Anda di halaman 1dari 46

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Salah satu sasaran pembangunan kesehatan dalam rangka perwujudan

Indonesia sehat 2015 adalah perilaku hidup sehat yang diantaranya adalah yang
ditolong oleh tenaga kesehatan, serta menurunnya angka kematian ibu dan bayi
(Dep Kes RI, 1999).
Berdasarkan data SDKI 2012

Angka Kematian Neonatal sebesar 19

kematian/1.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi sebesar 32 kematian/1.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Balita sebesar 40
kematian/1.000 kelahiran hidup. Dengan demikian AKB dan AKABA
menunjukkan tren adanya penurunan namun penurunannya melandai sedangkan
AKN tidak ada perbaikan dibandingkan hasil SDKI 2007.
Bayi adalah anak dengan rentang usia 0-12 bulan. Masa bayi merupakan
bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap
lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta organ-organ tubuh mulai berfungsi,
dan pada usia 29 hari sampai 12 bulan, bayi akan mengalami pertumbuhan yang
sangat cepat, parameter yang biasa digunakan untuk mengukur kemajuan
pertumbuhan adalah berat badan dan tinggi badan/panjang badan.

Menurut WHO, pelayanan kesehatan primer merupakan salah satu


kontribusi dalam mencapai Millennium Development Goals (MDGs) 2015.
Indonesia telah melakukan upaya yang jauh lebih baik dalam menurunkan angka
kematian bayi dan balita, yang merupakan MDGs keempat (UNICEF, 2012).
Pada tahun 2003, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menekankan bahwa
kunci untuk meningkatkan status kesehatan dan mencapai MDGs 2015 adalah
memperkuat sistem pelayanan masyarakat primer (Primary Health Care) (United
Nations, 2003).
Dalam mewujudkan pelayanan kesehatan primer, salah satunya adalah
melakukan kunjungan ke rumah terhadap keluarga yang membutuhkan.
Kunjungan rumah dikenal dengan istilah Home Visit. Home visit yang dimaksud
adalah kunjungan petugas kesehatan ke rumah pasien dalam rangka mengenal

lebih dekat kehidupan pasien dan memberikan pertolongan kedokteran dalam hal
edukasi, pencegahan, dan pengobatan sesuai dengan kebutuhan pasien.

1.2.1

1.2.
Tujuan Home Visit
Tujuan Umum
Untuk mengetahui status kesehatan dasar agar dapat membuat suatu usaha
untuk meningkatkan status kesehatan bayi yang menjadi keluarga binaan.

1.2.2

Tujuan Khusus
a. Mengetahui keterangan tentang struktur keluarga bayi yang menjadi
keluarga binaan.
b. Mengetahui tentang akses terhadap pelayananan kesehatan dalam keluarga
binaan.
c. Mengetahui tentang perilaku berisiko terhadap kesehatan dalam keluarga
binaan.
d. Mengetahui kondisi fisik bangunan rumah keluarga binaan.
e. Mengetahui keadaan fisik anggota keluarga binaan.
f. Mengetahui tentang kesehatan bayi (status gizi, imunisasi, pemberian
makan, tumbuh kembang) dalam anggota keluarga binaan.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1.
Bayi
2.1.1 Definisi Bayi
Bayi adalah anak dengan rentang usia 0-12 bulan. Masa bayi merupakan
bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap
lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta organ-organ tubuh mulai berfungsi,
dan pada usia 29 hari sampai 12 bulan, bayi akan mengalami pertumbuhan yang
sangat cepat (Perry & Potter, 2005).
2.1.2 Pertumbuhan Bayi
Supariasa (2001) menyatakan bahwa pertumbuhan berkaitan dengan
perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, dan fungsi tingkat sel, organ maupun
individu, yang diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran
panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium
dan nitrogen tubuh). Pertumbuhan fisik merupakan hal yang kuantitatif, yang
dapat diukur. Indikator ukuran pertumbuhan meliputi perubahan tinggi dan berat
badan, gigi, struktur skelet, dan karakteristik seksual (Perry & Potter, 2005).
Pertumbuhan pada masa anak-anak mengalami perbedaan yang bervariasi
sesuai dengan bertambahnya usia anak. Secara umum, pertumbuhan fisik dimulai
dari arah kepala ke kaki (cephalokaudal). Kematangan pertumbuhan tubuh pada
bagian kepala berlangsung lebih dahulu, kemudian secara berangsur-angsur
diikuti oleh tubuh bagian bawah. Selanjutnya, pertumbuhan bagian bawah akan
bertambah secara teratur (Nursalam dkk, 2005).
2.1.2.1. Ciri- Ciri Pertumbuhan
Hidayat (2008) menyatakan bahwa seseorang dikatakan mengalami
pertumbuhan bila terjadi perubahan ukuran dalam hal bertambahnya ukuran fisik,
seperti berat badan, tinggi badan/panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan,
lingkar dada, perubahan proporsi yang terlihat pada proporsi fisik atau organ
manusia yang muncul mulai dari masa konsepsi sampai dewasa, terdapat ciri baru
yang secara perlahan mengikuti proses kematangan seperti hilangnya ciri-ciri
lama yang ada selama masa pertumbuhan seperti hilangnya kelenjar timus,
lepasnya gigi susu, atau hilangnya refleks tertentu.

2.1.2.2. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan


Supariasa (2001) mengatakan pertumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor
utama yaitu faktor internal seperti biologis, termasuk genetik, dan faktor eksternal
seperti status gizi.
1. Faktor Internal (Genetik)
Faktor internal (genetik) antara lain termasuk berbagai faktor bawaan yang
normal dan patologis, jenis kelamin, obstetrik dan ras atau suku bangsa.
Apabila potensi genetik ini dapat berinteraksi dengan baik dalam
lingkungan, maka pertumbuhan optimal akan tercapai (Supariasa, 2001).
2. Faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain
keluarga,

kelompok

teman

sebaya,

pengalaman

hidup,

kesehatan

lingkungan, kesehatan prenatal, nutrisi, istirahat, tidur dan olah raga, status
kesehatan, serta lingkungan tempat tinggal (Perry & Potter, 2005).
Wong, dkk (2008) mengatakan bahwa nutrisi memiliki pengaruh paling
penting pada pertumbuhan. Bayi dan anak-anak memerlukan kebutuhan
kalori relatif besar, hal ini dibuktikan dengan peningkatan tinggi dan berat
badan.
2.1.3 Parameter Pertumbuhan Bayi
Parameter

untuk

mengukur

kemajuan

pertumbuhan

biasanya

yang

dipergunakan adalah berat badan dan panjang badan (Hidayat, 2008).


2.1.3.1 Berat Badan
Pertumbuhan berat badan bayi usia 0-6 bulan mengalami penambahan 150210 gram/minggu dan berdasarkan kurva pertumbuhan yang diterbitkan oleh
National Center for Health Statistics (NCHS), berat badan bayi akan meningkat dua
kali lipat dari berat lahir pada akhir usia 4-7 bulan (Wong dkk, 2008). Berat badan
lahir normal bayi sekitar 2.500-3.500 gram, apabila kurang dari 2.500 gram dikatakan
bayi memiliki berat badan lahir rendah (BBLR), sedangkan bila lebih dari 3.500
gram dikatakan makrosomia. Pada masa bayi-balita, berat badan digunakan untuk
mengetahui pertumbuhan fisik dan status gizi. Status gizi erat kaitannya dengan

pertumbuhan, sehingga untuk mengetahui pertumbuhan bayi, status gizi diperhatikan


(Susilowati, 2008).
Tabel 2.1 Pembagian status Gizi berdasarkan Berat Badan

Kategori
Gizi Baik
Gizi Kurang
Gizi Buruk
Gizi Lebih

Ambang Batas
+2 SD > skor_Z -2 SD
-2 SD > Skor_Z -3SD
Skor_Z < -3 SD
Skor_ Z +2 SD

Skor_Z = BBu- BBr


SDr
Keterangan : BBu = Berat badan
BBr = Berat badan berdasarkan tabel (Median)
SDr = Standar deviasi yang diperoleh dari selisih Median dengan
-1 SD atau +1 SD dari tabel WHO-NCHS
Berikut ini tabel rujukan WHO-NCHS untuk bayi perempuan dan lakilaki berdasarkan BB/U :
Tabel 2.2 Rujukan BB/U untuk Bayi Perempuan Usia 0-12 Bulan menurut
WHO-NCHS

Tabel 2.3 Rujukan BB/U untuk Bayi Laki-laki Usia 0-12 Bulan menurut WHONCHS

2.1.3.2 Panjang Badan


Pengukuran panjang badan dapat dilakukan dengan sangat mudah untuk
menilai gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Panjang badan bayi baru
lahir normal adalah 45-50 cm dan berdasarkan kurva pertumbuhan yang
diterbitkan oleh National Center for Health Statistics (NCHS), bayi akan
mengalami penambahan panjang badan sekitar 2,5 cm setiap bulannya (Wong
dkk, 2008). Penambahan tersebut akan berangsur-angsur berkurang sampai usia 9
tahun, yaitu hanya sekitar 5 cm/tahun dan penambahan ini akan berhenti pada usia
18-20 tahun (Nursalam dkk., 2005).
Tabel 2.4 Pembagian Status Gizi berdasarkan Panjang Badan
Kategori
Sangat Pendek
Pendek
Normal
Tinggi

Ambang Batas
Skor_Z < -3 SD
-2 SD > skor_Z -3 SD
+2 SD Skor_Z -2SD
Skor_Z > +2 SD

Skor_Z = TBu- TBr


SDr
Keterangan : TBu = Tinggi badan
TBr = Tinggi badan berdasarkan tabel (Median)
SDr = Standar deviasi yang diperoleh dari selisih Median dengan
-1 SD atau +1 SD dari tabel WHO-NCHS
Berikut ini tabel rujukan WHO-NCHS pada bayi perempuan dan laki-laki
berdasarkan PB/U :

Tabel 2.5 Rujukan PB/U untuk Bayi Perempuan Usia 0-12 Bulan menurut
WHO-NCHS

Tabel 2.6 Rujukan PB/U untuk Bayi Laki-laki Usia 0-12 Bulan menurut
WHO-NCHS

2.1.4 Perkembangan Bayi


Perkembangan pada masa bayi merupakan gejala kualitatif, artinya pada diri
bayi berlangsung proses peningkatan dan pematangan (maturasi) kemampuan
personal dan kemampuan sosial.
Kemampuan personal ditandai pendayagunaan segenap fungsi alat-alat
pengindraan dan sistem organ tubuh lain yang dimilikinya. Kemampuan fungsi
pengindraan meliputi ;
a. Penglihatan, misalnya melihat, melirik, menonton, membaca dan lain-lain.

b. Pendengaran,

misalnya

reaksi

mendengarkan

bunyi,

menyimak

pembicaraan dan lain-lain.


c. Penciuman, misalnya mencium dan membau sesuatu.
d. Peraba, misalnya reaksi saat menyentuh atau disentuh, meraba benda, dan
lain-lain.
e. Pengecap, misalnya menghisap ASI, mengetahui rasa makanan dan
minuman.
2.1.4.1 Tahap Tahap Tumbuh Kembang Bayi
a. Usia 1 bulan
1) Di hari-hari pertama setelah kelahiran, bayi belum bisa membuka matanya.
Namun setelah berjalan beberapa hari kemudian, ia akan bisa melihat pada
jarak 20 cm.
2) Bulan pertama ini bayi akan memulai adaptasinya dengan lingkungan baru
3) Memiliki gerakan refleks alami.
4) Memiliki kepekaan terhadap sentuhan.
5) Secara refleks kepalanya akan bergerak ke bagian tubuh yang disentuh.
6) Sedikit demi sedikit sudah bisa tersenyum.
7) Komunikasi yang digunakan adalah menangis. Arti dari tangisan itu
sendiri akan Anda ketahui setelah mengenal tangisannya, apakah ia lapar,
haus, gerah, atau hal lainnya.
8) Peka terhadap sentuhan jari yang disentuh ke tangannya hingga ia
memegang jari tersebut.
9) Tiada hari tanpa menghabiskan waktunya dengan tidur.
b. Usia 2 bulan
1) Sudah bisa melihat dengan jelas dan bisa membedakan muka dengan
suara.
2) Bisa menggerakkan kepala ke kiri atau ke kanan, dan ke tengah.
3) Bereaksi kaget atau terkejut saat mendengar suara keras.
c. Usia 3 bulan
1) Sudah mulai bisa mengangkat kepala setinggi 45 derajat.
2) Memberikan reaksi ocehan ataupun menyahut dengan ocehan.
3) Tertawanya sudah mulai keras.
4) Bisa membalas senyum di saat Anda mengajaknya bicara atau tersenyum.
5) Mulai mengenal ibu dengan penglihatannya, penciuman, pendengaran,
serta kontak.
d. Usia 4 bulan
1) Bisa berbalik dari mulai telungkup ke terlentang.

2) Sudah bisa mengangkat kepala setinggi 90 derajat.


3) Sudah bisa menggenggam benda yang ada di jari jemarinya.
4) Mulai memperluas jarak pandangannya.
e. Usia 5 bulan
1) Bisa meraih benda yang terdapat dalam jangkauannya.
2) Saat tertawa terkadang memperlihatkan kegembiraan dengan suara tawa
yang ceria.
3) Sudah bisa bermain sendiri.
4) Akan tersenyum saat melihat gambar atau saat sedang bermain.
f. Usia 6 bulan
1) Dapat mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil.
2) Mulai memainkan dan memegang tangannya sendiri.
3) Matanya sudah bisa tertuju pada benda-benda kecil.
g. Usia 7 bulan
1) Sudah bisa duduk sendiri dengan sikap bersila.
2) Mulai belajar merangkak.
3) Bisa bermain tepuk tangan dan cilukba.
h. Usia 8 bulan
1) Merangkak untuk mendekati seseorang atau mengambil mainannya.
2) Bisa memindahkan benda dari tangan satu ke tangan lainnya.
3) Sudah bisa mengeluarkan suara-suara seperti, mamama, bababa, dadada,
tatata.
4) Bisa memegang dan makan kue sendiri.
5) Dapat mengambil benda-benda yang tidak terlalu besar.
i. Usia 9 bulan
1) Sudah mulai belajar berdiri dengan kedua kaki yang juga ikut menyangga
berat badannya.
2) Mengambil benda-benda yang dipegang di kedua tangannya.
3) Mulai bisa mencari mainan atau benda yang jatuh di sekitarnya.
4) Senang melempar-lemparkan benda atau mainan.
j. Usia 10 bulan
1) Mulai belajar mengangkat badannya pada posisi berdiri.
2) Bisa menggenggam benda yang dipegang dengan erat.
3) Dapat mengulurkan badan atau lengannya untuk meraih mainan.
k. Usia 11 bulan
1) Setelah bisa mengangkat badannya, mulai belajar berdiri dan berpegangan
dengan kursi atau meja selama 30 detik.
2) Mulai senang memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
9

3) Bisa mengulang untuk menirukan bunyi yang didengar.


4) Senang diajak bermain cilukba.
l. Usia 12 bulan
1) Mulai berjalan dengan dituntun.
2) Bisa menyebutkan 2-3 suku kata yang sama.
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, suka memegang apa saja.
4) Mulai mengenal dan berkembang dengan lingkungan sekitarnya.
5) Reaksi cepat terhadap suara berbisik.
6) Sudah bisa mengenal anggota keluarga.
7) Tidak cepat mengenal orang baru serta takut dengan orang yang tidak
dikenal/asing.
2.1.4.2 Kebutuhan Utama Proses Tumbuh Kembang
Dalam proses tumbuh kembang, anak memiliki kebutuhan yang harus
terpenuhi, kebutuhan tersebut yakni ; a. Kebutuhan akan gizi (asuh); b. Kebutuhan
emosi dan kasih sayang (asih); dan c. Kebutuhan stimulasi dini (asah) (PN.Evelin
dan Djamaludin. N. 2010).
a. Pemenuhan kebutuhan gizi (asuh).
Usia bayi adalah periode penting dalam proses tubuh kembang anak yang
merupakan masa pertumbuhan dasar anak. Pada usia ini, perkembangan
kemampuan berbahasa, berkreativitas, kesadaran social, emosional dan inteligensi
anak berjalan sangat cepat. Pemenuhan kebutuhan gizi dalam rangka menopang
tumbuh kembang fisik dan biologis bayi perlu diberikan secara tepat dan
berimbang. Tepat berarti makanan yang diberikan mengandung zat-zat gizi yang
sesuai kebutuhannya, berdasarkan tingkat usia. Berimbang berarti komposisi zatzat gizinya menunjang proses tumbuh kembang sesuai usianya. Dengan
terpenuhinya kebutuhan gizi secara baik, perkembangan otaknya akan
berlangsung optimal. Keterampilan fisiknya pun akan berkembang sebagai
dampak perkembangan bagian otak yang mengatur sistem sensorik dan
motoriknya.
Pemenuhan kebutuhan fisik atau biologis yang baik, akan berdampak pada
sistem imunitas tubuhnya sehingga daya tahan tubuhnya akan terjaga dengan baik
dan tidak mudah terserang penyakit.
b. Pemenuhan kebutuhan emosi dan kasih sayang (asih).

10

Kebutuhan ini meliputi upaya orang tua mengekspresikan perhatian dan


kasih sayang, serta perlindungan yang aman dan nyaman kepada si anak. Orang
tua perlu menghargai segala keunikan dan potensi yang ada pada anak.
Pemenuhan yang tepat atas kebutuhan emosi atau kasih sayang akan menjadikan
anak tumbuh cerdas secara emosi, terutama dalam kemampuannya membina
hubungan yang hangat dengan orang lain. Orang tua harus menempatkan diri
sebagai teladan yang baik bagi anak-anaknya. Melalui keteladanan tersebut anak
lebih mudah meniru unsur-unsur positif, jauhi kebiasaan memberi hukuman pada
anak sepanjang hal tersebut dapat diarahkan melalui metode pendekatan
berlandaskan kasih sayang.
c. Pemenuhan kebutuhan stimulasi dini (asah).
Stimulasi dini merupakan kegiatan orangtua memberikan rangsangan
tertentu pada anak sedini mungkin. Bahkan hal ini dianjurkan ketika anak masih
dalam kandungan dengan tujuan agar tumbuh kembang anak dapat berjalan
dengan optimal.
Stimulasi dini meliputi kegiatan merangsang melalui sentuhan-sentuhan lembut
secara bervariasi dan berkelanjutan, kegiatan mengajari anak berkomunikasi,
mengenal objek warna, mengenal huruf dan angka. Selain itu, stimulasi dini dapat
mendorong munculnya pikiran dan emosi positif, kemandirian, kreativitas dan
lain-lain.
Pemenuhan kebutuhan stimulasi dini secara baik dan benar dapat
merangsang kecerdasan majemuk (multiple intelligences) anak. Kecerdasan
majemuk ini meliputi, kecerdasan linguistic, kecerdasan logis-matematis,
kecerdasan spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan musical, kecerdasan
intrapribadi (intrapersonal), kecerdasan interpersonal, dan kecerdasan naturalis.
2.1.5 Pemberian Makan pada Bayi
WHO pada tahun 2003 mengeluarkan rekomendasi tentang praktik
pemberian makan bayi yang benar yaitu:
1. Berikan ASI sesegera mungkin setelah melahirkan (< 1 jam) dan secara
eksklusif selama 6 bulan.

11

2. Berikan MPASI pada usia genap 6 bulan sambil melanjutkan ASI sampai
24 bulan. MPASI yang baik adalah yang memenuhi persyaratan tepat
waktu, bergizi lengkap, cukup dan seimbang, aman dan diberikan dengan
cara yang benar.
2.1.5.1 ASI
ASI memiliki komponen imunologis yang dapat melindungi bayi dari patogen
di lingkungan melalui mekanisme spesifik berupa antibodi (IgA, IgG, dan IgM)
dan non-spesifik yang meliputi laktoferin, lisozim, efek antiviral dan antiprotozoa
dari asam lemak bebas dan monogliserida.
Tabel 2.7 Komponen ASI

2.1.5.2 MPASI
WHO Global Strategy for Feeding Infant and Young Children pada tahun 2003
merekomendasikan agar pemberian MPASI memenuhi 4 syarat, yaitu:

12

1. Tepat waktu (timely), artinya MPASI harus diberikan saat ASI


eksklusif sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi
2. Adekuat, artinya MPASI memiliki kandungan energi, protein, dan
mikronutrien yang dapat memenuhi kebutuhan makronutrien dan
mikronutrien bayi sesuai usianya
3. Aman, artinya MPASI disiapkan dan disimpan dengan cara cara yang
higienis, diberikan menggunakan tangan dan peralatan makan yang
bersih
4. Diberikan dengan cara yang benar (properly fed), artinya MPASI
diberikan dengan memperhatikan sinyal rasa lapar dan kenyang
seorang anak. Frekuensi makan dan metode pemberian makan harus
dapat mendorong anak untuk mengonsumsi makanan secara aktif
dalam jumlah yang cukup menggunakan tangan, sendok, atau makan
sendiri (disesuaikan dengan usia dan tahap perkembangan seorang
anak).
Tabel.2.8 Usulan Fortifikasi MPASI per 100g

Semakin bertambah usia anak semakin bertambah energi yang dibutuhkan dari
MP-ASI. Tabel 4 menunjukkan rerata kebutuhan energi per hari, kecukupan
energi yang berasal dari ASI dan energi yang harus dipenuhi oleh MP-ASI.

13

Tabel 2.9. Kebutuhan Energi Harian dari ASI dan MPASI menurut usia

2.1.6 Imunisasi
Imunisasi yaitu pemberian vaksin (antigen) yang dapat merangsang
pembentukan imunitas (antibodi) dari sistem imun di dalam tubuh.Tubuh manusia
sebenarnya telah mempunyai sistem kekebalan sebagai mekanisme pertahanan
dalam mencegah masuk dan menyebarnya agen infeksi. Mekanisme pertahanan
ini terdiri dari dua kelompok fungsional, yaitu pertahanan non spesifik dan
spesifik yang saling bekerja sama.
Pertahanan non spesifik diantaranya adalah kulit dan membran mukosa,
selsel fagosit, komplemen, lisozim, interferon, dan berbagai faktor humoral lain.
Pertahanan non spesifik berperan sebagai garis pertahanan pertama. Semua
pertahanan ini merupakan bawaan (innate) artinya pertahanan tersebut secara
alamiah ada dan tidak adanya dipengaruhi secara instriksik oleh kontak dengan
agen infeksi sebelumnya. Mekanisme pertahanan spesifik meliputi sistem
produksi antibodi oleh sel B dan sistem imunitas seluler oleh sel T. Sistem
pertahanan ini bersifat adaptif dan didapat, yaitu menghasilkan reaksi spesifik
pada setiap agen infeksi yang dikenali karena telah terjadi pemaparan terhadap
mikroba atau determinan antigenik tersebut sebelumnya. Sistem pertahanan ini
sangat efektif dalam memberantas infeksi serta mengingat agen infeksi tertentu
sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit di kemudian hari. Hal inilah yang
menjadi dasar imunisasi.

14

Gambar 2.1. Jadwal Imunisasi Anak Umur 1-18 tahun IDAI 2014
Pada dasarnya vaksin dibuat dari:
1. Kuman yang telah dilemahkan/ dimatikan
Contoh yang dimatikan : Vaksin polio salk, vaksin batuk rejan
Contoh yang dilemahkan : vaksin BCG, vaksin polio sabin, vaksin
campak
2. Zat racun (toksin) yang telah dilemahkan (toksoid)
Contoh : toksoid tetanus, toksoid diphteri
3. Bagian kuman tertentu/ komponen kuman yang biasanya berupa protein
khusus
Contoh : vaksin hepatitis B
Tabel 2.10. Jadwal Imunisasi berdasarkan Depkes RI Tahun 2013

2.1.7 Status Gizi

15

Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang
dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam
tubuh. Status gizi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu status gizi kurang, gizi
normal, dan gizi lebih (Almatsier, 2005).
Status gizi normal merupakan suatu ukuran status gizi dimana terdapat
keseimbangan antara jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh dan energi yang
dikeluarkan dari luar tubuh sesuai dengan kebutuhan individu. Energi yang masuk
ke dalam tubuh dapat berasal dari karbohidrat, protein, lemak dan zat gizi lainnya.
Status gizi normal merupakan keadaan yang sangat diinginkan oleh semua orang
(Apriadji, 1986).
Status gizi kurang atau yang lebih sering disebut undernutrition
merupakan keadaan gizi seseorang dimana jumlah energi yang masuk lebih
sedikit dari energi yang dikeluarkan. Hal ini dapat terjadi karena jumlah energi
yang masuk lebih sedikit dari anjuran kebutuhan individu (Wardlaw, 2007).
Status gizi lebih (overnutrition) merupakan keadaan gizi seseorang dimana
jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh lebih besar dari jumlah energi yang
dikeluarkan (Nix, 2005). Hal ini terjadi karena jumlah energi yang masuk
melebihi kecukupan energi yang dianjurkan untuk seseorang, akhirnya kelebihan
zat gizi disimpan dalam bentuk lemak yang dapat mengakibatkan seseorang
menjadi gemuk (Apriadji, 1986).
Rumus menghitung status gizi pada bayi berdasarkan WHO:
Berat Badan Normal (BBN)
<12 bulan = (n : 2) + 4
1-5 tahun = 2n + 8
6-12 tahun = (7n 5) / 2
n = Umur
Status Gizi (SG) = (BB sekarang/ BBN) x 100%
Interpretasi
<60%
= Buruk
61 79% = Kurang
>80%
= Baik
Rumus menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) berdasarkan WHO:
Indeks Massa Tubuh (IMT)

16

IMT = BB dalam Kg/ (TB dalam meter)2


Interpretasi

2. 2.
2.2.1.

IMT

Kategori

<18,5
18,5 24,9
25,0
25,0 29,9
30,0

Underweight
Normal
Overweight
Pre-Obese
Obese

Rumah Sehat
Definisi Rumah Sehat

Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area
sekitarnya yang digunakan sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga
(UU RI No. 4 Tahun 1992). Menurut WHO dalam Komisi WHO Mengenai
Kesehatan dan Lingkungan (2001), rumah adalah struktur fisik atau bangunan
untuk tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani
dan rohani serta keadaan sosialnya baik demi kesehatan keluarga dan individu.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rumah sehat adalah bangunan
tempat berlindung dan beristirahat serta sebagai sarana pembinaan keluarga yang
menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental dan sosial, sehingga seluruh
anggota keluarga dapat bekerja secara produktif. Oleh karena itu, keberadaan
perumahan yang sehat, aman, serasi, teratur sangat diperlukan agar fungsi dan
kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik. 6
2.2.2.

Kriteria Rumah Sehat

Penetapan Rumah Sehat American Public Health Association (APHA)6


1. Sistem penyediaan air harus baik
2. Tersedia fasilitas untuk mandi
3. Punya fasilitas pembuangan air bekas
4. Punya fasilitas pembuangan tinja
5. Penghuni tidak padat

17

6. Ventilasi dan Penerangan yang cukup


7. Kondisi bangunan rumah yg kuat
8. Fondasi yg kokoh, dinding kuat dan kayu tidak lapuk.
Syarat Rumah Sehat (menurut APHA) 6
1. Memenuhi kebutuhan fisiologis. Antara lain, pencahayaan, penghawaan dan
ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
2. Memenuhi kebutuhan psikologis. Antara lain, privacy yang cukup,
komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah.
3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni
rumah, yaitu dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan air limbah
rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak
berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan
minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang
cukup.
4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan, baik yang timbul
karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis
sepadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar,
dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.

18

BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.

Lokasi Kegiatan
Keluarga binaan bayi dilakukan di Lingkungan II Kelurahan Tanah Seribu

Kecamatan Binjai Selatan, Kota Binjai.


3.2.

Jadwal Kunjungan Home Visit


Tabel 3.1 Jadwal Kunjungan Home Visit

No
.

Hari/ Tanggal

Kegiatan

6 Juni 2016

Home visit untuk melakukan observasi rumah


keluarga bapak A dan B

7 Juni 2016

Home visit untuk melakukan observasi rumah


keluarga bapak C

8 Juni 2016

Home visit untuk melakukan observasi rumah


keluarga bapak D dan E

10 Juni 2016

Home visit ke-2 ke rumah keluarga Bapak A


dan B untuk pemeriksaan fisik dan
memberikan edukasi

11Juni 2016

Home visit ke-2 ke rumah keluarga Bapak C


untuk pemeriksaan fisik dan memberikan
edukasi

12 Juni 2016

Home visit ke-2 ke rumah keluarga Bapak D


dan E untuk pemeriksaan fisik dan
memberikan edukasi

13 Juni 2016

Home visit ke-3 ke rumah keluarga Bapak A,


B dan C untuk mengevaluasi edukasi.

14 Juni 2016

Home visit ke-3 ke rumah keluarga Bapak D


dan E untuk mengevaluasi edukasi.

3.3.

Keluarga 1

19

3.3.1

Keterangan Anggota Rumah Tangga


Bapak A sebagai kepala keluarga yang memiliki 2 anggota keluarga, yaitu

1 orang istri dan 1 orang anak. Keterangan anggota rumah tangga Bapak A adalah
sebagai berikut:
a. Bapak A (laki-laki) sebagai kepala rumah tangga berumur 30 tahun,
menikah, pendidikan SMA, Pedagang. Bapak A tidak memiliki
keluhan kesehatan.
b. Ibu B (perempuan) istri Bapak A berumur 25 tahun, menikah,
pendidikan SMA, ibu rumah tangga. Ibu B tidak memiliki keluhan
kesehatan.
c. Bayi C (Laki-laki) anak Bapak A dan Ibu B berumur 6 bulan. Bayi C
tidak memiliki keluhan kesehatan.
3.3.2. Pemeliharaan Hygiene dan Sanitasi
Seluruh anggota keluarga bapak A mencuci tangan sebelum makan,
mencuci tangan setelah selesai BAB dan BAK, mencebok menggunakan air dan
sabun, sumber air bersih dari PDAM, sumber air minum isi ulang, pembuangan
tinja memenuhi syarat kesehatan, tempat penampungan air di penampungan
terbuka, keadaan selokan lancar, dan cara pembuangan sampah setiap hari dikutip
oleh petugas kebersihan.
3.3.3. Perilaku Berisiko
Bapak A sekeluarga tidak memiliki perilaku berisiko.
3.3.4. Kondisi Fisik Bangunan Rumah
Untuk kondisi rumah yang ditempati oleh ibu B, didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Atap terluas
: Seng
2. Jenis plafon terluas
: Asbes
3. Jenis dinding terluas
: Batu bata
4. Jenis lantai terluas
: Keramik
5. Fasilitas tempat mandi
: Pribadi
6. Fasilitas buang air besar
: Pribadi
7. Sumber penerangan
: Listrik PLN
8. Sumber air bersih
: PDAM
9. Sumber air minum
: Air isi ulang
10. Tempat pembuangan akhir tinja
: Lobang tanah
11. Tempat penampungan air limbah
: Langsung ke got
12. Sarana pembuangan limbah
: Dengan saluran tertutup
13. Keadaan air selokan disekitar rumah : Lancar
14. Cara pembuangan sampah
: Di kutip setiap hari oleh petugas

20

kebersihan.
3.3.5. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan
Keluarga Bapak A merupakan anggota BPJS, mengunjungi puskesmas
untuk berobat, mengunjungi posyandu untuk menimbang berat badan anak dan
imunisasi.
3.3.6. Pemeriksaan Fisik/ Status Gizi
a. Bapak A (laki-laki) berumur 30 tahun dengan berat badan 67 Kg, dan
tinggi 165 cm.
IMT= BB/ (TB dalam meter)2 = 67/ (1,65)2 = 24,6 (IMT Normal)
b. Ibu B (perempuan) berumur 25 tahun dengan berat badan 58 Kg, dan
tinggi 158 cm.
IMT= BB/ (TB dalam meter)2 = 58/ (1,58)2 = 23,23 (IMT Normal)
c. Bayi C (Laki-laki) berumur 6 bulan dengan berat badan 6,8 Kg dan
panjang badan 65 cm.
BBN < 12 bulan = (6/2) + 4 = 7 kg
SG= (6,8/7) x 100% = 97.14 % (Baik)
Z Score BB/U = (6,8 - 7,9) / (7,9 - 7,1) = - 1,37 (normal)
Z Score PB/U = (65 - 67,6) / (67,6 - 65,5) = -1,23 (normal)
3.3.7. Pemeriksaan Fisik Bayi
A. Anamnesa
a. Identitas
Tanggal Diperiksa

: 10 Juni 2016

Nama

: Bayi C

Umur

: 6 Bulan

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Alamat

: Jl. Jamin Ginting,Perumahan Tanah Seribu

Tempat/ Tgl. Lahir

: Binjai, 4 Desember 2015

Berat Badan

: 6,8 kg

Panjang Badan

: 65 cm

b. Riwayat Kehamilan dan Persalinan


Anak Ke:1
Proses Persalinan

: Normal (Pervaginam)
21

Tempat Bersalin

: Klinik

Penolong

: Bidan

Berat Lahir

: 3300 gram

c. Riwayat Makanan
-

0 6 Bulan

: ASI Ekslusif

d. Riwayat Imunisasi
BCG

: Umur 1 Bulan

DPT

: Umur 2, 3, 5 Bulan

Polio

: Umur 0,2,4,6 Bulan

Hepatitis B

: Sudah sewaktu baru lahir

Campak

:-

e. Riwayat Tumbuh Kembang


Tengkurap

: 4 bulan

Merangkak

:-

Berjalan

:-

Berbicara

:-

f. Riwayat Penyakit
Keluhan Utama

: Tidak Ada

Telaah

:-

Riwayat Penggunaan Obat

:-

Riwayat Penyakit Terdahulu : B. Pemeriksaan Fisik


a. Status Present
Kesadaran

: CM

Pulse

: 128 x/i

Pernafasan

: 32 x/i

Suhu

: 36,6 oC

b. Status Generalisata
Kepala
Mata

: DBN

Hidung

: DBN

Mulut

: DBN

22

Leher

: DBN

Thorax
Inspeksi

: DBN

Palpasi

: DBN

Perkusi

: DBN

Auskultasi

: DBN

Abdomen
Inspeksi

: DBN

Palpasi

: DBN

Perkusi

: DBN

Auskultasi

: DBN

Ekstremitas
Superior

: DBN

Inferior

: DBN

Diagnosis Banding
Diagnosis
Bayi dalam keadaan sehat
3.3.8. Identifikasi Masalah
Masalah yang dijumpai pada keluarga bapak A adalah:
a. Plafon rumah dari asbes
b. Sumber air minum adalah air isi ulang.
c. Tempat penampungan air terbuka.
3.3.9. Edukasi
Edukasi yang diberikan kepada keluarga Bapak A, antara lain:
a. Mengganti plafon asbes dengan bahan plafon lain karena asbes tidak
baik bagi kesehatan.
b. Menjelaskan akibat dari meminum air yang tidak di masak dan
menyarankan untuk mengkonsumsi air yang sudah di masak terlebih
dahulu.
23

c. Menjelaskan dampak tempat penampungan air yang terbuka menjadi


tempat nyamuk bertelur dan dapat mengakibatkan penyakit seperti
DBD dan menyarankan untuk menutup tempat penampungan air dan
mengganti air setiap minggunya.

3.3.10. Kesimpulan Keluarga 1


Bapak A memiliki seorang istri dan seorang anak. Keluarga Bapak A tidak
memiliki perilaku berisiko. Seluruh anggota keluarga Bapak A memiliki BPJS.
Keluarga Bapak A memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan baik. Status gizi
Bapak A baik. Bayi C dalam keadaan sehat. Setelah diedukasi, Bapak A
menyatakan keinginannya untuk mengganti plafon, Keluarga Bapak A mengganti
sumber air minum menjadi air yang dimasak terlebih dahulu dan menutup tempat
penampungan air dan mengganti air di penampungan setiap minggunya.

24

3.4.
Keluarga 2
3.4.1. Keterangan Anggota Rumah Tangga
Bapak B sebagai kepala keluarga yang memiliki 3 anggota keluarga, yaitu
1 orang istri dan 2 orang anak. Keterangan anggota rumah tangga Bapak B adalah
sebagai berikut:
a. Bapak B (laki-laki) sebagai kepala rumah tangga berumur 37 tahun,
menikah, pendidikan SMA, pekerjaaan wiraswasta. Bapak B tidak
memiliki keluhan kesehatan.
b. Ibu D (perempuan) istri Bapak B berumur 32 tahun, menikah,
pendidikan SMA, ibu rumah tangga. Ibu D tidak memiliki keluhan
kesehatan.
d. AP (laki-laki) anak Bapak B dan Ibu D berumur 7 tahun, pendidikan
SD kelas 2, pelajar. AP tidak memiliki keluhan kesehatan.
c. Bayi SR (perempuan) anak Bapak B dan Ibu D berumur 8 bulan, SR
tidak memiliki keluhan kesehatan.
3.4.2. Pemeliharaan Hygiene dan Sanitasi
Seluruh anggota keluarga bapak B mencuci tangan sebelum makan,
mencuci tangan setelah selesai BAB dan BAK, mencebok menggunakan air dan
tidak menggunakan sabun, sumber air bersih dari PDAM, sumber air minum isi
ulang, pembuangan tinja memenuhi syarat kesehatan, tempat penampungan air di
penampungan tertutup, keadaan selokan lancar, dan cara pembuangan sampah
dikumpulkan kemudian dibakar.
3.4.3. Perilaku Berisiko
Bapak B sekeluarga memiliki prilaku beresiko yaitu tidak mencuci tangan
menggunakan sabun satelah BAB.
3.4.4. Kondisi Fisik Bangunan Rumah
Untuk kondisi rumah yang ditempati oleh ibu A, didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Atap terluas
: Seng
2. Jenis plafon terluas

: Triplek

3. Jenis dinding terluas

: Batu bata

4. Jenis lantai terluas

: Semen

5. Fasilitas tempat mandi

: Pribadi

6. Fasilitas buang air besar

: Pribadi

25

7. Sumber penerangan

: Listrik PLN

8. Sumber air bersih

: PDAM

9. Sumber air minum

: Air isi ulang

10. Tempat pembuangan akhir tinja : Lobang tanah


11. Tempat penampungan air limbah : Langsung ke got
12. Sarana pembuangan limbah

: Dengan saluran tertutup

13. Keadaan air selokan disekitar rumah


14. Cara pembuangan sampah

:Lancar

: Dikumpulkan kemudian sampah

dibakar
3.4.5. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan
Keluarga Bapak B merupakan anggota BPJS, mengunjungi klinik apabila
sakit, mengunjungi posyandu untuk menimbang berat badan anak dan imunisasi.
3.4.6. Pemeriksaan Fisik/ Status Gizi
a. Bapak B (laki-laki) berumur 37 tahun dengan berat badan 57 Kg, dan
tinggi 168 cm.
IMT= BB/ (TB dalam meter)2 = 57/(1,68)2 = 20,19 (IMT Normal)
b. Ibu D (perempuan) berumur 32 tahun dengan berat badan 55 Kg, dan
tinggi 155 cm.
IMT= BB/ (TB dalam meter)2 = 55 / (1,55)2 = 22,91 (IMT Normal)
c. AP (laki-laki) berumur 7 tahun dengan berat badan 23 Kg, dan tinggi
119 cm.
BBN 6 - 12 tahun= [7(7) 5] /2 = 22 kg
SG= (23 / 22) x 100% = 104,54% (Baik)
d. SR (perempuan) berumur 8 bulan dengan berat badan 8,1 kg, dan
panjang badan 70 cm.
BBN < 12 bulan = (8/2) + 4 = 8 kg
SG= (8,1/8) x 100% = 101,25 % (Baik)
Z Score BB/U = (8,1 - 7,9) / (7,9 9,0) = - 0,18 (normal)
Z Score PB/U = (70 - 68,7) / (68,7 71,1) = -0,54 (normal)
3.4.7. Pemeriksaan Fisik Bayi

26

A. Anamnesa
a. Identitas
Tanggal Diperiksa

: 10 Juni 2016

Nama

: SR

Umur

: 8 bulan

Jenis Kelamin

: Perempuan

Alamat

: Jl. Gunung Bendahara, Binjai

Tempat/ Tgl. Lahir

: Binjai, 7 Oktober 2015

Berat Badan

: 8,1 kg

Panjang Badan

: 70 cm

b. Riwayat Kehamilan dan Persalinan


Anak Ke-

:2

Proses Persalinan

: Normal (Pervaginam)

Tempat Bersalin

: Klinik

Penolong

: Bidan

Berat Lahir

: 3000 gram

c. Riwayat Makanan
0 6 Bulan

: ASI Eksklusif

7 8 Bulan

: ASI + MP ASI

d. Riwayat Imunisasi
BCG

: Lengkap

DPT

: Lengkap

Polio

: Lengkap

Hepatitis B

: Lengkap

Campak

:-

e. Riwayat Tumbuh Kembang


Tengkurap

: 6 Bulan

Merangkak

: 8 Bulan

Berjalan

:-

Berbicara

:-

f. Riwayat Penyakit

27

Keluhan Utama

: Tidak Ada

Telaah

:-

Riwayat Penggunaan Obat

:-

Riwayat Penyakit Terdahulu : B. Pemeriksaan Fisik


a. Status Present
Kesadaran

: CM

Pulse

: 120 x/i

Pernafasan

: 30 x/i

Suhu

: 36,7oC

b. Status Generalisata
Kepala
Mata

: DBN

Hidung

: DBN

Mulut

: DBN

Leher

: DBN

Thorax
Inspeksi

: DBN

Palpasi

: DBN

Perkusi

: DBN

Auskultasi

: DBN

Abdomen
Inspeksi

: DBN

Palpasi

: DBN

Perkusi

: DBN

Auskultasi

: DBN

Ekstremitas
Superior

: DBN

Inferior

: DBN

Diagnosis Banding
Diagnosis

28

Bayi dalam keadaan sehat


3.4.8. Identifikasi Masalah
Masalah yang dijumpai pada keluarga bapak B adalah:
a. Setelah BAB hanya menggunakan air dan mencuci tangan tidak
menggunakan sabun.
b. Plafon rumah dari asbes.
c. Mengkonsumsi air minum isi ulang sebelum dimasak.
d. Cara pembuangan sampah adalah dengan mengumpulkan sampah
disekitar rumah kemudian dibakar.
3.4.9. Edukasi
Edukasi yang diberikan kepada keluarga bapak B, antara lain:
a. Menyarankan pada keluarga bapak B untuk mencuci tangan
menggunakan sabun setelah

BAB dan memberikan penjelasan

dampak yang ditimbulkan.


b. Mengganti plafon asbes dengan bahan plafon lain karena asbes tidak
baik bagi kesehatan.
c. Menjelaskan akibat dari meminum air yang tidak di masak dan
menyarankan untuk mengkonsumsi air yang sudah di masak terlebih
dahulu
d. Menyarankan agar tidak membakar sampah di sekitar rumah karna
dapat menyebabkan polusi dan tidak baik untuk kesehatan.
3.4.10. Kesimpulan Keluarga 2
Bapak B memiliki seorang istri dan dua orang anak. Bapak B sekeluarga
memiliki perilaku berisiko tidak mencuci tangan menggunakan sabun setelah
BAB, membakar sampar d sekitar rumah. Selokan di sekitar rumah Bapak B
lancar. Seluruh anggota keluarga Bapak B memiliki BPJS. Keluarga Bapak B
memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan baik. Status gizi anggota keluarga
Bapak B baik. Bayi SR dalam keadaan sehat. Setelah diedukasi bapak B
mengatakan akan mengganti plafon, mencuci tangan menggunakan sabun setelah
BAB, mengganti sumber air minum menjadi air yang dimasak terlebih dahulu dan
tidak membakar sampah yang dikumpulkan.

29

3.5. Keluarga 3
3.5.1. Keterangan Anggota Rumah Tangga
Bapak C sebagai kepala keluarga yang memiliki 4 anggota keluarga, yaitu
1 orang istri dan 3 orang anak. Keterangan anggota rumah tangga Bapak C adalah
sebagai berikut:
a. Bapak C (laki-laki) sebagai kepala rumah tangga berumur 39 tahun,
menikah, pendidikan SMA, pekerjaan pekerja bengkel. Bapak C sering
mengeluh sakit kepala. Pada pemeriksaan fisik dijumpai TD: 150/90
mmHg, HR: 90x/I, RR: 22x/i.
b. Ibu E (perempuan) istri Bapak C berumur 35 tahun, menikah,
pendidikan SMP, ibu rumah tangga. Ibu E tidak memiliki keluhan
kesehatan.
c. FA (perempuan) anak Bapak C dan Ibu E berumur 11 tahun,
pendidikan SD kelas 6, pelajar. FA tidak memiliki keluhan kesehatan.
d. AM (perempuan) anak Bapak C dan Ibu E berumur 7 tahun,
pendidikan SD kelas 2. AM tidak memiliki keluhan kesehatan.
e. Bayi F (perempuan) berumur 5 bulan, belum. Bayi F memiliki keluhan
demam.
3.5.2. Pemeliharaan Hygiene & Sanitasi
Seluruh anggota keluarga bapak C mencuci tangan sebelum makan,
mencuci tangan setelah selesai BAB dan BAK, mencebok menggunakan air dan
sabun, sumber air bersih dari PDAM , sumber air minum isi ulang, pembuangan
tinja memenuhi syarat kesehatan, tempat penampungan air di penampungan
tertutup, keadaan selokan lancar, dan cara pembuangan sampah setiap hari dikutip
oleh petugas kebersihan.
3.5.3. Perilaku Berisiko
Bapak C merokok didalam rumah dan tidak mengonsumsi alkohol.
Anggota keluarga yang lain tidak memiliki perilaku berisiko.
3.5.4. Kondisi Fisik Bangunan Rumah
Keadaan rumah Bapak C memiliki kondisi fisik bangunan beratap seng,
dengan plafon triplek, dinding terluar batu bata, berlantai semen, memiliki kamar
mandi sendiri, memiliki tempat buang air besar (BAB) sendiri, sumber air bersih
PDAM dan sumber penerangan Perusahaan Listrik Negara (PLN).
3.5.5. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan

30

Keluarga Bapak C merupakan anggota BPJS, mengunjungi puskesmas


untuk berobat dan meminta rujukan, mengunjungi posyandu untuk menimbang
berat badan anak dan imunisasi anak.
3.5.6. Pemeriksaan Fisik/ Status Gizi
a. Bapak C (laki-laki) berumur 39 tahun dengan berat badan 60 Kg, dan
tinggi 160 cm.
IMT= BB/ (TB dalam meter)2 = 60/ (1,6m)2 = 23,4 (IMT Normal)
b. Ibu E (perempuan) berumur 35 tahun dengan berat badan 69 Kg, dan
tinggi 160 cm.
IMT= BB/ (TB dalam meter)2 = 69 / (1,6 m)2 = 26,95 (Overweight)
c. FA (perempuan) berumur 11 tahun dengan berat badan 34 Kg, dan
tinggi 139 cm.
BBN 6-12 tahun = (7x11 5) / 2 = 36 kg
SG= (34/ 36) x 100% = 94.44 % (Baik)
d. AM (perempuan) berumur 7 tahun dengan berat badan 21 Kg, dan
tinggi 120 cm.
BBN 6-12 tahun = (7x7 5) / 2 = 22 kg
SG= (21/ 22) x 100% = 95.45 % (Baik)
e. Bayi F (perempuan) berumur 5 bulan dengan berat badan 6,7 Kg, dan
panjang badan 62 cm.
BBN <12 bulan = (5/2) +4 = 6.5 kg
SG= (6,7/6,5 ) x 100% = 103,07 % (Baik)
Z Score BB/U = (6,7 - 6,9) / (6,9 - 6,1) = - 0,25 (normal)
Z Score PB/U = (62 - 64) / (64 61,8) = - 0,9 (normal)
3.5.7. Pemeriksaan Fisik Bayi
A. Anamnesa
a. Identitas
Tanggal Diperiksa
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Alamat
Tempat/ Tgl. Lahir

: 11 Juni 2016
: Bayi F
: 5 bulan
: Perempuan
: Jl. Sei Petani
: Binjai, 3 Januari 2016
31

Berat Badan
Panjang Badan

: 6,7 kg
: 62 cm

b. Riwayat Kehamilan dan Persalinan


Anak Ke-

:3

Proses Persalinan

: Sectio caesaria

Tempat Bersalin

: Rumah Sakit

Penolong

: Dokter Sp.OG

Berat Lahir

: 3200 gram

c. Riwayat Makanan
0 6 Bulan

: ASI Eksklusif

d. Riwayat Imunisasi
1. BCG

: Umur 1 Bulan

2. DPT

: Umur 2, 3 Bulan

3. Polio

: Umur 0,2,4, Bulan

4. Hepatitis B

: Sudah sewaktu baru lahir

5. Campak

:-

e. Riwayat Tumbuh Kembang


Tengkurap

: 4 bulan

Merangkak

:-

Berjalan

:-

Berbicara

:-

f. Riwayat Penyakit
Keluhan Utama

: Demam

Telaah

:
Keluhan dirasakan pasien sejak 3 hari yang lalu. Demam

dirasakan naik turun, Orang tua pasien juga mengeluh banyak


cairan di hidung bayi. BAB mencret (-), dan BAK (+) normal.
Riwayat Penggunaan Obat

:-

Riwayat Penyakit Terdahulu : B. Pemeriksaan Fisik


32

a. Status Present
Kesadaran

: Compos Mentis

Pulse

: 140 x/i

Pernafasan

: 30 x/i

Suhu

: 37,8 oC

b. Status Generalisata
Kepala
Mata
Hidung
Mulut
Leher
Thorax
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

: DBN
: Sekret (+/+)
: DBN
: DBN
: DBN
: DBN
: DBN
: DBN

Abdomen
Inspeksi

: DBN

Palpasi

: DBN

Perkusi

: DBN

Auskultasi

: DBN

Ekstremitas
Superior

: DBN

Inferior

: DBN

Diagnosis Banding
a. Infeksi Saluran Pernafasan Akut
b. Rhinitis Alergi
Diagnosis
Infeksi Saluran Pernafasan Akut
3.5.8. Identifikasi Masalah
Masalah yang dijumpai pada keluarga bapak C adalah:
a. Bapak C merokok dan melakukannya didalam rumah.
b. Bapak C memiliki riwayat Hipertensi.

33

c. Berat badan Ibu E Overweight.


d. Kurangnya ventilasi di rumah Bapak C.
e. Bayi F mengalami ISPA.
3.5.9. Edukasi
Edukasi yang diberikan kepada keluarga Bapak C, antara lain:
a. Tidak merokok disekitar anggota keluarga dan tidak didalam rumah,
mengingat ruangan didalam rumah yang kurang ventilasi dan
mengurangi konsumsi rokok.
b. Tidak mengonsumsi garam yang berlebihan dan makanan lain yang
dapat memicu meningkatnya tekanan darah serta kontrol ke tenaga
kesehatan agar tekanan darah dapat terkontrol.
c. Membuka penutup jendela agar pertukaran udara didalam rumah
Bapak C lebih baik.
d. Membawa bayi F ke puskesmas atau tenaga kesehatan agar dapat
ditatalaksana dengan baik.
3.5.10. Kesimpulan Keluarga 3
Bapak C memiliki seorang istri dan tiga orang anak. Hanya Bapak C yang
memiliki perilaku berisiko merokok. Hygiene keluarga Bapak C baik. Seluruh
anggota keluarga Bapak C memiliki BPJS. Status gizi anggota keluarga Bapak C
baik. Berat badan Ibu E Overweight. Bayi F mengalami ISPA. Setelah diedukasi,
Bapak C masih tetap merokok, namun merokok diluar ruangan dan tidak
mengkonsumsi makanan yang asin. Bayi F sudah dibawa ke Puskesmas.

3.6. Keluarga 4
3.6.1 Keterangan Anggota Rumah Tangga
Bapak D sebagai kepala keluarga yang memiliki 2 anggota keluarga, yaitu
1 orang istri dan 1 orang anak. Keterangan anggota rumah tangga Bapak D adalah
sebagai berikut:
a. Bapak D (laki-laki) sebagai kepala rumah tangga berumur 27
tahun, menikah, pendidikan SMA, pekerjaaan pedagang. Bapak D
tidak memiliki keluhan kesehatan

34

b. Ibu G (perempuan) istri Bapak D berumur 25 tahun, menikah,


pendidikan SMA, pekerjaan pedagang. Ibu M memiliki keluhan
sering terasa oyong.
c. Bayi H (perempuan) anak Bapak D dan Ibu G berumur 4 bulan.
Bayi H tidak memiliki keluhan kesehatan.
3.6.2 Pemeliharaan Hygiene dan Sanitasi
Keluarga Bapak D mencuci tangan setelah selesai BAB dan BAK,
mencebok menggunakan air dan sabun, sumber air bersih dari sumur, sumber air
minum isi ulang, pembuangan tinja memenuhi syarat kesehatan, tempat
penampungan air di penampungan tertutup, keadaan selokan lancar, dan cara
pembuangan sampah dengan cara mengumpulkan sampah di sekitar rumah.
3.6.3 Perilaku Berisiko
Bapak D sekeluarga tidak memiliki perilaku berisiko.
3.6.4 Kondisi Fisik Bangunan Rumah
Keadaan rumah Bapak D memiliki kondisi fisik bangunan beratap seng,
dinding terluar semen batu bata, berlantai semen, memiliki kamar mandi sendiri,
memiliki tempat buang air besar (BAB) sendiri, dan sumber penerangan
Perusahaan Listrik Negara (PLN).
3.6.5 Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan
Keluarga Bapak D merupakan anggota BPJS, tetapi tidak pada Bayi H.
Bayi H belum menjadi anggota BPJS. Keluarga Bapak D mengunjungi puskesmas
apabila sakit tetapi tidak mengunjungi posyandu untuk menimbang berat badan
dan imunisasi bayi.
3.6.6 Pemeriksaan Fisik/ Status Gizi
Dari pemeriksaan fisik yang telah dilakukan pada keluarga Bapak D,
didapatkan hasil sebagai berikut :
a. Bapak D (laki-laki) berumur 27 tahun dengan berat badan 60 Kg, dan
tinggi 167 cm.
IMT= BB/ (TB dalam meter)2 = 60/(1,67)2 = 21.52 (IMT Normal)
b. Ibu G (perempuan) berumur 25 tahun dengan berat badan 48 Kg, dan
tinggi 155 cm.

35

IMT= BB/ (TB dalam meter)2 = 48/ (1,55)2 = 20 (IMT Normal)


c. Bayi H (perempuan) berumur 4 bulan dengan berat badan 6 kg, dan
panjang badan 60 cm.
BBN <12 bulan = (4/2) + 4 = 6 kg
SG= (6/6) x 100% = 100 % (Baik)
Z Score BB/U = (6 6,4) / (6,4 5,7) = - 0,85 (normal)
Z Score PB/U = (60 62,1) / (62,1 59,9) = - 0,95 (normal)
3.6.7

Pemeriksaan Fisik Bayi


A. Anamnesa
g. Identitas
Tanggal Diperiksa

: 12 Juni 2016

Nama

: Bayi H

Umur

: 4 bulan

Jenis Kelamin

: Perempuan

Alamat

: Jl. Sei Besitang

Tempat/ Tgl. Lahir

: Binjai, 25 Februari 2015

Berat Badan

: 6 kg

Panjang Badan

: 60 cm

h. Riwayat Kehamilan dan Persalinan


Anak Ke-

:1

Proses Persalinan

: Normal

Tempat Bersalin

: Bidan

Penolong

: Bidan

Berat Lahir

: 3300 gram

i. Riwayat Makanan
0 4 Bulan

: ASI Eksklusif

j. Riwayat Imunisasi
BCG

:-

DPT

:-

Polio

:36

Hepatitis B

: Sudah sewaktu lahir

Campak

:-

k. Riwayat Tumbuh Kembang


Tengkurap

: 4 bulan

Merangkak

:-

Berjalan

:-

Berbicara

:-

l. Riwayat Penyakit
Keluhan Utama

: Tidak Ada

Telaah

:-

Riwayat Penggunaan Obat

:-

Riwayat Penyakit Terdahulu : C. Pemeriksaan Fisik


c. Status Present
Kesadaran

: CM

Pulse

: 130 x/i

Pernafasan

: 32 x/i

Suhu

: 36,5oC

d. Status Generalisata
Kepala
Mata

: DBN

Hidung

: DBN

Mulut

: DBN

Leher

: DBN

Thorax
Inspeksi

: DBN

Palpasi

: DBN

Perkusi

: DBN

Auskultasi

: DBN

Abdomen

37

Inspeksi

: DBN

Palpasi

: DBN

Perkusi

: DBN

Auskultasi

: DBN

Ekstremitas
Superior

: DBN

Inferior

: DBN

Diagnosis Banding
Diagnosis
Bayi dalam keadaan sehat
3.6.8 Identifikasi Masalah
Masalah yang dijumpai pada keluarga bapak D adalah :
a. Ibu G sering merasa oyong.
b. Bayi H tidak di imunisasi
c. Bayi H belum menjadi anggota BPJS.
d. Banyak sampah menumpuk di sekitar rumah.

3.6.9 Edukasi
Edukasi yang diberikan kepada keluarga Bapak D, antara lain:
a. Menyarankan Ibu G untuk memeriksakan diri ke puskesmas dan
mengkonsumsi makan yang bergizi.
b. Menjelaskan kepada keluarga Bapak D bahwa imunisasi sangat
penting untuk kesehatan bayi dan tidak berbahaya.
c. Menyarankan Bapak D untuk mendaftarkan Bayi H menjadi anggota
BPJS.
d. Menyarankan keluarga Bapak D untuk membuat tempat sampah yang
lebih baik dan mengubur barang-barang bekas yang ada di sekitar
rumah.
3.6.10 Kesimpulan Keluarga 4

38

Bapak D memiliki seorang istri dan satu orang anak. Bapak D sekeluarga
tidak memiliki perilaku berisiko. Selokan di sekitar rumah Bapak D lancar.
Anggota keluarga Bapak D memiliki BPJS kecuali Bayi H. Bapak D akan
mendaftarkan Bayi H menjadi anggota BPJS dan mengunjungi posyandu agar
ditimbang dan diimunisasi bayinya. Status gizi anggota keluarga Bapak D baik.
Bayi H dalam keadaan sehat.

39

3.7. Keluarga 5
3.7.1 Keterangan Anggota Rumah Tangga
Bapak E sebagai kepala keluarga yang memiliki 2 anggota keluarga, yaitu
1 orang istri dan 1 orang anak. Keterangan anggota rumah tangga Bapak E adalah
sebagai berikut:
a. Bapak E (laki-laki) sebagai kepala rumah tangga berumur 25
tahun, menikah, pendidikan SMP. Bekerja sebagai pedagang.
Bapak E tidak memiliki keluhan kesehatan.
b. Ibu J (perempuan) istri Bapak E berumur 24 tahun, menikah,
pendidikan SMA, pedagang. Ibu J tidak memiliki keluhan
kesehatan.
c. Bayi K (laki - laki) anak Bapak E dan Ibu J berumur 5 bulan. Bayi
K tidak memiliki keluhan kesehatan.
3.7.2. Pemeliharaan Hygiene dan Sanitasi
Seluruh anggota keluarga bapak E mencuci tangan sebelum makan,
mencuci tangan setelah selesai BAB dan BAK, mencebok menggunakan air dan
sabun, sumber air bersih dari sumur, sumber air minum isi ulang, pembuangan
tinja memenuhi syarat kesehatan, tempat penampungan air di penampungan
terbuka, keadaan selokan tidak lancar, dan cara pembuangan sampah setiap hari
dikutip oleh petugas kebersihan.
3.7.3. Perilaku Berisiko
Bapak E adalah seorang perokok dan Bapak E merokok didalam rumah.
Anggota keluarga lain tidak memiliki perilaku berisiko.
3.7.4. Kondisi Fisik Bangunan Rumah
Untuk kondisi rumah yang ditempati oleh Bapak E, didapatkan hasil
sebagai berikut :
1. Atap terluas
: Seng
2. Jenis plafon terluas
: Triplek
3. Jenis dinding terluas
: Batu bata
4. Jenis lantai terluas
: Semen
5. Fasilitas tempat mandi
: Pribadi
6. Fasilitas buang air besar
: Pribadi
7. Sumber penerangan
: Listrik PLN
8. Sumber air bersih
: Sumur
9. Sumber air minum
: Air isi ulang

40

10. Tempat pembuangan akhir tinja


11. Tempat penampungan air limbah
12. Sarana pembuangan limbah
13. Keadaan air selokan disekitar rumah
14. Cara pembuangan sampah

: Lobang tanah
: Langsung ke got
: Dengan saluran tertutup
: Tidak lancar
: Di kutip setiap hari oleh petugas
kebersihan.

3.7.5. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan


Keluarga Bapak E merupakan anggota BPJS, mengunjungi puskesmas
untuk berobat, tetapi tidak mengunjungi posyandu untuk menimbang berat badan
bayi dan imunisasi.
3.7.6. Pemeriksaan Fisik/ Status Gizi
a. Bapak E (laki-laki) berumur 26 tahun dengan berat badan 60 Kg, dan
tinggi 165 cm.
IMT= BB/ (TB dalam meter)2 = 60/ (1,65)2 = 22.04 (IMT Normal)
b. Ibu J (perempuan) berumur 24 tahun dengan berat badan 59 Kg, dan tinggi
159 cm.
IMT= BB/ (TB dalam meter)2 = 59/ (1,59)2 = 23,41 (IMT Normal)
c. Bayi K (perempuan) berumur 5 bulan dengan berat badan 5,9 Kg dan
panjang badan 60 cm.
BBN <12 bulan = (5/2) + 4 = 6,5 kg
SG= (5,9/ 6,5) x 100% = 90,76 % (Baik)
Z Score BB/U = (5,9 - 6,9) / (6,9 - 6,1) = - 1,25 (normal)
Z Score PB/U = (60 - 64) / (64 61,8) = -1,8 (normal)

3.7.7. Pemeriksaan Fisik Bayi


A. Anamnesa
a) Identitas
Tanggal Diperiksa
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Alamat

: 12 Juni 2016
: Bayi K
: 5 bulan
: Perempuan
: Jl. Gunung Bendahara
41

Tempat/ Tgl. Lahir


Berat Badan
Panjang Badan

: Binjai, 11 Januari 2016


: 5,9 kg
: 60 cm

b) Riwayat Kehamilan dan Persalinan


Anak Ke-

:1

Proses Persalinan

: Normal

Tempat Bersalin

: Bidan

Penolong

: Bidan

Berat Lahir

: 2900 gram

c) Riwayat Makanan
-

0 6 Bulan

: ASI

d) Riwayat Imunisasi
BCG

:-

DPT

:-

Polio

: 0 bulan

Hepatitis B

: Sudah sewaktu baru lahir

Campak

:-

e) Riwayat Tumbuh Kembang


Tengkurap

: 4 bulan

Merangkak

:-

Berjalan

:-

Berbicara

:-

f) Riwayat Penyakit
Keluhan Utama

: Tidak ada

Telaah

:-

Riwayat Penggunaan Obat

:-

Riwayat Penyakit Terdahulu : C. Pemeriksaan Fisik


c. Status Present
42

Kesadaran

: CM

Pulse

: 126 x/i

Pernafasan

: 30 x/i

Suhu

: 36,6 oC

d. Status Generalisata
Kepala
Mata

: DBN

Hidung

: DBN

Mulut

: DBN

Leher

: DBN

Thorax
Inspeksi

: DBN

Palpasi

: DBN

Perkusi

: DBN

Auskultasi

: DBN

Abdomen
Inspeksi

: DBN

Palpasi

: DBN

Perkusi

: DBN

Auskultasi

: DBN

Ekstremitas
Superior

: DBN

Inferior

: DBN

Diagnosis Banding
Diagnosis
3.7.9. Identifikasi Masalah
Masalah yang dijumpai pada keluarga bapak E adalah:
b. Bapak E merokok di dalam rumah.

43

c. Bayi K belum diimunisasi lengkap


d. Sumber air minum keluarga Bapak E adalah air isi ulang.
e. Selokan tidak lancar karena banyak sampah.
3.7.10. Edukasi
Edukasi yang diberikan kepada keluarga Bapak E, antara lain:
a. Menyarankan agar Bapak E mengurangi konsumsi rokok dan tidak
merokok di dalam rumah.
b. Menjelaskan kepada keluarga Bapak E bahwa imunisasi sangat penting
untuk kesehatan bayi dan tidak berbahaya.
c. Menjelaskan akibat dari meminum air yang tidak di masak terlebih
dahulu dan menyarankan untuk mengkonsumsi air yang sudah di
masak terlebih dahulu.
d. Menyarankan keluarga Bapak E untuk gotong royong membersihkan
selokan agar lancar dan tidak membuang sampah di dalam selokan.

3.7.11. Kesimpulan Keluarga 5


Bapak E memiliki seorang istri dan seorang anak. Bapak E memiliki
perilaku berisiko seperti merokok. Seluruh anggota keluarga Bapak E memiliki
BPJS dan bayi belum diimunisasi lengkap sampai saat umur 5 bulan. Status gizi
keluarga Bapak E baik. Setelah diedukasi, Bapak E tetap merokok namun tidak
didalam rumah, mengunjungi posyandu agar bayinya ditimbang dan diimunisasi
dan keluarga Bapak E memasak air minum isi ulang terlebih dahulu sebelum
dikonsumsi.
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1.

Kesimpulan
Perilaku Berisiko yang ditemukan dua dari lima keluarga binaan adalah

merokok. Dua dari lima keluarga menggunakan plafon asbes. Satu dari lima
keluarga memiliki saluran selokan tidak lancar. Semua keluarga

memiliki

asuransi kesehatan, dan dua keluarga tidak memanfaatkan fasilitas kesehatan


puskesmas dan posyandu dengan baik. Satu dari lima keluarga memiliki anggota
44

keluarga dengan berat badan overweight. Semua bayi dari lima keluarga memiliki
status gizi yang baik. Satu keluarga memiliki bayi yang sedang mengeluhkan
sakit. Dua keluarga tidak membawa bayinya untuk diimunisasi.
4.2.

Saran
Diharapkan agar keluarga bayi menjaga kebersihan rumah dan lingkungan

agar tercipta lingkungan yang sehat dan layak untuk ditempati dan menjauhkan
sumber penyakit serta membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat. Tidak
melakukan perilaku berisiko seperti merokok, memeriksakan kesehatan secara
berkala di puskesmas / pusat pelayanan kesehatan terdekat, diharapkan untuk ikut
serta dalam setiap kegiatan puskesmas seperti penyuluhan dan posyandu agar
mendapat informasi mengenai kesehatan keluarga bayi.
Petugas kesehatan seharusnya mengoptimalkan pelayanan yang lebih baik
sehingga masyarakat sekitarnya tertarik untuk memanfaatkan puskesmas dan
posyandu, serta mengoptimalkan usaha promosi kesehatan secara berkala untuk
meningkatkan ketertarikan keluarga bayi untuk ikut serta dalam setiap kegiatan
puskesmas.

45

DAFTAR PUSTAKA
Arisman, MB,. 2007. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta. EGC
Ayu Bulan Febry,. 2013. Ilmu Gizi untuk Praktisi Kesehatan., Yogyakarta : Graha
Ilmu.
B. Sutomo,. 2010. Menu Sehat Alami untuk Batita dan Balita. Jakarta : Demedia.
Bambang Swasto Sunuharjo,. 2009. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Jakarta :
Yayasan Ilmu Sosial.
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, (2009) Faktor faktor yang
Mempengaruhi
Status
Gizi
Balita http://.rajawana.com/artikel/kesehatan/334-2-faktor-faktor-yangmempengaruhi-status-gizi-balita.
Depkes R.I (2007) Faktor - faktor yang Mempengarui Status Gizi, Jakarta :
Departemen Kesehatan.
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (2012), Upah Minimum Regional.
Jombang. Disnakertrans.
Hanum Marimbi,. 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar
Pada
Balita.,
Yogyakarta
:
Nuha
Medika. http://www.dokteranak.net/arsip/keperawatan-keluarga-dengankurang-gizi.
Info Datin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, Situasi
Kesehatan Anak Balita di Indonesia, 2015.
Kukuh Rahardjo,. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Mitayani,. 2010. Buku Saku Ilmu Gizi. Jakarta : Tim.
Profil Data Kesehatan RI,.2011. Prevalensi Status Gizi Balita Berdasarkan Berat
Badan per Umur (BB/U). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Profil Dinas Kesehatan Jombang,. 2012. Status Gizi Balita Menurut Jenis
Kelamin. Dinas Kesehatan Jombang.
Profil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur,. 2011. Status Gizi
Masyarakat. Dinas Kesehatan Jawa Timur.
Rahayu Widodo,. 2010. Pemberian Makanan, Suplemen dan Obat Pada
Anak. Jakarta : EGC.
Rekomendasi Praktik Pemberian Makan Berbasis Bukti pada Bayi dan Balita di
Indonesia untuk Mencegah Malnutrisi. 2015. Ikatan Dokter Anak
Indonesia.
Soediyono Reksoprayitno,. 2009. Ekonomi Makro. Badan Penerbit Fakultas
Ekonomi (BPFE) : UGM.
Soekidjo Notoatmodjo,. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Supariasa,. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.
Waryana,. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihama.
46

Anda mungkin juga menyukai