Anda di halaman 1dari 8

Sahabat Rontgen yang budiman,

Pada awal November lalu, melalui grup WhatsApp: Radiografer Indonesia kami mengadakan
diskusi tentang pemeriksaan BNO IVP. Sangat dinamis pembicaraannya. Untuk
mendokumentasikan apa yng didiskusikan saya mencoba merangkumnya. Catatan berikut adalah
tulisan pertama dari dua tulisan edisi rangkuman diskusi tentang BNO IVP. Sebagai tulisan
perdana, tulisan ini mungkin yang dianggap menjadi landasan teorinya. Selamat menyimak,
semoga bermanfaat.
PEMERIKSAAN BNO-IVP
Oleh: Mashari Ali Misri
Pemeriksaan secara radiografi dari saluran perkencingan atau sistem traktus urinarius (Renal,
Ureter, Vesica Urinaria, dan Uretra) dengan menggunakan bahan kontras positif yang disuntikan
melalui pembuluh darah vena (intra vena).
Tujuan pemeriksaan untuk melihat anatomi dan fisiologi dari tractus urinarius (sistem
perkemihan). Dengan pemeriksaan ini dapat diketahui kemampuan ginjal mengkonsentrasikan
bahan kontras tersebut.
Berikut ini adalah indikasi Pemeriksaan
1. Nephrolithiasis (adanya batu pada ginjal)
2. Nephritis (peradangan pada ginjal)
3. Uretrolithiasis (adanya batu pada ureter)
4. Uretrisis (peradangan pada ureter)
5. Vesicolithiasis (adanya batu pada vesica urinari)
6. Cystitis (peradangan pada vesica urinari)
7. Tumor pada tract. Urinari
8. Kanker pada tract Urinari
Kontra Indikasi
1. Alergi terhadap bahan kontras
2. Pasien dalam keadaan lemah jantung

Anatomi Fisiologi
Traktus Urinarius terdiri dari sepasang Ginjal, sepasang Ureter, Vesica Urinaria, Uretra.
Ginjal
Sisi lateralnya berbentuk cembung, sisi medial cekung, sedikir pada permukaan anterior, sedikit
cembung pada permukaan porterior. Ukuran ginjal 4,5 inci x 3 inci x 1,5 inci. Ginjal kiri sedikit
lebih panjang dari pada ginjal kanan.
Letak ginjal yang normal setinggi columna vertebralis thoracalis XII s.d columna vertebralis
lumbalis III dibelakang peritonium bersinggungan dengan dinding abdomen posterior. Ginjal
kanan lebih rendah dari pada ginjal kiri.
Pada bagian yang cekung memiliki hilus tempat transmisi dari pembuluh-pembuluh darah, limfe,
syaraf dan ureter. Hilus berlanjut membentuk cavitas pusat yang disebut sinus renalis. Lapisan
luar ginjal disebut substansi cortical dan lapisan dalam disebut substansi medular, permukaan
luar ginjal ditutupi oleh lapisan tipis jaringan fibrosus. Substansi medular terdiri dari sekumpulan
tubuli membentuk 8 s.d 15 segmen conus yang disebut pyramid yang masing-masing puncaknya
membentuk sistem calyses.
Ureter
Panjang ureter 10-12 inci, terletak pada posterior dari peritoneum dan didepan dari musculus
PSOAS dan processus transversum columna vertebralis lumbalis. Bagian distal berhubungan
dengan vesica urinaria pada tepi lateral bagian superior.
Vesica Urinaria
Penampungan urine, letaknya postero-superior terhadap sympisis pubis. Bentuk dan ukurannya
bervariasi sesuai banyaknya urine yang ditampung. Kapasitasnya sekitar 700-1000 ml.
Uretra
Merupakan traktus urinarius paling distal, tempat ekskresi urine. Panjangnya kira-kira 1,5 inci
pada wanita dan 7-8 inci pada pria.
Persiapan Pasien
1. Sehari sebelum pemeriksaan, pasien harus makan makanan yang tidak berserat (lembek),
misalnya bubur kecap.
2. Puasa makan dan minum minimal 6 jam sebelum pemeriksaaan
3. Pasien diberikan 4 butir dulcolac tablet sekaligus 6 jam sebelum pemeriksaan dan
dulcolac suppositorial (1 BUTIR) 2 Jam sebelum pemeriksaan

4. Pasien dilarang minum 8 jam sebelum pemeriksaan.


5. Puasa sampai dilakukan pemeriksaan radiografi
6. Tidak boleh banyak bicara dan merokok
7. Sebelum pasien naik ke meja pemeriksaan, pasien diminta untuk Buang Air Kecil (miksi)
terlebih dulu.
8. Pasien diminta membawa air putih sebanyak 1 liter
9. Apabila pasien berasal dari ruang perawatan, sebaiknya sudah terpasang abocath /
venocath (untuk pemberian kontras media)
10. Kepada pasien perlu diinformasikan:
1. bahwa pemeriksaan ini, pasien akan diberikan obat kontras media melalui
penyuntikan pembuluh darah dan bila pasien mempunyai riwayat alergi atau
astma agar memberitahukan kepada dokter/petugas radiologi sebelum dilakukan
pemeriksaan.
2. Selama pemeriksaan pasien berbaring diatas meja pemeriksaan dengan
pengambilan foto dilakukan beberapa kali.
3. Pasien agar menyertakan hasil pemeriksaaan laboratorium untuk mengetahui
kadar ureum & creatinin.
Persiapan Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang harus dipersiapkan adalah sebagai berikut :
1. Pesawat rontgen
2. Kaset & Film ukuran 1824 cm, 2430 cm, 3543 cm
3. Stuwing band
4. Contras media yang beriodium
5. Spuit disposible
6. Kapas alcohol
7. Plester
8. Infus set

9. Alat kompresi
10. Obat-obatan emergency
11. Hand Scoon
12. Bengkok dan alat medis
13. Marker R dan L, dan Numeric

Kontras Media
Bahan Kontras dari golongan garam sodium atau meglumin dari diatrizoat atau iothalamate
secara terpisah atau campuran. Dosis rendah atau dosis tinggi dari kontras media bisa digunakan
menurut indikasi/ klinis pemeriksaan dan keputusan dokter Radiologi, misalnya:

Dosis rendah: 20 ml

Dosis Medium: 50 ml

Dosis tinggi: diatas 50 ml

Volume bahan kontras (Saxton, 1969) :

Dewasa sekitar 70 kg : 20 ml Urografin 76 % atau 40 ml Hypaque untuk dosis rendah

Untuk pasien anak-anak : 2 ml/kg berat badan, bila ada dugaan kegagalan ginjal dosis 4
ml/kg berat badan.

Prosedur Pemeriksaan
Foto Pendahuluan
Tujuan foto pendahuluan :
1. Melihat persiapan pasien
2. Menilai abdomen secara umum, mengetahui letak ginjal
3. Menentukan faktor eksposi selanjutnya.

Cek foto pendahuluan, bila persiapan bagus bahan kontras disuntikkan secara intravena, biasanya
pada vena cubiti, pasien dalam keadaan supine.
Usai penyuntikan pasien dilakukan stuwing, yaitu kegiatan menekan tubuh di bagian ureter
dengan menggunakan dua buah bola atau busa sebagai pengganjal di perut. Kegiatan pemberian
stuwing ini bertujuan untuk menekan sampai sejauh mana kontras mengalir di ginjal dan
menekan kontras agar tidak turun segera sehingga bentuk pelvio-calyses sistemnya terbentuk
dengan baik.
Bila pasien menggunakan cateter sebelum dilakukan penyuntikan, cateter diklem terlebih
dahulu.

Gbr. Posisi Pasien

Radiograf Foto Plain


Pengambilan Gambar Radiografi
Foto 5
1. Fase Nephrogram: dibuat segera setelah selesai penyuntikan bahan kontras terutama untuk
klinis hypertensi.
2. Film medium mencakup processus Xypoideus sampai dengan crista iliaca.
3. Eksposi pada saat pasien tahan nafas setelah ekspirasi penuh.

4. Kompresi ureter bertujuan untuk menahan kontras media tetap berada pada system pelvicalyses dan ureter bagian proksimal. Kompresi diketatkan setelah dilakukan pengambilan foto
menit ke-5.

Gbr. Pasien saat di Stuwing


Foto 10
1. Bila penggambaran system pelvi-calyses kurang baik pada menit ke 5 foto diambil kembali
pada menit ke 10 sebaiknya dengan zonografi untuk memperjelas bayangan.
2. Kompresor ureter dibuka pada menit ke 20 atau 30 tergantung hasil gambaran pada menit
sebelumnya.
3. Foto abdomen dengan posisi pasien prone dapat dilakukan bila bahan kontras lambat mengisi
ureter atau vesica urinaria.
Foto 30, prone
Untuk kasus pasien dengan massa/tumor, dibuat foto lateral abdomen

Foto 60 dan 120


1. Hanya dibuat jika kontras media tidak mengisi salah satu & atau kedua ginjal
2. Pengambilan foto sama seperti pada foto BNO
3. Jika pada foto 60 kontras media sudah mengisi ginjal maka tidak perlu dibuat foto 120,
melainkan tinggal menunggu Full Blass
4. Jika pada foto 60 kontras media belum mengisi ginjal maka dilanjutkan dengan foto 120
Foto full blast (blast penuh)
Foto blast penuh dilakukan untuk melihat kelainan yang terdapat pada blast
Foto post void
Foto post mixi dibuat setelah pasien mixi untuk menilai pengosongan vesica urinaria
(kandung kemih).

Gbr. Full Blas& Post Voiding


Foto-foto yang dibuat pada klinis tertentu :
1. Hypertensi: frekuensi waktu lebih singkat
2. Eksresi lambat: dibuat foto 24 jam setelah penyuntikan bahan kontras.
3. Hydronephrosis; 48 jam setelah penyuntikan bahan kontras dengan dosis maksimum
Tulisan diramu dari berbagai sumber. Terimakasih kepada anggota Grup Whatsapp
Radiografer Indonesia atas partisipasi dalam diskusinya.

Anda mungkin juga menyukai