Anda di halaman 1dari 6

Agrowisata

Persawahan di Jantung Wisata

Tabanan

Pesona Bali ternyata tak cuma soal budaya, pantai, dan matahari. Di wilayah Kabupaten Tabanan,
hamparan sawah berundak seolah punya daya magis, menarik perhatian wisatawan. The world Cultural
Heritage, Unesco, bahkan menetapkan persawahan di daerah ini menjadi nominator Warisan Budaya
Dunia.

Menatap petak-petak sawah berundak di wilayah Kabupaten Tabanan, Bali, selalu saja menimbulkan gelora batin yang unik.
Kebesaran Ilahi, ketakjuban pada eksotisme alam, serta nuansa damai yang khas, menyeruak kental menjadi rileksasi
tersendiri.

Kalau mau merasakannya, cobalah bertandang ke Jatiluwih, salah satu wilayah di Kecamatan Penebel, Tabanan. Tak hanya
asyik buat menyegarkan pikiran, lahan persawahan di sana juga dikenal sebagai sumber penghasilan beras unggulan. Saban
tahun, wilayah ini menuplai sekitar 1.515 ton beras merah yang kualitasnya diakui dunia.

Karena sejumlah kelebihannya itu, persawahan di Jatiluwih bahkan pernah menjadi nominator Warisan Budaya Dunia
(WBD) yang ditetapkan oleh The World Cultural Heritage, Unesco. Mereka menganggap, Jatiliwuh memiliki perpaduan
konservasi yang khas antara alam dan budaya yang sulit ditemukan di belahan dunia lain. Apalagi, cara mengelola lahan
yang tradisional membuat siapa saja yang bertandang ke daerah berpenduduk sekitar 2.700 jiwa ini hanyut dalam suasana
yang natural-religius.

EKOWISATA: Ekowisata memang sedang intensif digiatkan di seantero pelosok Pulau Dewata. Bagi daerah yang memiliki
keindahan alam seperti Bali, ekowisata sebagai sebuah konsep pariwisata memang sangat pas dikembangkan.

Pada prinsipnya ekowisata tidak sekedar menikmati alam, tetapi menimbulkan rasa rasa tanggung jawab pada masyarakat
untuk melestarikannya. Ekowisata bisa dianggap sebagai bagian dari wisata lingkungan yang menuntut tanggung jawab
moral bersama. Kini, ekowisata telah menjadi bagian aktivitas masyarakat Bali.

Jadi, benar bahwa lahan persawahan yang ada di Tabanan, tak boleh diganggu gugat. Sebab, Bali tentu tak akan menarik
hanya dengan hotel, restoran, atau budayanya, tetapi juga karena keindahan alamnya. Kabupaten Tabanan mampu

menyokong dalam hal tersebut.

Sangat beralasan ketika masyarakat Tabanan tak puas hanya dengan julukan lumbung beras saja. Daerah pertanian ini
memiliki komitmen tinggi dengan pembangunan yang bersinergi dan saling mendukung. Dengan potensi budaya yang
dimiliki, Tabanan banyak berharap menjadi ikon pariwisata budaya.

Harapan itu diungkapkan Bupati Tabanan N. Adi Wiryatama dalam acara Paguyuban Duta Wisata Jegeg Bagus Tabanan,
beberapa saat lalu. Sambutan Bupati Tabanan yang dibacakan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Tabanan, I Wayan Diasa, itu menegaskan bahwa Tabanan layak menjadi ikon pariwisata Bali karena sejalan dengan visi dan
misi pembangunan di kabupaten itu.

Menurut Adi, pihaknya merasa optimis keinginan itu bisa terwujud. Acara ini ini saya pandang sebagai salah satu aktivitas
yang bisa mendukung dan mewujudkan harapan tersebut, tuturnya.

Dia menambahkan, dalam menajamkan skala prioritas pembangunan bidang budaya, pihaknya telah membuat program
yang terpola dan terarah yakni Tabanan Taksunya Bali 2010. Dengan penajaman skala prioritas seperti itu diharapkan akan
memberikan nilai tambah bagi terwujudnya sasaran program ini di masa mendatang.

Ketika Bali mengalami keterpurukan beberapa saat lalu, Kabupaten Tabanan banyak berperan dalam upaya pemulihan Bali
sebagai kawasan wisata potensial dunia. Tabanan ketika itu telah banyak melakukan kegiatan bergengsi, seperti lomba Oleg
Tambulilingan, Internasional Kite Festival, dan salah satu kegiatan budaya yang meraih penghargaan MURI adalah Cak
Kolosal di Tanah Lot dengan menghadirkan 5.000 penari kecak.

Sementara itu, Wayan Diasa mengungkapkan, beberapa kegiatan budaya terus di bina dan diberdayakan dalam upaya
menggairahkan pembangunan parwisata yang bernapaskan budaya. Kegiatan tersebut antara lain Utswa Dharma Githa,
Lomba Desa Pekraman, Lomba Subak Abian dan Subak Basah, Lomba Jegeg Bagus, Gong Gebyar Anak-anak dan Dewasa
dan yang sedang diusulkan adalah Subak Jatiluwuh, Penebe; sebagai Cagar Budaya dan Warisan Budaya Dunia. Ini sebuah
yadnya cakra, dalam artian roda kesenian yang terus berputar, imbuhnya.

POSISI STRATEGIS: Kabupaten Tabanan merupakan mempunyai luas wilayah 893,33 kilometer persegi atau 14,9% dari
luas Pulau Bali. Secara administrasi kabupaten yang berpenduduk 374.129 jiwa ini terbagi menjadi 10 Kecamatan, 10
Kelurahan, 103 Desa, 66 Lingkungan, 663 Dusun. serta 374,129.

Sebagai daerah agraris, mata pencaharian utama penduduknya adalah pertanian, yaitu sebesar 50,16%. Sedangkan bidang
perdagangan, hotel, dan rumah makan merupakan mata pencaharian terbesar kedua dengan prosentase 15,16%. Selebihnya
bergerak di sektor rumah tangga dan pengolahan sebesar 11,27% dan sektor jasa 10,93%.

Kabupaten Tabanan terletak pada posisi yang cukup strategis karena berbatasan dengan Kabupaten Badung di sebelah
Timur. Di bagian Utara berbatasan dengan Kabupaten Buleleng. Sedangkan di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten
Jembrana dan sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia.

Selain pertanian, komoditi andalan Tabanan adalah keramik. Komoditi ini berkembang di Desa Pejaten, Kecamatan Kediri,
Tabanan. Pada mulanya, sebelum kerajinan keramik berkembang, penduduk setempat mengolah tanah liat alias gerabah. Di
bawah manajemen mutu yang terpadu, peralatan yang memadai, dan tenaga yang terampil, pemasaran produk kerajinan
milik Desa Pejaten melanglang buana hingga Australia, Belanda, Amerika, dan sejumlah negara maju lainnya.

Produk andalan lainnya adalah kerajinan besi logam. Kabupaten Tabanan merupakan sentra terbesar kerajinan besi di
daerah Bali. Bahkan, seluruh produk kerajinan besi yang ekspor dari Bali disuplai oleh pengrajin besi dari Kabupaten
Tabanan.

Melalui pengembangan pasar yang inovatif dan kreatif, kerajinan besi telah mampu memasuki pasar utama dunia seperti
Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Australia, dan lain-lain. Begitulah, dari sebuah kabupaten kecil bernama Tabanan,
Indonesia mengetuk perhatian dunia.

BOKS:
JUDUL : Tempat Wisata di Tabanan

Air Panas Penatahan (Penatahan Water Spring)


Air Panas ini terletak di Desa Penatahan, Kecamatan Penebel, 10 kilometer (Km) dari Kota Tabanan. Mata air panas ini
berada di tepi sungai Yeh Ho dan air panas Penatahan dan oleh masyarakat dikenali dengan nama Yeh Panes. Berdasarkan
hasil penelitian laboratorium Departemen Kesehatan, air panas ini sangat baik untuk mandi karena mengandung belerang
dan mineral lainnya yang sangat baik untuk menyembuhkan penyakit kulit.

Alas Kedaton (Alas Kedaton Mongkey Forest)


Alas Kedaton terletak di desa Kukuh Kecamatan Marga, sekitar empat Km dari Kota Tabanan. Tempat suci ini dikelilingi

oleh hutan yang dihuni oleh sekelompok kera yang dianggap keramat. Juga terdapat sekelompok kelelawar yang hidup
bergantungan di dahan-dahan pohon kayu yang besar dan sewaktu-waktu beterbangan. Ini merupakan atraksi menarik bagi
wisatawan.
Upacara piodalan di pura ini jatuh pada Selasa (Anggara Kasih) 20 hari setelah Hari Raya Galungan. Upacara ini dilakukan
pada siang hari dan harus sudah selesai sebelum matahari terbenam. Itulah sebabnya pura ini sering pula disebut Pura Alas
Kedaton atau Pura Dalem Kahyangan.

Bedugul
Bedugul merupakan kawasan pariwisata yang terletak pada ketinggian sekitar 1.240 meter dari permukaan laut. Daerah ini
sangat sejuk. Hawa rata-rata 180C pada malam hari dan 240C pada siang hari. Denpasar-Bedugul-Alas Kedaton-Tanah Lot
merupakan suatu rute perjalanan yang sangat menyenangkan dari Denpasar menuju Bedugul.

Bedugul adalah daerah pegunungan yang dingin. Di sana terdapat Danau Beratan dan Pura Ulun Danu. Anda dapat
menikmati pemandangan alam yang indah serta tempat rekreasi air dan lain-lain. Setelah itu kita meneruskan perjalanan ke
Tanah Lot yang sudah tidak asing lagi bagi wisatawan seluruh mancanegara. Di Tanah Lot terdapat sebuah pura di tengah
laut dan bila matahari akan tenggelam di ujung laut, maka terciptalah suatu pemandangan yang sangat indah.

Jati Luwih
Jati Luwih, terletak pada ketinggian 700 meter di atas permukaan laut. Jaraknya sekitar 27 Km dari arah utara Kota
Tabanan. Jati Luwih sebagai Desa Wisata merupakan salah satu obyek yang terindah di Bali, dengan pemandangan yang
luas dan panorama sawah yang bertingkat yang tiada taranya. Disebelah utaranya dilatarbelakangi oleh gunung yang
berhutan lebat dengan udara yang sejuk dan bersih.

Pantai Soka (Soka Beach)


Pantai Soka terletak 40 Km dari Denpasar atau 25 Km dari kota Tabanan. Pantai Soka mempunyai pemandangan yang
indah, baik sekali untuk tempat beristirahat. Di pantai ini terdapat sebuah periuk besar dari batukarang dan sebuah dapur
kuno milik Kebo Iwa di jaman dahulu kala.

Pura Tanah Lot (Tanah Lot Temple)


Pura ini didirikan pada abad ke XV Masehi oleh Pedanda Bawu Rawuh atau Danghyang Nirartha yang berasal dari Kerajaan
Majapahit. Pura Tanah Lot terletak di laut atau terpisah dari daratan dan di sekitar pura ini terdapat pula beberapa pura
kecil dan besar antara lain Pura Pekendungan.

Di bawah dan di sebelah barat terdapat sumber air tawar yang merupakan air suci bagi Umat Hindu. Pura Tanah Lot
terletak di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, sekitar 13 km dari kota Tabanan. Bila air laut surut para pengunjung dapat
langsung sampai ke pelataran pura untuk bersembahyang.

Di bawah pura terdapat beberapa gua yang di dalamnya hidup beberapa ekor ular besar dan kecil berwarna hitam putih.
Ular-ular ini sangat jinak dan tidak boleh diganggu. Jika air laut pasang, maka pura ini akan kelihatan seperti sebuah perahu
terapung di atas air. Di Tanah Lot kita dapat menyaksikan timbulnya bulan purnama di malam hari dan tenggelamnya
matahari di kaki langit, merupakan suatu pemandangan yang sangat indah.

Wisata Puri (Palace Attraction)


Puri Anyar dan Puri Gede di Krambitan merupakan puri kuno. Puri Anyar dengan Puri Night-nya dan Puri Gede dengan
Malam Budaya-nya menyajikan beberapa atraksi yang menarik, antara lain Joged Bumbung dan Tektekan. Bersama penari,
para tamu diajak menari bersama. Sedangkan pada tarian Tektekan kita dapat menyaksikan beberapa penari yang sedang
kemasukan roh halus menancapkan kerisnya ke tubuh penari lainnya. Keris tersebut sampai bengkok, namun tidak dapat
menembus tubuh lawannya.

Kebun Raya
Kebun Raya terletak di sebelah Barat Objek Wisata Bedugul merupakan sebuah komplek hutan suaka alam. Hutan tersebut
ditata sedemikian rupa sehingga terwujud suatu pemandangan indah dan nyaman. Di sela-sela pepohonan yang rindang
terhampar rerumputan yang menghijau dan ditanami bunga-bungaan yang beranekaragam di sepanjang jalan setapak di
sekeliling hutan yang menambah kesejukan udara dan keheningan suasana. Di samping pemandangan yang indah dan
menghijau terdapat pula suatu bangunan rumah kaca yang dipergunakan untuk percobaan dan pengembangan tumbuhtumbuhan terutama anggrek. Juga terdapat ribuan jenis tanaman yang dipelihara dengan baik.

Taman Kupu-kupu Bali (Butterfly Park)


Taman kupu-kupu ini merupakan satu-satunya di Nusantara. Kupu-kupu yang merupakan salah satu persembahan
kekayaan alam Indonesia dan terbesar dari Sabang sampai Merauke, kini dihimpun dalam sebuah taman dengan nama
Taman Kupu-Kupu yang terletak di Desa Wanasari, Tabanan. Letaknya sekitar 5 Km ke Utara kota Tabanan. Setiap hari
dilepas ratusan ekor kupu-kupu yang beraneka warna, salah satu diantaranya yang paling terkenal di dunia ialah: kupukupu Sayap Burung Sorga (Omithoptera Paradisea), Priamus, dan berbagai jenis kupu-kupu dari seluruh nusantara.

Taman Margarana (Margarana Heroes Monument)


Pada tanggal 20 Nopember 1946 terjadi pertempuran habis-habisan antara pasukan pejuang Republik Indonesia melawan

kaum penjajah Belanda, di Banjar Kelaci. Desa Marga di bawah pimpinan Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai. Pertempuran
ini terkenal dengan nama Perang Puputan Margarana. I Gusti Ngurah Rai beserta segenap pasukannya gugur di dalam
pertempuran tersebut.

Seluruh abu jenazah para pahlawan bangsa tersebut dimakamkan di Taman Margarana, sekitar 25 Km dari Denpasar atau
13 Km dari kota Tabanan. Di Candi Pahlawan ini Anda dapat menyaksikan beberapa tulisan yang merupakan surat dari I
Gusti Ngurah Rai bersama seluruh anggota pasukannya yang terkenal dengan sebutan Ciung Wanara. Surat itu menegaskan
tekad mereka untuk tidak akan berkompromi dengan penjajah.

Anda mungkin juga menyukai