OLEH :
Sely Kusuma Anggraeni
LT3E/20
3.39.14.0.20
Dalam keadaan normal drop tegangan untuk JTM 20Kv dibawah 5% dan JTR dibawah 10%
Gangguan di penyulang RG 08 beban sragen maka seluruh beban pada penyulang SRG 08
mengalami pemadaman.
3. Lokalisir gangguan
Gangguan yang terjadi di composit network beban sragen dilokalisir dengan membuka
ABSW SRG8-43 dibuka.
4. Manuver Jaringan
Setelah gangguan dilokalisir beban yang tidak mengalami gangguan dapat dimanuver ke
penyulang/ feeder lain. Pada studi kasus ini beban yang tidak mengalami gangguan
dimanuver ke SRG-11.
5. Presentase tegangan dan arus setelah manuver jaringan
Setelah manuver jaringan drop tegangan masih memenuhi standar yaitu drop tegangan untuk
JTM 20Kv dibawah 5% dan JTR dibawah 10%
Setelah manuver
Drop tengangan untuk bus terjauh dari SRG 11 bus JTM 96,41% dan beban JTR 94,48%.
Sebelum manuver
Bus terjauh dari feeder SRG 11 mengalami drop tegangan 95,31% sedangkan untuk drop
tegangan untuk JTR 93,41%
Terlihat terjadi kenaikan persentase tegangan karena setelah manuver bus ini lebih dekat
dengan SRG-11 yang menyuplai beban yang dimanuver.
Bus terjauh setelah manuver adalah bus yang dekat gangguan yaitu bus 52 yaitu power grid
gesi sukodono. Mengalami penurunan tegangan karena setelah manuver beban power grid
gesi sukodono menjadi beban paling ujung telah diamanuver ke penyulang SRG 11.
Sebelum manuver
drop tegangan JTM 97,4% , sedangkan untuk drop tegangan untuk JTR 95,5%
Setelah manuver
drop tegangan JTM 96,4% , sedangkan untuk drop tegangan untuk JTR 94,854%
Penurunan tegangan setelah manuver masih dapat ditoleransi karena drop tegangan
maksimum JTM 5% dan drop tegnagan JTR 10%
6. Kemampuan penghantar dan CB