I. KONSEP MEDIS
A. Pengertian
Batu ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada
di kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta
seluruh kaliks ginjal dan merupakan batu slauran kemih yang paling sering
terjadi (Purnomo, 2000, hal. 68-69).
B. Etiologi
Penyebab terbentuknya batu saluran kemih diduga berhubungan dengan
gangguan aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi
dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik). Secara
epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu
saluran kemih yang dibedakan sebagai faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.
1. Faktor intrinsik, meliputi:
a.
b.
c.
C. Patofisiologi
Beberapa teori terbentuknya batu saluran kemih menurut Price & Wilson
(2006), adalah:
1. Teori nukleasi: Batu terbentuk di dalam urine karena adanya inti batu
atau sabuk batu (nukleus). Partikel-partikel yang berada dalam larutan
kelewat jenuh akan mengendap di dalam nukleus itu sehingga akhirnya
membentuk batu. Inti bantu dapat berupa kristal atau benda asing saluran
kemih.
2. Teori matriks: Matriks organik terdiri atas serum/protein urine (albumin,
globulin dan mukoprotein) sebagai kerangka tempat mengendapnya
kristal-kristal batu.
3. Penghambat
kristalisasi:
Urine
orang
normal
mengandung
zat
ditemukan yaitu sekitar 75-80% dari seluh batu saluran kemih. Faktor
tejadinya batu kalsium adalah:
a. Hiperkasiuria: Kadar kasium urine lebih dari 250-300 mg/24 jam,
dapat terjadi karena peningkatan absorbsi kalsium pada usus
(hiperkalsiuria absorbtif), gangguan kemampuan reabsorbsi kalsium
pada tubulus ginjal (hiperkalsiuria renal) dan adanya peningkatan
resorpsi tulang (hiperkalsiuria resoptif) seperti pada hiperparatiridisme
primer atau tumor paratiroid.
b. Hiperoksaluria: Ekskresi oksalat urien melebihi 45 gram/24 jam,
banyak dijumpai pada pasien pasca pembedahan usus dan kadar
konsumsi makanan kaya oksalat seperti the, kopi instan, soft drink,
kakao, arbei, jeruk sitrun dan sayuran hijau terutama bayam.
c. Hiperurikosuria: Kadar asam urat urine melebihi 850 mg/24 jam.
Asam urat dalam urine dapat bertindak sebagai inti batu yang
mempermudah terbentuknya batu kalsium oksalat. Asam urat dalam
urine dapat bersumber dari konsumsi makanan kaya purin atau berasal
dari metabolisme endogen.
d. Hipositraturia:
Dalam
urine,
sitrat
bereaksi
dengan
kalsium
1. Rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan
menyebabkan suasana urine menjadi lebih asam.
2. Rendah oksalat
3. Rendah garam karena natiuresis akan memacu timbulnya hiperkalsiuria
4. Rendah purin
5. Rendah kalsium tidak dianjurkan kecuali pada hiperkalsiuria absorbtif
type II
II. KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan
Berdasarkan klasifikasi Doenges dkk. (2000) riwayat keperawatan yang
perlu dikaji adalah:
1.
Aktivitas/istirahat:
Gejala:
-
2.
Sirkulasi
Tanda:
3.
Eliminasi
Gejala:
-
Diare
Tanda:
-
4.
Tanda:
5.
Muntah
Nyeri hebat pada fase akut (nyeri kolik), lokasi nyeri tergantung
lokasi batu (batu ginjal menimbulkan nyeri dangkal konstan)
Tanda:
6.
Keamanan:
Gejala:
7.
Penggunaan alkohol
Demam/menggigil
Penyuluhan/pembelajaran:
Gejala:
-
Penggunaan
antibiotika,
antihipertensi,
natrium
bikarbonat,
D. Intervensi Keperawatan
1.
INTERVENSI KEPERAWATAN
RASIONAL
1.
Catat
lokasi, 1. Membantu
evaluasi
tempat
10)
batu.
dan
Perhatiakn
penyebarannya.
tanda
non
verbal
Nyeri
panggul
sering
paha,
gelisah,
meringis,
merintih,
menggelepar.
dan
genitalia
sehubungan
pembuluh
darah
yang
dan
hebat
dapat
menimbulkan
gelisah,
takut/cemas.
2. Melaporkan nyeri secara dini
2.
memberikan
kesempatan
yang
meningkatkan
tepat
dan
membantu
kemampuan
Lakukan
tindakan
yang
relaksasi
dan
ringan/kompres
hangat
Bantu/dorong
pernapasan
perhatian
dan
aktivitas terapeutik.
5. Aktivitas fisik dan hidrasi yang
5.
Batu/dorong
peningkatan
mencegah
selanjutnya.
pembentukan
batu
Perhatikan
menyebabkan
perforasi
dan
peningkatan/menetapnya keluhan
nyeri abdomen.
perrenal,
hal
ini
merupakan
7.
Analgetik
Analgetik
(gol.
ureter
dan
meningkatkan
relaksasi otot/mental.
-
Antispasmodik
Menurunkan
refleks
Kortikosteroid
dan nyeri.
-
Mungkin
digunakan
8.
Mencegah
urine,
stasis/retensi
menurunkan
risiko
2. Perubahan eliminasi urine b/d stimulasi kandung kemih oleh batu, iritasi
ginjal dan ureter, obstruksi mekanik dan peradangan.
INTERVENSI KEPERAWATAN
1.
Awasi
asupan
dan
haluaran,
RASIONAL
1. Memberikan
fungsi
informasi
ginjal
tentang
dan
adanya
komplikasi.
Penemuan
batu
keluaran batu.
2.
Tentukan
saluran
kemih
menyebabkan
dapat
peningkatan
eksitabilitas
saraf
segera.
sehingga
Biasanya
pertemuan
uretrovesikal.
3. Peningkatan
3.
Dorong
peningkatan asupan cairan.
Observasi
perubahan status mental, perilaku
dapat
4.
hidrasi
sisa
uremik
ketidakseimbangan
dan
elektrolit
Pantau
hasil pemeriksaan laboratorium
(elektrolit, BUN, kreatinin)
elektrolit
ginjal
menjukkan
disfungsi
6.
Berikan
obat sesuai indikasi:
a. Meningkatkan
urine
a. Asetazolamid
(Diamox),
Alupurinol (Ziloprim)
b. Hidroklorotiazid
Hidroiuril),
pH
(Esidrix,
batu kalsium.
Klortalidon
c. Menurunkan
(Higroton)
pembentukan
pembentukan
batu fosfat
d. Menurnkan
produksi
asam
urat.
e. Antibiotika
ISK
f. Mengganti kehilangan yang
tidak dapat teratasi selama
f. Natrium bikarbonat
urine
mencegah
g. Asam askorbat
untuk
berulangnay
diperlukan
untuk
8. Mengubah
pH
urien
dapat
mencegah
pembentukan
selanjutnya.
9. Berbagai prosedur endo-urologi
dapat
dilakukan
mengeluarkan batu.
9. Siapkan klien dan bantu prosedur
batu
untuk
endoskopi.
RASIONAL
1. Mengevaluasi
adanya
stasis
urine/kerusakan ginjal.
2. Catat insiden dan karakteristik
muntah, diare.
karena
seliaka
saraf
ganglion
menghubungkan
kedua
3. Mempertahankan
keseimbangan
sebagai
upaya
4. Indikator
hiddrasi/volume
5. Peningkatan
mungkin
BB
yang
berhubungan
cepat
dengan
retensi.
6. Kolaborasi pemeriksaan HB/Ht
dan elektrolit.
7. Berikan
cairan
infus
sesuai
program terapi.
8. Kolaborasi pemberian diet sesuai
keadaan klien.
mudah
aktivitas
mengurangi
membantu
cerna
saluran
iritasi
dan
mempertahankan
(antiemetik misalnya
Proklorperasin/ Campazin).
asupan
hidrasi
3-4
liter/hari.
sistem
ginjal
diet
yang
diberikan
indikasi.
ditemukan.
bertujuan
asiditas
yang
untuk
atau
tergantung
diberikan
mengoreksi
alkalinitas
penyebab
urine
dasar
pembentukan batu.
4. Jelaskan
tentang
tanda/gejala 4. Pengenalan
dini
tanda/gejala
(nyeri
diperlukan
berulang,
hematuria,
oliguria)
untuk
memperoleh
bila ada.
DAFTAR PUSTAKA