Kesalahan yang umumnya dilakukan penulis pemula adalah cepat puas dengan esai
yang berhasil mereka selesaikan. Kesalahan ini diperparah dengan anggapan bahwa
esainya berkualitas baik, bahkan sangat baik. Anggapan semacam ini tentu tidak
sepenuhnya salah. Sebagai penulis, kita boleh bangga atau puas dengan apa yang
telah kita hasilkan. Namun, ada baiknya kita meminta orang lain membaca esai kita
dan meminta pendapat mereka. Hanya orang lainlah yang dapat menilai apakah tulisan
kita berkualitas atau tidak. Karena itu, berikut adalah sebuah contoh esai sederhana
yang dimaksudkan untuk membantu kita mengorganisasi gagasan kita dengan baik.
Perhatikan bagaimana esai berjudul Pesona Bali ini menyampaikan gagasangagasannya secara sistematis.
Pesona Bali
Siapa tak kenal Bali, pulau kecil di seberang ujung Timur Jawa ini? Pulau indah nan menawan
yang dijuluki pulau dewata ini bagai magnit yang menarik wisatawan, baik domestik maupun
mancanegara. Bahkan sebelum mengenal nama Indonesia, banyak wisatawan asing lebih dulu mengenal
nama Bali. Ada banyak hal yang dapat dinikmati ketika mengunjungi Bali, mulai dari wisata pantai,
gunung, budaya, dan lain sebagainya. Jutaan wisatawan mengunjungi Bali setiap tahunnya karena
keramahan masyarakatnya, keindahan panoramanya, dan keunikan budayanya.
Pertama, Bali menjadi tujuan wisata dunia karena keramahan masyarakatnya. Sesaat setelah
wisatawan menginjakkan kaki di bumi seribu pura ini, senyum ramah penduduk Bali akan menyambut
mereka. Masyarakat Bali yang sangat taat menjalankan agama Hindhu dan adat-istiadat mereka ini
sangat terbuka dan menghargai para pendatang. Sistem pemerintahan desa yang kuat dengan ribuan
banjar di seluruh Bali juga memberi suasana damai dan tentram bagi para wisatawan. Dengan
masyarakat yang taat adat, Bali memberikan segala keramahan bagi wisatawan.
Disamping keramahan masyarakatnya, wisatawan jatuh cinta dengan Bali karena keindahan
panoramanya. Wisatawan dapat memanjakan diri dengan berjemur di pantai dengan sinar matahari yang
hangat di sepanjang garis pantainya. Bagi mereka yang menyukai olah raga pantai
seperti surfing, snorkeling, dan diving, Bali adalah surganya. Ombak Pantai Kuta yang bisa mencapai 2-3
meter memberikan tantangan tersendiri bagi para surfers. Tak heran kalau Pantai Kuta sering digunakan
sebagai ajang pertandingan surfing internasional. Pantai lain, seperti Sanur, menawarkan keindahan batu
koral dan air lautnya yang jernih. Pantai Lovina di Bali Utara memberikan atraksi lumba-lumba bagi
mereka yang menyukai binatang laut. Selain pantai, wisatawan yang merindukan udara sejuk
pegunungan, Bali tak kalah menariknya. Kintamani, misalnya, memberikan kesejukan dan kesegaran
alami. Wisatawan dapat menikmati keanggunan Gunung Batur beserta Danau Batur yang terkenal dan
penuh misteri itu. Mereka pun bisa pergi ke Sangeh dengan legenda monyetnya atau ke lereng Gunung
Agung yang dipercaya sebagai tempat bersemayamnya para dewa dengan pura terbesar di Bali,
Besakih. Pendek kata, dari pantai hingga gunung, panorama Bali tiada duanya.
Yang paling mengesankan adalah keunikan budaya Bali yang sudah tersohor ke seluruh dunia.
Adat istiadat yang kuat dan tidak pudar dengan derasnya industri pariwisata merupakan daya tarik
tersendiri. Perayaan dan festival, baik yang bersifat keagamaan maupun adat, selalu mewarnai
kehidupan masyarakat Bali. Galungan, Kuningan, Nyepi, Purnama, Ngaben, dan banyak lagi lainnya
mampu menghipnotis para wisatawan. Beragam tarian yang enerjik dan dinamis akan memberikan
ingatan yang tak mudah lenyap di benak wisatawan. Ini semua dibarengi dengan irama dan komposisi
gamelan yang sesekali lembut, terkadang menghentak, penuh mistik. Lihatlah tari Janger yang dinamis,
Pendet yang gemulai, atau Kecak yang magis. Para penarinya pun dihiasi dengan berbagai ornamen,
baik baju maupun pernak-pernik lainnya, dengan beragam warna-warni yang mengagumkan. Disamping
pesona festival dan tarian, hasil olah budaya penduduk Bali juga mengagumkan. Beragam hasil kerajinan
Bali terkenal karena keunikan dan keindahannya. Patung, ukiran, lukisan, atau cindera mata lain dijual
dengan harga terjangkau. Semua ini dapat dinikmati di pulau kecil yang dapat dicapai selama dua jam
penerbangan dari Jakarta.
Dengan pesona yang dimiliki Bali, tidaklah mengherankan bila Bali dikunjungi jutaan wisatawan
setiap tahunnya. Banyak diantara mereka, sepulang liburan di Bali, mendapatkan pengalaman unik yang
sering menjadi inspirasi dan semangat hidup. Jadi, kalau Anda bingung menentukan kemana akan
liburan tahun ini, mengapa tidak ke Bali? (527 kata)
- See more at: http://www.menulisesai.com/2012/10/contoh-esai.html#sthash.neLMbJrY.dpuf
jauh lebih berat. Di sisi lain, sebenarnya Anda memiliki kebebasan memilih topik yang Anda sukai,
sehingga bisa membuat esai Anda jauh lebih kuat dan berkarakter.
telah Anda buat dan memutuskan poin penting apa yang akan Anda sampaikan. Pernyataan tesis terdiri
dari dua bagian:
Bagian pertama menyatakan topik. Contoh: Budaya Indonesia atau Korupsi di Indonesia
Bagian kedua menyatakan gagasan utama dari esai anda. Contoh: memiliki kekayaan yang luar biasa,
memerlukan waktu yang panjang untuk memberantasnya, dst.
dengan halus dan lancar? Bila tidak, tambahkan beberapa kata dan frase untuk menghubungkannya.
Atau tambahkan satu kalimat yang berkaitan dengan kalimat sebelumnya.Teliti kembali penulisan dan
tata bahasa Anda.
Label: Dasar-Dasar Menulis Esai
- See more at: http://www.menulisesai.com/2013/01/10-langkah-mudah-membuat-esai.html#more
Sebagai ibu kota negara, Jakarta sarat dengan berbagai persoalan. Salah satu persoalan yang dari
dulu sampai sekarang belum tertangani dengan baik adalah masalah banjir. Hampir setiap tahun,
terutama di musim penghujan pada periode November Februari, warga Jakarta tidak pernah merasa
tenang. Banjir selalu mengancam mereka. Bencana ini selalu datang meskipun tidak pernah diundang.
Bagi masyarakat yang tinggal di pinggir sungai-sungai yang membelah Jakarta, masalah ini sudah
menjadi santapan rutin di musim penghujan. Secara umum, penyebab banjir di Jakarta disebabkan oleh
kondisi geografis/topografis Jakarta, infrastruktur yang minimal, dan perilaku masyarakat.
2. Tehnik Definisi
Topik: Kategori Nilai Kebajikan Manusia
Tidak mudah membuat batasan apa itu nilai, mengingat ada cukup banyak pendapat tentang hal ini
yang saling berbeda (lihat Kluckhohn, 1962; Rokeach, 1973; Smith, 1969). Oleh sebab itu, tulisan ini
membatasi makna nilai seperti yang diartikan oleh Driyarkara bahwa nilai merupakan hakikat suatu hal,
yang menyebabkan hal itu pantas dikejar oleh manusia (Driyarkara, 1966:38). Lebih lanjut, Driyarkara
menjelaskan bahwa nilai itu erat berkaitan dengan kebaikan, kendati keduanya memang tidak sama,
mengingat bahwa sesuatu yang baik tidak selalu bernilai tinggi bagi seseorang atau sebaliknya. Sebagai
contoh, cincin berlian itu baik, tetapi tidak bernilai bagi seseorang yang mau tenggelam bersama
kapalnya. Kebaikan itu lebih melekat pada hal-nya, sementara nilai lebih menunjuk sikap orang
terhadap suatu hal yang baik. Oleh karena itu, nilai kebajikan dapat dibedakan dalam tiga kategori besar,
yaitu nilai fisik, nilai sosial, dan nilai moral.
3. Tehnik Anekdot
Topik: Pelayanan pubik di Jakarta
Sudah menjadi rahasia umum bahwa pelayanan publik di Indonesia sangat parah. Ada adagium yang
mengatakan, Kalau dapat dipersulit, kenapa dipermudah? Kejadian berikut memperkuat adagium di
atas. Seorang teman yang baru pindah ke Jakarta bermaksud mengurus KTP di salah satu kelurahan di
Jakarta Barat. Setelah memenuhi semua persyaratan yang diminta, teman tersebut dengan penuh
percaya diri mendatangi kelurahan yang dimaksud. Sebelumnya, saya sudah mengingatkan dia agar
menggunakan jalur belakang guna mempercepat pembuatan KPT baru baginya. Namun, dia menolak.
Dalam hati saya berkata, Belum tahu dia! Singkat kata, setelah bolak-balik selama seminggu ke
kelurahan, bukan KTP yang dia dapatkan, tapi kekesalan dan kejengkelan. Kisah ini menunjukkan bahwa
pelayanan publik di Jakarta sangat memprihatinkan.
Bingung menentukan kemana Anda akan berlibur akhir tahun ini? Liburan apa yang murah-meriah
namun menyenangkan buat keluarga? Mau ke pantai atau ke pegunungan? Merencanakan liburan
memang gampang-gampang sulit. Tanpa persiapan dan perencanaan yang matang, liburan bukan
memberi penyegaran tapi malah menimbulkan stres dan kebosanan. Kalau mau gampang, serahkan saja
liburan Anda ke travel agent. Namun, liburan seperti ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Salahsalah pemborosanlah yang akan Anda rasakan. Untuk merencanakan liburan yang murah namun
menyenangkan, ikutilah tip-tip berikut.
Hidup di lingkungan yang bersih menjadi dambaan setiap orang. Lingkungan yang bersih dan tertata
rapi tidak hanya menyehatkan namun juga membuat orang kerasan. Singapura menjadi salah satu
negara-kota yang terkenal dengan kebersihan lingkungannya. Denda yang besar diberlakukan untuk
semua orang yang membuang sampah sembarangan. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin terciptanya
lingkungan yang bersih dan sehat. Alangkah nikmatnya hidup di lingkungan yang sehat dan bersih seperti
di Singapura. Sayangnya, kalau kita tinggal di kampung di Jakarta, keinginan untuk tinggal di lingkungan
yang bersih dan sehat masih menjadi impian semata. Kesadaran masyarakat Jakarta akan kebersihan
lingkungan masih sangat rendah. Buruknya lingkungan di Jakarta disebabkan oleh perilaku warga yang
buruk, pemahaman warga yang rendah akan manfaat kebersihan, dan kurangnya kepedulian berbagai
pihak akan lingkungan yang bersih.
6. Tehnik Kutipan
Topik: Makna kehidupan
tuliskan jawaban-jawaban tersebut pada secarik kertas. Teruslah berpikir sampai Anda
mendapatkan gagasan-gagasan orisinil yang brilian untuk ditulis.
4. Rumuskan Tesis
Ambil gagasan yang terbaik dan rumuskan dalam satu kalimat tesis. Kalimat tesis adalah kalimat
yang menyatakan inti gagasan yang hendak Anda sampaikan dalam esai. Kalimat ini harus
dirumuskan secara ringkas namun jelas. Esai yang baik harus memiliki kalimat tesis yang
dirumuskan secara ringkas namun jelas.
5. Buat Kerangka
Sebelum menulis, buat terlebih dahulu kerangka esai (outline). Kerangka ini akan membantu
penulisan esai secara tuntas. Tulis kalimat utama (topik) dalam setiap paragraph dan tulis
gagasan-gagasan penjelas dalam bentuk poin-poin untuk melukiskan isi argumen dari setiap
aragraph. Atur dan petakan argumen dan gagasan Anda secara cermat sehingga esai Anda nanti
akan menjadi sebuah karangan yang terpadu.
6. Tulis Pendahuluan
Kini saatnya Anda menulis bagian pendahuluan esai. Bagian ini harus mampu menarik perhatian
dan minat pembaca. Jelaskan persoalan yang akan Anda bahas secara garis besar dan arahkan
pembahasan pada kalimat tesis. Pendahuluan hanyalah sebuah pengantar akan bukan penjelasan
atas persoalan yang nanti akan Anda bahas di bagian isi esai. Jadi, pastikan bahwa pendahuluan
Anda menarik.
7. Tulis Paragraf Isi
Setiap paragraf isi harus fokus pada satu gagasan utama yang mendukung rumusan tesis Anda.
Mulai setiap paragraf isi dengan kalimat topik. Berikan dukungan dengan menunjukkan bukti
dan penjelasan yang logis atas topik utama Anda melalui kalimat-kalimat penjelas. Penjelasan ini
dapat berupa contoh, data statistik, diskripsi, logika sebab-akibat, perbandingan dan lain-lain.
8. Tulis Simpulan
Setelah menyelesaikan paragraf-paragraf isi, tutup esai Anda dengan membuat simpulan yang
merangkum apa yang telah Anda sampaikan dalam esai. Akhiri paragraf simpulan ini dengan
pemikiran yang gampang diingat pembaca. Ini dapat berupa kutipan, logika yang menarik, atau
sebuah rekomendasi untuk melakukan tindakan.
9. Gunakan Format MLA
Format MLA (Modern Language Association) adalah format penulisan esai yang dipakai secara
internasional. Bila Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang hal ini, silakan melakukan riset
lebih lanjut di internet. Format ini meliputi cara penulisan referensi, catatan kaki, catatan akhir,
dan lain-lain.
10. Perhatikan Gaya Bahasa
Anda belum selesai menulis esai sebelum Anda memoles gaya bahasa esai Anda. Baca ulang esai
Anda dan edit bahasanya dengan memperbaiki tata bahasa, alur dan ritme kalimat, penekanan
gagasan, penyesuaian tingkat formalitas bahasa, atmosfir yang ingin disampaikan, pilihan kata,
dan hal-hal lain yang membuat esai Anda semakin impresif. Hindarkan esai Anda dari kesalahankesalahan elementer seperti salah ketik, salah ejaan, salah tanda baca seperti huruf kapital, titik,
koma, dan tanda baca lainnhya. Gaya bahasa berperan penting dan membuat esai Anda mudah
dicerna.
Selain 10 langkah praktis di atas, perlu juga Anda sadari bahwa menulis esai memerlukan latihan
yang kontinyu. Bagi penulis pemula, jangan berharap terlalu berlebihan saat berhasil
menyelesaikan esai pertama. Kesalahan mendasar yang sering dilakukan para penulis pemula
adalah pemikiran bahwa mereka menganggap tulisan mereka sempurna atau luar biasa. Menulis
adalah kegiatan kreatif yang senantiasa harus diasah. Semakin sering kita menulis, semakin baik
hasil tulisan kita. Selamat berlatih.
- See more at: http://www.menulisesai.com/2012/10/10-langkah-praktis-menulisesai.html#sthash.SVpgLE7h.dpuf
Muhamad tentu berbeda dengan esai yang ditulis oleh Bakti Samanto atau oleh Umar Kayam. Keunikan
gaya
bahasa
ini
menjadi
ciri
esai
yang
menonjol.
Sebagai simpulan, esai merupakan buah pikir yang ditulis secara ringkas. Topik apa pun dapat ditulis
dalam bentuk esai. Karena itu esai menjadi salah satu jenis tulisan yang sering dijadikan alat uji untuk
mengukur intelegensi seseorang. Seorang yang berpengetahuan luas akan dapat menyampaikan
gagasannya secara runtut, logis, dan menarik. Semakin sering kita membaca, semakin besar
kemungkinan kita untuk dapat menulis esai dengan baik.Dengan banyak membaca, kita akan memiliki
lebih banyak gagasan untuk ditulis. Persoalan utamanya tinggal mewujudkan gagasan yang sudah
tertanam dalam benak kita melalui tulisan yang harus terus-menerus kita latih agar semakin lama
semakin sempurna. Selamat mencoba.
Label: Dasar-Dasar Menulis Esai
- See more at: http://www.menulisesai.com/2012/09/apa-itu-artikel.html#sthash.yQ8TL4vr.dpuf
Esai bukanlah sekadar rekaman fakta-fakta atau hasil imajinasi murni. Tulisan yang
Anda buat dalam pelajaran sejarah yang dipenuhi dengan fakta-fakta yang
dikumpulkan dari berbagai referensi mungkin nampak seperti sebuah esai. Namun,
seberapa pun cermatnya Anda dalam menulis ulang semua fakta tersebut,
meskipun dengan bahasa Anda sendiri, tulisan itu bukanlah esai. Esai juga bukan
kejadian atau pengalaman yang Anda tuliskan dalam pelajaran bahasa, tak peduli
betapa nyata, cerdas, menyentuh, berurutan, jelas, rinci, dan lengkapnya tulisan
Anda itu. Mungkin Anda telah membuat ratusan tulisan dalam bentuk seperti di atas
dan mengumpulkan semua berdasarkan 'temanya'. Anda mungkin akan
menyebutnya sebagai sebuah esai, tapi itu juga bukan esai. Jadi, apakah esai itu?
Esai adalah ekspresi tertulis dari opini penulisnya.
Apa yang membedakan esai dan bukan esai? Untuk menjawab pertanyaan ini dapat
dilakukan dengan merujuk pendapat-pendapat atau rumusan-rumusan yang telah
ada, tetapi pendapat-pendapat atau rumusan-rumusan yang telah ada sering kali
masih tidak lengkap dan kadang bertolak belakang sehingga masih mengandung
kekurangan juga. Misal mengenai ukuran esai, ada yang menyatakan bebas,
sedang, dan dapat dibaca sekali duduk; mengenai isi esai, ada yang menyatakan
berupa analisis, penafsiran dan uraian (sastra, budaya, filsafat, ilmu); dan demikian
juga mengenai gaya dan metode esai, ada yang menyatakan bebas dan ada yang
menyatakan teratur.
Penjelasan mengenai esai dapat lebih "aman dan mudah dimengerti" jika ditempuh
dengan cara meminjam pembagian model penalaran ala Edward de Bono. Menurut
de Bono, penalaran dapat dibagi menjadi dua model. Pertama, model penalaran
vertikal (memusatkan perhatian dan mengesampingkan sesuatu yang tidak relevan)
dan kedua model penalaran lateral (membukakan perhatian dan menerima semua
kemungkinan dan pengaruh). Dari pembagian model penalaran ini, esai cenderung
lebih mengamalkan penalaran lateral karena esai cenderung tidak analitis dan acak,
melainkan dapat melompat-lompat dan provokatif. Sebab, esai menurut makna asal
katanya adalah sebuah upaya atau percobaan yang tidak harus menjawab suatu
persoalan secara final, tetapi lebih ingin merangsang. Menurut Francis Bacon, esai
lebih sebagai butir garam pembangkit selera ketimbang sebuah makanan yang
mengenyangkan.
Karena itu, sebuah esai akan makin baik jika penulisnya dapat menggabungkan
fakta dengan imajinasi, pengetahuan dengan perasaan, tanpa mengedepankan
salah satunya. Tujuannya selalu sama, yaitu mengekspresikan opini. Esai memang
bisa berbeda menurut kualitas, jenis, panjang, gaya, dan subjek. Esai juga bisa
berbentuk sederhana sampai yang sangat kompleks, namun semuanya akan
menunjukkan sebuah opini pribadi sebagai analisa akhir. Inilah perbedaan
mendasar antara esai dengan tulisan ekspositoris atau sebuah laporan. Sebuah esai
tidak hanya sekadar menunjukkan fakta atau menceritakan sebuah pengalaman; ia
menyelipkan opini penulis di antara fakta-fakta dan pengalaman tersebut.
Tentu, Anda harus memiliki sebuah opini sebelum menulis esai. Hanya saja, Anda
juga harus memahami apa yang sebenarnya dimaksud dengan opini itu, bagaimana
menyampaikannya, dan bagaimana mengungkapkan nilai yang dibawanya.
Sebelum mendapatkan opini, Anda harus lebih dulu menentukan subjek yang
hendak ditanggapi karena opini harus berhubungan dengan subjek tertentu.
Label: Dasar-Dasar Menulis Esai
- See more at: http://www.menulisesai.com/2013/01/lebih-jauh-tentang-esai.html#sthash.3HfBvm0F.dpuf
Apa yang harus ditulis? Inilah pertanyaan yang sering diajukan oleh para penulis pemula. Umumnya
mereka menghadapi kebingungan dan kekurang-percayaan diri ketika harus diminta untuk menulis.
Sebenarnya, pertanyaan ini memiliki jawaban yang tidak terbatas. Anda dapat menuliskan persoalan apa
pun yang dari segala jenis topik: dari persahabatan, politik, sepatu, menjual lilin, sampai esai tentang
esai itu sendiri. Satu-satunya persyaratan yang harus dipenuhi adalah bahwa penulis harus cukup
memahami topik tersebut sehingga ia dapat membentuk sebuah opini.
Pertanyaan berikut adalah apa batasan dari 'cukup memahami' itu? Jawabannya juga tidak sulit. Sebagai
manusia, seperti yang lain, kita pasti 'cukup memahami' dan akrab dengan banyak hal di sekitar kita:
persahabatan, hubungan keluarga, pertumbuhan, makan, tidur, dan banyak lainnya. Tentunya semua itu
dapat dijadikan pertimbangan dan bahan menulis esai. Hal yang perlu Anda lakukan adalah membiarkan
diri berpikir, menimbang-nimbang, dan mencari informasi yang memadai tentang subjek atau topik yang
ingin Anda tulis dengan banyak membaca. Semakin banyak informasi yang kita dapatkan tentang subjek
yang akan kita tulis semakin paham kita akan subjek tersebut.
Bagaimanapun juga, 'pemahaman yang cukup' untuk menuliskan tema-tema spesifik memerlukan
pengetahuan atau pemahaman akan disiplin ilmu tertentu. Kita mungkin bisa menulis sebuah esai
mengenai topik seperti persahabatan tanpa perlu memberikan banyak fakta. Namun, untuk topik-topik
seperti puritanisme atau sejenisnya, tentunya kita memerlukan informasi yang dapat diuji secara
'ilmiah'. Referensi sendiri bisa didapatkan dari banyak sumber, mulai dari buku sampai media internet.
Menulis tentang bidang yang sesuai dengan minat kita juga akan sangat mempermudah dan
mempercepat proses penulisan itu sendiri. Karenanya, seorang yang mempunyai hobi dalam satu bidang
tertentu juga dapat disebut sebagai seorang yang memiliki 'pemahaman yang cukup'. Bahkan, sekalipun
kita tidak menaruh minat yang begitu besar dalam satu bidang pembahasan, kita tetap dapat menulis
sebuah esai yang baik asalkan dapat mengumpulkan banyak fakta. Dengan membaca berbagai informasi
yang bisa dipertanyakan, dibandingkan, atau yang dapat Anda nilai sendiri, pengetahuan tentang satu
bidang baru juga akan Anda dapatkan dengan cepat.
Menulis sebuah esai yang didasari oleh pengetahuan khusus memang cenderung lebih mudah daripada
menulis esai tentang hal-hal atau pengalaman yang sudah sering ditemui di sekitar kita. Berbeda dengan
kebiasaan yang sering terjadi dalam sebuah opini, seorang penulis esai hendaknya tidak boleh hanya
berpegang pada 'perasaan bahwa ia benar', namun lebih beranggapan bahwa 'pikiran saya benar'. Jadi,
opini yang terdapat dalam sebuah esai juga harus didasarkan pada apa yang Anda pikirkan dan bukan
hanya pada apa yang Anda rasakan. Yang jelas, setiap esai harus memiliki opini, dan opini yang terbaik
didasari oleh pikiran dan perasaan.
Karena itu, buka wawasan Anda dengan riset, membaca berbagai sumber, mendengarkan media, dan
berbicara dengan orang yang lebih tahu tentang subjek yang akan Anda tulis. Ajukan beberapa
pertanyaan berikut untuk mulai mengeksplorasi subjek:
-
Apa penyebabnya?
Dan lain-lain
Dengan mempertanyakan subjek atau persoalan yang akan ditulis, Anda akan
mendapat lebih banyak informasi dan dapat memberikan opini Anda secara
proporsional dan tepat.
Label: Dasar-Dasar Menulis Esai
- See more at: http://www.menulisesai.com/2013/01/menentukan-subjek-esai.html#sthash.9cVCScl4.dpuf
Pendahuluan
Pendahuluan adalah unsur penting dalam struktur esai. Bagian ini memuat gagasan utama esai dan
menyatakan tujuan penulisan. Pendahuluan juga memuat rumusan kalimat tesis atau sering juga disebut
kalimat topic dan beberapa kalimat lain yang menguraikan kalimat tesis ini. Kalimat tesis dan kalimatkalimat lain yang menyertainya ini secara kolektif disebut sebagai pendahuluan esai.
Tubuh Esai
Dua sampai lima paragraf yang mengikuti pendahuluan disebut tubuh esai. Disebut demikian karena
paragraf-paragraf ini membentuk tubuh atau bagian tengah dari esai yang kita tulis. Tubuh esai biasanya
terdiri atas penjelasan, argumen, dan pembahasan lebih lanjut dari tema utama yang kita perkenalkan di
bagian pendahuluan. Gagasan-gagasan yang tertuang dalam bentuk kalimat-kalimat dalam tubuh esai
harus menopang tesis yang telah dikemukakan di pendahuluan. Perlu diingat bahwa setiap paragraf
tubuh harus diawali dengan kalimat topik yang menopang tesis
Paragraf Esai
Maing-masing paragraf harus mengandung satu gagasan utama dan harus ditopang dengan detil-detil
yang relevan sesuai dengan topik dan tesis yang telah dikemukakan. Kalimat topik dari setiap paragraf
harus mendukung gagasan utama esai
Panjang Paragraf
Walaupun tidak ada aturan baku mengenai panjang sebuah paragraf, Patokan yang biasa digunakan
mensyaratkan bahwa paragraf esai tidak lebih dari sepuluh kalimat dan tidak kurang dari dua kalimat.
Panjang paragraf ini bervariasi antara satu esai dengan esai lainnya, tergantung pada jenis esai yang kita
tulis. Misalnya, panjang paragraf esai bisnis (niaga) umumnya terdiri atas 4-5 kalimat sementara esai
akademik memiliki rata-rata 8-10 kalimat. Esai akademik cenderung lebih panjang karena penulis harus
menyatakan pendapat, mendukung pendapat itu dengan data riset, dan menyampaikan kesimpulan. Esai
yang demikian memerlukan lebih banyak hal yang harus ditulis.
Peninjauan Ulang
Meninjau atau menulis ulang esai sangat diperlukan ketika kita telah berhasil menyelesaikan tulisan kita.
Ada baiknya kita kesampingkan esai kita selama beberapa jam dan kita baca ulang kemudian. Penting
sekali untuk membaca secara teliti setiap paragraf untuk memastikan gagasan kita masuk akal dan
bahwa kita telah menyampaikannya secara jelas dan logis. Juga penting kita pastikan bahwa gagasan
yang kita tulis tidak bergeser dari pokok utama persoalan yang ingin kita sampaikan. Masing-masing
paragraf harus relevan dengan tesis. Jika kita temukan gagasan yang kurang atau tidak relevan dengan
tesis, menghapus atau menulis ulang gagasan itu mungkin akan bermanfaat.
Simpulan
Bagian terakhir dalam organisasi esai adalah simpulan. Bagian ini merangkum poin-poin yang telah
disampaikan dalam pendahulan dan tubuh esai. Fungsi utama paragraf simpulan adalah bukan hanya
membuat rangkuman namun juga menunjukkan bagaimana rangkuman tersebut terkait erat dengan tesis
esai. Tehnik penulisan paragraf penutup yang baik bias dilakukan dengan menuliskan sebagaimana
yang telah kita lihat, oleh karena itu, sebagai simpulan, pada dasarnya, dan lain-lain. Kata-kata
penghubung atau transisi semacam ini membantu kita mengikat gagasan-gagasan penting yang telah
kita sampaikan dalam esai. Sekali lagi, simpulan harus menyampaikan tinjauan yang relevan dengan
tesis dan gagasan utama.
- See more at: http://www.menulisesai.com/2012/10/mengorganisasi-gagasanesai.html#sthash.hhtbJp39.dpuf
1.
Informasi umum
Umumnya pendahuluan esai diawali dengan penjelasan topik secara umum. Penulis
menguraikan hal-hal umum yang berkaitan dengan topik yang ingin ditulisnya.
Informasi umum ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman yang memadai
akan topik esai. Gambaran umum ini memberikan pengantar kepada pembaca
mengapa topik tersebut perlu dibahas, alasan penulisan, dan tujuan penulisan.
Penjelasan semacam ini perlu dikemukakan supaya pembaca mendapatkan
informasi umum yang memadai sehingga mereka dapat mengantisipasi
pembahasan yang akan ditulis di bagian isi. Misalnya, ketika penulis ingin
membahas perumahan murah untuk rakyat, penulis dapat menggambarkan secara
umum bahwa rumah merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Pengantar
ini juga bisa menggambarkan betapa rakyat kecil mengalami kesulitan untuk
mendapatkan rumah murah. Pengantar umum semacam ini dapat mengarahkan
pembaca untuk mencermati persoalan rumah murah untuk rakyat. Hanya saja perlu
diperhatikan bahwa penggambaran umum ini disampaikan dengan ringkas dan
tidak bertele-tele.
2.
Kutipan
Mengawali esai dengan kutipan dapat membantu pembaca mengenali topik
sekaligus mengantisipasi bahasan dalam esai. Kutipan dapat berupa perkataan
orang terkenal, peribahasa, penggalan kalimat dari buku, surat kabar, majalah,
jurnal, atau bahkan kitab suci. Kutipan juga membantu penulis mengawali esai
dengan elegan dan secara tidak langsung memberi tahu pembaca bahwa persoalan
yang akan dibahasnya adalah sesuatu yang penting karena hal tersebut juga
dikatakan oleh tokoh ternama atau dimuat dalam kitab suci. Misalnya, bila kita ingin
menulis tentang waktu, kita dapat mengutip peribahasa yang sudah sangat kita
kenal WAKTU ADALAH UANG atau dalam bahasa aslinya TIME IS MONEY di awal
tulisan kita. Atau, bila topiknya adalah cinta kasih, perkataan Yesus berikut bisa jadi
relevan, Bila kamu ditampar pipi kirimu, berikan pipi kananmu. Karena itu,
mencatat dan menyimpan beragam kutipan yang manarik akan membantu kita
mengawali esai kita dengan baik.
3.
Pertanyaan Retoris
Pertanyaan retoris adalah pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban secara
langsung. Fungsinya untuk mengajak pembaca memikirkan jawaban atas
pertanyaan yang kita ajukan. Melalui pertanyaan retoris, penulis esai tidak hanya
menantang pembaca untuk ikut memikirkan jawaban tetapi juga untuk
memperkenalkan topik bahasan. Dalam pendahuluan, dua sampai tiga pertanyaan
retoris dapat disampaikan secara berurutan. Misalnya, bila kita ingin menulis hal
yang terkait dengan keselamatan berlalu-lintas, kita dapat menyampaikan dua
pertanyaan berikut: Tahukah Anda, berapa korban meninggal akibat kecelakaan di
jalan raya setiap harinya? Mengapa perilaku berlalu lintas di Indonesian demikian
semrawut? Petanyaan-pertanyaan restoris semacam ini membuka persepsi
pembaca tentang keadaan lalu lintas di Indonesia. Selain ikut memikirkan jawaban
yang akan dibahas di bagian isi esai, pembaca juga merasa dilibatkan dalam
persoalan yang dibahas penulis. Jadi, pertanyaan retoris memberi nuansa diskusi
dan komunikasi yang intens antara penulis dan pembaca.
4.
Definisi
Definisi digunakan untuk membatasi topik bahasan agar antara pembaca dan
penulis memiliki persepsi yang sama atas persoalan yang ditulis. Difinisi ini
khususnya penting disampaikan di awal esai bila menyangkut topik yang kurang
atau tidak dikenal pembaca dan diperlukan pemahaman yang sama sehingga
pembahasan topik tersebut menjadi mudah diterima. Bila kita menulis persoalan
yang tidak biasa atau asing, mengawali esai dengan mendefinisikan topik adalah
penting. Misalnya, topik yang berhubungan dengan dunia kesehatan seperti
osteoporosis perlu didefinisikan terlebih dahulu apa batasan atau arti dari istilah
ini. Demikian pula dengan bidang tehnologi seperti gadget yang tidak mudah
dipahami oleh pembaca awam. Semakin spesifik topik yang kita tulis, semakin perlu
kita memberikan pengertian atau batasan yang memadai agar antara penulis dan
pembaca memiliki titik pijak yang serupa. Bila pemahaman ini dapat dicapai,
penulis esai akan lebih mudah membahas persoalannya dalam paragraf-paragraf isi
yang mengikutinya.
5.
Anekdot
Anekdot adalah cerita atau pengalaman yang menggambarkan suatu peristiwa.
Terkadang, tulisan yang diawali dengan sebuah cerita atau pengalaman, baik yang
dialami secara pribadi oleh penulis maupun oleh orang lain, dapat menjadi
pengantar yang baik. Cerita semacam ini menjadi bukti riil yang meyakinkan bagi
para pembaca tentang persoalan yang hendak dibahas. Gambaran atas peristiwa
yang nyata juga dapat membangkitkan minat pembaca untuk mengetahui apa
pendapat penulis dan bagaimana penulis memberikan tanggapan atas peristiwa
tersebut. Sebagai contoh, untuk memperkenalkan sebuah topik tentang kejahatan
jalanan, penulis dapat bercerita tentang peristiwa yang menimpa diri penulis sendiri
atau orang lain yang ditodong oleh sekawanan preman di jalanan yang ramai. Tak
seorang pun memberikan pertolongan meskipun korban berteriak minta tolong.
Dengan menggambarkan peristiwa ini, secara tidak langsung penulis sudah
membuat pendahuluan dalam esainya. Pengalaman atau peristiwa semacam ini
juga dapat diambil dari berita di surat kabar. Yang penting, peristiwa atau kejadian
yang kita ambil dari surat kabar relevan dengan topik yang kita tulis.
Kelima tehnik pendahuluan esai di atas tidak digunakan secara terpisah atau
sendiri-sendiri. Mereka dapat digabungkan untuk mengawali sebuah esai. Misalnya,
tehnik pengantar umum digabung dengan tehnik pertanyaan retorik atau anekdot,
tehnik kutipan digabung dengan anekdot dan definisi, atau kombinasi duat atau tiga
tehnik lain. Sebagai penulis, pendahuluan esai harus ditulis secara kreatif dan
menarik karena tujuan utama pendahuluan adalah untuk membuat pembaca
tertarik membaca esai kita secara tuntas. Apa pun tehnik yang kita gunakan, yang
paling penting adalah tehnik itu dapat mengarahkan esai kita pada kalimat
pernyataan yang menjadi bagian terpenting dari pendahuluan esai. Karena itu,
tehnik-tehnik ini harus menjadi acuan dan cara yang memudahkan kita untuk
menulis esai.
Label: Dasar-Dasar Menulis Esai
- See more at: http://www.menulisesai.com/2012/10/menulis-pendahuluanesai.html#sthash.xls50TN9.dpuf
Struktur Esai
Sebagai salah satu jenis karangan, esai mempunyai struktur yang spesifik. Struktur ini dimaksudkan
agar setiap orang dapat menuliskan gagasan dalam format atau bentuk yang disepakati secara umum
dan berlaku secara luas dalam dunia tulis-menulis. Dengan struktur yang relatif seragam, pembaca akan
lebih mudah memahami pendapat atau gagasan yang disampaikan penulisnya. Secara umum, struktur
esai dibagi menjadi tiga bagian: pendahuluan, isi, dan penutup.
Pendahuluan merupakan bagian yang penting dalam sebuah esai. Bagian ini menentukan apakah
pembaca akan tertarik untuk terus membaca esai tersebut sampai selesai. Pendahuluan yang menarik
jelas akan meningkatkan minat pembaca untuk menyelesaikan bacaannya. Sebaliknya, pendahuluan
yang membosankan akan membuat pembaca mengakhiri bacaannya. Pada dasarnya bagian
pendahuluan berisi pengantar yang memadai tentang topik bahasan yang hendak ditulis. Gagasan yang
ditulis dalam paragraf pendahuluan memberikan gambaran umum tentang gagasan atau argumen yang
akan ditulis pada bagian isi esai. Unsur yang paling penting dalam paragraf pendahuluan adalah kalimat
tesis (thesis statement). Kalimat tesis merupakan gagasan utama esai yang dinyatakan secara jelas
(tidak ambigu) dan eksplisit. Kalimat tesis ini berfungsi sebagai pengontrol gagasan yang hendak
disampaikan
dalam
isi
esai.
Bagian isi esai merupakan penjabaran dari gagasan utama yang dinyatakan dalam kalimat tesis.
Penjabaran gagasan utama ini diwujudkan dalam beberapa paragraf. Umumnya isi esai terdiri atas
beberapa gagasan utama (minimal dua). Setiap gagasan utama ditulis dan dijabarkan dalam satu
paragraf. Setiap paragraf isi mendiskusikan gagasan-gagasan yang lebih spesifik dan lebih detil agar
argumen menjadi lebih meyakinkan. Gagasan-gagasan yang lebih spesifik ini merupakan kalimat-kalimat
pendukung yang berfungsi sebagai penjelasan yang logis atas argumen yang disampaikan penulis. Oleh
karena itu, argumen dalam paragraf-paragraf isi ini harus diorganisasi atau dikelola dengan cermat.
Penulis esai harus memastikan bahwa setiap kalimat penjelas yang ditulis memiliki relevansi yang erat
dengan gagasan. Selain itu, perpindahan antara satu paragraf isi dengan paragraf isi lainnya harus pula
dirancang dengan seksama. Pengaturan paragraf-paragraf isi ini dapat disusun berdasarkan urutan
kronologis,
logis,
atau
kepentingan.
Penutup esai diwujudkan dalam satu paragraf simpulan yang dimaksudkan untuk mengakhiri
pembahasan topik esai. Paragraf ini biasanya berisi rangkuman dari pokok pikiran yang telah
disampaikan penulis. Paragraf penutup juga bisa berupa penegasan atas argumen yang telah dijabarkan
di bagian isi dengan maksud agar pembaca mengetahui secara persis posisi penulis atas suatu masalah.
Menutup esai dengan paragraf yang efektif akan memberikan kesan ketuntasan (sense of closure) bagi
pembaca sehingga apa yang telah disampaikan penulis dapat diterima oleh pembaca.
Secara ringkas, esai yang efektif memiliki struktur yang baku untuk mempermudah pembaca
memahami alur pemikiran/gagasan yang disampaikan penulis. Esai yang baik harus diatur secara cermat
dan terdiri dari paragraf-paragraf yang diorganisasi secara terpadu untuk menjaga kesinambungan
gagasan. Menulis esai secara benar juga membantu kita mengasah logika dan kreatifitas.
Label: Dasar-Dasar Menulis Esai
- See more at: http://www.menulisesai.com/2012/09/struktur-esai.html#sthash.OphDQI5u.dpuf
Kemampuan untuk menulis secara efektif tidak diragukan lagi merupakan salah satu ketrampilan penting
yang seseorang harus peroleh selama belajar, baik di sekolah maupun di universitas. Ketrampilan ini
akan sangat bermanfaat di waktu dan tempat manapun kita berada. Ketrampilan menulis hanya dapat
diperoleh dengan latihan. Dengan menulis lusinan atau bahkan ratusan karangan tentang beragam topic
secara kontinyu, seseorang akan secara otomatis mengembangkan dan mengasah ketrampilan
menulisnya. Meskipun demikian menulis secara efektif dan baik memerlukan pengetahuan yang
memadai perihal berbagai macam jenis karangan atau esai. Dengan memahami bentuk, ciri, dan tujuan
penulisan, penulis akan cermat dalam menyampaikan gagasan sehingga pembaca akan semakin yakin
dengan apa yang ditulis.
Esai memiliki beragam jenis, tergantung pada maksud dan tujuan penulisannya. Kita mudah kehilangan
arah bila kita tidak mengetahui tujuan penulisan. Karena itu, memahami jenis-jenis esai sangat diperlukan
untuk membuat tulisan kita lebih bermakna. Jenis-jenis esai yang umumnya dipelajari di sekolah atau
perguruan tinggi adalah: ekspositori, persuasi, informal, tinjauan/tajuk, risalah/riset, komentar sastra,
argumentatif, sebab-akibat, dan perbandingan. Tabel perbandingan yang menggambarkan secara ringkas
tentang cirri dan tujuan setiap jenis esai berikut dapat memberikan panduan tentang berbagai jenis esai
yang kita kenal (lihat Tabel 1). Sebelum kita melanjutkan pembahasan, perlu kita pahami bahwa jenisjenis esai ini dicirikan dari ciri dan tujuan penulisan.
Nuansa
Referensi
Tujuan
Expositori
Objektif
Harus Ada
Menginformasikan
Persuasi
Objektif
Harus Ada
Membujuk
Esai Informal
Subjektif
Tidak Ada
Mengomunikasikan
Esai Tinjauan
Objektif/Subjektif
Perlu
Esai Riset
Objektif
Harus Ada
Mengungkap
Esai Literatur
Objektif
Perlu
Menganalisis Sastra
Argumentasi
Objektif
Harus Ada
Membuktikan
Sebab-Akibat
Objektif
Harus Ada
Membangun hubungan
Perbandingan
Objektif
Harus Ada
Menunjukkan Persamaan/Perbedaan
Untuklebihlengkapnya,silakanikutipenjelasandanuraiandarimasingmasingjenisesaiinidalambagiankedua
tulisanini.
Label: Dasar-Dasar Menulis Esai
- See more at: http://www.menulisesai.com/2012/10/jenis-jenis-esai-1.html#sthash.eycjHW4w.dpuf
Pada bagian pertama tulisan, kita telah melihat ciri-ciri menonjol dari berbagai jenis esai yang kita kenal.
Bagian kedua tulisan ini akan mengupas lebih mendalam tentang jenis-jenis esai ini. Secara berurutan
tulisan ini akan menjelaskan esai ekspositori, persuasi, informal, tinjauan, riset, literatur, argumentasi,
sebab-akibat, dan perbandingan.
Esai Ekspositori
Fungsi utama esai ekspositori adalah untuk menjelaskan/menginformasikan atau untuk
memperkenalkan pembaca dengan sesuatu hal. Esai ini dapat digunakan untuk melukiskan
sesuatu, menghadirkan informasi, atau menjelaskan suatu persoalan secara gamblang dan
terperinci. Menulis esai ekspositori yang efektif memerlukan persiapan dan riset yang memadai
yang akan membekali penulis dengan fakta dan informasi yang relevan untuk disampaikan
kepada pembaca. Esai ekspositori memerlukan pemahaman yang sangat baik akan topik yang
ditulis. Karena itu, esai jenis ini sering ditugaskan para profesor dan guru saat mereka ingin
menguji atau mengecek pemahaman siswa/mahasiswa mereka tentang suatu hal. Umumnya,
esai ini terdiri atas lima paragraf dengan satu paragraf pendahuluan, tiga paragraf isi, dan satu
paragraf penutup. Kadang guru meminta siswa menulis esai ekspositori yang lebih panjang.
Seberapa pun panjangnya, sebuah esai harus memuat paragraf pendahuluan dan kesimpulan,
jumlah paragraf dalam tubuh esai bisa bervariasi..
Esai Persuasi
Esai jenis ini tidak hanya memerlukan pembuktian yang meyakinkan atas gagasan yang
disampaikan tetapi juga harus didasarkan atas penjelasan yang logis dan memiliki landasan
yang kuat. Tugas utama penulis adalah membuat pembaca yakin bahwa penulis
menyampaikan pandangan yang benar. Untuk menulis esai persuasi, sangatlah penting untuk
menyiapkan terlebih dahulu dengan melakukan keberpihakan atas suatu persoalan, menyikapi
suatu kasus, mengantisipasi argument, dan mencari cara bagaimana mematahkan argumen
yang bertentangan dengan argument penulis. Penulis harus memahami argumen pihak lain dan
menyikapinya secara jujur. Menolak mentah-mentah argumen pihak lain justru akan
melemahkan argumen kita. Cara yang terbaik adalah mengambil sikap keberpihakan yang
penulis yakini sebagai pihak yang benar yang memiliki bukti-bukti pendukung yang paling
banyak.
Esai Informal
Esai informal adalah salah stau jenis esai yang ditulis demi hiburan. Ini tidak berarti bahwa esai
jenis ini tidak bersifat informatif. Namun penyajian gagasannya disampaikan secara informal
dengan pernyataan gagasan yang lebih rileks, penggambaran masalah melalui observasi, dan
sering kali diselingi humor. Sebuah esai informal yang baik memiliki gaya yang populer namun
tetap mengikuti struktur esai yang baik meskipun tidak terlalu kaku seperti esai formal atau
akademis. Esai informal juga cenderung lebih personal sifatnya dan lebih banyak mengungkap
pandangan-pandangan subjektif. Dalam esai formal, penulis hadir secara diam-diam dalam
wujud kata-kata; sedangkan dalam esai informal, penulis sepertinya berbicara langsung kepada
pembaca. Ketiak menulis esai informal, cobalah untuk menghadirkan suasana personal dalam
tulisan. Tidak perlu khawatir untuk kedengaran terlalu akademis. Yang penting hindari
kecerobohan dalam menyampaikan gagasan.
Esai Tinjauan
Sebuah tinjauan bisa bersifat formal atau informal, tergantung konteksnya. Tujuannya adalah
untuk mengevaluasi suatu karya, misalnya novel atau filem. Ini berarti pendapat personal
penulis berperan penting dalam proses penulisan. Di samping derajat subjektifitas, standar
objektif perlu ditetapkan untuk memberikan tinjauan atas sebuah karya. Tingkat formalitas
sebuah tinjauan ditentukan oleh seberapa banyak berupa analisis, sebarapa banyak berupa
ringkasan, dan seberapa banyak reaksi penulis atas karya yang dia tinjau. Sebuath tinjauan
yang lebih formal tidak hanya membahas karya yang ditinjau saja melainkan juga
menempatkan karya tersebut dalam konteks yang sesuai. Tinjauan yang dimuat di surat kabar
atau majalah popular cenderung meninjau suatu karya dalam hal keuangan. Misalnya, apakah
buku ini perlu dibeli atau apakah filem ini layak untuk ditonton? Sedangkan tinjauan yang
dimuat dalam jurnal yang lebih kritis akan mencoba menelaah apakah novel baru ini berhasil
mencapai sesuatu yang baru dan menggapai hasil yang signifikan. Sebuah tinjauan yang baik
akan membahas kedua hal ini dan mengupasnya secara mendalam.
Label: Dasar-Dasar Menulis Esai
- See more at: http://www.menulisesai.com/2012/11/jenis-jenis-esai-2.html#sthash.9KLDamfY.dpuf
Bagian kedua dari tulisan ini telah membahas empat jenis esai yang pertama. Bagian ketiga,
yang juga adalah bagian terakhir dari tulisan ini, akan membahas lima jenis esai lain yang telah
disampaikan dalam bagian pertama tulisan. Kelima jenis esai ini akan dibahasa secara berturutturut, yaitu esai riset, esai literatur (komentar sastra), esai argumentasi, esai sebab-akibat, dan
esai perbandingan.
Esai Riset
Esai jenis ini menuntun Anda menelusuri karya-karya atau tulisan-tulisan orang lain dan
meminta Anda untuk membandingkan pemikiran mereka dengan pemikiran Anda. Menulis esai
riset melibatkan Anda untuk mencari sumber-sumber yang relevan dan melakukan sintesa atas
temuan-temuan yang Anda dapatkan dari berbagai sumber tulisan. Temuan dan gagasan yang
Anda dapatkan ini kemudian dibandingkan dengan gagasan yang Anda miliki. Anda harus
mendapatkan teks atau tulisan mengenai subjek yang Anda akan tulis dan menggunakan
gagasan yang didapatkan untuk mendukung topik yang Anda akan tulis. Karena begitu mudah
tenggelam dalam berbagai tulisan yang begitu banyak didapatkan, Anda harus sangat berhatihati dalam membatasi topik yang akan ditulis. Dalam hal ini Anda harus melakukan klasifikasi
dan memilah-milah informasi mana yang valid dan handal unutk mendukung gagasan atau topik
yang Anda tulis. Bahaya yang paling sering terjadi dalam penulisan esai jenis ini adalah
penjiplakan (plagiarism). Jika esai Anda lebih banyak berupa kutipan atau parafrase ketimbang
gagasan asli Anda, Anda tidak melakukan sintesa tetapi hanya mengkopi gagasan orang lain.
Dosen atau guru akan memberi nilai yang rendah untuk esai yang lebih banyak berupa kutipan
atau parafrase. Apalagi jika kutipan atau parafrase ini tidak menyertakan sumber dari mana
mereka didapatkan, tulisan ini tergolong sebagai plagiat dan harus dimasukkan ke tong
sampah.
Esai Literatur
Dalam esai jenis ini, Anda melakukan eksplorasi dan melakukan konstruksi atas makna dari
sebuah karya sastra. Tulisan ini jelas lebih rumit dari pada sekedar tinjauan meskipun keduanya
bermaksud untuk memberikan evaluasi atas sebuah karya. Esai literatur lebih condong
memberikan komentar atau opini Anda atas karya literatur yang ditinjau dengan memfokuskan
pada aspek-aspek tertentu yang lebih spesifik. Esai literatur menitikberatkan pada pembahasan
mengenai bangunan karya sastra yang dibahas seperti: struktur, karakter dan karaketerisasi,
tema, gaya penulisan, nada dan suasana, dan keunggulan khusus dari kari karya yang dibahas.
Tulisan harus membahas bagaimana karya ini menjelaskan atau menyinggung suatu persoalan
tertentu dengan memakai sudut pandang tertentu dan bagaimana detil-detil karya ini
mendukung sudut pandang tersebut. Anda harus mengambil sudut pandang tertentu terhadap
karya ini dan mempertanyakan esensi dari tema yang dibahas dan menemukan bagaimana dan
mengapa detil-detil karya ini mendukung sudut pandang Anda. Sebuah esai literatur bisa jadi
merupakan interpretasi yang Anda simpulkan yang hanya didasarkan atas membaca karya
sastra tersebut. Esai literatur juga bisa berupa percampuran pedapat dan interpretasi Anda
sendiri dan kritik-kritik yang ditulis oleh orang lain. Sekali lagi, waspada terhadap penjiplakan
karena mengutip pandangan para kritikus sastra tanpa menyebutkan sumbernya.
Esai Argumentasi
Seni menulis esai argumentasi tidak mudah didapatkan. Banyak orang mungkin berpikir bahwa
jika sesorang menyatakan pendapat, dia dapat memberikan argumen secara efektif.
Kenyataannya, orang-orang semacam ini sering terkejut ketika orang lain tidak sependapat
dengan mereka karena logika yang nampaknya kurang meyakinkan. Tambahan pula, penulis
argumentasi sering lupa bahwa tujuan utama dalam menyampaikan argumen adalah
memenangkan/merebut hati dan pikiran pembaca. Mudah sekali menyebut nama, mengabaikan
pandangan penulis lain yang didapat dari riset, mudah menerima argumen penulis lain dan
menganggapnya sebagai ajaran suci, dan bahkan lalai untuk mengecek landasan argumennya
yang dalam beberapa tahun belakangan sering dipertanyakan kebenarannya. Hal semacam ini
sering terjadi pada para penulis argumentasi pemula. Untuk menjadi penulis esai argumentasi
yang handal, Anda harus menjadi ahli di bidang yang Anda tulis. Ketika Anda memilih topik,
hindari menulis persoalan yang tidak mungkin dapat Anda menangkan, betapa pun kuat
perasaan dan hasrat Anda untuk menulis topik atau persoalan tersebut. Lima topik terpopuler
sepanjang waktu meliputi kepemilikan senjata api untuk warga sipil, aborsi, hukuman mati,
kebebasan berbicara, dan euthanasia atau hak untuk mengakhiri hidup. Jika memungkinkan,
hindari menulis kelima topik ini karena Anda tidak mungkin akan dapat memenangkan hati dan
pikiran pembaca karena telah begitu banyak ahli dan praktisi yang menulis tentang kelima topik
ini. Sebagai pemula, Anda hanya akan menjadi pengekor dan pengikut saja. Pilihlah topik-topik
yang sedang hangat dibicarakan namun belum banyak ditulis orang. Dengan begitu, tulisan
Anda akan menjadi rujukan awal dari suatu persoalan yang menyita perhatian publik. Karena
itulah, esai argumentasi menjadi esai ajuan bagi para editor surat kabar untuk dimuat di
halaman atau rubrik opini mereka.
Esai Sebab-Akibat
Esai sebab-akibat menyertakan beberapa elemen penulisan yang dianggap lebih bergengsi
ketimbang esai deskripsi atau narasi. Yang perlu diperhatikan ketika menulis esai jenis ini
adalah nada esai yang harus dijaga untuk selalu kedengaran masuk akal dan bahwa apa yang
Anda sajikan dalam esai merujuk pada fakta dan dapat dipercaya. Sumber-sumber yang
mendukung sering diperlukan dan pilihan atas sumber-sumber yang handal juga merupakan
seni tersendiri karena mereka akan merefleksikan kesahihan esai Anda. Jangan pernah
menggunakan sudut pandang orang pertama (persona saya). Esai sebab-akibat harus objektif
dan tidak memihak (imparsial). Perhatikan contoh sudut pandang yang lemah berikut:
Pemihakan dan penggunaan kata saya dalam argumen di atas kurang objektif. Jauh lebih baik
kalau kita menuliskannya secara langsung dan tidak memihak, menjadi:
Kalimat 1 menggunakan sudut pandang orang pertama (saya). Kalimat seperti ini memberi
kesan pandangan penulis yang lemah dan lebih cocok digunakan dalam esai narasi. Kalimat 2
jauh lebih berdaya dan pernyataannya tidak hanya membatasi pandangan penulis, tetapi juga
mewakili pandangan pembaca. Tujuan esai sebab-akibat adalah untuk meyakinkan pembaca
bahwa segala sesuatu ada sebabnya atau bahwa peristiwa satu mempengaruhi peristiwa
lainnya.
Esai Perbandingan
Tujuan dan fungsi utama esai perbandingan adalah jelas menemukan persamaan dan
perbedaan antara dua objek yang diperbandingkan. Jenis esai ini menyaratkan penulisnya
sebagai seorang pengamat. Dalam banyak kasus, penulis esai perbandingan tidak harus
seorang pakar atau sarjana yang tahu persis akan objek yang ditulisnya. Esai ini juga tidak
mengharuskan perlunya referensi yang bersifat akademis. Esai perbandingan pada umumnya
bersifat subjektif dan penulisnya diminta untuk memunculkan perbedaan atau persamaan yang
signifikan dari objek yang ia tulis agar dapat dijabarkan dan dianalisis dalam tulisan. Meskipun
terdapat penekanan yang berbeda ketika penulis menitikberatkan pada perbedaan atau
persamaan dari objek yang dia tulis, pola penulisan esainya tetap sama, yaitu diawali dengan
satu paragraf pendahuluan, beberapa paragraf isi (tubuh esai), dan satu paragraf penutup.
Ketika menulis esai jenis ini, jangan lupa untuk menggunakan ungkapan-ungkapan bahasa
yang menjadi cirikhas dari esai ini. Ungkapan-ungkapan spesifik yang cocok digunakan untuk
penulisan esai ini dapat membantu memperjelas tujuan penulisan esai. Misalnya, Anda dapat
menggunakan ungkapan di lain pihak, sebaliknya, demikian pula, sama halnya dengan,
dibandingkan dengan, tidak seperti, meskipun demikian, dan lain-lain. Ungkapan-ungkapan
ini akan membuat gagasan yang Anda sampaikan menjadi melekat dan menyatu dalam satu
kesatuan pandangan, sehingga secara otomatis membuat esai Anda semakin meyakinkan.
Label: Dasar-Dasar Menulis Esai
- See more at: http://www.menulisesai.com/2012/11/jenis-jenis-esai-3.html#sthash.zMzWWqvB.dpuf
BBM
Bagi rakyat secara umum, dampak dari ketidakpastian harga BBM ini adalah
ketidakpastian harga kebutuhan pokok. Saat ini, karena rumor bahwa harga BBM
bersubsidi akan naik, harga kebutuhan pokok dan sekunder lain sudah lebih dulu
naik. Sejak awal tahun 2013 ini, hampir semua produk barang telah
menyesuaikan harganya karena mengantisipasi kenaikan harga BBM. Harga
barang yang telah menyesuaikan ini tidak pernah bertenggang rasa dengan
kemampuan rakyat meskipun kenaikan BBM ditunda. Setelah harga BBM dinaikkan,
harga kebutuhan dan produk rumah tangga lain akan semakin mahal karena
produsen memiliki alasan pembenaran untuk menaikkan harga. Secara psikologis,
kenaikan harga kebutuhan primer akan mendorong pula naiknya harga kebutuhan
sekunder. Padahal penghasilan dan pendapatan rakyat tidak bertambah. Saat ini
saja, pengeluaran kebutuhan rumah tangga telah dirasakan begitu menekan.
Apalagi puasa dan lebaran sebentar lagi tiba, harga-harga kebutuhan konsumsi
seperti telur, ayam, cabai, dan daging pasti akan semakin tak terjangkau. Kenaikan
harga barang-barang kebutuhan ini tentu sangat memberatkan rakyat.
Secara khusus bagi rakyat miskin yang berjumlah lebih dari 35 juta orang (15,5 juta
KK), penundaan kenaikan harga BBM bersubsidi ini semakin menyengsarakan
mereka. Hampir semua harga kebutuhan pokok saat ini sudah tak terjangkau,
sedangkan mereka belum mendapat balsam yang mereka tunggu-tunggu.
Dengan balsem yang tak segera mereka dapatkan, mereka akan semakin
terpuruk ke jurang kemiskinan yang semakin dalam. Semakin lama pemerintah
menunda kenaikan BBM bersubsidi, semakin lama pula penderitaan rakyat miskin
yang paling rentan terhadap kenaikan harga barang.
Bagi pelaku usaha, ketidakpastian harga BBM bersubsidi ini akan menimbulkan
kesulitan mereka dalam merencanakan dan memprediksi usaha mereka.
Ketidakpastian ini membuat mereka mengambil langkah antisipatif yang paling
aman: menaikkan harga barang. Dunia usaha dan perdagangan tentu tidak
menginginkan kerugian akibat dari kenaikan harga BBM ini. Karena itu, mereka curi
start terlebih dulu dengan menaikkan harga produk mereka sebagai antisipasi atas
mahalnya biaya BBM yang nanti akan mereka tanggung.
Persoalan BBM memang menjadi buah simalakama bagi Indonesia. Tidak naik, APBN
akan jebol dan subsidinya semakin membebani keuangan negara. Naik, rakyat
menjerit. Memang bukan kebijakan yang populer untuk menaikkan harga BBM
bersubsidi. Tetapi ketegasan dan kepastian pemerintah patut dipertanyakan. Tanpa
dua hal ini, BBM akan semakin Benar Benar Memiskiskan rakyat.
Label: Esai Ekspositori, Esai Sebab-Akibat, Kumpulan esai
- See more at: http://www.menulisesai.com/2013/06/bbm.html#more