BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
METODE PENELITIAN
pernah
mengidap
Chikungunya.
Pemeriksaan
rongga
mulut
didapatkan adanya plak berwarna keputihan pada palatum, permukaan bukal dan dasar rongga
mulut yang kemudian melalui pemeriksaan mikrobiologis adalah Kandidiasi. Uji HIV pada
pasien didapat hasil negative, leukopenia dengan CD4 T-lymphocytopenia. Ini adalah laporan
pertama dari infeksi oportunistik dengan T CD4-lymphocytopaenia pada demam Chikungunya.
sehari
dengan
Diklofenak50
mg
Ranitidin
150mg
selama
dua
hari
dan disarankan untuk datang untuk control setelah dua hari. Inspeksi rongga mulut didapatkan
adanya plak berwarna keputihan pada palatum, permukaan bukal dan dasar rongga mulut yang
kemudian melalui pemeriksaan mikrobiologis adalah Kandidiasis. Setelah mencatat plak
Candidiasis, sampel darah pasien kembali dikirim untuk limfosit CD4 menghitung analisis dan
diagnostik tes HIV konklusif menggunakan ELISA dan Western blot. Hasil penelitian
menunjukkan HIV negatif dan limfosit CD4 260 sel/mikro.
2.4 Kesimpulan Penelitian
Demam Chikungunya yang diakibatkan virus dapat menyebabkan kekebalan tubuh tertekan
dan menurun sehingga dapat menyebabkan masuknya Infeksi oportunistik potensial seperti pada
kasus yaitu Kandidiasis oral.
BAB III
PEMBAHASAN
Pada studi ini disebutkan wabah chikungunya yang belum pernah sebelumnya terjadi pada
awal 2006 di banyak tempat di India dan kembali mewabah pada India selatan sekitar Juni 2007.
Pada penelitian terakhir, berdasarkan hasil analisa laboratorium dari 157 pasien demam
chikunguya didokumentasikan limfopenia dan hipokalsemia adalah komplikasi yang paling
banyak. Chikungunya juga menunjukkan limfopenia dengan penurunan tingkat limfosit CD4.
Pada bulan Mei 2008, seorang pasien 32 tahun laki-laki India datang dengan keluhan utama
demam tinggi dengan eritema di telinga, nyeri sendi & pembengkakan sendi, non pitting edema,
didapatkan bengkak wajah dan gatal-gatal selama empat hari. Dinyatakan virus Chikungunya
mewabah di wilayah kabupaten Canara Selatan, Karnataka, India. Pasien tidak punya riwayat
medis dan obat serta pemeriksaan serologis sebelumnya yang menunjukkan bahwa pasien pernah
mengidap Chikungunya. Dia tidak memiliki riwayat merokok. Tekanan Darah 110 /
70 mmHg, nadi 98/min dan pernapasan adalah 16/min tanpa tanda-tanda dehidrasi. Pemeriksaan
klinis gastrointestinal dan sistem neurologis tidak ada kelainan. Diagnosis klinis sementara
adalah Chikungunya. Antibodi IgM spesifik untuk virus Chikungunya terdeteksi menggunakan
MAC-ELISA. Pemeriksaan darah hasilnya leukopenia(2000 sel / liter mikro) bersama dengan
limfopenia (500cells/Micro liter). Pemeriksaan laboratorium untuk elektrolit, tes fungsi hati dan
tes fungsi ginjal tidak ada kelainan. EKG pasien normal. Pasien diberi Parasetamol 500mg tiga
kali
sehari
dengan
Diklofenak50
mg
Ranitidin
150mg
selama
dua
hari
dan disarankan untuk datang untuk control setelah dua hari. Inspeksi rongga mulut didapatkan
adanya plak berwarna keputihan pada palatum, permukaan bukal dan dasar rongga mulut yang
kemudian melalui pemeriksaan mikrobiologis adalah Kandidiasis. Setelah mencatat plak
Candidiasis, sampel darah pasien kembali dikirim untuk limfosit CD4 menghitung analisis dan
diagnostik tes HIV konklusif menggunakan ELISA dan Western blot. Hasil penelitian
menunjukkan HIV negatif dan limfosit CD4 260 sel/mikro.
Berdasar data di atas, dapat dikatakan bahwa Demam Chikungunya yang diakibatkan virus
dapat menyebabkan kekebalan tubuh tertekan dan menurun sehingga dapat menyebabkan
masuknya Infeksi oportunistik potensial seperti pada kasus yaitu Kandidiasis oral. Seperti
disebutkan dari literature sebelumnya pada orang yang sehat, Kandida albikan umumnya tidak
menyebabkan masalah apapun dalam rongga mulut, namun karena berbagai faktor, jamur
tersebut dapat tumbuh secara berlebihan dan menginfeksi rongga mulut 5. Pertumbuhan kandida
dapat dipermudah oleh kekebalan tubuh yang menurun
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Demam Chikungunya yang diakibatkan virus dapat menyebabkan kekebalan tubuh
tertekan dan menurun sehingga dapat menyebabkan masuknya Infeksi oportunistik
potensial seperti pada kasus yaitu Kandidiasis oral
4.2 Saran
a. Dalam jurnal ini pembahasan yang lebih mendalam tentang patofisiologo
kandidiasis oral karena demam chikungunya
b. Perlu penelitian lebih lanjut tentang terapi spesifik
c. Perlunya ketelitian bagi para klinisi dalam pemeroksaan rongga mulut terutama
pada pasien demam chikungunya
DAFTAR PUSTAKA