Anda di halaman 1dari 9

Struktur Mekanisme dan Fungsi pada Sistem Pencernaan

Adelia Yuantika
102013330
adelia.2013fk330@civitas.ukrida.ac.id
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6 JakBar 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731

Pendahuluan
Saluran pencernaan makanan menerima makanan dari luar dan mempersiapkan bahan
makanan untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (mengunyah, menelan, dan
penyerapan) dengan bantuan zat cair yang terdapat mulai dari mulut sampai ke anus. Setiap set
dalam tubuh memerlukan suplai makanan yang terus-menerus untuk bertahan hidup. Makanan
tersebut memberikan energi, menambah jaringan baru, mengganti jaringan yang rusak, dan
untuk pertumbuhan. Fungsi utama sistem pencernaan adalah menyediakan zat nutrisi yang
sudah dicerna secara berkesinambungan untuk didistribusikan ke dalam sel melalui sirkulasi
dengan unsur-unsur air, elektrolit, dan zat gizi. Sebelum zat ini diserap oleh tubuh, makanan
harus bergerak sepanjang saluran pencernaan.
Makanan yang kita makan harus diubah terlebih dahulu menjadi benda cair agar dapat
diserap (diabsorpsi). Zat makanan tersebut mengalami perubahan kimiawi dan fisik
sepanjang saluran pencernaan. Zat makanan merupakan sumber energi dari sel yang
membentuk adenosin trifosfat (ATP) untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam tubuh, untuk
mempertahankan suhu tubuh, dan energi untuk bekerja dan bergerak. Pembuangan sisa makanan
dari metabolisme akan diekskresikan melalui saluran akhir sistem dalam bentuk feses. Selain itu
juga melalui paru-paru dan ginjal dalam bentuk karbondiaoksida dan urine.1

Pembahasan
Struktur Makroskopis Saluran Pencernaan

Gaster

Gambar 1. Gaster Bagian Luar.2

Gambar 2. Gaster Bagian Dalam.2


Gaster merupakan bagian saluran pencernaan yang melebar dan mempunyai tiga fungsi:
menyimpan makananpada orang dewasa gaster mempunyai kapasitas sekitar 1500 ml;
mencampur makanan dengan getah lambung untuk membentuk chymus yang setengah cair; dan
mengatur kecepatan pengiriman chymus ke usus halus sehingga pencernaan dan absorpsi yang
efisien dapat berlangsung.2
Gaster terletak di bagian atas abdomen, terbentang dari permukaan bawah arcus costalis
sinistra sampai regio epigastrica dan umbilicalis. Sebagian besar gaster terletak di bawah costae
bagian bawah. Secara kasar gaster berbentuk huruf J dan mempunyai dua lubang, ostium
cardiacum dan ostium pyloricum; dua curvatura, curvatura major dan curvatura minor; dan dua
dinding, paries anterior dan paries posterior.2
Struktur Mikroskopis
Gaster
Gaster manusia dibagi dalam tiga bagian: kardia, fundus dan korpus, dan pilorus. Fundus
dan korpus adalah bagian lambung yang terluas.3
Mukosa gaster terdiri atas tiga lapisan: epitel, lamina propria, dan mukosa muskularis.
Permukaan lumen mukosa ditutupi epitel selapis silindris. Epitel ini juga meluas ke dalam dan

melapisi foveola gastrika yang merupakan invaginasi epitel permukaan. Di daerah fundus gaster,
foveola ini tidak dalam dan masuk ke dalam mukosa sampai kedalaman seperempat tebalnya. Di
bawah epitel permukaan terdapat lapisan jaringan ikat longgar, yaitu lamina propria, yang mengisi
celah-celah di antara kelenjar gastrika.3

Gambar 3. Gaster Bagian Fundus dan Korpus.3


Kelenjar gaster berhimpitan di dalam lamina propria dan menempati seluruh tebal mukosa.
Kelenjar-kelenjar ini bermuara ke dalam dasar foveola gastrika. Epitel permukaan mukosa gaster
mengandung jenis sel yang sama, dari daerah kardia sampai ke pilorus; namun terdapat
perbedaan-regional pada jenis sel yang menyusun kelenjar gastrika. Dengan pembesaran yang
lebih lemah, dua jenis sel dapat dikenali di kelenjar gaster pada fundus gaster. Sel parietal
asidoflik terlihat pada bagian atas kelenjar; sel zimogen (chief cell) yang lebih basofilik
menempati bagian lebih ke bawah.3
Lapisan tebal tepat di bawah mukosa muskularis adalah submukosa. Pada lambung
kosong, lapisan ini meluas sampai ke dalam ruge. Submukosa mengandung jaringan ikat tidak
teratur yang lebih padat dengan lebih banyak serat kolagen dibandingkan dengan lamina propria.
Selain unsur normal sel-sel jaringan ikat, submukosa mengandung banyak pembuluh limf, kapiler,
arteriol besar, dan venul.3
Mekanisme Sistem Pencernaan
Lambung
Dimulai dari motilitas, lambung memiliki motilitas yang kompleks dan berada di bawah banyak
sinyal regulatorik. Empat aspek motilitas lambung adalah pengisian, penyimpanan, pencampuran,
dan pengosongan.1
Di dinding foveola gastrica dan kelenjar mukosa oksintik ditemukan tiga jenis sel sekretorik
eksokrin lambung:1

Sel mukus melapisi foveola gastrica dan pintu masuk kelenjar. Sel-sel ini mengeluarkan
mukus encer.

Bagian lebih dalam di kelenjar lambung dilapisi oleh chief cell dan sel parietal. Chief cell
yang jumlahnya lebih banyak menghasilkan prekursor enzim pepsinogen.

Sel parietal (atau oksintik) mengeluarkan HCl dan faktor intrinsik.

Meskipun HCl sebenarnya tidak mencerna apapun, namun zat ini melakukan fungsi-fungsi
spesifik yang membantu pencernaan:1
1

Mengaktifkan prekursor enzim pepsinogen menjadi enzim aktif, pepsin, dan membentuk
medium asam yang optimal bagi aktivitas pepsin.

Membantu memecahkan jaringan ikat dan serat otot, mengurangi ukuran partikel makanan
besar menjadi lebih kecil.

Menyebabkan denaturasi protein; yaitu, menguraikan bentuk final protein yang berupa
gulungan (pelipatan) sehingga ikatan peptida lebih terpajang ke enzim.

Bersama lisozim liur, mematikan sebagian besar mikroorganisme yang tertelan bersama
makanan, meskipun sebagian tetap lolos dan terus tumbuh dan berkembang di usus besar

Permukaan mukosa lambung ditutupi oleh suatu lapisan mukus yang berasal dari sel epitel
permukaan dan sel mukus. Mukus ini berfungsi sebagai sawar protektif terhadap beberapa bentuk
cedera yang dapat mengenai mukosa lambung.5
Pankreas dan Empedu
Pankreas adalah sebuah kelenjar memanjang yang terletak di belakang dan di bawah
lambung, di atas lengkung pertama duodenum. Kelenjar campuran ini mengandung jaringan
eksokrin dan endokrin. Bagian eksokrin yang predominan terdiri dari kelompok-kelompok sel
sekretorik mirip anggur yang membentuk kantung yang dikenal sebagai asinus, yang
berhubungan dengan duktus yang akhirnya bermuara di duodenum. Pankreas eksokrin
mengeluarkan getah pankreas yang terdiri dari dua komponen: enzim pankreas yang secara aktif
disekresikan oleh sel asinus yang membentuk asinus dan larutan cair basa yang secara aktif
disekresikan oleh sel duktus yang melapisi duktus pankreatikus. Komponen encer alkalis banyak
mengandung natrium bikarbonat.1 Seperti pepsinogen, enzim-enzim pankreas disimpan di dalam
granula zimogen setelah diproduksi, kemudian dilepaskan dengan eksositosis sesuai kebutuhan.
Enzim-enzim pankreas ini penting karena hampir mencerna makanan secara sempurna tanpa

adanya sekresi pencernaan lain. Sel-sel asinus mengeluarkan tiga jenis enzim pankreas yang
mampu mencerna ketiga kategori makanan: enzim proteolitik untuk pencernaan protein, amilase
pankreas untuk pencernaan karbohidrat, dan lipase pankreas untuk mencerna lemak.5
Hati
Hati adalah organ metabolik terbesar dan terpenting di tubuh; organ ini dapat dipandang sebagai
pabrik biokimia utama tubuh. Perannya dalam sistem pencernaan adalah sekresi garam empedu,
yang membantu pencernaan dan penyerapan lemak. Hati juga melakukan berbagai fungsi yang
tidak berkaitan dengan pencernaan, termasuk yang berikut:7
1

Memproses secara metabolis ketiga kategori utama nutrien (karbohidrat, protein, dan
lemak) setelah zat-zat ini diserap dari saluran cerna.

Mendetoksifikasi zat sisa tubuh dan hormon serta obat dan senyawa asing lain.

Membentuk protein plasma.

Menyimpan glikogen, lemak, besi, tembaga, dan banyak vitamin.

Mengaktifkan vitamin D, yang dilakukan hati bersama dengan ginjal.

Mengeluarkan bakteri dan sel darah merah tua, berkat adanya makrofag residennya.

Mengekskresikan kolesterol dan bilirubin, bilirubin adalah produk penguraian yang


berasal dari destruksi sel darah merah tua.

Meskipun memiliki beragam fungsi kompleks ini namun tidak banyak spesialisasi ditemukan
di antara sel-sel hati. Setiap hepatosit melakukan beragam tugas metabolik dan sekretorik yang
sama. Spesialisasi ditimbulkan oleh organel-organel yang berkembang maju di dalam setiap
hepatosit. Satu-satunya fungsi hari yang tidak dilakukan oleh hepatosit adalah aktivitas fagosit
yang dilaksanakan oleh makrofag residen yang dikenal sebagai sel Kupffer.7
Usus Halus
Segmentasi, metode motilitas utama usus halus sewaktu pencernaan makanan, mencampur
dan mendorong kimus secara perlahan.1 Mukus di dalam sekresi berfungsi untuk melindungi dan
melumasi. Selain itu, sekresi cair menyediakan banyak H 2O untuk berperan dalam pencernaan
makanan oleh enzim. Pencernaan melibatkan hidrolisis yang berlangsung paling efisien jika
semua reaktan berada dalam larutan. Pencernaan di lumen usus halus dilakukan oleh enzim-enzim
pankreas, dengan pencernaan lemak ditingkatkan oleh sekresi empedu. Akibat aktivitas enzimenzim pankreas, lemak direduksi secara sempurna menjadi unit-unit monogliserida dan asam

lemak bebas yang dapat diserap, protein diuraikan menjadi fragmen-fragmen peptida kecil dan
beberapa asam amino, dan karbohidrat diubah menjadi disakarida dan beberapa monosakarida.
Karena itu, pencernaan lemak telah selesai di dalam lumen usus halus, tetapi pencernaan karbohidrat dan protein belum tuntas. Di permukaan luminal sel-sel epitel usus halus terdapat tonjolantonjolan khusus seperti rambut, mikrovilus, yang membentuk brush border. Membran plasma
brush border mengandung tiga kategori enzim yang melekat ke membran:1
1

Enterokinase, yang mengaktifkan enzim pankreas tripsinogen.

Disakaridase (maltase, sukrase, dan laktase), yang menuntaskan pencernaan karbohidrat


dengan menghidrolisis disakarida yang tersisa (masing-masing maltosa, sukrosa, dan
laktosa) menjadi monosakarida konstituennya.

Aminopeptidase, yang menghidrolisis fragmen-fragmen peptida kecil menjadi komponenkomponen asam aminonya sehingga pencernaan protein selesai.

Usus Besar
Fungsi utama usus besar adalah untuk menyimpan tinja sebelum defekasi. Selulosa dan
bahan lain yang tak tercerna di dalam diet membentuk sebagian besar massa dan karenanya
membantu mempertahankan keteraturan buang air. Umumnya gerakan usus besar berlangsung
lambat dan tidak mendorong sesuai fungsinya sebagai tempat penyerapan dan penyimpanan.
Motilitas utama kolon adalah kontraksi haustra yang dipicu oleh ritmisitas otonom sel-sel otot
polos kolon. Kontraksi ini, yang menyebabkan kolon membentuk haustra, serupa dengan
segmentasi usus halus tetapi terjadi jauh lebih jarang.4
Metabolisme Sistem Pencernaan
Karbohidrat

Gambar 4. Penyerapan Karbohidrat.7

Karbohidrat terdapat dalam diet dalam banyak bentuk, seperti polisakarida, disakarida,
dan monosakarida. Polisakarida yang dapat dimetabolisme adalah zat pati (dari tanaman) dan
glikogen (dari sumber hewani). Kedua polisakarida ini adalah polimer glukosa. Polisakarida
utama adalah zat pati dan pencernaan dimulai di mulut, tempat amilase saliva mulai memecahnya
menjadi polimer glukosa yang lebih pendek, seperti maltosa dan dekstrin. Kerja amilase pada zat
pati mungkin sangat pendek pada saat makanan di mulut dengan cepat ditelan dan, ketika
makanan mencapai lambung, asam hidroklorida menginaktifkan amilase.6
Enzim Sistem Pencernaan
Pencernaan molekul organik besar seperi karbohidra, protein dan lemak dibantu oleh
enzim tertentu yang berfungsi mempercepat reaksi sehingga reaksi tidak memakan waktu terlalu
lama. Bahan-bahan yang dapat diserap sebagai hasil pencernaan ini ialah asam amino,
monosakarida, monoasilgliserol, gliserol dan asam lemak serta vitamin dan mineral .1 Getah
pankreas dihasilkan sebagai respon terhadapa kerja sekretin. Getah pankreas umumnya kental
seperti saliva, mangandung air, protein, ssedikit senyawa organik, berbagai macam ion anorganik
dan memiliki pH yang sedikit alkalis (7,5 8). Enzim-enzim yang terdapat pada getah pankreas
antara lain:1
Tripsin : disekresikan dalam bentuk yang tidak aktif yaitu tripsinogen. Tripsinogen
diaktifkan dalam duodenum oleh enzim enterokinase menjadi tripsin.Protease yang
bergabung dengan tripsin akan menjadi polipeptida. Pepton akan dihidrolisis pada bagian
yang mengandung asam amino lisin/arganin. Tripsin juga dapat mengkoagulasi susu pada

pH optimal 8.
Kimotripsin : juga disekresikan dalam zymogen yaitu kimotripsinogen. Bentuk inaktif ini
akan bereaksi dengan tripsin menjadi kemotripsin. Kimotripsin bisa mengkoagulasi susu

dengan tingkat kekuatan yang lebih tinggi dibanding tripsin.


Karboksipeptidase : merupakan enzim proteolitik yang mengandung Zink. Enzim ini
mengkatalisis hidrolisa pada ikatan peptida di ujung molekul pada sisi karboksil bebas

polipeptida.
Amilase pankreas : bentuknya sama dengan amilase saliva. Bekerja dengan cara

menghidrolisis pati menjadi maltosa dan optimal pada pH netral.


Lipas pankreas : bekerja dengan cara menghidrolisis lemak menjadi asam lemak, gliserol,

monogliserida dan digliserida. Aktivitasnya akan diperkuat dengan kerja garam empedu.
Kolesterol esterase : akan mengkatalisis reaksi antara kolesterol bebas dan asam lemak
sehingga membentuk kolesterol esterase dan asam lemak. Enzim ini diaktifkan oleh garam
empedu.

RNAase dan DNAase: mengkatalisa asam nukleat menjadi nukleotida.


Pada proses pencernaan lemak, ada suatu zat yang penting yang turut berperan selain

lipase pankreas. Zat tersebut ialah empedu. Empedu disekresikan oleh hati dan bila tidak
diperlukan akan disimpan sementara di kantung empedu. Empedu mengandung asam yaitu asam
kolat, asam deoksikolat, asam kenodeoksikolat dan asam litokolat. Asam empedu dapat
berkonjugasi dengan asam amino glisin atau taurin padu gugus karboksil sehingga dapat larut
dalam air.1
Kesimpulan
Pencernaan merupakan suatu

proses

penguraian makanan dari

struktur yang

komplek diubah menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim yang
diproduksi di dalam sistem pencernaan. Organ-organ utama yang berperan dalam sistem
pencernaan antara lain mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus.
Pencernaan dan penyerapan merupakan sumber nutrisi penting dalam transport aktif, sekresi,
maupun sintesis lainnya. Sehingga bila terjadi gangguan pada 1 tahap saja, dapat mengganggu
hingga keseluruhan tahap pencernaan.

Daftar Pustaka
1. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Ed 6. Jakarta: EGC, 2012.
2. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta: EGC; 2006.
3. Eroschenko VP. Atlas histologi di fiore dengan korelasi fungsional. Edisi ke-9. Jakarta:
EGC; 2004.
4. Ross MH, Reith JR. Histology a text and atlas. Cambridge: Harper & Row Publisher

2004.h.100.
5. Watson R. Anatomi dan fisiologi. Edisi ke-10. Jakarta: EGC; 2005.h.373-4.
6. Guyton, Arthur C, Hall John E. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi-11. Jakarta: EGC;
2007.h. 823-58.
7. Sherwood L. Human physiology from cell to system. Seventh Editon. Belmont:
Brooks/Cole; 2010.

Anda mungkin juga menyukai