PARAGRAF
1.Pengertian
2.Bentuk
bentuk lekuk
bentuk lurus
3.Syarat Pembentukan Paragraf
3.1Kesatuan
3.2Koherensi
3.3 Pengembangan
4.Letak Kalimat Topik
4.1 di awal paragraf
4.2 di akhir paragraf
4.3 di awal dan di akhir paragraf
4.4 Tersirat dlm.keseluruhan paragraf
PENGERTIAN PARAGRAF
Paragraf adalah bagian dari suatu karangan atau tuturan yang terdiri atas sejumlah
kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan ide pokok sebagai
pengendaliannya.
BENTUK PARAGRAF
2.1 Bentuk Lekuk
Membicarakan suatu bahasa yang hidup, tidak dapat dipisahkan dari pembicaraan mengenai
eksistensi manusia sebagai penutur. Seiring dengan perjalanan waktu, manusia sebagai bagian
dari masyarakat mengalami perkembangan dalam hidupnya. Perkembangan itu pun berpengaruh
terhadap bahasa yang mereka gunakan.
2.2 Bentuk Lurus (Block)
Slang merupakan variasi bahasa yang sangat unik dan menarik. Slang mengandung kreativitas,
spesifikasi, dan kehangatan interaksi berbahasa. Bahasa variasi slang, yang berasal dari istilah
bahasa Inggris slank, pada umumnya digunakan oleh kelompok penutur remaja. Para remaja
mengreasikan kata-kata bahasa Indonesia dengan bentuk baru melalui pola pembentukan tertentu
dan makna yang juga baru. Dalam perkembangannya, bahasa slang menjadi identitas tersendiri
bagi kalangan remaja. Bahasa slang yang mereka tuturkan mencerminkan karakter kalangan
remaja yang ekspresif, kreatif, dan bebas.
3. SYARAT PEMBENTUKAN PARAGRAF
3.1 Syarat Kesatuan
Sebuah paragraf hanya mengandung satu ide pokok atau tema. Ide pokok ini dengan tegas
dinyatakan melalui kalimat topik. Kehadiran kalimat penjelas, sebagai pengembangan tema,
harus selalu mendukung kalimat utama. Oleh karena itu, dalam pengembangannya tidak boleh
terdapat unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan tema (tidak boleh memunculkan ide
pokok baru). Jadi, sebuah paragraf hanya boleh mengandung satu gagasan pokok.
Contoh
Masyarakat bahasa menggunakan bahasa sebagai media komunikasi dalam beragam situasi
dan kondisi. Setiap bidang kehidupan akan menunjukkan adanya ragam pemakaian bahasa
tertentu yang berbeda dari ragam pemakaian bahasa di bidang lain. Terdapat banyak bidang
kehidupan manusia, misalnya, ada manusia yang berkecimpung di bidang pertanian karena
bermata pencaharian sebagai petani, manusia yang bergelut dalam bidang akademis terkait
statusnya sebagai mahasiswa, dan lain sebagainya.
ide pokok:
bahasa sebagai media
komunikasi.
ide penjelas:
a.ragam pemakaian bahasa.
b. terdapat banyak bidang
kehidupan manusia.
3.2 Syarat Koherensi
Koherensi atau kepaduan dititikberatkan pada hubungan antarkalimat.
Oleh karena itu, paragraf bukanlah kumpulan kalimat yang masing-masing berdiri
sendiri, melainkan dibangun oleh kalimat-kalimat yang memiliki hubungan
timbal-balik. Dalam membangun hubungan timbal-balik ini perlu diperhatikan
unsur kebahasaan yang digambarkan dengan (a) repetisi atau pengulangan,
(b) kata ganti, dan (c) kata transisi atau ungkapan penghubung.
Contoh
Guyub tutur Kodi dan Wewewa telah mewarisi berbagai etimon dari bahasa Proto-Austronesia
dan kemudian sepakat mendayagunakannya untuk merujuk pada konsep-konsep luhur mengenai
kehidupan mereka. Dalam hal itu, etimon-etimon yang berkaitan dengan alam lingkungan, yang
disebut dengan ekoetimon, menempati prioritas tinggi dalam kehidupan lingkungan bahasa
Kodi-Wewewa. Hal itu tidaklah mengherankan, mengingat masyarakat Kodi-Wewewa begitu
erat kaitan kehidupan mereka dengan alam lingkungan, baik satuan-satuan lingkungan ragawi
maupun indrawi. Terlebih lagi, kepercayaan mereka, yaitu kepercayaan Marapu (arwah
leluhur), mengajarkan penganutnya untuk selalu bekerja keras menghasilkan yang terbaik dari
alam lingkungan dan membaktikannya kepada leluhur sebagai rasa syukur (Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Propinsi Nusa Tenggara Timur, 2004: 17) .
repetisi: etimon, Kodi-Wewewa
kata ganti: mereka
kata transisi/ungkapan penghubung: hal itu, terlebih lagi
3.3 Syarat Pengembangan
Ide pokok sebuah paragraf akan jelas apabila diperinci dengan ide-ide penjelas. Jika
tidak demikian, paragraf itu hanya akan dibangun oleh satu buah kalimat. Hal itu tentu tidak
sesuai dengan pengertian paragraf. Oleh karena itu, kalimat topik harus didukung oleh
sejumlah kalimat penjelas.
Ada sepuluh cara pengembangan paragraf, yaitu:
3.3.1 Urutan Waktu yang Logis (Kronologis)
Dalam hal ini, sebuah paragraf disusun berdasarkan urutan
waktu yang logis atau kronologis, yang menggambarkan urutan
terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan.
3.3.2 Urutan Ruang
Urutan ruang (spasial) ini lebih menonjolkan tempat suatu peristiwa berlangsung. Pengembangan paragraf seperti ini membawa pembaca dari satu titik ke
titik berikutnya yang berdekatan dalam satu ruang. Oleh karena itu, sebaiknya
pengembangan paragraf dilakukan dengan memberikan keterangan mengenai
Contoh
. Syair adat diungkapkan lewat bahasa sehari-hari. Dalam hal ini, leksikon-leksikon yang
digunakan dalam sebuah syair adat merupakan benda-benda (baik ragawi maupun niragawi)
yang begitu dekat dengan keseharian orang Kodi-Wewewa. Namun, meskipun disusun atas
pilihan leksikon yang akrab dengan keseharian masyarakat, tetap dibutuhkan pemahaman yang
mendalam untuk dapat menemukan nilai ideologinya. Bahasa dalam syair adat disusun dengan
pemaknaan konotasi yang sangat tinggi (yang tidak dapat diterjemahkan secara lurus-lurus saja),
berbeda dengan pemaknaan bahasa pergaulan yang bersifat denotatif.
Penganut Marapu di guyub tutur BK-BW percaya bahwa arwah nenek moyang masih
tetap hidup dan menyertai kehidupan keluarga yang ditinggalkannya. Sehubungan dengan
itu, perlakuan terhadap orang yang sudah meninggal sangat istimewa. Di antaranya, pelaksanaan
upacara besar dengan pesta adatnya yang memakan biaya besar serta penyertaan bekal kubur
untuk si meninggal. Bekal kubur itu berupa uang, perhiasan emas, dan kain tenun bernilai tinggi
bertujuan untuk menjamin kesejahteraan arwah di perjalanan kehidupannya di dunia lain.
4.2 Kalimat Topik di Akhir Paragraf
Sebuah paragraf yang menempatkan kalimat topik pada bagian akhir, biasanya dimulai dengan
mengemukakan ciri-ciri khusus terlebih dahulu. Rangkaian kalimat pada awal paragraf
merupakan penjelasan ide pokok. Selanjutnya, kalimat terakhir yang merupakan kalimat topik
adalah simpulan dari penjelasan tadi. Pola ini bersifat induktif, yakni dari hal yang khusus
menuju hal yang umum.
Contoh
Secara leksikal, *watu batu dipahami oleh masyarakat dunia sebagai sebuah benda tak
bernyawa yang tersusun atas mineral-mineral. Namun, konsep watu dalam ideologi masyarakat
Kodi dan Wewewa tidak terbatas sampai di sana. Guyub tutur BK-BW menempatkan batu
sebagai simbol pemujaan terhadap arwah leluhur, yang disebut dengan Marapu.
4.3 Kalimat Topik di Awal dan Akhir Paragraf
Kalimat topik dapat pula diletakkan pada bagian awal dan akhir paragraf.
Hal ini berdasarkan asumsi bahwa seandainya ide pokok sudah diketahui pembaca,maka ada
kecenderungan untuk mengikuti semua rangkaian kalimat berikutnya. Dalam hal ini, penulis
merasa perlu untuk menekankan kembali ide pokok tersebut di akhir paragraf, yakni dengan
menuangkannya ke dalam sebuah kalimat topik yang bervariasi.
Contoh
Peningkatan taraf pendidikan para petani sama pentingnya dengan usaha peningkatan
taraf hidup mereka. Petani yang berpendidikan cukup, dapat menguubah sistem pertanian
tradisional, misalnya, bercocok tanam hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan, menjadi petani
modern yang produktif. Petani yang berpendidikan cukup mampu mneunjang pembangunan
secara positif. Mereka dapat memberikan umpan balik yang setimpal terhadap gagasan-gagasan
yang dilontarkan perencana pembangunan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Itulah
sebabnya, peningkatan taraf pendidikan para petani dirasakan sangat mendesak.
4.4 Kalimat Topik Tersirat dalam Keseluruhan Paragraf
Paragraf ini tidak mempunyai kalimat topik. Hal ini berarti bahwa pikiran utama tersebar pada
seluruh kalimat yang membangun paragraf tersebut. Bentuk ini biasanya digunakan dalam
karangan yang berbentuk narasi (cerita) atau deskripsi (penggambaran). Dalam hal ini, ide pokok
didukung oleh semua kalimat.
Contoh
Dari penjaringan hasil wawancara, diperoleh 350 leksikon sebagai data primer. Semua data yang
didapat dicatat secara langsung dalam bentuk fonetisnya. Dalam hal demikian, sangat penting
untuk memerhatikan cara setiap informan dalam mengucapkan atau melafalkan kata-kata melalui
organ wicara mereka. Demi memeroleh data akhir yang valid, dilakukan pengecekan ulang
terhadap beberapa informan. Mahsun (2007: 128) mempertegas bahwa untuk mendapatkan data
yang benar dan memang dituturkan pada bahasa yang bersangkutan, pengecekan memang
penting dilakukan. Setelah data dalam bentuk fonemis terkumpul dari para informan, kemudian
disusun alfabetis demi kemudahan analisis.
Surat resmi adalah surat yang isinya meliputi masalah dinas yang menyangkut
administrasi pemerintah (Arifin, 1987:7).
Menurut Sudarsa, dkk. (1992:4), surat dinas atau surat resmi ialah segala komunikasi
tertulis yang menyangkut kepentingan tugas dan kegiatan dinas instansi.
Semi (1989) dan Sudarsa (1992), penulis surat resmi harus memperhatikan hal -hal sebagai
berikut :
Surat resmi harus memiliki maksud yang jelas. Setiap surat yang ditulis harus jelas bagi
yang membaca.
Surat resmi harus memiliki bahasa yang lugas. Bahasa yang digunakan tidak berbelitbelit. Setiap kata yang digunakan mempunyai fungsi tertentu, tidak ada kata yang
berlebih atau tidak berfungsi.
Surat resmi harus disusun dengan singkat. Supaya tidak menggunakan kertas yang terlalu
banyak dan tidak menggunakan waktu yang lama untuk membacanya.
Surat resmi harus memuat informasi yang lengkap. Informasi yang dituliskan harus
informasi yang lengkap dan tepat.
Surat resmi harus menggunakan komunikasi yang sopan dan simpatik. Dapat
memberikan kesan yang menarik dan positif kepada pembaca sehingga pembaca
termotivasi untuk menanggapinya dengan baik.
Menggunakan kop atau kepala surat, apabila surat tersebut dikeluarkan oleh organisasi
tertentu.
Menggunakan bahasa resmi yang sesuai dengan EYD atau aturan bahasa yang baik.
Bentuk penulisan surat atau format surat yang lazim dipergunakan ada lima bentuk, yaitu :
Bentuk lurus penuh (full block style)
Bentuk lurus (block style)
Bentuk lekuk(indented style)
Bentuk setengah lurus (semi block style)
Bentuk paragraf menggantung (hanging paragraph style)
Bentuk Surat
1. Format Lurus Penuh (Full Block Style)
1. Surat Pribadi :
surat seorang anak kepada orang tuanya atau surat kepada teman
Ciri-ciri
:
1. Tidak menggunakan kop surat/kepala surat
2. Surat Resmi
Surat resmi ialah surat yang dipergunakan untuk kepentingan yang bersifat resmi,
baik yang ditulis dari perseorangan, instansi, lembaga, maupun organisasi.
Contoh :
Surat undangan, surat pemberitahuan, dan surat edaran.
Ciri Ciri
3. Menggunakan salam pembuka dan penutup yang lazim atau resmi, seperti:
Assalamualikum, dengan hormat, hormat kami
3. Surat Dinas
Surat dinas ialah surat yang dipergunakan untuk kepentingan pekerjaan, tugas dari
kantor, atau kegiatan dinas Contoh
Menggunakan salam pembuka dan penutup yang baku atau resmi, seperti : dengan
hormat, hormat kami
2) Perihal
3) Alamat surat
4) Salam pembuka
5) Pembuka surat
6) Tujuan surat lamaran pekerjaan
7) Identitas pelamar
8) Penutup surat
9) Tanda tangan dan nama jelas pelamar
Penulis surat lamaran pekerjaan hendaknya mematuhi rambu-rambu berikut :
1) Jika ditulis tangan, tulislah sendiri di atas kertas bergaris dengan menggunakan kertas
berkualitas baik.
2) Jika diketik, gunakan kertas HVS dengan jarak pengetikan 1 spasi. Bersih, tidak boleh
ada coretan, bekas hapusan, tip ex, dan koreksian. Sifatnya optimistis, artinya si pelamar
akan mampu bekerja dengan baik.
3) Sapaan yang digunakan dalam surat lamaran, yaitu ibu atau bapak, dan tidak
disarankan menyapa dengan kataSaudara/Anda.
Selain itu, bahasa surat lamaran pekerjaan harus memenuhi aturan sebagai berikut
:
1) Bahasa yang digunakan sopan dan simpatik.
2) Kalimat yang digunakan efektif dan komunikatif.
3) Menggunakan bahasa yang baku dan ejaan yang tepat.
4) Surat lamaran pekerjaan dapat dibuat setelah calon pelamar mendapat informasi adanya
lowongan pekerjaan di perusahaan atau instansi tertentu. Informasi itu dapat diperoleh,
baik melalui media massa atau media audio visual. Selain itu, ada juga surat lamaran
pekerjaan yang dibuat atas inisiatif dari calon pelamar sendiri.
5. Surat Undangan
Undangan adalah kata benda yang berarti orang yang dipanggil atau dipersilakan datang
untuk hadir pada waktu, hari, tanggal, tempat yang sudah ditetapkan dalam undangan.
Surat undangan adalah surat pemberitahuan akan adanya suatu acara/kegiatan pertemuan,
upacara dengan harapan agar penerima undangan dapat hadir pada waktu dan tempat
yang telah ditetapkan.
Kepala Surat
- Nomor telepon,
- Kotak pos,
- Identitas lainnya,
- Tanggal surat,
Isi Surat
- Salam pembuka
- Alasan,
- Waktu,
- Tempat,
- Acara.
- Jabatan,
- Nama jelas.
6. Surat Edaran
Perkataan edaran berasal dari kata dasar edar yang berarti berputar atau berotasi
berarti surat tersebut dikirim kepada berbagai pihak yang bentuk dan isinya sama.
Surat edaran adalah surat pemberitahuan tertulis yang ditujukan kepada pejabat/pegawai.
Surat edaran ini berisi penjelasan mengenai sesuatu hal, misalnya kebijakan pimpinan,
petunjuk mengenai tata cara pelaksanaan, atau suatu peraturan perundang-undangan.
Macam-macam dari surat edaran
Misalnya:
Terdiri atas :
(2) Surat edaran umum adalah surat edaran untuk memperkenalkan jasa
perusahaan dan hasil produk dari keseluruh lapisan masyarakat /
khalayak.
Salam pembuka
6. Isi Surat
7. Salam penutup
8. Pengirim surat (nama dan tanda tangan)
9. Tembusan
10. Inisial (kode singkatan nama)
1. KEPALA SURAT
Kepala surat adalah bagian surat yang dicantumkan pada bagian atas kertas surat untuk
menunjukkan ciri dari pengenal (identitas) instansi pengirim surat.
Kata jalan jangan disingkat menjadi Jln. atau Jl, tetapi Jalan.
Kata kotak pos hendaknya jangan disingkat K. Pos atau Kotpos. Demikian
pula, jangan digunakan P.O. Box atau Post Office Box.
Kata alamat kawat jangan digunakan Cable Address tapi Alamat Kawat.
Kata telepon dan kotak pos diikuti oleh nomor tanpa diantara tanda titik
dua.
Nomor: 35/SP/IV/2015
Keterangan :
35 nomor urut surat keluar
SP singkatan dari Surat Penawaran
IV penanda bulan (April) saat surat dikirim
SURAT KETERANGAN
Nomor: SK/45/II/1994
Benar
SURAT TUGAS
Nomor: 32/ST/III/1994
B. PENULISAN LAMPIRAN
Kata lampiran ditulis di bawah nomor jika ada yang dilampirkan pada surat.
Kata lampiran atau lamp., diikuti tanda titik dua yang disertai jumlah barang yang
dilampirkan.
Jumlah barang yang ditulis dengan huruf, tidak dengan angka dan tidak diakhiri dangan
tanda baca lain.
Pada awal kata yang menyatakan jumlah ditulis dengan huruf kapital.
CONTOH PENULISAN LAMPIRAN
Salah:
Lampiran: satu berkas
Lamp.: dua eksemplar
Lamp.: seratus dua eksemplar
Benar:
Kata hal diikuti tanda titik dua disertai pokok surat yang diawali dengan huruf kapital
tanpa diberi garis bawah dan tidak diakhiri tanda titik atau tanda baca lain.
Contoh:
Bentuk pertama adalah alamat yang ditulis di sebelah kanan atas di bawah tanggal
surat.
Bentuk kedua adalah alamat yang ditulis di sebelah kiri atas di bawah bagian hal
atau sebelum salam pembuka.
Nama diri penerima diawali huruf kapital pada setiap unsurnya, bukan
menggunakan huruf kapital seluruhnya.
Kata pada awal nama penerima, kata itu hendaknya ditulis penuh, yaitu Ibu,
Bapak, Saudara dengan huruf awal huruf kapital dan tanpa tanda titik atau tanda
baca apa pun pada akhir kata itu.
Jika nama orang yang dituju bergelar akademik sebelum namanya, seperti Dr. dr.
Ir. atau Drs. atau memiliki pangkat seperti kapten atau kolonel, maka kata sapaan
Ibu, Bapak, dan Sdr. tidak digunakan.
Kata jalan pada alamat surat tidak disingkat, tetapi ditulis penuh, yaitu Jalan,
dengan huruf awal huruf kapital tanpa ada titik atau titik dua pada akhir kata itu.
Namun jalan atau gang, nomor, RT, dan RW ditulis lengkap dengan huruf awal
huruf kapital pada setiap unsur alamat.
JAWA TIMUR
5. Penulisan Salam Pembuka
Salam pembuka lazim ditulis di sebelah kiri di bawah alamat surat, di atas kalimat
pembuka isi surat.
Pada akhir salam pembuka dibubuhkan tanda koma dan huruf kapital hanya dipakai pada
kata awal ungkapan salam.
Contoh penulisan salam pembuka :
Dengan hormat,
Salam sejahtera,
(D kapital, h kecil)
(S capital, s kecil)
6. Isi Surat
Isi surat umumnya hanya terdiri dari atas rujukan, tujuan, dan harapan.
Rujukan atau pengantar isi surat dibuat dalam paragraf pembuka.
Tujuan yang betolak dari masalah yang disampaikan dibuat dalam paragraf isi.
Harapan termasuk penegasan penulis dibuat dalam paragraf penutup.
Ketiga hal ini lazim diungkapakan dalam tiga paragraf.
Benar :
Salam Takzim,
Salam takzim,
Wassalam,
Wasalam,
Hormat Kami,
Hormat kami,
Nama tidak perlu ditulis di dalam kurung, tidak perlu bergaris bawah dan tidak
perlu diakhiri dengan tanda titik. Nama jabatan dapat dicantumkan di bawah nama
pengirim.
Contoh
Salah :
Benar :
Tanda tangan
(tanda tangan)
(DRS SARKAWI)
Drs. Sarkawi
NIP 130425322
NIP 130425322
Kata tembusan yang ditulis dengan huruf awal huruf kapital (Tembusan) diletakkan di
sebelah kiri pada bagian kaki surat, lurus dengan bagian nomor dan hal, serta sejajar
dengan nama pengirim surat.
Pihak yang diberi tembusan hendaklah nama jabatan atau nama orang dan bukan nama
kantor atau instansi.
Di belakang nama yang diberi tembusan tidak perlu diberi ungkapan untuk perhatian,
untuk menjadi perhatian, sebagai laporan, atau ungkapan lain yang mengikat.
Dalam tembusan tidak perlu dicantumkan tulisan arsip karena setiap surat dinas itu harus
memiliki arsip.
Kata tembusan yang ditulis dengan huruf awal huruf kapital (Tembusan) diletakkan di
sebelah kiri pada bagian kaki surat, lurus dengan bagian nomor dan hal, serta sejajar
dengan nama pengirim surat.
Pihak yang diberi tembusan hendaklah nama jabatan atau nama orang dan bukan nama
kantor atau instansi.
Di belakang nama yang diberi tembusan tidak perlu diberi ungkapan untuk perhatian,
untuk menjadi perhatian, sebagai laporan, atau ungkapan lain yang mengikat.
Dalam tembusan tidak perlu dicantumkan tulisan arsip karena setiap surat dinas itu harus
memiliki arsip.
Contoh Tembusan Surat
Salah :
Tembusan :
Benar :
Tembusan :
1. Direktur Keuangan
2. Kepala Bagian Pemasaran
3. Sdr. Tabiyat
10. Penulisan Inisial
Inisial (sandi) di tempatkan pada bagian paling bawah sebelah kiri di bawah tembusan
(kalau ada).
Inisial merupakan tanda pengenal yang berupa singkatan nama pengonsep dan pengetik
surat.
Inisial berguna untuk keperluan internal di lingkungan pengenal surat untuk mengetahui
siapa pengonsep dan pengetik surat.
Nama pengonsep disingkat dengan huruf kapital dan nama pengetik disingkat dengan
huruf kecil.
Surat resmi adalah surat yang isinya meliputi masalah dinas yang menyangkut
administrasi pemerintah (Arifin, 1987:7).
Dalam pembuatan surat resmi sebaiknya harus memenuhi sistematika penulisan yang
berlaku dalam pembuatan surat resmi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
Salah satu persyaratan surat resmi adalah harus memiliki maksud yang jelas. Setiap surat
yang ditulis harus jelas bagi yang membaca.
Surat resmi memiliki bentuk bentuk lurus penuh, lurus, setangah lurus, lekuk, dan
paragraph menggantung.
Jenis dari surat resmi yaitu surat lamaran pekerjaan, surat dinas, dan surat perniagaan.
Kutipan tidak langsung disebut juga inti sari pendapat memiliki ciri-ciri:
(1) diintegrasikan dengan teks, (2) tidak diapit oleh tanpa kutip, dan (3) harus
menyertakan sumber kutipan.
Mengenai sumber kutipan, hal tersebut mutlak harus ditulis jika kita tidak ingin
digolongkan sebagai orang yang melakukan plagiarisme karena plagiarisme merupakan tindakan
pencurian terhadap hak cipta seseorang yang dilindungi oleh hukum. Selain terhindar dari
tuduhan plagiarisme, menyertakan data atas sumber kutipan juga berarti menghargai pikiran
orang yang tulisannya kita kutip selain sebagai etika dalam dunia ilmu dan aspek legalitasnya.
2. Sistem Rujukan
Dalam upaya menjaga etika ilmiah dalam hal penggunaan sumber lain dalam sebuah tulisan,
kita mengenal sistem catatan. Sistem ini dikembangkan dalam tiap bidang ilmu selingkung
sehingga muncul variasi dalam penulisannya. Tidak heran apabila sistem yang digunakan oleh
bidang ilmu tertentu berbeda dengan sistem yang dikembangkan oleh bidang ilmu lainnya.
Walaupun demikian, kita mengenal dua sistem perujukan yang sering digunakan, yaitu
(1) catatan kaki, dan
(2) catatan belakang.
Catatan kaki adalah catatan yang diletakkan di bagian bawah halaman sedangkan
catatan belakang ada di akhir bab (dalam sebuah buku) atau bagian akhir sebuah tulisan (dalam
sebuah makalah).
Sistem catatan dapat dibagi dalam dua jenis: referensi dan informasi tambahan.
Yang dimaksud dengan referensi adalah data semua sumber yang dijadikan rujukan
dengan ditandai oleh angka Arab. Teks di bawah ini akan menjelaskan bagaimana catatan dibuat.
Sebuah tulisan mengenai hubungan pribadi seseorang dengan lingkungannya mengutip pendapat
seorang tokoh psikologi Amerika bernama Donald B. Calne. Tokoh ini menulis buku berjudul
Batas Nalar yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia di Jakarta. Di halaman 159,
penulis buku membuat pernyataan yang cukup penting mengenai mentalitas para pedagang
sehingga perlu dikutip dan diberi catatan (bagian yang dikutip ditebalkan). Setiap orang akan
dipengaruhi oleh lingkungannya. Demikian pula dengan profesi seseorang. Orang yang sukses
berniaga mempunyai kecenderugan bertindak dan menantang risiko di mana perlu.1Seperti
dikatakan oleh John Maynard Keynes, dst.
_______________
1
Donald B. Calne. 2005. Batas Nalar. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. Hlm. 159.
Informasi Tambahan pada sistem catatan digunakan apabila penulis memandang perlu
menjelaskan sebuah istilah, menjelaskan bagian dari uraian tertentu, memberikan informasikan
adanya sumber lain yang membahas kasus yang sama. Tujuan informasi tambahan ini adalah
agar pembaca mendapatkan informasi yang lebih lengkap atas istilah atau bagian dari uraian
tersebut. Contoh berikut diambil dari tulisan Maman S. Mahayana yang berjudul Gerakan
Budaya Menjelang Kemerdekan Indonesia - Malaysia yang terbit Jurnal MakaraVol. 11, No. 2
Desember 2007, hlm. 48 - 57. Di halaman 52, Maman menguraikan mengenai usaha seorang
tokoh Melayu bernama Ibrahim Yaakob. Kesimpulan atas usaha tokoh itu secara singkat
dimasukan dalam catatan kaki.
Sementara itu, tahun-tahun awal selepas berakhir perang Pasifik, bagi Malaysia
persoalannya lain lagi. Bagi Malaysia, kemerdekaan yang dicapai Indonesia tanpa melibatkan
Tanah Melayu, seolah-olah merupakan sebuah rangkaian perjalanan yang berakhir dengan
kegagalan. Sungguhpun demikian, semangat untuk mencapai cita-cita menjadikan Malaysia
sebagai negara yang merdeka, tidak sama sekali pudar; perjuangan mesti dilanjutkan. Ibrahim
Yaakob dan beberapa pemimpin KRIS lainnya kemudian terbang ke Indonesia dan selanjutnya
melakukan perjuanganmya dari Indonesia.17 41
_________________
17 Perjuangan Ibrahim Haji Yaakob untuk menyatukan Malaysia dengan Indonesia
ternyata tidak pernah terwujud sampai akhirnya ia meninggal tanggal 9 Maret 1979. Sebagai
penghargaan atas perjuangannya membantu Indonesia, Yaakob dimakamkan di Makam Pahlawan
Kalibata, 10 Maret 1979.
Dalam hal catatan kaki yang berisi referensi, seorang penulis hampir dapat dipastikan
menggunakan beberapa sumber. Apabila sumber-sumber itu dirujuk beberapa kali dengan
halaman yang sama atau berbeda-beda, maka tiga istilah, yaitu Ibid, Op.Cit, dan Loc.Cit, harus
diketahui dan dipergunakan dengan benar.
Ibid, Op.Cit, dan Loc.Cit. ketiganya berasal dari bahasa Latin.
Ibid berasal dari kata ibidem yang artinya pada tempat yang sama.
Istilah ini digunakan untuk rujukan apa saja yang digunakan berturut-turut tanpa disela oleh
sumber yang lain. Op.Cit. berasal dari kata opere citato yang berarti pada karya yang telah
dikutip. Istilah ini digunakan apabila seorang penulis mengacu sumber berupa sebuah buku
yang diacu beberapa kali namun sumber tersebut telah disela oleh sumber yang lain. Loc.Cit.
berasal dari kata loco citato yang artinya pada tempat yang telah dikutip. Istilah ini mengacu
kepada artikel dalam bunga rampai, jurnal, majalah, koran, ansiklopedi. Istlah ini dipergunakan
apabila artikel tersebut dirujuk beberapa kali dan telah disela oleh sumber yang lain. Perhatikan
contoh di bawah ini.
1Donald B. Calne. 2005. Batas Nalar. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. Hlm. 159.
2Ibid.
3Ibid, hlm. 40.
4Ibid, hlm. 46.
5Boen S. Oemarjati. 2012. Tanggung Jawab dalam Koeksistensi Berbudaya dalam
Memaknai Kembara Bahasa dan Budaya (ed. Riris K. Toha-Sarumpaet). Jakarta: UI Press. Hlm.
121.
6Arnold Van Gennep. 1992. The Ritus of Passage. Chicago: Chicago University Press. Hlm. 35.
7Donald B. Calne, Op.Cit.,hlm. 170.
8Boen S. Oemarjati, Loc.Cit.,hlm. 125.
9Arnold Van Gennep, Op.Cit.,hlm. 42.
3. Daftar Pustaka
Daftar pustaka atau bibliografi adalah semua sumber yang menjadi rujukan seorang
penulis dalam kegiatannya menulis sebuah karya ilmiah. Sumber-sumber tersebut harus
dihimpun dalam sebuah daftar yang lazim disebut sebagai Daftar Pustaka atau Bibliografi atau
Kepustakaan dengan fungsi sebagai berikut.
1.Membantu pembaca mengetahui ruang lingkup studi penulis.
2.Memberikan petunjuk kepada pembaca yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai tulisan
yang dibacanya serta hubungannya dengan tulisan lain yang berkaitan.
3.Membantu pembaca memilih referensi yang sesuai dengan bidang studinya.
4.Sebagai bentuk keterbukaan dan kejujuran penulis mengenai sumber-sumber yang
dipergunakannya.
Beberapa variasi penulisan daftar pustaka. Variasi ini terjadi akibat pola-pola penulisan yang
dikembangkan oleh selingkung bidang, misalnya format MLA (The Modern Language
Association) dan format APA (American Psycologycal Association). Namun demikian, unsurunsur yang harus ada dalam sebuah daftar pustaka pada dasarnya sama. Unsur-unsur tersebut
adalah sebagai berikut:
1) Nama penulis (last name).
2) Tahun terbitan sumber yang bersangkutan.
3) Judul sumber (buku) yang dipakai sebagai referensi biasanya dicetak miring.
4) Data publikasi (nama tempat /kota terbit diakhiri dengan titik dua (:), nama penerbit).
Dalam menyusun daftar pustaka, beberapa hal perlu diperhatikan, yaitu:
(1) Baris pertama dimulai pada pias (margin) sebelah kiri, baris kedua dan selanjutnya dimulai
dengan 35 ketukan ke dalam.
(2) Jarak antara baris dengan baris berikutnya 1 spasi.
(3) Jarak antara sumber pertama dengan sumber berikutnya 1,5 atau 2 spasi (tergantung pedoman
lembaga tersebut).
(4) Diurut berdasarkan abjad huruf pertama nama keluarga penulis (bergantung pada gaya
selingkung bidang/ last name).
(5). Ditulis secara alfabetis artinya urutan abjad.
Untuk nama penulis, penulisannya dalam daftar pustaka berbeda dengan penulisan dalam catatan
kaki. Pada Catatan Kaki, nama penulis tidak dibalik tetapi Daftar Pustaka dibalik, yakni dengan
mendahulukan nama belakang karena dianggap sebagai nama keluarga dan dibatasi oleh koma
untuk kata selanjutnya yang dianggap sebagai nama diri seperti contoh berikut.
Format APA ( Umum dipakai di Indonesia)
Caine, Donald B. (2005). Batas Nalar. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Gennep, Arnold Van. (1992). The Ritus of Passage. Chicago: Chicago University Press.
Oemarjati, Boen S. (2012). Tanggung Jawab dalam Koeksistensi Berbudaya dalam Memaknai
Kembara Bahasa dan Budaya(ed. Riris K. Toha-Sarumpaet). Jakarta: UI Press.
Format MLA
Caine, Donald B. 2005. Batas Nalar. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2005.
Gennep, Arnold Van. The Ritus of Passage. Chicago: Chicago University Press, 1992.
Oemarjati, Boen S. Tanggung. Jawab dalam Koeksistensi Berbudaya dalam Memaknai Jakarta:
UI Press, 2012.
Apabila pengarang dalam sumber lebih dari satu orang, maka nama penulis pertama saja
yang dibalik sedangkan nama pengarang kedua tidak. Apabila penulisnya empat orang atau
lebih, maka setelah nama penulis pertama cukup ditulis kata dan dkk. yang artinya dan kawankawanyang dalam istilah Latin adalah et.al.
Contoh:
Dua Penulis:
Gustianti, Rina dan Yulia Nazaruddin. (2005). 2012: Kiamat Tak Jadi Datang. Jakarta: CV. Tiga
Pena Mandiri.
Tiga Penulis:
Gustianti, Rina, Syahrial, dan Yulia Nazaruddin. (2005). 2012: Kiamat Tak Jadi Datang. Jakarta:
CV. Tiga Pena Mandiri.
Empat Penulis:
Gustianti, Rina, dkk. (2005). 2012: Kiamat Tak Jadi Datang. Jakarta: CV. Tiga Pena Mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
Posted in Label: Tugas Bahasa Indonesia
Mata Kulia: Bahasa Indonesia Reguler
http://www.toodoc.com/contoh-kutipan-langsung-dan-tidak-langsung-dalam-ilmiahebook.html
:http://blog.ketoles.web.id/2012/05/cara-penggunaan-kutipan-dan-catatan.html
:http://adekabang.wordpress.com/2010/10/22/180/
Karya ilmiah
wahyu (2001:61) : suatu karangan yang mengungkapkan suatu permasalahan dengan
metode ilmiah.
Munawar S. (1994) : naskah yg membahas suatu masalah,atas dasar konsep keilmuan
dengan memilih penyajian tertentu.
Eko Susilo (1995:11) : karangan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya &
didasari oleh hasil pengamatan, penelitan dalam bidang tertentu.
Karya ilmiah yang telah di tulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan
antar sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang minat membaca.
Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi
dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan
memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya
berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif.
Kertas Kerja adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan sesuatu berdasarkan data di
lapangan yang bersifat empiris-objektif. Tetapi analisis dalam kertas kerja lebih
mendalam dibandingkan dengan makalah.
Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan
pendapat orang lain.
Tesis adalah karya tulis ilmiah yang bersifat lebih mendalam dibandingkan dengan
skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari peneliti sendiri.
Disertasi adalah karya tulis ilmia yang mengemukakan suatu hasil yang dapat dibuktikan
oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang valid dengan analisis yang terperinci.
Karangan tersebut mengandung sebuah masalah yang sedang dicari pemecahannya atau
jalan keluarnya.
Baik dalam penyajian maupun dalam pemecahan masalah digunakan metode tertentu.
Bahasa yang digunakan hendaklah benar, jelas, ringkas, dan tepat sehingga tidak terbuka
kemungkinan bagi pembaca untuk salah tafsir.