Mata Kuliah
ASUHAN KEBIDANAN IV
Waktu Pertemuan
(2x50)
Pertemuan ke
kesepuluh
A.Tujuan Instruksional
1. Umum
2. Khusus
B. Pokok Bahasan
1. Kelainan letak
2. kehamilan dengan penyakit
TAHAPAN
KEGIATAN
DOSEN
KEGIATAN
MAHASISWA
Pendahulu
an
(10 mnt)
1. Menjawab pertanyaan
yang di ajukan oleh
dosen
2. Mahasiswa yang lain
menanggapi
secara
singkat
Penyajian
(80 mnt)
Media &
Alat
Pembelajar
an
LCD/OHP
1) Menjelaskan
kelainan letak
tentang
Mahasiswa mendengarkan
pejelasan dosen
2) Menjelaskan
tentang
Mahasiswa mendengarkan
3)
pejelasan dosen
Menekankan
tentang
pentingnya
mengetahui
tanda dan gejala serta
penanganan
komplikasi
tersebut
Mahasiswa
beberapa
dosen
Penutup
(10mnt)
6) Memberikan penghargaan
pada mhs yang bertanya
dan
yang
menjawab
dengan tidak menyalahkan
tapi
membenahi
dan
menanggapi hasil jawaban
dari mhs.
1) Menekankan
kembali
pentingnya
pemahaman
tentang
tanda,
gejala,
penanganan
komplikasi
kehamilan trimester III
2) Memberi
tahu
pada
mahasiswa
tentang
materi/pokok bahasan yang
akan di sampaikan pada
pertemuan minggu depan.
mencatat
penjelasan
Mahasiswa mendengarkan
dan mencoba mengkaji
kembali materi yang di
pahaminya.
Beberapa
mhs
mengajukan
pertanyaan
yang di rasa kurang jelas
Mahasiswa
menanggapi
masing
temannya.
saling
masingjawaban
Mahasiswa mendengarkan
dan mencoba mengkaji
kembali materi yang di
pahaminya.
Mahasiswa
mencatat
materi/ pokok bahasan
yang di sampaikan oleh
dosen.
HAND OUT
Mata Kuliah
: Asuhan Kebidanan IV
Topik
Sub Topik
: 1.
2.
Kelainan letak
kehamilan dengan penyakit
Waktu
: 100 menit.
Dosen
Refrensi :
1. Patricia, W, dkk. Clinical Handbook;Contemporary Maternal NEWBORN
Nursing Care, EGC, Jakarta; 2005
2. Sarwono, dkk. Ilmu Kebidanan, YBPSP, Jakarta; 1999
3. Manuaba,
I.B.G,
Ilmu
Kebidanan,
Penyakit
Kandungan
dan
Keluarga
Uraian
materi
KELAINAN LETAK
1. Letak lintang
definisi
i/Sumbu panjang anak tegak lurus/hampir tegak lurus
dengan sumbu panjang ibu
Bahu mjd bagian terendah dsbt juga presentasi bahu
Predisposisi
Kesempitan panggul
Dinding perut yg kendor
Plasenta previa
Gemelli
Kelainan rahim
hidramnion
diagnose
Wkt hamil;
o Inspeksi; perut melebar kesamping
o TFU ssi dg UK/> rendah
Palpasi;
o TFU > rendah UK
o Bag bwh kosong
o Bag samping ka/ki kepala
Auskultasi; punctum max di sekitar pusat
VT;
o Rahim bag bwh kosong
o Bag janin sukar dicapai(msh tinggi)
Wkt persalinan;
o Insp, palps, auskt ; sama spt diatas
o VT; b/ sdh ada pembukaan servik dan bag terendah sdh
turun mk teraba;
Tlg iga
Tlg punggung
Tlg belikat(skapula)
Ketiak(arah menutupnya ketiak menunjukkan kpl
anak)
Perawatan;
o Wkt persalinan;
Rujuk ke RS
Di RS; pembukaan < 3cm versi luargagalSC
Pembukaan > 4cm SC
Ketuban pecah SC
Persalinan tdk mgk spontanb/ dibiarkan bs tjd letak lintang
kasep
Gelisah
Terasa skt trs menerus
Lingkrn bandle
Nyeri pd palpasi
DJJ fetal distress
Perawatan
Rujuk ke RS: infus, antbiotik, analgesik
Di RS: SC b/ msh hdp
Dekapitasi b/ janin mati
Let li kasep b/ dibiarkan trl lamabandleRU
LETAK SUNGSANG
Etiologi
Maternal
Kelainan uterus
Tumor ginekologi (fibro, myoma)
plasenta previa
panggul sempit
fetal
Kelainan air ketuban
Kelainan fetus(hydrocepalus, anancephaus)
Prematuritas
Kehamilan ganda
Perawatan waktu hamil
Diusahakan merubah letak janin mjd letkep versi luar
Sblm kehamilan 34 mgg, kemungkinan letak janin memutar dg sendirinya
mjd letkep
Shg versi luar tdk dikerjakan pd kehamilan < 34mgg
Pd primi dikerjakan 34 mgg
Pd multi dikerjakan 36 mgg
Posisi knee-chest ibu selama 15 menit tiap 2 jam selama 5 hari berturutturut, diharapkan dapat memperbesar kemungkinan terjadinya versi spontan
pada trimester 3 akhir.
Perawatan persalinan
Krn tmsk resti hrs bersalin di RS
b/ primi dg KPD cenderung SC
b/ primi/multi inpartu kala I fase laten ket (+) bila mungkin VL, b/ tdk bisa
obs pro spontan
Fase aktif pembukaan > 4 cm : bila bracht tdk berhasil dg manual aid
Syarat versi luar
Pembukaan serviks < 3 cm
2. Tahap II
a. Klasik
b. Muller
c. Lovset
d. Bicken bach
3. Tahap III : lahirnya kepala
a. Mouriceau
b. Noyouks
c. Wigand martin wincle
d. Praque terbalik
e. forceps
Tahapan :
1. Tahap pertama : lahirnya bokong sampai umbilikus, spontan.
2. Tahap kedua : lahirnya bahu dan lengan memakai tenaga penolong secara
klasik (Deventer), Mueller atau Lovset.
3. Tahap ketiga : lahirnya kepala, dengan cara Mauriceau-Veit-Smellie, Najouk,
Wigand Martin-Winckel, Prague terbalik, atau dengan cunam Piper
Tehnik lovset
Prinsip:
adalah memutar badan janin dalam setengah lingkaran bolak-balik sambil
dilakukan traksi cunam ke bawah sehingga bahu yang sebelumnya berada di
belakang akhirnya lahir di bawah simfisis.
Keuntungan :
sederhana dan kegagalan jarang
tangan penolong tidak masuk ke dalam jalan lahir, sehingga risiko
infeksi minimal.
Mauriceau/veilt-smellie
Praque terbalik
Cara ini dipakai bila oksiput dengan UUK berada di belakang dekat sakrum dan
muka bayi menghadap simfisis.
Satu tangan penolong mencekam leher dari arah bawah dan punggung bayi
diletakkan pada telapak tangan penolong. Tangan penolong lain memegang
kedua pergelangan kaki.
Kaki ditarik ke atas bersamaan dengan tarikan pada bahu bayi, sehingga
perut bayi mendekati perut ibu. Dengan laring sebagai sumbu (hipomoklion),
kepala bayi dapat dilahirkan.
Cara Najouk
Kedua tangan penolong mencekam leher bayi dari arah depan dan belakang. Kedua
tangan penolong menarik bahu curam ke bawah, dan asisten membantu
mendorong kepala bayi ke arah bawah, dari tekanan suprasimfisis.
Cunam paper
Cunam Piper memiliki lengkung kepala dan lengkung panggul yang panjang, dapat
dipergunakan untuk melahirkan kepala yang menyusul, ditarik ke bawah.
Indikasi cunam ini setara dengan pertolongan pengeluaran kepala cara Mauriceau.
1. DIABETES MELLITUS
1. Patofisiologi Diabetes
Sebagian besar patologi DM dapat dikaitkan satu dari tiga efek utama kekurangan insulin.
1. Pengurangan penggunaan glukosa oleh sel-sel tubuh, dengan akibat peningkatan
konsentrasi glukosa darah setinggi 1200 mg per 100 ml.
2. Peningkatan nyata mobilisasi lemak dari daerah-daerah penyimpanan lemak,
menyebabkan kelainan metabolisme lemak maupun pengendapan lemak pada dindin
vaskuler yang mengakibatkan ateroskelorosis
3. protein dalam jaring tubuh
4. Kehilangan glukosa ke dalam urin penderita diabetes
5. Asodosis pada diabetes
2. Klasifikasi diabetes
1. Kelas A : Diabetes Laten / Diabetes hamil
- Uji toleransi gula tidak normal
- Pengobatan tidak memerlukan insulin, cukup dengan diet saja
- Prognosis untuk ibu dan janin baik
2. Kelas B : Diabetes Dewasa
- Diketahui setelah usia 19 tahun
- Berlangsung kurang dari 10 tahun
- Tidak disertai kelainan pembuluh darah
3. Kelas C
- Timbul pada umur 10-19 tahun
- Menderita selama 10-19 tahun
- Tanpa kelainan pembuluh darah
4. Kelas D
- Diderita sejak umur 10 tahun
- Lama 20 tahun
- Disertai kelainan pembuluh darah seperti arteriosklerosis pada retina, tungkai dan
renitis
5. Kelas E
- Telah terjadi kalsifikasi pembuluh darah
6. Kelas F
Diabetes dengan netropasia termasuk adanya glomerulonefritis dan pielonefritis
Diabetes anak remaja ( juvenil ) merupakan diabetes yang diderita sejak anak-anak
atau remaja. Karena sedikit sekali atau tidak ada insulin endogen, cenderung timbul
ketoasidosis
3. Diagnosis
1. Anamnesis
Riwayat persalinan yang lalu : abortus, partus prematurus, kematian janin, dan
anak besar
Riwayat Keluarga
Keluhan sekarang : Trias poliuri, polidipsi, polifagi dan pernah berobat sakit gula
pada dokter
2. Pemeriksaan
Urin
Kadar gula darah puasa dan post-prandiol
Glukosa toleran tes ( GTT )
4. Penanganan
1. Pengobatan medik dan bekerja sama dengan ahli penyakit dalam
- Diabetes diet
- Pemberian insulin
2. Penanganan Obstetri
Penyakit tidak berat dan pengobatan /diet dapat mengontrol penyakit dengan baik,
Pre-Eklamsi
Kesalahan Letak janin
Insufisiensi Plasenta
Pengaruh diabetes terhadap persalinan:
Inersia Uteri
Distosia karena janin
Kelahiran mati
Persalinan operatif
Angka kejadian perdarahan dan infeksi tinggi
Mortalitas dan morbiditas ibu tinggi
Pengaruh diabetes terhadap nifas :
Perdarahan dan infeksi puerperium lebih tinggi
Luka-luka jalan lahir lambat pulih / sembuh
Pengaruh Diabetes terhadap janin atau bayi :
Dismaturitas
Janin besar
2.
2. Patofisiologi
Dalam Kehamilan :
Denyut jantung dan nadi meningkat
Pukulan jantung meningkat
Volume darah meningkat
Tekanan darah menurun sedikit
Maka dapat dipahami bahwa kehamilan dapat memperbesar penyakit jantung bahkan
dapat menyebabkan payah jantung (dekompensasi kordis). Frekuensi penyakit jantung
dalam kehamilan berkisar antara 1-4%. Dinegara negara Atlantik Utara 1-3%, di Australia
dan negara-negara Asia Selatan kurang dari 1 %. Penyakit yang paling banyak dijumpai
adalah penyakit hipertensi, tirotoksikosis, dan anemia
3. Pengaruh Kehamilan Terhadap Penyakit Jantung
Saat-saat yang berbahaya bagi penderita adalah :
Pada kehamilan 32-36 minggu, dimana volume darah mencapai puncaknya
(hipervolumia)
Pada kala II, dimana wanita mengerahkan tenaga untuk mengedan dan memerlukan
Dismaturitas, lahir cukup bulan namun dengan berat badan lahir rendah
pemeriksaan Ekokardiografi
Setelah umur kehamilan 32 minggu, dilakukan pemeriksaan NST dan USG serial
Pengobatan tergantung klasifikasi penyakit jantung dalam kehamilan :
I.
:Memerlukan pengobatan
II.
:Tidak memerlukan pengobatan, tetapi hindarkan kegiatan fisik terutama
III & IV
8. Perawatan
Induksi persalinan
Hanya atas indikasi obstetri. Tetes oksitosin akan meningkatkan volume darah yang
dapat menyebabkan edem paru. Untuk mencegah hal tersebut bila perlu diberikan
diuretika.
Kala I
Perlu pemantauan ketat terhadap ibu maupun janin. Bila diperlukan, dapat diberikan
profilaksis digitalis dan antibiotika (dilakukan atas konsultasi dengan bagian
kardiologi). Berikan oksigen bila terlihat adanya sianosis.
Kala II
tergantung klasifikasi
I : Persalinan dapat
spontan
II-IV : Cegah ibu mengedan dan selesaikan persalinan dengan ekstraksi forseps.
Selama kala II harus didampingi bagian kardiologi
Perawatan Intranatal
Berikan oksitosin 10 IU i.m setelah bayi lahir. Hindari pemberian ergometrin. Berikan
Pack red cell bila diperlukan transfusi darah. Pada kasus tertentu dapat diberikan
profilaksis furosemid 40 mg i.v. Pergunakan karung pasir yang ditempatkan pada
perut bawah ibu setelah plasenta lahir
Masa Nifas
Obstetri Kehamilan
ANC teratur, kegiatan fisik dikurangi, istirahat cukup, diet TKTP, koreksi anemia
Obstetri Persalinan
Kala II diperpendek hanya atas indikasi obstetri
Pasca Persalinan
Bila TBC aktif bayi harus dipisahkan dari ibu, dan baru dapat menyusui paling
cepat bila ibu telah mendapat terapi anti tuberkulosis selama 3 minggu
Batasan
Asma bronkial adalah penyakit paru obstruktif yang melibatkan saluran pernafasan
besar atau kecil
Etiologi
Adanya bronkospasme yang diakibatkan oleh alergen spesifik, faktor intrinsik,
kelelahan fisik atau komplikasi faktor-faktor tersebut
Diagnosis
Anamnesis, sesak nafas tiba-tiba, riwayat serangan asma sebelumnya, riwayat pada
keluarga
Gejala utama, ekspirasi memanjang, wheezing
Gejala lain, takikardi, retraksi suprasternal dan sianosis
Laboratorium, Ig E meningkat, eosinofil meningkat
Therapi
a. Therapi umum
Cegah kontak dengan zat alergen
Terapi sinusitis, infeksi virus
Hindari merokok, aspirin, aktifitas fisik berlebih
Profilaksis prednison jangka pendek, 30-50 mg/hr selama 4-7 hari setelah terjadi
ISPA
b. Therapi khusus
Status asmatikus
Rawat
Oksigen 6-71 permenit
Koreksi dehidrasi dan keseimbangan elektrolit
Analisis gas darah
Dapat diberikan aminofilin 0,25-0,5 g dalam 30 ml NaCl 0,9% bolus i.v perlahan,
Pengaruh terhadap penderita tidak sama, serangan asma biasa timbul pada umur
kehamilan 24-36 mgg, sedangkan pada akhir kehamilan serangan jarang terjadi.
Pengaruh asma terhadap janin sangat tergantung pada sering dan beratnya serangan.
Karena akibat dari serangan ibu dan janin akan kekurangan oksigen atau hipoksia.
Keadaan ini akan mempengaruhi pertumbuhan janin dan sering terjadi keguguran,
persalinan prematur.
C. COLLITIS ULSEROSA
Pengertian
Penyakit peradangan disertai ulkus-ulkus pada mulanya direktum kemudian menjalar
keatas sampai ke usus halus
Gejala
- Diare dengan darah, nanah atau lemdir
- Demam
- Leukositosis
- Takikhardi
Yaitu ada 2 :
Haemoroid interna
Merupakan varises vena haemorodialis superior dan media
Klasifikasi
Ada 3 derajat
a. Derajat 1 (dini)
Tidak menonjol melalui anus dan tampak sbg globuler kemerahan
b. Derajat II
- Dapat mengalami prolapsus melalui anus setelah defekasi
- Dapat mengecil spontan/dpt direduksi scr manual
c. Derajat III
Mengalami prolapsus permanen
Gejala
- Perdarahan tanpa nyeri
2. Haemoroid eksterna
- Bentuk akut brp pembengkakan bulat kebiruan pd pinggir anus dan
-
A. SISTITIS
Pengertian
Peradangan vesika urinaria disebabkan oleh bakteri atau kuman-kuman lain.
Penyebab
- Kehamilan
Perjalanan kuman dari bawah ( E. Coli )
- Nifas
Kuman lain oleh penggunaan kateter karena pengosongan vesika urinaria tidak
sempurna ( Retrofleksi uteri gravida )
Predisposisi
- wanita yang pendek
- Uretra Sistokel
- Air kencing yang residual
Gejala klinis
- Disuria terutama pada akhir kencing
- Polakisuria ( sering kencing )
- Perasaan ingin kencing yang tidak dapat ditahan
- Suhu badan normal atau meningkat sedikit
- Suprasymphisis nyeri dan nyeri tekan
- Proteinuria
- Sedimen ( leukosit, eritrosit, bakteri, keadaan gross hematoma / kencing darah)
Therapi
- Sulfonamid
- Bikarbonat Natrikus untuk menatralisir kencing menjadi keadaan basa
Konseling:
- Menghindarkan sisa air kencing dalam kandung kemih
- Dianjurkan banyak minum
B. GLOMERULONEFRITIS
Klasifikasi ada 2 yaitu :
1. Glomerulonefritis Akut
Penyebab : Kuman Streptococcus beta-hemolitikus A
Predisposisi : ISPA, Tonsilitis, Karies / Infeksi gigi dan infeksi streptococcus ditempat
lain
Gejala klinis : Trias :
Hematuria
Edema
Hipertensi
Pengaruh terhadap kehamilan
Abortus
Partus prematurus
Dismaturitas
Therapi
Istirahat baring
Diit rendah garam
Antihipertensi
Keseimbangan cairan dan elektrolit dan antibiotika dan penisillin
2. Glomerulonefritis kronika
Pada pemeriksaan TM 1 didapatkan pada urin : Proteinuria, sedimen banyak leukosit.
Pada pemeriksaan dijumpai hipertensi. Bila disertai edema disebut Pre Eklamsi tidak
murni ( Superimposed Pre Eklamsi ) bila penyakit berlangsung lama dan tidak diobati
scr adekuat akhirnya fungsi ginjal bertambah buruk dan ginjal menjadi kisut
Gejala :
- Proteinuria menetap, tanpa kelainan sedimen
- Sindroma nefrotik, hipertensi, edema dan hematuria
- Glomerulonefritis akut
- Insufisiensi ginjal atau gagal ginjal
Pengaruh terhadap kehamilan
- Terhadap kehamilan : Abortus, Partus prematurus dan kematian janin dalam
-
kandungan ( IUFD )
Dalam persalinan : Seperti pd apre Eklamsi kala II diperpendek dengan bantuan
Pielonefritis Kronika
Pengertian
Penyakit menahun yang sebelumnya pasien menderita sistitis dan pielonefritis akut
Gejala
- Hipertensi
- Adanya protein uria yang tidak menetap
Pengobatan
Sama dengan pielonefritis akut
Wanita dengan pielonefritis kronik disertai insufisiensi ginjal dianjurkan untuk
tidak hamil
Dapat dipilih tubektomi bila sudah punya anak atau memakai kontrasepsi
D. NEFROSIS ( Sindrom Nefrotik )
Gejala
Proteinuria ( diatas 5 gr perhari )
Edema
Hipoalbuminuremia
Hiperkoleterolemia ( dijumpai dalam kehamilan )
Penyebab
- Glomerulonefritis kronika
- Diabetes melllitus
- Sifilis
- Trombosit vena renal
Pengobatan
- Obati sesuai penyebab
- Diit Tinggi protein
- Antibiotik untuk pencegahan infeksi
- Berikan heparin untuk mencegah terjadinya trombo-embolisme, terutama dalam nifas
- Kortikosteroid dosis tinggi
E. GAGAL GINJAL AKUT ( Acute Renal Failure )
Klasifikasi
1. Nekrosis fuber akut
2. Nekrosis kortikal
Penyebab
- Abortus septik terutama disebabkan Clostridium welchii
- Toksemia hamil
- Solusia plasenta
- Sepsis puerperalis
- Hemolisis karena kesalahan transfusi darah
Gambaran klinik
-
Oligouria
Anuria
Uremia
- Prematur
- Bayi mudah terkena infeksi
- BBLR
- Kelainan kongenital
- IQ rendah
2. Anemia Megaloblastik
Penyebab
Kekurangan asam folik, jarang sekali akibat kekurangan vit B 12
Pencegahan
Umumnya asam folat diberiakan secara rutin
Therapi
- Asam folik 15-30 mg perhari
- Vit B12 3x1 tab/hr
- SF 3x1 tab/hr
- Pd kasus berat dan pengobatan oral tdk berhasil dpt diberi transfusi darah
3. Anemia Hemolitik
Penyebab
Penghancuran sel darah merah yang lebih cepat dari pembentukannya. Disebabkan :
1. Faktor intrakorpuskuler : Pada anemia hemilitik herediter, talasemia, anemia sicle (sabit
), hemoglobinopati
2. Faktor ekstrakorpuskuler : Malaria, sepsis, keracunan zat logam danm dapat beserta
obat-obatan leukemia.
7. HIDRAMNION
Hidramnion (atau polihiramnion) adalah suatu jumlah cairan amnion yang berlebihan
(lebih dari 2000 ml). Normal volume cairan amnion meningkat secara bertahap selama
kehamilan dan mencapai puncaknya kira-kira 1000 ml antara 34 sampai 36 minggu.
Insidensi hidramnion bervariasi sangat luas, dari 1 sampai 7 kasus per 1000 kelahiran ; derajat
yang ringan lebih sering. Jarang sekali volume cairan amnion meningkat dengan sangat
mendadak uterus menjadi sangat tegang dalam beberapa hari sebagai akibat hidramnion akut.
Data subyektif
Dispne, edema ekstremitas bagian bawah akibat kompresi sistem vena oleh uterus yang sangat
besar, dan nyeri abdomen merupakan gejala yang paling sering. Pasien menjadi sangat gelisah
akibat desakan tekanan oleh uterus yang sangat tegang diatas organ-organ yang berdekatan.
Data obyektif
Pemeriksaan Abdomen : Ukuran uterus amat membesar dan dinding uterus sangat tegang.
Bagian-bagian janin sukar diraba dan presentasi janin sering abnormal.
Diagnosis Banding.
Meliputi kehamilan ganda, kista ovarium dan leiomioma uteri
Faktor-Faktor Etiologi
Malformasi janin (seperti defek tabung saraf, anensefalus, atresia esofagus atau fistula dan
atresia usus), patologi plasenta, diabetes, eritroblastosis fetalis dan kembar dapat di
hubungkan dengan hidramnion.
Komplikasi potensial
Komplikasi-komplikasi yang harus diantisipasi meliputi malformasi janin, presentasi janin
yang abnormal, persalinan prematur, ketuban pecah dini dan prolaps tali pusat, yang
kesemuanya menambah peningkatan mortalitas perinatal. Komplikasi-komplikasi maternal
meliputi solusio plasenta, disfungsi uteri dan perdarahan postpartum
Rencana diagnostic tambaahan
Ultrasound mempercepat diagnosis hiramnion. Sebagai tambahan, abnormalitas janin,
kehamilan ganda, atau presentasi abnormal dapat diketahui
Penatalaksanaan
Hidramnion dengan derajat minimal jarang memerlukan pengobatan. Dispne nyeri abdomen,
atau ambulasi yang sulit mungkin memerlukan rawat inap.
Cairan amnion yang berlebihan dikeluarkan dengan amniosentesis per abdominam. Cairan
dikeluarkan secara perlahan dengan kecepatan sekitar 500 ml dalam 1 jam. Sebanyak 1500
hingga 2000 ml perlu dikeluarkan untuk memberikan pembebasan gejala
EVALUASI
SOAL:
1. Apakah pengaruh DM terhadap kehamilan?
2. Apakah pengaruh asma pada kehamilan?
3. Sebutkan penyebab dari pielonefriti!
4. Sebutkan pengaruh anemia terhadap kehamilan!
5. Apakah yang kamu ketahui tentang hidramnion!