Anda di halaman 1dari 6

Budidaya Tanaman Horenzo Secara Organik

a) Pengenalan Tanaman Horenzo (Spinacia oleracea)


Tanaman Horenzo atau lebih dinelah dengan bayam jepang
merupakan tanaman yang berasal dari Jepang. Tanaman Horenzo sering
dijumpai atau dijual di supermarket - supermarket. Kebanyakan tanaman
Horenzo ini dibudidayakan secara organik.
b) Taksonomi Tanaman Horenzo (Spinacia oleracea)
Adapun taksonomi dari tanaman Horenzo yaitu sebagai berikut :
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Famili

: Amaranthaceae

Genus

: Spinacia

Spesies

: Spinacia oleracea

c) Mofologi Tanaman Horenzo (Spinacia oleracea)


1. Akar

Sistem perakaran tanaman Horenzo (Spinacia oleracea) adalah akar


tunggang dan tumbuh cabang akar disekitarnya. Akar tanaman Horenzo
dapat menembus tanah sampai dengan 15 cm.
2. Batang
Batang tanaman Horenzo berbentuk segitiga dengan ukuran panjang
dapat mencapai 30 cm berwarna hijau dan lurus. Dalam satu tanaman
dapat menghasilkan 30 batang.
3. Daun
Daun tanaman Horenzo berbentuk oval dengan ujung sedikit
meruncing, berwarna hijau dengan pertulangan daun menyirip.
4. Bunga
Tanaman Horenzo dapat berbunga pada umur 35 hari, tumbuh di ketiak
daun, bunga tanaman Horenzo berwarna putih berbentuk seperti jarum kecil
kecil.
5. Buah
Buah tanaman Horenzo saat masih muda berwarna hijau keputih - putihan
sedangkan setelah tua berwarna abu, buahnya berduri dan bentuknya tidak
beraturan.
6. Biji
Biji tanaman Horenzo berbentuk bulat kecil berwarna putih.
d) Syarat Tumbuh Tanaman Horenzo (Spinacia oleracea)
Ketinggian Tempat

: > 700 mdpl

Suhu rata-rata harian

: 15-30 C

Kelembaban

: 30 %

Curah Hujan

: 2500 mm

pH

: 7,5

e) Teknik Budidaya Tanaman Horenzo


Teknik budidaya terdiri dari :
Persiapan bibit,
Pengolahan lahan,
Pemupukan,
Penanaman,
Pemeliharaan,
Penanggulangan Hama,
Panen,
Pasca Panen.

TEKNIK BUDIDAYA

1. Persiapan Bibit
Perbanyakan tanaman Horenzo dilakukan dengan cara generatif yaitu dengan
menggunakan biji. Sebelum ditanam di lahan, benih disemai terlebih dahulu di tempat
persemaian agar tanaman mudah beradaptasi di lahan. Benih disemai dengan
menggunakan tray dengan campuran media berupa tanah, sekam bakar dan pupuk
kandang dengan perbandingan 1:1:1. Benih Horenzo yang telah disemai dapat

ditanam di lahan setelah 10-15 hari di persemaian umumnya tanaman yang telah
memiliki dua daun berbentuk oval dan dua daun panjang.

2. Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan terdiri dari 3 tahap, diantaranya :
Pembersihan Gulma
Lahan dibersihkan dari gulma yang terdapat dalam tanah sampai bersih
dengan menggunakan cangkul. Gulma dapat dibuang langsung atau ditimbun supaya
tidak tumbuh kembali.
Membalikan Tanah
Setelah lahan bersih dari gulma, tanah dibalikkan sedalam 30 cm sambil
digemburkan supaya setelah melakukan penanaman akar tanaman mudah menembus
tanah sehingga tanaman akan tumbuh optimal. Setelah tanah sudah gembur kemudian
diratakan dengan menggunakan cangkul.
Pembuatan Bedengan

Bedengan dibuat dengan ukuran lebar 1 m dengan panjang 3 m atau disesuaikan


dengan kondisi lahan, tinggi bedengan 25 cm dan lebar drainase disesuaikan
dengan lebar daun cangkul atau 30 cm kemudian permukaan bedengan diratakan
agar mempermudah dalam penanaman.
3. Pemupukan Dasar
Setelah bedengan dibuat, bedengan dipupuk menggunakan pupuk Bokashi
dengan dosis 3,5 kg untuk tiap bedengan dengan cara ditabur ke seluruh permukaan
bedengan sampai merata.
4. Penanaman

Sebelum melakukan penanaman, dibuat lubang tanam terlebih dahulu


menggunakan alat tugal dengan kedalaman 7 cm dengan jarak tanam 15 cm x 15
cm. Bibit tanaman Horenzo yang telah berumur 10-15 hari di persemaian dengan
pertumbuhan optimal dapat langsung ditanam di lahan. Penanaman dianjurkan
dilakukan pada pagi hari atau sore hari yaitu pada saat sinar matahari dalam keadaan
tidak terlalu panas supaya tanaman tidak layu.
5. Pemeliharaan
a) Penyiraman
Penyiraman dilakukan secara rutin setiap hari sebanyak dua kali yaitu pada
pagi hari dan sore hari. Intensitas penyiraman disesuaikan dengan kondisi cuaca.
b) Penyulaman
Penyulaman dilakukan apabila terdapat tanaman yang mati dan tumbuh
kurang optimal dengan cara mencabut tanaman tersebut dan menggantinya dengan
tanaman yang baru (tanaman yang tumbuh optimal). Penyulaman dilakukan pada
umur 7 HST agar pertumbuhannya seragam.
c) Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma yang tumbuh di sekitar
tanaman yang dibudidayakan, tujuannya agar terhindar dari persaingan unsur hara
dan meminimalisir adanya hama. Penyiangan dilakukan sesuai dengan kondisi lahan.
6. Penanggulangan Hama
Ulat Jengkal (Hyposindra talaca)

Gejala serangan ulat jengkal ini yaitu dengan cara memakan daun dan pucuk daun,
sehingga

daun

yang

terserang

tampak

berlubang

dan

terlihat

bekas

gigitan. Pengendalian hama ini dengan cara mekanis yaitu dengan cara mengambil
ulat yang menyerang lalu dimatikan, dan daun yang sudah terserang
7. Panen

Tanaman Horenzo dapat dipanen pada umur 30 HST tergantung dari


pertumbuhannya. Ciri tanaman Horenzo yang siap panen adalah daun tanaman sudah
besar dan tanaman sudah cukup tinggi 30 cm. Cara panen Horenzo yaitu dengan
cara mencabut sampai ke akar secara perlahan.
8. Penanganan Pasca panen
a) Perompesan
Perompesan dilakukan dengan cara membuang bagian batang ataupun daun
yang tua dan rusak. Tujuannya, agar tanaman Horenzo terlihat baik dan menarik
b) Pencucian

Tanaman Horenzo yang telah dipanen kemudian dicuci di tempat pencucian.


Pencucian dilakukan dari mulai akar sampai daun agar tanaman Horenzo terlihat
bersih dan segar, setelah dicuci kemudian ditiriskan. Pada saat melakukan pencucian
harus hati hati karena batang tanaman Horenzo mudah patah.

Anda mungkin juga menyukai