dalam sebuah kalimat topik yang bervariasi.
Contoh
Peningkatan taraf pendidikan para petani sama pentingnya dengan usaha peningkatan
taraf hidup mereka. Petani yang berpendidikan cukup, dapat menguubah sistem pertanian
tradisional, misalnya, bercocok tanam hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan, menjadi petani
modern yang produktif. Petani yang berpendidikan cukup mampu mneunjang pembangunan
secara positif. Mereka dapat memberikan umpan balik yang setimpal terhadap gagasan-gagasan
yang dilontarkan perencana pembangunan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Itulah
sebabnya, peningkatan taraf pendidikan para petani dirasakan sangat mendesak.
4.4 Kalimat Topik Tersirat dalam Keseluruhan Paragraf
Paragraf ini tidak mempunyai kalimat topik. Hal ini berarti bahwa pikiran utama tersebar pada
seluruh kalimat yang membangun paragraf tersebut. Bentuk ini biasanya digunakan dalam
karangan yang berbentuk narasi (cerita) atau deskripsi (penggambaran). Dalam hal ini, ide pokok
didukung oleh semua kalimat.
Contoh
Dari penjaringan hasil wawancara, diperoleh 350 leksikon sebagai data primer. Semua data yang
didapat dicatat secara langsung dalam bentuk fonetisnya. Dalam hal demikian, sangat penting
untuk memerhatikan cara setiap informan dalam mengucapkan atau melafalkan kata-kata melalui
organ wicara mereka. Demi memeroleh data akhir yang valid, dilakukan pengecekan ulang
terhadap beberapa informan. Mahsun (2007: 128) mempertegas bahwa untuk mendapatkan data
yang benar dan memang dituturkan pada bahasa yang bersangkutan, pengecekan memang
penting dilakukan. Setelah data dalam bentuk fonemis terkumpul dari para informan, kemudian
disusun alfabetis demi kemudahan analisis.

PENGERTIAN SURAT RESMI

Surat resmi adalah surat yang isinya meliputi masalah dinas yang menyangkut
administrasi pemerintah (Arifin, 1987:7).

Menurut Sudarsa, dkk. (1992:4), surat dinas atau surat resmi ialah segala komunikasi
tertulis yang menyangkut kepentingan tugas dan kegiatan dinas instansi.

Semi (1989) dan Sudarsa (1992), penulis surat resmi harus memperhatikan hal -hal sebagai
berikut :

Surat resmi harus memiliki maksud yang jelas. Setiap surat yang ditulis harus jelas bagi
yang membaca.

Surat resmi harus memiliki bahasa yang lugas. Bahasa yang digunakan tidak berbelitbelit. Setiap kata yang digunakan mempunyai fungsi tertentu, tidak ada kata yang
berlebih atau tidak berfungsi.

Surat resmi harus disusun dengan singkat. Supaya tidak menggunakan kertas yang terlalu
banyak dan tidak menggunakan waktu yang lama untuk membacanya.

Surat resmi harus memuat informasi yang lengkap. Informasi yang dituliskan harus
informasi yang lengkap dan tepat.

Surat resmi harus menggunakan komunikasi yang sopan dan simpatik. Dapat
memberikan kesan yang menarik dan positif kepada pembaca sehingga pembaca
termotivasi untuk menanggapinya dengan baik.

Adapun ciri-ciri dari surat resmi yaitu :

Menggunakan kop atau kepala surat, apabila surat tersebut dikeluarkan oleh organisasi
tertentu.

Terdapat Nomor surat, lampiran dan perihal.

Menggunakan salam pembuka dan salam penutup yang lazim digunakan.

Menggunakan bahasa resmi yang sesuai dengan EYD atau aturan bahasa yang baik.

Menyertakan stempel atau cap dari lembaga resmi.

Bentuk penulisan surat atau format surat yang lazim dipergunakan ada lima bentuk, yaitu :
Bentuk lurus penuh (full block style)
Bentuk lurus (block style)
Bentuk lekuk(indented style)
Bentuk setengah lurus (semi block style)
Bentuk paragraf menggantung (hanging paragraph style)
Bentuk Surat
1. Format Lurus Penuh (Full Block Style)

2. Format Lurus (Block Style)

3. Format Setengah Lurus A (Semi Block Style A)

4. Format Setengah Lurus B (Semi Block Style B)

5. Format Lekuk (Intended Style)

6. Format Paragraf Menggantung (Hanging Paragraf Style)

JENIS- JENIS SURAT RESMI

1. Surat Pribadi :

surat yang dipergunakan untuk kepentingan pribadi


Contoh

surat seorang anak kepada orang tuanya atau surat kepada teman
Ciri-ciri

:
1. Tidak menggunakan kop surat/kepala surat

2. Tidak menggunakan nomor surat

3. Salam pembuka dan penutup surat bervariasi

4. Penggunaan bahasa bebas, sesuai dengan keinginan si penulis surat.

5. Format surat bebas

2. Surat Resmi

Surat resmi ialah surat yang dipergunakan untuk kepentingan yang bersifat resmi,
baik yang ditulis dari perseorangan, instansi, lembaga, maupun organisasi.
Contoh :
Surat undangan, surat pemberitahuan, dan surat edaran.
Ciri Ciri

1. Menggunakan kepala surat jika yang mengeluarkannya adalah lembaga atau


organisasi

2. Menggunakan nomor surat, lampiran, dan perihal

3. Menggunakan salam pembuka dan penutup yang lazim atau resmi, seperti:
Assalamualikum, dengan hormat, hormat kami

4. Menggunakan bahasa dengan ragam resmi atau baku

5. Menggunakan cap/stempel jika berasal dari sebuah organisasi atau lembaga


resmi

6. Penulisan surat mengikuti format surat tertentu (tidak bebas)

3. Surat Dinas

Surat dinas ialah surat yang dipergunakan untuk kepentingan pekerjaan, tugas dari
kantor, atau kegiatan dinas Contoh

Surat tugas, surat perintah, memorandum, dan surat keputusan.


Ciri Ciri

Menggunakan kop/kepala surat dan instansi atau lembaga yang bersangkutan

Menggunakan nomor surat, lampiran, dan perihal

Menggunakan salam pembuka dan penutup yang baku atau resmi, seperti : dengan
hormat, hormat kami

Menggunakan bahasa baku atau ragam resmi

Menggunakan cap/stempel instansi atau kantor pembuat surat

Format surat tertentu.

4. Surat Lamaran Pekerjaan

Bagian surat lamaran pekerjaan sebagai berikut :

1) Tempat dan tanggal penulisan surat


2) Perihal
3) Alamat surat
4) Salam pembuka
5) Pembuka surat
6) Tujuan surat lamaran pekerjaan
7) Identitas pelamar
8) Penutup surat
9) Tanda tangan dan nama jelas pelamar
4. Surat Lamaran Pekerjaan

Bagian surat lamaran pekerjaan sebagai berikut :

1) Tempat dan tanggal penulisan surat

2) Perihal
3) Alamat surat
4) Salam pembuka
5) Pembuka surat
6) Tujuan surat lamaran pekerjaan
7) Identitas pelamar
8) Penutup surat
9) Tanda tangan dan nama jelas pelamar
Penulis surat lamaran pekerjaan hendaknya mematuhi rambu-rambu berikut :
1) Jika ditulis tangan, tulislah sendiri di atas kertas bergaris dengan menggunakan kertas
berkualitas baik.
2) Jika diketik, gunakan kertas HVS dengan jarak pengetikan 1 spasi. Bersih, tidak boleh
ada coretan, bekas hapusan, tip ex, dan koreksian. Sifatnya optimistis, artinya si pelamar
akan mampu bekerja dengan baik.
3) Sapaan yang digunakan dalam surat lamaran, yaitu ibu atau bapak, dan tidak
disarankan menyapa dengan kataSaudara/Anda.
Selain itu, bahasa surat lamaran pekerjaan harus memenuhi aturan sebagai berikut
:
1) Bahasa yang digunakan sopan dan simpatik.
2) Kalimat yang digunakan efektif dan komunikatif.
3) Menggunakan bahasa yang baku dan ejaan yang tepat.
4) Surat lamaran pekerjaan dapat dibuat setelah calon pelamar mendapat informasi adanya
lowongan pekerjaan di perusahaan atau instansi tertentu. Informasi itu dapat diperoleh,
baik melalui media massa atau media audio visual. Selain itu, ada juga surat lamaran
pekerjaan yang dibuat atas inisiatif dari calon pelamar sendiri.
5. Surat Undangan

Undangan berasal dari kata dasar undang dan akhiran an.

Undangan adalah kata benda yang berarti orang yang dipanggil atau dipersilakan datang
untuk hadir pada waktu, hari, tanggal, tempat yang sudah ditetapkan dalam undangan.

Surat undangan adalah surat pemberitahuan akan adanya suatu acara/kegiatan pertemuan,
upacara dengan harapan agar penerima undangan dapat hadir pada waktu dan tempat
yang telah ditetapkan.

Bagian-Bagian Surat Undangan (Resmi)

Kepala Surat

- Nama badan usaha,

- Alamat badan usaha,

- Nomor telepon,

- Kotak pos,

- Identitas lainnya,

- Tanggal surat,

- Nomor yang ditujukan/alamat dalam.

Isi Surat

- Salam pembuka

- Alasan,

- Hari dan tanggal,

- Waktu,

- Tempat,

- Acara.

Penutup / Kaki Surat

- Nama badan usaha,

- Jabatan,

- Nama jelas.

6. Surat Edaran

Perkataan edaran berasal dari kata dasar edar yang berarti berputar atau berotasi
berarti surat tersebut dikirim kepada berbagai pihak yang bentuk dan isinya sama.
Surat edaran adalah surat pemberitahuan tertulis yang ditujukan kepada pejabat/pegawai.
Surat edaran ini berisi penjelasan mengenai sesuatu hal, misalnya kebijakan pimpinan,
petunjuk mengenai tata cara pelaksanaan, atau suatu peraturan perundang-undangan.
Macam-macam dari surat edaran

Surat Edaran Pemerintah

Adanya pemberitahuan kepada seluruh rakyat Indonesia yang bersifat nasional.

Misalnya:

(1) edaran tentang perayaan hari besar nasional

(2) edaran tentang sensus penduduk

(3) edaran tentang Pemilu

Surat Edaran Dari Instansi Pemerintah

Pemberitahuan dan penjelasan tentang pelaksanaan peraturan di lingkungan


instansi tersebut.

Misalnya, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan membuat edaran tentang :

(1) petunjuk kenaikan kelas

(2) petunjuk UAS, penetapan waktu ujian serta penentuan pelaksanaan


ujian dan petunjuk penilaian ujian serta petunjuk kelulusan ujian

Surat Edaran Dari Perusahaan

Terdiri atas :

(1) surat edaran khusus adalah surat pemberitahuan sesuatu yang


ditujukan untuk satu lingkungan tertentu

(2) Surat edaran umum adalah surat edaran untuk memperkenalkan jasa
perusahaan dan hasil produk dari keseluruh lapisan masyarakat /
khalayak.

Sistematika Dari Penulisan Surat Resmi

Dalam sistematika penulisan surat resmi terdiri atas beberapa bagian :


1. Kepala surat
2. Tanggal surat
3. Nomor, lampiran, hal atau perihal
4. Alamat tujuan (alamat dalam )
5.

Salam pembuka
6. Isi Surat
7. Salam penutup
8. Pengirim surat (nama dan tanda tangan)
9. Tembusan
10. Inisial (kode singkatan nama)
1. KEPALA SURAT

Kepala surat adalah bagian surat yang dicantumkan pada bagian atas kertas surat untuk
menunjukkan ciri dari pengenal (identitas) instansi pengirim surat.

Dalam penulisan kepala surat hendaklah diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

Nama instansi jangan disingkat, misalnya Biro Diklat, Depdikbud, tetapi


Biro Pendidikan dan Pelatihan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Kata jalan jangan disingkat menjadi Jln. atau Jl, tetapi Jalan.

Kata telepon hendaknya ditulis dengan cermat , yaitu Telepon, bukan


Tilpun atauTelpon dan jangan disingkat menjadi Tlp. atau Telp.

Kata kotak pos hendaknya jangan disingkat K. Pos atau Kotpos. Demikian
pula, jangan digunakan P.O. Box atau Post Office Box.

Kata alamat kawat jangan digunakan Cable Address tapi Alamat Kawat.

Kata telepon dan kotak pos diikuti oleh nomor tanpa diantara tanda titik
dua.

CONTOH PENULISAN NOMOR SURAT RESMI


Nomor: 110/U/PPHBI/2003
Atau

Nomor: 35/SP/IV/2015
Keterangan :
35 nomor urut surat keluar
SP singkatan dari Surat Penawaran
IV penanda bulan (April) saat surat dikirim

2015 tahun surat dikirim


Pada surat berjudul, nomor surat ditulis di bawah judul surat tanpa garis pemisah.
Salah :

SURAT KETERANGAN
Nomor: SK/45/II/1994

Benar

SURAT TUGAS

Nomor: 32/ST/III/1994
B. PENULISAN LAMPIRAN

Kata lampiran ditulis di bawah nomor jika ada yang dilampirkan pada surat.

Kata lampiran atau lamp., diikuti tanda titik dua yang disertai jumlah barang yang
dilampirkan.

Jumlah barang yang ditulis dengan huruf, tidak dengan angka dan tidak diakhiri dangan
tanda baca lain.

Pada awal kata yang menyatakan jumlah ditulis dengan huruf kapital.
CONTOH PENULISAN LAMPIRAN

Salah:
Lampiran: satu berkas
Lamp.: dua eksemplar
Lamp.: seratus dua eksemplar

Benar:

Lampiran: Satu berkas


Lamp.: Dua eksemplar

Lamp.: 102 eksemplar


C. PENULISAN HAL

Kata hal diikuti tanda titik dua disertai pokok surat yang diawali dengan huruf kapital
tanpa diberi garis bawah dan tidak diakhiri tanda titik atau tanda baca lain.

Contoh:

Hal: Permohonan tenaga pengajar

Hal: Penyeragaman bentuk surat

CONTOH PENULISAN HAL

4. Penulisan Alamat Surat

Dalam penulisan alamat surat terdapat dua macam bentuk :

Bentuk pertama adalah alamat yang ditulis di sebelah kanan atas di bawah tanggal
surat.

Bentuk kedua adalah alamat yang ditulis di sebelah kiri atas di bawah bagian hal
atau sebelum salam pembuka.

Untuk penulisan alamat surat perlu diperhatikan hal berikut :

Penulisan nama penerima harus cermat dan lengkap.

Nama diri penerima diawali huruf kapital pada setiap unsurnya, bukan
menggunakan huruf kapital seluruhnya.

Penulisan alamat penerima surat juga harus cermat dan lengkap.

Kata pada awal nama penerima, kata itu hendaknya ditulis penuh, yaitu Ibu,
Bapak, Saudara dengan huruf awal huruf kapital dan tanpa tanda titik atau tanda
baca apa pun pada akhir kata itu.

Jika nama orang yang dituju bergelar akademik sebelum namanya, seperti Dr. dr.
Ir. atau Drs. atau memiliki pangkat seperti kapten atau kolonel, maka kata sapaan
Ibu, Bapak, dan Sdr. tidak digunakan.

Kata jalan pada alamat surat tidak disingkat, tetapi ditulis penuh, yaitu Jalan,
dengan huruf awal huruf kapital tanpa ada titik atau titik dua pada akhir kata itu.
Namun jalan atau gang, nomor, RT, dan RW ditulis lengkap dengan huruf awal
huruf kapital pada setiap unsur alamat.

CONTOH PENULISAN ALAMAT SURAT


SALAH :
Kepada Yth. Ibu Dr. Sunarti
Jl. Buntar V. No.2
Bandung
JAWA BARAT
Kepada Yth. Bapak Kepala Desa Tangkil
Kecamatan Sudayu
Kabupaten Ponorogo
JAWA TIMUR
BENAR :
Yth. Dr. Sunarti
Jalan Buntar V. No.2
Bandung
JAWA BARAT
Yth. Kepala Desa Tangkil
Kecamatan Sudayu
Kabupaten Ponorogo

JAWA TIMUR
5. Penulisan Salam Pembuka
Salam pembuka lazim ditulis di sebelah kiri di bawah alamat surat, di atas kalimat
pembuka isi surat.
Pada akhir salam pembuka dibubuhkan tanda koma dan huruf kapital hanya dipakai pada
kata awal ungkapan salam.
Contoh penulisan salam pembuka :
Dengan hormat,
Salam sejahtera,

(D kapital, h kecil)
(S capital, s kecil)

6. Isi Surat
Isi surat umumnya hanya terdiri dari atas rujukan, tujuan, dan harapan.
Rujukan atau pengantar isi surat dibuat dalam paragraf pembuka.
Tujuan yang betolak dari masalah yang disampaikan dibuat dalam paragraf isi.
Harapan termasuk penegasan penulis dibuat dalam paragraf penutup.
Ketiga hal ini lazim diungkapakan dalam tiga paragraf.

Contoh Paragraf Pembuka Surat

Contoh Paragraf Penutup

7. Penulisan Salam Penutup


Salam penutup merupakan pernyataan rasa hormat pengirim surat terhadap penerima
surat.
Pada akhir salam penutup dibubuhkan tanda koma dan huruf kapital hanya dipakai pada
kata awal ungkapan salam.
Contoh
Salah :

Benar :

Salam Takzim,

Salam takzim,

Wassalam,

Wasalam,

Hormat Kami,

Hormat kami,

8. Penulisan Nama Pengirim

Nama pengirim surat ditulis dibawah tanda tangan.

Dalam penulisan nama pengirim perlu diperhatikan hal berikut:

Penulisan nama tidak perlu menggunakan huruf kapital seluruhnya, tetapi


menggunakan huruf awal kapital pada setiap unsur nama.

Nama tidak perlu ditulis di dalam kurung, tidak perlu bergaris bawah dan tidak
perlu diakhiri dengan tanda titik. Nama jabatan dapat dicantumkan di bawah nama
pengirim.

Contoh

Salah :

Benar :
Tanda tangan

(tanda tangan)

(DRS SARKAWI)

Drs. Sarkawi

NIP 130425322

NIP 130425322

9. Penulisan Tembusan Surat

Tembusan hanya dicantumkan apabila surat itu memang memerlukan tembusan.

Kata tembusan yang ditulis dengan huruf awal huruf kapital (Tembusan) diletakkan di
sebelah kiri pada bagian kaki surat, lurus dengan bagian nomor dan hal, serta sejajar
dengan nama pengirim surat.

Tulisan Tembusan diikuti tanda titik dua, tanpa digaris bawahi.

Pihak yang diberi tembusan hendaklah nama jabatan atau nama orang dan bukan nama
kantor atau instansi.

Di belakang nama yang diberi tembusan tidak perlu diberi ungkapan untuk perhatian,
untuk menjadi perhatian, sebagai laporan, atau ungkapan lain yang mengikat.

Dalam tembusan tidak perlu dicantumkan tulisan arsip karena setiap surat dinas itu harus
memiliki arsip.

9. Penulisan Tembusan Surat

Tembusan hanya dicantumkan apabila surat itu memang memerlukan tembusan.

Kata tembusan yang ditulis dengan huruf awal huruf kapital (Tembusan) diletakkan di
sebelah kiri pada bagian kaki surat, lurus dengan bagian nomor dan hal, serta sejajar
dengan nama pengirim surat.

Tulisan Tembusan diikuti tanda titik dua, tanpa digaris bawahi.

Pihak yang diberi tembusan hendaklah nama jabatan atau nama orang dan bukan nama
kantor atau instansi.

Di belakang nama yang diberi tembusan tidak perlu diberi ungkapan untuk perhatian,
untuk menjadi perhatian, sebagai laporan, atau ungkapan lain yang mengikat.

Dalam tembusan tidak perlu dicantumkan tulisan arsip karena setiap surat dinas itu harus
memiliki arsip.
Contoh Tembusan Surat
Salah :
Tembusan :

1. Kepada Yth. Direktur Keuangan (sebagai laporan)


2. Yth. Kepada Bagian Pemasaran (sebagai undangan)
3. Sdr. Tabiyat (agar dilaksanakan)
4. Arsip

Benar :
Tembusan :
1. Direktur Keuangan
2. Kepala Bagian Pemasaran
3. Sdr. Tabiyat
10. Penulisan Inisial

Inisial (sandi) di tempatkan pada bagian paling bawah sebelah kiri di bawah tembusan
(kalau ada).

Inisial merupakan tanda pengenal yang berupa singkatan nama pengonsep dan pengetik
surat.

Inisial berguna untuk keperluan internal di lingkungan pengenal surat untuk mengetahui
siapa pengonsep dan pengetik surat.

Nama pengonsep disingkat dengan huruf kapital dan nama pengetik disingkat dengan
huruf kecil.

Contoh penulisan inisial :


BS / rs (pengonsep Bambang Suswanto, pengetik Restu Suryani
KESIMPULAN

Surat resmi adalah surat yang isinya meliputi masalah dinas yang menyangkut
administrasi pemerintah (Arifin, 1987:7).
Dalam pembuatan surat resmi sebaiknya harus memenuhi sistematika penulisan yang
berlaku dalam pembuatan surat resmi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
Salah satu persyaratan surat resmi adalah harus memiliki maksud yang jelas. Setiap surat
yang ditulis harus jelas bagi yang membaca.
Surat resmi memiliki bentuk bentuk lurus penuh, lurus, setangah lurus, lekuk, dan
paragraph menggantung.
Jenis dari surat resmi yaitu surat lamaran pekerjaan, surat dinas, dan surat perniagaan.

Kutipan dan Sistem Rujukan


1. Kutipan
Dalam menulis karya ilmiah kadangkala kita mengutip pendapat orang lain. Kutipan itu kita
gunakan sebagai alat untuk memperkuat argumentasi kita. Dalam upaya tersebut, perlu
diperhatikan kebiasaan-kebiasan yang lazim berlaku dalam dunia ilmu.
Kutipan terdiri atas dua jenis, yaitu :
(1) kutipan langsung.
(2) kutipan tidak langsung.
Dalam mengutip secara langsung kita tidak melakukan perubahan apa pun terhadap teks
atau bagian teks yang kita kutip tersebut. Di sisi lain dalam mengutip tidak secara langsung kita
diperkenankan untuk menggunakan kata-kata kita sendiri tetapi tidak mengubah makna pada teks
Aslinya atau harus tetap ada benang merahnya.
Kedua jenis kutipan ini bertujuan sama yaitu meminjam pemikiran orang lain untuk
melengkapi tulisan kita tanpa menghilangkan penghargaan kita kepada orang yang pikirannya
kita pinjam tersebut.
Kutipan langsung dan kutipan tidak langsung memiliki ciri-ciri tersendiri.
Ciri kutipan langsung yaitu :
(1)Tidak boleh ada perubahan terhadap teks asli,
(2)Tanda (sic!) digunakan apabila ditemukan kesalahan pada teks asli,
(3)Tanda tiga titik tiga berspasi (. . .) digunakan apabila ada bagian kutipan yang dihilangkan.
(4)Menggunakan sumber kutipan yang berlaku dalam bidang selingkung.
Dalam proses ini, kadang kita mengutip teks yang panjang dan kadang mengutip teks
yang pendek. Sebuah kutipan disebut kutipan pendek apabila tidak lebih dari empat baris
sedangkan kutipan panjang lebih dari empat baris.
Kutipan pendek (1) diintegrasikan langsung dengan tulisan kita, (2) diapit oleh
tanda kutip, dan, (3) sumber kutipan harus ada.
Kutipan langsung panjang (1) dipisahkan dari teks kita dengan spasi dan besaran huruf
yang lebih kecil, (2) boleh diapit oleh tanda kutip boleh tidak, dan (3) sumber kutipan harus ada.
Kutipan langsung, baik yang pendek maupun yang panjang, juga dapat dilakukan pada
catatan kaki dengan tata cara: spasi rapat, diapit tanda kutip, dan tidak boleh mengadakan
perubahan terhadap teks asli.

Kutipan tidak langsung disebut juga inti sari pendapat memiliki ciri-ciri:
(1) diintegrasikan dengan teks, (2) tidak diapit oleh tanpa kutip, dan (3) harus
menyertakan sumber kutipan.
Mengenai sumber kutipan, hal tersebut mutlak harus ditulis jika kita tidak ingin
digolongkan sebagai orang yang melakukan plagiarisme karena plagiarisme merupakan tindakan
pencurian terhadap hak cipta seseorang yang dilindungi oleh hukum. Selain terhindar dari
tuduhan plagiarisme, menyertakan data atas sumber kutipan juga berarti menghargai pikiran
orang yang tulisannya kita kutip selain sebagai etika dalam dunia ilmu dan aspek legalitasnya.
2. Sistem Rujukan
Dalam upaya menjaga etika ilmiah dalam hal penggunaan sumber lain dalam sebuah tulisan,
kita mengenal sistem catatan. Sistem ini dikembangkan dalam tiap bidang ilmu selingkung
sehingga muncul variasi dalam penulisannya. Tidak heran apabila sistem yang digunakan oleh
bidang ilmu tertentu berbeda dengan sistem yang dikembangkan oleh bidang ilmu lainnya.
Walaupun demikian, kita mengenal dua sistem perujukan yang sering digunakan, yaitu
(1) catatan kaki, dan
(2) catatan belakang.
Catatan kaki adalah catatan yang diletakkan di bagian bawah halaman sedangkan
catatan belakang ada di akhir bab (dalam sebuah buku) atau bagian akhir sebuah tulisan (dalam
sebuah makalah).
Sistem catatan dapat dibagi dalam dua jenis: referensi dan informasi tambahan.
Yang dimaksud dengan referensi adalah data semua sumber yang dijadikan rujukan
dengan ditandai oleh angka Arab. Teks di bawah ini akan menjelaskan bagaimana catatan dibuat.
Sebuah tulisan mengenai hubungan pribadi seseorang dengan lingkungannya mengutip pendapat
seorang tokoh psikologi Amerika bernama Donald B. Calne. Tokoh ini menulis buku berjudul
Batas Nalar yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia di Jakarta. Di halaman 159,
penulis buku membuat pernyataan yang cukup penting mengenai mentalitas para pedagang
sehingga perlu dikutip dan diberi catatan (bagian yang dikutip ditebalkan). Setiap orang akan
dipengaruhi oleh lingkungannya. Demikian pula dengan profesi seseorang. Orang yang sukses
berniaga mempunyai kecenderugan bertindak dan menantang risiko di mana perlu.1Seperti
dikatakan oleh John Maynard Keynes, dst.

_______________
1
Donald B. Calne. 2005. Batas Nalar. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. Hlm. 159.
Informasi Tambahan pada sistem catatan digunakan apabila penulis memandang perlu
menjelaskan sebuah istilah, menjelaskan bagian dari uraian tertentu, memberikan informasikan
adanya sumber lain yang membahas kasus yang sama. Tujuan informasi tambahan ini adalah
agar pembaca mendapatkan informasi yang lebih lengkap atas istilah atau bagian dari uraian
tersebut. Contoh berikut diambil dari tulisan Maman S. Mahayana yang berjudul Gerakan
Budaya Menjelang Kemerdekan Indonesia - Malaysia yang terbit Jurnal MakaraVol. 11, No. 2
Desember 2007, hlm. 48 - 57. Di halaman 52, Maman menguraikan mengenai usaha seorang
tokoh Melayu bernama Ibrahim Yaakob. Kesimpulan atas usaha tokoh itu secara singkat
dimasukan dalam catatan kaki.
Sementara itu, tahun-tahun awal selepas berakhir perang Pasifik, bagi Malaysia
persoalannya lain lagi. Bagi Malaysia, kemerdekaan yang dicapai Indonesia tanpa melibatkan
Tanah Melayu, seolah-olah merupakan sebuah rangkaian perjalanan yang berakhir dengan
kegagalan. Sungguhpun demikian, semangat untuk mencapai cita-cita menjadikan Malaysia
sebagai negara yang merdeka, tidak sama sekali pudar; perjuangan mesti dilanjutkan. Ibrahim
Yaakob dan beberapa pemimpin KRIS lainnya kemudian terbang ke Indonesia dan selanjutnya
melakukan perjuanganmya dari Indonesia.17 41
_________________
17 Perjuangan Ibrahim Haji Yaakob untuk menyatukan Malaysia dengan Indonesia
ternyata tidak pernah terwujud sampai akhirnya ia meninggal tanggal 9 Maret 1979. Sebagai
penghargaan atas perjuangannya membantu Indonesia, Yaakob dimakamkan di Makam Pahlawan
Kalibata, 10 Maret 1979.
Dalam hal catatan kaki yang berisi referensi, seorang penulis hampir dapat dipastikan
menggunakan beberapa sumber. Apabila sumber-sumber itu dirujuk beberapa kali dengan
halaman yang sama atau berbeda-beda, maka tiga istilah, yaitu Ibid, Op.Cit, dan Loc.Cit, harus
diketahui dan dipergunakan dengan benar.
Ibid, Op.Cit, dan Loc.Cit. ketiganya berasal dari bahasa Latin.
Ibid berasal dari kata ibidem yang artinya pada tempat yang sama.

Istilah ini digunakan untuk rujukan apa saja yang digunakan berturut-turut tanpa disela oleh
sumber yang lain. Op.Cit. berasal dari kata opere citato yang berarti pada karya yang telah
dikutip. Istilah ini digunakan apabila seorang penulis mengacu sumber berupa sebuah buku
yang diacu beberapa kali namun sumber tersebut telah disela oleh sumber yang lain. Loc.Cit.
berasal dari kata loco citato yang artinya pada tempat yang telah dikutip. Istilah ini mengacu
kepada artikel dalam bunga rampai, jurnal, majalah, koran, ansiklopedi. Istlah ini dipergunakan
apabila artikel tersebut dirujuk beberapa kali dan telah disela oleh sumber yang lain. Perhatikan
contoh di bawah ini.
1Donald B. Calne. 2005. Batas Nalar. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. Hlm. 159.
2Ibid.
3Ibid, hlm. 40.
4Ibid, hlm. 46.
5Boen S. Oemarjati. 2012. Tanggung Jawab dalam Koeksistensi Berbudaya dalam
Memaknai Kembara Bahasa dan Budaya (ed. Riris K. Toha-Sarumpaet). Jakarta: UI Press. Hlm.
121.
6Arnold Van Gennep. 1992. The Ritus of Passage. Chicago: Chicago University Press. Hlm. 35.
7Donald B. Calne, Op.Cit.,hlm. 170.
8Boen S. Oemarjati, Loc.Cit.,hlm. 125.
9Arnold Van Gennep, Op.Cit.,hlm. 42.
3. Daftar Pustaka
Daftar pustaka atau bibliografi adalah semua sumber yang menjadi rujukan seorang
penulis dalam kegiatannya menulis sebuah karya ilmiah. Sumber-sumber tersebut harus
dihimpun dalam sebuah daftar yang lazim disebut sebagai Daftar Pustaka atau Bibliografi atau
Kepustakaan dengan fungsi sebagai berikut.
1.Membantu pembaca mengetahui ruang lingkup studi penulis.
2.Memberikan petunjuk kepada pembaca yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai tulisan
yang dibacanya serta hubungannya dengan tulisan lain yang berkaitan.
3.Membantu pembaca memilih referensi yang sesuai dengan bidang studinya.
4.Sebagai bentuk keterbukaan dan kejujuran penulis mengenai sumber-sumber yang
dipergunakannya.

Beberapa variasi penulisan daftar pustaka. Variasi ini terjadi akibat pola-pola penulisan yang
dikembangkan oleh selingkung bidang, misalnya format MLA (The Modern Language
Association) dan format APA (American Psycologycal Association). Namun demikian, unsurunsur yang harus ada dalam sebuah daftar pustaka pada dasarnya sama. Unsur-unsur tersebut
adalah sebagai berikut:
1) Nama penulis (last name).
2) Tahun terbitan sumber yang bersangkutan.
3) Judul sumber (buku) yang dipakai sebagai referensi biasanya dicetak miring.
4) Data publikasi (nama tempat /kota terbit diakhiri dengan titik dua (:), nama penerbit).
Dalam menyusun daftar pustaka, beberapa hal perlu diperhatikan, yaitu:
(1) Baris pertama dimulai pada pias (margin) sebelah kiri, baris kedua dan selanjutnya dimulai
dengan 35 ketukan ke dalam.
(2) Jarak antara baris dengan baris berikutnya 1 spasi.
(3) Jarak antara sumber pertama dengan sumber berikutnya 1,5 atau 2 spasi (tergantung pedoman
lembaga tersebut).
(4) Diurut berdasarkan abjad huruf pertama nama keluarga penulis (bergantung pada gaya
selingkung bidang/ last name).
(5). Ditulis secara alfabetis artinya urutan abjad.
Untuk nama penulis, penulisannya dalam daftar pustaka berbeda dengan penulisan dalam catatan
kaki. Pada Catatan Kaki, nama penulis tidak dibalik tetapi Daftar Pustaka dibalik, yakni dengan
mendahulukan nama belakang karena dianggap sebagai nama keluarga dan dibatasi oleh koma
untuk kata selanjutnya yang dianggap sebagai nama diri seperti contoh berikut.
Format APA ( Umum dipakai di Indonesia)
Caine, Donald B. (2005). Batas Nalar. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Gennep, Arnold Van. (1992). The Ritus of Passage. Chicago: Chicago University Press.
Oemarjati, Boen S. (2012). Tanggung Jawab dalam Koeksistensi Berbudaya dalam Memaknai
Kembara Bahasa dan Budaya(ed. Riris K. Toha-Sarumpaet). Jakarta: UI Press.

Format MLA
Caine, Donald B. 2005. Batas Nalar. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2005.
Gennep, Arnold Van. The Ritus of Passage. Chicago: Chicago University Press, 1992.
Oemarjati, Boen S. Tanggung. Jawab dalam Koeksistensi Berbudaya dalam Memaknai Jakarta:
UI Press, 2012.
Apabila pengarang dalam sumber lebih dari satu orang, maka nama penulis pertama saja
yang dibalik sedangkan nama pengarang kedua tidak. Apabila penulisnya empat orang atau
lebih, maka setelah nama penulis pertama cukup ditulis kata dan dkk. yang artinya dan kawankawanyang dalam istilah Latin adalah et.al.
Contoh:
Dua Penulis:
Gustianti, Rina dan Yulia Nazaruddin. (2005). 2012: Kiamat Tak Jadi Datang. Jakarta: CV. Tiga
Pena Mandiri.
Tiga Penulis:
Gustianti, Rina, Syahrial, dan Yulia Nazaruddin. (2005). 2012: Kiamat Tak Jadi Datang. Jakarta:
CV. Tiga Pena Mandiri.
Empat Penulis:
Gustianti, Rina, dkk. (2005). 2012: Kiamat Tak Jadi Datang. Jakarta: CV. Tiga Pena Mandiri.

DAFTAR PUSTAKA
Posted in Label: Tugas Bahasa Indonesia
Mata Kulia: Bahasa Indonesia Reguler
http://www.toodoc.com/contoh-kutipan-langsung-dan-tidak-langsung-dalam-ilmiahebook.html
:http://blog.ketoles.web.id/2012/05/cara-penggunaan-kutipan-dan-catatan.html
:http://adekabang.wordpress.com/2010/10/22/180/

DAFTAR PUSTAKA belum dicek yang pasti 17 mei 2016


Akhadiah, Sabarti, Maidar G. Arsyad, dan Sakura M. Ridwan. 1993. Pembinaan
kemampuan menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Soemanto, Wasty. 1994. Pedoman Teknik Penulisan Skripksi (karya Ilmiah). Jakarta:
Bumi Aksara.
Wardila, Edi. 2014. Kutipan dan Sistem Rujukan.
http://ediwardila.blogspot.co.id/2014/12/kutipan-dan-sistem-rujukan.hmtl?m=1.
Diakses Pada Tanggal 5 Oktober 2015
Yuliyawati, Novi. 2012. Kutipan dan Catatan Kaki.
.https://noviyuliyawati.wordpress.com/2012/12/24/kutipan-dan-catatankaki/.Diakses Pada Tanggal 17 November 2015.

Pengertian karya ilmiah

Karya ilmiah Berasal dari dua kata :


Karya (Hasil, ciptaan, tulisan)
Ilmiah (Berdasarkan ilmu pengetahuan )
suatu karangan atau tulisan yang bersifat ilmu pengetahuan atau tulisan yang dapat
dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

Pengertian karya ilmiah menurut para ahli

Karya ilmiah
wahyu (2001:61) : suatu karangan yang mengungkapkan suatu permasalahan dengan
metode ilmiah.
Munawar S. (1994) : naskah yg membahas suatu masalah,atas dasar konsep keilmuan
dengan memilih penyajian tertentu.
Eko Susilo (1995:11) : karangan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya &
didasari oleh hasil pengamatan, penelitan dalam bidang tertentu.

Tujuan Karya ilmiah

Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam


bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.

Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi


konsumen ilmu pengetahuan (memperoleh ilmu pengetahuan), tetapi juga mampu
menjadi penghasil (Produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan
terutama setelah penyelesaian studinya.

Karya ilmiah yang telah di tulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan
antar sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang minat membaca.

Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi
dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan
memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.

Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian

MANFAAT KARYA ILMIAH

Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif.

Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari beberapa sumber.

Mengenalkan dengan kegiatan perpustakaan.

Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis.

Memperoleh kepuasan intelektual.

Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan.

Sebagai bahan acuan / penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya.

Macam-macam karya ilmiah

Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya
berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif.

Kertas Kerja adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan sesuatu berdasarkan data di
lapangan yang bersifat empiris-objektif. Tetapi analisis dalam kertas kerja lebih
mendalam dibandingkan dengan makalah.

Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan
pendapat orang lain.

Tesis adalah karya tulis ilmiah yang bersifat lebih mendalam dibandingkan dengan
skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari peneliti sendiri.

Disertasi adalah karya tulis ilmia yang mengemukakan suatu hasil yang dapat dibuktikan
oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang valid dengan analisis yang terperinci.

Syarat-syarat karya ilmiah

Penulisannya berdasarkan penelitian.


Pembahasan masalahnya objektif sesuai dengan fakta.

Karangan tersebut mengandung sebuah masalah yang sedang dicari pemecahannya atau
jalan keluarnya.

Baik dalam penyajian maupun dalam pemecahan masalah digunakan metode tertentu.

Bahasa yang digunakan hendaklah benar, jelas, ringkas, dan tepat sehingga tidak terbuka
kemungkinan bagi pembaca untuk salah tafsir.

Mengemukakan segala uraian berdasarkan kejujuran.

Disusun secara sistematis.

Cenderung bersifat induktif.

Bertolat dari hipotesis tertentu.

Memotivasi dan disiplin yang tinggi.

Kemampuan mengolah data yang benar dan baik

Anda mungkin juga menyukai