1596 3118 1 PB
1596 3118 1 PB
PENDAHULUAN
Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 mengamanatkan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Upaya mencerdaskan kehidupan
bangsa
dilaksanakan
oleh
pemerintah, golongan/kelompok, dan
masyarakat melalui berbagai bentuk
pendidikan baik formal, nonformal,
maupun informal. Pendidikan formal
adalah jalur pendidikan yang
terstruktur dan berjenjang yang
terdiri atas pendidikan dasar,
pendidikan
menengah,
dan
pendidikan
tinggi;
pendidikan
nonformal adalah jalur pendidikan di
luar pendidikan formal yang dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan
berjenjang; dan pendidikan informal
adalah jalur pendidikan keluarga dan
lingkungan.
Pendidikan
nonformal
sebagai suatu bentuk upaya dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa
memiliki peran yang penting karena
memiliki karakteristik yang berbeda
dengan
pendidikan
formal.
Pendidikan
nonformal
diselenggarakan
bagi
warga
masyarakat yang di antaranya karena
sesuatu hal tidak dapat mengikuti
pendidikan formal. Di samping itu,
pendidikan
nonformal
juga
diselenggarakan
bagi
warga
masyarakat
untuk
melengkapi
pendidikan formal baik berbentuk
keterampilan,
sikap,
maupun
pengetahuan
(sumber:
Naskah
Akademik Pengelola TBM).
Menyadari
pentingnya
pendidikan nonformal, UndangUndang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas) pasal 25 (ayat; 1)
menyebutkan bahwa pendidikan
nonformal diselenggarakan bagi
warga masyarakat yang memerlukan
KAJIAN PUSTAKA
Pengelolaan Taman Bacaan
Masyarakat sebagai penyelenggara
pendidikan nonformal merupakan
salah satu usaha untuk meningkatkan
kualitas pendidikan, oleh sebab itu
pengelolaan
taman
bacaan
masyarakat
termasuk
dalam
pengelolaan pendidikan. Menurut
Sobri, dkk (2009:3) dalam bukunya
yang
berjudul
Pengelolaan
Pendidikan menjelaskan bahwa
pengelolaan pendidikan merupakan
rangkaian kegiatan atau keseluruhan
proses pengendalian usaha kerjasama
sejumlah orang untuk mencapai
tujuan
pendidikan
yang
diselenggarakan
di
lingkungan/organisasi pendidikan.
Taman Bacaan Masyarakat
itu sendiri yang bermula dari Taman
Pustaka Rakyat pada tahun 50-an,
merupakan bagian dari perpustakaan
umum.
Dalam
Pedoman
Pengelolaan
Taman
Bacaan
Masyarakat (2006:1), Taman Bacaan
Masyarakat adalah lembaga yang
menyediakan berbagai jenis bahan
belajar yang dibutuhkan oleh
masyarakat,
tempat
menyelenggarakan
pembinaan
kemampuan membaca dan belajar,
serta tempat masyarakat memperoleh
informasi.
AECT (1977:16)
fungsi
pengelolaan bertujuan mengarahkan
atau mengontrol satu atau lebih
pengembangan
pendidikan/instruksional atau fungsi
pengelolaan pendidikan/instruksional
lainnya untuk menjamin agar
semuanya dapat beroperasi dengan
efektif. Menurut Terry dalam Sobri,
dkk
(2009:1)
mengartikan
pengelolaan sebagai usaha untuk
mencapai
tujuan
yang
telah
ditentukan sebelumnya melalui usaha
pendidikan
nonformal.
(b)Pengorganisasian
(Organizing)
diartikan
sebagai
kegiatan
mengaplikasikan seluruh pekerjaan
yang harus dilaksanakan antara
kelompok kerja dan menetapkan
wewenang tertentu serta tanggung
jawab sehingga terwujud suatu
kesatuan usaha dalam mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
Mengorganisasikan
kegiatan
mengelola TBM agar semua hal yang
telah direncanakan dapat tercapai.
(c)Penggerakan (Actuating) adalah
menempatkan semua anggota dari
pada kelompok agar bekerja secara
sadar untuk mencapai suatu tujuan
yang ditetapkan sesuai dengan
perencanaan dan pola organisasi.
Semua pihak yang terlibat dalam
kegiatan
penyelenggaraan
pendidikan
nonformal
baik
BARPUS, pengelola TBM, maupun
masyarakat itu sendiri harus berperan
aktif dalam setiap kegiatan yang
diselenggarakan.
(d)Pengawasan
(Controlling)
diartikan
sebagai
proses penentuan apa yang dicapai,
pengukuran dan koreksi terhadap
aktivitas pelaksanaan dan bilamana
perlu mengambil tindakan korektif
sehingga pelaksanaan dapat berjalan
menurut rencana. Pihak BARPUS
melakukan monitoring terhadap
kinerja
yang
dilakukan
oleh
pengelola
TBM
dalam
menyelenggarakan
pendidikan
nonformal.
Taman Bacaan Masyarakat
adalah lembaga yang menyediakan
berbagai jenis bahan belajar yang
dibutuhkan oleh masyarakat, tempat
menyelenggarakan
pembinaan
kemampuan membaca dan belajar,
dan tempat masyarakat memperoleh
informasi. (Pedoman pengelolaan
Taman Bacaan Masyarakat 2006:1).
Taman bacaan juga dapat dijadikan
METODE PENELITIAN
Sebelum
melaksanakan
penelitian, maka terlebih dahulu
harus memahami ragam jenis-jenis
penelitian
sehingga
dapat
menentukan jenis penelitian yang
sesuai dengan penelitian yang akan
dilakukan. Secara umum, penelitian
dapat dibedakan menjadi dua
macam,
yaitu:
(a)Penelitian
kualitatif, yaitu penelitian yang
menghasilkan prosedur analisis yang
tidak menggunakan prosedur analisis
statistik atau cara kuantitatif lainnya.
TBM
menjelma
sebagai
penyelenggara pendidikan nonformal
di lingkungan masyarakat. Kegiatan
yang dilakukan untuk melengkapi
segala yang di dapat dari pendidikan
formal di sekolah.
Dari
hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa,
secara
kuantitas jumlah tenaga pengelola
TBM sangat kurang karena hanya
terdiri dari 1 orang. Tentu saja hal ini
sangat berdampak pada pelayanan
TBM yang kurang efektif. Karena
untuk mengurus segala hal dari
perawatan sarana prasarana TBM,
administrasi
peminjaman
dan
pengembalian
buku
hingga
membantu
pengunjung
dalam
membimbing
belajar
untuk
menjalankan
fungsinya
sebagai
penyelenggara pendidikan nonformal
hanya dilakukan oleh 1 orang
pengelola TBM tersebut.
Hasil
penelitian
yang
menunjukkan
bahwa
selain
kekurangan tenaga untuk mengelola
TBM, tenaga pengelola TBM tidak
memiliki
kompetensi
untuk
mengelola TBM. Karena pengelola
tidak memiliki ilmu keperpustakaan
secara mendalam. Sehingga sebelum
bertugas mengelola TBM setiap
pengelola
mendapat
pelatihan
terlebih dahulu yang diadakan oleh
Badan Arsip dan Perpustakaan
(BARPUS) Kota Surabaya. Setelah
mengikuti pelatihan tersebut baru
disebar ke TBM yang ada di
Surabaya.
Komponen penunjang dalam
pengelolaan TBM yang dimaksud
adalah sarana prasarana termasuk
didalamnya sumber-sumber belajar
dan pendanaan TBM. Dari hasil
temuan yang ditemukan selama
berada
di
tempat
penelitian
menunjukkan
bahwa
cukup
memadai, namun secara kuantitas
jumlahnya
tidak
cukup
jika
dibandingkan
dengan
jumlah
pengunjung TBM. Tentu saja dalam
hal ini keberadaan pengelola TBM
belum dapat memberikan layanan
yang optimal bagi pengunjung dan
menunjang implementasi pendidikan
nonformal untuk dapat memberikan
pelayanan yang optimal setidaknya
dalam pengadaan sumber belajar.
Selain hal penunjang sarana
prasarana
TBM,
pendanaan
merupakan faktor yang terpenting
dalam kegiatan pengelolaan TBM,
tanpa adanya dana yang memadai
tidak
mungkin
TBM
dapat
menjalankan kegiatannya. Hasil
penelitian menunjukkan TBM tidak
memiliki pendanaan yang cukup, hal
ini diakibatkan karena kurangnya
penyebaran dana ke setiap TBM
yang
ada.
Dalam
memenuhi
kebutuhan pendanaan pengelola
TBM telah berkoordinasi dengan
BARPUS Kota Surabaya serta pihakpihak yang peduli dengan dunia
pendidikan.
KESIMPULAN
Peranan TBM sebagai Penyelenggara
Pendidikan Nonformal
1. Memberikan Bimbingan Belajar
kepada anak-anak sekolah yang
memiliki tugas dari sekolahnya.
2. Selain memberikan bimbingan
belajar kepada anak-anak TBM
juga berperan menyediakan akses
informasi dari berbagai literatur
untuk
menyelenggarakan
pendidikan nonformal.
3. Taman
Bacaan
Masyarakat
Rusun Bangunrejo Surabaya juga
sering
menyelenggarakan
kegiatan
perlombaan
untuk
mengetahui minat dan bakat
anak-anak sekitar Rusun, seperti
SARAN
Adapun beberapa rekomendasi dan
saran dalam penelitian ini antara lain:
1. Taman
Bacaan
Masyarakat
merupakan sarana penunjang
pendidikan, sehingga peranannya
mesti ditingkatkan lagi bukan
hanya sebagai tempat membaca
buku saja. Tapi mesti menjadi
tempat
pelayanan
dan
menyediakan akses informasi
untuk
pemyelenggaraan
pendidikan nonformal.
2. Dalam
menyelenggarakan
pendidikan nonformal pengelola
TBM
atau
pihak
Barpus
Surabaya harus memperhatikan
kebutuhan bahan bacaan yang
tepat untuk masyarakat sekitar
TBM.
3. Pengelola TBM dan Barpus
Surabaya melakukan berbagai
cara
agar
penunjang
penyelenggaraan
pendidikan
nonformal dapat ditingkatkan,
seperti mengikuti acara lelanglelang buku untuk menambah
koleksi bacaan di TBM dan
mencari pihak swasta yang dapat
membantu mendanai TBM dalam
pemenuhan sarana dan prasarana.
4. Pengelola TBM dan Barpus
Surabaya
berusaha
untuk
meminimalisir kendala yang
dihadapi
dalam
menyelenggarakan
pendidikan
nonformal dengan melakukan
kegiatan positif di lingkungan
TBM agar masyarakat sekitar
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
Penelitian. Edisi Revisi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian. Edisi Revisi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Basuki, Sulistyo. 1991. Pengantar
Ilmu Perpustakaan. Jakarta:
Gramedia.
Burhanuddin.
1994.
Analisis
Administrasi Manajemen dan
Kepemimpinan Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara
Departemen Pendidikan Nasional.
2008. Naskah Akademik
Pengelola Taman Bacaan
Masyarakat
(TBM).
Direktorat
Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik
dan Tenaga Kependidikan,
Direktorat Pendidik dan
Tenaga
Kependidikan
Nonformal, Jakarta
Hakim, Heri Abi Burachman. 2009.
Perpustakaan Sekolah Sarana
Peningkatan Minat Baca.
www.heri_abi.staff.ugm.ac.id
Hikmat.
2009.
Manajemen
Pendidikan.
Bandung:
Pustaka Setia
Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Edisi
Revisi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun
2009
Tentang
Penyelenggaraan
dan
Pengelolaan Perpustakaan
Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan
Pengajaran. Jakarta: Rineka
Cipta
Rusijono
&
Mustaji.
2008.
Penelitian
Teknologi
Pembelajaran.
Surabaya:
Unesa University Press.
Seels, Barbara & Richey, Rita. 1994.
Teknologi
Pembelajaran.
Jakarta: Unit percetakan
Universitas Negeri Jakarta.
Seri Pustaka Teknologi Pendidikan.
1977. Definisi Teknologi
Pendidikan. Satuan Tugas,
Definisi dan Terminologi
AECT. Universitas Terbuka:
PT. Rajagrafindo Persada
Sobri. Dkk. 2009. Pengelolaan
Pendidikan.
Yogyakarta:
Multi Pressindo
Sudjana
SF, Djudju.
(1983).
Pendidikan
Nonformal
(Wawasan-Sejarah-Azas),
Theme, Bandung.
Sudomo, M.,1989. Pendidikan Luar
Sekolah
ke
Arah
Pengembangan
Sistem
Belajar Masyarakat. Jakarta:
Dirjen Dikti, Depdikbud.
Sugiono. 2008. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta
Syukur, Fatah. 2005. Teknologi
Pendidikan.
Semarang:
RaSAIL
Tim Dosen Administrasi Pendidikan
UPI.
2008.
Manajemen
Pendidikan.
Bandung:
Alfabeta.