Anda di halaman 1dari 34

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

Mata Kuliah

ASUHAN KEBIDANAN IV

Kode Mata kuliah/ SKS

Bd. 304/ 3 SKS

Waktu Pertemuan

(2x50)

Pertemuan ke

kesepuluh

A.Tujuan Instruksional
1. Umum

Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan


Kebidanan pada ibu dengan kelainan
atau
komplikasi
dengan
pendekatan
Manajemen Kebidanan.

2. Khusus

Mahasiswa mampu menjelaskan komplikasi


kehamilan trimester III

B. Pokok Bahasan

komplikasi kehamilan trimester III

C. Sub Pokok Bahasan

1. Kelainan letak
2. kehamilan dengan penyakit

D. Kegiatan Belajar Mengajar

TAHAPAN

KEGIATAN
DOSEN

KEGIATAN
MAHASISWA

Pendahulu
an
(10 mnt)

Mereview materi / pokok


bahasan yang berhubungan
langsung dengan materi yang
akan
disampaikan
yaitu
memberikan
beberapa
pertanyaan dan memberikan
pemahaman
lagi
secara
singkat tentang komplikasi
kehamilan trimester III

1. Menjawab pertanyaan
yang di ajukan oleh
dosen
2. Mahasiswa yang lain
menanggapi
secara
singkat

Penyajian
(80 mnt)

Media &
Alat
Pembelajar
an

LCD/OHP

1) Menjelaskan
kelainan letak

tentang

Mahasiswa mendengarkan
pejelasan dosen

2) Menjelaskan

tentang

Mahasiswa mendengarkan

3)

kehamilan dengan penyakit

pejelasan dosen

Menekankan
tentang
pentingnya
mengetahui
tanda dan gejala serta
penanganan
komplikasi
tersebut

Mahasiswa
beberapa
dosen

4) Memberi kesempatan pada


mahasiswa
untuk
mengajukan
beberapa
pertanyaan
5) Memberikan
kesempatan
pada mahasiswa lain untuk
menjawab pertanyaan yang
di
ajukan
mhs
dan
menganjurkan
mhs
lain
menanggapi
jawaban
temannya.

Penutup
(10mnt)

6) Memberikan penghargaan
pada mhs yang bertanya
dan
yang
menjawab
dengan tidak menyalahkan
tapi
membenahi
dan
menanggapi hasil jawaban
dari mhs.
1) Menekankan
kembali
pentingnya
pemahaman
tentang
tanda,
gejala,
penanganan
komplikasi
kehamilan trimester III
2) Memberi
tahu
pada
mahasiswa
tentang
materi/pokok bahasan yang
akan di sampaikan pada
pertemuan minggu depan.

mencatat
penjelasan

Mahasiswa mendengarkan
dan mencoba mengkaji
kembali materi yang di
pahaminya.
Beberapa
mhs
mengajukan
pertanyaan
yang di rasa kurang jelas

Mahasiswa
menanggapi
masing
temannya.

saling
masingjawaban

Mahasiswa mendengarkan
dan mencoba mengkaji
kembali materi yang di
pahaminya.

Mahasiswa
mencatat
materi/ pokok bahasan
yang di sampaikan oleh
dosen.

HAND OUT

Mata Kuliah

: Asuhan Kebidanan IV

Topik

: komplikasi kehamilan trimester III

Sub Topik

: 1.
2.

Kelainan letak
kehamilan dengan penyakit

Waktu

: 100 menit.

Dosen

: Tri Purwanti, S.Si.T

Objek Periku Siswa

Setelah mengikuti perkuliahan ini, diharapkan mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan tentang komplikasi kehamilan dengan kelainan letak


2. Menjelaskan tentang komplikasi kehamilan dengan penyakit yang menyertai

Refrensi :
1. Patricia, W, dkk. Clinical Handbook;Contemporary Maternal NEWBORN
Nursing Care, EGC, Jakarta; 2005
2. Sarwono, dkk. Ilmu Kebidanan, YBPSP, Jakarta; 1999
3. Manuaba,

I.B.G,

Ilmu

Kebidanan,

Penyakit

Kandungan

dan

Keluarga

Berencana, EGC, Jakarta; 1999


4. Depkes RI, Kesehatan Reproduksi, Departeman Kesehatan RI, Jakarta; 2002.
5. Reproductive Health Program Faculty of Public Health University of Indonesia.
Kesehatan Reproduksi, Bahan Kuliah I, Depkes RI, Jakarta, 2002.
6. Hurlock, E.B. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan, Edisi Kelima, ERLANGGA, Jakarta; 1999.
7. Cherry, Sheldon H, Perawatan Modern untuk Kesehatan Wanita, Pioner Jaya,
Bandung; 2002.

Uraian
materi

KELAINAN LETAK
1. Letak lintang
definisi
i/Sumbu panjang anak tegak lurus/hampir tegak lurus
dengan sumbu panjang ibu
Bahu mjd bagian terendah dsbt juga presentasi bahu
Predisposisi
Kesempitan panggul
Dinding perut yg kendor
Plasenta previa
Gemelli
Kelainan rahim
hidramnion
diagnose
Wkt hamil;
o Inspeksi; perut melebar kesamping
o TFU ssi dg UK/> rendah
Palpasi;
o TFU > rendah UK
o Bag bwh kosong
o Bag samping ka/ki kepala
Auskultasi; punctum max di sekitar pusat
VT;
o Rahim bag bwh kosong
o Bag janin sukar dicapai(msh tinggi)
Wkt persalinan;
o Insp, palps, auskt ; sama spt diatas
o VT; b/ sdh ada pembukaan servik dan bag terendah sdh
turun mk teraba;
Tlg iga
Tlg punggung
Tlg belikat(skapula)
Ketiak(arah menutupnya ketiak menunjukkan kpl
anak)

Perawatan;
o Wkt persalinan;
Rujuk ke RS
Di RS; pembukaan < 3cm versi luargagalSC
Pembukaan > 4cm SC
Ketuban pecah SC
Persalinan tdk mgk spontanb/ dibiarkan bs tjd letak lintang
kasep

LETAK LINTANG KASEP


Ialah persalinan pd letak lintang dmn telah tjd regangan SBR(bandle)
Gejala2:

Gelisah
Terasa skt trs menerus
Lingkrn bandle
Nyeri pd palpasi
DJJ fetal distress

Perawatan
Rujuk ke RS: infus, antbiotik, analgesik
Di RS: SC b/ msh hdp
Dekapitasi b/ janin mati
Let li kasep b/ dibiarkan trl lamabandleRU

LETAK SUNGSANG

ialah letak membujur dengan bokong sebagai bag yg


terendah(presentasi bokong)
Angka kejadian :
Pada kehamilan setelah 37 minggu didapatkan 5-7% letak
sungsang
Pada kehamilan trimester ke 2 (21-24 minggu) 33%
Pada awal trimester ke 3 (29-32 minggu) 14%
Mortalitas perinatal : kematian perinatal 13 X lebih tinggi.
Morbiditas perinatal : 5-7 X lebih tinggi
Sebab utama kematian perinatal pada presentasi bokong :
hipoksia, trauma persalinan, prematuritas dan kelainan
kongenital.
Diagnosa:
Wkt hamil: ibu merasa benda keras (kepala) mendesak tlg iga.
Pergerakan anak di bag perut bwh
Macam-macam letak sungsang
1. Presentasi Bokong sempurna(complete breech)
2. Presentasi Bokong murni (frank breech) tersering
3. Presentasi kaki (footlink breech)

Etiologi
Maternal

Kelainan uterus
Tumor ginekologi (fibro, myoma)
plasenta previa
panggul sempit
fetal
Kelainan air ketuban
Kelainan fetus(hydrocepalus, anancephaus)
Prematuritas
Kehamilan ganda
Perawatan waktu hamil
Diusahakan merubah letak janin mjd letkep versi luar
Sblm kehamilan 34 mgg, kemungkinan letak janin memutar dg sendirinya
mjd letkep
Shg versi luar tdk dikerjakan pd kehamilan < 34mgg
Pd primi dikerjakan 34 mgg
Pd multi dikerjakan 36 mgg
Posisi knee-chest ibu selama 15 menit tiap 2 jam selama 5 hari berturutturut, diharapkan dapat memperbesar kemungkinan terjadinya versi spontan
pada trimester 3 akhir.
Perawatan persalinan
Krn tmsk resti hrs bersalin di RS
b/ primi dg KPD cenderung SC
b/ primi/multi inpartu kala I fase laten ket (+) bila mungkin VL, b/ tdk bisa
obs pro spontan
Fase aktif pembukaan > 4 cm : bila bracht tdk berhasil dg manual aid
Syarat versi luar
Pembukaan serviks < 3 cm

Ketuban msh utuh


Bokong anak msh bisa dibebaskan
VL tdk blh dipaksakan mgk ada faktor yg tdk menguntungkan :
Tl pusat terlalu pendek
Kelainan bntk rahim
Melakukan putaran pada fetus dari dinding abdomen sehingga menjadi
presentasi kepala.
Bahaya : perdarahan fetomaternal, separasi plasenta, kegagalan versi.
Kegagalan versi : kembalinya janin pada posisi semula setelah versi.
Perlu alat ultrasonografi untuk pemandu reposisi janin, dan sebelum dan
sesudah versi luar perlu diberi tokolisis.
AWASI perubahan frekuensi DJJ, kemungkinan terjadi gawat janin pada
tindakan versi akibat terganggunya sirkulasi janin dari manipulasi yang
mungkin terjadi pada janin / plasenta / talipusat

Macam persalinan sungsang


1. Spontan bracht
2. Manual aid(ekstraksi partial)
3. Ektraksi bokong
4. SC
1. Ekstraksi partial:
2. Bracht gagal
3. Sejak semula sdh siap utk melahirkan scr manual aid
Persalinan pervaginam dianggap aman :
usia kehamilan aterm
his spontan
pembukaan lancar dan
ukuran bayi sedang (2000-3500 gr).
Tahapan dalam melahirkan scr sungsang;
1. Tahap I

: bokong umbilikus (fase lambat)

2. Tahap II

: melahirkan bahu dan lengan memakai tng penolong

a. Klasik
b. Muller
c. Lovset
d. Bicken bach
3. Tahap III : lahirnya kepala
a. Mouriceau
b. Noyouks
c. Wigand martin wincle
d. Praque terbalik
e. forceps

Teknik : hiperlordosis badan bayi


Keuntungan :
1. tangan penolong tidak masuk jalan lahir, sehingga mengurangi risiko infeksi
2. mendekati persalinan fisiologik, mengurangi trauma pada janin.
Kerugian :
5-10% mengalami kegagalan
tidak dilakukan pada panggul sempit, janin besar, jalan lahir kaku (primipara),
nuchal arm (lengan menjungkit).

PROSEDUR MANUAL AID (PARTIAL BREECH EXTRACTION)


Indikasi :
bila pertolongan secara Bracht gagal
elektif, karena sejak semula direncanakan pertolongan dengan manual aid.

Tahapan :
1. Tahap pertama : lahirnya bokong sampai umbilikus, spontan.
2. Tahap kedua : lahirnya bahu dan lengan memakai tenaga penolong secara
klasik (Deventer), Mueller atau Lovset.
3. Tahap ketiga : lahirnya kepala, dengan cara Mauriceau-Veit-Smellie, Najouk,
Wigand Martin-Winckel, Prague terbalik, atau dengan cunam Piper

Teknik cara klasik


Melahirkan bahu dan lengan secara klasik adalah melahirkan bahu dan
lengan belakang lebih dahulu, karena lengan belakang berada di ruangan
yang lebih luas (sakrum), baru kemudian melahirkan lengan depan yang
berada di bawah simfisis. Bila lengan depan sukar, maka lengan depan
diputar menjadi lengan belakang, yaitu dengan memutar gelang bahu ke
arah belakang dan kemudian lengan belakang ini dilahirkan.

Teknik cara Mueller


melahirkan bahu dan lengan depan lebih dahulu dengan ekstraksi, baru
kemudian melahirkan bahu dan lengan belakang.

Tehnik lovset
Prinsip:
adalah memutar badan janin dalam setengah lingkaran bolak-balik sambil
dilakukan traksi cunam ke bawah sehingga bahu yang sebelumnya berada di
belakang akhirnya lahir di bawah simfisis.
Keuntungan :
sederhana dan kegagalan jarang
tangan penolong tidak masuk ke dalam jalan lahir, sehingga risiko
infeksi minimal.

NUCKEL ARM (LENGAN MENJUNGKIT)


Menolong persalinan letak bokong dengan tarikan ringan sampai skapula
lahir. Sampai batas ini ini tubuh bayi diputar sehingga diameter biakromialis
dalam posisi anteroposterior. Sebatas aksilla bahu siap dilahirkan.
Traksi berlebihan untuk melahirkan bahu menyebabkan lengan tertinggal di
atas kepala dan tersangkut lengannya di leher (nuchal arm).
Untuk itu penolong meletakkan dua jari sepanjang humerus dan
mengusapkan ke muka dan dada bayi sampai lahir lengan tersebut sambil
didorong ke atas.
nuchal arm kadang-kadang dapat dibebaskan dengan memutar badan bayi
searah dengan jari bayi menunjuk, sehingga tangan yang menjungkit dapat
terbebas melewati muka bayi.

Mauriceau/veilt-smellie

Tangan penolong dimasukkan dalam jalan lahir, jari tengah dimasukkan


dalam mulut, jari telunjuk dan jari manis mencekam fossa kanina, sedangkan
jari lain mencekam leher. Badan bayi diletakkan di atas lengan bbawah
penolong, seperti menunggang kuda. Jari telunjuk dan jari tengah penolong
dari lengan yang lain mencekam leher bayi dari arah punggung,
mempertahankan posisi leher dan mencegah terjadinya defleksi atau
hiperekstensi kepala.
Kedua tangan penolong menarik kepala janin curam ke arah bawah dan
pembantu penolong melakukan ekspresi Kristeller. Bila suboksiput tampak di
bawah simfisis, kepala dielevasi ke arah atas dengan suboksiput sebagai
sumbu (hipomoklion), sehingga lahir kepala seluruhnya.

Praque terbalik
Cara ini dipakai bila oksiput dengan UUK berada di belakang dekat sakrum dan
muka bayi menghadap simfisis.
Satu tangan penolong mencekam leher dari arah bawah dan punggung bayi
diletakkan pada telapak tangan penolong. Tangan penolong lain memegang
kedua pergelangan kaki.
Kaki ditarik ke atas bersamaan dengan tarikan pada bahu bayi, sehingga
perut bayi mendekati perut ibu. Dengan laring sebagai sumbu (hipomoklion),
kepala bayi dapat dilahirkan.

Cara Najouk
Kedua tangan penolong mencekam leher bayi dari arah depan dan belakang. Kedua
tangan penolong menarik bahu curam ke bawah, dan asisten membantu
mendorong kepala bayi ke arah bawah, dari tekanan suprasimfisis.

Cunam paper

Cunam Piper memiliki lengkung kepala dan lengkung panggul yang panjang, dapat
dipergunakan untuk melahirkan kepala yang menyusul, ditarik ke bawah.
Indikasi cunam ini setara dengan pertolongan pengeluaran kepala cara Mauriceau.

Teknik ekstraksi bokong


1. Dilakukan pada presentasi bokong murni (frank breech) dan bokong
sudah berada di dasar panggul. Jari telunjuk penolong yang searah
dengan bagian kecil janin dimasukkan ke dalam jalan lahir dan
diletakkan pada lipat paha. Lipat paha ditarik curam ke bawah.
2. Setelah trochanter depan dilahirkan, maka jari telunjuk yang lain
segera mengait lipat paha belakang, dan ditarik curam ke bawah
sampai bokong lahir.
3. Tangan penolong memegang femuro-pelvik bayi dan melahirkan bayi
dengan cara manual aid.

Risiko : kepala terjebak (head entrapment) pada aftercoming head


akibat tidak terjadinya moulage kepala, atau pembukaan serviks yang
tidak lengkap.
Peristiwa ini terjadi pada 88/1000 persalinan.
Risiko ini dapat dikurangi dengan mempertahankan fleksi dengan
menekan suprapubik eksternal dan tidak melakukan ekstraksi.

SYARAT PARTUS PERVAGINAM PADA LETAK SUNGSANG

1. janin tidak terlalu besar


- tidak ada suspek CPD
- tidak ada kelainan jalan lahir
2. Jika berat janin 3500 g atau lebih, terutama pada primigravida atau
multipara dengan riwayat melahirkan kurang dari 3500 g, sectio
cesarea lebih dianjurkan.

SYARAT PIMPINAN MENERAN KALA II PADA PERSALINAN LETAK


SUNGSANG
1. pembukaan lengkap
2. bokong terletak di Hodge III atau lebih
3. ketuban ditunggu pecah sendiri, atau dipecahkan bila pembukaan
lengkap
4. hati-hati prolaps tali pusat
5. hati-hati "aftercoming head".

PENYULIT / KOMPLIKASI YANG MUNGKIN TERJADI


1. Sufokasi : aspirasi darah, lendir, mekonium, air ketuban terhisap ke
jalan napas
2. Prolaps tali pusat
3. Asfiksia
4. Kerusakan jaringan otak
5. Fraktur pada tulang-tulang bayi : humerus, klavikula, femur, dislokasi
bahu, tulang kepala
6. Cedera pleksus brakialis, hematoma otot-otot.
KEHAMILAN DI SERTAI PENYAKIT

1. DIABETES MELLITUS

1. Patofisiologi Diabetes
Sebagian besar patologi DM dapat dikaitkan satu dari tiga efek utama kekurangan insulin.
1. Pengurangan penggunaan glukosa oleh sel-sel tubuh, dengan akibat peningkatan
konsentrasi glukosa darah setinggi 1200 mg per 100 ml.
2. Peningkatan nyata mobilisasi lemak dari daerah-daerah penyimpanan lemak,
menyebabkan kelainan metabolisme lemak maupun pengendapan lemak pada dindin
vaskuler yang mengakibatkan ateroskelorosis
3. protein dalam jaring tubuh
4. Kehilangan glukosa ke dalam urin penderita diabetes
5. Asodosis pada diabetes
2. Klasifikasi diabetes
1. Kelas A : Diabetes Laten / Diabetes hamil
- Uji toleransi gula tidak normal
- Pengobatan tidak memerlukan insulin, cukup dengan diet saja
- Prognosis untuk ibu dan janin baik
2. Kelas B : Diabetes Dewasa
- Diketahui setelah usia 19 tahun
- Berlangsung kurang dari 10 tahun
- Tidak disertai kelainan pembuluh darah
3. Kelas C
- Timbul pada umur 10-19 tahun
- Menderita selama 10-19 tahun
- Tanpa kelainan pembuluh darah
4. Kelas D
- Diderita sejak umur 10 tahun
- Lama 20 tahun
- Disertai kelainan pembuluh darah seperti arteriosklerosis pada retina, tungkai dan
renitis
5. Kelas E
- Telah terjadi kalsifikasi pembuluh darah
6. Kelas F
Diabetes dengan netropasia termasuk adanya glomerulonefritis dan pielonefritis
Diabetes anak remaja ( juvenil ) merupakan diabetes yang diderita sejak anak-anak
atau remaja. Karena sedikit sekali atau tidak ada insulin endogen, cenderung timbul
ketoasidosis
3. Diagnosis
1. Anamnesis
Riwayat persalinan yang lalu : abortus, partus prematurus, kematian janin, dan
anak besar
Riwayat Keluarga
Keluhan sekarang : Trias poliuri, polidipsi, polifagi dan pernah berobat sakit gula
pada dokter

2. Pemeriksaan
Urin
Kadar gula darah puasa dan post-prandiol
Glukosa toleran tes ( GTT )
4. Penanganan
1. Pengobatan medik dan bekerja sama dengan ahli penyakit dalam
- Diabetes diet
- Pemberian insulin
2. Penanganan Obstetri
Penyakit tidak berat dan pengobatan /diet dapat mengontrol penyakit dengan baik,

diharapkan persalinan biasa


Bila diabetes agak berat, riwayat kematian janin dalam kandungan, beberapa

institut melakukan SC dalam minggu ke-37 kehamilan


Diabetes agak berat dan memerlukan insulin, induksi persalinan lebih dini pada
kehamilan ke 36 37 minggu.
Diabetes berat dengan komplikasi ( pre-eklamsi, hidramnion ), riwayat persalinan
yang lalu buruk, induksi persalinan atau SC lebih dini. Dalam pengawasan
persalinan , monitor DJJ dengan baik
Untuk menghentikan kesuburan, tubektomi sangat dianjurkan untuk dilakukan,
dengan ketentuan bila sudah ada anak serta pada setiap mkehamilan dan
persalinan yang dapat mengancam keselamatan ibu dan bayi
5. Prognosis
1. Bila penyakit ditangani oleh dokter ahli penyakit dalam serta kehamilan dan persalinan
diawasi dan ditolong oleh ahli kebidanan, umumnya prognosis baik
2. Diabetes berat dan diderita lama apalagi ada komplikasi, prognosis buruk
3. Prognosis bayi jelek, faktor-faktor yang meninggikan morbiditas dan mortalitas bayi
adalah :
a. Berat dan lama sakit dan adanya asetonuri
b. Insufisiensi plasenta
c. Komplikasi dan distosia persalinan
d. Sindrom gawat nafas
e. Prematuritas dan cacat bawaan
f. Angka kematian perinatal kira-kira 10-15 %
6. Pengaruh Kehamilan, persalinan dan nifas pada diabetes :
a. Diabetes akan menjadi lebih berat
b. Pada persalinan yang memerlukan tenaga ibu dan kerja rahim akan memerlukan
glukosa banyak, maka bisa terjadi hipoglikemi atau koma
c. Di dalam masa laktasi, keperluan akan insulin akan bertambah
Pengaruh diabetes terhadap kehamilan :
Abortus dan partus prematurus
Hidramnion

Pre-Eklamsi
Kesalahan Letak janin
Insufisiensi Plasenta
Pengaruh diabetes terhadap persalinan:
Inersia Uteri
Distosia karena janin
Kelahiran mati
Persalinan operatif
Angka kejadian perdarahan dan infeksi tinggi
Mortalitas dan morbiditas ibu tinggi
Pengaruh diabetes terhadap nifas :
Perdarahan dan infeksi puerperium lebih tinggi
Luka-luka jalan lahir lambat pulih / sembuh
Pengaruh Diabetes terhadap janin atau bayi :

Sering terjadi abortus

Kematian janin dalam kandungan setelah 36 minggu

Dapat terjadi cacat bawaan

Dismaturitas

Janin besar

Kematian neonatal tinggi

2. KEHAMILAN DISERTAI PENYAKIT JANTUNG


1. Definisi
Kehamilan akan menimbulkan perubahan pada sistem kardiovaskuler. Penyakit
kardiovaskuler dapat dijumpai pada wanita hamil maupun tidak hamil. Jelaslah bahwa
wanita dengan penyakit kardiovaskuler dan menjadi hamil akan terjadi pengaruh timbal
balik yang dapat mengurangi kesempatan hidup wanita tersebut. Pada kehamilan dengan
jantung normal, wanita dapat menyesuaikan terhadap perubahan-perubahan secara
fisiologis. Perubahan-perubahan itu disebabkan oleh :
1.

Hipervolemia dimulai sejak kehamilan 8 minggu dan mencapai puncaknya pada


minggu ke 28 32 lalu menetap

2.

Jantung dan diafragma terdorong keatas oleh karena pembesaran rahim

2. Patofisiologi
Dalam Kehamilan :
Denyut jantung dan nadi meningkat
Pukulan jantung meningkat
Volume darah meningkat
Tekanan darah menurun sedikit

Maka dapat dipahami bahwa kehamilan dapat memperbesar penyakit jantung bahkan
dapat menyebabkan payah jantung (dekompensasi kordis). Frekuensi penyakit jantung
dalam kehamilan berkisar antara 1-4%. Dinegara negara Atlantik Utara 1-3%, di Australia
dan negara-negara Asia Selatan kurang dari 1 %. Penyakit yang paling banyak dijumpai
adalah penyakit hipertensi, tirotoksikosis, dan anemia
3. Pengaruh Kehamilan Terhadap Penyakit Jantung
Saat-saat yang berbahaya bagi penderita adalah :
Pada kehamilan 32-36 minggu, dimana volume darah mencapai puncaknya

(hipervolumia)
Pada kala II, dimana wanita mengerahkan tenaga untuk mengedan dan memerlukan

kerja jantung yang berat.


Pada pasca persalinan, dimana darah dari ruang intervilus plasenta yang sudah lahir,

sekarang masuk ke dalam sirkulasi darah ibu.


Pada masa nifas, karena ada kemungkinan infeksi

Pengaruh penyakit jantung terhadap kehamilan :

Dapat terjadi abortus

Prematuritas, lahir tidak cukup bulan

Dismaturitas, lahir cukup bulan namun dengan berat badan lahir rendah

Lahir dengan Apgar rendah atau lahir mati

Kematian janin dalam rahim (KJDR)

4. Klasifikasi Penyakit Jantung dalam Kehamilan


Kelas I
- Tanpa pembatasan kegiatan fisik
- Tanpa gejala pada kegiatan biasa
Kelas II
- Sedikit dibatasi kegiatan fisiknya
- Waktu istirahat tidak ada keluhan
- Kegiatan fisik bisa menimbulkan insufisiensi jantung
- Gejalanya adalah lelah, palpitasi, sesak nafas dan nyeri dada ( angina pectoris ).
5. Diagnosis :
a. anamnesis
Riwayat demam rematik
Dispnu waktu melakukan kegiatan dan atau waktu istirahat
Dispnu paroksismal nokturnal
Angina atau syscope waktu melakukan kegiatan
Hemoptisis
Murmur sistolik dan diastolik
Kelainan irama jantung
Precordial thrillll
Kardiomegali

Sianosis dan atau clubbing


6. Pemeriksaan penunjang
a. Foto torak
b. Elektrokardiografi
c. Ekokardiografi
7. Perawatan antenatal
Konsultasi dan rawat bersama dengan bagian kargiologi
Bila rawat jalan, kontrol setiap minggu, tiap kunjungan sekaligus memeriksakan diri

ke bagian kebidanan dan kargiologi


Tirah baring 2 jam di siang hari dan 10 jam dimalam hari
Dilakukan pemeriksaan elektrokardiografi dan foto torak, bila diperlukan dilakukan

pemeriksaan Ekokardiografi
Setelah umur kehamilan 32 minggu, dilakukan pemeriksaan NST dan USG serial
Pengobatan tergantung klasifikasi penyakit jantung dalam kehamilan :
I.
:Memerlukan pengobatan
II.
:Tidak memerlukan pengobatan, tetapi hindarkan kegiatan fisik terutama
III & IV

waktu umur kehamilan antara 28 dan 32 minggu


:Rawat di rumah sakit dengan pengelolaan bersama bagian kebidanan dan
kardiologi

8. Perawatan
Induksi persalinan
Hanya atas indikasi obstetri. Tetes oksitosin akan meningkatkan volume darah yang
dapat menyebabkan edem paru. Untuk mencegah hal tersebut bila perlu diberikan
diuretika.
Kala I
Perlu pemantauan ketat terhadap ibu maupun janin. Bila diperlukan, dapat diberikan
profilaksis digitalis dan antibiotika (dilakukan atas konsultasi dengan bagian
kardiologi). Berikan oksigen bila terlihat adanya sianosis.
Kala II
tergantung klasifikasi
I : Persalinan dapat
spontan
II-IV : Cegah ibu mengedan dan selesaikan persalinan dengan ekstraksi forseps.
Selama kala II harus didampingi bagian kardiologi
Perawatan Intranatal
Berikan oksitosin 10 IU i.m setelah bayi lahir. Hindari pemberian ergometrin. Berikan
Pack red cell bila diperlukan transfusi darah. Pada kasus tertentu dapat diberikan
profilaksis furosemid 40 mg i.v. Pergunakan karung pasir yang ditempatkan pada
perut bawah ibu setelah plasenta lahir
Masa Nifas

Dalam 24 jam pertama pasca salin, pemantauan adanya tanda-tanda dekompensasi


tetap dilakukan secara ketat. Bila keadaan kompensata dan stabil, pasien dipulangkan
setelah 7 hari perawatan dan yakinkan pasien harus kontrol setelah ke luar dari rumah
sakit.

3. KEHAMILAN DISERTAI PENYAKIT SISTEM PERNAFASAN


1. TBC paru dalam kehamilan
Batasan
TBC paru adalah penyakit pada parenkim paru yang disebabkan oleh M. Tuberkulosis
Diagnosis
Anamnesis : pernah kontak dengan pasien TBC, batuk kronis, batuk darah, nyeri dada,
keringat malam, berat badan menurun, demam.
Laboratorium : pemeriksaan BTA & kultur, LED sangat tinggi
Foto torak : tidak rutin dikerjakan pada kehamilan. Jika diperlukan bila usia kehamilan
<7 bulan harus mempergunakan pelindung perut
Pengelolaan :
Rawat bersama dengan bagian penyakit dalam
Medikamentosa

Bila PPD positif tanpa kelainan radiologis ataupun gejala klinik

diberikan : INH 400 mg selama 1 tahun


Bila TBC paru (BTA +) : 1R7H7E7 5-8 R2H2:
1. Rifampicin 450-600 mg/hr selama 1 bulan, dilanjutkan 600 mg 2x seminggu
selama 5-8 bulan
2. INH 400 mgr/hr selama 1 bulan, dilanjutkan 700 mg 2x seminggu selama 5-8
bulan
3. Etambutol 1000 mg/hr selama 1 bulan

Obstetri Kehamilan
ANC teratur, kegiatan fisik dikurangi, istirahat cukup, diet TKTP, koreksi anemia
Obstetri Persalinan
Kala II diperpendek hanya atas indikasi obstetri
Pasca Persalinan

Bila TBC aktif bayi harus dipisahkan dari ibu, dan baru dapat menyusui paling
cepat bila ibu telah mendapat terapi anti tuberkulosis selama 3 minggu

Bayi : Terapi INH profilaksis & vaksinasi BCG

2. Asma bronchial dalam kehamilan

Batasan
Asma bronkial adalah penyakit paru obstruktif yang melibatkan saluran pernafasan
besar atau kecil
Etiologi
Adanya bronkospasme yang diakibatkan oleh alergen spesifik, faktor intrinsik,
kelelahan fisik atau komplikasi faktor-faktor tersebut
Diagnosis
Anamnesis, sesak nafas tiba-tiba, riwayat serangan asma sebelumnya, riwayat pada

keluarga
Gejala utama, ekspirasi memanjang, wheezing
Gejala lain, takikardi, retraksi suprasternal dan sianosis
Laboratorium, Ig E meningkat, eosinofil meningkat

Therapi
a. Therapi umum
Cegah kontak dengan zat alergen
Terapi sinusitis, infeksi virus
Hindari merokok, aspirin, aktifitas fisik berlebih
Profilaksis prednison jangka pendek, 30-50 mg/hr selama 4-7 hari setelah terjadi
ISPA
b. Therapi khusus
Status asmatikus
Rawat
Oksigen 6-71 permenit
Koreksi dehidrasi dan keseimbangan elektrolit
Analisis gas darah
Dapat diberikan aminofilin 0,25-0,5 g dalam 30 ml NaCl 0,9% bolus i.v perlahan,

dilanjutkan dengan tetes aminofilin 0,9 mg/kg/jam


Hidrokortison suksinat 100-200 mg i.v setiap 2-4 setiap 2-4 jam

Pengaruh asma pada kehamilan

Pengaruh terhadap penderita tidak sama, serangan asma biasa timbul pada umur
kehamilan 24-36 mgg, sedangkan pada akhir kehamilan serangan jarang terjadi.

Pengaruh asma terhadap janin sangat tergantung pada sering dan beratnya serangan.
Karena akibat dari serangan ibu dan janin akan kekurangan oksigen atau hipoksia.
Keadaan ini akan mempengaruhi pertumbuhan janin dan sering terjadi keguguran,
persalinan prematur.

Pengelolaan dalam persalinan

Diusahakan persalinan pervaginam, bila perlu kala II diperpendek

Seksio sesarea dilakukan hanya atas indikasi obstetri

4. KEHAMILAN DENGAN PENYAKIT SISTEM PENCERNAAN


1. Prolog
Terdapatnya perubahan-perubahan fungsi alat pencernaan dalam kehamilan adalah hal
biasa. Perubahan-perubahan tersebut umumnya tidak berarti dan tidak berbahaya dan
dapat ditanggulangi dengan penjelasan, obat-obatan yang relatif ringan atau dengan
pendekatan psikologis.
Ada tiga faktor penyebab perubahan fungsi alat pencernaan :
Perubahan Hormonal
Perubahan Anatomik
Perubahan Fisiologik Kehamilan
A. GASTRITIS
Pengertian
merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik,
difus atau lokal
Klasifikasi
1. Gastritis Superfisialis Akut
Pengertian
Merupakan respon mukosa lambung terhadap berbagai iritan local
Penyebab
- Kafein
- Alkohol
- Obat-obatan seperti aspirin, NSAID ( indometason, ibuprofen, naproksen )
- Makanan berbumbu termasuk lada, cuka / mustard
Gejala
- Anoreksia atau mual
- Nyeri epigastrum
- Muntah
- Perdarahan
- Hematemesis
Penanganan
-

Menghilangkan agen penyebab


Memberikan obat anti muntah
Jika tetap muntah, berikan infus intravena
Pemakaian penghambat H2 ( Ranitidin )

2. Gastritis atrofi kronik


Gejala
- Bervariasi dan tidak jelas
- Perasaan penuh pada perut
- Anoreksia
- Distres epigastrik yang tidak nyata
Penanganan
Konservatif seperti gastritis diluar kehamilan Biasanya keluhan akan hilang
setelah trimester I
B. APENDISITIS
Pengertian
Merupakan suatu peradangan apendiks yang mengenai semua lapisan dinding organ
tersebut
Gejala
- Nyeri / perasaan tidak enak disekitar umbilikus
- Mual, Muntah
- Anoreksia
- Perut kembung
- Nyeri kanan bawah abdomen
- Leukositas naik
- Tidak teraba massa
- Daerah nyeri dan nyeri tekan pada apendisitis dalam kehamilan lebih tinggi dari
pada daerah Mc. Burney
Penanganan
- Beri antibiotik iv ( ampisilin, gentamisin, metronidazole )
- Lakukan laparotomi segera dan apendiktomi
-Bila apendisitis akut pd kehamilan lebih dr 34 35 mgg dilakukan SC dan
apendektomi

C. COLLITIS ULSEROSA
Pengertian
Penyakit peradangan disertai ulkus-ulkus pada mulanya direktum kemudian menjalar
keatas sampai ke usus halus
Gejala
- Diare dengan darah, nanah atau lemdir
- Demam
- Leukositosis
- Takikhardi

- Perut terasa tidak enek


- Malas makan sehingga BB turun
Penanganan
- Health education pada pasien sebelum dan selama hamil
- Diet mudah dicerna
- Beri antidiare dan antibiotik
D. HEMOROID
Pengertian
Pelebaran vena haemoroidalis interna dan pleksus haemoroidalis eksterna
Klasifikasi
1.

Yaitu ada 2 :
Haemoroid interna
Merupakan varises vena haemorodialis superior dan media
Klasifikasi
Ada 3 derajat
a. Derajat 1 (dini)
Tidak menonjol melalui anus dan tampak sbg globuler kemerahan
b. Derajat II
- Dapat mengalami prolapsus melalui anus setelah defekasi
- Dapat mengecil spontan/dpt direduksi scr manual
c. Derajat III
Mengalami prolapsus permanen
Gejala
- Perdarahan tanpa nyeri

2. Haemoroid eksterna
- Bentuk akut brp pembengkakan bulat kebiruan pd pinggir anus dan
-

hematoma, Sangat nyeri dan gatal


Bentuk kronik berupa satu atau lebih lipatan kulit anus yg terdiri dr jaringan
penyambung dan sedikit pembuluh darah
Gejala

Rasa perih didaerah anus


Perdarahan
Adanya pembengkakan vena dianus
Penanganan
Kompres duduk/bentuk pemanasan basah
Makan makanan yg lunak dan tidak meneran bila BAB
Pada keadaan berdarah, beri salep /suppossitoria
Eksisi bedah dilakukan jk terjadi perdarahan menetap, prolaps/pruritus dan
nyeri anus yang tidak dpt diatasi

5. KEHAMILAN DENGAN PENYAKIT PADA SALURAN KEMIH

A. SISTITIS
Pengertian
Peradangan vesika urinaria disebabkan oleh bakteri atau kuman-kuman lain.
Penyebab
- Kehamilan
Perjalanan kuman dari bawah ( E. Coli )
- Nifas
Kuman lain oleh penggunaan kateter karena pengosongan vesika urinaria tidak
sempurna ( Retrofleksi uteri gravida )
Predisposisi
- wanita yang pendek
- Uretra Sistokel
- Air kencing yang residual
Gejala klinis
- Disuria terutama pada akhir kencing
- Polakisuria ( sering kencing )
- Perasaan ingin kencing yang tidak dapat ditahan
- Suhu badan normal atau meningkat sedikit
- Suprasymphisis nyeri dan nyeri tekan
- Proteinuria
- Sedimen ( leukosit, eritrosit, bakteri, keadaan gross hematoma / kencing darah)
Therapi
- Sulfonamid
- Bikarbonat Natrikus untuk menatralisir kencing menjadi keadaan basa
Konseling:
- Menghindarkan sisa air kencing dalam kandung kemih
- Dianjurkan banyak minum
B. GLOMERULONEFRITIS
Klasifikasi ada 2 yaitu :
1. Glomerulonefritis Akut
Penyebab : Kuman Streptococcus beta-hemolitikus A
Predisposisi : ISPA, Tonsilitis, Karies / Infeksi gigi dan infeksi streptococcus ditempat
lain
Gejala klinis : Trias :
Hematuria
Edema
Hipertensi
Pengaruh terhadap kehamilan
Abortus
Partus prematurus
Dismaturitas
Therapi

Istirahat baring
Diit rendah garam
Antihipertensi
Keseimbangan cairan dan elektrolit dan antibiotika dan penisillin
2. Glomerulonefritis kronika
Pada pemeriksaan TM 1 didapatkan pada urin : Proteinuria, sedimen banyak leukosit.
Pada pemeriksaan dijumpai hipertensi. Bila disertai edema disebut Pre Eklamsi tidak
murni ( Superimposed Pre Eklamsi ) bila penyakit berlangsung lama dan tidak diobati
scr adekuat akhirnya fungsi ginjal bertambah buruk dan ginjal menjadi kisut
Gejala :
- Proteinuria menetap, tanpa kelainan sedimen
- Sindroma nefrotik, hipertensi, edema dan hematuria
- Glomerulonefritis akut
- Insufisiensi ginjal atau gagal ginjal
Pengaruh terhadap kehamilan
- Terhadap kehamilan : Abortus, Partus prematurus dan kematian janin dalam
-

kandungan ( IUFD )
Dalam persalinan : Seperti pd apre Eklamsi kala II diperpendek dengan bantuan

vakum atau forsep ( bila anak hidup ), Embriotomi


( bila anak mati )
C. PIELONEFRITIS
Klasifikasi
1. Pielonefritis Akut
Pengertian
Radang saluran traktus urinarius disertai kelainan pada kaliks
Penyebab
- Coli
- Stafilococcus aureus
- Basillus proteus dan Pseudomonas auroginosa
Gejala
- Demam tinggi menggigil
- Sakit pinggang hebat
- Mual
- Muntah
- Nafsu makan berkurang
- Oligaria
- Anuria
Pengaruh kehamilan terhadap penyakit
Penyakit lebih berat karena kehamilan
Pengaruh penyakit pada kehamilan
- Abortus
- Partus prematurus
- Kematian janin
Therapi
Hati-hati pemakaian kateter

Berikan obat antibakterial


Istirahat miring kesisi yang tidak sakit
2.

Pielonefritis Kronika
Pengertian
Penyakit menahun yang sebelumnya pasien menderita sistitis dan pielonefritis akut
Gejala
- Hipertensi
- Adanya protein uria yang tidak menetap
Pengobatan
Sama dengan pielonefritis akut
Wanita dengan pielonefritis kronik disertai insufisiensi ginjal dianjurkan untuk

tidak hamil
Dapat dipilih tubektomi bila sudah punya anak atau memakai kontrasepsi
D. NEFROSIS ( Sindrom Nefrotik )
Gejala
Proteinuria ( diatas 5 gr perhari )
Edema
Hipoalbuminuremia
Hiperkoleterolemia ( dijumpai dalam kehamilan )
Penyebab
- Glomerulonefritis kronika
- Diabetes melllitus
- Sifilis
- Trombosit vena renal
Pengobatan
- Obati sesuai penyebab
- Diit Tinggi protein
- Antibiotik untuk pencegahan infeksi
- Berikan heparin untuk mencegah terjadinya trombo-embolisme, terutama dalam nifas
- Kortikosteroid dosis tinggi
E. GAGAL GINJAL AKUT ( Acute Renal Failure )
Klasifikasi
1. Nekrosis fuber akut
2. Nekrosis kortikal
Penyebab
- Abortus septik terutama disebabkan Clostridium welchii
- Toksemia hamil
- Solusia plasenta
- Sepsis puerperalis
- Hemolisis karena kesalahan transfusi darah
Gambaran klinik
-

Oligouria

Anuria
Uremia

6. KEHAMILAN DENGAN PENYAKIT HEMATOLOGI


ANEMIA
Pada kehamilan dengan anemia :
1. Defisiensi Besi
2. Megaloblastik
3. Hemolitik
4. Hipoplastik
1. Anemia Defisiensi Besi
Pengertian
Anemia dalam kehamilan karena kekurangan zat besi.
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil
Wanita memerlukan zat besi lebih tinggi dari laki-lakikarena terjadi perdarahan
menstruasi sebanyak 50-80 cc/bulan dan kehilangan zat besi sebesar 30-40 mg.
Disamping itu kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk pembentuka sel darah
merah janin dan plasenta.Penegakan diagnosa anemia kehamilan dilakukan pada awal
anamnese didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang , mual
muntah lebih hebat pada kehamilan muda.
Klasifikasi anemia:
HB 11 gr %
: Tidak anemia
9-10 gr % : Anemia ringan / Pseudoenemia
7-8 gr % : Anemia sedang
< 7 gr % : Anemia berat
Pemeriksaan darah minimal 2x selama kehamilan dan pemberian Fe sebanyak 90 tablet
Pengaruh anemia terhadap kehamilan dan janin
1. Bahaya kehamilan
- Abortus
- Prematur
- Mudah terjadi infeksi
- Hiperemesis gravidarum
- Perdarahan antepartum
- KPD
2. Saat persalinan
- Gangguan His
- Kala I dan Kala II lama
- Atonia uteri
- Retensio plasenta
- HPP
3. Kala nifas
- Infeksi puerperium
- ASI berkurang
- Anemia kala nifas
4. Bahaya terhadap janin
- Abortus

- Prematur
- Bayi mudah terkena infeksi
- BBLR
- Kelainan kongenital
- IQ rendah
2. Anemia Megaloblastik
Penyebab
Kekurangan asam folik, jarang sekali akibat kekurangan vit B 12
Pencegahan
Umumnya asam folat diberiakan secara rutin
Therapi
- Asam folik 15-30 mg perhari
- Vit B12 3x1 tab/hr
- SF 3x1 tab/hr
- Pd kasus berat dan pengobatan oral tdk berhasil dpt diberi transfusi darah
3. Anemia Hemolitik
Penyebab
Penghancuran sel darah merah yang lebih cepat dari pembentukannya. Disebabkan :
1. Faktor intrakorpuskuler : Pada anemia hemilitik herediter, talasemia, anemia sicle (sabit
), hemoglobinopati
2. Faktor ekstrakorpuskuler : Malaria, sepsis, keracunan zat logam danm dapat beserta
obat-obatan leukemia.

7. HIDRAMNION
Hidramnion (atau polihiramnion) adalah suatu jumlah cairan amnion yang berlebihan
(lebih dari 2000 ml). Normal volume cairan amnion meningkat secara bertahap selama
kehamilan dan mencapai puncaknya kira-kira 1000 ml antara 34 sampai 36 minggu.
Insidensi hidramnion bervariasi sangat luas, dari 1 sampai 7 kasus per 1000 kelahiran ; derajat
yang ringan lebih sering. Jarang sekali volume cairan amnion meningkat dengan sangat
mendadak uterus menjadi sangat tegang dalam beberapa hari sebagai akibat hidramnion akut.
Data subyektif
Dispne, edema ekstremitas bagian bawah akibat kompresi sistem vena oleh uterus yang sangat
besar, dan nyeri abdomen merupakan gejala yang paling sering. Pasien menjadi sangat gelisah
akibat desakan tekanan oleh uterus yang sangat tegang diatas organ-organ yang berdekatan.
Data obyektif
Pemeriksaan Abdomen : Ukuran uterus amat membesar dan dinding uterus sangat tegang.
Bagian-bagian janin sukar diraba dan presentasi janin sering abnormal.
Diagnosis Banding.
Meliputi kehamilan ganda, kista ovarium dan leiomioma uteri
Faktor-Faktor Etiologi

Malformasi janin (seperti defek tabung saraf, anensefalus, atresia esofagus atau fistula dan
atresia usus), patologi plasenta, diabetes, eritroblastosis fetalis dan kembar dapat di
hubungkan dengan hidramnion.
Komplikasi potensial
Komplikasi-komplikasi yang harus diantisipasi meliputi malformasi janin, presentasi janin
yang abnormal, persalinan prematur, ketuban pecah dini dan prolaps tali pusat, yang
kesemuanya menambah peningkatan mortalitas perinatal. Komplikasi-komplikasi maternal
meliputi solusio plasenta, disfungsi uteri dan perdarahan postpartum
Rencana diagnostic tambaahan
Ultrasound mempercepat diagnosis hiramnion. Sebagai tambahan, abnormalitas janin,
kehamilan ganda, atau presentasi abnormal dapat diketahui
Penatalaksanaan
Hidramnion dengan derajat minimal jarang memerlukan pengobatan. Dispne nyeri abdomen,
atau ambulasi yang sulit mungkin memerlukan rawat inap.
Cairan amnion yang berlebihan dikeluarkan dengan amniosentesis per abdominam. Cairan
dikeluarkan secara perlahan dengan kecepatan sekitar 500 ml dalam 1 jam. Sebanyak 1500
hingga 2000 ml perlu dikeluarkan untuk memberikan pembebasan gejala

EVALUASI

SOAL:
1. Apakah pengaruh DM terhadap kehamilan?
2. Apakah pengaruh asma pada kehamilan?
3. Sebutkan penyebab dari pielonefriti!
4. Sebutkan pengaruh anemia terhadap kehamilan!
5. Apakah yang kamu ketahui tentang hidramnion!

Anda mungkin juga menyukai