Anda di halaman 1dari 17

PENGUKURAN LANGSUNG (DRIVE TEST) JARINGAN 3G DENGAN

METODE BENCHMARK DI AREA TEBET


Erna Yuliawati dan Arifin Djauhari
Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia

Abstrak
Drive test merupakan suatu pengukuran langsung yang bertujuan untuk mengetahui
kondisi jaringan dari suatu operator dalam suatu wilayah. Skripsi ini membahas permasalahan
yang berhubungan dengan kondisi jaringan 3G di area Cluster 1 dan Cluster 2 Tebet dari hasil
pengukuran drive test berdasarkan standar parameter jaringan yang dipakai oleh operator,
yaitu CPICH RSCP (Commant Pilot Channel Receive Signal Code Power), CPICH Ec/No
(Commant Pilot Channel Energi Carrier per Noise), SQI (Speech Quality Index), CSSR (Call
Setup Success Rate), CCSR (Call Complation Success Rate), SHO SR (Soft Hand Over
Success Rate), CDR (Call Drop Rate). Dari hasil drive test dengan metode benchmark ini
diketahui operator mana yang belum mencapai target untuk beberapa standar parameter
jaringan. Untuk selanjutnya dari hasil drive test ini akan dipakai oleh pihak operator selaku
penyedia layanan telekomunikasi untuk melakukan optimasi agar tercapai suatu hasil standar
jaringan yang baik yang sesuai dengan standar parameter jaringan yang dipakai oleh operator.
Kata kunci : drive test, benchmark, parameter jaringan, optimasi.

Abstract
Drive test is a direct measure that aims to determine the condition of the network of an
operator in the region. This thesis discusses the problems associated with the condition of the
3G network in the area Cluster 1 and Cluster 2 Tevet of drive test measurement results based
on the standard parameters used by the network operator, the CPICH RSCP (Commant Pilot
Channel Received Signal Code Power), CPICH Ec / No (Commant Energy Pilot Channel per
Carrier Noise), SQI (Speech Quality Index), CSSR (Call Setup Success Rate), CCSR
(Complation Call Success Rate), SHO SR (Soft Hand Over Success Rate), CDR (Call Drop
Rate). From the results of test drives with benchmark method is known which operator has
not reached the target for some standard network parameters. To further drive the results of
these tests will be used by the operator as a telecommunications service provider to perform
1
Pengukuran langsung..., Erna Yuliawati, FT UI, 2013

the optimization in order to achieve a good outcome networking standard that complies with
the parameters used by the network operator.

Key words: drive test, benchmark, network parameter

Pendahuluan
Saat ini tiap operator telekomunikasi masih gencar melakukan penambahan BTS
3G/UMTS yang bertujuan untuk menambah kapasitas kanal trafik dan memperluas
coverage.Di satu sisi, penambahan BTS 3G/UMTS berdampak positif terhadap peningkatan
kapasitas kanal trafik dan luas coverage, tapi disisi lain penambahan BTS 3G/UMTS
menuntut kebutuhan frekuensi yang semakin hari semakin berkurang. Penggunaan frekuensi
yang terlalu banyak tanpa diikuti oleh pengaturan frekuensi yang baik, akan memicu
timbulnya interferensi yang secara tidak langsung dapat menurunkan kualitas sinyal. Hal ini
secara langsung berdampak terhadap kualitas sinyal yang dirasakan pelanggan.
Seiring pentingnya menjamin kepuasan pelanggan jaringan 3G/UMTS bagi para
operator, maka kualitas pelayanan (Quality of Service) harus dijaga dan terus ditingkatkan.
Operator juga harus peka terhadap setiap keluhan pelanggan yang menginginkan terjaminnya
kualitas sinyal yang kuat untuk komunikasi. Kualitas layanan telekomunikasi bisa mengalami
penurunan karena perubahan kepadatan pengguna layanan telekomunikasi di beberapa titik
maupun efek interferensi frekuensi dari beberapa operator oleh karena itu perlu dijaga yaitu
dengan melakukan drive test.
Drive test perlu dilakukan secara berkala untuk mencapai kualitas jaringan 3G(UMTS)
yang baik. Dalam pengukuran Drive testjuga terdapat metode benchmark yang berfungsi
untuk membandingkan kualitas jaringan dari operator satu dengan operator lain, dengan
demikian akan diketahui operator mana yang sesuai standart yang telah ditentukan.

PENGUKURAN LANGSUNG (DRIVE TEST) DENGAN METODE BENCHMARK

Konsep Dasar Drive Test


Drive test adalah pengukuran yang dilakukan untuk mengamati dan melakukan
optimasi agar dihasilkan kriteria performansi jaringan. Yang diamati biasanya kuat daya
pancar dan daya terima, tingkat kegagalan akses (originating dan terminating), tingkat
panggilan yang gagal (drop call) serta FER. Drive test di sini di amati dari sisi penerima (MS)
2
Pengukuran langsung..., Erna Yuliawati, FT UI, 2013

dan dilakukan dengan menggunakan software yang terintegrasi dengan laptop, pada
prinsipnya sama dengan alat drive test lain yaitu terhubung dengan handphone dan GPS
(Global Positioning Satellite) yang digunakan untuk membantu menentukan letak dan
koordinat posisi MS atau handphone yang digunakan pada saat bergerak. Drive test
digunakan untuk outdoor (luar ruangan) karena dikerjakan di dalam mobil dengan
berkendaraan. Ada istilah lain yaitu walk test, dari namanya saja kita sudah bisa menebak
pengertiannya, yaitu dilakukan di indoor (dalam ruangan) dengan berjalan. Istilah drive test
lebih umum dibanding walk test, tetapi pada dasarnya mempunyai pengertian yang sama
hanya metode nya saja yang berbeda [1]. Drive Test dilakukan pada beberapa kondisi :

Drive test awal yang dilaksanakan ketika suatu BTS telah selesai di-instal untuk
mengetahui data awal suatu BTS juga menunjukkan tingkat kelayakan suatu jaringan.

Drive test maintaining dalam rangka memonitoring performansi BTS sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan. Dilaksanakan dalam keadaan yang sangat diperlukan,
yaitu jika ada keluhan dari pelanggan ataupun terdapat penurunan performansi BTS
yang dilihat dari laporan harian.
Hasil pengukuran drive test bisa dilihat dalam bentuk peta, dimana pada peta tersebut

diperlihatkan plot-plot jalur yang ditelusuri saat drive test. Sehingga dari indikasi warna pada
peta tersebut dapat diketahui daerah yang mengalami masalah.

Peralatan Drive Test


Dalam drive test diperlukan beberapa peralatan yang digunakan untuk memperoleh
data yang dimaksud dalam pengambilan data drive test. Peralatan-peralatan tersebut
diantaranya adalah :
1. Software TEMS Investigation 10.0
2. TEMS Investigation 10.0 License Dongle
Untuk klasifikasi software TEMS Investigation ini adalah sebagai berikut :
Tabel 1 : Klasifikasi TEMS Investigation
Versi TEMS
Investigation
4.1.0
5.1.0 - 5.1.3
6.1.0 - 6.1.4
7.1.0 - 7.1.3
8.1.0 - 8.1.1
9.1.0

Fungsi
Pengukuran Jaringan GSM
Pengukuran Jaringan GSM
Pengukuran Jaringan WCDMA
Pengukuran Jaringan GSM, CDMA dan WCDMA
Pengukuran Jaringan GSM, CDMA dan WCDMA
Pengukuran Jaringan GSM, CDMA dan WCDMA

3
Pengukuran langsung..., Erna Yuliawati, FT UI, 2013

3. Laptop digunakan untuk menginstal software TEMS Investigation 10.0


4. Tiga buah UE digunakan untuk melakukan panggilan
5. Scanner, digunakan sebagai interface dan collect data
6. Test SIM Cards
7. Drive Test Vehicle
8. Drive Test Map atau Route Map dalam format Mapinfo
9. Antena GPS (Global Positioning System) digunakan untuk membantu menentukan letak
dan koordinat posisi UE
10. Inverter yang berfungsi mengubah arus searah (DC) menjadi arus bolak-balik (AC) untuk
Laptop dan UE

KPI (Key Performance Indicator)


KPI merupakan target standar performansi jaringan yang harus dicapaioleh suatu
perusahaan telekomunikasi [2]. Berikut ini merupakan parameter KPI yang telah disepakati
antara vendor dan operator untuk layanan voice , yaitu
1. CPICH RSCP (Common Pilot Channel Received Signal Code Power)
CPICH RSCP merupakan tingkatan sinyal pada jaringan 3G UMTS dengan satuan dBm
yang nilai dan fungsinya sama dengan Rx Level pada sistem 2G GSM. Untuk KPI CPICH
RSCP diperoleh dari hasil drive test baik dalam mode dedicated maupun mode idle.
Berikut KPI untuk CPICH RSCP operator :
Tabel 2 : Tabel Legend CPICH RSCP
Legend

Nilai CPICH RSCP (dBm)

Keterangan

-65 s/d 0

Sangat bagus

-75 s/d -65

Bagus

-80 s/d -75

Cukup bagus

-95 s/d -80

Kurang bagus

-105 s/d -95

Jelek

-120 s/d -105

Sangat jelek

Dengan menggunakan rumus perhitungan prosentase value legend CPICH RSCP berikut :
Value legendCPICH RSCP =

Value legend setiap rangeCPICH RSCP


Total Value legendCPICH RSCP

X 100%

4
Pengukuran langsung..., Erna Yuliawati, FT UI, 2013

(2.1)

2. CPICH Ec/No (Common Pilot Channel Carrier per Noice)


CPICH Ec/No merupakan parameter kualitas data atau suara pada jaringan 3G UMTS yang
nilai dan fungsinya sama dengan Rx Quall pada jaringan 2G GSM. Sama dengan CPICH
RSCP, KPI CPICH Ec/No diperoleh dari hasil drive test pada mode dedicated maupun
pada mode idle. Berikut KPI untuk CPICH Ec/No operator.
Tabel 3 : Tabel Legend CPICH Ec/No
Legend

Nilai CPICH Ec/No (dBm)

Keterangan

-6 s/d 0

Sangat bagus

-9 s/d -6

Bagus

-12 s/d -9

Cukup bagus

-15 s/d -12

Kurang bagus

-18 s/d -15

Jelek

-25 s/d -18

Sangat jelek

Dengan menggunakan rumus perhitungan prosentase value legend CPICH Ec/No berikut:
Value legendEc/No =

Value legend setiap range CPICH Ec/No

X 100%

Total Value legend CPICH Ec/No

(2.2)

3. SQI (Speech Quality Index)


SQI dapat diartikan sebagai indikator kualitassuara dalam keadaan menelepon (dedicated
mode).Nilai SQI ini berkisar antara -20 hingga 30.Semakinbesar nilai SQI, semakin baik
pula kualitas suara.Nilai SQI dihitung oleh TEMS secara otomatis yangdi-update setiap 0.5
detik.Berikut KPI untuk SQI operator.
Tabel 4 : Tabel Legend SQI
Legend

Nilai SQI (dBQ)

Keterangan

18 s/d 30

Bagus

10 s/d 18

Kurang bagus

-20 s/d 10

Jelek

Dengan menggunakan rumus perhitungan prosentase value legend SQI berikut :


Value legend SQI =

Value legend setiap range SQI


Total Value legend SQI

X 100%

5
Pengukuran langsung..., Erna Yuliawati, FT UI, 2013

(2.3)

4. CSSR (Call Setup Succes Rate)


CSSR merupakan standarisasi prosentase tingkat keberhasilan panggilan oleh ketersediaan
kanal suara yang sudah dialokasikan untuk mengetahui kesuksesan panggilan tersebut,
maka ditandai dengan tone saat terkoneksi dengan ponsel lawan bicara. Standar penilaian
akan diketahui jika angka menunjukkan > 95% maka berpredikat sangat bagus, 90% - 95%
bagus, 80% - 90% cukup bagus, dan jika < 80% maka digolongkan poor atau jelek. CSSR
diperoleh dari hasil KPI OSS maupun dari hasil drive test.Dari OSS diperoleh nilai statistik
CSSR harian, sedangkan dari drive test KPI CSSR didapat dari mode dedicated short call
dengan waktu 60 detik dedicated dan 10 detik idle. Untuk memperoleh nilai dari CSSR
digunakan rumus :
CSSR

x 100%

(2.4)

5. CCSR (Call Completion Success Rate)


CCSR adalah prosentase dari keberhasilan proses panggilan yang dihitung dari MS si
penelepon melakukan panggilan dan panggilan tersebut terjawab oleh penerima sampai
percakapan selesai dan koneksi dihentikan secara normal. Seperti halnya CSSR, KPI
CCSR diperoleh dari data harian OSS dan dari hasil drive test dengan menggunakan
metode dedicated short call, 60 detik dedicated dan 10 detik idle. Pada perhitungan CCSR
ini menggunakan rumusan sebagai berikut :
CCSR

x 100%

(2.5)

6. SHOSR (SoftHandover Success Rate)


SHOSR adalah prosentase tingkat keberhasilan proses perpindahan sel pada MS selama
melakukan percakapan secara mobile tanpa terjadi pemutusan hubungan. Adapun criteria
yang menyebabkan terjadinya handover antara lain : level penerimaan (CPICH RSCP),
kualitas penerimaan (Ec/No), jarak MS ke BTS, power budget, fast handover dan trafik
percakapan. Untuk perhitungan Soft Handover Success Rate diperoleh dengan rumus :
SHOSR %

x 100%

(2.6)

7. CDR (Call Drop Rate)


CDR merupakan prosentase tingkat kegagalan maupun tingkat gangguan pada proses
komunikasi, yang ditandai dengan terputusnya hubungan antara penelepon dan penerima.
6
Pengukuran langsung..., Erna Yuliawati, FT UI, 2013

Ada beberapa hal yang menyebabkan terputusnya hubungan komunikasi, diantaranya


kegagalan Hand Over atau Soft Hand Over, Power Congest dimana kapasitas dari Node B
sudah penuh, Hard Ware dimana terjadi masalah pada sisi hardware yang ditandai dengan
ditemukanya alarm pada Node-B tersebut. Untuk perhitungan Drop Rate diperoleh dari
rumus :
CDR

x 100%

(2.7)

Benchmark
Benchmark digunakan untuk mengukur kualitas jaringan dari beberapa operator
didalam area yang sama secara bersamaan untuk mengetahui kelebihan serta kekurangan
kualitas jaringan dari masing-masing operator. Kelemahan kualitas jaringan dari operator
akan digunakan untuk mencari solusi peningkatan kualitas pelayanan jaringan dari operator
itu sendiri.Hasil dari aktifitas benchmarking secara coverage dapat digunakan untuk keperluan
persaingan industri antar operator telekomunikasi.

Pengukuran Jaringan 3G di area Cluster 1 dan Cluster 2 Tebet


Pengukuran KPI jaringan 3G di Cluster 1 dan Cluster 2 Tebet ini dilakukan secara
mobile. Berikut blok diagram sistem pengukuran KPI jaringan 3G di Cluster 1 dan Cluster 2
Tebet:
PemilihanLokasi
Pemilihan Rute Pengukuran
Drivetest
Pengolahan Data
Hasil KPI
Gambar 1 : Blok Diagram Urutan Kerja Pengukuran Jaringan 3G
Dari blok diagram diatas dijelaskan bahwa urutan kerja dari pengukuran jaringan 3G
dimulai dari pemilihan lokasi. Lokasi untuk pengukuran jaringan 3G kali ini adalah area
Tebet yang dibagi menjadi dua cluster yaitu cluster 1 dan cluster 2, dimana untuk cluster 1
meliputi Asam baris, gatot Subroto, Pancoran, Sahardjo, Casablanca dan cluster 2 meliputi

7
Pengukuran langsung..., Erna Yuliawati, FT UI, 2013

Gatot Subroto, Rasuna Said, Casabanca, Sahardjo. Kemudian setelah penentuan lokasi
pengukuran maka dilakukan pemilihan rute untuk pengukuran. Setelah rute ditentukan maka
proses selanjutnya adalah mulai melakukan pengukuran.
Pengukuran ini dimaksudkan untuk memperoleh data secara aktual dilapangan untuk
pengukuran jaringan 3G di Cluster 1 dan Cluster 2 Tebet.Pengolahan data disini dimaksudkan
untuk mengetahui KPI di Cluster 1 dan Cluster 2 Tebet apakah baik atau jelek. Untuk
pengolahan datanya menggunakan software mapinfo dan tools KPI.

Hasil Pengukuran langsung (Drive Test) dengan Metode Benchmark

Gambar 2 : Blok Perlengkapan untuk Pengukuran Jaringan 3G


Drive test benchmark secara mobility dengan membandingkan 3 operator (Telkomsel,
Indosat dan Axis) dengan rute yang sama dan data yang diambil juga sama. Untuk metode
Drive test benchmark ini menggunakan software TEMS Investigation 10.0 dengan
konvigurasi ketiga MS nya meliputi:

Idle lock 3G menggunakan handset SE K800i dimana UE hanya akan mendapatkan


jaringan 3G selama drivetest berlangsung.

Voice short call (120 detik dedicated dan 10 detik idle) menggunakan handset SE K800i
dimana proses panggilan berlangsung selama 120 detik dengan jeda waktu antar tiap
panggilan selama 10 detik secara sequensial

Scanner menggunakan handset SE K702i

Berikut adalah rute yang diambil untuk pengukuran dengan metode Drive test benchmark di
Cluster 1 dan Cluster 2 Tebet.

8
Pengukuran langsung..., Erna Yuliawati, FT UI, 2013

Gambar 3 : Rute Metode Drive Test

ANALISIS UNJUK KERJA JARINGAN 3G DI CLUSTER 1 dan CLUSTER 2 TEBET


Dari hasil Drive test benchmark ini akan diperoleh data sebagai berikut :
CPICH RSCP
CPICH RSCP merupakan besarnya daya yang diterima oleh UE dari Node-B.Berikut
adalah tabel nilai dari CPICH RSCP berdasarkan KPI yang disepakati oleh operator.
Tabel 5 : Tabel Acceptance KPI CPICH RSCP operator
Type Layanan

Parameter

Metode
Pengukuran

Target KPI

Nilai
Acceptance

Coverage

CPICH RSCP

Drive test

-95 dBm

95.00%

Dari gambar untuk grafik distribusi CPICH RSCP (Idle Lock 3G), diperoleh nilai KPI dengan
nilai CPICH RSCP -95 dBm sebagai berikut :

Gambar 4 : Grafik nilai CPICH RSCP -95 dBm

9
Pengukuran langsung..., Erna Yuliawati, FT UI, 2013

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa nilai CPICH RSCP untuk operator Telkomsel sebesar
99.99 % diarea cluster 1, dan 99.95% di area cluster 2.Kemudian untuk Indosat nilai CPICH
RSCP-nya mencapai 98.99% diarea cluster 1 dan 98.27% untuk area cluster 2. Dari kedua
operator ini sudah memenuhi nilai KPI untuk CPICH RSCP karena sudah diatas nilai
acceptance yang diinginkan oleh operator yaitusebesar 95%.Namun tidak demikian dengan
operator Axis karena CPICH RSCP dari Axis hanya mencapai 93.56% untuk area cluster 1
dan 91.69% untuk area cluster 2.

CPICH Ec/No
CPICH Ec/No merupakan perbandingan antara daya sinyal terima per chip terhadap
sinyal noise. Ec/No menunjukkan leveldaya minimum (threshold) yang dapat diterima oleh
UE, dimana UE masih bisa melakukan suatu panggilan. Berikut adalah nilai KPI dari Ec/No
yang dipakai oleh operator
Tabel 6 : Tabel Acceptance KPI CPICH Ec/No
Type Layanan

Parameter

Metode
Pengukuran

Target KPI

Nilai
Acceptance

Coverage

CPICH Ec/No

Drive test

-12 dB

95.00%

Dari gambar untuk grafik distribusi Ec/No (Idle Lock 3G), diperoleh nilai KPI
dengan nilai Ec/No -12 dBm sebagai berikut :

Gambar 5 : Grafik nilai Ec/No -12 dBm


Dari gambar untuk grafik distribusi Ec/No diatas, diperoleh nilai KPI dengan nilai
Ec/No 12 dBm adalah sebesar 84.07 % untuk operator Telkomsel di area cluster 1 dan
sebesar 89.48% untuk area Cluster 2, nilai ini sudah mendekati nilai acceptance yang
diinginkan. Kemudian untuk operator Indosat, nilai Ec/No mencapai 76.96% diarea cluster 1
dan 80.80% diarea cluster 2, sedangkan untuk operator Axis, nilai Ec/No di area cluster 1
10
Pengukuran langsung..., Erna Yuliawati, FT UI, 2013

mencapai 47.45% dan diarea cluster 2 mencapai 56.19%. Nilai dari ketiga operator tersebut
belum terpenuhi KPI untuk Ec/No, karena masih dibawah nilai acceptance yang diinginkan
oleh operator yaitu sebesar 95%.
SQI (Speech Quality Index)
Secara tradisional, kualitas data atau suara di jaringan 3G/UMTS di ukur dengan
parameter Ec/No, bagaimanapun tidak akurat digunakan sebagai indikator kualitas sinyal.SQI
adalah pengukuran yang lebih canggih dikhususkan untuk menggambarkan kualitas suara.
Berikut adalah nilai KPI dari SQI yang dipakai oleh operator
Tabel 7 : Tabel Acceptance KPI SQI
Type Layanan

Parameter

Metode
Pengukuran

Target KPI

Nilai
Acceptance

Coverage

SQI

Drive test

18 dB

96.00%

Dari gambar untuk grafik distribusi SQI (Idle Lock 3G), diperoleh nilai KPI dengan
nilai SQI 18 dBQ sebagai berikut :

Gambar 6 : Grafik nilai SQI 18 dBQ


Dari gambar untuk grafik distribusi SQI diatas, diperoleh nilai KPI dengan nilai SQI
18 dBQ adalah sebesar 87.58 % untuk operator Telkomsel, 87,46% untuk operator Indosat
dan 92,68% untuk operator Axis di Cluster 1, sedangkan untuk area Cluster 2, SQI dari
Telkomsel sebesar 20.85%, Indosat sebesar 88.52% dan Axis sebesar 93.32%. Secara
keseluruhan, nilai ini belum memenuhi KPI yang diharapkan operator karena masih dibawah
96%.

CSSR (Call Setup Success Rate)


Data CSSR diperoleh dari data hasil Drive test benchmark dengan mode dedicated,
yaitu Voice Short Call. Berikut KPI CSSR dari hasil Drive test benchmark:

11
Pengukuran langsung..., Erna Yuliawati, FT UI, 2013

Tabel 8 : Tabel Acceptance CSSR


Parameter

Metode Pengukuran

Nilai Acceptance

CSSR

Drive test

98.00%

Berikut data event dari hasil Drive test benchmark di area Cluster 1 dan Cluster 2:
Tabel 9 : Tabel Event Cluster 1 dan Cluster 2
Cluster 1

Cluster 2

Telkomsel

Indosat

Axis

Telkomsel

Indosat

Axis

Call Attempt

81

87

95

66

79

74

Call Setup

77

85

93

66

66

74

Call Establish

77

76

93

66

61

74

Drop Call

Berikut sebagai contoh untuk menghitung CSSR Telkomsel di cluster 1 yaitu


CSSR

Call Setup
x 100%
Call Attemps
x 100%
= 95.1

maka diperoleh hasil CSSR sebagai berikut :


Tabel 10 :Tabel nilai CSSR
Nilai Acceptance Cluster 1 (%)

Nilai Acceptance Cluster 2 (%)

Parameter

Metode
Pengukuran

Telkomsel

Indosat

Axis

Telkomsel

Indosat

Axis

CSSR

Drive test

95.1

97.7

97.89

100

83.54

100

Dari table diatas dapat dilihat bahwa untuk ketiga operator di area cluster 1 belum
memenuhi standar KPI karena masih dibawah nilai acceptance yang diinginkan operator yaitu
sebesar 98%, dimana untuk operator Telkomsel nilai CSSR mencapai 95.1%, operator Indosat
mencapai 97.7% dan operator Axis mencapai 97.89%. Sedangkan untuk area cluster 2, nilai
acceptance baik oleh operator Telkomsel maupun Axis telah mencapai 100%, nilai ini sudah
memenuhi nilai KPI yang diinginkan operator karena sudah diatas 98%. Namun tidak
demikian dengan operator Indosat yang masih tetap belum memenuhi standart KPI karena
baru mencapai 83.54%

12
Pengukuran langsung..., Erna Yuliawati, FT UI, 2013

CCSR (Call Complation Success Rate)


Sama dengan data CSSR, data CCSR juga diperoleh dari hasil Drive test benchmark
dengan mode dedicated, yaitu Voice Short Call. Untuk KPI CCSR dari hasil Drive test
benchmark adalah sebagai berikut
Tabel 11 : Tabel Acceptance CCSR
Parameter

Metode Pengukuran

Nilai Acceptance

CCSR

Drive test

98.00%

Berikut sebagai contoh perhitungan CCSR Telkomsel di cluster 1 yaitu


CCSR

Drop Call
Call Establish

1
1

x 100%

x 100%

= 100
maka diperoleh hasil CCSR sebagai berikut :
Tabel 12 :Tabel nilai CCSR
Nilai Acceptance Cluster 1 (%)

Nilai Acceptance Cluster 2 (%)

Parameter

Metode
Pengukuran

Telkomsel

Indosat

Axis

Telkomsel

Indosat

Axis

CCSR

Drive test

100

98.68

98.92

100

100

100

Dari tabel diatas untuk area cluster 1, Telkomsel dan Axis telah memenuhi standar
KPI dari operator yaitu Telkomsel mencapai nilai CCSR sebesar 100%, Axis mencapai nilai
CCSR sebesar 98.92%, dan Indosat mencapai 98.68% , nilai ini sudah memenuhi standar KPI
yang diharapkan oleh operator karena sudah diatas 98%. Sedangkan untuk area Cluster 2,
nilai CCSR dari ketiga operator tersebut mencapai 100%, nilai ini telah memenuhi standar
KPI karena sudah diatas nilai acceptance yang diinginkan operator yaitu sebesar 98%.

SHOSR (Soft Hand Over Success Rate)


Dalam TEMS WCDMA versi 10.0 SHOSR diperoleh dari data perbandingan Active
Set Update (DL DCCH) dengan Active Set Update Complate (UL DCCH), sehingga data
diperoleh dari Drive test benchmark dengan mode dedicated yaitu Voice Short Call. Untuk
KPI SHOSR dari hasil Drive test benchmark adalah sebagai berikut

13
Pengukuran langsung..., Erna Yuliawati, FT UI, 2013

Tabel 13 : Tabel Acceptance SHOSR


Parameter

Metode Pengukuran

Nilai Acceptance

SHOSR

Drive test

99.00%

Dari hasil Drive test benchmark diperoleh data event untuk SHOSR adalah sebagai berikut
Tabel 14: Message Type
Nilai Acceptance Cluster 1

Parameter

Nilai Acceptance Cluster 2

Telkomsel

Indosat

Axis

Telkomsel

Indosat

Axis

Active Set Update

662

743

649

645

690

465

Active Set Update


Complate

662

743

649

645

690

465

Berikut sebagai contoh perhitungan SHO SR Telkomsel di Cluster 1 yaitu


Active Set Update
x 100%
Active Set Update Complate

SHOSR %

x 100%
=100
maka dapat diperoleh nilai SHO SR di area Cluster 1 dan cluster 2 Tebet sebagai berikut :
Tabel 15 :Tabel nilai SHO SR
Nilai Acceptance Cluster 1 (%)

Nilai Acceptance Cluster 2 (%)

Parameter

Metode
Pengukuran

Telkomsel

Indosat

Axis

Telkomsel

Indosat

Axis

SHO SR

Drive test

100

100

100

100

100

100

Dari tabel diatas, nilai SHO SR dari ketiga operator baik di area cluster 1 maupun cluster 2
mencapai 100%, nilai ini telah memenuhi standar KPI, karena masih diatas nilai acceptance
yang diinginkan operator yaitu sebesar 99%.

Call Drop Rate


Untuk memperoleh nilai Call Drop Rate, digunakan data event dari hasil Drive test
benchmark mode dedicated. Berikut tabel acceptance dari Call Drop Rate:
Tabel 16 : Tabel Acceptance Drop Rate
Parameter

Metode Pengukuran

Nilai Acceptance

Drop Rate

Drive test

3.00%

14
Pengukuran langsung..., Erna Yuliawati, FT UI, 2013

Berikut sebagai contoh perhitungan CDR Telkomsel di Cluster 1 yaitu


Drop Call
x 100%
Call Establish

CDR

x 100%
=0
maka didapatkan nilai CDR sebagai berikut :
Tabel 17 :Tabel nilai CDR
Nilai Acceptance Cluster 1 (%)

Nilai Acceptance Cluster 2 (%)

Parameter

Metode
Pengukuran

Telkomsel

Indosat

Axis

Telkomsel

Indosat

Axis

CDR

Drive test

1.32

1.08

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa untuk area cluster 1, nilai CDR telah memenuhi standar
KPI karena sesuai dengan nilai acceptance yang diinginkan operator yaitu kurang dari 3.00%,
dimana Telkomsel mencapai nilai 0%, Indosat 1.32% dan Axis dengan nilai CDR 1.08%.
Untuk di area cluster 2, nilai CDR dari ketiga operator mencapai 0%, nilai ini telah memenuhi
standar KPI karena sesuai dengan nilai acceptance yang diinginkan operator yaitu kurang dari
3.00%.

Ringkasan
Berdasarkan perhitungan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
Cluster 1
Statistic

Cluster 2

Technology
TSEL

ISAT

AXIS

TSEL

ISAT

AXIS

99.99%

98.99%

93.56%

99.95%

98.27%

91.69%

84.07%

76.96%

47.45%

89.48%

80.80%

56.19%

0%

1.32%

1.08%

87.58%

87.46%

92.68%

20.85%

88.52%

93.32%

CSSR target KPI operator 98%

95.10%

97.70%

97.89%

100%

83.54%

100%

CCSR target KPI operator 98%

100%

98.68%

98.92%

100%

100%

100%

SHO SR target KPI operator 99%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

Coverage Category

3G

RSCP -95 dBM target KPI operator 95%


Quality

3G

EcNo -12 dBM target KPI operator 95%


CDR target KPI operator 3%
SQI 18 dBQ target KPI operator 96%
Capacity

3G

Keterangan Acceptance KPI Operator

OK

Gambar 7 : Ringkasan Hasil Drive Test Benchmark

15
Pengukuran langsung..., Erna Yuliawati, FT UI, 2013

NOK

Analisis
CPICH RSCP
Dari hasil analisa berdasarkan hasil drive test, untuk segi coverage, operator Axis yang
paling rendah nilai CPICH RSCPnya. Berikut merupakan alasan rendahnya nilai CPICH
RSCP Axis dan tindak lanjut yang harus dilakukan oleh Axis untuk meningkatkan nilai
CPICH RSCP :
1.

Sedikitnya jumlah site dari operator Axis dibandingkan operator Indosat dan Telkomsel,
untuk itu Axis harus melakukan penambahan site untuk meningkatkan nilai RSCP.

2.

Adanya obstacle berupa rumah tingkat mempengaruhi rendahnya nilai RSCP, untuk itu
perlu dibangun adanya BTS baru diarea yang ter-obstacle.

3. Overshoot site indoor untuk itu site indoor harus diturunkan powernya supaya
coveragenya tidak sampai keluar gedung.
4. Antena site terlalu Uptilt, untuk mengatasinya perlu dilakukan downtilt pada site yang
uptilt.
CPICHEc/No
Dari hasil analisa berdasarkan hasil drive test, untuk segi quality, operator Axis yang
paling rendah nilai Ec/Nonya. Berikut merupakan alasan rendahnya nilai Ec/No Axis dan
tindak lanjut yang harus dilakukan oleh Axis untuk meningkatkan nilai Ec/No :
1.

Overshooting, untuk mengatasi masalah overshoot perlu dilakukan downtilt pada site
yang overshoot.

2.

No Dominan Site, untuk mengatasi masalah no dominan site ini maka harus dibuat satu
site yang lebih dominan diantara site lainnya yaitu dengan mengubah azimuth (antenna
direction) dan tilting antenna.

SQI (Speech Quality Index)


Rendahnya nilai SQI dikedua cluster baik oleh operator Telkomsel, Indosat maupun axis
disebabkan oleh coverage, dimana terdapat beberapa spot yang nilai CPICH RSCPnya rendah
menyebabkan rendahnya nilai SQI. Selain itu masalah interference juga menjadi sebab
rendahnya SQI untuk itu perlu dilakukan penggantian frequensi sehingga site-site yang
mengcover suatu spot, frequensinya tidak berdekatan.
Disisi lain pilot pollution juga menjadi penyebab rendahnya SQI, dimana disuatu spot
tidak ada site yang dominant mengcover daerah tersebut sehingga menyebabkan CPICH

16
Pengukuran langsung..., Erna Yuliawati, FT UI, 2013

RSCP dan Ec/No nya turun dan menyebabkan jeleknya kualitas suara, sebagai solusinya
harus mengatur ulang azimuth (antenna direction) dan tilting antenna.

CSSR (Call Setup Success Rate)


Dari hasil drive test untuk cluster 1 baik oleh operator Telkomsel, Indosat maupun Axis
nilai CSSR nya masih kurang dari KPI yang diharapkan oleh operator, hal ini bisa disebabkan
karena coverage, dimana terdapat beberapa spot yang nilai CPICH RSCPnya rendah
menyebabkan gagalnya call setup sehingga nilai CSSR nya turun.

KESIMPULAN
Kondisi jaringan telekomunikasi di area Cluster 1 dan Cluster 2 pada bulan November
2012 berdasarkan standar parameter jaringan yang dipakai oleh operator yaitu
1. Hanya Axis yang belum memenuhi standar KPI CPICH RSCP yang diharapkan
operator yaitu 93.56% di cluster 1 dan 91.69% di cluster 2, sedangkan KPI yanga
diharapkan operator yaitu 95%
2. Nilai CPICH Ec/No dan SQI dari Telkomsel, Indosat dan Axis belum sesuai KPI yang
diharapkan operator baik di cluster 1 maupun cluster 2
3. Nilai SHO SR, CCSR dan CDR dari Telkomsel, Indosat dan Axis telah memenuhi
KPI yang diharapkan operator baik di cluster 1 maupun cluster 2
4. Nilai CSSR dari Telkomsel, Indosat dan Axis di cluster 1 belum memenuhi KPI yang
diharapkan operator karena kurang dari 98%, sedangkan untuk area cluster 2, hanya
Indosat yang belum sesuai KPI operator yaitu sebesar 83.54%.

Daftar Pustaka
[ 1 ]. Ericsson. 2005. Quick Guide to UMTS Drive Testing with TEMS Investigation.
[ 2 ]. Ericsson. 2005. WCDMA RAN Fundamentals.EAB/PVM Hans Beijner.
[ 3 ]. Kurniawan, Uke. 2006. Modul 12a. Standar CDMA2000 1x.Bandung :STTTelkom.
[4]. Laiho, Jaana, Achim Wacker dan Tomas Novosad. Radio Network Planning and
Optimisation for UMTS.John Wiley & Sons, Ltd. 2006.
[ 5 ]. Rachmawati, Yani. 2007. Analisis Pengaruh Admission Control pada
Performansi Jaringan UMTS. STT Telkom, Bandung.
[ 6 ]. Sudjai, Miftadi. UMTS W-CDMA.Bandung : STT Telkom.
[ 7 ]. Wardhana, Dhoan A.R. 2005. Analisa Pengaruh Pilot Pollution terhadap
Performansi Jaringan CDMA 2000-1x. STT Telkom, Bandung.
17
Pengukuran langsung..., Erna Yuliawati, FT UI, 2013

Anda mungkin juga menyukai