Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS

OD IRIDOPLEGIA EX CAUSA TRAUMA TUMPUL disertai


HORDEOLUM INTERNA
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Salah Satu Syarat Dalam
Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Penyakit Mata
Rumah Sakit Tentara dr. Soedjono Magelang

Disusun Oleh:
Dita Ferwina Utari A
30101206848
Pembimbing:
dr. YB. Hari Trilunggono, Sp.M
dr. Dwidjo Pratiknjo, Sp.M

FAKULTAS KEDOKTERRAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2016

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
OD IRIDOPLEGIA EX CAUSA TRAUMA TUMPUL dengan
HORDEOLUM INTERNA

Diajukan untuk memenuhi syarat Ujian Kepaniteraan Klinik


Bagian Ilmu Penyakit Mata RST Tingkat II
dr. Soedjono Magelang

Telah disetujui dan dipresentasikan


pada tanggal: Januari 2017

Disusun oleh:
Dita Ferwina Utari A
30101206848

Dokter Pembimbing,

dr. Dwidjo Pratiknjo, Sp.M

dr. YB. Hari Trilunggono, Sp.M

1. IDENTITAS PASIEN

Nama

: Tn. Ichwan

Umur

: 17 Tahun

Alamat

: Magelang

Pekerjaan

: Mahasiswa

Tanggal Periksa : 30 Desember 2016

2. ANAMNESIS
Keluhan utama mata kanan kena tonjok

a. Riwayat penyakit sekarang


Pasien datang ke Poli Mata dengan keluhan penglihatan mata kanan kena tonjok
oleh temannya dari arah depan sejak 2 hari yang lalu. Pasien merasa
penglihatannya kabur dan nyeri beberapa saat setelah kena tonjokan, namun nyeri
dan kabur menghilang ketika pasien bangun tidur sehingga pasien dapat
beraktivitas kembali. Pasien mengatakan pada saat membaca jarak dekat agak
kabur, selain itu jika melihat terasa silau. Keluhan lain yang dirasakan mata terasa
berat bila di angkat, penumpukan darah (-), pada kelopak mata atas terdapat dua
benjolan, nyeri bila ditekan, rasa mengganjal, tidak berair, kotoran (-). Pasien
mengatakan belum pernah mengobati sakitnya.
b. Riwayat penyakit dahulu

Riwayat Trauma mata diakui

Riwayat Hipertensi disangkal

Riwayat Diabetes Melitus disangkal

Riwayat Alergi disangkal

c. Riwayat penyakit keluarga

Riwayat Hipertensi disangkal

Riwayat DM disangkal

d. Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien seorang mahasiswa dan biaya ditanggung BPJS

Kesan : sosial ekonomi cukup.


3. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Generalis

Keadaan Umum

: Baik

Kesadaran

: Composmentis

Status gizi

: Baik

Tanda Vital

1. Tekanan darah

: 110/70mmHg

2. HR

: 82 x/menit

3. Suhu

: 36,7 C

4. RR

: 20 x/menit

Status Generalis dalam batas normal

b. Status Ophthalmicus

midriasis

Pemeriksaan
Visus

Gerak bola mata

Strabismus

Eksoftalmus

Endoftalmus

Kedudukan

Kerontokan

Warna

Edema

Hematoma/Brill

OD
6/6
Bulbus Oculi
Segala arah
-

Suprasilia
Simetris
Tidak rontok

OS
6/6

Segala arah
-

Simetris
Tidak rontok

Palpebra
Warna kulit
Tidak ditemukan
Tidak ditemukan

Warna kulit
Tidak ditemukan
Tidak ditemukan

ditemukan

Tidak ditemukan

hematoma

Hordeolum

Margo palpebra:
Entropion
Ektropion

Trikiasis

Silia
Konjungtiva

Edema

Hiperemis

Injeksi konjungtiva

Injeksi siliar

Sekret

Folikel

Laserasi

perdarahan

Edema

Erosi

Kejernihan

Infiltrat

Benda asing

Aberasi

Hifema

Hipopion

Warna

Bentuk

Sinekia

Letak

Bentuk

Diameter

Reflek pupil

Kejernihan

Tidak ditemukan
Ditemukan(konjungtiva
palpebra superior)
ditemukan
Tidak dtemukan
Tidak ditemukan

Tidak ditemukan
Tidak ditemukan
Tidak ditemukan
Tidak ditemukan

Kornea
Tidak ditemukan
Tidak ditemukan
Jernih
Tidak ditemukan
Tidak ditemukan

Tidak ditemukan
Tidak ditemukan
Jernih
Tidak ditemukan
Tidak ditemukan

COA
Tidak ditemukan
Tidak ditemukan

Tidak ditemukan
Tidak ditemukan

Iris
Coklat
Bulat
-

Coklat
Bulat
-

Pupil
Ditengah iris
Bulat
5mm
+melambat

Ditengah iris
Bulat
3mm
miosis

Lensa
Jernih

Jernih

Dislokasi lensa

Subluksasi lensa

4. DIAGNOSA BANDING
OD Iridoplegia
a. OD Iridoplegia dipertahankan karena ada riwayat trauma tumpul
iris yang dapat mengakibatkan kelumpuhan otot m.sfingter pupil
sehingga pupil menjadi lebar atau midriasis
b. OD Iridodialisis disingkirkan karena tidak ada robekan pada
pangkal iris, pupil berada tetap di sentral serta bentuk pupil masih
bulat serta pasien tidak ada keluhan diplopia
c. OD Iridosiklitis disingkirkan karena didalam COA tidak ada darah
(hifema)
OD Hordeolum
a. Hordeolum Interna dipertahankan karena pada pemeriksaan
palpebra superior tonjolan tidak ikut bergerak dengan pergerakan
kulit, dan pada pemeriksaan eversi konjungtiva palpebra tampak
hiperemis dan menonjol ke arah konjungtiva palpebra
b. Hordeolum Eksterna disingkirkan karena berdasarkan hasil
pemeriksaan palpebra superior masa tidak menonjol ke palpebra
dan tidak ikut bergerak dengan pergerakan kulit
5. DIAGNOSIS KERJA
OD Iridoplegia ex causa Trauma Tumpul disertai Hordeolum Interna
6. PENATALAKSANAAN
Iridoplegia
a. Medikamentosa
Topikal
Pilokarpin sebagai miotika
Oral

Analgetik : Na Diclovenac 50mg


Parenteral
Tidak ada pemberian secara parenteral
Operatif
Tidak ada indikasi operatif
b. Non-medikamentosa
- Istrahat di tempat tidur, memakai kacamata hitam
- Dilarang membaca
Hordeolum
a. Medikamentosa
Antibiotik atau sulfa diberikan lokal dan sistemik
b. Non medikamentosa
Kompres hangat selama 3-4 kali sehari selama 20 menit
c. Operatif
Jika sudah terbentuk abses, dilakukan insisi vertikal terhadap margo

palpebra
7. PROGNOSIS
OD

OS

Quo ad visam

Bonam

Dubia ad Bonam

Quo ad sanam

Bonam

ad Bonam

Quo ad fungsionam

Bonam

ad Bonam

Quo ad kosmeticam

Bonam

Dubia ad Bonam

Quo ad vitam

Bonam

Bonam

8. KOMPLIKASI
Iridoplegia
Sinekia posterior
Hordeolum
Selulitis palpebra atau orbita
9. RUJUKAN
Pasien tidak dirujuk ke bagian spesialis lain
10. EDUKASI
Iridoplegi

1. Menjelaskan kepada pasien bahwa pasien menderita penyakit akibat


kelumpuhan otot irisnya
2. Menjelaskan kepada penyakit pasien bisa membaik atau permanen
3. Menjelaskan kepada pasien bahwa akan diberikan obat untuk
mengecilkan pupil
4. Menjelaskan kepada pasien untuk tidak membaca
5. Menganjurkan pasien untuk memakai kacamata hitam untuk
menghindari silau
6. Menganjurkan pasien untuk tidak mengusap mata.

TINJAUAN PUSTAKA
1. Trauma Tumpul Uvea
A. Pengertian
Iridoplegia
Trauma tumpul uvea dapat mengakibatkan kelumpuhan otot sfingter
pupil atau iridoplegia sehingga pupul menjadi lebar atau midriasis. Pasien
akan sukar melihat dekat karena gangguan akomodasi, silau akibat gangguan
pengaturan masuknya sinar pada pupil.
Pupil terlihat tidak sama besar atau anisokoria dan bentuk pupil dapat
menjadi iregular. Pupil ini tidak bereaksi terhadap sinar. Iridoplegia akibat
trauma akan berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu

Iridodialisis

Trauma tumpul dapat mengakibatkan robekan pada pangkal iris sehingga


bentuk pupil menjadi berubah. Pasien akan melihat ganda dengan satu
matanya. Pada iridodialisis terjadi bersama-sama dengan terbentuknya
hifema.
Hifematerjadi bila melukai iris dan menyebabkan ruptur dari pembuluh
darah, maka darahnya terkumpul di COA. Hifema ada 2 macam :
1. Primer, terjadi langsung setelah trauma, dapat sedikit dapat pula banyak
2.Sekunder, biasanya timbul pada hari ke 5 setelah trauma. Perdarahannya
biasanya lebih hebat daripada yang primer. Perdarahan sekunder ini terjadi
oleh karena resorpsi dari bekuan darah terjadi terlalu cepat, sehingga
pembuluh darah tidak mendapat waktu yang cukup untuk regenerasi kembali.
Hifema dibagi menjadi beberapa grade menurut Sheppard berdasarkan
tampilan klinisnya:
1. Grade I : Darah mengisi kurang dari sepertiga COA (58%)
2. Grade II : Darah mengisi sepertiga hingga setengah COA (20%)
3. Grade III : Darah mengisi hampir total COA (14%)
4. Grade IV : Darah memenuhi seluruh COA (8%)

B. Penatalaksanaan

Iridoplegia:
a. Medikamentosa
Topikal
Pilokarpin sebagai miotika
b. Non-medikamentosa
i. Istrahat di tempat tidur, memakai kacamata hitam
ii. Dilarang membaca
Iridodialisa :
a. Medikamentosa
- Midriatika untuk melebarkan pupil dan menekan pada basisnya
b. Non medikamentosa
- Mata ditutup, bila timbul diplopia dilakukan reposisi, dimana iris
dikaitkan pada sklera

Hifema
- Medikamentosa
Koagulansia -> untuk menghentikan perdarahan
Antifibrinolitik -> agar bekuan darah tidak cepat diserap
-Non medikamentosa
Istrahat di tempat tidur elevasi kepala 30-45. Kepala difiksasi dengan
bantal pasir pada kedua sisi, supaya tidak bergerak. Istrahat total
dipertahankan minimal 5 hari mengingat kemungkinan perdarahan
sekunder
2. Hordeolum
a. Definisi

Infeksi akut dari kelenjar palpebra disebabkan oleh stafilococcus atau


streptococcus
b. Klasifikasi
- Hordeolum Interna
Infeksi pada glandula meibom, meninjol ke arah konjungtiva, karena
letaknya dalam tarsus jarang memecah sendiri dan tidak ikut bergerak
dengan pergerakan kulit.
-

Hordeolum eksterna
Infeksi pada glandula zeis atau moll, ikut bergerak dengan pergerakan kulit,
menonjol ke arah kulit, bila supurasi memecah sendiri ke arah kulit
c. Penatalaksanaan

a. Medikamentosa
Antibiotik atau sulfa diberikan lokal dan sistemik
b. Non medikamentosa
Kompres hangat selama 3-4 kali sehari selama 20 menit
c. Operatif
Jika sudah terbentuk abses, dilakukan insisi vertikal terhadap margo
palpebra, sedangkan pada hordeolum eksterna dilakukan insisi horizontal,
sesuai dengan lipatan kulit supaya kosmetik tetap baik.

Anda mungkin juga menyukai