Anda di halaman 1dari 43

HIPERLIPIDPROTEINEMIA

DI
S
U
S
U
N
OLEH :

KELOMPOK V
ABDUL KAHAR
ARLIANTO
YENDA PRATAMA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN LANGSA


SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
T.A 2015/2016

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam, selawat serta
salam dilimpahkan kepada Rasulullah saw. Pemakalah bersyukur kepada ilahi rabbi
yang telah memberikan hidayah serta taufiknya kepada penulis sehingga makalah ini
dapat diselesaikan.
Terima kasih kepada pembimbing yang telah mengarahkan dan memberi
bimbingan kepada pemakalah sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Namun pemakalah yakin di dalam penyusunan makalah ini banyak
terdapat kesalahan atau kekurangan. Oleh karena itu, pemakalah berharap demi
kesempurnaan makalah ini mohon kritik dan saran yang membangun sehingga
pemakalah dapat memperbaiki di lain waktu.
Mudah-mudahan apa yang penulis atau pemakalah jelaskan akan mendapat
Ridho Allah SWT dan bermanfaat bagi pemakalah sendiri atau pembacanya.

Langsa, Juni 2016

Penulis

DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR............................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................

ii

BAB I

PENDAHULUAN..............................................................................

1.1.
1
1.2.

Latar

Belakang

Tujuan

2
BAB II

PEMBAHASAN.................................................................................

2.1.................................................................................................Hip
erliidemia ..............................................................................
2.2................................................................................................. Kl
asifikasi Hiperlipidemia.........................................................
2.3.................................................................................................Gej
ala...........................................................................................
2.4.................................................................................................Pat
ofisiologi................................................................................
2.5.................................................................................................Eti
ologi.......................................................................................
2.6.................................................................................................Pe
meriksaan dan Diagnosis.......................................................
2.7.................................................................................................Tat
BAB III

alaksana Terapi ......................................................................


PENUTUP ..................................................................................
3.1. Kesimpulan ..........................................................................

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta:EGC.


Janet, Stringer. 2008. Konsep Dasar Farmakologi (Panduan untuk Mahasiswa).
Jakarta: EGC.
Priyanto. 2009. Farmakoterapi dan Terminologi Medis. Depok: LESKONFI.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Narkoba atau sering disebut dengan narkotika adalah psikotropika dan zat
aditif yang akan menyebabkan pemakai tersebut kecanduan dan ketagihan, yang
berujung dengan kematian.
Awalnya narkoba adalah obat bius yang dipakai oleh para medis untuk
membius orang yang ingin dioperasi untuk penyakit tertentu yang pemakaiannya
diresepkan oleh dokter dengan dosis yang wajar. Namun kini persepsi kebanyakan
telah salah, sehingga menggunakan narkoba untuk kesenangan bukan untuk medis.
Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN), narkotika adalah zat atau obat
yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis
yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi

sampai

menghilangkan

rasa

nyeri,

dan

dapat

menimbulkan

ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir


dalam undang-undang ini atau yang kemudian ditetapkan dengan Keputusan Menteri
Kesehatan.
Sedangkan psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika baik alamiah
maupun sintesis yang memiliki khasit psikoaktif melalui pengaruh siliktif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan

prilaku. Psikotropika adalah obat yang digunakan oleh dokter untuk mengobati
gangguan jiwa.
Maka dari itu, kali ini penulis akan membahas tentang narkotika tetapi tidak
hanya dampak buruk dari narkotika, tetapi juga manfaat dari narkotika dalam dunia
medis serta bagaimana cara penanggulangannya.

B. Rumusan Masalah
Dari apa yang sudah diterangkan diatas, saya sebagai penulis dapat
merumskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apa itu narkotika ?
2. Apakah jenis macam narkotika itu banyak?
3. Apakah narkotika itu berbahaya ?
4. Bagaimana cara menaggulangi pengunaan narkotika diluar resep dokter?

C. Tujuan penulisan
Tujuan dari penulisan ini selain untuk memenuhi tugas mata kuliah, juga
sebagai media berbagi ilmu, promosi penulis kepada pembaca tentang :
1. Pengertian dari narkotika.
2. Macam-macam narkotika.
3. Bahaya tidaknya narkotika, dan
4. Cara penangggulangan dari penggunaan narkotika yang berlebihan.
BAB II
2

TINJAUAN TEORI

A. Sejarah Narkoba
Di Indonesia Narkoba merupakan singkatan dari narkotika dan obat
berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh
Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan
dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini, baik "narkoba" atau
napza, mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai resiko kecanduan
bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan narkoba sebenarnya adalah psikotropika
yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan
untuk penyakit tertentu. Penggunaan obat-obatan jenis opium sudah lama dikenal di
Indonesia, jauh sebelum pecahnya Perang Dunia ke-2 pada zaman penjajahan
Belanda. Pada umumnya para pemakai candu (opium) tersebut adalah orang-orang
Cina.
Pemerintah Belanda memberikan izin pada tempat-tempat tertentu untuk
menghisap candu dan pengadaan (supply) secara legal dibenarkan berdasarkan
undang-undang. Orang-orang Cina pada waktu itu menggunakan candu dengan cara
tradisional, yaitu dengan jalan menghisapnya melalui pipa panjang. Hal ini berlaku
sampai tibanya Pemerintah Jepang di Indonesia. Pemerintah pendudukan Jepang
menghapuskan Undang-Undang itu dan melarang pemakaian candu (Brisbane
Ordinance).

Ganja (Cannabis Sativa) banyak tumbuh di Aceh dan daerah Sumatera


lainnya, dan telah sejak lama digunakan oleh penduduk sebagai bahan ramuan
makanan sehari-hari. Tanaman Erythroxylon Coca (Cocaine) banyak tumbuh di Jawa
Timur dan pada waktu itu hanya diperuntukkan bagi ekspor. Untuk menghindari
pemakaian dan akibat-akibat yang tidak diinginkan, Pemerintah Belanda membuat
Undang-undang (Verdovende Middelen Ordonantie) yang mulai diberlakukan pada
tahun 1927 (State Gazette No.278 Juncto 536). Meskipun demikian obat-obatan
sintetisnya dan juga beberapa obat lain yang mempunyai efek serupa (menimbulkan
kecanduan) tidak dimasukkan dalam perundang-undangan tersebut.
Setelah kemerdekaan, Pemerintah Republik Indonesia membuat perundangundangan yang menyangkut produksi, penggunaan dan distribusi dari obat-obat
berbahaya (Dangerous Drugs Ordinance) dimana wewenang diberikan kepada
Menteri Kesehatan untuk pengaturannya (State Gaette No.419, 1949).
Baru pada waktu tahun 1970, masalah obat-obatan berbahaya jenis narkotika
menjadi masalah besar dan nasional sifatnya. Pada waktu perang Vietnam sedang
mencapai puncaknya pada tahun 1970-an, maka hampir di semua negeri, terutama di
Amerika Serikat penyalahgunaan obat (narkotika) sangat meningkat dan sebagian
besar korbannya adalah anak-anak muda. Nampaknya gejala itu berpengaruh pula di
Indonesia dalam waktu yang hampir bersamaan.
Menyadari hal tersebut maka Presiden mengeluarkan instruksi No.6 tahun
1971 dengan membentuk badan koordinasi, yang terkenal dengan nama BAKOLAK
INPRES 6/71, yaitu sebuah badan yang mengkoordinasikan (antar departemen)
4

semua kegiatan penanggulangan terhadap berbagai bentuk yang dapat mengancam


keamanan negara, yaitu pemalsuan uang, penyelundupan, bahaya narkotika,
kenakalan seseorang, kegiatan subversif dan pengawasan terhadap orang-orang asing.
Kemajuan

teknologi

dan

perubahan-perubahan

sosial

yang

cepat,

menyebabkan Undang-Undang narkotika warisan Belanda (tahun 1927) sudah tidak


memadai lagi. Maka pemerintah kemudian mengeluarkan Undang-Undang No.9
tahun 1976, tentang Narkotika. Undang-Undang tersebut antara lain mengatur
berbagai hal khususnya tentang peredaran gelap (illicit traffic). Disamping itu juga
diatur tentang terapi dan rehabilitasi korban narkotik (pasal 32), dengan menyebutkan
secara khusus peran dari dokter dan rumah sakit terdekat sesuai petunjuk menteri
kesehatan.
Dengan semakin merebaknya kasus penyalahgunaan narkoba di Indonesia,
maka UU Anti Narkotika mulai direvisi. Sehingga disusunlah UU Anti Narkotika
nomor 22/1997, menyusul dibuatnya UU Psikotropika nomor 5/1997. Dalam
Undang-Undang tersebut mulai diatur pasal-pasal ketentuan pidana terhadap pelaku
kejahatan narkotika, dengan pemberian sanksi terberat berupa hukuman mati.
Dan jauh sebelum Indonesia mengenal narkoba, sekitar tahun 2000 SM di
Samaria dikenal sari bunga opion atau kemudian dikenal opium (candu = papavor
somniferitum). Bunga ini tumbuh subur di daerah dataran tinggi di atas ketinggian
500 meter di atas permukaan laut. Penyebaran selanjutnya adalah ke arah India, Cina
dan wilayah-wilayah Asia lainnya, cina kemudian menjadi tempat yang sangat subur
dalam penyebaran candu ini (dimungkinkan karena iklim dan keadaan negeri).
5

Memasuki abad ke XVII masalah candu ini bagi cina telah menjadi masalah nasional,
bahkan di abad XIX terjadi perang candu dimana akhirnya cina ditaklukan Inggris
dengan harus merelakan Hong Kong.
Tahun 1806 seorang dokter dari Westphalia bernama Friedrich Wilhelim
sertuner menemukan modifikasi candu yang dicampur amoniak yang kemudian
dikenal sebagai Morphin (diambil dari nama dewa mimpi Yunani yang bernama
Morphius). Tahun 1856 waktu pecah perang saudara di A.S. Morphin ini sangat
populer dipergunakan untuk penghilang rasa sakit luka-luka perang sebahagian
tahanan-tahanan tersebut "ketagihan" disebut sebagai "penyakit tentara".
Tahun 1874 seorang ahli kimia bernama Alder Wright dari London, merebus
cairan morphin dengan asam anhidrat (cairan asam yang ada pada sejenis
jamur) campuran ini membawa efek ketika diuji coba kepada anjing yaitu:
anjing tersebut tiarap, ketakutan, mengantuk dan muntah-muntah.
Namun tahun 1898 pabrik obat "Bayer" memproduksi obat tersebut
dengannama Heroin, sebagai obat resmi penghilang sakit (pain killer). Tahun 60-an 70-an pusat penyebaran candu dunia berada pada daerah "Golden Triangle" yaitu
Myanmar, Thailand dan Laos, dengan produksi 700 ribu ton setiap tahun. Pada daerah
"Golden Crescent" yaitu Pakistan, Iran dan Afganistan dari Golden Crescent menuju
Afrika dan Amerika.
Selain morphin dan heroin adalagi jenis lain yaitu kokain (ery throxylor coca)
berasal dari tumbuhan coca yang tumbuh di Peru dan Bolavia. Biasanya digunakan
untuk penyembuhan Asma dan TBC. Pada akhir tahun 70-an ketika tingkat tekanan
hidup manusia semakin meningkat serta tekhnologi mendukung maka diberilah

campuran-campuran khusus agar candu tersebut dapat juga dalam bentuk obat dan
pil.

B. Pengertian Narkoba
Narkoba ( Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif ) adalah sebuah obat-obatan
terlarang berbahaya yang dikonsumsi oleh manusia melalui jarum suntik, diminum,
dihirup, dan dihisap yang pengkonsumsiannya menyerang sistem kerja otak manusia
yangt menimbulkan rasa senang, stamina, dan mengubah perilaku seseorang, dimana
penggunaanya dapat menyebabkan seseorang ketergantungan dan berujung pada
kematian.

C. Pengenalan Jenis-jenis Narkoba


Pengenalan mengenai jenis-jenis narkoba sangat perlu, agar para pembaca
mengetahui ragam narkoba apa saja yang ada. Brikut ini Jenis-jenis narkoba
1. Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman yang dapat
menyebabkan penurunan/perubahan kesadaran.
a. Narkotika golongan 1: berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan.
Contohnya : Heroin, Kokain, Ganja.
1) Ganja
Ganja atau cannabis sativa merupakan salah satu jenis narkotika yang
pada awalnya berguna untuk mengobati keracunan ringan. Bagian dari
7

ganja yang dikonsumsi antara lain daun, batang, dan biji. Cara
pengkonsumsiannya adalah dengan mengisapnya seperti rokok atau
mencampurkannya dengan makanan agar makanan tersebut lebih
nikmat.
2) Heroin
Merupakan jenis opioda semi sintetik berupa serbuk putih, butiran,
cairan dan berasa pahit.
3) Kokain
Kokain merupakan salah satu zat yang sangat berbahaya dan dapat
menimbulkan efek adiktif. Karena kokain merupakan stimulan terhadap
susunan syaraf pusat, maka setelah pemakaiannya, kokain akan
membuat penggunanya merasakan suatu perasaan sempurna dan tenang
dan berada dalam keadaan kesadaran seolah-olah mereka memiliki
hidup yang sangat sempurna.
b. Narkotika golongan 2: berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan dan
di gunakan pada terap. Contoh : Morfin, Petidin, Metadon.
1) Morfin
Morfin adalah hasil olahan dari opium atau candu mentah dan merupaka
alkaloida yang terdapat dalam opium berupa serbuk putih. Konsumsi
morfin biasanya dilakukan dengan cara dihisap atau disuntikkan. Karena
morfin tergolong dalam jenis depresan, maka ia bekerja dengan cara
menekan susunan syaraf pusat, menyebabkan turunnya aktifitas neuron,
8

pusing, perubahan perasaan dan kesadaran berkalut. Konsumsi morfin


secara kontinyu memiliki resiko tinggi berujung kematian.
Jika morfin tidak diberikan akan menyebabkan perasaan sakit secara
fisik diantaranya rasa sakit dan pegal otot di punggung, kaki, sampai di
seluruh tubuh yang disertai dengan rasa gelisah, kejang-kejang kecil,
dan lemas. Gejala dapat ditemui dalam waktu 6-8 jam, dengan puncak
gejala yang akan terjadi pada hari ke-2 atau hari ke-3. Lamanya rasa
sakit fisik akan keadaan putus zat ini biasanya berlangsung antara 7-10
hari.
2) Petidin
Obat anti nyeri yang sering digunakan dan dijual bebas tanpa resep
dokter adalah golongan obat Anti Inflamasi Non Steroid (AINS),
misalnya: ibuprofen, natrium diklofenak atau jenis lainnya. Pada kondisi
tertentu, dimana rasa nyeri sedemikian hebat, obat golongan AINS tidak
lagi cukup untuk dapat menghentikan rasa nyeri tersebut. Dalam kondisi
tersebut, dokter dapat menggunakan narkotik, salah satu golongan obat
penghilang rasa nyeri
3) Methadone
Dolophine, Amidone, Methadose, Physeptone, Heptadon dan masih
banyak lagi nama persamaannya adalah sejenis sintetik opioid yang
secara medis digunakan sebagai analgesic (pereda nyeri), antitusif

(pereda batuk) dan sebagai terapi rumatan pada pasien dengan


ketergantungan opoid.
c. Narkotika golongan 3 : berpotensi ringan menyebabkan ketergantungan
dan banyal digunakan untuk terapi, salah satunya juga untuk penyembuhan
orang yang ketergantungan obat dengan peresepan dokter. Contoh : Kodein
1) Kodein
Kodein adalah sejenis obat golongan opiat yang digunakan untuk
mengobati nyeri sedang hingga berat, batuk (antitusif), diare, dan
irritable bowel syndrome. Secara medis codeine digunakan untuk
mengurangi rasa sakit dengan cara injeksi dan batuk. Codein adalah
alkaloida berupa serbuk putih atau dalam bentuk tablet. Alkaloida yang
terkandung dalam opium sebesar 0.7 sampai 2.5%. Codein merupakan
opioida alamiah yang banyak digunakan untuk keperluan medis.
Overdosis pemakaian codein beresiko mengalami kerusakan hati.

2. Psikotropika
Yaitu zat/obat baik alamiah/sintetis yang menyebabkan perubahan
khas pada aktivitas mental dan perilaku. Jenis- jenisnya :
a) Psikotropika golongan 1: ketergantungan yang sangat kuat. Contohnya :
Ekstasi dan LSD.
1) Ectassy

10

Rumus kimia XTC adalah 3-4-Methylene-Dioxy-Methil-Amphetamine


(MDMA). XTC mulai bereaksi setelah 20 sampai 60 menit diminum.
Efeknya berlangsung maksimum 1 jam. Seluruh tubuh akan terasa
melayang. Kadang-kadang lengan, kaki dan rahang terasa kaku, serta
mulut rasanya kering. Pupil mata membesar dan jantung berdegup
lebih kencang. Mungkin pula akan timbul rasa mual. Bisa juga pada
awalnya timbul kesulitan bernafas (untuk itu diperlukan sedikit udara
segar). Jenis reaksi fisik tersebut biasanya tidak terlalu lama.
Selebihnya akan timbul perasaan seolah-olah kita menjadi hebat dalam
segala hal dan segala perasaan malu menjadi hilang. Kepala terasa
kosong, rileks dan asyik. Dalam keadaan seperti ini, kita merasa
membutuhkan teman mengobrol, teman bercermin, dan juga untuk
menceritakan hal-hal rahasia. Semua perasaan itu akan berangsurangsur menghilang dalam waktu 4 sampai 6 jam. Setelah itu kita akan
merasa sangat lelah dan tertekan.
2) LSD (Lysergic Acid Diethylamide)
Sering disebut acid, red dragon, blue heaven, dan sugar cubes. LSD
adalah halusinogen (menyebabkan halusinasi). Pengaruh LSD tidak
dapat diduga dan tergantung pada jumlah yang digunakan, suasana
hati, dan kepribadian pemakainya serta lingkungan. Sensasi dan
perasaan berubah-ubah secara dramatis.

11

b) Psikotropika golongan 2 : Ketergantungannya kuat. Contohnya :


Amfetamin dan Sabu.
1) Shabu shabu
Nama asli dari shabu adalah Methamphetamine, yang berbentuk kristal
seperti gula. Disebut juga dengan julukan Ice karena berbentuk kristal,
tidak mempunyai warna maupun bau. Shabu mempunyai pengaruh
yang kuat terhadap syaraf karena bekerja dengan cara menstimulir
susunan syaraf pusat sehingga menimbulkan efek euforia, peningkatan
suasana/mood, percaya diri, dan bertambahnya daya konsentrasi.
Dikonsumsi dengan cara membakarnya di atas aluminium foil
sehingga mengalir dari ujung satu ke arah ujung yang lain. Kemudian
asap yang ditimbulkannya dihirup dengan sebuah Bong (sejenis pipa
yang didalamnya berisi air). Air Bong tersebut berfungsi sebagai filter
karena asap tersaring pada waktu melewati air tersebut. Ada sebagian
pemakai yang memilih membakar Sabu dengan pipa kaca karena takut
efek jangka panjang yang mungkin ditimbulkan aluminium foil yang
terhirup. Pengguna Sabu sering mempunyai kecenderungan untuk
memakai dalam jumlah banyak dalam satu sesi dan sukar berhenti
kecuali jika Sabu yang dimilikinya habis. Hal itu juga merupakan
suatu tindakan bodoh dan sia-sia mengingat efek yang diinginkan tidak
lagi bertambah. Namun jika dikelompokkan berdasarkan pengaruhnya
terhadap system syaraf, yaitu depressant, halusinogen, dan stimulant.
12

2) Amfetamin
Amfetamin adalah kelompok obat yang secara dramatis mempengaruhi
sistem saraf pusat. Mereka menimbulkan perasaan kesejahteraan dan
meningkatkan kewaspadaan, konsentrasi, dan kinerja kognitif pada
berbagai tugas motorik. Amfetamin merupakan obat kuat dan sangat
adiktif.
c) Psikotropika golongan 3 : Ketergantungannya sedang. Contohnya :
pentobarbital.
1) Pentobarbital
Asam barbiturat (pentobarbital dan secobarbitol) sering digunakan
untuk menghilangkan cemas sebelum operasi (obat penenang), disini
sering disalah gunakan leh pengguna narkoba.
d) Psikotropika golongan 4 : Ketergantungannya ringan. Contohnya :
diazepam.
1) Diazepam
Diazepam

adalah obat penenang di kelas benzodiazepin dan

diperkenalkan pada tahun 1963. Diazepam termasuk dalam golongan


psikotropika, nama dagangnya antara lain Valium. Indikasinya sebagai
obat anti-ansietas, sedatif-hipnotic, dan obat anti-kejang. Efek
sampingnya,

menimbulkan

rasa

kantuk,

berkurangnya

daya

konsentrasi dan waktu reaksi. Diazepam mempunyai waktu paruh yang


panjang (24 s/d 200 jam).
13

BAB III
PERMASALAHAN

A. Narkotika Dalam Dunia Kesehatan


Segala sesuatu di dunia ini seperti sebilah pisau, dimana satu sisi adalah
bagian tajam dan yang satu sisi lagi bagian tumpul. Artinya segala sesuatu apabila
digunakan dengan benar maka akan sangat bermanfaat, dan itu berlaku untuk keadaan
yang sebaliknya. Termasuk disini penggunaan narkotika.

14

Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa


psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau
obat-obatan untuk penyakit tertentu.1
Melalui pertolongan dokter, banyak jenis narkoba yang bermanfaat untuk
kesembuhan dan keselamatan manusia. Masalahnya, apabila narkoba disalahgunakan,
bukan manfaat yang didapat, melainkan malapetaka. Jadi,yang harus hindari adalah
penyalahgunaannya, bukan narkobanya. Jasa narkotika dan psikotropika sangat besar
dimasa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.2
Tindakan oprasi (pembedahan) yang dilakukan oleh dokter harus didahului
dengan pembiusan, padahal obat bius tergolong narkotika. Kemudian, Orang yang
mengalami stress atau gangguan jiwa diberi obat-obatan yang tergolong psikotropika
oleh dokter agar dapat sembuh.
Dengan perhatian seperti itu, narkoba tidak selalu memberikan dampak buruk.
Banyak sekali jenis-jenis narkoba yang bermanfaat dalam bidang kedokteran. Maka,
sikap anti narkoba adalah keliru, yang benar adalah anti penyalahgunaanya. Jadi,
yang harus kita hindari bukanlah narkoba, melainkan penyalahgunaannya.3

Berikut Jenis Narkoba Yang Berguna Dalam Dunia Medis :


1.

LSD:

Mengobati

Ketergantungan,

Perawatan

Menghentikan Sakit Kepala


1

http://www.scribd.com/doc/56044377/DEFINISI-NARKOBA
dr. Subagyo Prasetyo. Op cit, hal. 9 10
3
dr.Subagyo Prasetyo.op cit. hal. 10
2

15

untuk

Depresi

dan

Banyak orang tahu pada tahun 50 dan60-an, pemerintah bereksperimen


dengan LSD untuk menguji agen perang, tapi hanya sedikit orang tahu bahwa ahli
kejiwaan juga tertarik dengan eksperimen itu.
Studi pada tahun lima puluhan menunjukkan bahwa penggunaan LSD
untuk mengobati kecanduan alkohol menghasilkan 50% tingkat keberhasilanmengejutkan dibandingkan dengan tingkat keberhasilan 10% dari Metode
Pengobatan untuk pecandu alkohol lainnya. Para ilmuwan di Baltimore barubaru ini melakukan penelitian ini lagi untuk melihat seberapa efektif LSD untuk
digunakan dalam merawat pecandu alkohol, sedatif, opium dan heroin.
Dalam Spring Grove State Hospital di Maryland, para peneliti
memberikan pasien kanker akut LSD untuk melihat apakah ia dapat membantu
mengurangi kecemasan mereka tentang kematian. sepertiga dari pasien
mengatakan mereka merasa dramatis berkurang rasa tegang, depresi, takut
kematian dan kesakitan. Sepertiga lainnya melaporkan kondisi ini cukup
berkurang dan kelompok terakhir mengatakan, kondisi mereka tidak membaik
sama sekali, tapi juga tidak memburuk.
LSD juga digunakan untuk psikoterapi selama tahun enam puluhan. Sebuah
studi dokter di Inggris yang merawat pasien mereka dengan obat menunjukkan
mayoritas dari mereka percaya substansi efektif dan aman dalam mengobati pasien.
Obat ini juga terbukti menjadi pereda nyeri yang efektif untuk sakit kronis.
Bahkan pada tingkat bawah dosis psikedelik, LSD ditemukan setidaknya sama
efektif dengan opiat dan jauh lebih tahan lama. Baru-baru ini, Harvard Medical
School mewawancarai pasien sakit kepala cluster yang menggunakan LSD untuk
mengobati kondisi mereka dan tujuh dari delapan mengatakan sakit kepala mereka
reda dan membantu menempatkan mereka dalam kelegaan.
16

Melanjutkan penelitian ini, sebuah studi di McLean Hospital menemukan


bahwa 53 penderita sakit kepala klaster yang mengambil LSD salah satu atau jamur
ajaib dilaporkan efek yang menguntungkan dan bahwa kuantitas obat bisa jauh di
bawah dosis psychedelic agar menjadi efektif

2.

Jamur Psychedelic: Mengobati Sakit Kepala Cluster dan OCD


Para psyclobin ditemukan menemukan jamur ajaib yang memiliki efek yang

serupa dengan LSD, terutama ketika untuk pengobatan sakit kepala menahun. Sama
seperti asam, jumlah yang terlalu kecil untuk memberikan efek psikedelik masih bisa
menghilangkan rasa sakit dan mengurangi frekuensi sakit kepala. Obat ini juga
menjanjikan untuk mengobati OCD.
Sebuah studi University of Arizona menunjukkan bahwa mereka dengan
kondisi itu sakit kepala mereka bisa reda sementara dan pada satu pasien, sakit
kepalanya sembuh berlangsung selama enam bulan penuh.
Sementara para peneliti mengakui studi ini tidak serta merta
membuktikan bahwa obat itu dapat berfungsi sebagai pengobatan, mereka
hanya mengatakan ini adalah cukup menjanjikan untuk dilakukan studi lebih
lanjut.

3.

Ekstasi: Mengurangi Kecemasan, Meringankan Gejala Parkinson's dan


Perawatan untuk PTSD
Bahan kimia senyawa MDMA yang membuat ekstasi begitu indah untuk

pemuja pesta mungkin juga berguna dalam mengobati gangguan kecemasan.

17

Sementara studi formal belum dilakukan, psikolog dari Universitas Norwegia Sains
dan Teknologi berpendapat bahwa bila dikombinasikan dengan terapi perendaman,
kemampuan obat untuk melepaskan tingkat oxytocin bisa membuat MDMA obat
yang ideal untuk digunakan sebagai program perawatan lengkap.
Mereka mengatakan, "MDMA memiliki kombinasi efek farmakologis itu,
dalam pengaturan terapeutik, bisa memberikan keseimbangan mengaktifkan emosi
sementara, rasa aman dan terkendali."
Obat ini mungkin juga dapat untuk mengobati penyakit Parkinson melalui
pelepasan kadar serotonin di otak. Sementara para peneliti masih tidak mengerti
bagaimana perawatan bekerja, telah terbukti efektif dalam studi menggunakan tikus
dan satu penderita Parkinson, mantan stuntman Tim Lawrence, yang telah
menunjukkan peningkatan signifikan pada kondisinya. Dia mampu melakukan
jungkir balik dan berguling tak lama setelah mengambil satu dosis obat. Sebelumnya
dia tak dapat bergerak sama sekali
Korban Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) juga menunjukkan respons
positif terhadap perawatan yang melibatkan ekstasi. Psikolog yang melakukan terapi
menggunakan studi dan MDMA menemukan obat tersebut memberi mereka jendela
waktu di mana pasien mengalami rasa takut sedikit tanggapan dan memadai bisa
menangani terapi yang sangat penting untuk bekerja melalui kondisi mereka

4.

Kokain dan Tanaman Coca, Sebuah Obat bius baru, obat pencahar,dan
sebagai Obat Motion Sickness
18

Kokain pernah secara luas dipuji sebagai obat ajaib yang dapat digunakan
untuk menyembuhkan segala sesuatu mulai dari sakit kepala untuk alkoholisme untuk
demam akut. Sementara obat modern telah menemukan perawatan jauh lebih aman
untuk sebagian besar kondisi ini, obat ini masih kadang-kadang digunakan sebagai
anestesi topikal untuk mata, hidung dan operasi tenggorokan.
Baru-baru ini juga telah digunakan sebagai pengobatan topikal diterapkan
pada mereka yang menderita sakit kepala menahun yang parah. Meskipun para
ilmuwan telah banyak menerima bahwa penggunaan kokain dalam bidang medis
adalah sebanding dengan risiko, hal yang sama tidak berlaku untuk tanaman koka, di
mana kokain berasal .
Tidak seperti kokain, tanaman mengandung beberapa alkaloid (kokain dibuat
dari hanya satu) dan rentan terhadap penyalahgunaan, karena itu harus dikonsumsi
sesuai aturan. Penelitian tentang keperluan medis daun koka agak terbatas, namun
pada kebudayaan Andean telah menggunakan daun koka untuk tujuan pengobatan
selama berabad-abad.
Seorang dokter Amerika, Andrew Weil, percaya budaya ini mungkin ke
sesuatu dan menunjukkan bahwa daun koka mungkin dapat mengobati mabuk
perjalanan, radang tenggorokan, sembelit dan obesitas.

5.

Heroin: Satu Dari Penghilang Rasa sakit Terhebat di Dunia


Seperti kokain, efek heroin's sekali disebut-sebut untuk menjadi sebuah

keajaiban untuk menyembuhkan. Meskipun bahaya obat terkenal, terutama


19

kecenderungan untuk penyalahgunaan, obat ini masih menjadi salah satu perawatan
paling efektif dan paling aman untuk sakit kronis yang ekstrim, seperti penderitaan
yang dialami oleh pasien kanker.
literatur medis telah menunjukkan bahwa hal itu jauh lebih aman daripada
obat lain yang diberikan di tempatnya, termasuk oksikodon candu sintetis.
Pemerintah federal melakukan larangan pada obat untuk rumah sakit dan
fasilitas medis lainnya untuk menggunakannya secara subtantifi, meski obat itu aman
sebagai penangangan untuk rasa sakit yang efektif dan hanya satu satunya pilihan

6.

Ketamin: Perawatan Ajaib Untuk Depresi


Kebanyakan obat ini digunakan sebagai penenang hewan, yang biasa disebut

dengan nama special K, telah terbukti cukup ampuh mengobati depresi klinis, bahkan
pada orang yang tidak merespon pengobatan lain.
Sebuah studi oleh Connecticut Kesehatan Mental Center menemukan
bahwa 70% dari kelompok uji mereka, tidak ada satupun yang pernah
memperoleh hasil dengan perawatan depresi tradisional, dan mereka
menanggapi positif pengobatan dengan Ketamin.
Yang lebih menarik adalah kenyataan bahwa obat tersebut mampu
memperbaiki sambungan neuron di otak yang sebelumnya telah rusak oleh stres
kronis. Ronald Duman, penulis senior studi ini, mencatat Ketamine " seperti obat
ajaib - satu dosis dapat bekerja dengan cepat dan berlangsung selama tujuh sampai 10
hari."

20

7.

Amfetamin: Perawatan Untuk narkopelasi, ADHD dan Bantuan Dalam


Pemulihan Stroke
Amfetamin saat ini digunakan oleh komunitas medis untuk mengobati

beberapa kondisi, termasuk narcolepsy dan ADHD. State University of New York
melaporkan bahwa dalam beberapa kasus, mereka juga terbukti efektif dalam
mengobati depresi dan obesitas.
Salah satu penggunaan yang paling mengejutkan bagi amfetamin adalah
penggunaan obat membantu korban stroke untuk pulih lebih cepat. baru - baru ini
Sebuah studi oleh Institut Karolinska Swedia menunjukkan bahwa perawatan dapat
sangat membantu bagi mereka yang telah lemah stroke.

8.

Ganja : Obat Untuk kanker, AIDS, Sklerosis, Galukoma dan Epilepsi


"Pendukung mariyuana medis berpendapat bahwa hal itu dapat menjadi

pengobatan yang aman dan efektif untuk gejala kanker, AIDS, multiple sclerosis,
sakit, glaukoma, epilepsi, dan kondisi lain. Sementara negara mungkin melegalisasi
penggunaan untuk keperluan medis, tapi ganja masih ilegal menurut undang-undang
federal.

B. Dampak Buruk Narkoba


Narkotika dan obat terlarang serta zat adiktif / psikotropika dapat
menyebabkan efek dan dampak negatif bagi pemakainya. Dampak yang negatif itu
sudah pasti merugikan dan sangat buruk efeknya bagi kesehatan mental dan fisik.
21

Meskipun demikian terkadang beberapa jenis obat masih dipakai dalam dunia
kedokteran, namun hanya diberikan bagi pasien-pasien tertentu, bukan untuk
dikonsumsi secara umum dan bebas oleh masyarakat. Oleh karena itu obat dan
narkotik yang disalahgunakan dapat menimbulkan berbagai akibat yang beraneka
ragam.

1.

Dampak Tidak Langsung Narkoba Yang Disalahgunakan :


a. Akan banyak uang yang dibutuhkan untuk penyembuhan dan perawatan
kesehatan pecandu jika tubuhnya rusak digerogoti zat beracun.
b. Dikucilkan dalam masyarakat dan pergaulan orang baik-baik. Selain itu
biasanya tukang candu narkoba akan bersikap anti sosial.
c. Keluarga akan malu besar karena punya anggota keluarga yang memakai
zat terlarang.
d. Kesempatan belajar hilang dan mungkin dapat dikeluarkan dari sekolah
atau perguruan tinggi alias DO / drop out.
e. Tidak dipercaya lagi oleh orang lain karena umumnya pecandu narkoba
akan gemar berbohong dan melakukan tindak kriminal.
f. Dosa akan terus bertambah karena lupa akan kewajiban Tuhan serta
menjalani kehidupan yang dilarang oleh ajaran agamanya.
g. Bisa dijebloskan ke dalam tembok derita / penjara yang sangat menyiksa
lahir batin.
22

Biasanya setelah seorang pecandu sembuh dan sudah sadar dari mimpimimpinya maka ia baru akan menyesali semua perbuatannya yang bodoh dan banyak
waktu serta kesempatan yang hilang tanpa disadarinya. Terlebih jika sadarnya ketika
berada di penjara. Segala caci-maki dan kutukan akan dilontarkan kepada benda
haram tersebut, namun semua telah terlambat dan berakhir tanpa bisa berbuat apaapa.
2. Dampak Langsung Narkoba Bagi Jasmani / Tubuh Manusia
a. Gangguan pada jantung
b. Gangguan pada hemoprosik
c. Gangguan pada traktur urinarius
d. Gangguan pada otak
e. Gangguan pada tulang
f. Gangguan pada pembuluh darah
g. Gangguan pada endorin
h. Gangguan pada kulit
i. Gangguan pada sistem syaraf
j. Gangguan pada paru-paru
k. Gangguan pada sistem pencernaan
l. Dapat terinfeksi penyakit menular berbahaya seperti HIV AIDS, Hepatitis,
Herpes, TBC, dll.
m. Dan banyak dampak lainnya yang merugikan badan manusia.
3. Dampak Langsung Narkoba Bagi Kejiwaan / Mental Manusia
23

a. Menyebabkan depresi mental.


b. Menyebabkan gangguan jiwa berat / psikotik.
c. Menyebabkan bunuh diri
d. Menyebabkan melakukan tindak kejehatan, kekerasan dan pengrusakan.
Efek depresi bisa ditimbulkan akibat kecaman keluarga, teman dan
masyarakat atau kegagalan dalam mencoba berhenti memakai narkoba. Namun orang
normal yang depresi dapat menjadi pemakai narkoba karena mereka berpikir bahwa
narkoba dapat mengatasi dan melupakan masalah dirinya, akan tetapi semua itu tidak
benar.

C. Dampak Fisik
Adaptasi biologis tubuh kita terhadap penggunaan narkoba untuk jangka
waktu yang lama bisa dibilang cukup ekstensif, terutama dengan obat-obatan yang
tergolong dalam kelompok downers. Tubuh kita bahkan dapat berubah begitu banyak
hingga sel-sel dan organ-organ tubuh kita menjadi tergantung pada obat itu hanya
untuk bisa berfungsi normal. Salah satu contoh adaptasi biologis dapat dilihat dengan
alkohol. Alkohol mengganggu pelepasan dari beberapa transmisi syaraf di otak.
Alkohol juga meningkatkan cytocell dan mitokondria yang ada di dalam liver untuk
menetralisir zat-zat yang masuk. Sel-sel tubuh ini menjadi tergantung pada alcohol
untuk menjaga keseimbangan baru ini.
Tetapi, bila penggunaan narkoba dihentikan, ini akan mengubah semua
susunan dan keseimbangan kimia tubuh. Mungkin akan ada kelebihan suatu jenis
24

enzym dan kurangnya transmisi syaraf tertentu. Tiba-tiba saja, tubuh mencoba untuk
mengembalikan keseimbangan didalamnya. Biasanya, hal-hal yang ditekan/tidak
dapat dilakukan tubuh saat menggunakan narkoba, akan dilakukan secara berlebihan
pada masa Gejala Putus Obat (GPO) ini.
Misalnya, bayangkan efek-efek yang menyenangkan dari suatu narkoba
dengan cepat berubah menjadi GPO yang sangat tidak mengenakkan saat seorang
pengguna berhenti menggunakan narkoba seperti heroin/putaw.
GPO ini juga merupakan momok tersendiri bagi para pengguna narkoba.
Bagi para pecandu, terutama, ketakutan terhadap sakit yang akan dirasakan saat
mengalami GPO merupakan salah satu alasan mengapa mereka sulit untuk berhenti
menggunakan narkoba, terutama jenis putaw/heroin. Mereka tidak mau meraskan
pegal, linu, sakit-sakit pada sekujur tubuh dan persendian, kram otot, insomnia, mual,
muntah, dll yang merupakan selalu muncul bila pasokan narkoba kedalam tubuh
dihentikan.
Selain ketergantungan sel-sel tubuh, organ-organ vital dalam tubuh seperti
liver, jantung, paru-paru, ginjal,dan otak juga mengalami kerusakan akibat
penggunaan jangka panjang narkoba. Banyak sekali pecandu narkoba yang
berakhiran dengan katup jantung yang bocor, paru-paru yang bolong, gagal ginjal,
serta liver yang rusak. Belum lagi kerusakan fisik yang muncul akibat infeksi virus
{Hepatitis C dan HIV/AIDS} yang sangat umum terjadi di kalangan pengguna jarum
suntik.

25

D. Dampak Mental
Selain

ketergantungan

fisik,

terjadi

juga

ketergantungan

mental.

Ketergantungan mental ini lebih susah untuk dipulihkan daripada ketergantungan


fisik. Ketergantungan yang dialami secara fisik akan lewat setelah GPO diatasi, tetapi
setelah itu akan muncul ketergantungan mental, dalam bentuk yang dikenal dengan
istilah sugesti. Orang seringkali menganggap bahwa sakaw dan sugesti adalah hal
yang sama, ini adalah anggapan yang salah. Sakaw bersifat fisik, dan merupakan
istilah lain untuk Gejala Putus Obat, sedangkan sugesti adalah ketergantungan
mental, berupa munculnya keinginan untuk kembali menggunakan narkoba. Sugesti
ini tidak akan hilang saat tubuh sudah kembali berfungsi secara normal.
Sugesti ini bisa digambarkan sebagai suara-suara yang menggema di dalam
kepala seorang pecandu yang menyuruhnya untuk menggunakan narkoba. Sugesti
seringkali menyebabkan terjadinya 'perang' dalam diri seorang pecandu, karena di
satu sisi ada bagian dirinya yang sangat ingin menggunakan narkoba, sementara ada
bagian lain dalam dirinya yang mencegahnya. Orang-orang yang bukan pecandu
dapat menghentikan penggunaannya kapan saja, tanpa ada sugesti, tetapi para
pecandu akan tetap memiliki sugesti bahkan saat hidupnya sudah bisa dibilang
normal kembali. Sugesti memang tidak bisa disembuhkan, tetapi kita dapat merubah
cara kita bereaksi atau merespon terhadap sugesti itu.
Dampak mental yang lain adalah pikiran dan perilaku obsesif kompulsif, serta
tindakan impulsive. Pikiran seorang pecandu menjadi terobsesi pada narkoba dan
26

penggunaan narkoba. Narkoba adalah satu-satunya hal yang ada didalam pikirannya.
Ia akan menggunakan semua daya pikirannya untuk memikirkan cara yang tercepat
untuk mendapatkan uang untuk membeli narkoba. Tetapi ia tidak pernah memikirkan
dampak dari tindakan yang dilakukannya, seperti mencuri, berbohong, atau sharing
needle karena perilakunya selalu impulsive, tanpa pernah dipikirkan terlebih dahulu.
Ia juga selalu berpikir dan berperilaku kompulsif, dalam artian ia selalu
mengulangi kesalahan-kesalahan yang sama. Misalnya, seorang pecandu yang sudah
keluar dari sebuah tempat pemulihan sudah mengetahui bahwa ia tidak bisa
mengendalikan penggunaan narkobanya, tetapi saat sugestinya muncul, ia akan
berpikir bahwa mungkin sekarang ia sudah bisa mengendalikan penggunaannya, dan
akhirnya kembali menggunakan narkoba hanya untuk menemukan bahwa ia memang
tidak bisa mengendalikan penggunaannya! Bisa dikatakan bahwa dampak mental dari
narkoba adalah mematikan akal sehat para penggunanya, terutama yang sudah dalam
tahap kecanduan. Ini semua membuktikan bahwa penyakit adiksi adalah penyakit
yang licik, dan sangat berbahaya.

E. Dampak Emosional
Narkoba adalah zat-zat yang mengubah mood seseorang (mood altering
substance). Saat menggunakan narkoba, mood, perasaan, serta emosi seseorang ikut
terpengaruh. Salah satu efek yang diciptakan oleh narkoba adalah perubahan mood.
Narkoba dapat mengakibatkan ekstrimnya perasaan, mood atau emosi penggunanya.
Jenis-jenis narkoba tertentu, terutama alkohol dan jenis-jenis narkoba yang termasuk
27

dalam kelompok uppers seperti Shabu-shabu, dapat memunculkan perilaku agresif


yang berlebihan dari si pengguna, dan seringkali mengakibatkannya melakukan
perilaku atau tindakan kekerasan. Terutama bila orang tersebut pada dasarnya
memang orang yang emosional dan bertemperamen panas.
Saat seseorang menjadi pecandu, ada suatu kepribadian baru yang muncul
dalam dirinya, yaitu kepribadian pecandu atau kepribadian si junkie. Kepribadian
yang baru ini tidak peduli terhadap orang lain, satu-satunya hal yang penting baginya
adalah bagaimana cara agar ia tetap bisa terus menggunakan narkoba. Ini sebabnya
mengapa ada perubahan emosional yang tampak jelas dalam diri seorang pecandu.
Seorang anak yang tadinya selalu bersikap manis, sopan, riang, dan jujur berubah
total mejadi seorang pecandu yang brengsek, pemurung, penyendiri, dan jago
berbohong dan mencuri.
Seorang pecandu acapkali bertindak secara impuls, mengikuti dorongan emosi
apapun yang muncul dalam dirinya. Dan perubahan yang muncul ini bukan
perubahan ringan, karena pecandu adalah orang-orang yang memiliki perasaan dan
emosi yang sangat mendalam. Para pecandu seringkali diselimuti oleh perasaan
bersalah, perasaan tidak berguna, dan depresi mendalam yang seringkali membuatnya
berpikir untuk melakukan tindakan bunuh diri.
Perasaan-perasaan ini pulalah yang membuatnya ingin terus menggunakan,
karena salah satu efek narkoba adalah mematikan perasaan dan emosi kita. Di bawah
pengaruh narkoba, ia dapat merasa senang dan nyaman, tanpa harus merasakan
perasaan-perasaan yang tidak mengenakkan. Tetapi perasaan-perasaan ini tidak hilang
28

begitu saja, melainkan terkubur hidup-hidup di dalam diri kita. Dan saat si pecandu
berhenti menggunakan narkoba, perasaan-perasaan yang selama ini mati atau
terkubur dalam dirinya kembali bangkit, dan di saat-saat seperti inilah pecandu
membutuhkan suatu program pemulihan, untuk membantunya menghadapi dan
mengatasi perasaan-perasaan sulit itu.
Satu hal juga yang perlu diketahui adalah bahwa salah satu dampak buruk
narkoba adalah mengakibatkan pecandu memiliki suatu retardasi mental dan
emosional.

F. Dampak Spiritual
Adiksi terhadap narkoba membuat seorang pecandu menjadikan narkoba
sebagai prioritas utama didalam kehidupannya. Narkoba adalah pusat kehidupannya,
dan semua hal/aspek lain dalam hidupnya berputar di sekitarnya. Tidak ada hal lain
yang lebih penting daripada narkoba, dan ia menaruh kepentingannya untuk
menggunakan narkoba di atas segala-galanya. Narkoba menjadi jauh lebih penting
daripada istri, suami, pacar, anak, orangtua, sekolah, pekerjaan, dll. Ia berhenti
melakukan aktivitas-aktivitas yang biasa ia lakukan sebelum ia tenggelam dalam
penggunaan narkobanya. Ia tidak lagi melakukan hobi-hobinya, menjalani aktivitas
normal seperti sekolah, kuliah, atau bekerja seperti biasa, bila sebelumnya ia
termasuk rajin beribadah bisa dipastikan ia akan menjauhi kegiatan yang satu ini,
apalagi dengan khotbah agama yang selalu didengar bahwa orang-orang yang
menggunakan narkoba adalah orang-orang yang berdosa.
29

Ini menyebabkan pecandu seringkali hidup tersolir, ia hidup dalam dunianya


sendiri dan mengisolasi dirinya dari dunia luar, yaitu dunia yang tidak ada
hubungannya dengan narkoba. Ia menjauhi keluarga dan teman-teman lamanya, dan
mencari teman-teman baru yang dianggap sama dengannya, yang dianggap dapat
memahaminya dan tidak akan mengkuliahinya tentang penggunaan narkobanya.
Narkoba dianggap sebagai sahabat yang selalu setia menemaninya
Secara spiritual, Narkoba adalah pusat hidupnya, dan bisa dikatakan
menggantikan posisi Tuhan. Adiksi terhadap narkoba membuat penggunaan narkoba
menjadi jauh lebih penting daripada keselamatan dirinya sendiri. Ia tidak lagi
memikirkan soal makan, tertular penyakit bila sharing needle, tertangkap polisi, dll.
Adiksi adalah penyakit yang mempengaruhi semua aspek hidup seorang manusia, dan
karenanya harus disadari bahwa pemulihan bagi seorang pecandu tidak hanya bersifat
fisik saja, tetapi juga harus mencakup ketiga aspek lainnya sebelum pemulihan itu
dapat dianggap sebagai suatu pemulihan yang sebenarnya.

BAB IV
PEMECAHAN MASALAH

A.

Pencegahan dan Penanggulangan Narkoba


30

Banyak

yang

masih

bisa

dilakukan

untuk

mencegah

seseorang

menyalahgunakan narkoba dan membantu seseorang yang sudah terjerumus


penyalahgunaan narkoba.
Kami sebagai penulis mengelompokkan solusi atas persoalan narkoba ini ke
dalam dua komponen penting penyelenggara negara ini, yaitu pemerintah dan
masyarakat.
Ada tiga tingkat intervensi yang dapat dilakukan pemerintah, yaitu:
1. Primer, sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk pendidikan,
penyebaran informasi mengenai bahaya narkoba, pendekatan melalui
keluarga, dll. Instansi pemerintah, seperti halnya BKKBN, lebih banyak
berperan pada tahap intervensi ini. kegiatan dilakukan seputar pemberian
informasi melalui berbagai bentuk materi KIE yang ditujukan kepada
seseorang langsung dan keluarga.
2. Sekunder, pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya
penyembuhan (treatment). Fase ini meliputi: Fase penerimaan awal
(initialintake)antara 1 3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan
mental, dan Fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, antara 1 3
minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif
secara bertahap.
3. Tertier, yaitu upaya untuk merehabilitasi mereka yang sudah memakai dan
dalam proses penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas Fase stabilisasi,
antara 3-12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat,
31

dan Fase sosialiasi dalam masyarakat, agar mantan penyalahguna narkoba


mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di masyarakat. Tahap ini
biasanya

berupa

kegiatan

konseling,

membuat

kelompok-kelompok

dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif, dll.

Adapun solusi alternatif yang dapat dilakukan oleh masyarakat (Nonpemerintah) dalam mengatasi masalah narkoba ini, adalah dengan menggunakan
beberapa pendekatanyang diterapkan kepada mereka, baik yang belum ataupun yang
sudah terjerat belitan narkoba.
Beberapa pendekatan yang penulis maksud adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan agama (religius). Melalui pendekatan ini, mereka yang masih
bersih dari dunia narkoba, senantiasa ditanamkan ajaran agama yang mereka
anut. Agama apa pun, tidak ada yang menghendaki pemeluknya untuk
merusak dirinya, masa depannya, serta kehidupannya.
2. Pendekatan psikologis. Dengan pendekatan ini, mereka yang belum terjamah
kenikmatan semu narkoba, diberikan nasihat dari hati ke hati oleh orangorang yang dekat dengannya, sesuai dengan karakter kepribadian mereka.
Langkah persuasif melalui pendekatan psikologis ini diharapkan mampu
menanamkan kesadaran dari dalam hati mereka untuk menjauhi dunia
narkoba. Adapun bagi mereka yang telah larut dalam kehidupan gelap
narkoba, melalui pendekatan ini dapat diketahui, apakah mereka masuk dalam
kategori pribadi yang ekstrovert (terbuka), introvert (tertutup), atau sensitif.
32

Dengan mengetahui latar belakang kepribadian mereka, maka pendekatan ini


diharapkan mampu mengembalikan mereka pada kehidupan nyata, menyusun
kembali kepingan perjalanan hidupyang sebelumnya berserakan, sehingga
menjadi utuh kembali.
3. Pendekatan sosial. Baik bagi mereka yang belum, maupun yang sudah masuk
dalam sisi kelam narkoba, melalui pendekatan ini disadarkan bahwa mereka
merupakan bagian penting dalam keluarga dan lingkungannya. Dengan
penanaman sikap seperti ini, maka mereka merasa bahwa kehadiran mereka di
tengah keluarga dan masyarakat memiliki arti penting. Dengan beberapa
pendekatan di atas, diharapkan mampu menggerakkan hati para seseorang dan
generasi muda yang masih suci dari kelamnya dunia narkoba untuk tidak
larut dalam trend pergaulan yang menyesatkan.
Dengan demikian, jika pemerintah dan masyarakat menjalankan fungsi dan
perannya dengan baik, niscaya upaya memerangi narkoba serta menyelamatkan
bangsa Indonesia dari bahaya mematikan narkoba akan menemui titik terang.
B.

Langkah-langkah Mengatasi Penyalahgunaan Narkoba


Adapun langkah-langkah mengatasi penyalahgunaan narkoba adalah :

1.

Mengubah tren kehidupan. Dengan merubah tren dalam rutinitas harian Anda,
Anda dapat menemukan hal-hal baru untuk menyesuaikan diri. Dengan
berlatih mengubah hal-hal kecil dalam kebiasaan buruk anda. Anda coba juga
untuk menghindari mengkonsumsi obat, hal ini dapat membantu anda.

33

2.

Teman. Untuk lebih berhati-hati, usahakan anda selektif dalam memilih


teman, Jika Anda memiliki teman yang

tidak menyalahgunakan obat,

kemudian menghabiskan waktu bersama mereka, melakukan seperti yang


mereka lakukan. Dengan bergabung dengan mereka Anda sedang membangun
landasan bersama dengan sendirinya

dapat mengubah siapa Anda.

Kesempatan tidak akan muncul untuk memakai narkoba jika Anda dengan
mereka.
3.

Keluar dari lingkungan yang buruk (hijrah). Dengan memulai babak baru
dalam kehidupan sosial Anda, dapat sangat membantu memulihkan kecanduan
anda.

4.

Ubah gaya pakaian/penampilan Anda. Penampilan adalah segalanya, orang


melihat kepribadian kita dengan melihat penampilan fisik luar kita, hanya
dengan potongan rambut atau berpakaian sedikit lebih formal Anda dapat
mengubah bagaimana orang lain melihat Anda yang pada gilirannya akan
membantu Anda melihat diri Anda dengan cara baru , sebagai orang yang
bersih.

5.

Dapatkan pengingat konstan dari teman dan keluarga. Perhatikan perbedaan


dalam diri Anda, mintalah orang lain (teman / keluarga) apakah mereka
melihat perubahanpada diri anda dan pendapat mereka atas diri anda.

6.

Hanya ingat dan ingat untuk tidak menggunakan narkoba. Dengan mengubah
semua hal kecil, Anda dapat mempertahankan diri sendiri

dan dapat

membantu diri Anda menghilangkan kebiasaan mengkonsumsi narkoba.


34

C.

Cara Mencegah Peredaran Narkoba

1. Menumbuhkan Ketakwaan Anggota Masyarakat.


Perbuatan manusia sangat ditentukan oleh prinsip-prinsip kehidupan yang
diyakininya. Seorang muslim yang akan memiliki keyakinan teguh terhadap aqidah
Islam akan menghasilkan sebuah pola perilaku yang senantiasa menjadikan Islam
sebagai standar dan parameter perbuatannya. Semakin kuat aqidahnya, semakin
kokoh prinsip itu dipegangnya, maka semakin tangguh pula kepribadiannya. Bahkan,
ia akan berupaya mengubah lingkungan buruk tersebut. Jika pandangan materialistis
yang sekarang berkembang menjadikan materi sebagai ukuran kebahagiaan, seorang
muslim yang bertaqwa memandang bahwa tercapainya kebahagian adalah ketika ia
mengikuti hukum-hukum Allah SWT. Ketakwaan itu tidak hanya pada rakyat. Para
penegak hukum juga harus memiliki ketakwaan. Jika tidak mereka akan mudah
disuap dengan lembaran-lembaran uang.

2. Pengawasan Masyarakat.
Masyarakat yang saling masa bodoh adalah masyarakat yang mudah terjangkit
wabah narkoba. Salah satu ciri sebuah sistem yang sehat dalam kaitannya dengan
narkoba (dan berbagai kriminalitas lainnya) adalah minimnya rangsangan untuk
melakukan kejahatan. Acara-acara TV yang bisa mempengaruhi pola kehidupan
menuju pola hidup materialistis, konsumeris, hedonis, sekularis, dan pola-pola yang

35

membahayakan aqidah umat harus dilarang. Kita tidak boleh mendiamkan sebuah
kemungkaran terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat.

3. Tindakan Tegas Negara.


Negara harus melakukan tindakan riil untuk memberantas peredaran narkoba.
Dalam kasus narkoba ini negara harus membongkar semua jaringan dan sindikat
pengedar narkotika termasuk kemungkinan konspirasi internasional merusak para
pemuda dan mengancam pengguna, pengedar dan bandar dengan hukuman yang
sangat berat. Hakim-hakim harus bersikap tegas dalam menghukum siapa saja aktor
di balik peredaran narkoba, jangan sekali-kali tergoda suap. Masalah narkoba tidak
mungkin dapat diatasi secara tuntas kecuali jika menggunakan metode pendekatan
yang benar.
BAB V
PENUTUP

A.

Kesimpulan
Masalah pencegahan penyalahgunaan narkoba ialah mejadi tanggung jawab

kita semua. Narkoba merupakan segolongan obat, bahan, atau zat, yang jika masuk ke
dalam tubuh berpengaruh terutama pada fungsi otak (susunan saraf pusat) dan sering
menimbulkan ketergantungan (adiktif). Terjadi perubahan pada kesadaran, pikiran,
perasaan, dan perilaku pemakainya. Zat yang ditelan, masuk ke dalam lambung, lalu
pembuluh darah. Jika dihisap atau dihirup, zat masuk ke dalam pembuluh darah
36

melalui hudung dan paru-paru. Jika disuntikkan, zat langsung masuk ke darah. Darah
membawa zat itu ke dalam otak. Otak adalah pusat kendali tubuh. Jika kerja berubah,
seluruh organ tubuh pun ikut berpengaruh.
Kepedulian adalah sebuah bentuk dari cinta dan kasih sayang kita sebagai
manusia sosial yang berbudaya. Narkoba menurut pandangan islam adalah benda
yang haram jika disalah gunakan.Melalui sikap kepedulian, pencegahan berbagai
tindak kriminal, kenakalan seseorang, keamanan, kedamaian, keharmonisan, akan
mudah diciptakan. Dengan sikap kepedulian ini, maka motto bahwa, Pencegahan
lebih baik dari mengobati, akan benar-benar terbukti dalam kasus pemakaian obatobat terlarang.

B.

Saran
1.

Bagi Tenaga Kesehatan


Diharapkan kepada setiap tenaga kesehatan agar dapat menambah wawasan

dan mengetahui apa saja dampak dari narkoba dan manfaat apa saja yang didapat
dari narkoba khususnya di dunia medis, sehingga tenaga kesehatan dapat
menggunakan narkoba sesuai dengan ketentuan dan standar yang ada.
2.

Bagi Masyarakat
Hendaknya masyarakat mengetahui dampak dari mengkonsumsi narkoba

sehingga masyarakat dapat menjauhi narkoba dalam kehidupan sehari-hari.


3.
Bagi Pemerintah
Banyak peran yang harus dilakukan mahasiswa untuk mendukung dan
mensukseskan upaya pemerintah dalam pemberantasan narkoba ini diantaranya
37

adalah dengan memulai upaya pencegahan Narkoba dimulai dari diri sendiri
kemudian ke lingkungan sekitar, tidak menjauhi pengguna Narkoba dan berusaha
memberi saran tanpa menghakimi atau memaksa, serta mendukung pengesahan
UU Narkoba yang baru dengan sanksi yang lebih berat.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Narkotika Nasional RI, Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba bagi


Pemuda.
Badan Narkotika Nasional RI, 2003, Bahaya Penyalahgunaan Narkoba (Penyebab,
Pencegahan dan Perawatannya). Badan Pendidikan Pencegahan dan
Kampanye Penyadaran akan Bahaya Penyalahgunaan Narkoba bagi
Seseorang.
Sofyan, Ahmadi, 2007. Narkoba Mengincar Anak Anda Panduan bagi Orang tua,
Guru, dan Badan Narkotika dalam Penanggulangan Bahaya Narkoba di
Kalangan Seseorang. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
http://dedihumas.bnn.go.id/archives/section/artikel
http://www.negarahukum.com/hukum/pengertian-narkotika.html
https://chrismapravitasari.wordpress.com/2010/01/01/peran-mahasiswa-dalampemberantasan-narkoba/
mediabelajaronline.blogspot.com
38

Departemen Sosial, 2004, Narkoba Permasalahan Dampak dan Pencegahan Panduan


untuk Seseorang dan Tokoh Pemuda.
Gunarsa. Singgih, 2000, Konseling dan Psikoterapi, Penerbit : PT BPK Gunung
Mulia Jakarta.
Kartono, Kartini, 1992. Patologi II Kenakalan Seseorang. Jakarta: Rajawali.

39

Anda mungkin juga menyukai