Anda di halaman 1dari 4

ABSES OTAK

Pengertian :
Proses supuratif fokal pada jaringan otak
Anamnesis
1. Nyeri kepala yang progresif, mual, muntah, kejang, defisit
neurologis fokal, perubahan status mental, demam
2. Ditemukan faktor risiko : sinusitis, otitis media, mastoiditis,
infeksi gigi, trauma kranial (iatrogenik atau artifisial).
Penyebaran hematogen dari sumber infeksi jauh : penyakit paru
dan jantung, ISK, infeksi kulit, infeksi intraabdomen
osteomyelitis
Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan fisik umum
2. Pemeriksaan fisik neurologik :
a. Kesadaran
b. Fungsi luhur (berbahasa, memori)
c. Tanda rangsang meningeal
d. Saraf kranialis
e. Motoris
f. Sensoris
g. Autonom
h. Reflek (fisiologis, patologis)
i. Fungsi cerebellum
Kriteria diagnosis
1. Ditemukan trias abses otak (demam, nyeri kepala, defisit
neurologis fokal) dan gambaran CT-scan/MRI dengan kontras
menunjukkan adanya gambaran abses.
Diagnosis kerja :
ABSES OTAK
Diagnosis banding
1. Tumor otak
1

2. Cysticercosis
3. Abses epidural
4. Meningitis bakterial
Pemeriksaan Penunjang :
1. Darah lengkap, GDA,GD puasa/GD 2 jam PP,LED, ureum
kreatinin, urine lengkap, CRP, SGOT/PT, kultur darah dan
sensitivitas, kultur pus.
2. CT-Scan /MRI kepala dengan kontras
3. Foto thorak, ECG,echocardiografi, CT scan thorax,
4. kepala tanpa kontras
5. Megnetic resonanfoto panaromic (sesuai indikasi)
Terapi
1. Infus NaCl 0.9% atau RL atau Ringer asering
2. Oksigen (bila saturasi < 95 %)
3. Pemasangan antibiotik yang sesuai selama 6 minggu. Pilihan
antibiotik berdasarkan dengan etiologinya.
4. Tindakan bedah (drainase/eksisi) diindikasikan pada kasus lesi
dengan diameter >2.5 cm, terdapat efek masa yang signifikan,
kondisi neurologis yang memburuk, setelah 2 minggu abses
membesar atau setelah 4 minggu ukuran abses tidak mengecil.
5. Terapi medikamentosa tanpa tindakan bedah umunya
suboptimal, namun dapat dipertimbangkan pada ksus : abses
dengan diameter 2 cm, serebritis tanpa disertai dengan
pembentukan kapsul, lesi yang multiple atau lokasinya sulit
dijangkau.
6. Monitol 0,25-0,5 gr/kgBB diulang setiap 4-6 jam (tapering off 5
hari) bila didapatkan tanda tanda tekanan intrcranial
meningkat.
7. Paracetamol (sesuai indikasi)
8. Pengobatan fokus infeksi primer
Antibiotik
Ampicillin

Dosis Total Dosis Total


sehari Anak sehari
Dewasa
400
12-18 gr/hr
mg/kgBB/hr

Interval
Pemberi
an
4 jam

Cefatoxim

200
8-12 gr/hr
mg/kgBB/hr
ceftazidim
100
8 gr/hr
mg/kgBB/hr
Chlora,phenicol
754 gr/hr
100mg/kgBB
/hr
Amikacin
1 gr/hr
Kanamycin
1 gr/hr
Gentamycin
5
200 mg/hr
mg/kgBB/hr
Trimetroprim/sulfametox 10
10mg/kgBB/
azole
mg.kgBB/hr hr
(Trimetropri (Trimetropri
m)
m)
Metronidazole
30
1-2 gr/hr
mg/lgBB/hr
Ciprofloxacin
1.5gr/hr
Levofloxacin
500-750
mg/hr
Vancomycin
20-40
9-12 gr/hr
mg/kgBB/hr
Meropenem
40
1-2 gr/hr
mg/kgBB/hr

4 jam
4 jam
6 jam
8 jam
8 jam
8 12
jam
8 jam

12 jam
12 jam
12 jam
6 jam
8 jam

Edukasi
1. Menjelaskan penyakit, penyebab, terapi, prognosis penyakit
2. Kontrol poli saraf setelah diperbolehkan rawat jalan
Prognosis
1. Ad vitam
: dubia ad bonam
2. Ad sanationam : dubia ad bonam
3. Ad fumgsionam: dubia ad bonam

Indikator Medis :
80 % pasien bertahan hidup

Ruptur abses kedalam ventrikel mortalitasnya mencapai 80%, 60%


pasien sembuh dengan atau tanpa defisit neurologis ringan
Kepustakaan :
1. McQuillen Daniel et al 2011. Bacterial Disease. Netters
nd
Neurology 2 edition. Philadelphia; elsevier
2. Marra,C, 2004 Infection of The Central Nervous System In :
th
Manual of Neorologic Therapeutics 7 edition
3. Rianawati S.B 2010. PEdoman diagnosis dan terapi SMF Ilmu
Penyakit Saraf Fakultas KEdokteran Universitas Brawijaya
Malang

Anda mungkin juga menyukai