Arijal Isi Kel Binaan
Arijal Isi Kel Binaan
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Salah satu sasaran pembangunan kesehatan dalam rangka perwujudan
Indonesia sehat 2015 adalah perilaku hidup sehat yang diantaranya adalah yang
ditolong oleh tenaga kesehatan, serta menurunnya angka kematian ibu dan bayi
(Dep Kes RI, 1999).
Berdasarkan data SDKI 2012
kematian/1.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi sebesar 32 kematian/1.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Balita sebesar 40
kematian/1.000 kelahiran hidup. Dengan demikian AKB dan AKABA
menunjukkan tren adanya penurunan namun penurunannya melandai sedangkan
AKN tidak ada perbaikan dibandingkan hasil SDKI 2007.
Bayi adalah anak dengan rentang usia 0-12 bulan. Masa bayi merupakan
bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap
lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta organ-organ tubuh mulai berfungsi,
dan pada usia 29 hari sampai 12 bulan, bayi akan mengalami pertumbuhan yang
sangat cepat, parameter yang biasa digunakan untuk mengukur kemajuan
pertumbuhan adalah berat badan dan tinggi badan/panjang badan.
lebih dekat kehidupan pasien dan memberikan pertolongan kedokteran dalam hal
edukasi, pencegahan, dan pengobatan sesuai dengan kebutuhan pasien.
1.2.1
1.2.
Tujuan Home Visit
Tujuan Umum
Untuk mengetahui status kesehatan dasar agar dapat membuat suatu usaha
untuk meningkatkan status kesehatan bayi yang menjadi keluarga binaan.
1.2.2
Tujuan Khusus
a. Mengetahui keterangan tentang struktur keluarga bayi yang menjadi
keluarga binaan.
b. Mengetahui tentang akses terhadap pelayananan kesehatan dalam keluarga
binaan.
c. Mengetahui tentang perilaku berisiko terhadap kesehatan dalam keluarga
binaan.
d. Mengetahui kondisi fisik bangunan rumah keluarga binaan.
e. Mengetahui keadaan fisik anggota keluarga binaan.
f. Mengetahui tentang kesehatan bayi (status gizi, imunisasi, pemberian
makan, tumbuh kembang) dalam anggota keluarga binaan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1.
Bayi
2.1.1 Definisi Bayi
Bayi adalah anak dengan rentang usia 0-12 bulan. Masa bayi merupakan
bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap
lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta organ-organ tubuh mulai berfungsi,
dan pada usia 29 hari sampai 12 bulan, bayi akan mengalami pertumbuhan yang
sangat cepat (Perry & Potter, 2005).
2.1.2 Pertumbuhan Bayi
Supariasa (2001) menyatakan bahwa pertumbuhan berkaitan dengan
perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, dan fungsi tingkat sel, organ maupun
individu, yang diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran
panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium
dan nitrogen tubuh). Pertumbuhan fisik merupakan hal yang kuantitatif, yang
dapat diukur. Indikator ukuran pertumbuhan meliputi perubahan tinggi dan berat
badan, gigi, struktur skelet, dan karakteristik seksual (Perry & Potter, 2005).
Pertumbuhan pada masa anak-anak mengalami perbedaan yang bervariasi
sesuai dengan bertambahnya usia anak. Secara umum, pertumbuhan fisik dimulai
dari arah kepala ke kaki (cephalokaudal). Kematangan pertumbuhan tubuh pada
bagian kepala berlangsung lebih dahulu, kemudian secara berangsur-angsur
diikuti oleh tubuh bagian bawah. Selanjutnya, pertumbuhan bagian bawah akan
bertambah secara teratur (Nursalam dkk, 2005).
2.1.2.1. Ciri- Ciri Pertumbuhan
Hidayat (2008) menyatakan bahwa seseorang dikatakan mengalami
pertumbuhan bila terjadi perubahan ukuran dalam hal bertambahnya ukuran fisik,
seperti berat badan, tinggi badan/panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan,
lingkar dada, perubahan proporsi yang terlihat pada proporsi fisik atau organ
manusia yang muncul mulai dari masa konsepsi sampai dewasa, terdapat ciri baru
yang secara perlahan mengikuti proses kematangan seperti hilangnya ciri-ciri
lama yang ada selama masa pertumbuhan seperti hilangnya kelenjar timus,
lepasnya gigi susu, atau hilangnya refleks tertentu.
kelompok
teman
sebaya,
pengalaman
hidup,
kesehatan
lingkungan, kesehatan prenatal, nutrisi, istirahat, tidur dan olah raga, status
kesehatan, serta lingkungan tempat tinggal (Perry & Potter, 2005).
Wong, dkk (2008) mengatakan bahwa nutrisi memiliki pengaruh paling
penting pada pertumbuhan. Bayi dan anak-anak memerlukan kebutuhan
kalori relatif besar, hal ini dibuktikan dengan peningkatan tinggi dan berat
badan.
2.1.3 Parameter Pertumbuhan Bayi
Parameter
untuk
mengukur
kemajuan
pertumbuhan
biasanya
yang
Kategori
Gizi Baik
Gizi Kurang
Gizi Buruk
Gizi Lebih
Ambang Batas
+2 SD > skor_Z -2 SD
-2 SD > Skor_Z -3SD
Skor_Z < -3 SD
Skor_ Z +2 SD
Tabel 2.3 Rujukan BB/U untuk Bayi Laki-laki Usia 0-12 Bulan menurut WHONCHS
Ambang Batas
Skor_Z < -3 SD
-2 SD > skor_Z -3 SD
+2 SD Skor_Z -2SD
Skor_Z > +2 SD
Tabel 2.5 Rujukan PB/U untuk Bayi Perempuan Usia 0-12 Bulan menurut
WHO-NCHS
Tabel 2.6 Rujukan PB/U untuk Bayi Laki-laki Usia 0-12 Bulan menurut
WHO-NCHS
b. Pendengaran,
misalnya
reaksi
mendengarkan
bunyi,
menyimak
10
11
2. Berikan MPASI pada usia genap 6 bulan sambil melanjutkan ASI sampai
24 bulan. MPASI yang baik adalah yang memenuhi persyaratan tepat
waktu, bergizi lengkap, cukup dan seimbang, aman dan diberikan dengan
cara yang benar.
2.1.5.1 ASI
ASI memiliki komponen imunologis yang dapat melindungi bayi dari patogen
di lingkungan melalui mekanisme spesifik berupa antibodi (IgA, IgG, dan IgM)
dan non-spesifik yang meliputi laktoferin, lisozim, efek antiviral dan antiprotozoa
dari asam lemak bebas dan monogliserida.
Tabel 2.7 Komponen ASI
2.1.5.2 MPASI
WHO Global Strategy for Feeding Infant and Young Children pada tahun 2003
merekomendasikan agar pemberian MPASI memenuhi 4 syarat, yaitu:
12
Semakin bertambah usia anak semakin bertambah energi yang dibutuhkan dari
MP-ASI. Tabel 4 menunjukkan rerata kebutuhan energi per hari, kecukupan
energi yang berasal dari ASI dan energi yang harus dipenuhi oleh MP-ASI.
13
Tabel 2.9. Kebutuhan Energi Harian dari ASI dan MPASI menurut usia
2.1.6 Imunisasi
Imunisasi yaitu pemberian vaksin (antigen) yang dapat merangsang
pembentukan imunitas (antibodi) dari sistem imun di dalam tubuh.Tubuh manusia
sebenarnya telah mempunyai sistem kekebalan sebagai mekanisme pertahanan
dalam mencegah masuk dan menyebarnya agen infeksi. Mekanisme pertahanan
ini terdiri dari dua kelompok fungsional, yaitu pertahanan non spesifik dan
spesifik yang saling bekerja sama.
Pertahanan non spesifik diantaranya adalah kulit dan membran mukosa,
selsel fagosit, komplemen, lisozim, interferon, dan berbagai faktor humoral lain.
Pertahanan non spesifik berperan sebagai garis pertahanan pertama. Semua
pertahanan ini merupakan bawaan (innate) artinya pertahanan tersebut secara
alamiah ada dan tidak adanya dipengaruhi secara instriksik oleh kontak dengan
agen infeksi sebelumnya. Mekanisme pertahanan spesifik meliputi sistem
produksi antibodi oleh sel B dan sistem imunitas seluler oleh sel T. Sistem
pertahanan ini bersifat adaptif dan didapat, yaitu menghasilkan reaksi spesifik
pada setiap agen infeksi yang dikenali karena telah terjadi pemaparan terhadap
mikroba atau determinan antigenik tersebut sebelumnya. Sistem pertahanan ini
sangat efektif dalam memberantas infeksi serta mengingat agen infeksi tertentu
sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit di kemudian hari. Hal inilah yang
menjadi dasar imunisasi.
14
Gambar 2.1. Jadwal Imunisasi Anak Umur 1-18 tahun IDAI 2014
Pada dasarnya vaksin dibuat dari:
1. Kuman yang telah dilemahkan/ dimatikan
Contoh yang dimatikan : Vaksin polio salk, vaksin batuk rejan
Contoh yang dilemahkan : vaksin BCG, vaksin polio sabin, vaksin
campak
2. Zat racun (toksin) yang telah dilemahkan (toksoid)
Contoh : toksoid tetanus, toksoid diphteri
3. Bagian kuman tertentu/ komponen kuman yang biasanya berupa protein
khusus
Contoh : vaksin hepatitis B
Tabel 2.10. Jadwal Imunisasi berdasarkan Depkes RI Tahun 2013
15
Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang
dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam
tubuh. Status gizi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu status gizi kurang, gizi
normal, dan gizi lebih (Almatsier, 2005).
Status gizi normal merupakan suatu ukuran status gizi dimana terdapat
keseimbangan antara jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh dan energi yang
dikeluarkan dari luar tubuh sesuai dengan kebutuhan individu. Energi yang masuk
ke dalam tubuh dapat berasal dari karbohidrat, protein, lemak dan zat gizi lainnya.
Status gizi normal merupakan keadaan yang sangat diinginkan oleh semua orang
(Apriadji, 1986).
Status gizi kurang atau yang lebih sering disebut undernutrition
merupakan keadaan gizi seseorang dimana jumlah energi yang masuk lebih
sedikit dari energi yang dikeluarkan. Hal ini dapat terjadi karena jumlah energi
yang masuk lebih sedikit dari anjuran kebutuhan individu (Wardlaw, 2007).
Status gizi lebih (overnutrition) merupakan keadaan gizi seseorang dimana
jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh lebih besar dari jumlah energi yang
dikeluarkan (Nix, 2005). Hal ini terjadi karena jumlah energi yang masuk
melebihi kecukupan energi yang dianjurkan untuk seseorang, akhirnya kelebihan
zat gizi disimpan dalam bentuk lemak yang dapat mengakibatkan seseorang
menjadi gemuk (Apriadji, 1986).
Rumus menghitung status gizi pada bayi berdasarkan WHO:
Berat Badan Normal (BBN)
<12 bulan = (n : 2) + 4
1-5 tahun = 2n + 8
6-12 tahun = (7n 5) / 2
n = Umur
Status Gizi (SG) = (BB sekarang/ BBN) x 100%
Interpretasi
<60%
= Buruk
61 79% = Kurang
>80%
= Baik
Rumus menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) berdasarkan WHO:
Indeks Massa Tubuh (IMT)
16
2. 2.
2.2.1.
IMT
Kategori
<18,5
18,5 24,9
25,0
25,0 29,9
30,0
Underweight
Normal
Overweight
Pre-Obese
Obese
Rumah Sehat
Definisi Rumah Sehat
Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area
sekitarnya yang digunakan sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga
(UU RI No. 4 Tahun 1992). Menurut WHO dalam Komisi WHO Mengenai
Kesehatan dan Lingkungan (2001), rumah adalah struktur fisik atau bangunan
untuk tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani
dan rohani serta keadaan sosialnya baik demi kesehatan keluarga dan individu.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rumah sehat adalah bangunan
tempat berlindung dan beristirahat serta sebagai sarana pembinaan keluarga yang
menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental dan sosial, sehingga seluruh
anggota keluarga dapat bekerja secara produktif. Oleh karena itu, keberadaan
perumahan yang sehat, aman, serasi, teratur sangat diperlukan agar fungsi dan
kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik. 6
2.2.2.
17
18
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.
Lokasi Kegiatan
Keluarga binaan bayi dilakukan di Lingkungan II Kelurahan Tanah Seribu
No
.
Hari/ Tanggal
Kegiatan
6 Juni 2016
7 Juni 2016
8 Juni 2016
10 Juni 2016
11Juni 2016
12 Juni 2016
13 Juni 2016
14 Juni 2016
3.3.
Keluarga 1
19
3.3.1
1 orang istri dan 1 orang anak. Keterangan anggota rumah tangga Bapak A adalah
sebagai berikut:
a. Bapak A (laki-laki) sebagai kepala rumah tangga berumur 30 tahun,
menikah, pendidikan SMA, Pedagang. Bapak A tidak memiliki
keluhan kesehatan.
b. Ibu B (perempuan) istri Bapak A berumur 25 tahun, menikah,
pendidikan SMA, ibu rumah tangga. Ibu B tidak memiliki keluhan
kesehatan.
c. Bayi C (Laki-laki) anak Bapak A dan Ibu B berumur 6 bulan. Bayi C
tidak memiliki keluhan kesehatan.
3.3.2. Pemeliharaan Hygiene dan Sanitasi
Seluruh anggota keluarga bapak A mencuci tangan sebelum makan,
mencuci tangan setelah selesai BAB dan BAK, mencebok menggunakan air dan
sabun, sumber air bersih dari PDAM, sumber air minum isi ulang, pembuangan
tinja memenuhi syarat kesehatan, tempat penampungan air di penampungan
terbuka, keadaan selokan lancar, dan cara pembuangan sampah setiap hari dikutip
oleh petugas kebersihan.
3.3.3. Perilaku Berisiko
Bapak A sekeluarga tidak memiliki perilaku berisiko.
3.3.4. Kondisi Fisik Bangunan Rumah
Untuk kondisi rumah yang ditempati oleh ibu B, didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Atap terluas
: Seng
2. Jenis plafon terluas
: Asbes
3. Jenis dinding terluas
: Batu bata
4. Jenis lantai terluas
: Keramik
5. Fasilitas tempat mandi
: Pribadi
6. Fasilitas buang air besar
: Pribadi
7. Sumber penerangan
: Listrik PLN
8. Sumber air bersih
: PDAM
9. Sumber air minum
: Air isi ulang
10. Tempat pembuangan akhir tinja
: Lobang tanah
11. Tempat penampungan air limbah
: Langsung ke got
12. Sarana pembuangan limbah
: Dengan saluran tertutup
13. Keadaan air selokan disekitar rumah : Lancar
14. Cara pembuangan sampah
: Di kutip setiap hari oleh petugas
20
kebersihan.
3.3.5. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan
Keluarga Bapak A merupakan anggota BPJS, mengunjungi puskesmas
untuk berobat, mengunjungi posyandu untuk menimbang berat badan anak dan
imunisasi.
3.3.6. Pemeriksaan Fisik/ Status Gizi
a. Bapak A (laki-laki) berumur 30 tahun dengan berat badan 67 Kg, dan
tinggi 165 cm.
IMT= BB/ (TB dalam meter)2 = 67/ (1,65)2 = 24,6 (IMT Normal)
b. Ibu B (perempuan) berumur 25 tahun dengan berat badan 58 Kg, dan
tinggi 158 cm.
IMT= BB/ (TB dalam meter)2 = 58/ (1,58)2 = 23,23 (IMT Normal)
c. Bayi C (Laki-laki) berumur 6 bulan dengan berat badan 6,8 Kg dan
panjang badan 65 cm.
BBN < 12 bulan = (6/2) + 4 = 7 kg
SG= (6,8/7) x 100% = 97.14 % (Baik)
Z Score BB/U = (6,8 - 7,9) / (7,9 - 7,1) = - 1,37 (normal)
Z Score PB/U = (65 - 67,6) / (67,6 - 65,5) = -1,23 (normal)
3.3.7. Pemeriksaan Fisik Bayi
A. Anamnesa
a. Identitas
Tanggal Diperiksa
: 10 Juni 2016
Nama
: Bayi C
Umur
: 6 Bulan
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
Berat Badan
: 6,8 kg
Panjang Badan
: 65 cm
: Normal (Pervaginam)
21
Tempat Bersalin
: Klinik
Penolong
: Bidan
Berat Lahir
: 3300 gram
c. Riwayat Makanan
-
0 6 Bulan
: ASI Ekslusif
d. Riwayat Imunisasi
BCG
: Umur 1 Bulan
DPT
: Umur 2, 3, 5 Bulan
Polio
Hepatitis B
Campak
:-
: 4 bulan
Merangkak
:-
Berjalan
:-
Berbicara
:-
f. Riwayat Penyakit
Keluhan Utama
: Tidak Ada
Telaah
:-
:-
: CM
Pulse
: 128 x/i
Pernafasan
: 32 x/i
Suhu
: 36,6 oC
b. Status Generalisata
Kepala
Mata
: DBN
Hidung
: DBN
Mulut
: DBN
22
Leher
: DBN
Thorax
Inspeksi
: DBN
Palpasi
: DBN
Perkusi
: DBN
Auskultasi
: DBN
Abdomen
Inspeksi
: DBN
Palpasi
: DBN
Perkusi
: DBN
Auskultasi
: DBN
Ekstremitas
Superior
: DBN
Inferior
: DBN
Diagnosis Banding
Diagnosis
Bayi dalam keadaan sehat
3.3.8. Identifikasi Masalah
Masalah yang dijumpai pada keluarga bapak A adalah:
a. Plafon rumah dari asbes
b. Sumber air minum adalah air isi ulang.
c. Tempat penampungan air terbuka.
3.3.9. Edukasi
Edukasi yang diberikan kepada keluarga Bapak A, antara lain:
a. Mengganti plafon asbes dengan bahan plafon lain karena asbes tidak
baik bagi kesehatan.
b. Menjelaskan akibat dari meminum air yang tidak di masak dan
menyarankan untuk mengkonsumsi air yang sudah di masak terlebih
dahulu.
23
24
3.4.
Keluarga 2
3.4.1. Keterangan Anggota Rumah Tangga
Bapak B sebagai kepala keluarga yang memiliki 3 anggota keluarga, yaitu
1 orang istri dan 2 orang anak. Keterangan anggota rumah tangga Bapak B adalah
sebagai berikut:
a. Bapak B (laki-laki) sebagai kepala rumah tangga berumur 37 tahun,
menikah, pendidikan SMA, pekerjaaan wiraswasta. Bapak B tidak
memiliki keluhan kesehatan.
b. Ibu D (perempuan) istri Bapak B berumur 32 tahun, menikah,
pendidikan SMA, ibu rumah tangga. Ibu D tidak memiliki keluhan
kesehatan.
d. AP (laki-laki) anak Bapak B dan Ibu D berumur 7 tahun, pendidikan
SD kelas 2, pelajar. AP tidak memiliki keluhan kesehatan.
c. Bayi SR (perempuan) anak Bapak B dan Ibu D berumur 8 bulan, SR
tidak memiliki keluhan kesehatan.
3.4.2. Pemeliharaan Hygiene dan Sanitasi
Seluruh anggota keluarga bapak B mencuci tangan sebelum makan,
mencuci tangan setelah selesai BAB dan BAK, mencebok menggunakan air dan
tidak menggunakan sabun, sumber air bersih dari PDAM, sumber air minum isi
ulang, pembuangan tinja memenuhi syarat kesehatan, tempat penampungan air di
penampungan tertutup, keadaan selokan lancar, dan cara pembuangan sampah
dikumpulkan kemudian dibakar.
3.4.3. Perilaku Berisiko
Bapak B sekeluarga memiliki prilaku beresiko yaitu tidak mencuci tangan
menggunakan sabun satelah BAB.
3.4.4. Kondisi Fisik Bangunan Rumah
Untuk kondisi rumah yang ditempati oleh ibu A, didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Atap terluas
: Seng
2. Jenis plafon terluas
: Triplek
: Batu bata
: Semen
: Pribadi
: Pribadi
25
7. Sumber penerangan
: Listrik PLN
: PDAM
:Lancar
dibakar
3.4.5. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan
Keluarga Bapak B merupakan anggota BPJS, mengunjungi klinik apabila
sakit, mengunjungi posyandu untuk menimbang berat badan anak dan imunisasi.
3.4.6. Pemeriksaan Fisik/ Status Gizi
a. Bapak B (laki-laki) berumur 37 tahun dengan berat badan 57 Kg, dan
tinggi 168 cm.
IMT= BB/ (TB dalam meter)2 = 57/(1,68)2 = 20,19 (IMT Normal)
b. Ibu D (perempuan) berumur 32 tahun dengan berat badan 55 Kg, dan
tinggi 155 cm.
IMT= BB/ (TB dalam meter)2 = 55 / (1,55)2 = 22,91 (IMT Normal)
c. AP (laki-laki) berumur 7 tahun dengan berat badan 23 Kg, dan tinggi
119 cm.
BBN 6 - 12 tahun= [7(7) 5] /2 = 22 kg
SG= (23 / 22) x 100% = 104,54% (Baik)
d. SR (perempuan) berumur 8 bulan dengan berat badan 8,1 kg, dan
panjang badan 70 cm.
BBN < 12 bulan = (8/2) + 4 = 8 kg
SG= (8,1/8) x 100% = 101,25 % (Baik)
Z Score BB/U = (8,1 - 7,9) / (7,9 9,0) = - 0,18 (normal)
Z Score PB/U = (70 - 68,7) / (68,7 71,1) = -0,54 (normal)
3.4.7. Pemeriksaan Fisik Bayi
26
A. Anamnesa
a. Identitas
Tanggal Diperiksa
: 10 Juni 2016
Nama
: SR
Umur
: 8 bulan
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
Berat Badan
: 8,1 kg
Panjang Badan
: 70 cm
:2
Proses Persalinan
: Normal (Pervaginam)
Tempat Bersalin
: Klinik
Penolong
: Bidan
Berat Lahir
: 3000 gram
c. Riwayat Makanan
0 6 Bulan
: ASI Eksklusif
7 8 Bulan
: ASI + MP ASI
d. Riwayat Imunisasi
BCG
: Lengkap
DPT
: Lengkap
Polio
: Lengkap
Hepatitis B
: Lengkap
Campak
:-
: 6 Bulan
Merangkak
: 8 Bulan
Berjalan
:-
Berbicara
:-
f. Riwayat Penyakit
27
Keluhan Utama
: Tidak Ada
Telaah
:-
:-
: CM
Pulse
: 120 x/i
Pernafasan
: 30 x/i
Suhu
: 36,7oC
b. Status Generalisata
Kepala
Mata
: DBN
Hidung
: DBN
Mulut
: DBN
Leher
: DBN
Thorax
Inspeksi
: DBN
Palpasi
: DBN
Perkusi
: DBN
Auskultasi
: DBN
Abdomen
Inspeksi
: DBN
Palpasi
: DBN
Perkusi
: DBN
Auskultasi
: DBN
Ekstremitas
Superior
: DBN
Inferior
: DBN
Diagnosis Banding
Diagnosis
28
29
3.5. Keluarga 3
3.5.1. Keterangan Anggota Rumah Tangga
Bapak C sebagai kepala keluarga yang memiliki 4 anggota keluarga, yaitu
1 orang istri dan 3 orang anak. Keterangan anggota rumah tangga Bapak C adalah
sebagai berikut:
a. Bapak C (laki-laki) sebagai kepala rumah tangga berumur 39 tahun,
menikah, pendidikan SMA, pekerjaan pekerja bengkel. Bapak C sering
mengeluh sakit kepala. Pada pemeriksaan fisik dijumpai TD: 150/90
mmHg, HR: 90x/I, RR: 22x/i.
b. Ibu E (perempuan) istri Bapak C berumur 35 tahun, menikah,
pendidikan SMP, ibu rumah tangga. Ibu E tidak memiliki keluhan
kesehatan.
c. FA (perempuan) anak Bapak C dan Ibu E berumur 11 tahun,
pendidikan SD kelas 6, pelajar. FA tidak memiliki keluhan kesehatan.
d. AM (perempuan) anak Bapak C dan Ibu E berumur 7 tahun,
pendidikan SD kelas 2. AM tidak memiliki keluhan kesehatan.
e. Bayi F (perempuan) berumur 5 bulan, belum. Bayi F memiliki keluhan
demam.
3.5.2. Pemeliharaan Hygiene & Sanitasi
Seluruh anggota keluarga bapak C mencuci tangan sebelum makan,
mencuci tangan setelah selesai BAB dan BAK, mencebok menggunakan air dan
sabun, sumber air bersih dari PDAM , sumber air minum isi ulang, pembuangan
tinja memenuhi syarat kesehatan, tempat penampungan air di penampungan
tertutup, keadaan selokan lancar, dan cara pembuangan sampah setiap hari dikutip
oleh petugas kebersihan.
3.5.3. Perilaku Berisiko
Bapak C merokok didalam rumah dan tidak mengonsumsi alkohol.
Anggota keluarga yang lain tidak memiliki perilaku berisiko.
3.5.4. Kondisi Fisik Bangunan Rumah
Keadaan rumah Bapak C memiliki kondisi fisik bangunan beratap seng,
dengan plafon triplek, dinding terluar batu bata, berlantai semen, memiliki kamar
mandi sendiri, memiliki tempat buang air besar (BAB) sendiri, sumber air bersih
PDAM dan sumber penerangan Perusahaan Listrik Negara (PLN).
3.5.5. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan
30
: 11 Juni 2016
: Bayi F
: 5 bulan
: Perempuan
: Jl. Sei Petani
: Binjai, 3 Januari 2016
31
Berat Badan
Panjang Badan
: 6,7 kg
: 62 cm
:3
Proses Persalinan
: Sectio caesaria
Tempat Bersalin
: Rumah Sakit
Penolong
: Dokter Sp.OG
Berat Lahir
: 3200 gram
c. Riwayat Makanan
0 6 Bulan
: ASI Eksklusif
d. Riwayat Imunisasi
1. BCG
: Umur 1 Bulan
2. DPT
: Umur 2, 3 Bulan
3. Polio
4. Hepatitis B
5. Campak
:-
: 4 bulan
Merangkak
:-
Berjalan
:-
Berbicara
:-
f. Riwayat Penyakit
Keluhan Utama
: Demam
Telaah
:
Keluhan dirasakan pasien sejak 3 hari yang lalu. Demam
:-
a. Status Present
Kesadaran
: Compos Mentis
Pulse
: 140 x/i
Pernafasan
: 30 x/i
Suhu
: 37,8 oC
b. Status Generalisata
Kepala
Mata
Hidung
Mulut
Leher
Thorax
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
: DBN
: Sekret (+/+)
: DBN
: DBN
: DBN
: DBN
: DBN
: DBN
Abdomen
Inspeksi
: DBN
Palpasi
: DBN
Perkusi
: DBN
Auskultasi
: DBN
Ekstremitas
Superior
: DBN
Inferior
: DBN
Diagnosis Banding
a. Infeksi Saluran Pernafasan Akut
b. Rhinitis Alergi
Diagnosis
Infeksi Saluran Pernafasan Akut
3.5.8. Identifikasi Masalah
Masalah yang dijumpai pada keluarga bapak C adalah:
a. Bapak C merokok dan melakukannya didalam rumah.
b. Bapak C memiliki riwayat Hipertensi.
33
3.6. Keluarga 4
3.6.1 Keterangan Anggota Rumah Tangga
Bapak D sebagai kepala keluarga yang memiliki 2 anggota keluarga, yaitu
1 orang istri dan 1 orang anak. Keterangan anggota rumah tangga Bapak D adalah
sebagai berikut:
a. Bapak D (laki-laki) sebagai kepala rumah tangga berumur 27
tahun, menikah, pendidikan SMA, pekerjaaan pedagang. Bapak D
tidak memiliki keluhan kesehatan
34
35
: 12 Juni 2016
Nama
: Bayi H
Umur
: 4 bulan
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
Berat Badan
: 6 kg
Panjang Badan
: 60 cm
:1
Proses Persalinan
: Normal
Tempat Bersalin
: Bidan
Penolong
: Bidan
Berat Lahir
: 3300 gram
i. Riwayat Makanan
0 4 Bulan
: ASI Eksklusif
j. Riwayat Imunisasi
BCG
:-
DPT
:-
Polio
:36
Hepatitis B
Campak
:-
: 4 bulan
Merangkak
:-
Berjalan
:-
Berbicara
:-
l. Riwayat Penyakit
Keluhan Utama
: Tidak Ada
Telaah
:-
:-
: CM
Pulse
: 130 x/i
Pernafasan
: 32 x/i
Suhu
: 36,5oC
d. Status Generalisata
Kepala
Mata
: DBN
Hidung
: DBN
Mulut
: DBN
Leher
: DBN
Thorax
Inspeksi
: DBN
Palpasi
: DBN
Perkusi
: DBN
Auskultasi
: DBN
Abdomen
37
Inspeksi
: DBN
Palpasi
: DBN
Perkusi
: DBN
Auskultasi
: DBN
Ekstremitas
Superior
: DBN
Inferior
: DBN
Diagnosis Banding
Diagnosis
Bayi dalam keadaan sehat
3.6.8 Identifikasi Masalah
Masalah yang dijumpai pada keluarga bapak D adalah :
a. Ibu G sering merasa oyong.
b. Bayi H tidak di imunisasi
c. Bayi H belum menjadi anggota BPJS.
d. Banyak sampah menumpuk di sekitar rumah.
3.6.9 Edukasi
Edukasi yang diberikan kepada keluarga Bapak D, antara lain:
a. Menyarankan Ibu G untuk memeriksakan diri ke puskesmas dan
mengkonsumsi makan yang bergizi.
b. Menjelaskan kepada keluarga Bapak D bahwa imunisasi sangat
penting untuk kesehatan bayi dan tidak berbahaya.
c. Menyarankan Bapak D untuk mendaftarkan Bayi H menjadi anggota
BPJS.
d. Menyarankan keluarga Bapak D untuk membuat tempat sampah yang
lebih baik dan mengubur barang-barang bekas yang ada di sekitar
rumah.
3.6.10 Kesimpulan Keluarga 4
38
Bapak D memiliki seorang istri dan satu orang anak. Bapak D sekeluarga
tidak memiliki perilaku berisiko. Selokan di sekitar rumah Bapak D lancar.
Anggota keluarga Bapak D memiliki BPJS kecuali Bayi H. Bapak D akan
mendaftarkan Bayi H menjadi anggota BPJS dan mengunjungi posyandu agar
ditimbang dan diimunisasi bayinya. Status gizi anggota keluarga Bapak D baik.
Bayi H dalam keadaan sehat.
39
3.7. Keluarga 5
3.7.1 Keterangan Anggota Rumah Tangga
Bapak E sebagai kepala keluarga yang memiliki 2 anggota keluarga, yaitu
1 orang istri dan 1 orang anak. Keterangan anggota rumah tangga Bapak E adalah
sebagai berikut:
a. Bapak E (laki-laki) sebagai kepala rumah tangga berumur 25
tahun, menikah, pendidikan SMP. Bekerja sebagai pedagang.
Bapak E tidak memiliki keluhan kesehatan.
b. Ibu J (perempuan) istri Bapak E berumur 24 tahun, menikah,
pendidikan SMA, pedagang. Ibu J tidak memiliki keluhan
kesehatan.
c. Bayi K (laki - laki) anak Bapak E dan Ibu J berumur 5 bulan. Bayi
K tidak memiliki keluhan kesehatan.
3.7.2. Pemeliharaan Hygiene dan Sanitasi
Seluruh anggota keluarga bapak E mencuci tangan sebelum makan,
mencuci tangan setelah selesai BAB dan BAK, mencebok menggunakan air dan
sabun, sumber air bersih dari sumur, sumber air minum isi ulang, pembuangan
tinja memenuhi syarat kesehatan, tempat penampungan air di penampungan
terbuka, keadaan selokan tidak lancar, dan cara pembuangan sampah setiap hari
dikutip oleh petugas kebersihan.
3.7.3. Perilaku Berisiko
Bapak E adalah seorang perokok dan Bapak E merokok didalam rumah.
Anggota keluarga lain tidak memiliki perilaku berisiko.
3.7.4. Kondisi Fisik Bangunan Rumah
Untuk kondisi rumah yang ditempati oleh Bapak E, didapatkan hasil
sebagai berikut :
1. Atap terluas
: Seng
2. Jenis plafon terluas
: Triplek
3. Jenis dinding terluas
: Batu bata
4. Jenis lantai terluas
: Semen
5. Fasilitas tempat mandi
: Pribadi
6. Fasilitas buang air besar
: Pribadi
7. Sumber penerangan
: Listrik PLN
8. Sumber air bersih
: Sumur
9. Sumber air minum
: Air isi ulang
40
: Lobang tanah
: Langsung ke got
: Dengan saluran tertutup
: Tidak lancar
: Di kutip setiap hari oleh petugas
kebersihan.
: 12 Juni 2016
: Bayi K
: 5 bulan
: Perempuan
: Jl. Gunung Bendahara
41
:1
Proses Persalinan
: Normal
Tempat Bersalin
: Bidan
Penolong
: Bidan
Berat Lahir
: 2900 gram
c) Riwayat Makanan
-
0 6 Bulan
: ASI
d) Riwayat Imunisasi
BCG
:-
DPT
:-
Polio
: 0 bulan
Hepatitis B
Campak
:-
: 4 bulan
Merangkak
:-
Berjalan
:-
Berbicara
:-
f) Riwayat Penyakit
Keluhan Utama
: Tidak ada
Telaah
:-
:-
Kesadaran
: CM
Pulse
: 126 x/i
Pernafasan
: 30 x/i
Suhu
: 36,6 oC
d. Status Generalisata
Kepala
Mata
: DBN
Hidung
: DBN
Mulut
: DBN
Leher
: DBN
Thorax
Inspeksi
: DBN
Palpasi
: DBN
Perkusi
: DBN
Auskultasi
: DBN
Abdomen
Inspeksi
: DBN
Palpasi
: DBN
Perkusi
: DBN
Auskultasi
: DBN
Ekstremitas
Superior
: DBN
Inferior
: DBN
Diagnosis Banding
Diagnosis
3.7.9. Identifikasi Masalah
Masalah yang dijumpai pada keluarga bapak E adalah:
b. Bapak E merokok di dalam rumah.
43
Kesimpulan
Perilaku Berisiko yang ditemukan dua dari lima keluarga binaan adalah
merokok. Dua dari lima keluarga menggunakan plafon asbes. Satu dari lima
keluarga memiliki saluran selokan tidak lancar. Semua keluarga
memiliki
keluarga dengan berat badan overweight. Semua bayi dari lima keluarga memiliki
status gizi yang baik. Satu keluarga memiliki bayi yang sedang mengeluhkan
sakit. Dua keluarga tidak membawa bayinya untuk diimunisasi.
4.2.
Saran
Diharapkan agar keluarga bayi menjaga kebersihan rumah dan lingkungan
agar tercipta lingkungan yang sehat dan layak untuk ditempati dan menjauhkan
sumber penyakit serta membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat. Tidak
melakukan perilaku berisiko seperti merokok, memeriksakan kesehatan secara
berkala di puskesmas / pusat pelayanan kesehatan terdekat, diharapkan untuk ikut
serta dalam setiap kegiatan puskesmas seperti penyuluhan dan posyandu agar
mendapat informasi mengenai kesehatan keluarga bayi.
Petugas kesehatan seharusnya mengoptimalkan pelayanan yang lebih baik
sehingga masyarakat sekitarnya tertarik untuk memanfaatkan puskesmas dan
posyandu, serta mengoptimalkan usaha promosi kesehatan secara berkala untuk
meningkatkan ketertarikan keluarga bayi untuk ikut serta dalam setiap kegiatan
puskesmas.
45
DAFTAR PUSTAKA
Arisman, MB,. 2007. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta. EGC
Ayu Bulan Febry,. 2013. Ilmu Gizi untuk Praktisi Kesehatan., Yogyakarta : Graha
Ilmu.
B. Sutomo,. 2010. Menu Sehat Alami untuk Batita dan Balita. Jakarta : Demedia.
Bambang Swasto Sunuharjo,. 2009. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Jakarta :
Yayasan Ilmu Sosial.
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, (2009) Faktor faktor yang
Mempengaruhi
Status
Gizi
Balita http://.rajawana.com/artikel/kesehatan/334-2-faktor-faktor-yangmempengaruhi-status-gizi-balita.
Depkes R.I (2007) Faktor - faktor yang Mempengarui Status Gizi, Jakarta :
Departemen Kesehatan.
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (2012), Upah Minimum Regional.
Jombang. Disnakertrans.
Hanum Marimbi,. 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar
Pada
Balita.,
Yogyakarta
:
Nuha
Medika. http://www.dokteranak.net/arsip/keperawatan-keluarga-dengankurang-gizi.
Info Datin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, Situasi
Kesehatan Anak Balita di Indonesia, 2015.
Kukuh Rahardjo,. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Mitayani,. 2010. Buku Saku Ilmu Gizi. Jakarta : Tim.
Profil Data Kesehatan RI,.2011. Prevalensi Status Gizi Balita Berdasarkan Berat
Badan per Umur (BB/U). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Profil Dinas Kesehatan Jombang,. 2012. Status Gizi Balita Menurut Jenis
Kelamin. Dinas Kesehatan Jombang.
Profil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur,. 2011. Status Gizi
Masyarakat. Dinas Kesehatan Jawa Timur.
Rahayu Widodo,. 2010. Pemberian Makanan, Suplemen dan Obat Pada
Anak. Jakarta : EGC.
Rekomendasi Praktik Pemberian Makan Berbasis Bukti pada Bayi dan Balita di
Indonesia untuk Mencegah Malnutrisi. 2015. Ikatan Dokter Anak
Indonesia.
Soediyono Reksoprayitno,. 2009. Ekonomi Makro. Badan Penerbit Fakultas
Ekonomi (BPFE) : UGM.
Soekidjo Notoatmodjo,. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Supariasa,. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.
Waryana,. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihama.
46